Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI MANAJEMEN BENCANA : MANAJEMEN GIZI

Dosen Pembimbing : Sunarko, S.Pd., M.Med, Ed.

DISUSUN OLEH

ANIK HANDAYANI

P1337420717018

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG

2020
PERTEMUAN

Manajemen Gizi

Konflik sosial yang terjadi di beberapa daerah menimbulkan banyak masalah dalam

hidup dan kehidupan masyarakat. Hal ini membuka peluang munculnya bencana baru

seperti KLB penyakit tertentu. Masalah yang sering kali luput dari perhatian ialah

kecukupan gizi. Penurunan status gizi pasca bencana dapat terjadi akibat layanan

kesehatan terbatas, terputusnya jalur distribusi makanan serta sanitasi yang buruk.

Menyadari bahwa timbulnya gangguan ini dapat mengancam derajat kesehatan

masyarakat, beberapa upaya dapat dilakukan untuk menangulanginya. Ada beberapa

factor yang melatarbelakangi terjadinya masalah status gizi di pengungsian yaitu :

1. Jumlah pengungsi meningkat

2. Pengelolaan penyelenggaraan makanan untuk pengungsi tidak tepat

3. Memburuknya status gizi pengungsi

4. Keterbatasan tenaga gizi untuk pengungsi

Manajemen penanggulangan terkhusus untuk pemenuhan status gizi penyintas

bencana, perlu menjadi perhatian semua pihak. Khususnya kebutuhan nutrisi bayi,

balita, anak-anak, ibu hamil serta lansia yang rentan terserang penyakit pasca bencana

terjadi. Beberapa kondisi balita yang sering ditemui di tempat pengungsian terkait

dengan status gizi mereka seperti :


1. Marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk

makronutrien yang mencakup karbohidrat, lemak, dan protein. Ciri-cirinya

yaitu :

a. Anak sangat kurus

b. Wajah seperti orang tua

c. Cengeng dan rewel

d. Rambut tipis, jarang, kusam, berubah warna

e. Kulit keriput karena lemak di bawah kulit berkurang

f. Iga gambang

g. Bokong baggy pant

h. Perut cekung

i. Wajah bulat sembab

2. Kwarsiorkor yaitu kondisi kekurangan atau bahkan ketidaan asupan protein

yang dibutuhkan untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru. Ciri-cirinya

yaitu:

a. Rewel

b. Apatis

c. Rambut tipis, warna jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit

d. Kedua punggung kaki bengkak

e. Bercak merah kehitaman, di tungkai atau bokong

Analisa Penyebab Kekurangan Gizi

Kekurangan biasanya disebabkan oleh krisis ekonomi dan politik yang terjadi di

Negara tersebut sehingga menyebabkan negara tersebut mengalami beberapa masalah

seperti kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan untuk warganya, menurunnya

ketersediaan pangan di masyarakat dan semakin sempitnya lapangan pekerjaan yang


ada sehingga secara tidak langsung dapat menyebabkan ketersediaan pangan di setiap

rumah tangga menjadi berkurang, perawatan gizi untuk anak-anak dan ibu hamil

menurun dan juga akan menurunkan pelayanan kesehatan yang diberikan atau

didapatkan. Dan secara langsung juga dari maalah tersebut menyebakan asupan gizi

yang dikonsumsi masyarakat menurun dan mudah terkena penyakit infeksi sehingga

masyarakat akan mengalami masalah kekurangan gizi

Jalur pangan dan Gizi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi alur pangan dan gizi yaitu :

1. Faktor produksi

a. Lahan

b. Iklim

c. Saprodi / sarana produksi

d. Teknologi

2. Faktor daya beli

a. Lapangan pekerjaan

b. Pendidikan

c. Kemiskinan

Faktor produksi dapat mempengarahi produksi pangan dan penentuan untuk

import pangan dari luar untuk di distribusikan dan menjamin ketersediaan pangan di

paaar. Faktor daya beli mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat terhadap

ketersediaan pangan di pasar. Dengan tersedianya pangan di paar akan tercukupi juga

ketersediaan pangan di rumah tangga yang dapat dikonsumsi oleh setiap rumah

tangga sehingga gizi yang dibutuhkan tercukupi dan status gizi dalam keadaan baik.

Apabila status gizi baik dan gizi tercukupi maka akan meningkatkan status kesehatan

masyarakat.
Konsep kerja SKPG ( sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi)

Cara kerja SKPG meliputi dua hal yaitu

1. Preventif yaitu tindakan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi

kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.. Tindakan ini di bagi

menjadi tiga tahap :

a. Sangat dini dimulai saat terjadinya krisis ekonomi dan kegagalan dalam

produksi pangan

b. Cukup dini dimulai ketika pendapatan masyarakat mulai menurun dan

ketersediaan pangan di masyarakat mulai berkurang

c. Kurang dini dimulai ketika daya beli masyarakat yang sudah menurun

terhadap pangan dan ketersediaan kebutuhan pangan di setiap rumah

tangga berkurang

2. Kuratif adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,

pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau

pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal

mungkin. Tindakan ini dimulai ketika masyarakat sudah mengalami

kekurangan asupan gizi atau aat masyarakat sudah mengalami masalah kurang

gizi.

Untuk itu perlu dilakukan manajemen gizi di tempat pengungsian, hal ini

bertujuan untuk mencegah memburuknya dan meningkatkan status gizi masyarakat

ditempat pengungsian, terpantaunya status gizi, terselenggaranya pelayanan gizi, dan

terciptanya koordinasi baik lintas program maupun sektor.

Strategi

1. Profesionalisme tenaga lapangan

2. Intervensi gizi berdasarkan tingkat kedaruratan


3. Surveilans gizi

4. Koordinasi lintas program/sektor

5. Pemberdayaan pengungsi

6. Koordinasi dengan pelayanan kesehatan lokal

Sasaran : Seluruh masyarakat pengungsi (terutama balita, bumil, buteki, usila)

Prinsip penanggulangan

1. Menentukan kebutuhan pangan, sesuai

2. standar kecukupan gizi

3. Diusahakan untuk menggunakan

4. bahan pangan setempat.

5. Sistem distribusi melibatkan keluarga

6. untuk menyiapkan makanannya sendiri

7. Menjalin koordinasi dengan program

8. dan sektor

9. Melibatkan secara aktif tenaga Ahli Gizi

Kegiatan

1. Tahap penyelamatan

Fase I : pemberian makanan jadi, pendataan awal, dapur umum

Fase II : surveilans, menentukan strategi intervensi, merencanakan kebutuhan

pangan, menyediakan ransum

2. Tanggap darurat

a. Surveilans

b. Menyelenggarakan pmt sesuai dengan ketentuan

c. Penyuluhan

d. Pemantauan
e. Modifikasi intervensi sesuai tingkat kedaruratan

Bentuk bantuan

1. Memberikan makanan (wet ration)/ransum basah) yang dimasak di dapur

umum, dan langsung dimakan. Setiap sasaran harus datang, setiap kali makan,

setiap hari.

2. Memberikan bahan pangan mentah untuk dibawa pulang (dry ration)/ransum

kering, dimasak dan dimakan di rumah. Bahan pangan biasanya diberikan

sekali untuk satu minggu.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada pengungsi

1. PMT Darurat

a. Setiap orang (tidak membedakan umur, sex) menerima jumlah yang sama

(2100 Kkal/hari).

b. Diberikan dalam bahan pangan dengan nilai gizi seimbang dan dapat

diterima oleh anak dan kelompok resiko lain.

c. Diusahakan memberikan bahan pangan sesuai dengan kebiasaan

d. Terdiri dari 17% lemak dan 10-12% protein (dari total enersi).

e. Harus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.

2. Pmt Darurat Terbatas

a. Bertujuan menurunkan prevalensi Gizi Kurang dan kematian pada balita

dan kelompok risiko lain.

b. Memberikan makanan tambahan kepada kelompok kurang gizi.

c. Tetap memberikan makanan tambahan kepada kelompok resiko tinggi

d. Perlu dilakukan identifikasi kelompok risiko dan status gizi.


3. Pmt Terapi

a. Bertujuan menurunkan kematian pada bayi dan balita dengan gizi buruk.

b. Dapat dilakukan di rumah sakit, klinik dan feeding center yang secara

khusus disiapkan.

c. Merupakan bagian dari Tatalaksana Gizi Buruk.

Tujuan Surveilens Gizi Darurat

1. Menyediakan informasi yang diperlukan bagi perencanaan pengadaan bahan

makanan bagi pengungsi

2. Menyediakan informasi yang diperlukan bagi penentuan dan perencanaan

intervensi sesuai dengan kondisi pengungsi

3. Memberikan informasi tentang perkem- bangan keadaan gizi dan pertumbuhan

balita dari waktu ke waktu secara teratur

4. Memberikan informasi yang diperlukan untuk evaluasi efektivitas intervensi

dan masih perlu atau tidaknya program intervensi dilanjutkan


Soal manajemen Gizi

Tsunami yang terjadi di daerah banten mengakibatkan banyak warga yang kehilangan harta

benda dan juga rumah mereka, dua minggu pasca terjadinya tsunami tersebut banyak warga

yang masih bertahan ditempat pengungsian. Pada saat tim kesehatan datang untuk cek

kondisi kesehatan mereka banyak ditemukan anak balita dengan kondisi yaitu penurunan

berat badan dan nafsu makan, rewel. Untuk mengatasi hal tersebut maka tindakan yang

dilakukan oleh tim kesehatan adalah ?

a. Mendorong orang tua untuk menyuapi anak dan menemani anak ketika makan

b. Melaporkan ke dinas kesehatan setempat

c. Memberikan makanan yang disukai oleh anak

d. Memantau perkembangan anak setiap hari

e. Memberikan diet yang tepat terkait masalah yang dialami

Jawab :

a. Mendorong orang tua untuk menyuapi anak dan menemani anak ketika makan

Anda mungkin juga menyukai