Anda di halaman 1dari 9

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan MANAJEMEN PUSKESMAS KABUPATEN BULUNGAN

Angkatan X
Nama Mata Pelatihan
Manajemen Sumber Daya Manusia
(materi)
Nama Peserta  Jesita Palimbong
Nomor Daftar Hadir  19
Lembaga Penyelenggara UPTD Bapelkes Prov. Kaltim
Pelatihan
• Pokok pikiran:
A. Dasar Hukum Perencanaan SDM :
1. UUD tahun 1945 (Pasal 28 ayat1)
2. UUD nomor 36 tahun 2019 tentang kesehatan.
3. UUD nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
4. Permenkes RI nomor 33 tahun 2015 tentang pedoman penyusunan
kebutuhan SDM Kesehatan.
5. Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Standart ketenagaan Minimal
di Puskesmas.
6. Permenkes nomor 43 tahun 2017 tentang Penyusunan formasi Jabatan
Fungsional Kesehatan.
B. Tujuan penyelenggaraan system SDM  Tersedianya SDM Kesehatan yang
kompeten sesuai kebutuhan SDM yang terdistibusi secara adil dan merata
serta didayagunakan secara optimal.

C. Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan


Yaitu suatu proses sistematis dalam upaya menetapkan jumlah dan kualifikasi
SDM Kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi suatu wilayah dalam
rangka mencapai pembangunan Kesehatan.
Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan disusun secara periodic, yaitu
jangka pendek, menengah, dan jangka Panjang.
1. Manfaat dari perencanaan SDM bagi organisasi
a. Manfaat bagi Institusi
b. Manfaat bagi wilayah

Penyusunan rencana kebutuhan SDM Kesehatan berdasar institusi terdiri


dari dua metode yaitu metode Analis Beban Kerja dan metode standart
ketenagaan minimal.

2. Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan Berdasarkan Standart


Ketenagaan Minimal.
Data yang diperlukan dalam perhitungan perencanaan kebutuhan di
Puskesmas berdasarkan standart ketenagan minimal sebagai berikut :
a. Data jenis dan jumlah SDMK yang ada
b. Informasi klasisikasi puskesmas
c. Informasi standart ketenagaa minimal di Puskesmas ( sesuai dengan
Permenkes no 43 tahun 2019.
3. Jenis tenaga berdasarkan standart ketenagaan minimal berdasarkan
Permenkes nomor 43 tahun 2019 yaitu:
a. Tenaga Kesehatan :
1) Dokter atau dokter layanan primer
2) Dokter Gigi
3) Perawat
4) Bidan
5) Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
6) Tenaga Sanitasi Lingkungan
7) Nutrisionist
8) Tenaga Apoteker dan atau tenaga teknis kefarmasian.
9) Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
b. Tenaga Non Kesehatan :
1) Tenaga system informasi Kesehatan
2) Tenaga Administrasi Keuangan
3) Tenaga Ketatausahaan
4) Pekarya
4. Perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan ABK
a. Menetapkan Fasyankes dan Jenis SDMK
b. Menetapkan Waktu kerja tersedia (WKT)
c. Menetapkan komponen Beban Kerja ( tugas pokok dan tugas
penunjang)
d. Menghitung Standart Beban Kerja
e. Menghitung Standart Tugas Penunjang (STP) dan faktir Tugas
Penunjang (FTP)
f. Menghitung kebutuhan SDMK

5. Mekanisme penyusunan Dokumen perencanaan Kebutuhan SDMK


Sesuai dengan Permenkes no 33 Tahun 2015, bahwa perhitungan
kebutuhan SDMK wajib dilaksanakan oleh fasilitas Kesehatan dibawah
koordinasi :
a. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk Faskesdi tingkat Kabupaten
b. Dinas Kesehatan Provinsi untuk Faskes di Wilayah provinsi
c. Kementrian Kesehatan untuk faskes yang merupakan Unit Pelaksana
teknis di Lingkungan Kementrian Kesehatan.

6. Peningkatan Kompetensi SDM Kesehatan


Pengembangan SDM adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan
kapasitas SDM agar bisa menjadi sumber daya yang berkualitas baik dari
segi pengetahuan, keterampilan bekerja, tingkat profesionalisme yang
tinggi dalam bekerja agar bisa mneingkatkan kemampuan untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan dengan baik.
7. Tujuan pengembangan SDM untuk :
a. Memutakhirkan keahlian seorang Individu sejalan dengan perubahan
teknologi, memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif
menggunakan teknologi-teknologi baru.
b. Mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi
kompeten dalam pekerjaan.
c. Membantu memecahkan persoalan operasional
d. Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi
e. Memberikan kemampuanyang lebih tinggi dalam melaksanakan tugas
dalam bekerja.
f. Meningkatkan tingkat profesionalisme para SDM.

Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku seoarang


PNS yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan dalam melaksanakan tugas
jabatannya. SDM Kesehatan harus memiliki :
1. Kompetensi Teknis : adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati dan dikembangkan yang spesifik berkaitan denghan
bidang teknis jabatan.
2. Kompetensi Manajerial : adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpindan/atau mengelola unit organisasi
3. Kompetensi Sosialkultural: adalah adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama,
suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral,
emosi dan prinsip, yang haris dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.

Pengembangan Kompetensi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi


sesuai dengan standart kompetensi jabatan dan rencana pengembangan karier
serta untuk meningkatkan kinerja oranisasi.

Kegiatan pengembangan kompetensi bagi SDMK dilakukan berbagai tahapan


sebagai berikut :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi

D. Pengorganisasian SDM Puskesmas


Organisasi Puskesmas menurut permenkes 43 tahun 2019, terdiri dari :
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala Sub bagian Tatausaha
Pengorganisasian adalah Langkah untuk menetapkan , menggolongkan, dan
mengatur berbagai macam kegiatan,mentapkan tugas-tugas pokok, wewenang
dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staff dalam rangkai
mencapai tujuan oraganisasi.

B. Penerapan
Rencana Kebutuhan SDM di Kabupaten Bulungan dilakukan dengan
menggunakan Aplikasi renbut SDM versi 4,0. Dari kementrian Kesehatan.
Di awali dengan Analisa Jabatan dan disetiap Faskes dan juga tingkat
Kabupaten di Dinas Kesehatan.
Setelah setiap faskes membuat Analisa Jabatan, kemudian setiap Jabatan
yang sudah dibuat dibuatkan Analisa Beban Kerja per setiap Jabatan dengan
melakukan wawancara langsung ke setiap pemangku jabatannya.
Contoh : Jabatan Perawat, ada beberapa Analisa jabatan yaitu Keterampilan
dan Keahlian.
1. Keterampilan :
a. Perawat terampil
b. Perawat Mahir
c. Perawat Penyelia

2. Keahlian :
a. Perawat Ahli Pertama
b. Perawat Ahli Muda
c. Perawat Ahli Madya
Jenis Aset BMN/BMD, meliputi :
1. Barang yang dibeli dari APBN/APBD
2. Barang yang diperoleh dari lainnya yang sah, seperti : Barang HIbah, Barang dari Perjanjian kontrak, Barang yang
diperoleh sesuai dengan peraturan perundang-undangan
3. Barang dari putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

Pejabat Pengelola BMN adalah Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara Pejabat Pengelola BMD adalah
Gubernur/Bupati/Walikota.

Pengelolaan BMN/BMD, meliputi :


1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran
2. Inventaris, yang terdiri dari :
a. Pengadaan
b. Penggunaan
c. Pemanfaatan
d. Pengamanan dan Pemeliharaan
e. Penilaian
f. Pemindahtanganan
g. Penjualan
h. Tukar-menukar BMN
i. Hibah
j. Penghapusan
k. Penatausahaan
l. Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian
m. Pengawasan dan Pengendalian
Sistem Pengelolaan BMN :
Integrasi sistem pengelolaan BMN dan Sistem Anggaran merupakan amanat PP 27 Tahun 2014 tentang
pengelolaan BMN/BMD.

Sistem Pengelolaan BMD :


Sasaran strategis yang harus dicapai adalah :
1. Terwujudnya ketertiban administrasi mengenai kekayaan daerah
2. Terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan aset daerah
3. Pengamanan aset daerah
4. Tersedianya data/informasi yang akurat mengenai jumlah kekayaan daerah.

Strategi optimalisasi pengelolaan BMD, meliputi :


1. Identifikasi dan inventarisasi nilai dan potensi aset daerah
2. Adanya sistem informasi manajemen aset daerah
3. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan aset
4. Melibatkan berbagai Profesi yang terkait seperti auditor internal dan appraisal (penilai).

B. Penerapan
Memahami tentang Manajemen Aset dan menerapkan di Puskesmas dalam Pengelolaan BMN/BMD, barang
hibah, dan barang lainnya yang diperoleh secara sah.

Anda mungkin juga menyukai