Anda di halaman 1dari 5

Alibaba adalah seorang ahli ibadah. Ia hidup sangat sederhana dengan istrinya.

Alibaba memiliki saudara kandung bernama Kasim.

Meskipun hidup miskin, Alibaba selalu berbagi dengan tetangganya. Tak seperti
Kasim, dia kaya namun sangatlah pelit.

Suatu hari, Alibaba pergi ke dalam hutan. Seperti biasa, ia mencari kayu bakar di
sana. tiba-tiba Alibaba melihat gerombolan penyamun. Olala… penyamun itu pergi
ke salah satu batu besar.

“Apa yang akan mereka lakukan dengan batu itu?” batin Ali baba.

Alibaba terus mengawasi penyamun tersebut. Mereka membawa banyak peti.


Sepertinya peti harta karun.

“Alakazam, bukalah pintunya,” ucap pimpinan penyamun.

Wah, rupanya batu itu adalah sebuah gua. Pintu gua itu terbuka lebar setelah
pimpinan penyamun mengucapkan tiga kata tersebut. Alibaba terus
memperhatikan mereka dari kejauhan. Beberapa saat kemudian, para penyamun
itu keluar. Lagi-lagi pimpinan penyamun menutup pintu dengan tiga kata.

“Alakazam, tutuplah pintunya.” seru pimpinan penyamun.

Seketika, pintu gua itu tertutup. Para penyamun kemudian pergi meninggalkan gua
itu. Saat dipikir sudah aman, Alibaba mendekati gua tersebut. Ia ingin tahu apa
yang ada di dalam gua.

“Alakazam, bukalah pintunya,” seru Alibaba, meniru apa yang diucapkan oleh
pemimpin penyamun. Pintu gua itu seketika terbuka.

Alibaba sangat kaget. Rupanya di dalam gua itu tersimpan banyak sekali harta
karun. Penyamun-penyamun itu menaruh hartanya di gua itu.

“Aku akan mengambilnya sedikit dari harta ini. Sebagian lagi akan aku bagikan
kepada tetanggaku yang miskin,” ujar Alibaba.

Alibaba hanya mengambil sedikit dari harta karun itu. Kemudian ia pun keluar
dengan mengucapkan kata sandi. Pintu itu segera tertutup kembali. Para
penyamun tak mengetahui kejadian itu karena Ali baba hanya mengambil sedikit
harta mereka.
Setelah sampai di rumah, Alibaba menceritakan hal tersebut kepada istrinya. Istri
Alibaba sangat senang, tapi sekaligus khawatir kalau-kalau para penyamun
mengetahuinya.

“Yang terpenting jangan ceritakan ini kepada orang lain,” ucap Alibaba. Istri Alibaba
mengerti. Ia lalu meminjam timbangan ke rumah Kasim, kakak Alibaba. Alibaba
ingin menimbang harta yang hendak ia bagikan untuk tetangganya.

Keesokan harinya, mereka membagikan sebagian harta yang mereka peroleh itu.
Tetangga Alibaba sangat senang. Mereka pun membalas perbuatan Alibaba dengan
doa-doa yang penuh dengan kebaikan untuk Alibaba dan istrinya.

Setelah membagi-bagikan sebagian harta yang diperoleh, Alibaba mengembalikan


timbangan milik Kasim. Istri Kasim curiga, tak seperti biasanya Alibaba meminjam
timbangan. Istri Kasim pun menyelidiki apa yang ditimbang oleh Alibaba.

Rupanya masih ada serbuk emas yang menempel pada timbangan Kasim. Istri
Kasim sungguh kaget melihat hal itu. Ia pun menceritakan hal tersebut kepada
suaminya.

“Dari mana Alibaba mendapatkan emas sebanyak itu?” gumam Kasim.

“Kau harus segera ke rumahnya, menanyakan hal itu. Barangkali kita bisa seperti
Alibaba, memiliki emas dengan mudah,” ucap istri Kasim.

Kasim mengangguk. Ia pun segera menuju ke rumah Alibaba. Di sana, Alibaba


sedang duduk dengan istrinya. Alibaba menyambut kedatangan Kasim dengan
baik.

“Aku ingin tahu, dari mana kau mendapatkan emas-emas itu,” tanya Kasim.

“Emas yang mana, kakakku?” balas Alibaba.

Kasim lalu menceritakan apa yang ditemukan oleh istrinya. Serbuk emas pada
timbangan yang dipinjam oleh Alibaba. Alibaba tak bisa berbohong. Ia lalu
menceritakan semuanya kepada Kasim. Kasim sangat senang.Terpikir dalam
benaknya untuk mengambil banyak harta dari gua itu.
Malam itu juga Kasim pergi ke hutan. Ia membawa banyak karung untuk
mengambil harta karun di gua tersebut. Kasim lalu mencari gua yang diceritakan
Alibaba. Tak butuh waktu lama, ia pun menemukan gua itu.

“Alakazam, bukalah pintunya,” seru Kasim.

Pintu gua itu terbuka. Olala… Kasim sangat senang melihat isi gua itu. Ada banyak
sekali harta karun di sana. Kasim segera memasukkan emas-emas itu ke dalam
karung yang ia bawa. Banyak sekali karung yang ia bawa hingga ia kelelahan
memasukkan emas tersebut ke dalam karung.

Setelah semua karung terisi penuh, Kasim hendak keluar dari gua itu. Namun,
Kasim lupa kata yang diucapkan untuk membuka pintu gua. Kasim lalu tertidur di
dalam gua. Olala… rupanya kawanan penyamun datang ke dalam gua. Mereka
mendapati Kasim yang sedang tertidur di dalam gua harta mereka. Tentu saja
mereka sangat marah.

“Rupanya selama ini harta kita dicuri oleh orang ini. Ayo ikat dia di sini!” ucap
pimpinan penyamun.

Kasim sangat sedih. Ia tak bisa keluar dari gua itu. Kini, ia malah terikat di dalam
gua, menjadi tawanan para penyamun. Itu karena dia terlalu serakah, ingin
mendapatkan harta yang berlimpah tanpa bekerja. Kini, ia hanya bisa menyesali
keserakahannya.

Istri Kasim sangat gelisah. Semalaman suaminya tak pulang. Padahal, hutan yang
Kasim tuju tak jauh dari desanya.

“Apa suamiku dalam masalah? Sepertinya aku harus menemui Alibaba.” gumam
istri Kasim.

Pagi itu istri Kasim menemui Alibaba. Ia menceritakan bahwa Kasim pergi ke gua
para penyamun. Alibaba kaget. Ia tak tahu bahwa Kasim ternyata pergi ke sana.

“Aku akan mencarinya,” ucap Alibaba.

Alibaba langsung menuju ke gua penyamun. Saat sampai di sana, ia tak melihat ada
para penyamun. Alibaba pun masuk ke dalam gua itu, dengan mengucapkan sandi.
Saat berada di dalam gua, Alibaba kaget. Ia melihat Kasim tergeletak pingsan.
Tubuh Kasim diikat dengan tali yang kuat. Alibaba pun segera melepaskan ikatan
itu dan membawa Kasim keluar gua.
Alibaba langsung membopong Kasim ke tabib. Setelah luka Kasim diobati, Alibaba
memberikan koin emas kepada tabib. Tabib itu sangat senang menerima
pemberian Alibaba.

Sementara itu, para penyamun kembali ke gua. Alangkah kagetnya mereka karena
tak mendapati Kasim di sana. Para penyamun lalu pergi ke desa untuk mencari
Kasim.

Pimpinan penyamun bertanya kepada penduduk,”Apakah kalian tahu, siapa


penduduk yang miskin namun tiba-tiba berubah menjadi kaya?”

Salah satu penduduk menyebut nama Alibaba. Pimpinan penyamun itu segera
mencari rumah Alibaba. Ia ingin membunuh Alibaba dan mendapatkan kembali
harta rampasannya. Namun, salah satu tetangga Alibaba yang mendengar
percakapan itu segera pergi ke rumah Alibaba untuk memberitahukan semuanya.

“Kau berhati-hatilah. Nyawamu dalam bahaya,” ucapnya kepada Alibaba.

“Aku pasti akan berhati-hati. Terima kasih sudah memberitahuku,” balas Alibaba.

Sore itu, pimpinan penyamun berpura-pura tersesat. Ia meminta izin untuk


menginap di rumah Alibaba. Namun, Alibaba sudah mengetahui rencana
penyamun itu. Alibaba tetap bersikap baik kepada mereka. Pada malam harinya,
Alibaba pun menjamu mereka.

Alibaba membuat mereka tak berdaya. Mereka terlalu kekenyangan. Alibaba dan
penduduk pun segera menangkap mereka. Akhirnya, mereka dijebloskan ke dalam
penjara di desa itu.

Sementara itu, Alibaba mengambil semua harta yang ada di dalam gua. Kemudian
Alibaba membagikannya kepada para penduduk. Hal itu membuat semua
penduduk hidup makmur. Tak ada lagi penduduk yang hidup dalam kemiskinan.

Pesan moral dari Kisah Ali Baba Dan Penyamun (Dongeng Anak Persia) adalah

1. Berbagilah dengan sesama, jangan jadi orang yang pelit


2. Ketamakan akan menceburkanmu ke dalam masalah. Jadilah anak yang baik
dan membanggakan orangtua.
3. Siapapun yang berniat jahat dengan teman, maka kejahatan itu akan kembali
pada dirinya.

Anda mungkin juga menyukai