Anda di halaman 1dari 27

Pedoman Kunjungan Lapangan Gerabah Balongan

A. LATAR BELAKANG

Desa Balongmulyo Kecamatan Kragan adalah pusat pembuatan gerabah yang berada di
wilayah Rembang pesisir pantai utara Jawa Tengah. Hasil Penelitian Purbakala mencatat,
hingga tahun 1980-an, masyarakat yang jumlahnya 264 KK saat itu bermata pencaharian
utama membuat gerabah. Pengetahuan gerabah diwariskan secara turun temurun dengan
teknik sederhana. Namun kini, jenis mata pencaharian ini semakin surut. Perajin gerabah
yang berhasil bertahan hanya 55 KK dari 525 KK.[1] Menurunnya perkakas tanah liat ini
dikarenakan produk gerabah telah kalah saing dengan produk berbahan plastik dan logam.

Hingga tahun 1866, nama desa Balongmulyo masih tertulis Wangka atau Bongko. [5]
Informasi tentang asal usul gerabah Balongan cukup sulit ditemukan. Beda dengan perajin
gerabah yang ada di Gang Kundi dan Jalan Notoprajan desa Sidowayah Kecamatan
Rembang, mereka mengaku dirinya dari Lamongan yang beranak pinak disitu.[2] Menyoal
tentang asal-usul gerabah Balongan, Balai Arkeologi menghubungkan dengan Situs
Plawangan. Hal ini dapat dilihat dengan identifikasi produk tempayan yang ada di Situs
Plawangan pada masa prasejarah dengan motif duri dan mata ikan. Menurut laporan Balar
(1994:46),[3] pola hias gerabah balongan cenderung didominasi pola tekan dan pola gores.

Hingga sekarang, tempayan (genuk), cawan, periuk, kendi, kekep, nanangan, dan aneka
bentuk pindangan ikan dan perkakas dapur dari tanah liat yang relatif tebal masih diproduksi
perajin Balongan. Hal ini berbeda dengan motif gerabah Sidowayah yang cenderung
didominasi teknik tekan dengan dominasi genuk-genuk besar. Sekilas, gerabah Balongan
diduga berasal dari interaksi pengetahuan dan teknologi masyarakat Balongan dengan potensi
lingkungan sekitar yang kemudian menghasilkan produk gerabah. Hal ini juga diperkuat
dengan pengakuan para perajin gerabah Balongan, bahwa leluhur mereka telah tinggal lama
dan membuat gerabah dari generasi ke generasi.[4]
Bahan baku untuk membuat gerabah Balongan berasal dari tanah sawah dan pasir halus.
Tanah liat diambil dari tanah bengkok milik Kepala Desa setempat yang berada di sebelah
selatan desa. Adapun pasir halus didapatkan dari dari sungai Narukan. Dahulu pasir halus
berasal dari Sungai Telas atau Sumurtawang. Hingga saat ini bahan baku tanah liat untuk
membuat gerabah cukup banyak. Stok bahan hingga berada di luar desa, tepatnya tanah desa
Sendangmulyo yang berada di desa Sendangwaru, desa Sudan, dan desa Gandrirojo. [6] Bagi
perajin yang tidak sempat mengambil tanah liat, mereka dapat memesan jasa pengambilan
dan pengantaran sampai pelataran rumah dengan harga sebesar 60.000 rupiah setiap satu rit
tossa.[7] Bahan baku yang tersedia segera dicampur dengan perbandingan 2,5 tanah liat dan
1 tanah pasir. Bahan yang telah tercampur segera diinjak-injak hingga pulen. Proses awal ini
cukup menentukan dalam menjaga kualitas gerabah. Gerabah akan mbledos ketika adonan
gerabah tidak sesuai perbandingannya dan tidak sesuai dengan tingkat kepulenan nya. Begitu
pula pada saat pembakarannya, gerabah akan cepat rusak ketika kurang panas dan kehujanan.

Berdasarkan informasi tersebut, dapat diidentifikasi bahwa terdapat masalah pada kelompok
masyarakat perajin gerabah di desa Balongmulyo atau gerabah balongan. Beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi diantaranya; menurunnya jumlah perajin gerabah yang dibarengi
dengan menurunnya minat generasi muda dalam meneruskan produksi gerabah balongan.

Masalah yang mendera para perajin gerabah balongan akan menjadi menarik ketika dikemas
menjadi kajian mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini, mata pelajaran yang dapat di
interaksikan dalam mengkaji masalah pada perajin gerabah tersebut adalah mata pelajaran
Sosiologi kelas XI tepatnya pada kompetensi dasar melakukan metode pemecahan masalah
dengan pendekatan penelitian sederhana. Sehubungan dengan hal tersebut, maka cukup
relevan kiranya dilakukan pembelajaran dengan membawa peserta didik untuk melakukan
pembelajaran dimana masalah sosial itu berlangsung. Adapun teknik pembelajaran yang
diterapkan adalah model pembelajaran saintifik dengan teknik learning tour (pembelajaran
dengan berkunjung langsung di lokasi) dengan nama program pembelajaran yaitu “Learning
Tour Balongan”.
B. KOMPETENSI INTI

Program pembelajaran learning tour balongan ini menggunakan kerangka kompetensi inti
sebagai berikut;

● KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


● KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan proaktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional”.
● KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
● KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

C. KOMPETENSI DASAR

Program pembelajaran learning tour balongan ini mengacu kompetensi dasar sebagai berikut;

● Kompetensi pengetahuan, Menganalisis cara melakukan pemecahan masalah untuk


mengatasi permasalahan sosial, konflik dan kekerasan di masyarakat.
● Kompetensi keterampilan, Melakukan penelitian sederhana yang berorientasi pada
pemecahan masalah berkaitan dengan permasalahan sosial dan konflik yang terjadi di
masyarakat sekitar.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pembelajaran saintifik dengan teknik learning tour, siswa mampu menguasai metode
pemecahan masalah untuk mengatasi permasalahan sosial, konflik dan kekerasan di
masyarakat, serta mampu melakukan penelitian sederhana yang berorientasi pada pemecahan
masalah berkaitan dengan permasalahan sosial dan konflik yang terjadi di masyarakat sekitar,
dengan karakter selalu bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan
global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

E. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

Learning tour balongan ini menggunakan indikator pencapaian kompetensi


pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut;

IPK Pengetahuan

● Memahami konflik bersifat kekerasan dan dampaknya terhadap perpecahan atau


disintegrasi sosial
● Memahami konsep perdamaian dan integrasi atau kohesi sosial
● Memahami konsep pemulihan (recovery), rehabilitasi, reintegrasi dan transformasi
sosial
● Memahami reintegrasi dan koeksistensi sosial dalam kehidupan damai di masyarakat
● Mengidentifikasi upaya integrasi dan reintegrasi sosial untuk mewujudkan
perdamaian dan kehidupan sosial yang harmonis di masyarakat
● Mengembangkan sikap kritis dan kepekaan terhadap konflik dan kekerasan yang
terjadi di masyarakat untuk menemukan faktor pendorong dan penghambat
tercapainya integrasi dan reintegrasi sosial
● Menganalisis cara melakukan pemecahan masalah untuk mengatasi
permasalahan sosial, konflik dan kekerasan di masyarakat

IPK Keterampilan

● Merancang penelitian sosial menggunakan metode pemetaan berkaitan dengan upaya


integrasi dan reintegrasi sosial sebagai upaya menyelesaikan konflik dan mewujudkan
perdamaian dan kehidupan masyarakat yang harmonis melalui langkah-langkah
seperti identifikasi kebutuhan , analisis kepentingan dan pemecahan masalah dengan
mengajukan rekomendasi
● Mengolah data, menganalisis dan menyimpulkan hasil pemetaan tentang upaya
integrasi dan reintegrasi sosial untuk memperkuat kesadaran diri dan tanggung jawab
publik sebagai upaya mewujudkan perdamaian dan kehidupan sosial yang harmonis
di masyarakat
● Menyajikan hasil pemetaan tentang upaya integrasi dan reintegrasi sosial sebagai
upaya penyelesaian konflik dan mewujudkan perdamaian dan kehidupan sosial yang
harmonis di masyarakat dalam berbagai bentuk, seperti laporan, tulisan/artikel, foto,
gambar, tabel, grafik, dan audio-visual dengan tampilan yang menarik dan mudah
dibaca.
● Merumuskan hasil diskusi untuk dijadikan bahan pembelajaran bersama dan
menumbuhkan sikap serta tanggung jawab bersama dalam melakukan integrasi dan
reintegrasi sosial untuk mewujudkan kehidupan yang damai di masyarakat.

F. MATERI
POKOK (terlampir)

G. HARI, WAKTU & LOKASI KEGIATAN

Hari : Selasa, 23 November 2021


Waktu : 07.00 s.d 14.00 wib
Lokasi : Desa Balongmulyo Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang Jawa Tengah

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan pembelajaran Learning Tour Balongan ini dilangsungkan tiga tahap pembelajaran.
Tahap pertama, materi pra Learning Tour Balongan. Tahap kedua, Learning Tour Balongan.
Tahap ketiga, tindak lanjut Learning Tour Balongan. Rangkaian kegiatan pembelajaran
tersebut merupakan satu paduan dalam rangka membangun proses pembelajaran berbasis
saintifik dengan teknik Learning. Berikut ini adalah sintak kegiatan pembelajaran Learning
Tour Balongan;

1. Pra Learning Tour Balongan


● Guru dan peserta didik membangun kesepakatan bersama dalam menentukan
kegiatan Learning Tour
● Guru meluncurkan google form tentang calon peserta Learning Tour dengan syarat
menentukan kelompok dan kartu vaksin (terlampir)
● Guru dan peserta didik melakukan pembelajaran pra Learning Tour Pertama dengan
menitik beratkan mengenal lokasi pembelajaran yang akan dikunjungi khususnya
pada tentang sejarah gerabah balongan, keadaan desa, dan bumdes wisata yang
dimiliki siswa (terlampir)
● Guru dan peserta didik melakukan pembelajaran pra Learning Tour Kedua dengan
menitik beratkan mengenal produk pembelajaran autentik khususnya teknik menulis
laporan perjalanan, teknik membuat video sinematik, dan teknik membuat video
dokumenter (terlampir)
● Guru mengukur kesiapan peserta didik dalam melaksanakan Learning Tour melalui
instrumen timbal balik dalam bentuk google form pada pembelajaran pra Learning
Tour tahap pertama dan tahap kedua

2. Learning Tour Balongan

● Guru pendamping dan peserta didik berkumpul di lapangan SMA Negeri 1 Pamotan
untuk melakukan presensi kegiatan
● Guru Mapel memberikan pembekalan materi dan kode etik tentang learning tour
balongan
● Guru pendamping dan peserta didik berdoa bersama dan mulai melakukan perjalanan
menuju lokasi
● Peserta didik menyiapkan diri mengikuti kegiatan Sarasehan Gerabah Balongan di
Balai Desa Balongmulyo
● Peserta didik secara hikmat mengikuti opening Sarasehan Gerabah Balongan
Pembukaan Sarasehan
● Peserta didik menyimak dengan seksama sambutan dari Kepala Sekolah dalam rangka
membentuk Manusia Indonesia yang Unggul, Kreatif, dan Berjiwa Nasionalisme
● Peserta didik menyimak dengan baik sambutan pihak Desa dalam rangka membentuk
siswa yang jiwa sosial, gotong royong, dan peka terhadap masalah sosial yang ada
dilingkungan sekitar
● Peserta didik menyimak presentasi Guru Mapel tentang materi Metode Dalam
mengidentifikasi masalah dengan pendekatan Riset Sosial
● Peserta didik dan Guru Pendamping menyimak presentasi dari Perajin Gerabah
Balongan
● Peserta didik merespon materi sarasehan dengan cara tanya jawab
● Usai sarasehan, peserta didik dan guru pendamping melakukan Observasi Perajin
Gerabah dengan fokus pada beberapa hal diantaranya; pengetahuan gerabah,
teknologi gerabah, produk gerabah.
● Guru mapel melakukan Review materi dan rencana tindak lanjut bersama peserta
didik dan guru pendamping
● Guru Pendamping dan Peserta didik menunaikan Sholat Dhuhur berjamaah di masjid
● Peserta didik dan Guru Pendamping melangsungkan makan siang bersama di Pantai
Balongan
● Peserta didik dan guru pendamping belajar tentang BUMDES Desa di Pantai
Balongan
● Presensi, Doa bersama, dan persiapan perjalanan menuju SMA Negeri 1
Pamotan
● Peserta didik pulang ke rumah masing-masing dengan selamat, amin.

3. Tindak Lanjut Learning Tour Balongan

Learning tour balongan dengan karakteristik pembelajaran saintifik dengan teknik tour ini
memfokuskan produk autentik siswa. Untuk itu, pasca learning tour, guru mapel akan
mendampingi siswa dalam menyusun produk pembelajaran. Produk pembelajaran yang wajib
dibuat siswa diantaranya;
● Laporan Perjalan Learning Tour Balongan (SOP terlampir).
● Video dokumenter Learning Tour Balongan dengan durasi 8 menit (SOP terlampir).
● Video sinematik Learning Tour Balongan dengan durasi 1 menit (SOP terlampir).

I. IDENTIFIKASI LITERASI STEAM

Pembelajaran di pusat gerabah ini memuat literasi STEAM (Sains, Teknologi, Engineering,
Art, dan Mathematic). Berikut ini adalah identifikasi STEAM pada Learning Tour
Balongmulyo. Dalam bagian ini, indikator Culture juga dimasukkan.

J. PESERTA PEMBELAJARAN

Peserta kegiatan learning tour yaitu peserta didik kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS
4, dan XI IPS 5 dengan jumlah siswa 165 siswa. (terlampir)

K. STRUKTUR KEPANITIAAN
Berikut ini adalah daftar Struktur Kepanitiaan Learning Tour Balongan
Penanggung Jawab: Fatkhur Rozi, S.Pd., M.Kom
Koordinator Kegiatan: Suhadi, M.Pd
Guru Pendamping
● Cahyo Purnomo, S.Pd
● Agus Sucipto, S.Pd
● Agus Basuki, M.Si
● Drs. Daryoto Eko
● Indarti PN, S.Pd
● Ika Hendrawati, S.Pd
● Rita Damayanti, S.Pd
● Sri Wahyuni, S.Pd
● Yuli Riyatno, S.Pd
● Muhammad Kholil, S.Kom
● Muhammad Reza, S.Kom
● Ibu Sumiyati
● Eko Sulistiyani, S.Pd
● Dll
Fotografer: Satrio Pambudi
Presenter: Novita Eka Wulandari

L. MANUAL ACARA

Berikut ini adalah manual acara Learning Tour Balongan;


● 06.00 - 06.30 wib Presensi siswa
● 06.30 - 07.00 wib Pembekalan Lapangan
● 07.00 - 08.00 wib Do’a bersama dan perjalanan menuju lokasi
● 08.00 - 08.05 wib Pembukaan Sarasehan
● 08.05 - 08.15 wib Sambutan Kepala Sekolah
● 08.15 - 08.25 wib Sambutan Pihak Desa
● 08.25 - 08.50 wib Presentasi Guru Mapel
● 08.50- 09.30 wib Presentasi Perajin Gerabah
● 09.30- 10.00 wib Tanya Jawab Sarasehan
● 10.00 - 11.00 wib Observasi Perajin Gerabah
● 11.00 - 11.30 wib Review materi dan rencana tindak lanjut
● 11.30 - 12.30 wib Sholat Dhuhur berjamaah di masjid
● 12.30 - 13.00 wib Makan siang bersama di Pantai Balongan
● 13.00 - 14.00 wib Belajar BUMDES Desa di Pantai Balongan
● 14.00 - 15.00 wib Perjalanan menuju SMA Negeri 1 Pamotan
● 15.00 - 15.00 wib Presensi dan Do’a pulang

M. METODE PENILAIAN

Metode penilaian pada Learning Tour Balongan ini menggunakan pendekatan penilaian
autentik. Penilaian autentik yang dimaksud adalah mengukur proses dan capaian kompetensi
pengetahuan dan keterampilan peserta didik berdasarkan produk pembelajaran yang
dihasilkan oleh peserta didik.
Berikut ini adalah teknik penilaiannya;
● Untuk mengukur proses pembelajaran, instrumen yang digunakan adalah produk
artikel Laporan Perjalan Learning Tour Balongan (SOP terlampir) dengan berkas
diuppload di link https://forms.gle/18vM4xuCJ1NCLyP39
● Untuk mengukur pengetahuan peserta didik, instrumen yang digunakan adalah
produk video dokumenter Learning Tour Balongan dengan durasi 8 menit (SOP
terlampir) dengan berkas diuppload di link https://forms.gle/g18DKAZS8i9ue6916
● Untuk mengukur keterampilan peserta didik, instrumen yang digunakan adalah
produk video sinematik Learning Tour Balongan dengan durasi 1 menit (SOP
terlampir) dengan berkas diuppload di link https://forms.gle/7ag76xShJtvVins77
● Presensi Keikutsertaan Learning Tour dapat klik link
https://forms.gle/QP3PBpDjkTH5mtrY6

N. DAMPAK KEGIATAN

Dalam rangka mengedepankan prinsip kebermanfaatan kegiatan pembelajaran untuk


masyarakat, pasca kegiatan ini terdapat kegiatan tindak lanjut yaitu semua peserta didik
mempublikasikan produk pembelajaran kepada publik melalui akun medsos yang dimiliki
peserta didik. Dengan melakukan hal tersebut, learning tour balongan dapat membantu
mempromosikan BUMDES masyarakat desa Balongmulyo, dan peserta didik dapat
terinspirasi dalam melakukan praktik baik lainnya.

O. PENUTUP

Model praktik-praktik baik dalam pembelajaran merupakan sebuah keniscayaan untuk


dilakukan semua lembaga pendidikan. Karena dengan praktik-praktik baik dalam
pembelajaran, dimungkinkan akan terwujudnya kualitas pembelajaran yang bermanfaat dan
bermakna. Semoga kegiatan Learning Tour Balongan ini juga menjadi bagian dari praktik-
praktik baik dalam pembelajaran, khususnya di SMA Negeri 1 Pamotan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sejarah Gerabah Balongan Kragan. Dalam


https://drive.google.com/file/d/1FNhPTHZj9iVKLYms1mz8fS_jyZVh6WbB/view?u
sp=sharing
2. LIPUTAN GERABAH DESA BALONGMULYO, KRAGAN, REMBANG. Dalam
https://youtu.be/ZrpcwJOlRvY
3. Gerabah Balongan Seri Foto. Dalam https://youtu.be/OLG_BVozBlE
4. Profil Desa Balongmulyo Kragan. Dalam
https://drive.google.com/file/d/1OeKUimR-
jbVOFXt4aD8zxDOzSPGyAI88/view?usp=sharing
5. Teknik Merekam Video dengan Smartphone Hasil Bagus - Seri Penguatan Kapasitas.
Dalam http://metodekunjunganlapangan.blogspot.com/2019/03/teknik- merekam-video-
dengan-smartphone.html
6. Teknik Menulis Artikel untuk Tugas Kunjungan Lapangan.Dalam
http://metodekunjunganlapangan.blogspot.com/2019/08/teknik-menulis-artikel- untuk-
tugas.html
7. Literasi Produksi Foto dan Video Untuk Penguatan Produk Keterampilan Peserta Didik.
Dalam http://metodekunjunganlapangan.blogspot.com/2019/03/literasi- foto-dan-
video.html
8. Prasetyo, B. (1995). Laporan Penelitian Situs Plawangan, Rembang, Jawa Tengah
(1980-1993). Proyek Penelitian Purbakala Jakarta
9. Website literasi SMA Negeri 1 Pamotan. Dalam https://www.smapamotan.com/

Catatan Kaki

Melalui sambungan WA, menurut informasi dari pihak Desa yang disampaikan Bapak
[1]

Nasihin selaku Carik desa Balongmulyo

Penulis pernah berkunjung dan melakukan wawancara sekilas dengan perajin gerabah
[2]

gentong di kawasan Gerabah Sidowayah tahun 2010.


[3]
lihat Prasetyo, B. (1995). Laporan Penelitian Situs Plawangan, Rembang, Jawa Tengah
(1980- 1993). Proyek Penelitian Purbakala Jakarta.
[4]
Wawancara dengan Ibu Wastiah, kelahiran Desa Balongmulyo tahun 1972, mengaku
leluhurnya (kakek nenek, canggah, wareng) berasal dari desa setempat. Lihat file wawancara
pada kanal youtube https://youtu.be/ZrpcwJOlRvY, diuppload pada 19 November 2019.
[5]
lihat peta Kragan tahun 1866 versi KITLV, nama Balongmulyo masih tertulis Wangka
alias Bongko http://hdl.handle.net/1887.1/item:813942

Menurut penuturan Nasihin, Carik Desa, keberadaan tanah diluar desa ini berhubungan
[6]

dengan cerita cikal bakal balongmulyo, dimana pada saat itu terdapat perempuan
Balongmulyo yang memiliki tanah kamardikan hingga diluar desa.
[7]
Tossa merupakan alat transportasi roda tiga yang terdapat bak bagian belakang yang
biasanya digunakan untuk mengangkut berbagai barang termasuk tanah liat. Diperkirakan
isi satu rit tossa adalah 1,86 meter kubik.
LAMPIRAN
MATERI PEMBEKALAN
MATERI PRA
LEARNING TOUR

Kepada semua siswa peserta Learning Tour Balongan, diwajibkan mempelajari materi Pra
Learning Tour berikut ini. Baca, lihat, dan simak dengan baik bahan materi ini.
Catatlah hal-hal penting guna menyusun tugas pembelajaran learning tour.
Terimakasih

1. Sejarah Gerabah Balongan Kragan


https://drive.google.com/file/d/1FNhPT
HZj9iVKLYms1mz8fS_jyZVh6WbB/vie
w?usp=sharing

4. Profil Desa Balongmulyo Kragan


https://drive.google.com/file/d/1OeKUi
mR-
2. LIPUTAN GERABAH DESA jbVOFXt4aD8zxDOzSPGyAI88/view?u
BALONGMULYO, KRAGAN, sp=sharing
REMBANG
https://youtu.be/ZrpcwJOlRvY

5. Setelah membaca, menyimak, dan


mendengarkan materi pertama pra
learning tour, silahkan isi lembar kerja
3. Gerabah Balongan Seri Foto klik link berikut ini
https://youtu.be/OLG_BVozBlE https://forms.gle/Uc9PwogQH6be4eQt 7
LAMPIRAN
MATERI PEMBEKALAN MATERI
KEDUA PRA LEARNING
TOUR

Kepada semua siswa peserta Learning 3. Contoh Film Dokumenter versi Foto
Tour Balongan, diwajibkan mempelajari - Sejarah Gerabah Kasongan
materi Pra Learning Tour berikut ini. Yogyakarta (Narasi Version)
Baca, lihat, dan simak dengan baik bahan https://youtu.be/sPzF28YRKSo
materi ini.

Catatlah hal-hal penting guna


menyusun tugas pembelajaran
learning tour.

1. Teknik Merekam Video dengan


Smartphone Hasil Bagus
4. Contoh Film Dokumenter - Film
http://metodekunjunganlapangan.blogs
Dokumenter Kampung Gerabah "Bumi
pot.com/2019/03/teknik-merekam- video-
Jaya" Sentra Industri Gerabah Banten
dengan-smartphone.html
https://youtu.be/VfVxMAlqI6Y

2. Teknik Foto Bagus dengan


Smartphone
5. Mengenal Gerabah Balongan - versi
http://metodekunjunganlapangan.blogs bahan narasi film dokumenter
pot.com/2019/03/teknik-foto-saat- https://docs.google.com/document/d/1
penelitian-sosial-seri.html 4zxMXRDZFZM3N6Q1pjMbM3Vmxc3
bdaCa0yMaGjLICqU/edit?usp=sharing
LAMPIRAN MATERI
GERABAH BALONGAN TEMPO DULU
Sumber: Prasetyo, B. (1995). Laporan Penelitian Situs Plawangan, Rembang, Jawa Tengah
(1980-1993). Proyek Penelitian Purbakala Jakarta
Lampiran

Kiat Menulis Artikel di Blog Saat Mengikuti Learning Tour

Tulisan ini ditujukan kepada para siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pamotan yang akan
melangsungkan kegiatan learning tour Gerabah Balongan, sebagai gambaran pada saat
mengerjakan produk artikel blog pasca mengikuti kegiatan learning tour. Tulisan yang agak
panjang dan mungkin juga menjenuhkan ini, diharapkan dapat membantu para siswa dalam
mempersiapkan pengumpulan data saat di lapangan, sehingga pada saat menulis artikel
blog, para siswa tidak terlalu banyak mendapatkan kendala. Sehubungan dengan itu semua,
maka tulisan ini difokuskan dengan struktur tulisan tematik gerabah balongan. Walaupun
demikian, tulisan ini dapat digunakan untuk membangun struktur artikel blog learning tour
pada lokasi dan fokus kajian yang berbeda.

Tulisan yang berjudul kiat menulis artikel di blog saat mengikuti learning tour ini, secara
sistematika penulisan, tersusun atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, pembahasan, dan
penutup. Kiat menulis dari dari tiga bagian ini telah diusahakan disusun secara runtut,
sehingga para siswa terdorong menulis dengan sistematis dan logis, dengan kaidah tata
bahasa yang baik, dan juga komunikatif populer.

Pendahuluan, merupakan bagian awal setelah judul yang memuat tiga sub yaitu latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan penulisan. Tiga hal tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Maksud dari hal tersebut adalah antara latar
belakang dengan rumusan masalah beserta tujuan saling terkait satu sama yang lain. Latar
belakang akan menentukan rumusan masalah yang dipilih, dan rumusan masalah akan
menentukan sebuah tujuan.

Latar belakang merupakan hal yang melatarbelakangi sebuah tulisan. Pada bagian inilah
yang mendorong penulis dalam menulis artikel. Berikut ini merupakan contoh sebuah latar
belakang dari sebuah artikel blog.

***

Desa Balongmulyo Kecamatan Kragan adalah pusat pembuatan gerabah yang berada di
wilayah Rembang pesisir pantai utara Jawa Tengah. Hasil Penelitian Purbakala mencatat,
hingga tahun 1980-an, masyarakat yang jumlahnya 264 KK saat itu bermata pencaharian
utama membuat gerabah. Pengetahuan gerabah diwariskan secara turun temurun dengan
teknik sederhana. Namun kini, jenis mata pencaharian ini semakin surut. Perajin gerabah
yang berhasil bertahan hanya 55 KK dari 525 KK.[1] Menurunnya perkakas berbahan tanah
liat ini dikarenakan produk gerabah telah kalah saing dengan produk berbahan plastik dan
logam.

Hingga tahun 1866, nama desa Balongmulyo masih tertulis Wangka atau Bongko.[5]
Informasi tentang asal usul gerabah Balongan cukup sulit ditemukan. Beda dengan perajin
gerabah yang ada di Gang Kundi dan Jalan Notoprajan desa Sidowayah Kecamatan
Rembang, mereka mengaku dirinya dari Lamongan yang beranak pinak di situ.[2] Menyoal
tentang asal-usul gerabah Balongan, Balai Arkeologi menghubungkan dengan Situs
Pelawangan. Hal ini dapat dilihat dengan identifikasi produk tempayan yang ada di Situs
Pelawangan pada masa prasejarah dengan
motif duri dan mata ikan. Menurut laporan Balar (1994:46),[3] pola hias gerabah
balongan cenderung didominasi pola tekan dan pola gores.

Hingga sekarang, tempayan (genuk), cawan, periuk, kendi, kekep, nanangan, dan aneka
bentuk pindangan ikan dan perkakas dapur dari tanah liat yang relatif tebal masih diproduksi
perajin Balongan. Sekilas, gerabah Balongan diduga berasal dari interaksi pengetahuan dan
teknologi masyarakat Balongan dengan potensi lingkungan sekitar yang kemudian
menghasilkan produk gerabah. Hal ini juga diperkuat dengan pengakuan para perajin
gerabah Balongan, bahwa leluhur mereka telah tinggal lama dan membuat gerabah dari
generasi ke generasi.[4]

Bahan baku untuk membuat gerabah Balongan berasal dari tanah sawah dan pasir halus.
Tanah liat diambil dari tanah bengkok milik Kepala Desa setempat yang berada di sebelah
selatan desa. Adapun pasir halus didapatkan dari dari sungai Narukan. Dahulu pasir halus
berasal dari Sungai Telas yaitu sungai yang berada di desa Sumurtawang. Hingga saat ini
bahan baku tanah liat untuk membuat gerabah cukup banyak. Bahkan stok bahan hingga
berada di luar desa, tepatnya tanah desa Sendangmulyo yang berada di desa Sendangwaru,
desa Sudan, dan desa Gandrirojo.[6] Bagi perajin yang tidak sempat mengambil tanah liat,
mereka dapat memesan jasa pengambilan dan pengantaran sampai di depan pelataran rumah
dengan harga sebesar 60.000 rupiah setiap satu rit tossa.[7] Bahan baku yang tersedia segera
dicampur dengan perbandingan 2,5 tanah liat dan 1 tanah pasir.
Bahan yang telah tercampur segera dicampur hingga pulen. Proses awal ini cukup
menentukan dalam menjaga kualitas gerabah. Gerabah akan mbledos ketika adonan
gerabah tidak sesuai perbandingannya dan tidak sesuai dengan tingkat kepulenan nya.
Begitu pula pada saat pembakarannya, gerabah akan cepat rusak ketika kurang panas dan
kehujanan.

Berdasarkan informasi tersebut, dapat diidentifikasi bahwa terdapat masalah pada kelompok
masyarakat perajin gerabah di desa Balongmulyo atau gerabah balongan. Masalah yang
dapat diidentifikasi di antaranya; menurunnya jumlah perajin gerabah yang dibarengi dengan
menurunnya minat generasi muda dalam meneruskan produksi gerabah balongan.

***

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang muncul dari latar belakang. Bagian
ini memiliki point penting dalam sebuah tulisan, karena secara keseluruhan dari artikel
akan diarahkan dalam mengkaji dan menjawab masalah tersebut.
Dengan kajian yang sistematis dan logis, diharapkan sebuah masalah akan terjawab secara
metodologis atau dapat dipertanggungjawabkan dan diuji kebenarannya.
Berikut ini merupakan contoh dari rumusan masalah.

***

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam artikel ini adalah
sebagai berikut. Pertama, hal apa yang menyebabkan turunnya jumlah perajin gerabah
balongan? Kedua, mengapa generasi muda tidak tertarik menjadi perajin gerabah balongan?
***

Rumusan masalah juga dapat dikembangkan lagi menjadi jabaran rumusan sebagai berikut.

***

Bagaimana pengetahuan dalam membuat gerabah balongan? Bagaimana teknologi yang


digunakan para perajin balongan dalam membuat gerabah? Apa saja produk yang dihasilkan
oleh pera perajin gerabah balongan?

***

Rumusan masalah juga dapat diwujudkan dalam bentuk rancangan dalam mengatasi
masalah itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari contoh rumusan masalah berikut ini.

***

Bagaimana cara mengatasi minat perajin gerabah yang semakin menurun?


Bagaimana model pemberdayaan masyarakat agar gerabah balongan dapat memberi
harapan dalam meraih kesejahteraan sosial?

***

Bagian selanjutnya adalah tentang tujuan dalam menulis sebuah artikel di blog. Bagian dari
tujuan ini juga memiliki peran penting dari sebuah penyusunan tulisan deskriptif. Untuk
menyusun bagian ini cukup mudah yaitu pada bagian awal dari rumusan masalah ditulis
dengan menggunakan kata "untuk mengetahui..........................................................". Berikut
ini merupakan contoh penulisan tujuan dari sebuah artikel blog.

***

Untuk mengetahui hal apa yang menyebabkan turunnya jumlah perajin gerabah balongan.
Untuk mengetahui mengapa generasi muda tidak tertarik dalam meneruskan menjadi
perajin gerabah balongan. Untuk mengetahui pengetahuan dalam membuat gerabah
balongan. Untuk mengetahui teknologi yang digunakan para perajin balongan dalam
membuat gerabah. Untuk mengetahui produk yang dihasilkan oleh para perajin gerabah
balongan. Untuk mengetahui cara mengatasi minat perajin gerabah yang semakin
menurun. Untuk mengetahui model pemberdayaan masyarakat agar gerabah balongan
dapat memberi harapan dalam meraih kesejahteraan sosial.

***

Pembahasan, merupakan bagian tulisan yang memuat tentang permasalahan yang dibahas
secara sistematis dan logis. Maksud dari pembahasan adalah suatu proses menjawab masalah
melalui pengumpulan data, kemudian pengolahan data, hingga analisis data. Dari proses
analisis data inilah sebuah permasalahan dapat ditemukan jawabannya.
Kualitas tulisan dari bagian pembahasan dipengaruhi oleh data yang digunakan dalam
menjawab masalah. Ketika data yang digunakan (ditemukan dan dikumpulkan) adalah data
bohong (hoax), maka kualitas pembahasan dalam menjawab masalah cenderung tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Dan sebaliknya, ketika data yang digunakan adalah data jujur, maka
kualitas pembahasan dalam menjawab masalah cenderung dapat dipertanggungjawabkan.

Prinsip isi yang ada pada bagian pembahasan menyesuaikan dengan rumusan masalah dan
tujuan tulisan. Ketika rumusan masalah dan tujuannya adalah tentang pengetahuan membuat
gerabah, maka bagian pembahasan tulisan berisikan tentang berbagai pengetahuan yang
dimiliki dan digunakan para perajin dalam membuat gerabah. Ketika rumusan masalah dan
tujuannya adalah tentang teknologi gerabah, maka bagian pembahasan tulisan berisi tentang
berbagai teknologi yang dimiliki dan digunakan para perajin dalam membuat gerabah, begitu
seterusnya.

Secara ideal, sebuah artikel blog learning tour tentang gerabah balongan, setidaknya
dibagian pembahasan memuat tentang cerita perjalanan, pengetahuan membuat gerabah,
teknologi membuat gerabah, produk gerabah, kendala perajin gerabah, dan strategi inovasi
gerabah.

Cerita perjalanan, merupakan bagian unik dalam sebuah learning tour. Pada bagian ini
penulis dapat bercerita keseruan mengikuti proses learning tour mulai dari persiapan,
pelaksanaan, hingga pasca kegiatan. Pada bagian ini dapat memotret suasana pembelajaran
yang menekankan kebersamaan, kegotong-royongan, kekompakan, dan kerja sama. Sisi lain
dari cerita perjalanan juga dapat berfungsi memotret akses jalan, ketersediaan transportasi,
kemajuan teknologi dan komunikasi, keadaan kelompok sosial yang dikunjungi, hingga
cerita-cerita unik yang dapat dihantarkan dalam nuansa rileks dan menyenangkan. Nuansa
rileks misalnya tentang gambaran keramahtamahan kelompok perajin, dan atau sebaliknya.
Berikut ini merupakan contoh deskripsi laporan perjalanan yang telah ditulis siswa ketika
mengikuti sebuah learning tour. Adapun tulisan lengkap dengan mengeklik blog Novita Eka
Wulandari.

***

Tampak panorama persawahan dalam perjalanan kami, melintasi jalan berbingkai rumput
desa. Jalan yang kami lintasi berada di atas bukit dan pegunungan, kiri jurang dan kanan
pun jurang. Kami harus lebih waspada saat melintasi medan yang berliku-liku dan
menanjak. Naungan tajuk pepohonan dan angin sepoi-sepoi membuat perjalanan kami
menjadi luar biasa. Lelah kami terbayar ketika melihat pemandangan yang begitu asri nan
indah di sana. Bahagia dan bebas. Itulah yang kami rasakan saat itu. Wisata alam ini mampu
membuat kami terpana, hingga ada rasa keingintahuan yang sangat dalam yang ingin kami
cari di sana.

***

Pengetahuan membuat gerabah, merupakan bagian penting dari isi artikel blog yang berperan
menjelaskan rumusan masalah. Isi dari pengetahuan membuat gerabah yaitu berbagai ilmu
pengetahuan atau sains atau sebuah kearifan lokal yang dimiliki,
dikuasai, dan digunakan para perajin dalam membuat gerabah balongan. Untuk
mengidentifikasi ilmu pengetahuan apa saja yang terlihat dapat pembuatan gerabah, penulis
dapat melakukan observasi saat perajin membuat gerabah. Berdasarkan hasil observasi,
mungkin saja penulis akan mendapatkan tahapan dan tradisi pembuatan gerabah, terdapat
banyak ilmu pengetahuan yang dilibatkan. Ilmu pengetahuan itu dapat dilihat pada saat
tahapan memilih bahan baku tanah liat, mencetak gerabah, hingga membakarnya. Lantas
ilmu pengetahuan apa saja yang dilibatkan? Dari sinilah penulis dapat mengembangkan alur
dan deskripsi sebuah ilmu pengetahuan yang digunakan para perajin gerabah.

Misalnya, pada tahap pemilihan dan penyiapan bahan baku, misalnya dalam memilih
lapisan tanah yang cocok membuat gerabah, pasir halus untuk campuran gerabah, batu puru
(batu warna) untuk memberi pola yang kemudian memunculkan warna, penulis dapat
menghubungkannya dengan ilmu geografi. Selanjutnya, pada saat mencetak gerabah
dengan tangan, perajin telah menggunakan ilmu pengetahuan fisika yaitu menghasilkan
perkakas dengan titik berat keseimbangan yang sempurna, energi gaya dorong yang
digunakan untuk bentukan pola gerabah dan bentuk gerabah, gaya dorong yang digunakan
penguatan gerabah, proses penguapan kadar air pada gerabah, dan penataan gerabah yang
disusun secara seimbang untuk siap dibakar menjadi produk gerabah unggulan.

Mengidentifikasi ilmu pengetahuan terhadap gerabah balongan juga dapat dilakukan dengan
pendekatan ilmu sejarah, sosiologi, ekonomi, seni, hingga ilmu terapan teknologi. Dalam hal
asal usul gerabah balongan, penulis dapat menghubungkan dengan ilmu sejarah. Dalam hal
identitas sosial, penulis dapat menghubungkan dengan ilmu sosiologi. Dalam hal mata
pencaharian dan pendapatan, penulis dapat menghubungkan dengan ilmu ekonomi. Dan
masih banyak lagi eksplor sebuah ilmu pengetahuan dari kegiatan perajin gerabah balongan.
Prinsip dari pengembangan ilmu pengetahuan adalah seberapa banyak pengalaman penulis
dalam berinteraksi dengan ilmu pengetahuan tersebut. Semakin kompleks literasi ilmu
pengetahuan yang dimiliki penulis, maka semakin kompleks pula temuan ilmu pengetahuan
pada gerabah balongan.

Teknologi membuat gerabah, merupakan bagian tulisan yang memuat beragam alat dan
teknik yang digunakan dalam mencetak gerabah melalui tangan. Terlebih pada gerabah
balongan tergolong masih menggunakan teknologi tradisional. Dengan melakukan observasi
dan wawancara dengan perajin, pada bagian tulisan ini akan tampak menarik. Misalnya,
pada saat membuat gerabah pada perajin gerabah balongan menggunakan alat diantaranya
roda putar (merbot), tatap pukul (medok), tatap dasar (sangklir), tatap landas (selo), dan alat
kerok (kerik). Alat-alat tersebut digunakan dalam membuat gerabah balongan dengan
memiliki prinsip kerja dan fungsi masing-masing alat. Pada bagian inilah penulis dapat
memaparkan bagaimana cara kerja dan fungsi alat tersebut secara sains. Untuk mengetahui
dan mengidentifikasi satu kesatuan teknologi dalam membuat gerabah, bisa didapatkan
melalui observasi learning tour. Selain teknologi cetak gerabah, teknologi selanjutnya adalah
pembakaran gerabah. Teknik pembakaran perajin gerabah balongan masih menggunakan
teknik terbuka (open firing) dengan bahan bakar jerami, sekam padi, dan limbah kayu tipis.
Melalui proses pembakaran inilah, gerabah akan berubah warna dari hitam menjadi kuning
merona. Pola hias bergaris yang digesek dari batu puru semakin terlihat dan bertekstur kuat.
Teknik yang masih
tradisional ini dapat diidentifikasi terhadap muatan-muatan ilmu pengetahuan apa yang
dapat diterapkan. Ragam ilmu fisika, kimia, seni, matematika, sejarah, ekonomi,
sosiologi, antropologi, religi, hingga terapan dan gabungan ilmu pengetahuan, dapat
dieksplorasi pada bagian teknologi membuat gerabah ini.

Produk gerabah, merupakan bagian tulisan yang membahas tentang barang apa saja yang
dibuat dan berhasil diproduksi oleh perajin gerabah balongan. Penulis dapat melakukan
observasi terhadap produk yang sedang dibuat. Dan penulis juga dapat bertanya tentang
produk apa saja yang pernah dibuat namun pada saat ini tidak lagi dibuat. Ketika telah
mendapatkan jawaban tentang produk gerabah balongan, penulis segera mengulasnya. Misal,
produk gerabah yang dibuat adalah tempayan (genuk), cawan, periuk, kendi, kekep,
nanangan, dan aneka bentuk pindangan ikan dan perkakas dapur dari tanah liat yang
diproduksi oleh perajin gerabah balongan, maka tiap-tiap produk dapat diulas berdasarkan
proses membuatnya, bentuknya, pola ornamen hiasnya, fungsinya, pemesannya, harganya,
dan spesifikasi berat dan ukurannya. Keragaman ulasan produk akan bermanfaat untuk
dipublikasikan berdasarkan segmen pembaca dan pasarnya.

Selain mengulas tentang pengetahuan, teknologi, dan produk gerabah, bagian isi artikel blog
akan tampak bagus ketika mengulas kendala perajin gerabah dan strategi inovasi gerabah.
Bagian tentang kendala perajin gerabah menjadi ruang penting dalam berdialog antara perajin
dengan publik. Apa yang dirasakan dan apa yang diharapkan saat ini, akan
terkomunikasikan. Hal menarik ketika artikel ini dibaca oleh seseorang atau lembaga yang
tertarik dalam hal jual beli produk gerabah, dan para pelestari yang memiliki kepekaan dalam
hal melestarikan produk gerabah, sangat mungkin sekali akan terjadi interaksi yang saling
bermanfaat untuk keberlanjutan dan keberlangsungan gerabah balongan. Bagian tentang
strategi inovasi gerabah juga penting dihadirkan, karena pada bagian ini akan menjadi dialog
antara perajin dengan penulis. Sebuah artikel blog akan menarik ketika penulis dan kisah
yang ditulis saling berinteraksi baik dalam isi tulisannya.

Penutup, merupakan bagian yang perlu disajikan dengan kesan yang komunikatif sekaligus
menarik. Tulisan artikel blog yang baik, selain memiliki daya menarik, tidak kalah
pentingnya adalah pesan dari tulisan tersampaikan pembaca. Untuk itu, dalam bagian akhir,
tulisan artikel blog sebaiknya tetap konsisten dengan menyajikan jawaban atau informasi
temuan dari rumusan masalah yang ada di bagian pendahuluan, dan sekaligus men-sarikan
ulasan yang ada pada bagian pembahasan. Bagian ini biasanya disebut dengan bagian
simpulan. Seperti dalam bagian pendahuluan, ketika artikel blog telah merumuskan masalah
tentang model teknologi yang digunakan dalam membuat gerabah balongan, maka bagian
simpulan harus konsisten dalam menyajikan sari tentang teknologi yang digunakan dalam
membuat gerabah. Simpulan tentang teknologi gerabah juga disesuaikan dengan temuan
yang telah disajikan pada bagian pembahasan. Sub bagian kedua dari bagian penutup adalah
saran. Saran merupakan suatu refleksi penulis pasca mendapatkan jawaban dari rumusan
masalah yang diluncurkan. Saran dari penulis dapat dalam bentuk ajakan kepada publik,
ajakan kepada perajin, dan bahkan ajakan dalam gerakan literasi yang berhubungan dengan
perhatian yang tulus kepada perajin gerabah.
Artikel blog yang baik juga perlu menghadirkan ragam tulisan terdahulu. Fungsi tulisan
terdahulu yaitu untuk melihat posisi artikel blog dengan artikel-artikel sebelumnya. Dengan
mengetahui hal tersebut, penulis dapat menentukan di mana posisi tulisan artikel blog
dengan tulisan dan penulis sebelumnya. Jika terdapat hal sama, di mana letak kesamaannya.
Jika terdapat hal beda, di mana letak bedanya. Dari situlah penulis akan terlihat keunikan
dari artikel blognya. Untuk bagian ini, penulis mau tidak mau akan mencari bahan literasi
dengan tema yang sama. Ketika penulis telah mengiteraksikan tulisannya dengan tulisan
sebelumnya, maka penulis harus menghadirkan daftar pustaka, yaitu informasi sumber
rujukan tulisan. Dengan menghadirkan daftar pustaka, artikel blog akan lebih berbobot
kualitasnya.

Selain daftar pustaka, artikel blog akan tampak berkualitas ketika dilengkapi dengan
lampiran-lampiran pendukung lainnya. Lampiran pendukung dapat berupa foto kegiatan
learning tour, foto membuat gerabah, foto teknologi membuat gerabah, foto produk gerabah,
foto dengan tema kendala para perajin, hingga ilustrasi tentang inovasi gerabah. Lampiran
foto juga akan menjadi kenangan diri perajin gerabah dan juga penulis sendiri, ketika artikel
blog ini dibaca pada ruang dan waktu yang berbeda.

Semoga tulisan ini bermanfaat, terimakasih.

Catatan Kaki

[1] Melalui sambungan WA, menurut informasi dari pihak Desa yang disampaikan Bapak
Nasihin selaku Carik desa Balongmulyo

[2] Penulis pernah berkunjung dan melakukan wawancara sekilas dengan perajin gerabah
gentong di kawasan Gerabah Sidowayah tahun 2010.

[3] lihat Prasetyo, B. (1995). Laporan Penelitian Situs Plawangan, Rembang, Jawa Tengah
(1980-1993). Proyek Penelitian Purbakala Jakarta.

[4] Wawancara dengan Ibu Wastiah, kelahiran Desa Balongmulyo tahun 1972, mengaku
leluhurnya (kakek nenek, canggah, wareng) berasal dari desa setempat. Lihat file
wawancara pada kanal youtube https://youtu.be/ZrpcwJOlRvY, diuppload pada 19
November 2019.

[5] lihat peta Kragan tahun 1866 versi KITLV, nama Balongmulyo masih tertulis
Wangka alias Bongko http://hdl.handle.net/1887.1/item:813942

[6] Menurut penuturan Nasihin, Carik Desa, keberadaan tanah diluar desa ini berhubungan
dengan cerita cikal bakal balongmulyo, dimana pada saat itu terdapat perempuan
Balongmulyo yang memiliki tanah kamardikan hingga diluar desa.

[7] Tossa merupakan alat transportasi roda tiga yang terdapat bak bagian belakang yang
biasanya digunakan untuk mengangkut berbagai barang termasuk tanah liat. Diperkirakan
isi atau volume satu rit tossa adalah 1,86 meter

Anda mungkin juga menyukai