Anda di halaman 1dari 74

MODUL 7

TEKNIK COACHING DAN MENTORING

TOT PELATIHAN TEKNIS PROGRAM BANGGA KENCANA


DALAM RANGKA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
BAGI TIM FASILITATOR PROVINSI TAHUN 2024

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
April 2024
Hak Cipta @2024

PERANGKAT
TOT PELATIHAN TEKNIS PROGRAM BANGGA KENCANA
DALAM RANGKA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
BAGI TIM FASILITATOR PROVINSI TAHUN 2024

MODUL 7
TEKNIK COACHING DAN MENTORING

Edisi Ketiga Tahun 2024

Pengarah
Plt. Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan
dr. Irma Ardiana, MAPS

Penanggung Jawab:
Dr. Lalu Makripuddin, Msi

Ketua Tim Pelaksana


Dr. Moh. Tohirin Hasan, M. Pd

Koordinator Pelaksana
Achmad Sopian, M. Pd

Tim Penyusun :
Ir. Siti Fathonah, MPH
Drs. Eli Kusnaeli, MMPd
Dwi Martine, S.Pd
Nurazizah, SE, MSM
Achmad Sopian, M.Pd

Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan
karunia - Nya, Penyusunan Perangkat Diklat ToT Pelatihan Teknis
Program Bangga Kencana dalam Rangka Percepatan Penurunan
Stunting bagi Fasilitator Provinsi dapat diselesaikan dengan baik.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga
Berencana dengan berbagai komponen di BKKBN Pusat dan lintas
sektor telah menyusun perangkat pembelajaran ini dalam rangka
mempersiapkan SDM yang kompeten guna memfasilitasi dan
memberikan informasi mengenai Tim Pendamping Keluarga
dalam Percepatan Penurunan Stunting.

Sebagaimana yang kita ketahui, peran keluarga merupakan hal yang perlu dioptimalkan dalam
membentuk generasi yang berkualitas dan berkarakter. Saat ini salah satu persoalan yang perlu
menjadi perhatian dalam membentuk generasi yang berkualitas adalah adanya resiko stunting.
Mengingat sangat diperlukannya intervensi pemerintah untuk menghindarkan generasi yang
akan datang dari kondisi stunting, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberikan
amanat melalui Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting.

Berdasarkan Perpres tersebut, BKKBN ditugaskan sebagai koordinator pelaksana percepatan


penurunan stunting di lapangan. Kepala BKKBN dalam berbagai kesempatan memberikan
penegasan bahwa peran keluarga harus dioptimalkan sebagai entitas utama dalam pencegahan
stunting. Keluarga perlu memperhatikan periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sangat
penting dan menjadi prioritas utama, dimulai dari 270 hari masa kehamilan hingga 730 hari
setelah lahir. Hal ini membuat peran keluarga harus dioptimalkan sebagai pelopor awal dalam
pencegahan stunting. Untuk mengoptimalkan peran keluarga, salah satunya dilakukan proses
intervensi dalam bentuk pendampingan petugas BKKBN yang bersinergi dengan Kader PKK,
Kader KB maupun bidan, yang disebut sebagai pendamping keluarga.

i
Diharapkan dengan adanya Program Bangga Kencana ini, upaya untuk melakukan Percepatan
Penurunan Stunting dapat terlaksana dengan baik. Oleh sebab itulah maka Pusdiklat
Kependudukan dan KB membangun perangkat pembelajaran ini sebagai acuan pengelolaan
pelatihan untuk menyelenggarakan ToT Pelatihan Teknis Program Bangga Kencana dalam
Rangka Percepatan Penurunan Stunting bagi Fasilitator Provinsi. Dengan mengacu kepada
perangkat pembelajaran ini diharapkan penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini. Semoga segala upaya kita untuk
meningkatkan kualitas pelatihan dapat berkontribusi dalam pembangunan keluarga Indonesia
yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang Masa Esa memberikan berkah-Nya terhadap setiap
kegiatan yang kita lakukan.

Jakarta, April 2024

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Kependudukan dan Keluarga Berencana,

Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si

ii
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Perangkat Diklat ToT Pelatihan
Teknis Program Bangga Kencana dalam Rangka Percepatan
Penurunan Stunting bagi Fasilitator Provinsi ini dapat disusun
sesuai harapan kita bersama. Perangkat pelatihan ini diharapkan
dapat menjadi sumber referensi bagi para pendamping keluarga
dalam pelaksanaan peran dan fungsinya di lapangan. Merujuk
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2020 - 2024, diberi mandat untuk berpartisipasi
dalam mensukseskan terhadap 2 (dua) dari 7 (tujuh) Agenda
Pembangunan/Prioritas Nasional (PN) pada RPJMN IV 2020 -
2024, yaitu untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing,
serta mendukung Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan. SDM yang berkualitas dan
berdaya saing, yaitu SDM yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.

Saat ini persoalan terkait SDM yang perlu mendapatkan intervensi segera adalah stunting.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberikan amanat melalui Peraturan Presiden
Nomor: 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Berdasarkan Perpres RI
tersebut, BKKBN ditugaskan sebagai koordinator pelaksanaan percepatan penurunan stunting
di lapangan. Dalam upaya penurunan stunting peran keluarga merupakan sesuatu yang perlu
dioptimalkan. Keluarga perlu memperhatikan periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam
pencegahan stunting dan perlu didampingi oleh pendampingan petugas BKKBN yang bersinergi
dengan Kader PKK, Kader KB maupun bidan, yang disebut sebagai pendamping keluarga.

iii
Kami harapkan perangkat pelatihan ini dijadikan sebagai acuan pengelolaan pelatihan untuk
menyelenggarakan ToT Pelatihan Teknis Program Bangga Kencana dalam Rangka Percepatan
Penurunan Stunting bagi Fasilitator Provinsi. Akhirnya, kepada Tim Penulis serta kepada
berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan komitmennya, sehingga perangkat
pelatihan ini tersusun dengan baik, saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, April 2024

Plt. Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan,

dr. Irma Ardiana, MAPS

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


KATA SAMBUTAN .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat ......................................................................................... 2
C. Manfaat Modul bagi Peserta .......................................................................... 2
D. Tujuan Pembelajaran .................................................................................... 3
E. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok .............................................................. 3
F. Petunjuk Belajar ........................................................................................... 4
BAB II DEFINISI COACHING DAN MENTORING ................................................................. 5
A. Mengenal Coaching dan Mentoring................................................................ 5
B. Faktor Penentu Kesuksesan Coach dan Mentor ............................................. 8
C. Faktor Penghambat Kesuksesan Coachee dan Mentee .................................. 9
D. Rangkuman ................................................................................................. 10
E. Latihan......................................................................................................... 11
F. Evaluasi ....................................................................................................... 11
G. Umpan Balik ................................................................................................ 13
BAB III TATA CARA COACHING DAN MENTORING ......................................................... 14
A. Tugas, Peran Dan Fungsi Coaching .............................................................. 14
B. Tugas, Peran Dan Fungsi Mentoring ............................................................. 17
C. Ruang Lingkup Coaching ............................................................................ 22
D. Rangkuman .................................................................................................37
E. Latihan....................................................................................................... 38
F. Evaluasi Formatif ....................................................................................... 38
G. Tes Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ............................................................ 40

v
BAB IV MENTORING DENGAN COACHING CLINIC .......................................................... 41
A. Konsep Dasar Coaching Clinic...................................................................... 41
B. Jenis Coaching Clinic ................................................................................. 42
C. Tahapan Pelaksanaan Coaching Clinic ........................................................ 43
D. Rangkuman ................................................................................................ 45
E. Latihan....................................................................................................... 45
F. Evaluasi Formatif ....................................................................................... 46
G. Tes Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ............................................................ 47
BAB V PRAKTIK COACHING DAN MENTORING .............................................................. 49
A. Praktik Coaching ........................................................................................ 49
B. Praktik Mentoring ....................................................................................... 50
C. Rangkuman ................................................................................................. 51
D. Latihan........................................................................................................ 51
E. Evaluasi ...................................................................................................... 51
F. Umpan Balik ............................................................................................... 53
BAB VI PENUTUP........................................................................................................... 55
A. Simpulan ..................................................................................................... 55
B. Evaluasi ....................................................................................................... 56
C. Kunci Jawaban Evaluasi ................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 63

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dan Pelatihan merupakan salah satu upaya untuk melakukan
intervensi kegiatan dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM). Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta melalui kegiatan belajar mengajar.
Selain itu, tujuan pendidikan dan pelatihan ini adalah untuk pengembangan
kompetensi peserta. Dalam pengembangan kompetensi kita seringkali
mendengar istilah coaching dan mentoring secara bersamaan. Sebenarnya,
kedua hal tersebut memiliki arti yang berbeda dan independent satu dengan
lainnya. Coaching dan mentoring adalah metode yang sering digunakan dalam
jalur pelatihan non-classical guna meningkatkan kompetensi seseorang.
Keberhasilan Pendidikan dan Pelatihan dapat dipersiapkan sejak awal pelatihan,
maka penyajian modul "Coaching dan Mentoring" memiliki tujuauan
mempersiapkan situasi pelatihan yang kondusif sehingga peserta siap, aktif dan
bersemangat dalam mengikuti pelatihan
Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada modul ini adalah andragogi.
Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta pelatihan yang
terdiri atas orang dewasa. Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila
metode dan teknik pembelajaran melibatkan peserta pelatihan. Dimana
keterlibatan dari masing-masing orang yang menjadi peserta pelatihan menjadi
kunci keberhasilan dari model pendekatan andragogi ini. Oleh sebab itu, dalam
pembelajaran dengan model andragogi ini, maka fasilitator pelatihan perlu
membantu peserta pelatihan melakukan hal-hal berikut: (a) mendefinisikan
kebutuhan belajarnya, (b) merumuskan tujuan belajar, (c) ikut serta memikul
tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar, dan (d)
berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.
Model pembelajaran andragogi di dalam pelatihan ini harus didasarkan pada sikap
saling menghormati atau toleransi, konsentrasi pada materi yang diberikan
Fasilitator dan kondisi yang nyaman dan menggembirakan. Diharapkan melalui

1
pembangunan komitmen tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektivitas
dalam proses pembelajaran, sehingga materi pendidikan dan pelatihan dapat
diterima dengan baik dan penuh semangat. Dengan menerapkan model
pembelajaran tersebut pada pelatihan ini diharapkan juga dapat memotivasi
peserta untuk terlibat langsung secara aktif dalam pendidikan dan pelatihan,
sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan dapat bermanfaat selama proses
pembelajaran dan meningkatkan kinerja peserta pada saat kembali bertugas di
wilayah kerjanya masing-masing.

B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas definisi coaching dan mentoring, tata cara coaching dan
mentoring, mentoring dan coaching clinic, serta praktik coaching dan mentoring.
Pembelajaran dilakukan secara interaktif dan simulasi praktik coaching dan
mentoring.

C. Manfaat Modul bagi Peserta


Modul ini diharapkan bermanfaat bagi peserta diklat untuk membekali peserta
dalam mengembangkan kompetensi. Sehingga peserta dapat mengatasi
Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity yang terjadi dalam bekerja. Dalam
pengembangan kompetensi kita seringkali mendengar istilah coaching dan
mentoring secara bersamaan. Coaching dan mentoring adalah metode yang
sering digunakan dalam jalur pelatihan non-classical guna meningkatkan
kompetensi seseorang. Coaching adalah membuka potensi mereka untuk
memaksimalkan kinerjanya. Membantu mereka belajar, bukan mengajari mereka”.
Sehingga filosofi dari coaching adalah membawa seseorang dari satu titik dimana
saat ini berada ke titik yang diinginkan. Sedangkan Mentoring adalah
pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer pengetahuan, pengalaman,
dan keterampilan dari orang yang lebih berpengalaman pada bidang yang sama.
Selanjutnya dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta pendidikan dan
pelatihan dapat meningkatkan motivasi peran serta aktif, kreatif, inovatif,
berprestasi, meningkatkan kerjasama yang baik, mampu menyampaikan harapan
dan kekhawatiran selama pelatihan. Dengan demikian diharapkan dapat

2
meningkatkan kinerja peserta pelatihan ketika kembali menjalankan tugas di
tempat kerjanya.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan mampu
mempraktikkan "coaching dan mentoring” kepada Tim Pendamping Keluarga
dalam percepatan penurunan stunting.

2. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat ;
a. Menjelaskan definisi coaching dan mentoring
b. Mempraktikkan tata cara coaching dan mentoring
c. Mempraktikkan coaching clinic
d. Mempraktikkan coaching dan mentoring

E. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok


1. Kegiatan Pembelajaran 1: definisi coaching dan mentoring
a. Mengenal Coaching dan Mentoring
b. Faktor Penentu Kesuksesan Coach dan Mentor
c. Faktor Penghambat Kesuksesan Coachee dan Mentee
2. Kegiatan Pembelajaran 2: Tata cara Coaching dan Mentoring:
a. Tugas, Peran dan Fungsi Coaching
b. Tugas, Peran dan Fungsi Mentoring
c. Ruang Lingkup Coaching
d. Ruang Lingkup Mentoring
3. Kegiatan Pembelajaran 3: mentoring dan coaching clinic
a. Konsep Dasar Coaching Clinic
b. Jenis Coaching Clinic
c. Tahapan Coaching Clinic
4. Kegiatan Pembelajaran 4: Praktik coaching dan mentoring
a. Praktik coaching
b. Praktik mentoring

3
F. Petunjuk Belajar
Anda adalah seorang pembelajar dan peserta pelatihan. Anda dapat aktif
dalam proses pembelajaran Mata Pelatihan coaching dan mentoring sehingga Anda
mengikuti proses pembelajaran dengan lancar dan tujuan pembelajaran tercapai
dengan baik, untuk itu Anda diharapkan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Bacalah secara cermat, dan pahami tujuan pembelajaran yang tertulis pada
setiap awal bab.
2. Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan
Bab Penutup.
3. Kerjakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap latihan dan evaluasi pada
setiap akhir bab dengan mengacu pada umpan balik yang telah tersedia.
4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata pelatihan ini tergantung pada
kesungguhan Anda. Untuk itu, belajarlah secara mandiri dan seksama. Anda
dapat melakukan pembelajaran secara mandiri melalui cara belajar seorang diri,
berdua, atau berkelompok dengan peserta lain yang memiliki pandangan yang
sama dengan Anda.
5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain seperti yang tertera
pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dapat bertanya kepada Para Fasilitator
atau para peserta yang telah memahami tentang materi ini.

Selamat Belajar !
Semoga Anda sukses menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diuraikan
dalam Mata Pelatihan ini.

4
BAB II
DEFINISI COACHING DAN MENTORING

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mempelajari BAB II ini, peserta pelatihan diharapkan dapat
menjelaskan Definisi Coaching dan Mentoring

A. Mengenal Coaching dan Mentoring


Adanya perubahan lingkungan kerja maupun dalam lingkup kehidupan yang tidak
dapat diprediksi menuntut setiap orang siap menghadapinya. Era perubahan
tersebut sering kita dengar dengan istilah VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, Ambiguity) yang semakin intens dan sangat berpengaruh dalam dunia
bisnis maupun dalam lingkup pemerintahan.

Oleh karenanya penyiapan sumber daya manusia yang kompeten untuk


menghadapi perubahan-perubahan tersebut sangat diperlukan. Salah satunya
adalah dengan melakukan pengembangan kompetensi. Dalam pengembangan
kompetensi kita seringkali mendengar istilah coaching dan mentoring secara
bersamaan. Sebenarnya, kedua hal tersebut memiliki arti yang berbeda dan
independent satu dengan lainnya. Coaching dan mentoring adalah metode yang
sering digunakan dalam jalur pelatihan non-classical guna meningkatkan
kompetensi seseorang.

Coaching didefinisikan oleh International Coaching Federation (ICF) sebagai


sebuah bentuk kerjasama dengan klien (Coachee) untuk menstimulasi pikiran
dalam proses kreatif di dalam diri klien, yang akhirnya mampu menginspirasi klien
untuk memaksimalkan potensi, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
karier profesionalnya. Dalam perspektif implementasi kegiatan, coaching
merupakan pembimbingan peningkatan kinerja melalui pembekalan kemampuan
memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri.(Grant, 2001).

Secara ringkas, coaching adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui


pembekalan kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan

5
potensi diri. Pembimbingan adalah suatu hubungan yang dilakukan secara
intensif antara coach dan coachee guna menemukan tujuan yang akan dicapai
oleh kedua belah pihak. Peningkatan kinerja adalah suatu proses dalam hal ini
coachee guna mencari kesempurnaan dalam kinerja mereka. Optimalisasi
potensi diri coachee untuk mengenali apa yang akan dicapai. (Pusat Pembinaan
Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN-LAN RI, 2023).
Dalam buku kerja ESQ 3.0 Coaching Certification Camp yang dterbitkan oleh ESQ
Coaching Academy, ada beberapa referensi tentang definisi dari coaching. Salah
satunya adalah “Coaching is unlocking a person’s potential to maximize their own
performance. It is helping them learn rather than teaching them” (Timothy
Gallwey). Terjemahan sederhananya adalah: “Coaching adalah membuka potensi
mereka untuk memaksimalkan kinerjanya. Membantu mereka belajar, bukan
mengajari mereka”. Sehingga filosofi dari coaching adalah membawa seseorang
dari satu titik dimana saat ini berada ke titik yang diinginkan.

Tujuan coaching adalah: 1). untuk membantu coachee dalam memahami peluang
penuh dalam tugas yang diemban; 2).membantu coachee dalam memahami lebih
luas pengetahuan baru/membuka luas sudut pandang; 3). Membawa nilai coachee
lebih sejalan dengan nilai filosofi instansi/lingkup kerjanya; 4). Membantu
coachee mengembangkan potensinya.

Unsur coaching terdiri dari coach dan coachee. Coach adalah individu yang
bertugas untuk melakukan pembimbingan sesuai dengan penugasan yang
diberikan. Kriteria coach antara lain adalah: 1). Memiliki pandangan yang visioner
dalam melihat masalah; 2). Mempunyai etos kerja dan kemampuan belajar yang
tinggi; 3). Memiliki kemampuan komunikasi verbal yang baik; dan 4) dapat
membantu coachee dalam menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan
(rencana aksi) hingga roadmap. Coachee adalah individu yang memerlukan
pembimbingan dari coach melalui prosedur yang telah ditetapkan. Kriteria
coachee antara lain adalah: 1). Individu yang menginginkan dan membutuhkan
adanya perubahan dalam kinerja; 2). Seseorang yang mempunyai dorongan untuk
menemukan potensi terbaik dan memiliki motivasi untuk mengembangkan

6
dirinya; dan 3). Pribadi yang produktif dan berkomunikasi dengan coach secara
intensif.
Disisi lain, mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dari orang yang lebih
berpengalaman pada bidang yang sama. Transfer pengetahuan dilakukan untuk
memindahkan pengetahuan dari mentor atau individu yang disebut sebagai
sumber pengetahuan (contributor pengetahuan) ke mentee atau penerima
pengetahuan. Transfer pengalaman dilakukan dengan menceritakan pengalaman
yang diperoleh mentor kepada mentee dengan maksdu mentee dapat mengambil
manfaat dari pengalaman mentor. Sedangkan transfer keterampilan dilakukan
dengan cara memberikan atau mengajarkan keterampilan yang dikuasai oleh
mentor kepada mentee. (Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan
Pengembangan Kompetensi ASN-LAN RI, 2023).

Tujuan mentoring adalah: 1) terciptanya komunikasi antara mentor dengan


mentee dalam hal permasalahan atau hambatan yang dihadapi oleh pegawai; 2).
Terbangunnya hubungan yang berkelanjutan dan saling mendukung antara
mentor dan mentee dalam semangat tim; 3). Terwujudnya strategi untuk
memperbaiki kinerja pegawai; dan 4). Tergalinya informasi kemampuan mentee
serta kompetensi yang akan dikembangkan untuk pengembangan karir mentee.

Unsur mentoring terdiri dari mentor dan mentee. Mentor adalah individu yang
berpengalaman pada bidang tertentu yang diberi kewenangan untuk melakukan
pembimbingan kepada pegawai yang berada di bawahnya berupa transfer
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Kriteria mentor adalah: 1). Atasan
langsung mentee; 2). Pegawai yang lebih senior yang memiliki bidang yang sama
dengan mentee; 3). Memiliki kemampuan menilai, mengobservasi dan
memberikan sasaran dalam pengembangan mentee; 4). Memiliki rekam jejak yang
baik; dan 5). Memiliki integritas yang baik.

Mentee adalah individu yang mendapatkan pengembangan kompetensi melalui


pembimbingan dari mentor berupa transfer pengetahuan, pengalaman, dan

7
keterampilan. Adapun kriteria mentee adalah: 1). Individu yang menginginkan dan
membutuhkan adanya perubahan dalam kinerjanya; 2). Seseorang yang mau
dibimbing dalam meningkatkan kompetensinya; dan 3). Probadi yang berani
mengambil keputusan dan melakukan sejumlah inovasi sesuai masukan mentor.

B. Faktor Penentu Kesuksesan Coach dan Mentor


Hal yang sangat berpengaruh dalam pengembangan kompetensi seseorang
melalui proses coaching dan mentoring adalah kemampuan coach atau mentor
dalam memahami dirinya sendiri. Ada 3 hal yang dapat menjadi titik pangkal
pemahaman diri, yang pertama bahwa setiap individu adalah “God’s Masterpiece”.
Artinya setiap manusia diciptakan dengan sangat sempurna dan unik oleh Sang
Maha Pencipta. Setiap ciptaan tersebut memiliki potensi-potensi yang luar biasa
dan berbeda antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu, setiap insan wajib
mensyukuri dirinya karena diciptakan sebagai maha karya dari Yang Maha Kuasa.
Saling menghormati dan menghargai setiap karya Sang Pencipta. Dengan
demikian, jika kita merendahkan orang lain sama artinya dengan merendahkan
karya Sang Pencipta.

Hal kedua adalah bahwa “things do not change-we change”, artinya perubahan itu
terjadi karena kita yang melakukan. Fokus pada hal yang benar dan penting,
menyadari apa yang sesungguhnya diinginkan bukan yang tidak diinginkan,
memikirkan solusi bukan problem, serta memikirkan apa yang bisa dilakukan
bukan apa yang tidak bisa dilakukan.

Hal ketiga adalah “start form the coach or mentor”, artinya dimulai dari dalam diri
coach ataupun mentor dengan menanyakan ke dalam diri masing-masing apa
yang mendorong dirinya untuk menjadi coach atau mentor. Apakah dorongan
tersebut sebatas keinginan mendapatkan imbalan, ataukan apresiasi, ataukah
karena keihklasan dari hati yang paling dalam sehingga tanpa pamrih apapun.

8
C. Faktor Penghambat Kesuksesan Coachee dan Mentee
Di dalam buku kerja ESQ 3.0 Coaching Certification Camp 2022 oleh DR (H.C) Ary
Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat
menghalangi seseorang untuk mengeluarkan potensinya secara penuh. Acapkali
manusia mengabaikan belenggu ini, yang pada akhirnya mengakibatkan dirinya
terjerumus ke dalam kejahatan, kecurangan, kekerasan, kerusakan, dan lain-
lainnya. Faktor yang membelenggu dalam diri coachee atau mentee dikenal
dengan 7 limiting beliefs (7 Belenggu), yaitu:
1. Prasangka negative; misalnya menilai orang lain dengan menggunakan
stereotip
2. Prinsip hidup; dicerminkan sebagai moralitas, yang digunakan untuk
membedakan benar dan salah, atau baik dan buruk.
3. Pengalaman buruk; misalnya takut salah, takut gagal, takut mengambil risiko
karena dibayangi rasa tidak aman, bahkan cenderung menganggap buruk
sesuatu hal yang belum pernah dihadapi.
4. Kepentingan dan prioritas; tercermin dengan sikap yang enggan menerima
hal-hal baru, merasa sudah hebat dan terbaik.
5. Sudut pandang; seseorang dengan keterbatasan dalam mengambil sudut
pandang sosial menyebabkan munculnya perilaku anti sosial.
6. Pembanding; pembanding sosial banyak dikaitkan dengan serangkaian emosi
dan perilaku yang merusak. Contonya: rasa bersalah, berbohong, dll.
7. Fanatisme; adanya dampak yang kuat dari apa yang dibaca, didengar atau
dilihat sehingga mempengaruhi proses berpikir, perasaan, bahkan pada
pengambilan keputusan yang kurang tepat.
Oleh karena itu dalam coaching maupun mentoring diperlukan kemampuan
coach dan mentor untuk membuka semua belenggu yang menghalangi
bersinarnya inner drive (dorongan spiritual quotation terkuat dalam diri individu)
setiap coachee maupun mentor.

Disamping itu, masalah umum pada diri manusia yang berpotensi menghambat
kesuksesan coaching dan mentoring adalah BEJ (Blaming, Excuse, dan
Justification). Blaming adalah menyalahkan orang lain, excuse adalah

9
mentolerir hal-hal yang tidak benar, serta justification adalah kebiasaan
melakukan pembenaran atas hal-hal yang tidak benar. Selama masih ada BEJ
maka tim kerja tidak akan berjalan, situasi bekerja tidak nyaman, dan kinerja
tidak tercapai maksimal. Jika BEJ masih muncul dalam diri coachee atau
mentee, maka proses coaching dan mentoring tidak dapat dilakukan secara
optimal.

D. Rangkuman
coaching adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui pembekalan
kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri.
Tujuan coaching adalah: 1). untuk membantu coachee dalam memahami peluang
penuh dalam tugas yang diemban; 2).membantu coachee dalam memahami lebih
luas pengetahuan baru/membuka luas sudut pandang; 3). Membawa nilai coachee
lebih sejalan dengan nilai filosofi instansi/lingkup kerjanya; 4). Membantu
coachee mengembangkan potensinya. Selanjutnya, unsur coaching terdiri dari
coach dan coachee.

Mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer


pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dari orang yang lebih
berpengalaman pada bidang yang sama. Tujuan mentoring adalah: 1) terciptanya
komunikasi antara mentor dengan mentee dalam hal permasalahan atau
hambatan yang dihadapi oleh pegawai; 2). Terbangunnya hubungan yang
berkelanjutan dan saling mendukung antara mentor dan mentee dalam semangat
tim; 3). Terwujudnya strategi untuk memperbaiki kinerja pegawai; dan 4).
Tergalinya informasi kemampuan mentee serta kompetensi yang akan
dikembangkan untuk pengembanga kariri mentee. Selanjutnya, unsur mentoring
terdiri dari mentor dan mentee.

Hal yang sangat berpengaruh dalam pengembangan kompetensi seseorang


melalui proses coaching dan mentoring adalah kemampuan coach atau mentor
dalam memahami dirinya sendiri. Ada 3 hal yang dapat menjadi titik pangkal
pemahaman diri, yang pertama bahwa setiap individu adalah “God’s Masterpiece”.

10
Faktor yang membelenggu dalam diri coachee atau mentee dikenal dengan 7
limiting beliefs, yaitu: 1) Prasangka negative; 2) Prinsip hidup; 3) Pengalaman
buruk; 4) Kepentingan/prioritas; 5) Sudut pandang; 6) Pembanding dan 7)
Fanatisme. Hal kedua adalah bahwa “things do not change-we change”, artinya
perubahan itu terjadi karena kita yang melakukan. Hal ketiga adalah “start form
the coach or mentor”, artinya dimulai dari dalam diri coach ataupun mentor
dengan menanyakan ke dalam diri masing-masing apa yang mendorong dirinya
untuk menjadi coach atau mentor.

E. Latihan
1. Jelaskan definisi coaching dan mentoring!
2. Sebutkan tujuan mentoring!
3. Sebutkan tujuan coaching!
4. Jelaskan Faktor Penentu Kesuksesan Coach dan Mentor!
5. Jelaskan Faktor Penghambat Kesuksesan Coachee dan Mentee!
6. Sebutkan unsur-unsur dalam coaching dan mentoring

F. Evaluasi
1. Definisi coaching adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui
pembekalan kemampuan memecahkan permasalahan dengan
mengoptimalkan potensi diri. Makna yang tepat dari kata Pembimbingan dalam
kalimat tersebut adalah…..
a. suatu hubungan yang dilakukan secara intensif antara coach dan coachee
guna menemukan tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah pihak
b. suatu hubungan yang dilakukan secara pasif antara coach dan coachee guna
menemukan tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah pihak
c. suatu hubungan yang dilakukan secara tatap muka langsung antara coach
dan coachee guna menemukan tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah
pihak
d. suatu hubungan yang dilakukan secara intensif antara coach dan mentor
guna menemukan tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah pihak
e. suatu hubungan yang dilakukan secara intensif antara coachee dan mentor

11
guna menemukan tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah pihak

2. Makna dari “God’s Masterpiece” yaitu...Artinya setiap manusia diciptakan dengan


sangat sempurna dan unik oleh Sang Maha Pencipta.:
a. setiap manusia diciptakan dengan akal oleh Sang Maha Pencipta
b. setiap manusia diciptakan dengan bentuk yang rupawan oleh Sang Maha
Pencipta
c. setiap manusia diciptakan berbeda oleh Sang Maha Pencipta
d. setiap manusia diciptakan memiliki kesempatan yang sama oleh Sang
Maha Pencipta
e. setiap manusia diciptakan dengan sangat sempurna dan unik oleh Sang
Maha Pencipta

3. Salah satu Faktor yang membelenggu dalam diri coachee atau mentee dikenal
dengan 7 limiting beliefs, yaitu:
a. Prasangka Postive
b. Prasangka negative
c. Pengalaman yang menyenangkan
d. Netralitas
e. Persepsi pandangan hidup
4. Unsur coaching terdiri dari....
a. mentor dan coach
b. coach dan coachee.
c. coachee dan coaching
d. mentoring dan mentee
e. coach dan mentee

5. unsur mentoring terdiri dari....


a. mentor dan mentee
b. mentee dan mentoring
c. coach dan mentee
d. mentor dn coaching
e. coaching dan mentoring

12
G. Umpan Balik
Setelah peserta selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab ini,
silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang lengkap
dikurangi nilainya berdasarkan berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, Hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini. Keterangan hasil
perhitungan rumus diatas sebagai berikut:

Tingkat Persentase Kategori


Penguasaan Jawaban Penilaian

90 – 100% Baik sekali


80- 90 % Baik
70-79 % Cukup
60-69 % Kurang
0 - 59 % Kurang sekali - Buruk

Tindak lanjut dari hasil penilaian diatas sbb:


● Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah dapat
menguasaan modul tersebut , dan dapat melanjutkan pada bab selanjutya.
● Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjtkan pada bab selanjutnya.

13
BAB III
TATA CARA COACHING DAN MENTORING

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mempelajari BAB III ini, peserta diklat diharapkan dapat
mempraktikkan tata cara coaching dan mentoring

A. Tugas, Peran Dan Fungsi Coaching


Coaching adalah sebuah proses untuk membantu seseorang mengeluarkan potensi
diri dan memecahkan masalahnya sendiri melalui pertanyaan. Seorang coach dapat
memberi tantangan, menginformasikan, dan memberi nasihat, tetapi terserah
individu untuk bekerja keras dan memanfaatkan sumber daya tersebut. Seorang
coach dapat memberi seseorang ‘alat yang diperlukan’, tetapi individu tersebutlah
yang harus memilih untuk menggunakannya. Oleh karena itu, jika peserta atau
coachee-nya tidak aktif, maka bahkan coach terbaik dengan program terbaik pun
tidak akan berhasil. Itu bukan berarti mengatakan bahwa coach dan program yang
diterapkan tidak menghasilkan perbedaan berarti.

Ada beberapa karakter penting dari coach yang memungkinkan sebuah pelatihan
lebih mungkin untuk berhasil. Begitu juga ada beberapa karakteristik dari coachee.
Ini bisa membantu para manajer, pemimpin, dan profesional SDM untuk tahu apa
yang harus dicari dalam coaching. Agar coaching bisa berhasil, maka sikap-sikap ini
perlu dimiliki seorang coachee.
1. Ada Ketertarikan dan Siap Termotivasi
Sejauh ini, yang paling penting, seorang yang akan mengikuti pelatihan harus
secara aktif tertarik untuk dilatih. Atau setidaknya berminat dalam hal
pengembangan diri. Jika peserta pelatihan tidak menerima dan terlibat
dalam proses itu, bagaimana mungkin ada harapan untuk berhasil?
2. Kesediaan untuk Berubah
Inti dari coaching adalah membantu seseorang untuk berubah menjadi lebih
baik. Sementara itu, aktivitas perbaikan diri terdengar menarik bagi
kebanyakan orang. Meski sebenarnya, perubahan tidak nyaman bagi banyak
orang. Seorang peserta coaching harus siap untuk berubah dan memang
ingin berubah.

14
3. Keterbukaan
Seorang peserta pelatihan harus terbuka pada sejumlah tingkatan. Ia harus
terbuka terhadap berbagai perspektif dan gagasan baru. Jika tidak, semua
input pelatih hanya akan masuk di telinga, lalu terlupakan. Peserta pelatihan
juga harus bersedia terbuka dengan coach. Karena coaching berfokus pada
peningkatan diri, oleh karena itu, individu harus mau terbuka untuk melihat
kekuatan dan kelemahannya.

Seorang Coach adalah fasilitator, bukan guru, Seorang Coach bertindak sebagai
seorang motivator yang mendukung tujuan Coachee. Seorang Coach percaya bahwa
solusi ada pada setiap orang, jadi seorang Coach tidak akan memberikan ilmu/solusi
tertentu tapi mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali
potensi/kemampuan sehingga seorang coachee bisa menemukan solusinya sendiri
terhadap suatu permasalahan yang dihadapinya. Coach menjadi cermin, membantu
dan memberi saran kepada Coachee) untuk melakukan suatu pekerjaan yang
dibutuhkan. Coach adalah orang yang ahli dalam memfasilitasi pencapaian tujuan
atau proses perkembangan diri coachee, namun dia tidak perlu ahli benar dalam
topik yang dicoach-nya. Coach biasanya membantu coachee dengan menyediakan
tools dan hal-hal yang dapat memotivasi dan membantu pencapaian.

Seorang Coach harus berfungsi sebagai


pendorong potensi peserta seorang Coachee
untuk mampu melakukan proyek perubahan
yang inovatif. Tujuan coaching adalah
membantu coachee untuk memahami peluang
penuh dalam kebutuhannya, membantu
coachee dalam belajar pengetahuan baru, membawa nilai coachee lebih sejalan
dengan nilai dan filosofi program, membantu coachee mengembangkan
kompetensinya dan membantu coachee memperbaiki perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai organisasi. Itulah mengapa seorang Coach tidak perlu ahli dalam
content atau substansi coaching, tetapi seorang coach adalah seorang yang ahli
dalam hal memfasilitasi proses berpikir, menemukan yang diinginkan dan arti, niat

15
serta keyakinan yang melandasinya. Kadang-kadang seorang coach akan
menantang dan memprovokasi Coachee untuk mengkonfirmasi tujuan yang akan
dicapainya. Itulah mengapa seorang Coach yang hebat mampu membantu
menemukan tujuan utama dan apa yang benar-benar diinginkan oleh Coachee
sebagai clientnya.

Seorang coach memiliki tugas untuk melakukan pembimbingan sesuai dengan


penugasan yang diberikan. Oleh karena itu, menjadi seorang coach wajib memiliki
standar atau kriteria dasar agar dapat melakukan tugasnya antara lain memiliki
pandangan yang visioner dalam melihat
masalah, mempunyai etos kerja dan
kemampuan belajar yang tinggi, memiliki
kemampuan komunikasi verbal yang baik
dapat mengarahkan langkah-langkah yang
akan dilaksanakan oleh coachee. Sedangkan
menjadi individu yang perlu diberikan coaching
dan menjadi seorang coachee pun memiliki kriteria dasar yang dapat kita amati yaitu
individu tersebut menginginkan dan membutuhkan adanya perubahan dalam
kinerjanya, mempunyai dorongan untuk menemukan poternsi terbaik dan memiliki
motivasi untuk mengembangkan dirinya sendiri serta merupakan pribadi yang
proaktif dan berkomunikasi dengan coach secara intensif.

Fungsi dan Manfaat Coaching


1. Meningkatkan Potensi
Dari coaching individu diharapkan dapat meningkatkan potensi diri yang
sudah dimiliki karyawan sehingga menjadi pribadi yang lebih baik. Di saat
yang sama, pemimpin memang penting sebagai coach karena pemimpin atau
leader yang lebih banyak memberi arahan maupun instruksi kerja demi
meningkatkan potensi diri yang mendorong peningkatan kinerja dan
produktivitas kerja. Potensi diri yang digali dengan baik juga akan membawa
peningkatan prestasi bagi karyawan maupun bagi pemimpin.
2. Memotivasi Individu

16
individu yang mulai jenuh dan tidak ada peningkatan hidup perlu
mendapatkan sesi coaching dan arahan, di mana individu tersebut dapat
berdiskusi dengan coach atau pemimpin yang bersedia memberikan
coaching. Kemudian bersama-sama mencari solusi agar cepat mengatasi
masalah. Cara memotivasi ini membutuhkan metode dan trik yang tepat bagi
tiap individu agar lebih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan. Keahlian coach
akan terlihat dari cara ia memotivasi.
3. Membangun Kerja Sama Tim
Saling memahami kelebihan dan kekurangan tiap individu di dalam tim kerja
akan dapat menciptakan dan membangun kerjasama tim menjadi lebih solid
dan suasana kerja pun lebih nyaman bagi setiap orang.
Adanya coaching dapat membantu setiap orang untuk menemukan hal-hal
baik dan penting yang diperlukan, yang bisa membangun empati, rasa
memiliki, dan meningkatkan kualitas komunikasi antar individu. Coach akan
berperang sebagai penengah yang membuat tiap-tiap anggota bisa saling
terhubung.

B. Tugas, Peran Dan Fungsi Mentoring


Seorang mentor adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dalam suatu bidang
tertentu, dan bersedia membantu orang lain mencapai tujuan. Saat ini Penyuluh KB
dalam menjalankan tugasnya dalam Pendampingan Tim Pendamping Keluarga (TPK)
wajib menjalankan perannya sebagai mentor. Seorang mentor memiliki tugas utama
yaitu memberikan bimbingan, saran, dan arahan yang tepat sehingga orang yang
dibimbing agar dapat mencapai tujuan mereka. Mentor harus memiliki kemampuan
untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan orang yang dibimbing serta
memberikan umpan balik yang jujur dan konstruktif. Selain itu, mentor juga dapat
membantu orang yang dibimbing untuk mengembangkan keterampilan dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mereka. Tujuan diadakannya
mentoring adalah terciptanya komunikasi antara mentor dan mentee dalam hal
permasalahan atau hambatan yang dihadapi oleh mentee, terwujudnya strategi
untuk memperbaiki kinerja mentee dalam mencapai target, terbangunnya hubungan
yang berkelanjutan dan saling mendukung antara mentor dan mentee dalam

17
semangat tim serta untuk menggali informasi kemampuan mentee serta
kompetensi yang akan dikembangkan untuk pengembangan karir mentee

Tugas utama mentor adalah memberikan bimbingan, saran, dan arahan yang tepat
sehingga orang yang dibimbing dapat mencapai tujuan mereka. Mentor harus
memiliki kemampuan untuk mendengarkan
dan memahami kebutuhan orang yang
dibimbing serta memberikan umpan balik
yang jujur dan konstruktif. Selain itu, mentor
juga dapat membantu orang yang dibimbing
untuk mengembangkan keterampilan dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mereka. Seorang mentor dapat
berperan sebagai teman dan partner diskusi yang dapat dipercaya, memberikan
dukungan emosional, dan membantu membangun kepercayaan diri dalam diri orang
yang dibimbing. Mentor juga bisa menjadi teman yang dapat dipercaya dan
memberikan dukungan emosional dalam perjalanan seseorang mencapai tujuannya.
Selain itu, mentor juga dapat membantu seseorang untuk mengembangkan
keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut, seperti
keterampilan kepemimpinan, keterampilan komunikasi, dan keterampilan
manajemen waktu.

Dalam hubungan mentor-mentee (orang yang diberi mentoring), mentor harus dapat
membangun hubungan yang terbuka, saling menghormati, dan saling memahami
untuk memastikan kesuksesan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan
keahlian dan pengalaman yang dimiliki, seorang mentor dapat memberikan
perspektif yang berbeda dan membantu orang yang dibimbing untuk melihat situasi
dari sudut pandang yang berbeda. Hal ini dapat membantu mentee untuk
mengidentifikasi dan memperjelas tujuan mereka serta memperbaiki rencana
tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai mentor, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan agar bimbingan yang diberikan dapat memberikan manfaat bagi
orang yang dibimbing. Pertama, seorang mentor harus memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang memadai dalam bidang yang ingin dibimbing. Kedua, seorang

18
mentor harus memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan
orang yang dibimbing. Ketiga, seorang mentor harus dapat memberikan umpan balik
yang jujur dan konstruktif. Keempat, seorang mentor harus dapat memberikan
inspirasi dan motivasi kepada orang yang dibimbing.

Mentoring adalah sebuah proses yang dinamis, dan mentor harus dapat
menyesuaikan pendekatannya dengan kebutuhan dan keinginan orang yang
dibimbing untuk memastikan kesuksesan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Berikut adalah tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh seorang mentor yaitu :
1. Memberikan Bimbingan
Mentor harus memberikan bimbingan yang
tepat dan relevan dengan tujuan yang ingin
dicapai oleh orang yang dibimbing. Bimbingan
harus diberikan secara sistematis dan
terstruktur, sehingga orang yang dibimbing dapat memahami langkah-langkah
yang harus diambil untuk mencapai tujuannya.
2. Menyediakan Saran dan Arahan
Seorang mentor harus memberikan saran dan arahan yang sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan orang yang dibimbing. Saran dan arahan tersebut harus
diberikan dengan cara yang jelas dan mudah dipahami agar orang yang dibimbing
dapat menerapkannya dengan tepat.
3. Memberikan Umpan Balik yang Jujur dan Konstruktif
Mentor harus memberikan umpan balik yang jujur dan konstruktif tentang kinerja
dan kemajuan orang yang dibimbing. Umpan balik harus diberikan secara teratur
dan berdasarkan hasil yang terukur, sehingga dapat membantu orang yang
dibimbing untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.
4. Membantu Mengembangkan Keterampilan dan Kompetensi
Mentor harus membantu orang yang dibimbing untuk mengembangkan
keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya. Ini
dapat meliputi pengembangan keterampilan teknis, keterampilan manajemen
waktu, keterampilan komunikasi, dan keterampilan kepemimpinan.

19
5. Memberikan Dukungan Emosional
Seorang mentor harus memberikan dukungan emosional yang diperlukan agar
orang yang dibimbing tetap termotivasi dan percaya diri dalam mencapai
tujuannya. Mentor harus dapat membangun hubungan yang terbuka, saling
menghormati, dan saling memahami untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi perkembangan orang yang dibimbing.
6. Memberikan Inspirasi dan Motivasi
Mentor harus dapat memberikan inspirasi dan motivasi yang diperlukan agar
orang yang dibimbing tetap termotivasi dalam mencapai tujuannya. Inspirasi dan
motivasi dapat diberikan melalui cerita inspiratif, contoh-contoh sukses, dan
pemikiran-pemikiran yang positif.

Adanya kegiatan mentoring tentu memiliki fungsi dalam pencapaian sebuah


program antara lain sebagai berikut :
1. Fungsi remedial atau rehabilitatif
Secara historis mentoring atau bimbingan lebih memberikan penekanan pada
fungsi remedial karena sangat dipengaruhi oleh psikologi klinik dan psikis.
Peranan remedial berfokus pada masalah; 1) penyesuaian diri, 2)
menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi, dan 3) mengembalikan
kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
2. Fungsi edukatif atau pengembangan
Fungsi ini berfokus kepada masalah: 1) membantu meningkatkan ketrampilan-
ketrampilan dalam hidup, 2) mengidentifikasi dan memecahkan masalah-
masalah hidup, 3) membantu meningkatkan kemampuan menghadapi transisi
dalam kehidupan, 4) untuk keperluan jangka pendek, konseling membantu
individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas, mengendalikan
kecemasan, meningkatkan keterampilan, komunikasi antar pribadi,
memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian dan semacamnya.
3. Fungsi preventif atau pencegahan
Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan
pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya
perhatian. Upaya preventif meliputi pengembangan strategi-strategi dan

20
program-program yang dapat digunakan untuk mencoba mengantisipasi dan
mengelakkan resiko-resiko hidup yang tidak perlu terjadi.

Menjadi seorang mentor tentu memiliki kriteria sebagai kompetensi dasar dan
merupakan langkah penting dalam pertimbangan yang matang dalam membantu
mentee mencapai tujuan yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan ketika menjadi seorang mentor adalah sebagai berikut :
1. Mentor Telah Mencapai Hal yang Ingin Dicapai Mentee
Mentor wajib memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang yang ingin
dikembangkan. Seorang mentor wajib memastikan bahwa mereka dapat
membantu mencapai tujuan karir atau tujuan pribadi yang ingin dicapai oleh
mentee.
2. Kemampuan Komunikasi dan Kepercayaan
Seorang mentor harus dapat berkomunikasi secara efektif. Mentor yang tepat
akan membuat mentee nyaman membicarakan masalah atau kekhawatiran yang
dirasakan sehingga seorang mentor wajib memiliki kemampuan mendengarkan
dan memahami perspektif yang baik untuk mentee.
3. Pengalaman dan Keahlian
Mentor memiliki pengalaman dan keahlian yang sesuai dengan bidang yang ingin
di kembangkan oleh seorang mentee sehingga dapat membantu
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
4. Waktu yang Tersedia
Mentor memiliki waktu yang cukup dan jadwal yang sesuai untuk mendukung
kegiatan mentoring.
5. Reputasi dan Referensi
Reputasi yang baik dan terpercaya merupakan salah satu hal yang mendasar
untuk menjadi seorang mentor yang dapat dipercaya oleh seorang mentee.
6. Kesesuaian Personalitas
Mentor memiliki personalitas yang cocok dengan mentee. Oleh karena itu,
seorang mentor perlu mencari tahu cara pandang yang sama dengan mentee
sehingga akan menimbulkan kepercayaan dan akan membantu memudahkan
proses mentoring.

21
C. RUANG LINGKUP COACHING
Kegiatan Coaching merupakan kegiatan terstruktur dalam pelaksanaannya perlu
kesepakatan antara coach dan Coache. Model Coaching banyak dikembangkan oleh
para ahli, satu diantaranya model yang dikembangkan ESQ 3.0 Coaching Model oleh
Ary Ginanjar, sebagai berikut :
Secara ringkas, tahapan Coaching
menurut model tersebut :
1. Menetapkan tujuan (Goal).
2. Identifikasi alternatif langkah yang
dilakukan (Identifying Option).
3. Mengidentifikasi rintangan (Managing
Bariers) yang dapat menghalangi dan
alternatip upaya mengatasinya.
4. Mengidentifikasi dukungan yang
diperlukan (Getting Support) yang diperlukan, sumber yang membantu, dan cara
mendapatkannya.
5. Menetapkan kegiatan yang dilaksanakan (Taking Action), bentuk, tahapan, dan
bukti kesuksesan.

Dalam melaksanakan proses coaching tentu terdapat tahapan-tahapan yang harus


kita lakukan agar target dan proses coaching dapat dilakukan yaitu melalui
1. Perencanaan → dalam tahapan ini alur yang digunakan adalah penetapan coach,
menentukan alur proses yang akan digunakan serta menentukan tujuan dari
adanya kegiatan coaching tersebut.
2. Pelaksanaan → sebelum proses pelaksanaan terdapat alur yang dilakukan mulai
dari memetakan masalah sebagai dasar pelaksanaan coaching, mendiskusikan
penyebab masalah, mengidentifikasi solusi serta mengatur sesi tindaklanjut.
3. Evaluasi → dalam evaluasi merupakan tahapan akhir dalam proses coaching
dimana pendekatan yang dilakukan dapat melalui pendekatan proses maupun
pendekatan hasil.

22
Untuk meyakinkan orang mau bergerak mencapai tujuan, sebelum menetapkan
tujuan perlu diawali dengan inner coaching, untuk menemukan dorongan terdalam
seseorang mau bergerak mencapai tujuan, melalui upaya membangun kepercayaan
(Building Trust), antara Coache dengan Coach. Apabila tahapan tersebut telah
dicapai dilanjutkan dengan :
1. Menemukan dorongan terdalam (Inner Drive).
2. Limiting Belief
3. Orientation

Secara rinci setiap tahapan dapat dilaksanakan sebagai berikut :


TAHAP 1 : Membangun Kepercayaan (Building Trust)
Tahap pertama yang dilakukan adalah membangun kepercayaan
Coachee melalui upaya menghadirkan suasana yang tenang dan nyaman.
Tahap ini fokusnya pada kondisi fisik dan emosional Coachee ,bangun
rasa saling percaya antara Coach dan Coachee, dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk mengenali Coachee dan lakukan mirroring
terhadap gestur atau posisi badan Coachee.
Tahap yang dilakukan membangun Relax, Relate, dan Reframe.
Relax
• Hadirkan suasana yang tenang dan nyaman
• Apa ada yang perlu disiapkan ( alat tulis, air minum, tissue, dan
lainnya) ?
• Sampaikan ke Coachee → pembicaraan dijaga rahasianya
• Mulai dengan Do’a.
• Tegaskan pembicaraan untuk kepentingan Coachee.
Relate
• Bangun rasa saling percaya Coach dan Coachee → dengan
pertanyaan mengenali Coachee lebih jauh.
• Lakukan mirroring terhadap gestu dan posisi Coachee
• Ulangi kata-kata Coachee yntuk menunjukan kita faham dan
menerima yang disampaikan → beri persetujuan.

23
• Tunjukan kita semangat dan antusias bertemu Coachee → agar
Coachee merasa istimewa.
• Tahapan ini fokusnya pada interaksi Coach dan Coachee.

GAYA KOMUNIKASI ; Visual, Auditori, Kinestetik ---HOT BUTTON : yang


membuat bergairah (hobby, liburan, keluarga dll), CONNECT &
APPRECIATE : Mencari kesamaan sekecil apapun dan mengapresiasi.

Reframe
CONDITIONING :
“Coaching adalah sebuah proses untuk membantu seseorang
mengeluarkan potensi diri dan memecahkan masalahnya sendiri melalui
pertanyaan”
CONFIDENTIALITY :
“Percakapan ini sifatnya RAHASIA , dan saya tidak akan memberitahu ini
pembicaraan ini tanpa seizin Bapak/Ibu”
NEGATIVE TO POSITIVE FEELING (N2P) with Questions :
• Mengajak Coachee untuk melihat perspektif lain dari sebuah
masalah.
• Merubah perasaan negative menjadi positif.

TAHAP 2 : MENEMUKAN DORONGAN TERDALAM (Inner Drive).


Pada tahap ini dibicarakan tentang Conten, Contex, dan Conclude untuk
menemukan dorongan yang terdalam dari Coachee untuk bergerak
mencapai tujuan.
Kagiatan yang dilakukan sebagai berikut :
Conten :

• Tanyakan agenda yang ingin dibicarakan


• Bantu Coachee focus dan pecahkan agenda besar kepada goal yang
terjangkau dan menjadi keutamaan saat itu.
• Apa yang membuatkan topik itu penting dan menjadi alasan
dibicarakan.

24
• Clear outcome dari Coaching Session itu.
Contex :
• Memisahkan Suara Hati dari Belenggu
• Temukan, apakah yang diinginkan itu moving forward (keinginan
mencapai sesuatu) atau moving away.
• Bantu Coachee menyadari dan mampu membedakan keinginan
moving forward VS moving away.
• Perjelas apa yang menjadi emosi dan Inner Drive nya.
• Fokus kepada Inner Drive.
• Menemukan Inner drive dari Agenda.
CONCLUDE
• Menemukan Inner drive dari Agenda
• Menemukan Inner Drive nya (dorongan) dari Pulling (-) atau Pushing
(+) Factor yang tidak terlihat, menjadi jelas di pandangan coachee
(Thinking) apa yang menjadi Inner Drive nya
• Mendapatkan feedback Coachee berkaitan Inner Drive nya hingga
terkesan positive feeling yang dirasakan coachee (Feeling).
• Jika belum keluar positive feelingnya, explore direct ke Belenggu.

TAHAP 3 : MENEMUKAN LIMITING BELIVE


Untuk menemukan Limiting Belive perlu dilakukan Detect, Detach,
Define, dengan pertanyaan dan Langkah sebagai berikut :
DETECT
• Memberi pertanyaan yang membuat coachee menyadari keyakinan
yang menghambatnya
• Apa belenggu yang terlihat/terasa dalam percakapan
• Apa belenggu yang muncul akibat dari pertanyaan
• Apa belenggu yang disampaikan/diceritakan sendiri oleh coachee
DETACH
• Memberi pertanyaan yang membuat coachee menyadari keyakinan
yang menghambatnya

25
• Jika waktu sesuai, memberi pertanyaan untuk menggali sumber
belenggu.
• Memberi pertanyaan yang membuat coachee melihat dari sisi lain
yang positif (Framing - Limiting Belief ditukar ke Empowering Belief)

DEFINE
• Membuat Keputusan
• Mengenal dan identifikasi 7 Belenggu ( 1)Prasangka Negatif, 2)Prinsip
Hidup, 3)Pengalaman, 4)Kepentingan dan Prioritas, 5)Sudut
Pandang, 6)Pembanding, 7)Fanatisme).
• Reconfirm dengan pertanyaan
• Di tentukan apakah perlu di tangani saat ini atau tidak. Isu utama atau
sampingan.
Jika belenggu berat dan utama, perlu di tangani segera, maka ia
menjadi area coaching saat ini.
Jika berat namun tidak perlu ditangani segera, menjadi topik
coaching di lain waktu,
Jika ringan namun perlu ditangani – maka perlu di coaching saat ini.

TAHAP 4 : ORIENTATION
CONTRAS
• Perhatikan kata-kata yang digunakan Coachee (untuk memprediksi
tingkatan socio emotional Coachee)
• Perhatikan reaksi Coachee saat kita berikan alternatif yang bertolak
belakang
CONFRONT
• Ditanya apa alasan menginginkan hal itu
• Mengapa hal itu penting?
• Apa dampak jika tidak didapatkan?
• Apa orientasi coachee

26
CONFIRM
• Simpulkan mengenai apa yang diinginkan Coachee, mengapa hal
tersebut penting dan apa yang menjadi orientasinya (level socio
emotional Coachee). Hal ini cukup menjadi referensi bagi Coach.

TAHAP 5 : DEFINING GOALS


DESCRIBE :
• Jelaskan apa yang anda inginkan ?
• Apa faktor2 yang berpengaruh untuk mencapai tujuan itu ?
DESIGN. :
• Seandainya sudah tercapai ? Apa yang anda lihat, dengar dan
rasakan ?
DUE DATE :
• Kapan target itu akan tercapai ?
• Posisi Bapak/Ibu dimana pada saat itu terjadi ?
• siapa yang akan terlibat. ?

TAHAP 6 : IDENTIFYING OPTIONS


STEP :
• Langkah apa yang akan dilakukan ?
STRENGTH :
• Apa kekuatan yang dapat membantu Bapak/Ibu ?
START :
• Mana yang akan anda lakukan – mengacu ke step

TAHAP 7 : MANAGING BARRIERS


CHALLANGES :
• Apa rintangan yang dapat menghalangi ?
CHANGE :
• Sejauh mana rintangan tersebut diselesaikan ? Apa yang akan
dilakukan ?

27
TAHAP 8 : GETTING SUPPORT
SUPPORT :
• Apa dukungan yang diperlukan ?
WHO. :
• Siapa yang dapat membantu memperoleh dukungan ?
HOW. :
• Bagaimana cara mendapatkan dukungan tersebut ?

TAHAP 9 : TAKING ACTION


PRIORITIZE :
• Apa yang akan Bpk/Ibu capai terlebih dahulu ?
• Apa saja yang akan dilakukan untuk mencapai itu ?
TIME LINE :
• Bagaiman tahapan nya ?
Milestone
• Apa yang akan dilakukan sesuai tahapan itu ?
• Apa bukti kesuksesan ?

TAHAP 10 : FEEDBACK
• Kapan Coaching berikutnya ?
• Bagaiman persepsi Bpk/Ibu tentang Coaching ini ?
• Apa yang perlu ditingkatkan dalam sesi Coaching ini ?
• Siapa yang anda kenal untuk mendapatkan Coaching ?

PELAKSANAAN COACHING
1. Formal Coaching, Executive Coaching ( 1-0-1)
Biasanya digunakan untuk mengembangkan kompetensi secara berkala.
2. Informal Coaching , Coaching skill in daily Conversation.
Biasanya digunakan untuk problem solving dan diskusi.
3. Team Coaching, Coaching for Team.
Dilakukan kepada sekelompok orang, antara 6 – 8 orang, dengan tujuan yang
sama.

28
COACHING COMMUNICATION PROSES
Prinsip dasar dalam Coaching, bertanya bukan untuk memuaskan rasa ingin tahu
Coach, tetapi bertanya untuk membantu Coachee memiliki sudut pandang yang
lebih luas.
Dalam proses kominikasi Coaching ada proses bertanya, proses mendengar, dan
merespon. Sebagaimana bagan berikut :

Sumber : ESQ 3.0 Coaching Ary Ginanjar

Active listening
Kemapuan untuk fokus sepenuhnya kepada apa yang diinginkan client, baik yang
terucap atau tidak, dan memahami apa yang tersirat, dan mendukung client untuk
berekspresi tentang dirinya.
Type of listening ada 3, yaitu :
1) Listening to Information
• Menidentifikasi keyword dari kalimat yang terucap
• Tetap bersikap netral dan bersabar untuk tidak buru-buru mencari solusi
• Memahami konteks dari cerita coachee.

29
2) Listening for Moving Forward
• Mendengarkan apa yang tersirat
• Mendengar untuk membantu Coachee mencari solusi
• Mendengar hal yang tidak disebut namun potensi solusi.
3) Linstening with emphaty
• Mendengarkan elemen-elemen kunci, belief, value, dan strength.
• Menangkap keinginan dan harapan sesungguhnya.
• Memahami turun naik perubahan emosi yang dirasakan coachee

Asking
Kemapuan untuk bertanya akan sangat mempengaruhi keberhasilan coaching,
meliputi :
1) Powerful Question.
• Terpancing untuk menggali situasinya lebih dalam
• Mengingat, merenung, dan refleksi ke dalam dirinya.
• Menemukan kesadaran terhadap situasi yang dialami.
• Terbantu untuk merumuskan Langkah-langkah nyata yang mendekatkan
dirinya pada tujuan.
• Selalu mulai dengat What, Where, How, When, Who.
2) Close - Ended Question
• Bisa dijawab dengan “ya” atau ‘tidak”
• Kecenderungan untuk menghasilkan jawaban yang mengandung alasan.
• Cenderung digunakan untuk menyakinkan.
3) Open-Ended Question
• Mendorong refkesi dan pemikiran.
• Memperdalam pemahaman situasi
• Terbuka, tidak menghakimi, dan merangsang rasa ingin tahu
4) Scalling Question
• Digunakan untuk mengukur intensitas sebuh keadaaan.
• Menimbulkan kesadaran tentang posisi saat ini dan yang diinginkan.
Contoh :

30
− Dari skala 1 sampai 10, dimana posisi anda saat ini ? 1 tidak yakin, 10
sangat yakin. Apa yang bisa dilakukan agar bisa sampai 10.
− Dari skala 1 sampai 10, bagaimana tingkat kepuasan anda terhadap
kinerja unit kerja ini ? 1 tidak puas, 10 sangat puas. Apa saran anda ?
Response
• Temukan kata kunci
• Temukan emosi
• Paraphrasing :
o Mengulangi Kembali kata kunci yang di dengar.
o Gunakan kata kunci yang sama.
o Merasakan intensi dan emosi dari kata-kata yang diucapkan berulang.
o Klarifikasi kembali untuk memastikan anda tidak salah mengerti.

A. RUANG LINGKUP MENTORING


1. Unsur – Unsur Mentoring
Pelaksanaan mentoring terdiri dari dua pelaku utama yaitu mentor dan mentee.
Mentor adalah penasehat utama dalam kelompok mentoring, sedangkan mentee
adalah peserta mentoring. Menurut DuBois dan Karche (2005) terdapat penjelasan
mentor dan mantee adalah sebagai berikut :
a. Mentor
Mentor merupakan seorang yang bijak dan seorang konselor atau guru yang
dapat dipercaya. Mentor adalah seorang dewasa, yang lebih berpengalaman
yang mengetahui lebih jauh perkembangan karakter dan kompetensi remaja
dengan membimbing remaja untuk dapat menguasai bakat dan tugas dimana
mentor sudah menguasainya terlebih dahulu. Mentoring dapat dicapai
melalui demonstrasi, instruksi, tantangan, dan dorongan secara bertahap
dalam jangka waktu tertentu. Seorang mentor tidak hanya berperan sebagai
seorang pembimbing saja tetapi ia memiliki multi fungsi yaitu selain sebagai
seorang guru (teacher) bagi mentee-nya, juga seorang pendukung (sponsor),
pendorong (encourage), konselor (counselor), dan sahabat (befriend). Untuk
itu seorang mentor harus memiliki kemampuan menilai, mengobservasi dan
memberikan saran dalam pengembangan mentee, memiliki rekam jejak yang

31
baik serta berintegritas yang baik guna mencapai tujuan dari pelaksanaan
mentoring.

b. Mentee
Mentoree atau mentee adalah sebutan untuk seseorang yang mengikuti
kegiatan mentoring. Suksesnya pelaksanaan mentoring tidak hanya
bergantung pada karakteristik mentor saja, tetapi juga karakteristik mentee.
Adapun karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh seorang mentee adalah
menginginkan dan membutuhkan adanya perubahan dalam kinerjanya, mau
dibimbing dalam meningkatkan kompetensinya, mempunyai keinginan untuk
belajar, mempunyai keinginan untuk bekerja sebagai tim, pribadi yang berani
mengambil keputusan dan melakukan sejumlah inovasi serta mampu
mengambil resiko dan bersikap positif.

2. Aspek – aspek dalam Mentoring


Seorang mentor bertujuan untuk menolong, memberi pengalaman yang positif,
memiliki reputasi yang baik untuk mengembangkan orang lain, waktu dan energi,
serta memberi pengetahuan yang up-to-date. Berikut adalah aspek-aspek
mentoring yang membentuk mentoring menjadi program yang solid dan baik:
a) Proses belajar yang terprogram. Tugas mentor adalah untuk meningkatkan
proses belajar yang disengaja (intentional learning), termasuk membangun
kapasitas melalui metode seperti instruksi, coaching, memberikan
pengalaman, modelling dan memberi saran.
b) Kegagalan dan kesuksesan adalah guru yang tangguh. Mentor sebagai
pemimpin dari suatu proses belajar, tentu perlu untuk membagi cerita
bagaimana cara saya melakukannya sehingga berhasil. Mereka juga perlu
untuk membagi pengalaman mereka tentang kegagalan. Kedua pengalaman
ini adalah pelajaran yang kuat yang memberikan kesempatan yang berharga
untuk menganalisa realitas individu dan organisasi.
c) Pemimpin perlu menceritakan pengalaman mereka. Pengalaman pribadi
maupun contoh kasus harus diceritakan karena memberi hikmah yang
bernilai dan sering kali tak terlupakan. Mentor yang bisa bicara tentang diri

32
mereka sendiri dan tentang pengalaman mereka akan membentuk suatu
rapot yang menjadikan mereka learning leaders.
d) Proses pengembangan akan matang sejalan dengan waktu. Mentoring jika
berhasil akan menjadi proses belajar yang berkelanjuta yang akan menjadi
pengalaman, observasi, pelajaran dan analisa yang berlangsung terus
menerus.
e) Mentoring adalah sebuah kerjasama. Mentoring yang sukses berarti membagi
tanggung jawab untuk belajar, tanpa menghitung fasilitas, materi, waktu dan
semua variabel yang ada. Mentoring yang sukses dimulai dengan menentukan
kontrak untuk belajar, dimana mentor, mentee dan manajer lini lapangan yang
terkait ikut terlibat.

3. Jenis – Jenis Mentoring


Menurut Martoredjo (2015), terdapat beberapa model atau jenis-jenis mentoring,
yaitu:
a) Mentoring Jarak Jauh
Menggunakan teknologi sebagai media seperti internet, email, dan
sebagainya. Hal ini akan sangat menarik karena dapat menjangkau tempat-
tempat yang sulit dan praktis dari segi waktu. Meskipun begitu, model ini
membutuhkan prasarana yang cukup memadai dan keterampilan khusus
dalam menggunakan media teknologi. Selain itu, model ini kurang bersifat
spontan dan hubungan interpersonal yang dibangun kurang efektif.
b) Mentoring Lintas Budaya
Model ini secara luas dimaksudkan sebagai kemitraan yang melibatkan
perbedaan gender, usia, ras/etnik, ataupun kebangsaan. Mentoring lintas
budaya terasa makin dibutuhkan mengingat lingkungan kerja makin beragam
dalam hal gender, usia, etnik atau kebangsaan. Setiap orang harus dapat
bekerja dengan lingkungan yang berbeda dengannya. Menyiapkan pasangan
dalam hubungan lintas budaya yang berhasil menjadi tantangan bagi
pelaksanaan mentoring yang baik.

33
c) Mentoring Kelompok
Dalam situasi suatu organisasi memiliki lebih banyak mentee daripada
mentor atau ada ketertarikan mengawali proses mentoring dalam skala yang
lebih besar Ada dua pendekatan mentoring kelompok (Group Mentoring)
dalam mencapai tujuan pembelajaran para anggota, yaitu action-learning dan
komunitas praktik. Dalam action-learning, dibentuk kelompok yang
melakukan pembelajaran secara bersama dalam mengatasi kesulitan dan
mencari pemecahan masalah dengan cara bertemu bersama untuk
membahas kesulitan-kesulitan yang dialami, bereksperimen, dan berefleksi.
Kegiatan ini dilengkapi fasilitator yang kompeten untuk membantu
memecahkan masalah. Sementara itu komunitas praktik dimaksudkan
sebagai sekelompok orang yang ingin mempelajari sesuatu berkolaborasi
dengan suatu kelompok baik secara real maupun virtual. Orang-orang ini
memiliki tujuan atau minat yang sama dan belajar satu sama lain dengan
berbagi pengalaman dan informasi.
d) Mentoring Sesama
Mentoring sesama adalah posisi atau kedudukan mentor dan mentee berada
pada level yang sama atau kurang lebih sama. Kesulitan mendapatkan mentor
yang lebih berpengalaman, kendala waktu, demografi, serta banyaknya
turnover menjadikan mentoring sesama diperlukan sebagai alternatif.
Mentoring sesama ini terjadi ketika individu pada tingkat tanggung jawab
yang sama dengan kemitraannya ingin meningkatkan efektivitas satu sama
lainnya. Meskipun efektif dalam jangka pendek, mentoring sesama ini kurang
efektif dalam jangka panjang. Mentoring sesama ini dapat berbalik menjadi
konflik apabila organisasi berubah menjadi makin berkembang.
e) Mentoring Organisasi
Dalam mentoring organisasi terjadi hubungan antara bisnis ke bisnis,
misalnya dalam kasus lingkungan. Mentoring lingkungan menjadi pendekatan
untuk pengalihan pengetahuan manajemen lingkungan. Mentoring
lingkungan mempunyai fokus pada penanaman kinerja lingkungan yang
makin baik melalui interaksi antara sesama pelaku bisnis. Aneka model

34
mentoring ini telah berkembang sebagai respons terhadap beragam
kebutuhan yang muncul dalam organisasi.

4. Tipe – Tipe Mentoring


a) One-on-one mentoring
Dalam one-on-one mentoring, pendampingan hanya dilakukan antara 1
mentor bersama 1 mentee saja untuk membantu pengembangan karier dan
potensinya. Mentor berperan sebagai penasihat sekaligus pemandu dalam
bidang karier.
b) Group mentoring
Dilakukan dengan melibatkan satu mentor melakukan pendampingan
terhadap beberapa mentee sekaligus dalam satu kelompok. Mentor bertindak
untuk memimpin sesi diskusi. Tipe yang satu ini dinilai kurang intensif jika
dibandingkan dengan metode one-on-one. Akan tetapi, mentee tetap bisa
mendapatkan manfaat belajar dari mentor dan interaksi dengan teman-
teman satu kelompok.
c) Team mentoring
Perbedaan team mentoring dan grup mentoring adalah kalau team mentoring
melibatkan banyak mentor, bukan hanya satu orang mentor saja. Dengan kata
lain, team mentoring adalah sekelompok mentor dan sekelompok mentee
yang melakukan sesi pendampingan sebagai sebuah tim.
d) Peer mentoring
Hampir mirip seperti 1-on-1 mentoring, karena pendampingan ini sama-sama
terdiri dari dua orang. Hanya saja bedanya kedua orang tersebut berasal dari
level karier atau rentang usia yang sama. Tujuannya untuk saling berbagi
pengalaman, keahlian, belajar bersama, dan saling mendukung. Biasanya,
pendampingan jenis ini dilakukan antar sesama departemen atau divisi di
sebuah perusahaan.
e) Distance atau e-mentoring
Dengan kemajuan teknologi, tipe pendampingan ini memungkinkan untuk
diadakan tanpa harus face to face. Mentor bisa berinteraksi dengan mentee
dari mana saja sekalipun ada perbedaan lokasi yang jauh, bisa antarnegara,

35
antarkota, antarpulau, dan lain-lain. Mentoring tipe ini dapat ditawarkan
kepada karyawan sebagai solusi pengembangan karier.
f) Reverse mentoring
Reverse mentoring adalah ketika seseorang junior membimbing orang yang
lebih senior dalam sebuah perusahaan. Dalam konteks ini, pendampingan
dilakukan untuk membantu senior mengadaptasi teknologi terbaru.
g) Speed mentoring
Mentoring ini merupakan inovasi pendampingan yang cukup unik. Biasanya
dilakukan pada acara-acara tertentu. Mentee bisa berkonsultasi dengan
beberapa mentor secara bergantian. Siapkan pertanyaan sebelumnya supaya
bisa melakukan sesi pendampingan dengan cepat.
h) Flash Mentoring
Seperti namanya, flash mentoring adalah sesi pendampingan cepat untuk
mempelajari informasi atau keahlian spesifik.

5. Tahapan Mentoring
Kegiatan mentoring terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap persiapan (preparing),
negosiasi (negotiating), kemungkinan (enabling) dan penutupan (closure). Adapun
penjelasan keempat tahapan mentoring tersebut adalah sebagai berikut:
a) Tahap persiapan (preparing). Tahap persiapan dalam proses mentoring
adalah tahap yang bersifat kritis untuk membangun dan mensukseskan
kegiatan mentoring. Fase ini meliputi situasi awal kerja untuk mencapai
hubungan baik antara mentor dan mentee dan focus pada persiapan mentor
untuk peran barunya dan persiapan memulai hubungan dengan mentee.
b) Tahap negosiasi (negotiating). Dalam tahap ini terjadi dialog antara mentor
dan mentee untuk menentukan waktu pelaksanaan mentoring.
c) Tahap kemungkinan (enabling). Selama tahap ini mentor harus mengatur
hubungan ini dan belajar aktif mendukung, memelihara semangat dalam
proses pembelajaran dengan monitoring dan proses evaluasi, dan
mendorong dilanjutkannya perkembangan dan bergerak dengan
menggambarkan membantu memelihara serta menilai kemajuan terhadap
tujuan pembelajaran.

36
d) Penutup (coming to closure). Penutup adalah bagian yang tak dapat
dihindarkan dalam setiap hubungan mentoring karena mentoring adalah
sebuah tujuan yang berorientasi pada proses, yang mana didorong oleh
tentunya pencapaian kompetensi yang profesional.

D. Rangkuman
Coaching dan mentoring merupakan 2 proses yang berbeda secara tugas, peran,
fungsi dan manfaatnya. Penggunaan coaching dan mentoring dilakukan
berdasarkan kebutuhan dan perannya masing-masing baik kepada coachee atau
mentee. Coaching adalah proses di mana seorang individu, yang biasa disebut
sebagai coach, bekerja dengan seorang klien untuk mencapai tujuan profesional
tertentu. Biasanya, coach adalah seseorang yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang relevan di bidang yang sama dengan klien. Coaching ini lebih
berfokus pada peningkatan keterampilan serta kinerja. Ini melibatkan sesi-sesi yang
terstruktur di mana coach membantu klien untuk mengidentifikasi tujuan mereka,
mengembangkan suatu rencana, dan memberikan umpan balik secara konstruktif.
Pendekatan coaching ini cenderung lebih formal dan berorientasi pada suatu hasil.
Di lain sisi, mentoring adalah hubungan yang lebih panjang antara seorang individu
yang memiliki pengalaman (mentor) dan seseorang yang lebih muda atau kurang
berpengalaman (mentee). Hubungan mentor-mentee ini cenderung lebih organik
dan tidak selalu berfokus pada tujuan yang spesifik. Dalam hal ini, mentor dapat
berbagi pengetahuan, pengalaman, dan wawasan mereka dengan mentee. Tujuan
utama dari mentoring adalah membantu mentee dalam pengembangan karier
mereka, memberikan pandangan tentang industri atau organisasi, dan membangun
kepercayaan diri para mentee. Pendekatan mentoring ini seringkali lebih fleksibel
dan kurang terstruktur jika dibandingkan dengan coaching
Ruang lingkup coaching dan mentoring berbeda sehingga memiliki tahapan
pelaksanaan yang serupa tetapi berbeda secara substansi dan pokok persoalannya.
Ruang lingkup pelaksanaan coaching lebih detail terhadap tahapan pelaksanaannya
yang berupa penetapan tujuan (Goal), Identifikasi alternatif langkah yang dilakukan
(Identifying Option), mengidentifikasi rintangan (Managing Bariers) yang dapat
menghalangi dan alternatip upaya mengatasinya, mengidentifikasi dukungan yang

37
diperlukan (Getting Support) yang diperlukan, sumber yang membantu, dan cara
mendapatkannya serta menetapkan kegiatan yang dilaksanakan (Taking Action),
bentuk, tahapan, dan bukti kesuksesan. Peran menjadi seorang coach lebih sulit dan
harus ada skill tersendiri dengan pembekalan kompetensi diri yang lebih dalam.
Sedangkan ruang lingkup mentoring lebih mengedepankan panduan substansi dari
seorang mentor dan bersifat sebagai pendengar dan membimbing ke
perkembangan karakter dan kempetensi mentee nya. Sehingga ruang lingkup
mentoring lebih berfokus kepada unsur-unsurnya, aspek-aspek yang menjadi
panduan menjadi seorang mentor, Mentoring adalah salah satu cara mentransfer
ilmu dari satu orang ke orang lain. Isi dari mentoring biasanya adalah berbagi
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Dalam prosesnya, mentoring adalah
hubungan timbal balik dan kolaboratif. Mentoring adalah prose belajar yang bisa
bersifat formal maupun informal

E. Latihan
1. Jelaskan fungsi dan manfaat dari adanya pelaksanaan coaching dan mentoring
!
2. Sebutkan peran dan tugas seorang mentor dalam proses mentoring !
3. Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan saat menjadi seorang mentor agar
seorang mentee dapat mencapai tujuan yang akan dicapai ?
4. Jelaskan aspek-aspek dalam coaching dan mentoring agar dapat membentuk
proses coaching dan mentoring menjadi program yang solid dan baik !
5. Bagaimana tahapan-tahapan yang wajib dilakukan dalam proses coaching agar
pelaksanaan coaching dapat berjalan dengan efektif dan efisien ?

F. Evaluasi Formatif
1. Dalam pelaksanaan kegiatan coaching, agar dapat berjalan dengan optimal dan
berhasil diperlukan beberapa sikap yang harus dimiliki oleh seorang coachee.
Berikut ini yang bukan termasuk kedalam sikap yang diperlukan seorang
coachee adalah ... .
a. Kesediaan untuk berubah menjadi lebih baik
b. Siap untuk termotivasi

38
c. Adanya ketertarikan untuk dilatih
d. Memiliki pandangan yang visioner dalam melihat masalah
e. Sikap keterbukaan terhadap berbagai perspektif dan gagasan baru

2. Berikut ini yang tidak termasuk dalam jenis – jenis mentoring menurut
Martoredjo adalah ... .
a. team mentoring
b. mentoring lintas budaya
c. group mentoring
d. mentoring sesama
e. mentoring jarak jauh

3. Terdapat tahapan-tahapan yang perlu dilakukan agar target dan proses


coaching dapat dilakukan yaitu melalui proses ... .
a. Perencanaan, negosiasi, pelaksanaan dan evaluasi
b. Persiapan, kemungkinan, dan penutup
c. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
d. Persiapan, negosiasi, kemungkinan dan penutup
e. Persiapan, negosiasi dan evaluasi

4. Salah satu tahapan dalam melaksanakan coaching, terdapat istilah Building


Trust yang memiliki maksud yaitu ... .
a. Menganalisa faktor – faktor yang berpengaruh bagi coachee dan batas
pencapaian target
b. Menganalisa kekuatan dan kelemahan dari coachee untuk membantu
mengembangkan potensi diri
c. Menemukan dorongan yang terdalam dari coachee untuk bergerak
mencapai tujuan
d. Mencari kesamaan karakter sebagai bentuk apresiasi dalam upaya
menciptakan gaya komunikasi yang sesuai
e. Membangun kepercayaan soachee melalui upaya menghadirkan suasana
yang tenang dan nyaman

39
5. Kegiatan mentoring memiliki tahapan – tahapan yang perlu dilakukan yaitu ... .
a. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
b. Persiapan, negosiasi, kemungkinan dan penutup
c. Persiapan, negosiasi dan evaluasi
d. Perencanaan, negosiasi, pelaksanaan dan evaluasi
e. Persiapan, kemungkinan, dan penutup

G. Tes Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Setelah peserta selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab ini,
silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang
lengkap dikurangi nilainya berdasarkan berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban,
Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul
ini. Keterangan hasil perhitungan rumus diatas sebagai berikut:

Tingkat Persentase Kategori


Penguasaan Jawaban Penilaian

90 – 100% Baik sekali


80- 90 % Baik
70-79 % Cukup
60-69 % Kurang
0 - 59 % Kurang sekali - Buruk

Tindak lanjut dari hasil penilaian diatas sbb:


• Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah dapat
menguasaan modul tersebut , dan dapat melanjutkan pada bab selanjutya.
• Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjtkan pada bab selanjutnya.

40
BAB IV
MENTORING DENGAN COACHING CLINIC

Indikator Keberhasilan:
Setelah mempelajari BAB IV ini, peserta diklat diharapkan dapat mempraktikkan
Mentoring dan Coaching Clinic

A. Konsep Dasar Coaching Clinic


Coaching Clinic merupakan salah satu teknik dalam melaksanakan coaching yang
dilakukan melalui pembimbingan singkat dalam bentuk pendampingan melalui studi
kasus atau sesi perorangan yang ditujukan untuk penguasaan pengetahuan dan
kecakapan di bidang tertentu. Coaching Clinic dapat dianggap sebagai layanan
berupa konsultasi dan pendampingan secara daring maupun luring dengan tujuan
memberikan penjelasan dan pendampingan secara teknis kepada individu lainnya.
Secara umum coaching clinic adalah sebuah proses bimbingan singkat, berupa
kegiatan yang berfungsi untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan peningkatan
kinerja sumber daya manusia (SDM). Umumnya, kegiatan yang dilakukan berupa
pelatihan, workshop, kelas mentoring, dan terapi atau konseling.

Tujuan dari pelaksanaan coaching clinic


adalah membantu coachee mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan mereka,
merencanakan tujuan, dan mengembangkan
rencana tindakan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Coaching clinic dapat
diselenggarakan dalam berbagai format, termasuk sesi tatap muka, pelatihan
online, atau kombinasi keduanya. Keseluruhan tujuan dari kegiatan ini adalah
membantu individu atau kelompok mencapai potensi terbaik mereka dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.Coaching clinic dapat membantu dalam meningkatkan
profesionalitas secara personal maupun pencapaian suatu target., peningkatan
kualitas kinerja, serta dapat menjadi komunikasi dengan para coachee sebagai
bimbingan untuk menyelesaikan permasalahan dengan tepat. Coaching clinic yang
tepat sasaran dan tepat guna dapat menjadi sarana untuk membantu para coachee
dalam meningkatkan kepercayaan diri, mengenali potensi diri, meningkatkan

41
performa kerjanya serta dapat meningkatkan intrapersonal dan interpersonal dari
tiap coachee. Penting untuk dicatat bahwa coaching clinic bukan hanya tentang
memberikan instruksi dan pembimbingan, tetapi juga melibatkan interaksi dua arah
di antara coach dan coachee.

Coaching clinic tentu tidak dilaksanakan setiap saat ataupun dilaksanakan setelah
program berjalan. Dalam proses menjalankan program, meskipun sudah
menentukan tujuan terkadang ada saja kendala dan permasalahan yang ditemui di
tengah pencapaian target. Masalah terkadang membuat para coachee merasa jenuh
dan mengalami ketidakpastian pada titik-titik tertentuu. Adanya coach akan
memberikan feedback yang objektif dan menuntun para coachee dalam
mendapatkan solusi serta meningkatkan performa kinerja kembali.

B. Jenis Coaching Clinic


Coaching clinic dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung kepada
kebutuhan dan sasarannya, karena cara penanganan serta tekniknya tentu berbeda
dalam pelaksanaan coaching clinic.
Dalam sebuah lingkungan kerja pada umumnya, coaching clinic dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu executive coaching, business coaching, dan career coaching
dimana perbedaannya adalah sebagai berikut :
1. Executive coaching adalah program yang dirancang untuk membantu para
stakeholder untuk mencapai target tertinggi yang ditetapkan. Coaching ini
bertujuan untuk menciptakan pola pikir baru, gaya bekerja dalam tim, dan
meningkatkan hubungan antar eksekutif dalam suatu lingkungan kerja.
2. business coaching merupakan pelatihan yang ditargetkan kepada para coachee
yang baru memiliki usaha atau sedang berusaha untuk meningkatkan kinerja.
Kemudian, sedang berjuang meningkatkan target dan capaian, dan menggali
potensi diri agar dapat melaksanakan kegiatan secara optimal.
3. Career coaching yaitu pelatihan yang diberikan kepada para coachee untuk
mengoptimalkan kekuatan yang ada, sehingga dapat berkontribusi mewujudkan
visi misi di lingkungan kerja.

42
Dalam hal ini setiap coach, wajib menganalisa karakter dari para coache
berdasarkan kebutuhan dan potensi yang ingin digali ataupun penyelesaian
permasalahan dari para coachee sehingga coach dapat menentukan jenis coaching
clinic yang akan dilaksanakan sebagai bentuk pendampingannya.

C. Tahapan Pelaksanaan Coaching Clinic


Tujuan coaching adalah membantu coachee untuk memahami peluang penuh dalam
kebutuhannya, membantu coachee dalam belajar pengetahuan baru, membawa nilai
coachee lebih sejalan dengan nilai dan filosofi program, membantu coachee
mengembangkan kompetensinya dan membantu coachee memperbaiki perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai organisasi. Dalam hal ini coach wajib melakukan
pembimbingan kepada coachee secara berkala dan intens, sehingga kegiatan
coaching clinic merupakan tindaklanjut yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Sebelum melaksanakan coaching clinic sebaiknya sebagai seorang coach wajib
mengembangkan keterampilan komunikasi terlebih dahulu untuk memastikan
bahwa informasi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas dan secara mudah
dapat dipahami oleh para coachee. Coaching clinic bukan hanya memberikan
informasi, tetapi juga tentang memberikan umpan balik yang konstruktif. Dorong
para coachee untuk berpartisipasi aktif dan berikan umpan balik yang dapat
membantu mereka meningkatkan keterampilan atau mengatasi hambatan

Adapun tahapan dalam melaksanakan coaching


clinic adalah sebagai berikut :
1. Tentukan Tujuan dan kebutuhan
Berdasarkan analisis kebutuhan dari para
coachee, tentukan tujuan yang spesifik dan
terukur yang ingin dicapai melalui program. Pastikan bahwa tujuan yang ditentukan
oleh seorang coach realistis dan terjangkau oleh para coachee
2. Tentukan sasaran
Seorang coach sebelum melaksanakan coaching clinic wajib mengetahui
sasaran yang akan didampingi untuk mengetahui karakter dari para coachee.

43
Sasaran harus mencakup informasi tentang siapa yang akan mendapatkan
manfaat, berapa banyak yang ingin dicapai, dan dalam waktu berapa lama.
3. Tentukan tema atau topik
Topik adalah suatu pokok persoalan yang sifatnya umum dan abstrak akan tetapi
digunakan sebagai landasan yang dipergunakan untuk menyampaikan maksud
dan tujuan mencapai program. Topik yang akan digunakan harus bermanfaat
dan layak dibahas. Topik yang ditentukan juga harus dipilih sesuai dengan
penguasaan dan pengetahuan yang dimiliki dari seorang coach. Penentuan topik
yang sesuai dapat memotivasi para coachee untuk mencari data yang berguna
untuk menyelesaikan permasalahan atau persoalan yang ditemui. Sumber
referensi bagi seorang coach dalam melakukan coaching clinic juga harus
relevan dan cukup memadai.meto
4. Tentukan rencana sesi/jadwal dan durasi waktu yang sesuai
Pelaksanaan coaching clinic tidak selamanya harus dalam waktu yang lama. Hal
ini dapat ditentukan setelah mengetahui tujuan, kebutuhan dan sasaran
coaching clinic maka akan mudah menentukan durasi waktu yang sesuai dan
efisien. Jadwal yang ditentukan sebaiknya mengarah kepada kesesuaian waktu
yang tersedia bagi para coachee, jika jadwal yang dibutuhkan relatif berbeda
maka dapat dilakukan penjadwalan coaching clinic beberapa kali sesuai waktu
yang tersedia untuk menjawab kebutuhan coaching clinic tersebut.
5. Tentukan metode pelaksanaan
Metode pelaksanaan dalam melaksanakan coaching clinic disesuaikan dengan
karakter para coachee apakah dilakukan secara tatap langsung atau melalui
media virtual untuk menjangkau sasaran yang lebih luas. Metode coaching clinic
perlu ditentukan karena memudahkan proses coaching baik untuk pelaksanaan
yang sistematis, mengamati tingkah laku dan individu dari para coachee.
Metode coaching clinic yang tepat akan mengantarkan sebuah coaching ke arah
tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepata sesuai yang diinginkan oleh
para coachee.

44
D. Rangkuman
Secara sederhana, coaching clinic bisa dijelaskan sebagai proses bimbingan singkat,
berupa kegiatan yang berfungsi untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan
peningkatan kinerja sumber daya manusia (SDM). Umumnya, kegiatan yang
dilakukan berupa pelatihan, workshop, kelas mentoring, dan terapi atau konseling.
Selain itu, kegiatan ini juga bisa membantu dalam meningkatkan profesionalitas
secara personal maupun sistem karir. Dalam hal ini ada tiga Jenis Coaching Clinic,
yaitu executive coaching, business coaching, dan career coaching dimana
penggunaan jenis coaching clinic harus menganalisa karakter dari para coache
berdasarkan kebutuhan dan potensi yang ingin digali ataupun penyelesaian
permasalahan dari para coachee sehingga coach dapat menentukan jenis coaching
clinic yang akan dilaksanakan sebagai bentuk pendampingannya.

Coaching ini bertujuan untuk menciptakan pola pikir baru, gaya bekerjasama, dan
meningkatkan hubungan antar coachee. Adapun manfaat dari program Coaching
Clinic, adalah membantu mengenali potensi diri setiap coachee, meningkatkan
Performa Kerja, mengurangi Konflik Kerja, dan meningkatkan Intrapersonal dan
Interpersonal Skill. Kemampuan intrapersonal adalah transformasi diri secara
individu ke arah yang lebih baik, misalnya menjadi lebih percaya diri, bersemangat,
optimis, berpikiran positif, membangun citra diri positif, mampu mengaudit diri,
hingga kemampuan mengendalikan emosi. Sementara interpersonal, adalah
kemampuan berinteraksi antar sesama untuk mencapai sebuah tujuan yang sama,
misalnya kemampuan untuk bernegosiasi, bersinergi dan menghargai
keberagaman.

E. Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan coaching clinic ?
2. Apa saja tujuan dari pelaksanaan coaching clinic bagi seorang coachee ?
3. Sebutkan jenis – jenis pelaksanaan coaching clinic secara umum !
4. Jelaskan kegunaan seorang coach harus melakukan analisa kebutuhan
terlebih dahulu sebelum mengadakan coaching clinic !

45
5. Bagaimana tahapan dalam melaksanakan coaching clinic yang tepat dan
efektif ?

F. Evaluasi Formatif
1. Proses bimbingan singkat yang berfungsi untuk penguasaan ilmu pengetahuan,
peningkatan kinerja ataupun mengembangkan rencana tindakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan merupakan definisi dari ... .
a. Coaching
b. Coaching Clinic
c. Mentoring
d. Executive Coaching
e. Career Coaching

2. Berikut ini yang bukan termasuk dalam tujuan dari pelaksanaan kegiatan
coaching clinic adalah ... .
a. Mencapai interaksi satu arah untuk pola instruksi dan pembimbingan
b. Membantu coachee mengidentifikasi potensi diri
c. Meningkatkan profesionalitas secara personal untuk mencapai target
d. Menyelesaikan permasalahan coachee dengan tepat
e. Meningkatkan kepercayaan diri dari coachee

3. Salah satu jenis coaching clinic yang dapat ditujukan bagi para stakeholder
dalam menciptakan pola pikir baru serta membentuk gaya bekerjasama dalam
tim adalah ... .
a. Team Coaching
b. Business Coaching
c. Career Coaching
d. Executive Coaching
e. Directive Coaching

46
4. Yang wajib dimiliki oleh seorang coach sebelum melaksanakan coaching clinic
adalah ... .
a. Memberikan umpan balik yang konstruktif kepada coachee
b. Mendorong para coachee untuk berpartisipasi aktif
c. Memahami peluang penuh seorang coachee
d. Menentukan tujuan dan kebutuhan coachee
e. Mengembangkan keterampilan komunikasi

5. Menentukan pokok permasalahan yang bersifat umum dan menarik sebagai


landasan untuk menyampaikan maksud dan tujuan program merupakan tahapan
dalam pelaksanaan coaching clinic pada tahapan penentuan ... .
a. Tujuan dan kebutuhan
b. Sesi dan duraasi waktu
c. Tema atau topik
d. Metode pelaksanaan
e. Sasaran

G. Tes Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Setelah peserta selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab ini,
silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang
lengkap dikurangi nilainya berdasarkan berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban,
Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul
ini. Keterangan hasil perhitungan rumus diatas sebagai berikut:

Tingkat Persentase Kategori


Penguasaan Jawaban Penilaian

90 – 100% Baik sekali


80- 90 % Baik
70-79 % Cukup
60-69 % Kurang
0 - 59 % Kurang sekali - Buruk

Tindak lanjut dari hasil penilaian diatas sbb:

47
• Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah dapat
menguasaan modul tersebut , dan dapat melanjutkan pada bab selanjutya.
• Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjtkan pada bab selanjutnya.

48
BAB V
PRAKTIK COACHING DAN MENTORING

Indikator Keberhasilan:
Setelah mempelajari BAB V ini, peserta diklat diharapkan dapat
mempraktikkan Coaching dan Mentoring untuk memperkuat pemahaman
peserta pelatihan terhadap materi praktek coaching dan mentoring.

A. Praktik Coaching
Setiap peserta akan diberikan tugas yang sama, yaitu melakukan self coaching.
Dimana setiap peserta akan dibagikan lembar “Self Coaching” yang berisi pertanyaan-
pertanyaan powerfull sesuai dengan alur atau tatacara coaching. Self-coaching
adalah kemampuan kita untuk mengajukan pertanyaan pada diri sendiri demi
peningkatan self-awareness dan pengaktifan reaksi-reaksi positif. Selanjutnya, Dr.
Joseph Luciani, seorang psikologis klinis dan penulis buku “The Power of Self-
Coaching“, menjelaskan Self-Coaching membantu mengurangi konflik dalam diri
(seperti depresi, kecemasan, panik, dan hubungan yang tidak sehat); dan
meringkasnya menjadi dua kata, ketidakamanan dan kendali diri.
Adapun lembar “Self Coaching” akan berisi pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Temukan, apa impian anda saat ini?.
2. Seberapa penting impian itu bagi anda?
3. Seandainya anda sudah mencapai impian tersebut, apa yang anda rasakan?
4. Lalu apa yang akan anda katakana ke dalam diri anda?
5. Lalu apa yang akan anda katakan kepada Sang Maha Pencipta?
6. Apa saja penghalang dari dalam diri anda untuk mencapai impian tersebut, buat
listnya.
7. Andai semua penghalang itu tidak, apa yang akan anda rasakan. Lalu bayangkan,
apa yang anda lihat, anda dengar, dan anda rasakan.
8. Andai impian tercapai namun tidak ada orang yang peduli/mengapresiasi, apa
yang anda rasakan?
9. Apakah anda masih ingin impian itu tercapai? Kapan anda akan mencapainya?
10. Tuliskan 3 langkah yang akan anda lakukan untuk mencapai impian.
11. Apa kendala utama di luar diri anda dalam mencapai impian ?
12. Dari skala 1-10, seberapa besar anda dapat mengatasi kendala utama tersebut?.

49
13. Apa yang harus anda lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut?
14. Dukungan apa yang anda perlukan? Siapa yang dapat membantu anda?
Bagaimana cara anda mendapat dukungan tsb?
15. Apa langkah nyata yang perlu segara anda lakukan dalam 3 bulan kedepan?
Urutkan jawaban dari pertanyaan no. 10, dan tambahkan langkah-langkah lain
yang masih diperlukan.
16. Buat jadwal waktunya (tanggal dan bulan berapa) dari setiap langkah nyata
tersebut, serta apa bukti anda telah melakukan.
Peserta diminta menuliskan jawabannya dalam kertas atau diketik dalam laptop.

B. Praktik Mentoring
Untuk praktik mentoring, seluruh peserta akan dibagi kedalam 5 break out rooms
(BOR), dengan jumlah peserta per BOR adalah 5-6 orang. Langkah praktik mentoring
dalam setiap BOR adalah sebagai berikut:
1. Tentukan satu orang untuk menjadi mentor dan yang lain akan menjadi mentee.
2. Mentor dan mentee secara bersama menentukan topik/substansi yang akan
dibahas
3. Pembahasan Action Plan
4. Berbagi pengetahuan dan pengalaman oleh mentor
5. Proses interaksi dan saran konstruktif dari mentor
Untuk memudahkan praktik mentoring, setiap BOR dapat menggunakan tabel
berikut:
No. Kegiatan Mentoring Hasil

1 Topik bahasan

2 Pembahasan point-point Action Plan

3 Pengetahuan dan pengalaman yang


disampaikan oleh mentor

4 Proses Interaksi dan Saran Konstruktif

50
C. Rangkuman
Peserta pelatihan pada dasarnya mempunyai bekal pengetahuan dan
keterampilan yang berbeda-beda sehingga harapannya dan kekhawatirannya
terhadap diklat yang diikutinya pun berbeda-beda. Praktik coaching dan mentoring
dapat menumbuhkan self coaching bagi peserta dan juga dapat meningkatkan
kemampuan peserta dalam melakukan mentoring yang terarah, sistematis dan
fokus pada tujuan yang akan dicapai. Fasilitator perlu memberikan motivasi agar
peserta dalam pelatihan ini dapat melukan coaching dan mentoing yang efektif dan
efisien serta kekhawatiran peserta dapat dihindari. Diharapkan melalui kegiatan ini
tujuan pelatihan dapat tercapai dengan baik dan optimal.

D. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan Self-coaching?
2. Sebutkan minimal 5 contoh pertanyaan Self-coaching?
3. Uraikanlah manfaat Self-coaching?
4. Sebutkan 5 contoh kegiatan dalam praktek mentoring?
5. Praktikkan kegiatan mentoring!

E. Evaluasi
1. Berikut ini merupakan contoh dalam pertanyaan self coaching, yaitu…
a. Tuliskan 3 langkah yang akan anda lakukan untuk mencapai impian.
b. Para peserta dapat diidentifikasi kebutuhan pelatihan yang diharapkan
c. Memberikan kesempatan bagi peserta untuk menuangkan keinginan dalam
melakukan pelatihan
d. Menjadi wadah ide adu gagasan bagi para peserta
e. Mencapai kesuksesan bersama dengan menuangkan semua harapan kelas

2. Dalam praktek mentoring dapat menggunakan beberapa kegiatan berikut ini,


yaitu…
a. Tentukan satu orang untuk menjadi mentor dan yang lain akan menjadi mentee,
Mentor dan mentee secara bersama menentukan topik/substansi yang akan

51
dibahas, Pembahasan Action Plan, Berbagi pengetahuan dan pengalaman oleh
mentor dan Proses interaksi dan saran konstruktif dari mentor
b. Tentukan satu orang untuk menjadi asesor, peserta menentukan
topik/substansi yang akan dibahas, Pembahasan Action Plan, Berbagi
pengetahuan dan pengalaman oleh mentor dan Proses interaksi dan saran
konstruktif dari asesor.
c. Fasilitator meminta peserta untuk mengungkapkan ide cemerlang peserta
selama mengikuti diklat, Berbagi pengetahuan dan pengalaman oleh mentor
dan Proses interaksi dan saran konstruktif dari mentor.
d. Tentukan satu orang untuk menjadi mentor dan yang lain akan menjadi mentee,
Mentor dan mentee secara bersama menentukan topik/substansi yang akan
dibahas, Pembahasan Action Plan dan Fasilitator mengumpulkan semua
jawaban atau penjelasan peserta serta langsung merangkum harapan dan
kekhawatiran peserta
e. Peserta melakukan diskusi untuk membuat suasana kelas kondusif

3. Berikut ini definisi yang paling tepat terkait Self-coaching adalah...


a. Self-coaching adalah kemampuan kita menarik partisipasi aktif peserta
dengan bergerak mengelilingi ruangan
b. Self-coaching adalah kemampuan kita membuat peserta memikirkan dan
mengantisipasi hambatan selama melakukan pelatihan
c. Self-coaching adalah kemampuan kita mencoba menggali kecemasan bawah
sadar peserta
d. Self-coaching adalah kemampuan kita membuat komitmen bersama
e. Self-coaching adalah kemampuan kita untuk mengajukan pertanyaan pada diri
sendiri demi peningkatan self-awareness dan pengaktifan reaksi-reaksi
positif.

4. Sebutkan manfaat self-coaching…


a. Membantu mengurangi konflik dalam diri (seperti depresi, kecemasan, panik,
dan hubungan yang tidak sehat); dan meringkasnya menjadi dua kata,
ketidakamanan dan kendali diri.

52
b. Membantu mengurangi konflik antar peserta selama pelatihan (seperti saling
berkompetensi dan menujukan kelebihannya masing-masing dengan cara yang
tidak benar
c. Membantu agar peserta dapat lebih disiplin dalam mengikuti pelatihan
d. Membantu peserta agar tidak terjadi kegaduhan dalam pelatihan
e. Self-coaching dapat membantu pelatihan lebih dinamis

5. Dalam praktek mentoring salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu Mentor dan
mentee secara bersama menentukan...
a. Waktu pelaksanaan
b. topik/substansi yang akan dibahas
c. tempat berdiskusi
d. jadwal kegiatan
e. kesesuaian pelaksanaan kegiatan

F. Umpan Balik
Setelah peserta selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab ini,
silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang lengkap
dikurangi nilainya berdasarkan berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, Hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini. Keterangan hasil
perhitungan rumus diatas sebagai berikut :

Tingkat Persentase Kategori


Penguasaan Jawaban Penilaian

90 – 100% Baik sekali


80- 90 % Baik
70-79 % Cukup
60-69 % Kurang
0 - 59 % Kurang sekali - Buruk

53
Tindak lanjut dari hasil penilaian di atas sebagai berikut:
● Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah dapat
menguasaan modul tersebut dan dapat melanjutkan pada bab selanjutya.
● Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab selanjutnya.

54
BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Coaching adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui pembekalan kemampuan
memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri. Tujuan coaching adalah:
1). untuk membantu coachee dalam memahami peluang penuh dalam tugas yang diemban;
2).membantu coachee dalam memahami lebih luas pengetahuan baru/membuka luas sudut
pandang; 3). Membawa nilai coachee lebih sejalan dengan nilai filosofi instansi/lingkup
kerjanya; 4). Membantu coachee mengembangkan potensinya. Selanjutnya, unsur coaching
terdiri dari coach dan coachee.
Mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui transfer pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan dari orang yang lebih berpengalaman pada bidang yang sama.
Tujuan mentoring adalah: 1) terciptanya komunikasi antara mentor dengan mentee dalam hal
permasalahan atau hambatan yang dihadapi oleh pegawai; 2). Terbangunnya hubungan yang
berkelanjutan dan saling mendukung antara mentor dan mentee dalam semangat tim; 3).
Terwujudnya strategi untuk memperbaiki kinerja pegawai; dan 4). Tergalinya informasi
kemampuan mentee serta kompetensi yang akan dikembangkan untuk pengembanga kariri
mentee. Selanjutnya, unsur mentoring terdiri dari mentor dan mentee.
Secara sederhana, coaching clinic bisa dijelaskan sebagai proses bimbingan
singkat, berupa kegiatan yang berfungsi untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan
peningkatan kinerja sumber daya manusia (SDM). Umumnya, kegiatan yang dilakukan
berupa pelatihan, workshop, kelas mentoring, dan terapi atau konseling. Selain itu,
kegiatan ini juga bisa membantu dalam meningkatkan profesionalitas secara
personal maupun sistem karir. Dalam hal ini ada tiga Jenis Coaching Clinic, yaitu
executive coaching, business coaching, dan career coaching dimana penggunaan
jenis coaching clinic harus menganalisa karakter dari para coache berdasarkan
kebutuhan dan potensi yang ingin digali ataupun penyelesaian permasalahan dari
para coachee sehingga coach dapat menentukan jenis coaching clinic yang akan
dilaksanakan sebagai bentuk pendampingannya.

55
Praktik coaching dan mentoring dapat menumbuhkan self coaching bagi peserta
dan juga dapat meningkatkan kemampuan peserta dalam melakukan mentoring
yang terarah, sistematis dan fokus pada tujuan yang akan dicapai. Fasilitator perlu
memberikan motivasi agar peserta dalam pelatihan ini dapat melukan coaching dan
mentoing yang efektif dan efisien serta kekhawatiran peserta dapat dihindari.
Diharapkan melalui kegiatan ini tujuan pelatihan dapat tercapai dengan baik dan
optimal.

B. Evaluasi
Kerjakan soal berikut dengan memilih jawaban a, b, c, d atau e pada jawaban yang
paling tepat!
1. Definisi coaching adalah pembimbingan peningkatan kinerja melalui pembekalan
kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri.
Makna yang tepat dari kata Pembimbingan dalam kalimat tersebut adalah…..
a. suatu hubungan yang dilakukan secara intensif antara coach dan coachee
guna menemukan tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah pihak
b. suatu hubungan yang dilakukan secara pasif antara coach dan coachee guna
menemukan tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah pihak
c. suatu hubungan yang dilakukan secara tatap muka langsung antara coach
dan coachee guna menemukan tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah
pihak
d. suatu hubungan yang dilakukan secara intensif antara coach dan mentor
guna menemukan tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah pihak
e. suatu hubungan yang dilakukan secara intensif antara coachee dan mentor
guna menemukan tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah pihak

2. Makna dari “God’s Masterpiece” yaitu...Artinya setiap manusia diciptakan dengan


sangat sempurna dan unik oleh Sang Maha Pencipta.:
a. setiap manusia diciptakan dengan akal oleh Sang Maha Pencipta
b. setiap manusia diciptakan dengan bentuk yang rupawan oleh Sang Maha
Pencipta
c. setiap manusia diciptakan berbeda oleh Sang Maha Pencipta
d. setiap manusia diciptakan memiliki kesempatan yang sama oleh Sang
Maha Pencipta

56
e. setiap manusia diciptakan dengan sangat sempurna dan unik oleh Sang
Maha Pencipta

3. Salah satu Faktor yang membelenggu dalam diri coachee atau mentee dikenal
dengan 7 limiting beliefs, yaitu:
a. Prasangka Postive
b. Prasangka negative
c. Pengalaman yang menyenangkan
d. Netralitas
e. Persepsi pandangan hidup
4. Unsur coaching terdiri dari....
a. mentor dan coach
b. coach dan coachee.
c. coachee dan coaching
d. mentoring dan mentee
e. coach dan mentee

5. unsur mentoring terdiri dari....


a. mentor dan mentee
b. mentee dan mentoring
c. coach dan mentee
d. mentor dn coaching
e. coaching dan mentoring
6. Dalam pelaksanaan kegiatan coaching, agar dapat berjalan dengan optimal dan
berhasil diperlukan beberapa sikap yang harus dimiliki oleh seorang coachee.
Berikut ini yang bukan termasuk kedalam sikap yang diperlukan seorang
coachee adalah ... .
a. Kesediaan untuk berubah menjadi lebih baik
b. Siap untuk termotivasi
c. Adanya ketertarikan untuk dilatih
d. Memiliki pandangan yang visioner dalam melihat masalah
e. Sikap keterbukaan terhadap berbagai perspektif dan gagasan baru

57
7. Berikut ini yang tidak termasuk dalam jenis – jenis mentoring menurut
Martoredjo adalah ... .
a. team mentoring
b. mentoring lintas budaya
c. group mentoring
d. mentoring sesama
e. mentoring jarak jauh

8. Terdapat tahapan-tahapan yang perlu dilakukan agar target dan proses


coaching dapat dilakukan yaitu melalui proses ... .
a. Perencanaan, negosiasi, pelaksanaan dan evaluasi
b. Persiapan, kemungkinan, dan penutup
c. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
d. Persiapan, negosiasi, kemungkinan dan penutup
e. Persiapan, negosiasi dan evaluasi

9. Salah satu tahapan dalam melaksanakan coaching, terdapat istilah Building


Trust yang memiliki maksud yaitu ... .
a. Menganalisa faktor – faktor yang berpengaruh bagi coachee dan batas
pencapaian target
b. Menganalisa kekuatan dan kelemahan dari coachee untuk membantu
mengembangkan potensi diri
c. Menemukan dorongan yang terdalam dari coachee untuk bergerak
mencapai tujuan
d. Mencari kesamaan karakter sebagai bentuk apresiasi dalam upaya
menciptakan gaya komunikasi yang sesuai
e. Membangun kepercayaan soachee melalui upaya menghadirkan suasana
yang tenang dan nyaman

58
10. Kegiatan mentoring memiliki tahapan – tahapan yang perlu dilakukan yaitu ... .
a. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
b. Persiapan, negosiasi, kemungkinan dan penutup
c. Persiapan, negosiasi dan evaluasi
d. Perencanaan, negosiasi, pelaksanaan dan evaluasi
e. Persiapan, kemungkinan, dan penutup

11. Berikut ini merupakan contoh dalam pertanyaan self coaching, yaitu…
a. Tuliskan 3 langkah yang akan anda lakukan untuk mencapai impian.
b. Para peserta dapat diidentifikasi kebutuhan pelatihan yang diharapkan
c. Memberikan kesempatan bagi peserta untuk menuangkan keinginan dalam
melakukan pelatihan
d. Menjadi wadah ide adu gagasan bagi para peserta
e. Mencapai kesuksesan bersama dengan menuangkan semua harapan kelas

12.Dalam praktek mentoring dapat menggunakan beberapa kegiatan berikut ini,


yaitu…
a. Tentukan satu orang untuk menjadi mentor dan yang lain akan menjadi mentee,
Mentor dan mentee secara bersama menentukan topik/substansi yang akan
dibahas, Pembahasan Action Plan, Berbagi pengetahuan dan pengalaman oleh
mentor dan Proses interaksi dan saran konstruktif dari mentor
b. Tentukan satu orang untuk menjadi asesor, peserta menentukan
topik/substansi yang akan dibahas, Pembahasan Action Plan, Berbagi
pengetahuan dan pengalaman oleh mentor dan Proses interaksi dan saran
konstruktif dari asesor.
c. Fasilitator meminta peserta untuk mengungkapkan ide cemerlang peserta
selama mengikuti diklat, Berbagi pengetahuan dan pengalaman oleh mentor
dan Proses interaksi dan saran konstruktif dari mentor.
d. Tentukan satu orang untuk menjadi mentor dan yang lain akan menjadi mentee,
Mentor dan mentee secara bersama menentukan topik/substansi yang akan
dibahas, Pembahasan Action Plan dan Fasilitator mengumpulkan semua

59
jawaban atau penjelasan peserta serta langsung merangkum harapan dan
kekhawatiran peserta
e. Peserta melakukan diskusi untuk membuat suasana kelas kondusif

13. Berikut ini definisi yang paling tepat terkait Self-coaching adalah...
a. Self-coaching adalah kemampuan kita menarik partisipasi aktif peserta
dengan bergerak mengelilingi ruangan
b. Self-coaching adalah kemampuan kita membuat peserta memikirkan dan
mengantisipasi hambatan selama melakukan pelatihan
c. Self-coaching adalah kemampuan kita mencoba menggali kecemasan bawah
sadar peserta
d. Self-coaching adalah kemampuan kita membuat komitmen bersama
e. Self-coaching adalah kemampuan kita untuk mengajukan pertanyaan pada diri
sendiri demi peningkatan self-awareness dan pengaktifan reaksi-reaksi
positif.

14.Sebutkan manfaat self-coaching…


a. Membantu mengurangi konflik dalam diri (seperti depresi, kecemasan, panik,
dan hubungan yang tidak sehat); dan meringkasnya menjadi dua kata,
ketidakamanan dan kendali diri.
b. Membantu mengurangi konflik antar peserta selama pelatihan (seperti saling
berkompetensi dan menujukan kelebihannya masing-masing dengan cara yang
tidak benar
c. Membantu agar peserta dapat lebih disiplin dalam mengikuti pelatihan
d. Membantu peserta agar tidak terjadi kegaduhan dalam pelatihan
e. Self-coaching dapat membantu pelatihan lebih dinamis

15. Dalam praktek mentoring salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu Mentor dan
mentee secara bersama menentukan...
a. Waktu pelaksanaan
b. topik/substansi yang akan dibahas
c. tempat berdiskusi

60
d. jadwal kegiatan
e. kesesuaian pelaksanaan kegiatan

C. Kunci Jawaban Evaluasi

MATERI BUTIR JAWABAN


SOAL

1 A
Bab II 2 E
Definisi Coaching Dan Mentoring 3 B
4 B
5 A
1 D
Bab III 2 A
3 C
4 E
5 B
1 B
Bab IV 2 A
3 D
4 E
5 C
1 A
Bab V 2 A
Praktik Coaching Dan Mentoring 3 E
4 A
5 B

61
62
DAFTAR PUSTAKA

1. Konsep Dasar Teknik Coaching dan Mentoring, Bahan Tayang Tim Fasilitator
Pusbangkom Teknis, Sosial Kultural LAN RI, 2023.
2. Martoredjo, N.T. 2015. Peran Dimensi Mentoring dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia. Jurnal Humaniora, Vol.6, No.4.
3. https://www.kajianpustaka.com/2019/12/mentoring-pengertian-fungsi-unsur-
jenis-dan-tahapan-kegiatan.html
4. https://appsensi.com/mentoring/#Perbedaan_dengan_Mentoring_dan_Coaching
5. https://akeyodia.com/peran-penting-seorang-coach/
6. https://www.qubisa.com/article/fungsi-manfaat-coaching
7. https://www.qubisa.com/article/kembangkan-potensi-diri

63
64
65

Anda mungkin juga menyukai