Anda di halaman 1dari 9

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT BETHESDA GMIH TOBELO

NOMOR:

TENTANG

KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA


RUMAH SAKIT BETHESDA GMIH TOBELO

DIREKTUR RUMAH SAKIT BETHESDA GMIH TOBELO


Menimbang :a. Bahwa agar tersedia sumber daya manusia yang kompeten
dalam memberikan pelayanan di RS. Bethesda GMIH Tobelo,
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
RS. Bethesda GMIH Tobelo, sebagai landasan dalam
merencanakan dan melakukan pembinaan terhadap Sumber
Daya Manusia.

b. Agar tersedia Sumber Daya Manusia yang kompeten dalam


memberikan pelayanan dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya Kebijakan Direktur sebagai landasan dalam
merencanakan dan melakukan pembinaan terhadap Sumber
Daya Manusia.

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 188 tahun 2005 tentang
Sumber Daya Manusia.
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 81 tahun 2004, tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan.
4. Keputusan Tentang Standar Profesi Tenaga Kesehatan.
5. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.
6. Buku Peraturan Perusahaan RS. BETHESDA GMIH TOBELO.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama :KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH SAKIT BETHESDA
GMIH TOBELO

Kedua : Kebijakan tentang Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud


dalam Diktum pertama tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Ketiga : Kebijakan tentang sumber daya manusia sebagaimana dimaksud


dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam merencanakan
dan melakukan pembinaan Sumber Daya Manusia.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tobelo
Lampiran :
Keputusan Direktur :
Nomor :
Tanggal :

TENTANG
KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA
RUMAH SAKIT GMIH TOBELO

PASAL I
KETENTUAN UMUM
1. Pengaturan Sumber Daya Manusia mengacu kepada Visi, Misi, serta Budaya
RS. Bethesda GMIH Tobelo.
2. Pengaturan Sumber Daya Manusia memperhatikan Rencana Strategi (Renstra)
RS. Bethesda GMIH Tobelo.
3. Memperhatikan dengan baik setiap keputusan Yayasan RS. Bethesda GMIH
Tobelo.
4. Pengaturan Sumber Daya Manusia RS. Bethesda GMIH Tobelo mengacu pada
mutu pelayanan dan Keselamatan Pasien.
5. Sumber Daya Manusia meliputi Staf Klinis maupun Non Klinis.
6. Sumber Daya Manusia yang berkualitas didapatkan melalui perencanaan,
rekruitmen, program orientasi, pengembangan melalui penilaian kinerja serta
Diklat, pemberian gaji dan tunjangan, dan tunjangan kesejatraan pegawai.

PASAL II
TUJUAN KHUSUS

1. Dalam perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia dapat dipakai


untuk menetapkan persyaratan mengenai pendidikan, ketrampilan, dan
pengetahuan, persyaratan lain serta penetapan mengenai uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Rumah sakit terus mengembangkan proses evaluasi dan penetapan staf.
3. Pengetahuan dan ketrampilan staf klinis disesuaikan dengan kebutuhan
pasien, jenis pelayanan yang disediakan dan teknologi yang digunakan.
4. Pengetahuan dan ketrampilan Non klinis terus dievaluasi untuk kebuhan
rumah sakit serta persyaratan jabatan.
5. Rencana kebutuhan Sumber Daya Manusia dikembangkan bersama oleh
para pimpinan dengan menetapkan jumlah-jumlah, jenis, dan kualifikasi
staf yang diinginkan.

PASAL III
RUANG LINGKUP

1. Pola ketenagaan disusun dan ditetapkan berdarkan jumlah, jenis, ketrampilan,


pengetahuan dan persyaratan lainnya yang dibutuhkan di setiap unit kerja dan
dievaluasi minimal satu tahun sekali dengan memperhatikan hal-hal sebagi
berikut:
a. Pengaturan penempatan kembali dari satu unit layanan ke unit layanan
karena alas an kopetensi, kebutuhan pasien atau kekurangan staf dengan
mempertimbangkan nilai-nilai, kepercayaan dan agama staf.
b. Standar kompetensi (pendidikan, ketrampilan, pengetahuan dan
persyaratan lainnya) ditetapkan dan mengacu kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta dievaluasi secara terus menerus
minimal tiga tahun sekali.
2. Setiap staf klinis wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin
Praktek (SIP) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Setiap Sumber Daya Manusia yang bekerja di rumah sakit atau non pegawai
rumah sakit yang mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan wajib
memiliki uraian tugas terkini yang mencankup tentang tugas, tanggung jawab
dan wewenang yang berlaku, kepada:
a. Staf klinis yang memiliki tugas ganda (klinisi dan manajerial)
b. Staf klinis Non Pegawai rumah sakit yang memiliki keahlian khusus dan
diperlakukan rumah sakit yang bersifat sementara/tamu.
c. Staf klinis yang sedang melaksanakan tugas belajar, tidak diberi
kewenangan klinis/berpraktek mandiri sebelum mendapat penugasan yang
sah.
d. Staf klinis tertentu yang memiliki uraian tugas mengacu kepada uraian
tugas yang diatur oleh Undang-Undang, maka akan ditambahkan uraian tugas
yang spesifik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab di rumah sakit.
PASAL IV
PERENCANAAN PEMENUHAN KEBUTUHAN STAF

1. Perencanaan kebutuhan SDM dilakukan berdasarkan perencanaan


strategi/Rensra dan Rencana Kerja Anggran/ RKA dituangkan dalam
Penyusunan Pola Ketenagaan yang disusun oleh setiap kepala unit pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, direvisi dan dilakukan
pembaharuan satu tahun sekali yang telah mendapat penempatan direktur.
2. Pelaksanaan pemenuhan kebutuhan staf melalui proses rekrutmen secara
terkoordinasi, terpusat, seragam dan efisien.
3. Proses seleksi dilakukan berdasarkan kualifikasi pendidikan, ketrampilan,
pengetahuan dan persyaratan lain disertai penetapan uraian tugas, tanggung
jawab dan wewenang sesuai peraturan perundang-undangan.
4. Pengaturan penempatan dan penempatan kembali staf mempertimbangkan
aspek kompetensi, kekurangan staf, kebutuhan pasien termasuk nilai-nilai
pribadi, kepercayaan dan agama.

PASAL V
PROSES KREDENSIAL
1. Proses verifikasi pendidikan, tanda registrasi, ijin praktek,
pengalaman/referensi kerja dari sumber utama/ primer dilakukan sebelum
pengangkatan.
2. Setiap Staf Klinis baru dilakukan proses kredensial dari Komite Profesional
Pemberi Asuhan terkait untuk mendapatkan rekomendasi Rincian
Kewenangan Kinis (RKK).
3. Direktur mengeluarkan Surat Penugasan Klinis (SPK) kepada setiap staf Klinis
berdasarkan rekomendasi Rincian Kewenangan Klinis (RKK) dari Komite
Profesional Pemberi Asuhan terkait. Dalam kondisi tertentu maka direktur
dapat mengelurkan Surat Penugasan Klinis bagi konsultan/ dokter mita yang
keahliannya sangat dibutuhkan oleh Rumah Sakit.
4. Staf Klinis yang belum mendapat kewenangan secara mandiri, dapat
melaksanakan praktek klinis dengan dilakukan pengawasan/supervise yang
ditunjuk dan didokumentasikan di arsip kredensial individu tersebut.
5. Penugasan awal Staf Klinis diberikan setelah melalui proses kredensial san
secara rutin dilakukan rekredensial setiap tiga tahun sekali. Rekredensial dapat
dilaksanakan sesuai kebutuhan untuk hal-hal tertentu terkait penempatan
ulang, penambahan kompetensi atau pengurangan oleh karena tindakan
tersebut.
6. Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien dilakukan
Monitoring dan evaluasi mutu praktek professional berkelanjutan, etik dan
disiplin staf klinis dengan melaksanakan secara seragam avaluasi praktik
professional berkelanjutan (OPPE) dan terfokus (FPPE) yang dilaksanakan
setiap enam bulan sekali sebagai sarana evaluasi kinerja profesional yang akan
digunakan sebagai data objektif dalam keputusan terkait kelanjutan,
pembatasan atau penghentian kewenangan klinis.

PASAL VI
ORIENTASI
Setiap staf Klinis, Non Klinis, Staf Kontrak, pada saat diterima bekerja akan
diberi orientasi:
1. Orientasi Umum dilakukan oleh bagian SDM bekerjasama dengan bagian
Diklat dengan materi orientasi tentang rumah sakit, mutu, keselamatan
pasien, serta pencegahan dan pengendaliaan infeksi.
2. Orientasi khusus yang dilakukan oleh setiap kepala unit layanan tentang
unit kerja, uraian tugas dan tanggung jawab seta kewenangan dalam
pekerjaannya.
3. Staf magang dan peserta didik, proses pemberian orientasi melalui Diklat.

PASAL VII
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia berupa pendidikan dan latihan baik


di dalam maupun di luar termasuk pendidikan profesi berkelanjutan
dilaksanakan secara berkelanjutan melalui bagian Diklat .
2. Sumber data program pendidikan dan pelatihan staf dapat menggunakan
berdasar:
a. Hasil kegiatan mutu dan keselamatan
b. Monitor program manajemen fasilitas
c. Penggunaan teknologi medis baru
d. Ketrampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui evaluasi
e. Prosedur klinis baru
f.Rencana memberikan layanan di kemudian hari
3. Staf yang telah selesai mengikuti pendidikan digunakan menjadi dasar
untuk penempatan kembali staf sesuai pola ketenagaan yang telah
ditetapkan.
4. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar atau tekhnik Resusitasi Jantung Paru Dasar
untuk setiap staf dan Bantuan Hidup Tingkat Lanjut untuk tim Kode Biru
merupakan Pelatihan Wajib dan diulang minimal dua tahun sekali.

PASAL VIII
EVALUASI KINERJA STAF

1. Penilaian/ evaluasi kinerja Staf dilaksanakan secara seragam untuk


menjamin kontinuitas kompetensi sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
2. Hasil evaluasi kinerja staf digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
program rekrutmen, promosi, mutasi atau demosi.
3. Evaluasi Kinerja terbagi menjasi dua:
a. Evaluasi Kinerja Umum dilaksanakan oleh bagian SDM minimal satu
tahun sekali
b. Evaluasi Kinerja Khusus dilaksanakan oleh Komite pemberi asuhan
terkait setiap enam bulan sekali sebagai sarana evaluasi kinerja
professional yang akan digunakan sebagai data objektif dalam
keputusan terkait kelanjutan, pembatasan atau penghentian
kewenangan klinis.

PASAL IX
FILE KEPEGAWAIAN
1. Rumah sakit melalui bagian SDM menyediakan dan memelihara file
kepegawaian untuk setiap staf dan selalu diperbaharui serta dijaga
kerahasiaannya.
2. Dokumen file kepegawaian memuat kualifikasi pendidikan, pelatihan,
kopetensi, uraian tugas, proses rekutmen, Rekomendasi Rincian
Kewenangan Klinis/ RKK dan Surat Penugasan Klinis/ SPK, riwayat
pekerjaan , hasil evaluasi dan penilaian kinerja, dan salinan sertifikasi
pelatihan.
PASAL X.
PROGRAM KESEHATAN KARYAWAN
Program kesehatan dan keselamatan ditetapkan secara komprehensif
dalam rangka menjamin dan melindungi kesehatan staf/ karyawan,
mengurangi risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan,
kepuasan dan produktifitas staf untuk menunjang mutu dan
keselamatan, meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan
a. Pada proses seleksi calon karyawan.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala.
c. Pemeriksaan kesehatan khusus untuk hal-hal tertentu, atas
rekomendasi dokter karyawan:
1) Staf yang tidak dapat melanjutkan pekerjaan karena
status kesehatannya.
2) Staf teridentifikasi adanya gejala suatu penyakit yang
berbahaya bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan
kerja.
2. Jaminan kesehatan staf berupa layanan rawat jalan, gawat darurat,
rawat inap, pemeriksaan diagnostik, dan pengobatan atau
pemeriksaan rujukan.
3. Tindakan preventif berupa : vaksinisasi dan imunisasi untuk staf
yang bekerja di area berisiko tinggi.
4. Pengobatan untuk penyakit akibat kerja.
5. Konseling dan tindak lanjut terhadap staf yang terpapar penyakit
infeksius.

PASAL XI
PROGRAM RETENSI KARYAWAN

Mempertahankan staf yang bermutu dan kompeten dalam mendukung proses


pengembangan staf yang berkelanjutan, dilaksanakan program yang berkaitan
dengan retensi:
1. Keseragaman proses dalam rekrutmen dan pengangkatan
2. Pengembangan dan pendidikan berkelanjutan staf.
3. Penghargaan masa kerja karyawan
4. Kegiatab Gathering karyawan dan keluarga.
5. Penyediaan seragam kerja karyawan setiap tahun.
6. Penghargaan Unit Terbaik.
7. Remenurasi dalam bentuk Merit system.
8. Menyediakan koperasi simpan pinjam karyawan.
9. Menyediakan sarana olah raga/ Gedung Olah Raga.

Anda mungkin juga menyukai