Anda di halaman 1dari 3

Resume Materi Unreconcile Data Eksplorasi Pengeboran Batubara

Unreconcile data merupakan suatu tahap untuk memastikan pengambilan data eksplorasi
dilakukan dengan benar sehingga meminimalisir error yang masuk ke dalam database.
Tahap ini diterapkan pada beberapa proses pengambilan data yaitu :
a. Unreconcile Data Singkapan
• Lakukan pemetaan lokal jika terdapat singkapan di sekitar area pengeboran.
• Informasi yang dicatat berupa sketsa penampang, sketsa lateral, log stratigrafi,
deskripsi singkapan, kedudukan lapisan serta foto.
b. Unreconcile Data Pengeboran
• Lakukan korelasi titik bor yang menggambarkan penampang dan bentuk sebaran
lateralnya.
• Mengkorelasi antar titk dengan mempertimbangkan key bed utama dan ketebalan
interburden antar seam.
• Setiap kemajuan pengeboran diinput secara harian ke dalam minescape untuk
dilakukan korelasi.
• Interval seam progres yang diinput berasal dari interval pengeboran dan apabila
tersedia data log geofisika maka mengacu pada data rekaman tersebut
• Mempertimbangkan thick ratio dan SR pit optimasi dalam menentukan target
kedalaman seam.
c. Unreconcile Data Log Geofisika
• Data log geofisika wajib dimiliki tiap titik pengeboran kecuali untuk titik dengan
kondisi core yang solid (tidak ada core loss).
• Identifikasi grafik geofisika dilakukan terhadap jenis litologi pada core.
• Jika terdapat perbedaan kontak batubara pada gamma ray, long density dan short
density maka dilakukan pengecekan terhadap core batubara.
• Kalibrasi alat log geofisika.
- Dilakukan kalibrasi secara periodik, maksimal 1 bulan sekali.
- Lubang kalibrasi adalah lubang fullcoring yang menggambarkan kondisi batubara,
ketebalan, litologi pengapit dan kedalaman interval.
- Lubang kalibrasi merupakan lunbang dengan keterdapatan batubara dangkal (<55
m) dan dalam (55 – 150 m).
- Kalibrasi dilakukan dengan membandingan lubang fullcore dan alat geofisika log
yang valid.
• Dilakukan P2H di awal shift pada alat log geofisika.
• Posisi awal kepala probe pada kegiatan logging harus sesuai dengan elevasi tanah dan
posisi akhir harus sama seperti di awal.
• Kaliper harus dipastkan berfungsi dengan baik agar sisi source, receiver dan gamma
ray menempel ke dinding batuan yang direkam.
• Dilakukan perbandingan log geofisika dengan tebalan core batubara hingga coal
recovery tidak lebih kecil dari 95%.
• Hasil rekaman log geofisika menggunakan satu parameter log geofisika sebagai dasar
koreksi coal recovery.
• Jika coal recovery kurang dari 95% maka dilakukan pengeboran ulang (akibat core
loss) atau dilakukan well logging saja jika tidak ada core loss.
d. Unreconcile Data Log Bor
• Informasi litologi pada kolom log stratigrafi digambarkan dengan symbol-simbol
untuk menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
• Dilakukan deskripsi jelas pada sampel cutting dan core sehingga dapat
menggambarkan kondisi yang sebenar-benarnya.
• Kop log bor diisi sesuai standar log bor.
• Terdapat informasi list sampel yang sesuai dengan yang tertulis di kartu sampel.
• Penanganan core batubara.
- Sampel core batubara diletakan di core split atau core box yang bersih.
- Pastikan core box berada diposisi yang aman dari potensi gangguan eksternal.
- Jika coal recovery < 95% maka dilakukan re-drill dengan mempertimbangkan
biaya dan kecukupan data.
• Rekonsiliasi terhadap log geofisika.
- Dilakukan rekonsiliasi data hasil core dengan e-log untuk menghitung coal
recovery.
- Tolerasnsi coal recovery adalah ≥ 95%.
- Data log geofisika digunakan untuk menentukan dan mengontrol interval
batubara, ketebalan dan interbuden antar lapisan batubara.
e. Unreconcile Conto Batubara
• Sampel batubara tidak boleh terkontaminasi oleh apapun.
• Pastikan posisi roof dan floor sesuai sampai diletakkan pada core split.
• Kedudukan sampel harus sesuai dengan kedudukan batubara pada data logging.
• Pastikan list sampel sesuai dengan log bor sebelum dikirim ke laboratorium.
• Pengiriman sampel maksimal 2x24 jam dari keluarnya core dari lubang bor,
f. Unreconcile Data Survey
• Alat survey dikalibrasi maksimal 6 bulan untuk pengukuran kordinat actual.
• Pastikan system koordinat yang digunakan sama pada tiap titik di satu area
pengeboran.
• Pengukuran menggunakan alat survey dengan akurasi 3” dan memiliki informasi x,y,z.
• Dilakukan rekonsiliasi jarak antara koordinat plan dan koordinat actual pada hasil
pengukuran terhadap jarak pergeseran oleh wellsite di lapangan. Dilakukan
pengukuran ulang jika terjadi perbedaan yang signifikan.
• Berikan informasi beda tinggi terhadap topografi original apabila titik bor terletak di
permukaan cut/fill.
• Jika topografi tidak original dengan beda tinggi +/- 1,5 m, dilakukan situasi topografi
sekitar titik bor.

g.

Anda mungkin juga menyukai