KONSEP TEORI
A. Definisi
C. Klasifikasi
1. Marasmus adalah penyakit yang timbul karena kekurangan
energi (kalori) sedangkan kebutuhan protein relatif cukup
2. Kwashiorkor adalah bentuk kekurangan kalori protein yang
berat, yang amat sering terjadi pada anak kecil umur 1 dan 3
tahun
3. Marasmik-kwashiorkor merupakan kelainan gizi yang
menunjukkan gejala klinis campuran antara marasmus dan
kwashiorkor
Klasifikasi KKP
Marasmus adalah penyakit yang timbul karena kekurangan energi (kalori) sedangkan kebutuhan
protein relatif cukup
Kwashiorkor adalah bentuk kekurangan kalori protein yang berat, yang amat sering terjadi pada
anak kecil umur 1 dan 3 tahun
Marasmik-kwashiorkor merupakan kelainan gizi yang menunjukkan gejala klinis
campuran antara marasmus dan kwashiorkor.
4. Manifestasi Klinis
8. Apatis
9. Kelaparan
5. Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,protein, atau keduanya tidak
tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan makanan, tubuh berusaha untuk mempertahankan
hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi, kemampuan tubuh untuk mempergunakan
karbohidrat,protein merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan,karbohidrat(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
kebutuhan tubuh untuk memepertahankan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah terjadi
kekurangan.
Akibat katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilakan asam amino yang akan
segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa lemak di pecah menjadi asam
lemak,gliserol,dan ketan bodies. Otot dapat memepergunakan asam lemak dan keton bodies,sebagai sumber
energi kalau kekurangan makanan ini
berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira
kehilangan separuh dari tubuh.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan laboratorium meliputi: albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, hb, ht, dan
ransferin.
c. Pemeriksaan radiologis
Penatalaksanaan
Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas
proteinnya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
b.Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
Penatalaksanaan setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
Pengkajian riwayat status social ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian
antrometri, kaji menivestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
Komplikasi
Infeksi
b.Kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung
Melabsorbsi
Gangguan metabolic
Penyakit ginjal menahun
Gangguan saraf pusat
Gangguan asupan vitamin dan mineral
Anemia gizi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a.
Identitas pasien:
Nama, alamat, umur, jemis kelamin, alamat dst.
Indentitas penanggung jawab
b. Keluhan utama
Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami bengkak pada kaki dan tangan,
kondisi lemah dan tidak mau maka, BB menurun dll.Ø
Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan, badan kelihatan
kurus dll.
c. Riwayat kesehatan;
1) Riwayat penyakit sekarang
f)c)Apakah pernah
Apakah adadimanan, oleh penurunan
mendapat pengobatan, siapa, kapan, jenis BB
obatnya.
d) Bagaimanan nafsu makan psien
d. Pengkajian fisik
1)
Inspeksi:
Meliputi observasi sistemik keadaan pasien sehubungan dengan status gizi pasien
meliputi :
a.Pemampilan umum pasien menunjukkan status nutrisi atau gizi pasien
b.Pada kwashiorkor; apakah ada edema, rambut rontok, BB menurun, muka seperti bulan.
c.Pada marasmus : badan kurus, atrofi otot, rambut kemerahan dan kusam, tampak siannosis, perut membuncit.
Palpasi
Pada marasmus terdapat tugor kulit yang jelek.
b.Pada kwashiorkor terdapat pembesaran hati.
e. Pemeriksaan diagnostik
1) Data
laboratorium;
– feses, urine, darah lengkap
–
– pemeriksaan albumin.
trombosit
Hitung leukosit,
– Hitung glukosa darah.
Analisa Data
No Data Fokus Problem Etiologi
2. DS :
Kelebihan volume Gangguan mekanisme
DO :
cairan regulasi
Terdapat edema diatas
ekstermitas atas dan bawah
Perut pasien buncit
Diagnosa keperawatan
Gangguan nutrisi s/d intake yang kurang ( protein )
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan inadekuatnya asupan cairan.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status metabolic
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.
Intervensi keperawatan
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan inadekuatnya intake makanan.
Intervensi:
5.Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit sesuai indikasi.
Rasional: Perawatan di rumah sakit memberikan kontrol lingkungan dimana masukan makanan dapat dipantau.
Intervensi:
1.Catat karakteristik muntah, awasi tanda vital, status membran mukosa, turgor kulit.
Rasional: Sebagai indikator inadekuatan volume sirkulasi.
2.Awasi masukan dan haluaran dan hubungkan dengan perubahan berat badan.
Rasional: Memberikan pedoman dalam pemberian cairan.
3.Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akurat.
Rasional: Mengganti cairan untukmasukankaloriyang berdampakpada keseimbangan elektrolit.
Intervensi :
1.Obervasi adanya kemerahan, pucat, ekskoriasi. Gunakan krim kulit 2 kali sehari
setelah mandi, pijat kulit, khususnya di daerah di atas penonjolan tulang.
Rasional: Melicinkan kulit dan menurunkan gatal. Pemijatan sirkulasi pada kulit, dapat meningkatkan tonus kulit.
Intervensi:
1.Pantau vital sign, perhatikan peningkatan suhu, takikardia dengan atau tanpa
demam.
Rasional: Peningkatan suhu tubuh, menandakan adanya proses inflamasi atau infeksi, oleh karena itu, membutuhkan
4. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai intervensi
Evaluasi
Masukan kalori, protein adekuat ditandai dengan peningkatan berat badan dan nafsu makan meningkat.
Haluaran urine adekuat.
Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, tidak menunjukkan adanya edema.
Kulit halus, elastisitas baik, rasa gatal hilang.
Suhu tubuh turun.
Pertumbuhan tidak terhambat, tidak ada perubahan pigmen pada rambut atau kulit.
Anak ceria, tidak apatis dan tidak cengeng.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilyn, E 2009. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih Bahasa: I Made Kariasi,
S.Kp. Ni Made Sumawarti, S.Kp. Jakarta: EGC.
Marimbi, Hanun 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika