Anda di halaman 1dari 23

Hubungan sains dan agama

Dalam dunia modern sekarang ini sains merupakan karunia tak tertandingi
sepanjang zaman bagi kehidupan manusia dalam menghadapi segala tuntutan
dan perkembangannya. Dan sudah menjadi kebutuhan manusia yang ingin
mencapai kemajuan dan kesejahteraan hidup, untuk menguasai dan
memanfaatkan sains sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidupnya. Namun,
apakah kemajuan dan kesejahteraan hidup ini menjadi tujuan tunggal atas
penguasaan dan pemanfaatan sains?.
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagi hasil aplikasi sains
tampak jelas memberikan kesenangan bagi kehidupan lahiriah manusia secara
luas. Dan manusia telah mampu mengeksploitasi kekayaan-kekayaan dunia
secara besar-besaran. Yang menjadi permasalahan adalah pesatnya kemajuan
itu sering diikuti dengan merosotnya kehidupan beragama (A. Sahirul
Alim,1999:67).
Sebagai makhluk berakal, tentunya manusia juga sangat menyadari
kebutuhannya untuk memperoleh kepastian, baik ilmiah maupun ideologi.
Melalui sains, manusia berhubungan dengan realitas dalam memahami
keberadaan diri dan lingkungannya. Dan agama menyadarkan manusia akan
hubungan keragaman realitas tersebut, untuk memperoleh derajat kepastian
mutlak, yakni kesadaran kehadiran Tuhan. Keduanya sama-sama penjelajahan
realitas. Namun kualifikasi kebenaran yang bagaimanakah yang diperlukan
manusia, sehingga realitas sains dan agama masih sering dipertentangkan?
Untuk menyelesaikan ketegangan yang terjadi antara sains dan agama dapat
ditinjau berbagai macam varian hubungan yang dapat terjadi antara sains dan
agama. Namun, hendaknya terlebih dahulu dipahami konsep dan paradigma
sains menurut para ilmuwan. Secara terminologi, sains berarti ilmu pengetahuan
yang sistematik dan obyektif serta dapat diteliti kebenarannya ( M. Ridwan, dkk,
1999:577 ).
Sedangkan menurut Achmad Baiquni (1995:5) mendefinisikan sains sebagai
himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai
konsensus para pakar pada penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil
analisis yang kritis terhadap data-data pengukuran yang diperoleh dari observasi
pada gejala-gejala alam.
Melalui proses pengkajian yang dapat diterima oleh akal, sains disusun atas
dasar intizhar pada gejala-gejala alamiah yang dapat diperiksa berulang-ulang
atau dapat diteliti ulang oleh orang lain dalam eksperimen laboratorium. Kata
intizhar (nazhara) dapat berarti mengumpulkan pengetahuan melalui
pengamatan atau observasi dan pengukuran atau pengumpulan data pada alam
sekitar kita, baik yang hidup maupun yang tak bernyawa. (Abuddin Nata,
1993:100).
Dalam mencermati konsep sains, Bruno Guiderdoni (2004:41) mengemukakan

pendapat yang disertai pula penalaran terhadap konsep agama. Dia


membedakan istilah sains dan agama dalam banyak definisi.
1. Bahwa sains menjawab pertanyaan bagaimana, sedangkan agama
menjawab pertanyaan mengapa.
2. Sains berurusan dengan fakta, sedangkan agama berurusan dengan nilai atau
makna.
3. Sains mendekati realitas secara analisis, sedangkan agama secara sintesis.
4. Sains merupakan upaya manusia untuk memahami alam semesta yang
kemudian akan mempengaruhi cara hidup kita, tetapi tidak membuat kita
menjadi manusia yang lebih baik. Sedangkan agama adalah pesan yang
diberikan Tuhan untuk membantu manusia mengenal Tuhan dan mempersiapkan
manusia untuk menghadap Tuhan.
Oleh karena itu, Ian G. Barbour (2002:47) mencoba memetakan hubungan sains
dan agama dengan membuka kemungkinan interaksi di antara keduanya. Melalui
tipologi posisi perbincangan tentang hubungan sains dan agama, dia berusaha
menunjukkan keberagaman posisi yang dapat diambil berkenaan dengan
hubungan sains dan agama. Tipologi ini terdiri dari empat macam pandangan,
yaitu: Konflik, Independensi, Dialog, dan Integrasi yang tiap-tiap variannya
berbeda satu sama lain.

1.Konflik
Pandangan konflik ini mengemuka pada abad ke19, dengan tokoh-tokohnya
seperti: Richard Dawkins, Francis Crick, Steven Pinker, serta Stephen Hawking.
Pandangan ini menempatkan sains dan agama dalam dua ekstrim yang saling
bertentangan. Bahwa sains dan agama memberikan pernyataan yang
berlawanan sehingga orang harus memilih salah satu di antara keduanya.
Masing-masing menghimpun penganut dengan mengambil posisi-posisi yang
bersebrangan. Sains menegasikan eksistensi agama, begitu juga sebaliknya.
Keduanya hanya mengakui keabsahan eksistensi masing-masing.

2.Independensi
Tidak semua saintis memilih sikap konflik dalam menghadapi sains dan agama.
Ada sebagian yang menganut independensi, dengan memisahkan sains dan
agama dalam dua wilayah yang berbeda. Masing-masing mengakui keabsahan
eksisitensi atas yang lain antara sains dan agama. Baik agama maupun sains
dianggap mempunyai kebenaran sendiri-sendiri yang terpisah satu sama lain,
sehingga bisa hidup berdampingan dengan damai (Armahedi Mahzar, 2004:212).
Pemisahan wilayah ini dapat berdasarkan masalah yang dikaji, domain yang

dirujuk, dan metode yang digunakan. Mereka berpandangan bahwa sains


berhubungan dengan fakta, dan agama mencakup nilai-nilai. Dua domain yang
terpisah ini kemudian ditinjau dengan perbedaan bahasa dan fungsi masingmasing.

3.Dialog
Pandangan ini menawarkan hubungan antara sains dan agama dengan interaksi
yang lebih konstruktif daripada pandangan konflik dan independensi. Diakui
bahwa antara sains dan agama terdapat kesamaan yang bisa didialogkan,
bahkan bisa saling mendukung satu sama lain. Dialog yang dilakukan dalam
membandingkan sains dan agama adalah menekankan kemiripan dalam prediksi
metode dan konsep. Salah satu bentuk dialognya adalah dengan
membandingkan metode sains dan agama yang dapat menunjukkan kesamaan
dan perbedaan.

4.Integrasi
Pandangan ini melahirkan hubungan yang lebih bersahabat daripada pendekatan
dialog dengan mencari titik temu diantara sains dan agama. Sains dan doktrindoktrin keagamaan, sama-sama dianggap valid dan menjadi sumber koheren
dalam pandangan dunia. Bahkan pemahaman tentang dunia yang diperoleh
melalui sains diharapkan dapat memperkaya pemahaman keagamaan bagi
manusia yang beriman.
Untuk lebih lengkapnya, baca di sini
Nah, mari berdiskusi sebaiknya hubungan antara sains dengan agama yang
bagaimana? (mengacu pada empat tipology di atas) atau dengan kata lain, anda
pendukung hubungan yang mana?? tentunya dengan alasannya.
@Mod, tolong jangan di tutup thread ini karena diharapkan dapat memberikan
manfaat pada para user dan kalau ada yang komentarnya keterlaluan akan
dilaporkan untuk ditindak, sehingga tidak mengganggu jalannya diskusi.
Pembahasan agama yang dipakai disini adalah agama secara umum

Sains dan Agama: Hubungan yang tidak dapat dipisahkan


Oleh: Muhammad Safwan bin Ishak
PENGENALAN
Sedasarwarsa ini, suatu perkembangan yang tidak dijangka di dalam dunia sains, teknologi
dan inovasi ialah telihatnya kerapatan pandangan atau persefahaman pendapat yang
menakjubkan di antara konsep-konsep yang objektik dan rasional di dalam dunia sains
dengan konsep-konsep keagamaan. Perkembangan ini sememangnya diingini oleh sekalian
manusia walaupun ada sesetengah yang merasa kehairanan dan kerisauan apabila
pertembungan dua daya budaya yang terbesar di dalam kehidupan manusia ini kononnya
telah berzaman-zaman bercanggah di antara satu sama lain. Kebrontakkan ini menyebabkan
manusia lemah dan lalai dengan kehidupan yang meronakan. Hidup tanpa agama, halatuju
yang mengutamakan hukum akal semata-mata tanpa menyulusuri hukum-hukum agama yang
telah digariskan menyebabkan manusia semakin rakus menganyang keharmonian dan
kedamaian alam sejagat bersenjatakan sains, teknologi dan inovasi.

Mendasari persefahaman pendapat ini ialah aktiviti saling bantu-membantu di antara faktafakta saintifik yang termuktakhir serta interpretasi ajaran agama mengenai realiti,
umpamanya mengenai jirim dan tenaga, ruang dan masa. Akibatnya ialah sains kini telah
terpaksa meninggalkan prasangka dan keangkuhannya tidak mahu menerima kewujudan
perkara-perkara ghaib yang bukan fizikal,khususnya kebenaran-kebenaran agama. Kita dapat
lihat mesej ini di dalam penulisan saintis terkemuka sendiri seperti, David Bohm, Albert
Einstein, Author Eddington dan lain-lain lagi.
Science without religion is blind, Religion without science is lame-Albert Enstein.
Pada masa yang sama, pengeinterprestasian ajaran agama dapat dimanfaatkan perkembangan
dunia sains masa kini. Pemahaman konsep asas agama dapat disampaikan dan dihayati
dengan lebih jelas. Justeru, pemahaman terhadap hubungkait antara agama dan sains dapat
diperkemaskan. Supaya, pandangan-pandangan enteng dan jumud masyarakat yang
mengatakan agama merupakan suatu yang jumud dan kolot lantas merencatkan proses
perkembangan sains dan teknologi dapat dikikis. Selain itu, Sains juga dapat
memperkukuhkan pegangan agama melalui pembuktian kewujudan yang metafizikal yang
bersifat spiritual atau ghaib agar kepercayaan kepada agama dapat dijazamkan. Para saintis
cuba mengkaji perkara-perkara supernatural dan paranormal ini sebagai satu pembuktian
kepada agama. Misalnya, seperti kejadian makhluk halus, jin, kewujudan roh, kejadian
manusia dan sebagainya.
Selain itu, agama juga menyuruh setiap penganutnya supaya menuntut ilmu. Di dalam AlQuran, Surah al-Alaq, ayat pertama yang bermaksud, Bacalah, dengan nama Tuhanmu
yangmenciptakan. Ayat ini juga merupakan wahyu pertama yang disampaikan oleh Malaikat
Jibrail kepada Nabi Muhammad. Signifikasinya, ayat ini menyuruh umat manusia supaya
membaca dalam erti kata lain, menuntut ilmu. Sambungannya, dalam menuntut ilmu, aspek

ketuhanan yakni kepercayaan kepada tuhan yang menciptakan perlu diutamakan. Justeru,
wujudlah interaksi antara kedua-duanya yakni sains dan agama sebagai satu formula sebatian
untuk memacu kemajuan. Maka, kenyataan-kenyataan kontang yang menyatakan agama
menyekat perkembangan sains dan teknologi adalah kenyatan yang tidak berasas sama sekali.
DEFINISI AGAMA, SAINS, TEKNOLOGI DAN INOVASI
Sebelum kita menyelemai lebih mendalam perspektif ini, aspek pendefinisian perlu agar kita
memahami lebih mendalam topik ini agar kita tidak lari dari konteks yang sebenar.
Pendefinisian agama, sains,teknologi dan inovasi merupakan tiang kerangka atau teras
kepada mahallah ini.
Agama pada umumya ialah suatu system kepercayaan atau tata keimanan terhadap adanya
sesuatu yang Mutlak di luar manusia. Agama juga suatu system ritual yakni tata peribadatan
manusia kepada yang Mutlak atau suatu system norma yakni kaedah yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia dan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata
keimanan dan tata peribadatan. Menurut Abdul Aziz bin Ismail Al-Fathani di dalam kitab
Misbahul Munir, agama ialah suatu tuturan dan cakapan daripada sekumpulan dan
perhimpunan undang-undang yang datang daripada Allah Taala ke atas rasulNya supaya
menyampaikan kepada umat manusia.
Istilah sains berasal daripada perkataan Latin, Sceantia yang bermaksud ilmu, atau scire
yang bermaksud mengetahui. Sains juga membawa maksud hasil usaha pemahaman manusia
yang disusun dalam suatu system mengenai kenyataan, struktur, pembahagian dan hukumhukum tentang hal ehwal yang diselidiki sejauh yang dapat dijangkau oleh pemikiran
manusia yang dibantu panca indera yang kebenarannya diuji oleh empiris dan eksperimental.
Menurut Professor Datin Dr Azizan Baharuddin, sains adalah pembelajaran tentang kejadian

alam secara sistematik, logik dan berobjektif menggunakan kaedah yang tertentu supaya ilmu
itu dipercayai.
Teknologi berasal daripada perkataan Latin,technologiadan daripada perkataan
Greek,tekhnologia bermaksud kehendak untuk melakukan sesuatu secara sistematik. Kata
dasar teknologi berasal daripada perkataan Greek, tekhne yang bermaksud seni atau kraf.
Menurut Professor Datin Dr Azizzan Baharuddin, teknologi ialah, artifak atau perkakasan,
sekumpulan maklumat atau kaedah teknikal yang digunakan untuk mempermudahkan
kehidupan, dan aktiviti pembudayaan atau lapangan dalam kehidupan.
Perkataan Inovasi berhubungkait rapat dengan teknologi. Inovasi ialah langkah untuk
mejadikan sesuatu benda itu berguna,atau proses pemgembangan yang boleh memobilasi
pengetahuan atau pengalaman untuk mencipta dan memperbaiki proses, sistem danproduk
yang baru yang member nilai yang lebih signifikan. Inovasi juga suatu objek yang bermaksud
suatu produk atau praktikal baru yang boleh diaplikasi secara komersial. Menurut Rosenfeld,
inovasi adalah tranformasi pengetahuan kepada produk, sistem dan jasa baru melalui tindakan
melakukan sesuatu yang baru.
Tuntasnya, pendefinisian keempat-empat kalimah atau perkataan di atas memberikan
gambaran yang utuh dalam menyelami hubungkait yang padu bagi mengelongsori topik ini.
Sains tanpa teknologi kosong, teknologi tanpa inovasi lompong, namun ketiga-tiganya jika
tanpa agama ibarat buta tanpa haluan.
HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN SAINS
Baik sains mahupun agama bertujuan berurusan dengan hal yang sama mencari kebenaran.
Baik Sains hasilnya dari sumber akal manusia. Sedangkan agama bersumberkan wahyu dari
Allah. Sains mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan, pengalaman, dan percubaan

sebagai ujian. Manusia mencari dan menemukan kebenaran melalui agam dengan jalan
mempertanyakan pelbagai masalah asai dari kitab suci, kodofikasi firman Ilahi untukmanusia
di bumi. Kebenaran sains adalah kebenaran positif dan bersifat relatif, sedangkan agama
adalah kebenaran yang mutlak kerana diturunkan melalui wahyu yang diturunkan oleh Yang
Maha Esa, Yang Maha Besar, Yang Maha Pemurah dan Yang Maha Penyayang iaitu Allah
SWT. Sains dimulai dengan sikap sangsi dan tidak percaya, sedangkan agama dimulai dengan
sikap percaya atau iman. Tidak semua persoalan atau masalah yang dipertanyakan manusia
dapat dijawab oleh secara positif oleh sains kerana ia terbatas oleh subjeknya iaitu penyelidik
dan objeknya, baik objek material mahupun objek formal atau oleh metodologi. Agama
memberi jawapan tentang banyak soal asasi yang sama sekali tidak terjawab oleh sains. Akan
tetapi, perlu kita tegas di sini bahawa tidak semua persoalan manusia terdapat jawapannya
dalam agama dapat disebutkan sebagai berikut:
Pertama, soal-soal kecil, detail yang tidak prinsipal seperti jalan kenderaan sebelah kiri atau
sebelah kanan, soal rambut panjang dan pendek, dan sebagainya. Kedua, persoalan-persoalan
yang tidak secara jelas dan tegas tersurat dalam Al-Quran dan As-Sunnah, yang diserahkan
kepada ijtihad yakni hasil daya pemikiran manusia yang tidak berlawanan dengan jiwa dan
semangat Al-Quran dan As-Sunnah, yang oleh diijtihadkan oleh manusia yang berstatus
mujtahid sahaja. Ketiga, persoalan yang tetap merupakan misteri, dikabuti oleh rahsia yang
tidak terjangkau oleh akal budi dan fakulti-fakulti rohaniah manusia yang lainnya, yang
merupakan Ilmu Allah yang tiada batasannya dan juga KebijaksanaanNya yang tidak
dilimpahkan kepada manusia seperti hakikat roh,hakikat takdir, dan hakikat yang sebagainya.
Jika kita berbicara soalan keseimbangan, hakikat keimanan dan keseimbangan menjadi krisis
utama dunia marcapada ini. Krisis-krisis merupakan transisi ketidak seimbangan di antara
sains dan agama. Krisis tentang alam sekitar, ekonomi, pembangunan, spiritual, dan

sebagainya berpunca daripada hasil kompartmentalisme yang menggila. Jadi hubungan antara
sains dan agama usah dipisahkan. Hal ini kerana, talian yang utuh dan padu ini sememangnya
tidak boleh diputuskan walaupun wujud banyak gunting-gunting sekularisme dan liberalisme
yang dengki dengan pertalian ini. Sekularisme, danliberalisme, rakan seangkatannya, virus
durjana yang menolak mentah-mentah hubungan ini. Sekular mahu memisahkan segalasegalanya daripada agama manakala liberal mahu bebas daripada agama.
Menurut Albert Einstein, Science without religion is blind, Religion without science is
lame menunjukkan bahawa hubungan agama dan sains yang utuh. Selain itu, Syed Hossein
Nasr berkata,The environmental crisis is reflective of spiritual crisis faced by mankind
membuktikan nilai-nilai moral hanya boleh dibentuk melalui agama, tetapi sains hanya
mampu membentuk ilmu sahaja. Justeru, hubungan antara agama dan sains sememangnya
tidak dapat dipisahkan ibarat irama dan lagu, musnahlah lagu tanpa irama, pudarlah irama
tanpa lagu.
AL-QURAN DAN SAINS
Bagi penganut-penganut agama Islam keserasisan di antara maklumat alam sains dengan
wahyu digambarkan melalui Al-Quran dengan jelas sehingga ia begitu menakjubkan. Contohcontoh berikut menyentuh bidang-bidang yang dikaji oleh sains sekaligus mengajar manusia
tentang Tauhid,yakni mensucikan Allah SWT dengan segala sesuatu, ataupun fardhu ain.
Matahari dan bulan itu beredar dengan peraturan dan perhitungan yang tertentu, Surah ArRahman ayat 5.
Dan sesungguhnya Kami telah mencipta manusia daripada saripati daripada tanah. Kemudian
Kami jadikan saripati itu air benih(nutfah) pada tempat penempatan yang kukuh. Kemudian
Kami cipta air benih(nutfah) itu menjadi alaghah lalu kami ciptakan alaghah itu

mudghah, kemudian Kami cipta mudghah itu menjadi izam yakni tulang, kemudian Kami
balut izam(tulang-tulang) itu lahm(daging/otot). Setelah sempurna kejadian itu, Kami
bentuk dia menjadi makhluk yang lain sifat keaadaannya. Maka nyatalah kelebihan dan
ketinggian Allah sebaik-baik Pencipta. Surah Al-Mukminun ayat 12 hingga 14.
Sesungguhnya pada kejadiaan langit dan bumi pada pertukaran malam dan siang, ada tandatanda(kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang berakal.
Surah Ali Imran ayat 190.
Dan suatu tanda(kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam, Kami tinggalkan siang hari
dari(malam) itu, maka seketika itu mereka(berada dalam) kegelapan, dan matahari berjalan di
tempat peredarannya. Demikian ketetapan(Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.
Dan kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga(setelah ia sampai ketempat
peredaran yang terakhir ) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. TIdaklah mungkin
bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing
beredar pada garis edarnya. Surah Yaasiin ayat 37 hingga 40.
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang
belayar di laut dengan(muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yan diturunkan Allah dari
langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkanNya bumi setelah mati(kering), dan Dia tebarkan
di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi(semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda(kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang mengerti. Surah Al-Baqarah ayat 164.
Ayat-ayat berikut adalah segelintir daripada ayat-ayat Al-Quran yang membuktikan segala
kejadian sains yang berlaku di muka bumi ini telah dicatat di dalam Al-Quran. Maka, AlQuran sebenarnya adalah sumber primier dalam pengkajian Sains. Di dalam proses ini

manusia perlu menggunakan akal dan fikiran. Al-Quran banyak sekali mengajak manusia
supaya berfikir dan menggunakan akal, Zakaria AWang Soh misalnya menemui lebih 550
ayat. Penggunaan akal dan berfikir merupakan sesuatu yang perlu dan dituntut ke atas
manusia kerana ia adalah caranya manusia dapat mengenal dirinya, alam dan Tuhan.
Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, aku jadikan kejadian (alam jagat dan segala
ciptaan) supaya Aku dikenali. Hadith Qudsi
Dan makrifatullah atau mengenal Tuhan dengan sebenar-benarnya melalui tanda kewujudan
ciptaanNya(yang menggambarkan kekuasaan dan sifat-sifatNya yang lain. Surah Al-Anbiyaa
ayat 16 hingga 17.
Dan Kamitidak ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara kedua-duanya dengan
bermain-main. Surah Ad-Dukhan ayat 38 dan 39.
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka Jahannam banyak daripada jin dan manusia
yang mempunyai hati(tetapi) tidak mahu memahami dengannya(ayat-ayat Allah) dan
mempunyai mata(tetapi) tidak mahu melihat dengannya(bukti keesaan Allah) dan yang
mempunyai telinga (tetapi) tidak mahu mendengar dengannya (ajaran dan nasihat); mereka
itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang
lalai. Surah Al-Araaf ayat 179.
Terdapat satu surah dalam Al-Quran iaitu Surah Ar-Rahman yang mana intipati surah ini
adalah mengajak manusia supaya menggunakan akal fikiran untuk mengkaji segala kehebatan
dan keajaiban ciptaan Allah. Surah ini juga sebagai sumber inspirasi para ilmuwan-ilmuwan
Islam untuk mengkaji dan mengembangkan skop pengkajian dalam bidang sains dan
teknologi dengan lebih meluas. Hasilnya, kemajuan sains dan teknologi yang tiada tolok
bandingan semasa Zaman Keemasan Islam pada abad ke-7 hingga ke-16 Masihi.

Jelaslah betapa Al-Quran member gambaran yang lengkap tentang alam duniawi dan ghaib.
Dalam konterks Islam, melalui mekanisme teologi tabii dapat menjadi jambatan yang
menghubungkan ahli sains dan para ulama. Tanpa jambatan ini pertemuan mengkin sukar
untuk wujud. Jika keadaan ini yang seiring jalan ini tidak ada maka akan terjadi jurang yang
luas di antara ilmu duniawi dan ukhrawi. Maka wujudlah revolusi kompartmentalisme yang
hebat yang menjadi virus ke lembah kedurjanaan.
TAMADAN ISLAM SEBAGAI CONTOH TAULADAN
Sejarah membuktikan peranan agama dalam pembentukan kemajuan sebuah tamadun.
Kemajuan sebuah tamadun bertitik tolak dari kemajuan ilmu dan kemajuan sains, teknologi
dan inovasi itu sendiri walaupun pada tika itu, istilah ini belum dibibitkan oleh arus
globalisasi ini. Hal ini membuktikan, agama bukanlah penghalang kemajuan sains dan
teknologi. Sebagai bukti yang konkrit dan padu adalah sejarah kegemilangan tamadun Islam
suatu tika dahulu. Kita akan menyingkap dengan lebih terperinci zaman kegemilangan
tamadun ini.
Tamadun Islam merupakan tamadun yang palaing gemilang dan hebat dalam sejarah
ketamadun dunia. Bagi sejarawan terkini, tamadun ini dikenali sebagai Zaman Keemasan
Islam atau Islamic Renaissance. Tamadun ini bermula pada abad ke-7 Masihi hingga ke-16
Masihi. Bermula di Semananjung Arab oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pemerintah yang
hebat sepanjang zaman. Berkembang di Semenanjung Arab dan semakin meluas hingga ke
Parsi, Asia Tengah, Afrika Utara, dan semakin berkembang luas ke Eropah dan India.
Merangkumi kawasan pemerintahan yang luas, pembentukan ini bukanlah hanya dilakukan
hanya oleh masyarakat Arab malah dibantu oleh masyarakat Parsi, Afrika, Mongol, Eropah
dan India. Hal ini kerana, bukan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku menjadi ukuran namun
keimanan yang jitu dan sahih kepada Tuhan Yang Esa yakni beragama Islam.

Masyarakat bukan muslim tidak sesekali dihiraukan, dilayan dengan buruk,mahupun dipulau
walaupun di bawah pemerintahan Islam yang bergelar khalifah. Tambahan pula, hak-hak
mereka dipelihara dan dihormati asalkan tidak mengganggu ketenteraman agama lain.
Mereka boleh kekal dengan agama dan bebas dengan kehidupan masing-masing selagi mana
berada di bawah pemerintahan Islam. Sebagai bukti, kaum Yahudi, Nasrani dan Majusi bebas
dan dilindungi hak mereka semasa pemerintah Islam.
Di dalam sejarah tamadun Islam, telah diperintah di bawah naungan beberapa buah khalifah.
Bermula dengan Khulafah ar-Rasyiddin(632-661 Masihi), Kerajaan Bani Umayyah(661-750
Masihi), Kerajaan Abbasiyyah(750-1258 Masihi), Kerajaan Fatimiyyah(910-1171 Masihi),
Kerajaan Sultan Salahuddin al-Ayubi(1174-1342 Masihi) dan Kerajaan Mamluk(1250-1517
Masihi). Pada zaman Keemasan Islam ini, terdapat ramai para cendekiawan dan alim ulama
dalam pelbagai disiplin ilmu. Pengkajian mereka banyak menyumbang kepada revolusi
epistemologi ilmu di dalam dunia Islam dan sains itu sendiri. Percambahan ilmu sains kepada
beberapa skop bidang-bidang yang tertentu seperti, sains gunaan merujuk kepada pertanian,
perubatan, geografi, dan kejuruteraan, sains rasmi merujuk kepada ilmu logic dan matematik,
sains alam merujuk kepada biologi, kimia, fizik dan geologi,dan sains social merujuk kepada
sosiologi, antropologi, dan psikologi. Ilmu falsafah juga berkembang pesat semasa zaman ini.
Teknologi juga dibangunkan dan pelbagai jenis inovasi telah dihasilkan.
Perkembangan dan pembangunan ilmu yang pesat ini berpusat hanya pada satu dasar yakni
kepada sumber Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah dijadikan sebagai sumber
rujukan yang paling utama dan penting dalam penstrukturan pembangunan mega ini.
Berdasarkan kepada wahyu pertama kepada Nabi Muhammad yang merupakan ayat pertama
di dalam Al-Quran iaitu Iqra. Pemahaman dan penghayati yang mantap dan padu kepada
ayat ini merupakan kunci utama kejayaan zaman keemasan ini. Iqra yang bermaksud bacalah.

Signifikasi bahawa Allah SWT memerintahkan kepada sekalian manusia supaya membaca
atau lebih tepat menuntut ilmu. Jika kita amati dengan lebih mendalam suruhan ini juga
menyuruh agar manusia memajukan diri dan masyarakat dalam apa jua bidang dengan
berlandaskan penguasaan terhadap ilmu. Membuktikan bahawa agama tidak pernah menyekat
penganutnya untuk maju. Selain itu, para cendekiawan pada zaman ini seperti AlKhawarizmi, Ibnu Sina, Al-Haytham, Al-Ghazali,Jabir Hayyan dan ramai lagi, merupakan
ulama yang pakar dalam bidang agama sebelum pakar dalam bidang masing-masing.
TAMADUN INDIA DAN TAMADUN CHINA
Beralih kepada Tamadun China dan Tamadun India. Elemen kemajuan kedua-dua
tamadun ini juga adalah agama. Tamadun India bermula di Sungai Indus meliputi Pakistan,
India, dan sebahagian Afghanistan, Iran dan Turkmenistan. Tamadun ini juga dikenali sebagai
Tamadun Lembah Indus, Tamadun Indus Ghaggar-Hakra, Tamadun Indus- Sarasvati, dan
Tamadun Harappan. Tamadun ini sangat berpengaruh dalam bidang perubatan, matematik
dan teknologi. Kebanyakkan daripada hasil kemajuan tamadun ini mempunyai ciri-ciri agama
Hindu yang tinggi. Misalnya, banyak hasil karya penulisan kitab dan manuskrip dalam
pelbagai bidang dinamakan berdasarkan pengaruh agama hindu seperti Ayurveda, Yoga,
Brahma dan lain-lain.
Tamadun China merupakan tamadun paling awal dalam sejarah tamadun manusia.
Kawasan meliputi kawasan pergunungan di sebelah barat hingga ke kawasan tanah rata di
sebelah timur. Tamadun ini berkembangan bermula daripada bidang falsafah. Pada zaman ini,
banyak sekolah-sekolah pemikiran telah dibina. Hasilnya, Tamadun China sangat agung
dengan karya-karya falsafah mereka sehinggakan fahaman falsafah ini telah berjaya
ditransformasi kepada fahaman agama. Misalnya, Confusius, Daoism, Mohism dan Legalism.
Era ini dikenali sebagai Zaman Emas Falsafah China. Hasilnya, perkembangan sains dan

teknologi juga berkembang pesat sejajar dengan suruhan dan ajaran yang dibawa di dalam
agama hasil daripada transformasi falsafah ini. Semuanya berpaksikan kepada agama.
Banyak hasil-hasil inovasi telah dihasilkan seperti kertas, bunga api, teknik percetakan,
layang-layang, serbuk peledak dan banyak lagi. Segenap bidang, perubatan mahupun
matematik, Tamadun China merupak pelopor utama dalam perkembangan sains dan
teknologi.
SAINS DAN AGAMA MASA KINI
Lebih seribu tahun yang lalu, agama telah membolehkan sarjana-sarjana mengasaskan sains
moden, Di tangan orang-orang agam sendiri sains telah membuahkan hasil teknologi yang
berharmoni dengan alam sekitar dan kecemerlangan tamadun manusia telah terserlah dengan
gah sekali. Sehingga hari ini, kita boleh melihat monumen-monumen, bangunan-bangunan,
dan kota-kota yang pelbagai hasil daripada kehebatan tamadun manusia ini.
Kemudian, sains telah diambil alih oleh dunia barat dan dikembangkan serta digunakan tanpa
asas-asas akidah dan agama yang bermatlamatkan tuhan. Kebrontakkan ini menggunakan
tampuk sains berpisah dirinya daripada persoalan nilainya. Akhirnya, sains barat berevolusi
dengan rakus tanpa sebarang jiwa kerohanian sehingga kerosakan dan kehancuran terjadi.
Jadialah ia hamba falsafah dan logik akal manusia yang bermaharajalela hasil kemusnahan
sains barat. Maka berledaklah bom atom di Nagasaki dan Hiroshima, kebocoran ozon,
pencemaran sungai dan punca-punca air, keruntuhan akhlak dan moral yang amat
mendukacitakan.
Namun kini, sarjana-sarjana Sains Islam mahupun Kristian telah bergerak semula memacu
sains dan teknologi ini di landasan yang betul. Mereka memainkan peranan dalam
gelanggang perbicaraan mengenal sifat, kegunaan, serta arah sains moden untuk masa depan.

Pembuktian kajian sains berdasarkan ayat-ayat kitab suci sedang rancak dijalankan. Al-Quran
sebagai pati dalam pencarian segenap khazanah ilmu dijadikan sebagai sumber perdana.
Penghayatan dan pemahaman terhadap hubungan sains dan agama yang telah lama dicarikcarik oleh sains barat sedikit sebanyak mampu mengubati fikiran dan penerimaan masyarakat
yang menolak kehadiran ilmu-ilmu wahyu dalam seluruh kehidupan mereka. Segala andaianandaian yang lemah daripada Albert Einstein, Richard Darwin, dan Charles Darwin mampu
dihakis dan divaksin sebelum virus ini merebak kepada generasi yang seterusnya.
SAINS DAN TEKNOLOGI TANPA AGAMA
Menyentuh kepada ketiadaan agama dalam pembentukan sains dan teknologi ibarat, rumah
yang tidak bertiang, manusia tanpa tulang belakang dan bangunan tanpa cerucuk. Asasnya
hilang, maka hasilnya akan musnah dan rosak binasa. Lipatan sejarah membuktikan, sains
barat telah merogol dan menodai perkembangan kepada zaman kegelapan. Walaupun, tampak
hebat pada awalnya, hasil daripada tajdid daripada penjenayah sains barat yang memporak
perandakan sains dan teknologi.
Krisis-krisis dunia tumbuh ibarat cendawan tumbuh selepas hujan selepas beberapa siri
tragedi hitam yang menghantui sejarah dunia seperti jatuhya bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki, pencerobohan Amerika terhadap Afghanistan, peperangan meledak sesuka hati,
penipisan lapisan ozon, keruntuhan akhlak dan moral dan pencemaran yang berleluasa di
tahap kronik ke atas bumi. Di dalam CNN.com bertarikh 2 Februaru 2010, saintis mencipta
robot seks berada di pasaran. Situasi ini menyaksikan sains dan teknologi yang dipaksikan
nafsu semata-mata. Hal ini menyebabkan keruntuhan akhlak dan moral yang teruk di
kalangan masyarakat. Di tambah pula, kewujudan jutaan laman web lucah dalam jalur lebar
yang mudah diakses oleh sesiapa sahaja menjadi bukti penyalahgunaan sains dan teknologi

yang berleluasa. Fenomena ini menjadi indikator kepada kegagalan sains dan teknologi tanpa
agama memacu kemajuan.
Menurut Oxford University Press bertarikh tahun 1999, menunjukkan hampir 780 billion
dolar digunakan bagi pembangunan ketenteraan, namun hanya 6 billion dolar sahaja
digunakan untuk pendidikan. Tambahan pula, sejumlah 400 billion dolar digunakan bagi
dadah dan arak. Bukti yang nyata dinyatakan. Di tambah pula indeks pembuangan sampah
yang dikeluarkan oleh Urban indicator pada tahun 1998 menunjukkan golongan
berpendapatan tinggi mencatatkan 78 peratus penyumbang kepada pembuangan sampah di
dalam dunia. Malah pelbagai lagi krisis-krisis seperti,kesan rumah hijau, pemanasan global,
pencairan ais di Kutub Utara dan Kutub Selatan dan banyak lagi yang menjadi barah di muka
bumi hasil daripada kerakusan sains dan teknologi tanpa agama.
Justeru, keseimbangan dalam pembangunan sains dan teknologi perlu dicapai. Sains dan
teknologi perlu dipacu oleh agama agar kemajuan yang ingin dicapai tidak membatasi normanorma dan batas-batas yang ditetapkan agama. Hasilnya, kemajuan yang ingin dicapai
mampu memelihara keharmonian dan keamanan sejagat.
PENUTUP
Sememangnya peranan agama dalam memacu perkembangan sains dan teknologi. Tanpa
panduan yang diberikan oleh agama, sains dan teknologi akan membawa kehancuran. Sains
dan teknologi mampu membantu manusia mengenal kehebatan Tuhan yang menciptakan.
Jika difahami dan dihayati secara mendalam, penyatuan yang sebati agama dan sains dapat
dilihat melalui penyatuan roh dan jirim, kewujudan kejadian ghaib dan sebagainya mampu
dihayati secara mendalam. Oleh itu, manusia akan bertindak mengikut norma-norma yang
telah dibataskan oleh syarak. Kepercayaan kepada dosa dan pahala, kejadian hari akhirat dan

kiamat, kewujudan malaikat, jin dan syaitan yang tidak dilihat oleh mata kasar boleh dihayati
secara mendalam. Justeru, pemahaman yang mendalam terhadap agama sebenarnya
merupakan formula utama dalam pembangunan sains dan teknologi. Pengkajian yang
mendalam terhadap ayat-ayat Allah perlu dikaji dengan mendalam supaya segala apa yang
terkandung di dalam Al-Quran dapat diterjemahan secara saintifik, lalu menguatkan
keyakinan dan kepercayaan kita kepada Allah dan RasulNya, dan melakukan segala
suruhanNya dan meninggalkan segala laranganNya. Lalu menangkis segala tohmahan yang
menyatakan keasyikkan terhadap agama menyekat perkembangan sains dan teknologi di
kalangan masyarakat. Premis palsu dan tidak berasas ini berjaya dihujah
ketidakrelevanannya. Wallhualam..
Hubungan Islam Dengan Sains Dan Teknologi

Abu Bakar Bin Yang

Pegawai Penyelidik
00/00/0000 | Artikel Bahasa Malaysia

Hubungan antara Islam dengan sains dan teknologi adalah ibarat isi dan kuku, tidak dapat
dipisahkan kerana sama-sama mempunyai peranan dan sumbangan yang penting dalam
membina tamadun manusia. Sains dan teknologi membawa kemajuan, kemudahan dan
keselesaan, manakala Islam pula memimpin manusia ke arah kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup di dunia dan juga di akhirat.
Sains wujud daripada perasaan ingin tahu manusia terhadap alam sekelilingnya dan
merupakan salah satu cabang utama ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keimanan. Sungguhpun Islam telah memberikan garis kasar terhadap kaedah
dan jawapan kepada banyak persoalan sains, namun ianya masih memerlukan pengkajian
yang mendalam untuk membuktikan kebenarannya. Atas sebab inilah maka Islam sangat
menuntut umatnya mencari, mengembang dan menguasai ilmu pengetahaun.
PENCAPAIAN DAN REALITI
Sejarah telah membuktikan bahawa suatu masa dahulu, umat Islam adalah umat yang sangat
dihormati kerana ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Nama-nama seperti Ibn Sina, Ibn
Rush, Al Khawarizmi, Al Biruni adalah di antara tokoh-tokoh yang tidak asing lagi samada di
dunia Timur ataupun Barat. Penghormatan yang diterima ini adalah melalui pencapaian
mereka di bidang sains dan teknologi serta pegangan yang kukuh terhadap Al Quran dan
Hadis.
Sungguhpun umat Islam telah menunjukkan kehebatan yang tiada tandingnya pada masa
lampau, tetapi kini suasana yang wujud adalah jauh berbeza. Umat Islam sekarang tidak lagi
menguasai bidang sains dan teknologi, sebaliknya ilmu tersebut telah berpindah dan dikuasai

oleh masyarakat Barat dan Timur Jauh. Apa yang lebih malang lagi ialah bilamana umat
Islam itu sendiri sudah hilang identiti Islamnya dan tidak lagi dihormati.
ANUGERAH AKAL
Islam yang telah diturunkan oleh Allah s.w.t. kepada baginda junjungan nabi Muhammad
s.a.w. adalah lengkap dan sempurna serta sesuai dengan fitrah kejadian manusia. Sementara
kejadian manusia yang serba indah ini pula dihiasi dengan anugerah akal oleh Allah kepada
manusia untuk berfikir.
Oleh itu peranan akal yang telah dianugerahkan ini sangatlah besar. Ianya bukan sahaja dapat
digunakan untuk kepentingan mencari ilmu tetapi juga untuk "melihat" kebenaran. Dengan
sebab itulah Islam sangat menggalakkan umatnya untuk menggunakan akal demi untuk
mencari kebenaran. Di dalam Al Quran banyak ayat-ayat yang diakhiri dengan Allah bertanya
kepada manusia seperti, "Tidakkah kamu menggunakan akal" dan "Tidakkah kamu
memikirkan".
SAINS DAN TEKNOLOGI
Islam telah menetapkan bahawa setiap perkara itu adalah tertakluk kepada peraturan yang
telah ditetapkan oleh Al Quran dan Sunnah Nabinya, dan tidak terkecuali juga ilmu sains dan
teknologi. Oleh itu ilmu sains dan teknologi yang diterima oleh Islam adalah ilmu yang
dipimpin dan disuluh oleh Nur Ilahi, kerana hanya dengan itu ilmu tersebut tidak akan
bersifat menindas dan menganiaya makhluk lain.
Sebenarnya, di dalam Al Quran itu sendiri sudah terkandung ilmu sains dan teknologi yang
hanya menunggu untuk dikaji dan dikembangkan oleh mereka yang memahami dan
mengamalkannya. Setiap ayat yang terkandung di dalamnya mempunyai maksud dan makna
yang tertentu yang perlu digali, diteliti dan direnungi, sebab Al Quran adalah sumber ilmu
pengetahuan yang terbesar dan terpenting. Jika tidak mutiara Al Quran itu tidak akan
menyerlah dan memancarkan cahayanya untuk menyinari kehidupan umat manusia.
Berdasarkan kepada hakikat inilah maka umat Islam perlu mengambil manfaat daripadanya
dengan menggunakan akal fikiran yang dikurniakan oleh Allah untuk menjalankan
pengkajian yang bersifat empirikal dan saintifik. Sekiranya ini dapat dilaksanakan, maka
tidak syak lagi zaman kegemilangan Islam dapat dikembalikan dan Islam sekali akan menjadi
sumber inspirasi kepada kemajuan tamadun dan kekuatan ummah.
KEPENTINGAN ISLAM
Ilmu sains dan teknologi tanpa Islam adalah seperti sebilah pedang di tangan seorang yang
mabuk, atau cahaya api di tangan seorang pencuri yang memungkin dia mencuri barangbarang yang terbaik. Atas sebab inilah pemisahan antara Islam dengan sains dan teknologi
hanya akan membawa kepada kemusnahan kerana mereka yang menguasai ilmu tanpa
pimpinan agama akan dipimpin oleh nafsu haloba.
Oleh itu peranan agama adalah sangat penting dalam memastikan segala ilmu termasuk sains
dan teknologi tidak disalahgunakan untuk kepentingan individu ataupun golongan tertentu.
Senario dunia masakini juga seolah-olah menuntut umat Islam untuk kembali untuk

menguasai ilmu sains dan teknologi sebagai saluran untuk mencapai kemajuan dan
pemodenan.
PERANAN UMAT
Sebagai umat Islam yang bijak, agama itu tidak seharusnya dilihat hanya sebagai ibadat
ditikar sembahyang sahaja, tetapi ianya perlu dilihat dari perpektif yang lebih luas dan
menyeluruh. Hubungan manusia bukan hanya terhad dengan Allah sahaja tetapi juga dengan
manusia yang lain dan alam sekelilingnya.
Oleh itu, tanggungjawab-tanggungjawab ini perlulah disempurnakan dengan sebaik-baiknya,
kerana Islam bukanlah hanya sekadar slogan untuk dilaungkan tetapi menuntut supaya
dilaksanakan. Agama tanpa sokongan sains dan teknologi akan mudah pincang dan
meletakkan umatnya dalam keadaan serba lemah dan kekurangan. Oleh itu umat Islam
perlulah menjadikan dirinya seorang Muslim yang berilmu dan bertaqwa.
Gabungan ilmu, iman dan taqwa serta akhlak yang mulia adalah faktor yang utama untuk
memungkinkan Islam kembali diterima sebagai agama yang universal dan progresif.

9 Penemuan Muslim Yang Menggoncang Dunia


Posted by admin on June 26th, 2010

Ada sebuah lubang dalam ilmu pengetahuan manusia, melompat dari zaman Renaisans
langsung kepada Yunani, ujar Chairman Yayasan Sains, Teknologi dan Peradaban Profesor
Salim al-Hassani pemimpin 1001 Penemuan.
Saat ini Penemuan 1001 sedang pameran di Museum Sains London. Hassani mengharapkan
pameran tersebut akan menegaskan kembali kontribusi peradaban non-barat, seperti kerajaan
muslim yang suatu waktu pernah menutupi Spanyol dan Portugis, Italia selatan dan
terbentang seluas daratan China.
Inilah 9 penemuan muslim yang luar biasa:
1. Operasi Bedah
Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia
berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis selama

lebih dari 500 tahun. Diantara banyak penemu, Zahrawi yang menggunakan larutan usus
kucing menjadi benang jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan
jahitan pada luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan
sepasang alat jepit pembedahan.
2. Kopi
Saat ini warga dunia meminum sajian khas tersebut tetapi, kopi pertama kali dibuat di Yaman
pada sekitar abad ke-9. Pada awalnya kopi membantu kaum sufi tetap terjaga ibadah larut
malam. Kemudian dibawa ke Kairo oleh sekelompok pelajat yang kemudian kopi disukai
oleh seluruh kerajaan. Pada abad ke-13 kopi menyeberang ke Turki, tetapi baru pada abad ke16 ketika kacang mulai direbus di Eropa, kopi dibawa ke Italia oleh pedagang Venesia.
3. Mesin Terbang
Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat
terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain sebuah perangkat sayap dan
secara khusus membentuk layaknya kostum burung. Dalam percobaannya yang terkenal di
Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke
tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga
menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.
4. Universitas
Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatima al-Firhi mendirikan sebuah universitas
tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya Miriam mendirikan masjid indah
secara bersamaan menjadi masjid dan universitas al-Qarawiyyin dan terus beroperasi selama
1.200 tahun kemudian. Hassani mengatakan dia berharap orang akan ingat bahwa belajar
adalah inti utama tradisi Islam dan cerita tentang al-Firhi bersaudara akan menginspirasi
wanita muslim di mana pun di dunia.
5. Aljabar
Kata aljabar berasal dari judul kitab matematikawan terkenal Persia abad ke-9 Kitab al-Jabr
Wal-Mugabala, yang diterjemahkan ke dalam buku The Book of Reasoning and Balancing.
Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar adalah sistem pemersatu untuk nomor
rasional, nomor tidak rasional dan gelombang magnitudo. Matematikawan lainnya AlKhwarizmi juga yang pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan yang
bisa menjadi kekuatan.
6. Optik
Banyak kemajuan penting dalam studi optik datang dari dunia muslm, ujar Hassani.
Diantara tahun 1.000 Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia melihat obyek dari
refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teori Euclid dan Ptolemy bahwa cahaya
dihasilkan dari dalam mata sendiri. Fisikawan hebat muslim lainnya juga menemukan
fenomena pengukuran kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat
dengan koneksi antara optik dan otak.
7. Musik

Musisi muslim memiliki dampak signifikan di Eropa. Di antara banyak instrumen yang hadir
ke Eropa melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek moyang biola. Skala notasi musik
modern juga dikatakan berasal dari alfabet Arab.
8. Sikat Gigi
Menurut Hassani, Nabi Muhammad SAW mempopulerkan penggunaan sikat gigi pertama
kali pada tahun 600. Menggunakan ranting pohon Miswak, untuk membersihkan gigi dan
menyegarkan napas. Substansi kandungan di dalam Miswak juga digunakan dalam pasta gigi
modern.
9. Engkol
Banyak dasar sistem otomatis modern pertama kali berasal dari dunia muslim, termasuk
pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan mengkonversi gerakan memutar dengan
gerakan lurus, pemutar memungkinankan obyek berat terangkat relatif lebih mudah.
Teknologi tersebut ditemukan oleh Al-jazari pada abad ke-12, kemudian digunakan dalam
penggunaan sepeda hingga kini.
Sumber : mukjizatalquran.com

Pembungkusan Tulang oleh Otot


Posted by admin on July 12th, 2010
Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat Al Quran adalah tahaptahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam
rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang
membungkus tulang-tulang ini.
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (Al Quran, 23:14)
Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu dipaparkan dalam Al Quran.
Sebagaiman diuraikan dalam ayat ke-14 surat Al Muminuun, jaringan tulang rawan pada
embrio di dalam rahim ibu mulanya mengeras dan menjadi tulang keras. Lalu tulang-tulang
ini dibungkus oleh sel-sel otot. Allah menjelaskan perkembangan ini dalam ayat: dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging.
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu.
Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam
embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan
bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan
mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah
mengungkap bahwa pernyataan Al Quran adalah benar kata demi katanya.

Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu
terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan
tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di
sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai
bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otototot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6.
edition,1998.)
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam Al Quran,
benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern.

Anda mungkin juga menyukai