Anda di halaman 1dari 10

PENGGABUNGAN DAN PEMISAHAN ILMU DAN AGAMA

Hazairin, Achmad Dhani, Gilang R M Soumena, Hima Ulya Fiddin

Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syari’ah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Email : gilangsoumena1233@gmail.com

ABSTRACT

Science and religion are an interconnected knowledge, each science and religion have different but
interrelated concepts. The separation of science and religion constitutes the separation of spiritual knowledge
and confidence in the context of academies and government. The separation of science and religion has become a
subject of debate among scholars, intellectuals and others. The debate stems from differing views and focus from
individual scientific and religious disciplines and the potential effect of their interactions. Here is an explanation
for the reasons for the merging and separation of science and religion. The purpose of the paper is to know the
development of integration of the sciences and religion, and there is still much controversy about merging and
separating from the science and religion. The integration of science and religion has led to several discoveries,
including the integration of man for understanding the world by combining his understanding of science and
technology with the moral values of religion. The result of this paper is to know how the separation of science and
religion and the integration of the two.

Keyword: Science, Religion, Merging.

ABSTRAK

Ilmu dan agama adalah suatu pengetahuan yang saling berhubungan antara satu sama lain, ilmu dan
agama masing-masing memiliki konsep yang berbeda namun tetap saling berhubungan. Pemisahan ilmu dan
agama merupakan pemisahan antara pengetahuan dan keyakinan spritual dalam konteks akademi dan
pemerintahan. Adanya pemisahan antara ilmu dan agama telah menjadi topik yang diperdebatkan oleh para ulama,
intelektual dan lainnya. Perdebatan ini berasal dari perbedaan pandangan dan fokus yang berbeda dari masing-
masing disiplin ilmu dan agama serta dampak yang dapat timbul dari interaksi keduanya. Berikut penjelasan
mengenai alasan-alasan penggabungan dan pemisahan ilmu dan agama. Tujuan dari makalah ini dibuat
mengetahui perkembangan integrasi dari bidang ilmu dan agama, bahkan masih banyak pro dan kontra dari
adanya penggabungan serta pemisahan dari bidang ilmu dan agama ini. Integrasi ilmu dan agama telah
menghasilkan beberapa temuan antara lain integrasi manusia untuk memahami dunia dengan memadukan
pemahaman mengenai ilmu dan teknologi dengan nilai- nilai moral agama. Hasil makalah ini dibuat yaitu
mengetahui bagaimana dampak dari pemisahan ilmu dan agama serta integrasi dari penggabungan kedua hal ini.

Kata kunci: Ilmu, Agama, Penggabungan.


LATAR BELAKANG

Penggabungan ilmu dan agama telah menjadi isu yang sangat penting dalam masyarakat
modern. Sejak zaman dahulu, ilmu dan agama selalu dijauhkan dan dianggap sebagai dua hal
dengan konsep yang berbeda. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak orang mulai
menyadari bahwa kedua aspek ini sebenarnya saling berkaitan dan dapat saling melengkapi.
Integrasi antara suatu ilmu dengan agama menjadi suatu hal penting karena adanya kebutuhan
untuk mengembangkan pemahaman yang lebih holistik tentang dunia. Sains dan teknologi telah
memberikan kemajuan yang luar biasa bagi kehidupan makhluk hidup, akan tetapi pada saat
yang sama juga menimbulkan beberapa masalah. Oleh karena itu, integrasi ilmu dan agama
diperlukan untuk membantu manusia memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam
mengelola kehidupan dan lingkungan. Selain itu, integrasi ilmu dan agama juga membantu
manusia untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai yang universal.
Agama memberikan pandangan mengenai nilai-nilai moral dan etika, sementara sains
memberikan pemahaman tentang alam semesta. Integrasi ilmu dan agama membantu manusia
untuk membangun suatu pemahaman yang lebih lengkap mengenai nilai-nilai ini, sehingga dapat
memandu perilaku mereka bagi kehidupan.

Dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak upaya untuk mengintegrasikan ilmu dan
agama di berbagai bidang, termasuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. 1 Misalnya,
banyak universitas dan lembaga pendidikan telah memperkenalkan program-program yang
mencakup pendidikan agama dan sains, serta mengembangkan kurikulum yang
mengintegrasikan kedua aspek ini. Integrasi ilmu dan agama bukanlah hal yang mudah, namun
sangat penting untuk membangun pemahaman yang lebih holistik tentang dunia. Dengan
memadukan ilmu dan agama, manusia dapat mencapai kemajuan yang lebih besar, dan juga
menjaga nilai-nilai moral dan etika yang penting untuk keberlangsungan hidup di masa depan.

PENDAHULUAN

Islam mempunyai kekuatan dan pegangan suatu dasar ilmu yang lebih kompleks, dan
juga menjadi pemegang kekuasaan tertinggi di dunia dari abad kedelapan sampai abad modern.
Menurut sejarah peradaban, masa kejayaan islam pada abad kedua belas telah tumbuh menjadi
peradaban yang tidak dapat tertandingi serta pada abad itu menjadikan islam sebagai pusat
kesejahteraan yang sangat istimewa dan luar biasa.

Sesungguhnya segala bentuk ilmu itu berasal dariTuhan , karena dengan adanya ilmu
adalah untuk memperoleh suatu kebenaran. Dan sumber dari segala kebenaran adalah bersumber
dari Tuhan , termasuk kebenaran tentang suatu ilmu pengetahuan, serta Alquran dan Sunnah

1
http://repo.unida.gontor.ac.id/
adalah dasar dari sains ada di bumi ini. Meskipun beberapa mengklaimnya, tidak semua
pengetahuan yang ada saat ini didasarkan pada keduanya. 2

Menurut Maurice Bucaille dalam bukunya Bibel, Qur’an dan Sains Modern berpendapat
bahwa Al-Qur'an telah diwahyukan secara meyakinkan bagi yang mempelajarinya secara
obyektif berdasarkan ilmu pengetahuan modern, suatu kekhususan, yaitu kesepakatan sempurna
dengan hasil Sains modern. Lebih dari itu di buktikan bahwa Quran berisi pernyataan yang
sangat modern dan ilmiah tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang hidup pada
saat Al- Quran diturunkan adalah inisiator. Dengan ilmu yang sangat modern mengizinkan
anggota memahami beberapa ayat Alquran, yang sampai sekarang belum atau tidak dapat di
terjemahkan atau di tafsirkan. 3

RUMUSAN MASALAH

Dalam artikel ini, muncul beberapa rumusan masalah yang muncul. Seperti apa definisi
ilmu dan agama, apa saja yang menjadi persamaan dan perbedaan ilmu dengan agama, dan
bagaimana integrasi antara ilmu dengan agama.

TUJUAN PENULISAN

Dalam Artikel ilmiah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami penulisan yang
sederhana ini. Maka dari itu point-point pembahasan akan merujuk pada sesuatu yang bersifat
secara garis besar. Dan dalam pembahasan artikel ilmiah ini akan mencakup mengenai definisi
ilmu dan agama, persamaan dan perbedaan ilmu dengan agama, serta integrasi antara ilmu
dengan agama. Sehingga dengan adanya pembahasan secara garis besar ini, diharapkan artikel
ini dapat menyampaikan isi yang lengkap dan dapat dipahami.

HIPOTESIS

Didapati bahwasannya ilmu adalah pengetahuan tentang pembelajaran dalam bidang


tertentu yang telah diproses sangat panjang dengan menggunakan metode tertentu dan juga
bersifat lebih umum. Sedangkan agama adalah pembelajaran yang berasal dari wahyu Tuhan dan
bersifat mutlak. Dengan adanya kedua pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa keduanya
memiliki pandangan bahwa yang mengembangkan pola pikir manusia berbeda. Agama
menjadikan sesuatu yang metafisik sebagai bagian dalam pengaruh pembelajaran bagi ilmu

2
Ritongga, H. B. 2019. Hubungan Ilmu dan Agama Ditinjau dari Perspektif Islam. Jurnal Kesyariahan dan
Keperdataan 15 (1) : 1
3
Wahid, A. 2014. Dikotomi Ilmu Pengetahuan. Science dicotomy 1 (2) : 1
pengetahuannya, yang dimana bukan berarti yang tidak terlihat tidak mempunyai dampak bagi
pola pikir manusia. Dengan adanya beberapa perbedaan dari ilmu dengan agama ini yang
menimbulkan beberapa perdebatan. Namun Ilmu dengan agama memiliki keterkaitan dan tidak
dapat dipisahkan, karena menurut Islam, suatu ilmu menjadi bagian dari agama dan kita dapat
memahami agama melalui ilmu pengetahuan.

PEMBAHASAN

Pengertian Ilmu dan Agama


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah suatu pengetahuan
mengenai suatu bidang yang telah disusun secara bersistem dengan melalui motode
tertentu yang dapat digunakan untuk menjelaskan suatu gejala-gejala di bidang tertentu. 4
Adapun definisi ilmu menurut para ahli yaitu sebagai berikut. Menurut Ashley Montagu,
yang merupakan seorang guru besar antropologi di Rutgers University berpendapat
bahwa ilmu adalah sebuah pengetahuan yang telah disusun didalam sebuah sistem yang
bersumber melalui pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip
tentang suatu hal yang sedang teliti.5 Menurut Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag,
mereka berpendapat bahwa ilmu adalah yang empiris, rasional, umum, dan sistematik,
dan keempatnya serentak.6 Jadi dapat disimpulkan bahwa dapat dikatakan ilmu jika suatu
pengetahuan tentang pembelajaran dalam aspek tertentu telah diproses sangat panjang
dengan menggunakan metode tertentu.

Sedangkan menurut KBBI, definisi agama merupakan suatu prinsip kepercayaan


seseorang kepada Tuhan, atau dapat disebut dengan nama lainnya sesuai ajaran yang
telah dianut oleh seseorang dengan kepercayaan tersebut.7 Adapun pengertian suatu
agama menurut beberapa ahli seperti menurut Harun Nasution yang menerangkan bahwa
agama merupakan sebuah kepercayaan dan tingkah laku yang bersumber dari suatu

4
Wihadi Atmojo, et.al., Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. 1, hlm.324.
5
Ibid., hlm. 48.
6
Ibid.
7
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Departemen Pendidikan
Nasional, 2002, hlm 74.
kekuatan yang ghaib. Menurut Al-Syahrastani , agama merupakan suatu kekuatan atau
kepatuhan seseorang yang terkadang dapat diartikan sebagai suatu pembalasan dan
perhitungan amal perbuatan manusia di akhirat nanti.8 Pendapat dari Bouquet menjeaskan
bahwa Agama merupakan keterkaitan antara diri manusia sendiri dengan sesuatu yang
bersifat supranatural namun suci, dan yang memiliki kekuasaan absolut atau mutlak yang
disebut dengan Tuhan.9

Persamaan Ilmu dan Agama


Persamaan antara ilmu dan agama yaitu mencari suatu rumusan yang mengkaji
suatu yang saling berkaitan secara lengkap sampai bagian terdalamnya. Dengan kata lain
untuk menjelaskan atau mencari jawaban atas suatu masalah dalam bidang tertentu. Ilmu
dengan metodenya sendiri bertujuan menjelaskan suatu masalah yang bersifat umum,
sedangkan agama bertujuan menjelaskan sesuatu yang hubungannya tentang makhluk
hidup dengan Tuhannya.

Ilmu pengetahuan dengan caranya sendiri mencari suatu kebenaran tentang


kehidupan dunia dan alam semesta dengan segala isinya termasuk manusia itu sendiri.
Agama sendiri mengungkap suatu kebahagiaan dengan memberikan penjelasan bahwa
jika kita ingin bahagia, maka kita semua harus menganut atau mengikuti aturan yang
diajarkan oleh agama kita. Jika kita sudah mengikuti ajaran agama dengan benar sesuai
dengan syariat dan petunjuk, maka kita akan mendapatkan sebuah kebahagiaan dan
ketenangan hidup didunia maupun diakhirat nanti.

Perbedaan Ilmu dan Agama

Suatu lmu pengetahuan memperoleh suatu kebenaran melalui beberapa metode,


seperti dengan berdasarkan penyelidikan, pengalaman dan eksperimen. Atau berkaitan
erat dengan tiga aspek, yaitu aspek hipotesis, aspek teori dan aspek usulan hukum.
Sedangkan Ketika mencari kebenaran mengenai agama, manusia melakukan dengan cara
mempertanyakannya dalam upaya mencari jawaban mengenai berbagai persoalan
mendasar dari kitab suci danfirman Tuhan. Terdapat perbedaan yang terlihat jelas antara
kedua aspek tersebut, dimana sebuah ilmu dan filsafat berasal dari akal budi manusia.
Suatu ilmu mencari sebuah kebenaran melalui penelitian, pengalaman , dan eksperimen .
di dalam suatu ilmu, kebenaran yang diperoleh melalui sebuah penelitian adalah
kebenaran positif, yaitu kebenaran yang selalu valid sampai ditemukan kebenaran atau

8
M. Ali Yatim Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Amzah, Jakarta, 2004, hlm 5.
9
Abu Ahmadi, Sejarah Agama , CV. Ramadhani, Solo, 1984, hlm 14.
teori dengan argumentasi atau penalaran yang lebih kokoh. Sementara itu, agama
menawarkan fiturnya sendiri dengan jawaban atas semua pertanyaan dasar tentang alam,
manusia, dan Tuhan. Sedangkan agama mengemukakan kebenaran atau memberikan
jawaban atas berbagai masalah informasi dasar melalui wahyu atau tulisan berupa firman
Tuhan. Padahal kebenaran agama itu mutlak, karena ajaran agama adalah wahyu yang
diturunkan oleh yang paling benar atau dengan kata lain mutlak.

1. Ilmu untuk mencari sebuah jawaban dengan menggunakan beberapa metode seperti
ditelusuri, diolah, dan disusun terlebih dahulu. Sedangkan Agama dalam mencari sebuah
jawaban dengan melalui kitab suci atau kodifikasi firman Ilahi seperti dalam islam yaitu
Al-Quran dan Hadits.
2. Ilmu bersifat positif karena mengacu pada fakta-fakta empiris, dan mengujinya melalui
proses panjang dengan menggunakan metode tertentu, sedangkan agama karena
merupakan wahyu dari Tuhan maka bersifat mutlak atau tidak dapat dirubah.
3. Ilmu berlandaskan dari teori koherensi dimana berdasarkan akal budi manusia berupa
pendapat kuat beberapa ahli. Sedangkan agama tidak dapat dilandaskan dengan hukum
akal manusia, tetapi dengan iman dan ketakwaan manusia dalam menerima wahyu
tersebut.
4. Ilmu mempercayakan sepenuhnya atas dasar pemikiran yang kuat , sedangkan agama
mendahulukan kepercayaan dari pada pemikiran.

Pemisahan dan Penggabungan antara Ilmu dengan Agama

Perpaduan ilmu dengan agama, erat kaitannya dengan kata islamisasi, dimana obyek
islamisasi adalah manusia. Penggabungan suatu ilmu dan agama merupakan suatu integrasi
antara keduanya. Jika berbicara tentang integrasi antara ilmu dengan agama, suatu kata pas
untuk menggambarkannya adalah “Islamisasi”, dan suatu obyek islamisasi disebut dengan
manusia. Jika beralih ke ilmu membutuhkan hubungan saling menguntungkan antara aspek
realita dengan wahyu, harus menggunakan pengetahuan, jika tidak menggunakannya, umat
Islam akan tertinggal dari komunitas agama lain. Padahal, sainslah yang mengembangkan
peradaban manusia. Agama juga berperan untuk ikut serta membantu ilmu agar tetap sadar
akan masalah konkrit yang harus dibenahi. Agama juga dapat mengingatkan kita jika bukan
hanya ilmu satu-satunya menjadi jalan untuk menuju kebenaran.

Salah satu isu utama yang saat ini diangkat oleh beberapa ahli muslim di Indonesia
adalah masalah seberapa kuatnya kepercayaan umat Islam terhadap perbedaan antara ilmu
pengetahuan dan agama , yang mengakibatkan umat Islam gagal menghadapi tantangan
kekinian yang sering muncul. Pengetahuan di luar ranah Islam atau sains. Pemisahan ilmu
dan agama dikenal dengan istilah dikotomi. Pemisahan kedua ilmu tersebut disebabkan oleh
anggapan orang- orang bawah agama dan non agama memiliki cara yang berbeda baik dari
segi pendekatan maupun pengalaman. Dan perbedaan pendapat tersebut dapat
mengakibatkan perdebatan antar ummat.Karena mereka berpendapat bahwa pendidikan
agama itu terkait dengan suatu pengalaman yang bersifat yang konkret seperti pelajaran
mengenai kehidupan dan sedangkan pendidikan yang non agama itu suatu pengalaman yang
sifatnya abstrak misalnya seperti ilmu matematika. Dalam tradisi Islam terdapat dua
kecenderungan populer dalam pengobatan sains, yaitu kecenderungan ke arah Islamisasi dan
ke arah sekularisasi. Dimana mencoba memisahkan kerajaan dominasi Barat atau sebaliknya
menyerahkan penanaman agama kepada agama. Meskipun argumentasi dari kedua konsep
tersebut memiliki suatu persamaan, yaitu perbedaan agama dan sains. Menurut pemikiran
keilmuan mengenai dikotomi tersebut di atas, ternyata memiliki sejarah yang Panjang dan
sangat kuat bagi umat islam. Integrasi sains dan agama telah lama dibahas, meskipun kata
integrasi tidak selalu digunakan secara eksplisit, namun kebutuhan untuk membimbing
pengetahuan dan agama, atau akal sehat atau wahyu, sudah umum di kalangan umat Islam.
Pendapat yang cukup umum di kalangan umat Islam bahwa selama masa kejayaan intelektual
peradaban Islam, sains dan agama terintegrasi. Dalam pendidikan Islam klasik terdapat
model integrist yang berpusat pada sikap yang dikembangkan oleh para sarjana rasional atau
filosofis seperti Ibnu Sina, Ibnu Farabi, Ibnu Khaldun dan Ibnu Rusyd, yang sebaliknya
menaruh perhatian pada model perkembangan proses pembelajaran agama tertentu. ,
terutama yang dikembangkan oleh hadis, fikih, dan ulama sufi. Pemotongan berlian antara
keduanya dan alasan politik-ekonomi lainnya menyebabkannya dari kemunduran dunia Islam
hingga fase terakhirnya.10 (sumber dari jurnal)

Integrasi keilmuan telah lama dipelajari, terutama dalam pemikiran Ibnu Rusyd yang
mencoba mendamaikan dua disiplin ilmu yang berbeda, yaitu agama dan filsafat. Namun,
umat Islam sering salah memahami gagasan menyelaraskan kedua disiplin ini. Selama ini
dipahami bahwa Ibnu Rusyd memiliki kebenaran ganda dimana ada kebenaran agama dan
ada pula kebenaran filosofis serta terdapat yang meyakini bahwa Ibnu Rusyd menjunjung
tinggi kesatuan kebenaran, bahwa apa yang diyakini agama sebagai filsafat yang benar
adalah sama-sama sahih, atau sebaliknya. Hal ini menyebabkan beberapa kalangan Muslim
menuduh Ibnu Rusyd tidak loyal karena berfilsafat tentang agama sambil membela al-
Ghazali, yang dianggapnya sebagai pembela agama dan dikatakan telah menghidupkan
kembali studi agama yang membuatnya mendapat nama Islam Hujjatul. Namun, ada juga
pendukung fanatik Ibnu Rusyd, membela nalar agama dengan menyalahkan Imam al-Ghazal
atas kemunduran peradaban intelektual Islam dan mengkritik filosof kafir.

Dikotomi sains dan agama muncul dari gagasan sains yang mulai berkembang di negara-
negara Barat pada abad 16 dan 17 Masehi. Abad ini, yang dikenal sebagai Renaisans,
merupakan era kebangkitan ilmiah. Itu adalah periode transisi di mana rasionalisme dan
empirisme menjadi arus ilmiah yang penting. Pada saat yang sama, dunia Timur (Islam)
mengalami kemunduran dan mulai percaya dan belajar dari Eropa, yang dipandang sebagai
10
https://jurnal.uinbanten.ac.id/
saksi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Husain, ada tiga
faktor umum yang menjadi akar dari dikotomi sains-agama di Barat dan kecenderungan
pandangan hidup sekuler-liberal. Pertama, trauma sejarah, khususnya terkait dengan
dominasi agama (Kristen), khususnya kekalahan kaum muslimin dalam perang salib. Kedua,
masalahnya adalah teks Alkitab. Ketiga, persoalan teologis Kristen yang dikatakan tidak
mampu menjawab berbagai persoalan yang dihadapi manusia, sehingga mereka
menggunakan nalar rasional untuk mencari jawaban atas persoalan yang dihadapinya.

Sehingga antara ilmu dengan agama memiliki keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan,
karena menurut Islam, suatu ilmu menjadi bagian dari agama dan kita dapat memahami
agama melalui ilmu pengetahuan. Seperti yang dilakukan ilmuan muslim terdahulu dimana
dari abad ke 9 sampai abad ke 12 umat islam hampir menguasai seluruh bidang keilmuan.
Seperti Al- Biruni yang merupakan seorang ensiklopedis muslim, Ibn Sina seorang filsuf dan
ahli kedokteran, dalam bidang ilmu sosial terdapat Ibn Khaldun, Al- Khawarizmi yang
merupakan ilmuan dalam bidang matematika, serta lainnya. Munculnya para ilmuwan
tersebut, dapat dikatakan bahwa islam merupakan agama yang menjelaskan bagaimana
hubungan antara ilmu dengan agama.

Penggabungan antara suatu ilmu pengetahuan dengan agama telah dimulai dari jaman
dulu, dimana terdapat dalam suatu Keputusan No. 1432/Kab. Tertanggal 20-1-1951,11 yang
mewajibkan adanya pelajaran agama disekolah umum. Dan Peraturan Menteri Agama No.3
tertanggal 11 Agustus 195012, dimana mengharuskan adanya suatu pembelajaran umum di
madrasah. Dengan adanya peraturan dari pemerintah tersebut menjadi sebuah jalan untuk
mengembangkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Sudah terbukti di Indonesia terdapat
dua Departemen Kementrian yang bertugas mengenai pendidikan umum, sementara
Kementrian Agama bertugas mengenai Pendidikan agama.

Kesimpulan

Pengabunggan ilmu dan agama adalah upaya untuk memadukan pemahaman mengenai
suatu ilmu yang hubungannya dengan nilai-nilai moral dalam agama, sehingga manusia dapat
memahami dunia secara lebih holistik dan menyatu. Integrasi ini telah memberikan hasil temuan
11
Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, ( Jakarta: Paramadina , 1997), hal 22.
12
Lihat Nurcholish Masjid dalam A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Fajar Dunia,1999), hal 21.
yang bermanfaat, seperti peningkatan kesadaran lingkungan, peningkatan kualitas hidup,
kemajuan teknologi, dan peningkatan harmoni sosial. Suatu hubungan antara ilmu dengan agama
menjadi suatu hal yang penting karena adanya kebutuhan dalam mengembangkan pemahaman
yang lebih lengkap tentang dunia dan nilai-nilai universal. Integrasi ini dapat membantu manusia
untuk mencapai kemajuan yang lebih besar, sambil tetap memperhatikan nilai-nilai moral dan
etika yang penting untuk keberlangsungan hidup di masa depan. Meskipun integrasi antara ilmu
dengan agama bukanlah suatu hal yang gampang, namun merupakan hal yang penting untuk
membangun pemahaman yang lebih holistik tentang dunia. Dalam mengintegrasikan ilmu dan
agama, manusia perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang saling melengkapi antara sains dan
agama, serta mencari cara yang tepat untuk memadukan kedua aspek ini dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan memadukan ilmu dan agama, manusia dapat mencapai kemajuan yang lebih besar,
dan juga menjaga nilai-nilai moral dan etika yang penting untuk keberlangsungan hidup di masa
depan.
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.unida.gontor.ac.id/

Ritongga, H. B. 2019. Hubungan Ilmu dan Agama Ditinjau dari Perspektif Islam. Jurnal
Kesyariahan dan Keperdataan

Wahid, A. 2014. Dikotomi Ilmu Pengetahuan. Science dicotomy

Wihadi Atmojo, et.al., Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. 1,

Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, Jakarta: Bulan Bintang, 1992,

Muhammad Hatta, Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahauan, Jakarta : t.p, 1959, .
Abdullah, M. Y. (004). Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Amzah.

Ahmadi, A. (1984). Sejarah Agama. Solo: Ramadhani.

Asrohah, H. (1997). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Paramadina.

Fajar, A. M. (1999). Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Fajar Dunia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai