MAKALAH
Dipresentasikan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Studi Integrasi Islam dan Sains Pada Prodi Magister
Akhwalu Syakhsiyah
Universitas Islam Negeri Datokarama Palu
Oleh :
Andi Ridwan
Nim : 02210721008
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang masih
Mata Kuliah Studi Integrasi Islam dan Sains dengan Judul “Agama, Sains dan
Distingsi Keilmuanya“ dengan tepat waktu. Tidak lupa Sholawat dan Salam selalu
dan pertolongan dari Allah SWT yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan oleh kita
semua, Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang
Konstruktif sangat penulis harapkan dari teman – teman dan terutama dari Dosen
Pengampu Mata Kuliah Studi Integrasi Islam dan Sains, dan demi peningkatkan
pembuatan makalah pada tugas yang Mata Kuliah yang lain pada waktu mendatang.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurangnya pengetahuan tentang apa yang belum kita ketahui mendorong kita
untuk memiliki rasa ingin memahami sesuatu untuk diketahui. Seperti apa,
darimana, ataupun maksud dari suatu hal, Banyak yang beranggapan bahwa agama
harus dipisahkan dari sains (ilmu pengetahuan), padahal antar keduanya tidak saling
bertentangan. Klaim tersebut juga didukung oleh beberapa keyakinan teologi yang
mengajukan gagasan bahwa telah terjadi kontradiksi antara sains dan agama. Tentu
agama.
bahwa Allah Swt mengajarkan semua nama (realitas) kepada Nabi Adam A.S, dan
kemudian menyuruh para malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam. Iblis
mendapatkan kutukan karena tak mau sujud kepada khalifah Allah (Adam a.s) yang
mengetahui realitas. Di sini Allah Swt sangat menghargai dan menjunjung tinggi
ilmu pengetahuan.
Konsep pemisahan agama dengan sains ini telah membagi sejarah budaya
Eropa selama 1500 tahun yang baru lalu menjadi dua periode, yaitu “era agama”
dan “era ilmu pengetahuan” dan telah menempatkan ilmu pengetahuan dan agama
saling bertentangan satu sama lain. Sebaliknya, sejarah budaya Islam dibagi
1
menjadi “periode kemajuan ilmu pengetahuan dan agama,” dan “periode ketika
Kaum muslim hendaknya menjauhkan diri dari konsepsi yang salah ini, sebuah
konsepsi yang membuat ilmu pengetahuan, agama dan ras manusia mengalami
kerugian yang tak dapat ditutup. Kaum muslim juga jangan secara membabi-buta
menganggap kontradiksi antara ilmu pengetahuan dan agama sebagai fakta yang
tak terbantahkan.
Seperti diketahui, setiap agama tentunya didasarkan pada pola pikir tertentu
dan konsepsi khusus tentang alam semesta. Tak syak lagi, banyak konsepsi dan
interpretasi tentang dunia, meskipun boleh jadi menjadi dasar dari agama, tidak
dapat diterima karena tidak sesuai dengan prinsip rasional dan prinsip ilmu
pengetahuan. Karena itu, pertanyaannya adalah apakah ada konsepsi tentang dunia
dan interpretasi tentang kehidupan yang rasional dan sekaligus sesuai dengan
Jika ternyata konsepsi seperti itu memang ada, maka tak ada alasan kenapa
akibat kebodohan atau kedurhakaan. Bagaimana Hubungan antara Agama dan ilmu
B. Rumusan Masalah
1
https://safinah-online.com/2022/03/12/hubungan-sains-dan-agama/
2
3. Apa Perbedaan Antara Agama dan Sains..?
Adapun Tujuan dan kegunaan Penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut:
Sains
4. Makalah ini digunakan sebagai syarat dalam memenuhi salah satu Tugas
Mata Kuliah Studi Integrasi Islam dan Sains, di UIN Dato Karamah Palu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
zat yang dianggap Tuhan. Keyakinan terhadap suatu zat yang dianggap Tuhan itu
diperoleh manusia berdasarkan yang bersumber dari pengetahuan diri seperti yang
dialami oleh Nabi Ibrahim, misalnya ketika daya nalarnya mencoba menelusuri
alam ciptan Tuhan, sehingga pada akhirnya menemukan zat Allah sebagai Tuhan
dari luar, mungkin informasi dari orang tua, guru, atau dari tokoh yang memiliki
otoritas ilmu pengetahuan. Secara sederhana, dapat dimengerti asal ada orang
percaya kepada Zat Tuhan, berarti dia sudah beragama. Siapapun Tuhannya itu
dalamnya meliputi aspek-aspek hukum, moral dan budaya. Agama sebagai bentuk
luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan secara individu maupun dalam
berfungsi sebagai motif intrinsik (dalam diri) dan motif ekstrinsik (luar diri) motif
1
Abdulah Ali, Agama dalam perspektif Sosiologi Antropologi, STAIN Cirebon: 2005.
4
yang didorong keyakinan agama dinilai memiliki kekuatan yang mengagumkan
dan sulit ditandingi oleh keyakinan nonagama baik doktrin maupun ideologi. Lain
lagi halnya mengenai defenisi agama menurut sosiologi adalah definisi yang
buruknya agama atau agama–agama yang tengah diamatinya. Dari pengamatan ini
pemeluknya
Berdasarkan hasil studi para ahli sosiologi menyatakan bahwa agama adalah
suatu pandangan hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan individual ataupun
masyarakat manapun.23
adalah suatu “sistem kepercayaan dan praktek yang telah dipersatukan yang
yang bersatu menjadi suatu komunitas moral yang tunggal.” Dari definisi ini ada
dua unsur yang penting, yang menjadi syarat sesuatu dapat disebut agama, yaitu
“sifat kudus” dari agama dan “praktek-praktek ritual” dari agama. Agama tidak
tetapi agama tidak dapat melepaskan kedua unsur di atas, karena ia akan menjadi
2
Dr.Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009. hlm.15
5
bukan agama lagi, ketika salah satu unsur tersebut terlepas. Di sini terlihat bahwa
sesuatu dapat disebut agama bukan dilihat dari substansi isinya tetapi dari
bentuknya, yang melibatkan dua ciri tersebut. Sedangkan menurut pendapat Hendro
Puspito, agama adalah suatu jenis sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya
tujuan tersendiri.
6
Hubungan manusia dengan makhluk lainnya atau lingkungannya. Di setiap
melanjutkan kehidupannya.
Dalam hal fungsi, agama itu berperan dalam mengatasi persoalan persoalan
yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahakan secara empiris oleh
Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan
masyarakat, karena agama memberikan sebuah sistem nilai yang memiliki derivasi
nilai agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan nilai agama sebagai
norma atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan di sudut pandang emosional yang
menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang disebut mistisme.
sosial atau interaksi sosial berjalan lancar, yang terjadi antara individu dengan
norma-norma yang ada, selain norma agama juga ada norma- norma sosial. Secara
7
sosiologis salah satu tugas individu dalam masyarakat adalah bagaimana ia bisa
begitu juga sebaliknya, dalam kenyataannya memang tidak semua dapat mentaati
norma sosial masyarakat, bagi mereka yang tidak bisa mentaati norma dikatakan
Inggris “science” yang sebenarnya bersumber dari bahasa Latin “scientia” yang
berarti mengetahui atau pengetahuan, (to know, knowledge) atau dikenal dalam
bahasa Latin juga ”scire” bermakna belajar (to learn). Istilah ini identik dengan
yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains
dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang
3
Muhammad Muslih, Falsafah Sains, dari Isu Integrasi Keilmuan Menuju Lahirnya
Sains Teistik, (Yogyakarta: LESFI, 2017), 27.
8
menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam45. maka secara ringkas sains
Sains memang merupakan hal yang sangat penting, apalagi di zaman modern
ini, yang sangat menjunjung tinggi nilai rasionalitas (terutama negara Barat),
sehingga segala sesuatu harus disesuaikan dengan logika. Tapi, kita sebagai kaum
Muslimin harus selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam, meskipun pada
Sebenarnya, bila kita amati, antara ajaran Islam dengan sains tidak ada
pertentangan, bahkan Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu. Salah satu
َ ْ طَلَبُ ْال ِعلْ ِم فَ ِريــ: صل َّى هللا تــ َ َعالَى َعلَيــْ ِه َو َسلـ َّ َم
ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُمســـلِ ٍم َو ُمسْـــلِ َم ٍة َ ِقَا َل َرسُوْ ُل هللا
Artinya : Rasulullah SAW. bersabda : “Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi
setiap orang Islam laki-laki dan perempuan.5
Dalam hadits tersebut memang jelas disebutkan bahwa hukum mencari ilmu
adalah fardhu ain (harus dilakukan per individu). Tapi, banyak pendapat yang
muncul dalam menentukan ilmu mana yang dimaksud dalam hadits tersebut. Para
ahli ilmu kalam memandang bahwa belajar teologi merupakan sebuah kewajiban,
sementara para fuqaha’ berpikir bahwa ilmu fiqih dicantumkan dalam al-Qur’an.
Sedangkan menurut Imam Ghazali, ilmu yang wajib dicari menurut agama adalah
terbatas pada pelaksanaan kewajiban syari’at Islam yang harus diketahui dengan
4
http://sains4kidz.wordpress.com/2022/03/12/definisi-sains
5
Al-Imam al-Syaikh Ibrahim bin Ismail, Ta’lim al-Muta’allim, Pustaka al-
Alawiyah, Semarang, tth, hal.4
9
pasti. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai peternak binatang, haruslah
wajib bagi setiap Muslim, baik itu para ilmuwan maupun orang-orang
yang bodoh, para pemula mupun para sarjana terdidik. Apapun tingkat
ilmu yang dapat dicapainya, ia seperti anak kecil yang beranjak dewasa,
baginya.
b. Hadits ini menyiratkan arti bahwa seorang Muslim tidak akan pernah
c. Tidak ada lapangan pengetahuan atau sains yang tercela atau jelek
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat kita lihat bahwa Agama Islam juga
mencakup tentang sains yang notabennya adalah ilmu yang berguna bagi
kehidupan (dunia) manusia.
6
Dr. Mahdi Ghulsyani, Filsafat-Sains Menurut Al-Qur’an (Diterjemahkan oleh Agus
Efendi dari Buku The Holy Quran and the Science of Nature), Penerbit Mizan, Bandung, 2001,
hal.40.
7
Ibid hal. 43
10
3. Perbedaan Agama dan Sains ?
Perbedaan dan Hubungan antara Agama dan Sains dapat dibahas dari dua
sudut pandang. Sudut pandang yang pertama adalah kita lihat apakah ada sebuah
agama yang konsepsinya melahirkan keimanan dan sekaligus rasional, atau semua
gagasan yang ilmiah itu bertentangan dengan agama, tidak memberikan harapan
dan tidak melahirkan optimisme. Sudut pandang kedua yang menjadi landasan
dalam membahas perbedaan dan hubungan antara agama dan Sains adalah
Sains membawa kita ke satu hal, dan agama membawa kita kepada sesuatu yang
bertentangan dengan satu hal itu? Apakah Sains mau membentuk (karakter) kita
dengan satu cara dan agama dengan cara lain? Atau apakah agama dan Sains saling
mengisi, ikut berperan dalam menciptakan keharmonisan kita semua? mari kita
lihat sumbangan Sains untuk kita dan sumbangan agama untuk kita
a. Eksistensi Tuhan adalah salah satu konsep utama dalam agama. Di sisi
11
d. Agama telah membuka jalan bagi berbagai budaya dan adat istiadat
e. Sumber kebenaran sains itu berasal dari manusia itu sendiri dalam arti
g. Sifat kebenaran sains adalah positif (sampai saat ini) dan nisbi (relatif).
dalam islam istilahnya “salam” seperti ucapan Allah pada ahli surga di
akhirat.9
i. Sains memberikan kepada kita cahaya dan kekuatan. Agama memberi kita
8
https://id.strephonsays.com/2022/03/12/science-and-vs-religion-2045
9
https://athikacandra.wordpress.com/2022/03/12/perbedaan-dan-persamaan-agama-dan-
sains/
12
j. Sains membawa revolusi lahiriah (material). Agama membawa revolusi
pengetahuan terputus-putus.
k. Sains itu indah, begitu pula agama. Sains memperindah akal dan pikiran.
terhadap keresahan, kesepian, rasa tidak aman dan pikiran picik. Sains
dengan dirinya.10
10
https://safinah-online.com/2022/03/12/hubungan-sains-dan-agama/
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
penting, apalagi di zaman modern ini, yang sangat menjunjung tinggi nilai
disesuaikan dengan logika. Tapi, kita sebagai kaum Muslimin harus selalu
3. Sains itu indah, begitu pula agama. Sains memperindah akal dan pikiran.
14
penyakit, banjir, gempa bumi dan badai. Agama melindungi manusia
terhadap keresahan, kesepian, rasa tidak aman dan pikiran picik. Sains
dengan dirinya.
B. Saran
Demikian pembahasan pada makalah ini mengenai Apa itu Agama, apa itu
Sains, serta Perbedaan Agama dan Sains, besar harapan kami Makalah ini dapat
penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi
15
DAFTAR PUSTAKA
16