Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PEREMPUAN DALAM DAKWAH KONTEMPORER

Di susun oleh :

Nama : Purnama Lubis

Kelas : B/kp/IV

Nim : 04215093

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2023
Abstract: This article aims to find out the role of women in contemporary da'wah, where
women in Islam have the same rights in preaching but that distinguishes the level or dose. Islam
positions women in this very respectable position because women have tasks that cannot be done
by men such azs conceiving, giving birth and breastfeeding all of which risk their lives in their
application. In this article discussed there are three roles of women the first role of women in the
Islamic view of women occupying a respectable and also noble position. Islam does not
distinguish men from women for da'wah affairs such as ber amar ma'ruf nahi mungkar. Both
related to the role of women in the household has a complex role that broadly the role is as a
mother, as a wife and as a society. The three roles of women in da'wah are in accordance with
the level of their ability in preaching ma'ruf nahi mungkar, can preach at home with their
families, can preach on the road, in the market or also through social media which is all done to
preach ma'ruf nahi mungkar.Keywords:The Role of Women, Contemporary Da'wah.

Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk mengetahui peran perempuan dalam dakwah kontemporer,
karena dalam Islam perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki namun yang
membedakannya adalah kadar ataupun takarannya. Islam memposisikan perempuan pada posisi
yang terhormat dan terpuji, karena perempuan memiliki tugas yang tidak bisa dikerjakan oleh
laki-laki misalnya mengandung, melahirkan dan menyusui yang semua itu mempertaruhkan
nyawa dalam aplikasinya. Dalam artikel ini ada tiga peran perempuan yang dibahas. Pertama,
peran perempuan dalam pandangan Islam kendatipun tidak membedakan laki-laki dengan
perempuan dalam urusan berdakwah. Kedua, peran perempuan dalam rumah tangga yang
notabenenya begitu kompleks diantaranya sebagai seorang ibu, dan sebagai anggota masyarakat.
Ketiga, peran perempuan dalam dakwah kontemporer yang harus sesuai dengan kadar
kemampuannya. Hal ini berdakwah dapat dilakukan di mana saja termasuk di rumah, di
perjalanan, di pasar atau juga melalui media sosial (platfom) yang semua itu dilakukan untuk
beramar ma’ruf nahi mungkar.Kata kunci: Peran Perempuan, Dakwah Kontemporer
PENDAHULUAN

Peran perempuan dalam dakwah kontemporer dapat di lakukan dalam hal apa saja
contohnya seperti media social, dalam artian peran pendakwah yang sudah terkenal dan belum
terkenal dapat di kenalkan atau di kembangkan melalui media social, terlebih dalam media social
bisa atau dapat di jangkau oleh banyak orang dan beragam usia sehingga memudahkan seseorang
perempuan pendakwah dalam memanifestasikan tujuannya yaitu sebagai wanita atau perempuan
pendakwah.

Dan di era digitalisasi sekarang mengalami perkembangan yang pesat, bahkan sudah
menjadi kebutuhan sebagian manusia, salah satunya perkembangan yang sangat pesat adalah
perkembangan media social, di mana media social tersebut dapat di gunakan perempuan yang
berpotensi sebagai pendakwah untuk mengembangkan tujuannya menjadi pendakwah perempuan
dan jika di telisik lebih lanjut lagi dampak negative dari mdia social itu sangatlah banyak
contohnya seperti: cybersex, propaganda hoax dan propaganda teroris, dan demikian potensi
pendakwah perempuan berusaha untuk menjelaskan atau memperkenalkan karakteristik atau
perilaku yang mulia dalam memerangi kerusakan akhlak(akhlaj yang kurang baik, tidak hanya
itu pemakaian aplikasi dalam berdakwah bisa di gunakan dengan aplikasi yang sangan trend di
gunakan pada masa ini contohnya seperti aplikasi instagram, whattsApp, TikTok, twitter dan
berbgai lainnya.(Enung Asmaya, 2009).

Selain itu, dakwah yang bergerak di bidang kajian gender idealnya sudah ada sejak
dahulu. Tercatat dari kelompok dakwah perempuan yang digagas oleh Nur Rodi’ah tersebut
sudah memiliki pergerakan bidang dakwah yang kritis, dan analitis di berbagai media sosial
(platfom) seperti Google Meet, Skype, Zoom, Instagram, dan Youtube. Semua itu, dapat dikenal
oleh masyarakat umum karena kajiannya lebih konsensus terhadap perempuan. Sedangkan
muslimah muda yang memiliki pandangan atau komentar terhadap isu dan fenomena keagamaan
di era yang serba canggih sekarang yakni gerakan dakwah secara individu di media sosial.

Dan di satu sisi lainnya tujuan dari pendakwah itu sendiri sangatlah Bergama ragam, di
mana kita sebagai pendakwah perempuan memiliki identitas tersendiri: misalnya, satu sisi ada
yang ingin menentang batasan-batasan identitas yang berbeda, Hal yang terpenting dalam
berdakwah adalah ikut serta berpartisipasi aktif dalam media sosial di era kontemporer dan
mampu untuk melewati tantangan terhadap batas-batas identitas feminisme. Maka dari itu,
perempuan yang berprofesi pendakwah dapat memposisikan diri secara pasti dan jelas dalam
kerangka identitas Islam yang terlihat jarang tertarik pada politik dan dakwah yang “keras”
sehingga dapat mereduksi identitas feminis (Dwi dan Sastriyani, 2008).

Maka dari itu, perasangka yang pererentasikan dalam pengingat nedia social(netizen)
terhadap kedudukan perempuan dalam konteks berdakwah dan konsep yang di gunakan dalam
hal ini adalah”kerja identitas” dalam penelitian teori identitas komunikasi gender dalam gerakan
dakwah perempuan dalam dakwah kontemporer(Astuti, 2006) sebagaimana dalam firman Allah
dalam QS. At Taubah:71 yang artinya:

ِ ‫ْض يَْأ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬


‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر‬ ٍ ‫ضهُ ْم َأوْ لِيَا ُء بَع‬ ُ ‫َو ْال ُمْؤ ِمنُونَ َو ْال ُمْؤ ِمن‬
ُ ‫َات بَ ْع‬

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf,
mencegah dari yang munkar” (QS. At Taubah: 71).

Peran perempuan dalam hal dakwah saat ini memberikan dampak yang signifikan
kepada umat, hal itu dilakukan melalui platform media sosial, melalui pengajian yang diadakan
oleh kelompok-kelompok majelis taklim dan lain sebagainya. Kehadiran perempuan di ruang
publik menjadi seorang pendakwah pada dasarnya bukanlah suatu fenomena baru, Sayyidah
Khadijah menjadi sosok yang mengawali gerakan dakwah perempuan dalam Islam, yang selain
berperan sebagai istri Nabi, beliau juga berperan sebagai pendakwah perempuan yang secara
pengetahuan lebih dahulu menerima ajaran Islam dari pada perempuan pada umumnya. Sebagai
mana dalam firman Allah dalam ayat AL-Qur’an (QS. At taghabun :16

‫فَاتَّقُوا هَّللا َ َما ا ْستَطَ ْعتُ ْم‬

“Bertakwalah sesuai dengan kemampuanmu” (QS. At Taghabun: 16).

Dalam agama islam mengajarkan kepada umat isam untuk senantiasa menjalankan
perintahnya terutama berdakwah, tidak hanya laki-laki saja perempuan juga di perbolehkan
untuk berdakwah, dan agam islam juga menganjurkan bahwa perempuan untuk ikut berperan
aktif dalam berdakwah apalagai pada era-era sekarang ini dimna banyak kaum perempuan yang
lupa akan diri mereka masing-masing jadi disini salah satu peluang besar untuk berdakwah untuk
mengge,mbakkan lagi peran atau jadi diri perempuan sesungguhnya, sesungguhnya Allah SWT
lagi maha penyayang lagi maha pengasih

Sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan tema
penelitian ini, diantaranya seperti yang dilakukan oleh Lia Wati Harahap, Peran Perempuan
dalam Dakwah Kontemporer, hasil kajian menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki
memiliki hak yang sama dalam hal berdakwah, hanya saja perempuan berdakwah sesuai dengan
batasan kemampuan mereka, dan dakwah yang bisa dilakukan oleh perempuan bisa melalui
media sosial seperti dalam group Whatsapp dan media lainnya, dalam keluarga, di pasar dan
tempat-tempat lainnya memungkinkan perempuan dapat mengajarkan amar ma’ruf dan nahi
munkar.

Juga penelitian oleh Syamsul Rizal, Peran Perempuan dalam Dakwah, hasil kajian
menunjukkan bahwa peran perempuan sebagai seorang pendakwah lantas tidak menghilangkan
perannya sebagai seorang istri dalam rumah tangga, karena aktivitas dakwah perempuan dapat
dilakukan di mana saja sesuai dengan kemampuan yang didapat dilakukan.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam berdakwah ini bisa menngunakan media sosoal
dengan cara membagikan kata-kata islami dan memberikan beberapa ayat atau hadist tentang
yang ingin kita sampaikan kepada orang orang, atau bisa dengan cara membuat atau menulis
buku tentang yang ingin kita ceramahi,bisa juga menggunakan aplikasi dan bisa juga dengan cara
berdakwah secara langsung kepada masyarakat. (Kholil, 2006).

Dan kita juga bisa dengan cara bewawancara kepada teman kita yang ingin
menyampaikan keluh kesah kita, atau memberikan informasi-informasi terkait dengan yang kita
dakwah kan, bedakwah atau beceramahj bisa di lakukan dengan cara banyak orang atau dengan
sedikit orang bisa juga secara sendiri dengan mengunggah hal-hal positif ke dalam media social.
(Mulyana, 2001).
PEMBAHASAN

Peran Perempuan Dalam berdakwah dalam masa kontemporer sangantalah penting krna
pada masa ini banyak sekali perubahan yuang di alami baik orang tua, anak-anak;orang dewasa
bahkan orang lanjut usia pun banyak yang mengali perubahan, jadi kita sebagai penerus bangasa
yang akan mlanjutkan atau merubah pola pikir manusia dari yang tidak tau dosa sampai dengan
dia tau bahwa itu tida baik untuk dikerjakan,dan kita sebagai kaum perempuaan harus lebih
berusaha untuk menyebarkan kebaikan krna pada zamannini banyak sekali kaum perempuan
yang sudah lali akan jati diri dia dan tidak kenala akan yang namanya dosa,dan marilah kita
sebagai perempuan penerus bangsa ini untuk senantiasa saling mengingatkan satu sama
lainnya(Hafidh, 2007).

Pada umumnya perempuan memiliki beberapa peran, diantaranya sebagai Ibu dan
anggota masyarakat. Dengan demikian seorang perempuan paham akan tugas mereka dan
perempuan juga akan menjadi ibu kelaknya dengan itu mereka harus menjadi pendidik yang
benar-benar paham akan tentang islam dan kebaikan agar kelak naka-anaknya tidak terjerumus
kejalan yang tidak benar,dan kita bisa juga menjadi pendakwah untuk orang-orang terdekat kita
seperti kepada anak-anak,dan ornag yang dosekitar kita(Qazan, 2001).

Dan seorang perempuan dilihat dari cara bicara,pandangan,dan sopan santunnya,dan


peran perempuan sangan dibutuhkan dalam berdakwah untuk keluarganya terutama kepada anak-
anaknya kelak krna guru pertama anak adalah seorang perempuan atau yang sangat dikenak
adalah ibu itu akan menjadi panutan anak-anak kelaknya. (Noor, 2009).

KESIMPULAN

Dari penjelasan yang sudah dibuat kesimpulan yang bisa kita ambl adalah berdakwah
tidak hanya untuk laki-laki saja tetapi perempuan juga sangat di anjurkan dalam berdakwah
apalagi pada masa sekarang ini, dan berdakwah junga bisa dimana saja bisa secara
langsung,sesame keliarga,atau bisa menggunakan media social dan di rumah bersama
keluarganya, dapat berdakwah di rumah, diperjalanan, ditaman, atau juga melalui media sosial
yang semua itu dilakukan untuk beramar ma’ruf nahi mungkar.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. (2006). Strategi Dakwah dalam Pelestarian Lingkungan Hidup.


Suhuf,Vol.XVIII,No.01/Mei 2006 :49-62.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan terjemahan. (1989)

Hafidh, R. (2007). The Colour of Women Menyikap Misteri Wanita,. Karan As’ad Irsyadi.
Amzah.

Kholil, S. (2006). Metodologi Penelitian Komunikasi. Citapustaka Media Perintis".

Mulyana, D. (2001). Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial. Remaja Rosdakarya".

Noor, S. R. (2009). Tinjauan Psikologis Peran Perempuan dalam Keluarga Islami. Artikel non
publikasi".

Qazan, S. (2001). Membangun Gerakan Menuju Pembebasan Perempuan. Khazin Abu Faqih.
Era Intermedia.

Sastriyani, S. H. (2008). Women in Public Sector (Perempuan di Sektor Publik),. Tiara Wacana".

Sugito dan Hasanah 2016, Sugito, Mohammad Shofin, dan Umdatul Hasanah. 2016. Pendakwah
Perempuan Di Masa Nabi Saw. Serang: FTK Banten

Press.http://repository.uinbanten.ac.id/cgi/users/home?screen=EPrint::View&eprintid=5224#t.

Harahap, Lia Wati. 2022. “Peran Perempuan Dalam Dakwah Kontemporer.” Jurnal Komunika
Islamika : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Kajian Islam 9 (1): 40–48.

https://doi.org/10.37064/jki.v9i1.12069.

Rizal, Syamsul. 2020. “Peran Perempuan Dalam Dakwah.” Dakwatul Islam 5 (1): 60–66.

Azmi, Kamarul Jazmi, Mohd. Ismail Mustari, dan Azhar Muhammad. 2008. Wanita dalam
Dakwah dan Pendidikan. Malaysia: Universitas Teknologi Malaysia.,

Harahap, Lia Wati. 2022. “Peran Perempuan Dalam Dakwah Kontemporer.” Jurnal Komunika

Islamika : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Kajian Islam 9 (1): 40–48.

https://doi.org/10.37064/jki.v9i1.12069.

Rizal, Syamsul. 2020. “Peran Perempuan Dalam Dakwah.” Dakwatul Islam

Rizha, Fachrur, dan Ali Mustafa. 2020. “Perempuan Dan Dakwah Di Dataran Tinggi Gayo.”
Jurnal

Peurawi: Media Kajian Komunikasi Islam 3 (1): 37–56.

https://doi.org/10.22373/jp.v3i1.6519.

Anda mungkin juga menyukai