Anda di halaman 1dari 4

SAINS dan AGAMA di MASJID DEKAT RUMAH

PAPER
Disusun Oleh
FEBRI DWI ROHMADI
21107020021

Dosen Pengampu
Bpk. Ahmad Norma Permata S.Ag, M.A, Ph.D

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


SOSIOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2022
Pengantar
Terdapat 4 pola hubungan Agama dan Sains
Sejak dahulu hubungan agama dan sains tidak pernah harmonis. Seorang ilmuwan fisika dan
theologi, Ian G. Barbour membuat suatu rumusan hubungan sains dan agama. Ia
mengelompokkan sains dan agama menjadi 4 hal yaitu konflik, independen, dialog dan
integrasi.
Pembahasan mengenai agama dan sains menjadi hal yang menarik untuk dikaji utamanya di
lingkungan universitas. Tujuannya semata-mata hanyalah untuk memperkuat titik temu antara
sains dan agama. Sangat perlu adanya sebuah rumusan yang dikembangkan antara agama dan
sains. Harapannya adalah agar bisa memberikan sebuah kontribusi pada dunia pendidikan
Islam di era saat ini. Dalam sejarahnya di dunia barat terjadi kontradiksi antara agama dan
sains. Kaum sekuler membuat paradigma yang memisahkan antara agama dan sains. Antara
ilmuwan dan pemuka agama sering kali terjadi perbedaan pandangan dalam menyikapi
sebuah fenomena dan realitas yang ada dikehidupan ini, sehingga sulit disatukan. Seperti
halnya dengan teori darwin yang mengatakan bahwa manusia adalah berasal dari evolusi
kera. Hal itu berseberangan dengan agama bahwa manusia merupakan keturunan dari Nabi
Adam dan Hawa.
Saat diera saat ini sering sekali terjadi kontradiksi antara agama dan sains. Oleh karena itu
perlu adanya telaah kembali untuk mengungkap secara jelas hubungan agama dan sains.
Sehingga mendapatkan titik temu untuk mengolaborasikan antara keduanya.
1. Konflik
Agama dan sains merupakan dua sisi yang bertentangan. Satu sisi ilmuwan tidak
percaya begitu saja dengan sains sebelum adanya penelitian terlebih dahulu. Dan
sedangkan sisi yang lain agama dinilai tidak mampu menjelaskan dan membuktikan
kepercayaannya secara empiris dan rasional. Menurut para ilmuwan bahwa kebenaran
hanya bisa diperoleh melalui sains bukan agama. Sebaliknya agamawan beranggapan
bahwa sains tidak punya wewenang untuk menjelaskan semua hal. Dikarenakan
keterbatasan akal yang dimiliki oleh manusia. Dari situlah muncul sebuah konflik
antara hubungan sains dan agama. Hubungan tersebut memang tidak akan pernah bisa
bersatu. Akan tetapi alangkah baiknya bisa mengisi kekurangan masing-masing dan
dapat berkolaborasi.
2. Independensi
Independensi menganggap agama dan sains memiliki cakupan wilayah yang berbeda
dan tentu saja berdiri sendiri. Pandangan independensi digunakan dengan tujuan agar
bisa memisahkan konflik yang terjadi antara konflik dan agama. Dalam hal ini sains
lebih kepada data objek, umum dan berulang ulang. Sedangkan agama lebih kepada
eksistensi dan keindahan. Dasar otoritas dari sains adalah koherensi logis dan sesuai
dengan fakta penelitian, sementara dalam agama berasal dari wahyu Tuhan. Dan yang
terakhir agama cenderung menggunakan bahasa simbolis sementara itu sains bersifat
prediktif dan kuantitatif atau harus ada hitung-hitungannya.
3. Dialog
Adanya hubungan komunikatif antara agama dan sains sangat diperlukan. Agama dan
sains memiliki suatu kesamaan yang bisa di dialogkan untuk saling mendukung antar
satu dengan yang lain. Sebenarnya agama dan sains memiliki keterkaitan dan apabila
disandingkan akan bisa saling mendukung. Dialog antara agama dan sains
mengajukan alternatif kerja sama tentu dengan adanya batasan pertanyaan. Ada
dimensi religius dalam sains bahwa intelejibilitas memerlukan landasan rasional
tinggi, yang bersumber pada teks-teks keagamaan klasik dan dari pengalaman
manusiawi.
4. Integrasi
Pandangan ini mengatakan bahwa agama dan sains dapat menyatu dan bersatu padu
dalam menyelesaikan suatu masalah kehidupan. Integrasi mengambil dialog dan
percakapan yang lebih jauh dan kebenaran agama dan sains dapat diintegrasikan ke
dalam keseluruhan yang lengkap. Dalam upaya integrasi antara sains dan agama
terdapat tiga versi diantaranya natural theology, theology of nature, dan systematic
synthesis. Menurut Barbour eksistensi Tuhan dimanifestasikan dari wujud dan desain
alam. Hal tersebut sedemikian indah dan menakjubkan akan semakin membuat
kesadaran akan keberadaan Tuhan.

Deskripsi dari Masjid Al Qiyamu


Diluar terdapat parkiran yang cukup luas, ada tempat wudhu dan kamar mandi yang
memadai. Di depan pintu terdapat ukiran kaligrafi yang terbuat dari logam. Lalu di dalam
terdapat beberapa kipas angin, dan mimbar untuk khotib. Masjid Al Qiyamu masih
mengusung budaya Jawa dengan budaya Arab yang menghasilkan alkuturasi. Selain itu juga
ada kubah yang cukup besar. Alkuturasi dari budaya jawa sangat kental. Masih ada beberapa
peninggalan kaligrafi yang masing dipajang walau usianya sudah sangat lama. Terdapat
menara yang digunakan untuk menaruh toa. Di dua samping masjid terdapat 2 serambi yang
biasa digunakan untuk tempat tadarus Al Quran. Kepengurusan di Masjid Al Qiyamu
terdapat kelompok takmir masjid yang mengurusi segala acara di dalam Masjid. Dalam
kepengurusan tentu saja ada masa jabatannya. Takmir masjid mengalami perubahan selama 5
tahun sekali.

Masjid dan Sains.


Sains bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang meneliti segala aspek di kehidupan
manusia yang berlandaskan pikiran rasional dan berdasarkan logika. Sedangkan masjid
merupakan tempat sembahyang umat Islam. Keterkaitan antara keduanya terletak pada
konstruksi bangunannya. Dalam pembangunan masjid Al Qiyamu tersebut, dahulu juga
memerlukan sains dalam pembangunan misal seperti konstruksi pembangunan dan analisis
untuk pondasinya. Masjid dan sains saling berkaitan termasuk dalam kepengurusannya. Di
dalam kepengurusan tersebut terdapat beberapa pembagian tugas sesuai dengan bidang
masing-masing. Untuk kegiatan di masjid Al Qiyamu berkatiatan dengan agama, karena
kegiatan-kegiatan yang dilakukan masih seputar tentang hal keagamaan. Disaat pandemi
Masjid Al Qiyamu menerapkan beberapa kebijakan baru. Diantaranya pembatasan saat sholat
berjamaah, diberikan jarak antar shaf, dan harus menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan
aktivitas tetap berjalan seperti sebelumnya hanya saja dengan menggunakan protokol
kesehatan. Tentu hal itu berhubungan dengan sains yang meminta kita untuk selalu menjaga
kesehatan. Di saat pandemi covid dulu pernah masjid sempat dikosongkan untuk umum.
Karena di desa saya angka kasus covid 19 meningkat. Oleh karena itu segala kegiatan yang
ada di masjid Al Qiyamu untuk sementara ditiadakan.
Penutup
Agama sangat berbeda dengan sains. Agama adalah suatu peraturan yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lainnya.
Sedangkan sains merupakan sarana penelitian untuk mempelajari segala sesuatu yang ada
didalam dunia ini. Bisa juga disebut ilmu pengetahuan yang bisa diamati dan harus sesuai
fikiran logis akal manusia. Seperti halnya yang dijelaskan tadi, Masjid Al Qiyamu terdapat
perpaduan sains dan agama. Dari sisi bangunannya yang paling dominan menggunakan sains.
Lalu sedangkan kegiatan aktivitas yang dilakukan di masjid Al Qiyamu menggunakan prinsip
agama. Relasi yang paling dominan hubungan antara masjid Al Qiyamu dengan sains adalah
pola hubungan integrasi. Karena terjadi penggabungan antara sains dengan masjid tersebut.
Sains menjadikan relasi yang paling dominan didalam masjid Al Qiyamu. Antara sains dan
agama sangatlah penting, karena keduanya sama-sama ikut andil dalam kehidupan di
masyarakat. Oleh karena itu jangan ada kontradiksi diantara keduanya.

Anda mungkin juga menyukai