Anda di halaman 1dari 2

RESUME KEGIATAN ILMIAH KEPERAWATAN : MARET 2024

Sosialisasi Webinar Sosialisasi Pengembangan Kompetensi ASN


Lucky Erlandi Pranianto, S.Kep, NERS

1. Judul Sosialisasi Webinar Sosialisasi Pengembangan Kompetensi ASN Kementerian Kesehatan

2 Presenter 1. Dwi Meilani, SKM, MKM


2. Lupi Trilaksono, SF, MM, Apt

3 Moderator 1. Ishfahani Maila, S.Tr.Gz


2. Ella Andalusia, S.Kep., Ns., MSM

4 Dwi Meilani, SKM, MKM


Pemenuhan Pengembangan Kompetensi ASN Kementerian Kesehatan memiliki
dasar hukum. Menurut Peraturan BKN No 8 tahun 2019. Pengembangan kompetensi
bagi asn adalah wajib dimana 80% pegawai intitusi harus mengembangkan
kompetensi. Dapat berupa seminar, konferensi, mentoring, pertukaran pegawai,
magang, benchmarking dan lain sebagainya. Pengembangan kompetensi
diselenggarakan secara mandiri di masing-masing institusi dan melalui Plataran Sehat
Kemenkes.
Pembelajaran diselenggarakan secara daring, luring dan berbasis pada
Materi pengalaman (experiential learning). Pembelajaran klasikal menggunakan berbagai
metode dan konfersi jam pelajaran. Pada metode klasikal sifatnya terstruktur seperti
kompetensi, fungsional, workshop, seminar. Selain itu metode experiential learning
yang dapat diikuti oleh pegawai diantaranya adalah magang, out bond, benchmarking
hingga megang di perusahaan BUMN
Lupi Trilaksono, SF, MM, Apt
Metode peningkatan kompetensi dilakukan secara klasikal, digital dan blended.
Mekanisme penyelenggaraan dan pelatihan dilakukan oleh institusi penyelangga yang
telah terakreditasi kemenkes RI. Jika penyelenggara pelatihan belum terakreditasi oleh
kementerian Kesehatan maka harus menginduk atau bergabung dengan institusi
penyelaggara pelatihan yang telah terakreditasi. Penilaian SKP diberikan waktu 14 hari
untuk mengajuan SKPnya. Paska UU no 17 SKP harus melalui kementerian Kesehatan.

5. Kesimpulan Sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 pasal 49 yang
menyatakan bahwa setiap pegawai ASN wajib melakukan pengembangan kompetensi
melalui pembelajaran secara terus menerus agar tetap relevan dengan tuntutan
organisasi, Kemenkes telah menetapkan kewajiban pengembangan kompetensi minimal
20 JPL sebagai salah satu indikator kinerja pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan
menjadi salah satu ritual dalam Perubahan Budaya Kerja Kemenkes Tahun 2024.
Sebagai tindak lanjut, Pusat Pengembangan Kompetensi ASN (P2KASN) bermaksud
melakukan sosialisasi program serta mekanisme pelatihan melalui LMS (Learning
Management System) Plataran Sehat dan program pengembangan kompetensi yang
dilaksanakan secara terintegrasi melalui Kemenkes CorpU

6 Implikasi Pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi perawat merupakan proses


keperawatan pengembangan keprofesian yang meliputi berbagai kegiatan yang dilakukan seseorang
dalam kapasitasnya sebagai seorang perawat praktisi guna mempertahankan dan
meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang perawat sesuai standar kompetensi
yang ditetapkan. Hal ini sejalan dengan semangat Kementerian Kesehatan dalam hal
tranformasi internal saha satunya adalah penyelenggaraan pelatihan/magang dan
berbagai jenis Pendidikan keperawatan berkelanjutan melalui berbagai platform media.

Jakarta, 13 Maret 2024

Lucky Erlandi Pranianto, S.Kep., Ners


NIP. 199009072015031001

Anda mungkin juga menyukai