Dalam tahap eksplorasi pengeboran yang pertama kali dilakuakan yaitu melakukan (open
hole) pada satu titik yang dinamakan pilot hole, dimana lubang ini berfungsi untuk
mengetahui batuan penyusun pada lokasi bor tersebut sekaligus sebagai data awal dalam
memperkirakan letak kedalaman bahan galian yang akan ditambang. Open hole
menghasilkan pecahan batuan dan lumpur yang terbawa keluar permukaan karena terbawa
oleh air yang keluar dari lubang bor. Keluarnya air dari lubang bor tersebut dikarenakan
adanya tekanan dari pompa air yang di alirkan menuju lubang bor sehingga kepingan-
kepingan batuan terangkat ke permukaan. Dan setelah itu menentukan lokasi yang sesuai
setelah melakukan perencanaan ditahap eksplorasi.
Hal-hal berikut ini patut diperhatikan dalam pengambilan contoh (sample) :
· Lokasi pengambilan contoh harus dicatat ataupun dimasukkan ke dalam peta secara
tepat.
· Kalau memakai metode paritan (channel sampling), maka lebar dan kedalaman parit
tersebut diusahakan uniform.
· Lebar dari setiap contoh (sample width) harus selalu dicatat.
· Permukaan batuan yang akan diambil contohnya harus bersih dan segar.
3. Dalam proses pemboran terdapat istilah core recovery, lalu bagaimanakah cara mengihtung
core recovery itu?
Core recovery adalah perbandingan antara masuknya core barel pada pada lubang bor dengan
panjang inti batuan yang tertangkap oleh core barel tersebut, misalnya core barel masuk
sepanjang 1.50 m tetapi inti batuan yang tertangkap hanya 1.35 m maka untuk menghitung core
recovery-nya yaitu dengan cara panjang inti bore yang tertangkap dibagi dengan panjang
masuknya core barel ; 1.35 m / 1.50 m x 100 % = 90 %.
Pada suatu eksplorasi pemboran batubara umumnya sulit untuk mencapai core recovery 100 %.
Tetapi untuk mendapatkan hasil data yang baik maka core recovery jangan kurang dari 90 %,
apabila core recovery kurang dari 90 % maka kevaliditasian data kurang baik sehingga harus
melakukan mengeboran ulang atau redrill