Learning Journal MPD 2 “Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDM
Kesehatan”
Materi Pokok 1 : Pengembangan Kebutuhan Kompetensi ASN
Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan LAN No 10 Tahun 2018 tentang Pengenmbangan Kompetensi PNS,bahwa ada 3 kompetensi yg harus dimiliki ASN, yaitu: Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural. Perencanaan pengembangan kompetensi PNS di lingkungan Kementrian Kesehatan dilakukan berdasarkan hasil pemetaan kompetensi melalui pengukuran gap kompetensi dengan menggunakan Sistim Informasi Kebutuhan Pelatihan (SIBULAT). Pemetaan kebutuhan kompeteni ASN dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu Tahapan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kompetensi dan Tahapan Perencanaan Pengembangan Kompetensi PNS Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengamanatkan bahwa pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah. Pengembangan kompetensi ASN didasarkan pada adanya kesenjangan kompetensi dan kesenjangan kinerja yang dibutuhkan oleh organisasi.
Materi Pokok 2 : Jenis Pengembangan Kompetensi ASN
Pelatihan klasikal adalah bentuk pengembangan kompetensi yang dilakukan melalui kegiatan yang menekankan pada proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Pelatihan non klasikal adalah bentuk pengembangan kompetensi yang dilakukan melalui kegiatan yang menekankan pada proses pembelajaran praktik kerja dan/atau pembelajaran di luar kelas.
Materi Pokok 3: Peran Puslat SDM Kesehatan dalam Pengembangan
Kompetensi ASN Bidang Kesehatan
Pusat Pelatihan SDM Kesehatan bertugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelatihan sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pusat Pelatihan SDM Kesehatan terdiri atas Bidang Analisis Kompetensi dan Kebutuhan Pelatihan; Bidang Nama : Latifa Pertiwi, A.Md.Keb No.Presensi : 17
Pengembangan Pelatihan; Bidang Pengendalian Mutu Pelatihan; Subbagian
Tata Usaha Akreditasi pelatihan kesehatan adalah pengakuan yang diberikan oleh pemerintah atau Badan Akreditasi yang berwenang kepada penyelenggara pelatihan yang telah memenuhi standar yang telah ditetapkan berdasarkan hasil penilaian terhadap komponen yang diakreditasi. Komponen akreditasi terdiri dari peserta; pelatih/ fasilitator; kurikulum; dan penyelenggara pelatihan. Monitoring dan evaluasi pengembangan kompetensi dilaksanakan untuk menilai kesesuaian antara kebutuhan kompetensi dengan standar kompetensi jabatan dan pengembangan karir. Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan cara kunjungan lapangan, audiensi, supervisi dan kegiatan lain dalam rangka monitoring. Pembinaan SDM Kesehatan adalah merupakan salah satu strategi pengembangan SDM Kesehatan. Sesuai dengan arah pembangunan Kesehatan, bahwa RPJMN IV (2020-2025) akan mewujudkan kesehatan masyarakat dengan layanan kesehatan yang berkualitas yang menjangkau
dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Diharapkan setiap penduduk akan
memperoleh akses terhadap tenaga kesehatan yang berkualitas.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional