Dosen Pengampu Bpk. Ahmad Norma Permata S.Ag, M.A, Ph.D
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
SOSIOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2022 Pengantar Terdapat 4 pola hubungan Agama dan Sains Sejak dahulu hubungan agama dan sains tidak pernah harmonis. Seorang ilmuwan fisika dan theologi, Ian G. Barbour membuat suatu rumusan hubungan sains dan agama. Ia mengelompokkan sains dan agama menjadi 4 hal yaitu konflik, independen, dialog dan integrasi. Pembahasan mengenai agama dan sains menjadi hal yang menarik untuk dikaji utamanya di lingkungan universitas. Tujuannya semata-mata hanyalah untuk memperkuat titik temu antara sains dan agama. Sangat perlu adanya sebuah rumusan yang dikembangkan antara agama dan sains. Harapannya adalah agar bisa memberikan sebuah kontribusi pada dunia pendidikan Islam di era saat ini. Dalam sejarahnya di dunia barat terjadi kontradiksi antara agama dan sains. Kaum sekuler membuat paradigma yang memisahkan antara agama dan sains. Antara ilmuwan dan pemuka agama sering kali terjadi perbedaan pandangan dalam menyikapi sebuah fenomena dan realitas yang ada dikehidupan ini, sehingga sulit disatukan. Seperti halnya dengan teori darwin yang mengatakan bahwa manusia adalah berasal dari evolusi kera. Hal itu berseberangan dengan agama bahwa manusia merupakan keturunan dari Nabi Adam dan Hawa. Saat diera saat ini sering sekali terjadi kontradiksi antara agama dan sains. Oleh karena itu perlu adanya telaah kembali untuk mengungkap secara jelas hubungan agama dan sains. Sehingga mendapatkan titik temu untuk mengolaborasikan antara keduanya. 1. Konflik Agama dan sains merupakan dua sisi yang bertentangan. Satu sisi ilmuwan tidak percaya begitu saja dengan sains sebelum adanya penelitian terlebih dahulu. Dan sedangkan sisi yang lain agama dinilai tidak mampu menjelaskan dan membuktikan kepercayaannya secara empiris dan rasional. Menurut para ilmuwan bahwa kebenaran hanya bisa diperoleh melalui sains bukan agama. Sebaliknya agamawan beranggapan bahwa sains tidak punya wewenang untuk menjelaskan semua hal. Dikarenakan keterbatasan akal yang dimiliki oleh manusia. Dari situlah muncul sebuah konflik antara hubungan sains dan agama. Hubungan tersebut memang tidak akan pernah bisa bersatu. Akan tetapi alangkah baiknya bisa mengisi kekurangan masing-masing dan dapat berkolaborasi. 2. Independensi Independensi menganggap agama dan sains memiliki cakupan wilayah yang berbeda dan tentu saja berdiri sendiri. Pandangan independensi digunakan dengan tujuan agar bisa memisahkan konflik yang terjadi antara konflik dan agama. Dalam hal ini sains lebih kepada data objek, umum dan berulang ulang. Sedangkan agama lebih kepada eksistensi dan keindahan. Dasar otoritas dari sains adalah koherensi logis dan sesuai dengan fakta penelitian, sementara dalam agama berasal dari wahyu Tuhan. Dan yang terakhir agama cenderung menggunakan bahasa simbolis sementara itu sains bersifat prediktif dan kuantitatif atau harus ada hitung-hitungannya. 3. Dialog Adanya hubungan komunikatif antara agama dan sains sangat diperlukan. Agama dan sains memiliki suatu kesamaan yang bisa di dialogkan untuk saling mendukung antar satu dengan yang lain. Sebenarnya agama dan sains memiliki keterkaitan dan apabila disandingkan akan bisa saling mendukung. Dialog antara agama dan sains mengajukan alternatif kerja sama tentu dengan adanya batasan pertanyaan. Ada dimensi religius dalam sains bahwa intelejibilitas memerlukan landasan rasional tinggi, yang bersumber pada teks-teks keagamaan klasik dan dari pengalaman manusiawi. 4. Integrasi Pandangan ini mengatakan bahwa agama dan sains dapat menyatu dan bersatu padu dalam menyelesaikan suatu masalah kehidupan. Integrasi mengambil dialog dan percakapan yang lebih jauh dan kebenaran agama dan sains dapat diintegrasikan ke dalam keseluruhan yang lengkap. Dalam upaya integrasi antara sains dan agama terdapat tiga versi diantaranya natural theology, theology of nature, dan systematic synthesis. Menurut Barbour eksistensi Tuhan dimanifestasikan dari wujud dan desain alam. Hal tersebut sedemikian indah dan menakjubkan akan semakin membuat kesadaran akan keberadaan Tuhan.
Deskripsi dari Masjid Al Qiyamu
Diluar terdapat parkiran yang cukup luas, ada tempat wudhu dan kamar mandi yang memadai. Di depan pintu terdapat ukiran kaligrafi yang terbuat dari logam. Lalu di dalam terdapat beberapa kipas angin, dan mimbar untuk khotib. Masjid Al Qiyamu masih mengusung budaya Jawa dengan budaya Arab yang menghasilkan alkuturasi. Selain itu juga ada kubah yang cukup besar. Alkuturasi dari budaya jawa sangat kental. Masih ada beberapa peninggalan kaligrafi yang masing dipajang walau usianya sudah sangat lama. Terdapat menara yang digunakan untuk menaruh toa. Di dua samping masjid terdapat 2 serambi yang biasa digunakan untuk tempat tadarus Al Quran. Kepengurusan di Masjid Al Qiyamu terdapat kelompok takmir masjid yang mengurusi segala acara di dalam Masjid. Dalam kepengurusan tentu saja ada masa jabatannya. Takmir masjid mengalami perubahan selama 5 tahun sekali.
Masjid dan Sains.
Sains bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang meneliti segala aspek di kehidupan manusia yang berlandaskan pikiran rasional dan berdasarkan logika. Sedangkan masjid merupakan tempat sembahyang umat Islam. Keterkaitan antara keduanya terletak pada konstruksi bangunannya. Dalam pembangunan masjid Al Qiyamu tersebut, dahulu juga memerlukan sains dalam pembangunan misal seperti konstruksi pembangunan dan analisis untuk pondasinya. Masjid dan sains saling berkaitan termasuk dalam kepengurusannya. Di dalam kepengurusan tersebut terdapat beberapa pembagian tugas sesuai dengan bidang masing-masing. Untuk kegiatan di masjid Al Qiyamu berkatiatan dengan agama, karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan masih seputar tentang hal keagamaan. Disaat pandemi Masjid Al Qiyamu menerapkan beberapa kebijakan baru. Diantaranya pembatasan saat sholat berjamaah, diberikan jarak antar shaf, dan harus menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan aktivitas tetap berjalan seperti sebelumnya hanya saja dengan menggunakan protokol kesehatan. Tentu hal itu berhubungan dengan sains yang meminta kita untuk selalu menjaga kesehatan. Di saat pandemi covid dulu pernah masjid sempat dikosongkan untuk umum. Karena di desa saya angka kasus covid 19 meningkat. Oleh karena itu segala kegiatan yang ada di masjid Al Qiyamu untuk sementara ditiadakan. Penutup Agama sangat berbeda dengan sains. Agama adalah suatu peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Sedangkan sains merupakan sarana penelitian untuk mempelajari segala sesuatu yang ada didalam dunia ini. Bisa juga disebut ilmu pengetahuan yang bisa diamati dan harus sesuai fikiran logis akal manusia. Seperti halnya yang dijelaskan tadi, Masjid Al Qiyamu terdapat perpaduan sains dan agama. Dari sisi bangunannya yang paling dominan menggunakan sains. Lalu sedangkan kegiatan aktivitas yang dilakukan di masjid Al Qiyamu menggunakan prinsip agama. Relasi yang paling dominan hubungan antara masjid Al Qiyamu dengan sains adalah pola hubungan integrasi. Karena terjadi penggabungan antara sains dengan masjid tersebut. Sains menjadikan relasi yang paling dominan didalam masjid Al Qiyamu. Antara sains dan agama sangatlah penting, karena keduanya sama-sama ikut andil dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu jangan ada kontradiksi diantara keduanya.