Anda di halaman 1dari 6

NAMA:SANDI RIZKY ANDIRA

KELAS : VI-B

Si Kabayan
__________________________________
Si Kabayan adalah dongeng yang berasal dari Jawa Barat.

Si Kebayan merupakan cerita rakyat Jawa Barat yang cukup populer


bahkan tokoh Si Kabayan pernah diangkat ke layar lebar.

__________________________________________________________________________________

Dahulu kala di tanah Pasunda, ada laki-laki bernama Si Kabayan. Ia


merupakan laki-laki pemalas namun mempunyai banyak akal.

Kepandaian Si Kabayan lebih sering digunakan untuk mendukung kemalasannya.

Si Kabayan memiliki istri bernama Nyi Iteung.

Suatu ketika, Si Kabayan disuruh oleh mertuanya untuk mengambil siput-siput di


sawah. Si Kabayan menuruti kemauan mertuanya dengan malas-malasan.

Saat tiba di sawah, Si Kabayan tidak segera mengambil siput yang banyak
terdapat di sawah, ia hanya duduk-duduk di pematang sawah.

Lama tidak kembali ke rumah, mertua Si Kabayan menyusul ke sawah. Ia


terperanjat melihat Si Kabayan hanya duduk-duduk di pematang sawah.

Mertua Si Kabayan menegur menantunya itu mengapa dia tidak segera turun ke
sawah untuk mengambil tutut-tutut (Siput) itu.

Si Kabayan memberi alasan yang tidak masuk akal bahwa ia takut karena
sawahnya sangat dalam.

Untuk menguatkan pendapatnya, Si Kabayan menunjukkan kepada mertuanya


bahwa langitpun bisa terlihat di sawah.
NAMA:SANDI RIZKY ANDIRA
KELAS : VI-B

Mertuanya sangat geram mendengar alasan Si Kabayan, kemudian Si Kabayan


didorong ke sawah.

Setelah dirinya terdorong masuk ke sawah, Si Kabayan seolah-olah baru


menyadari bahwa sawah itu dangkal.

Ia mengatakan hal itu dihadapan mertuanya sambil senyum-senyum menyebalkan.

Si Kabayan lantas mengambil siput-siput yang banyak terdapat di sawah.

Memetik buah nangka

Pada hari yang lain mertuanya menyuruh Si Kabayan untuk memetik buah nangka
yang sudah matang. Pohon tersebut tumbuh di pinggir sungai dengan batang yang
menjorok di atas sungai.

Lagi-lagi, Si Kabayan malas menuruti kemauan mertuanya. Setelah mertuanya


terlihat mulai marah, Si Kabayan pun menurut.

Kemudian, Si Kabayan memanjat pohon dan memetik buah nangka yang telah
masak. Sayangnya, buah nangka itu jatuh ke sungai.

Namun Si Kabayan tidak buru-buru mengambil buah nangka yang hanyut di


sungai. Ia malah membiarkan buah tersebut terbawa arus sungai.

Mertua Si Kabayan heran melihat Si Kabayan pulang tanpa membawa buang


nangka. Lalu dengan nada jengkel, mertua Si Kabayan menanyakan buah nangka
yang dipetiknya. Dengan wajah polos, Si Kabayan mengatakan bahwa buah
nangka itu telah dimintanya untuk pulang lebih dahulu.

Mertua Si Kabayan heran melihat Si Kabayan pulang tanpa membawa buang


nangka. Lalu dengan nada jengkel, mertua Si Kabayan menanyakan buah nangka
yang dipetiknya. Dengan wajah polos, Si Kabayan mengatakan bahwa buah
nangka itu telah dimintanya untuk pulang lebih dahulu.

Mertua Si Kabayan semakin tidak mengerti maksud menantunya ini. Kemudian Si


Kabayan menceritakan bahwa saat memetik buah nangka, buah tersebut jatuh ke
sungai. Ia membiarkan nangka itu hanyut dan akan tiba terlebih dahulu di rumah
NAMA:SANDI RIZKY ANDIRA
KELAS : VI-B

Namun, mertua Si Kabayan tidak mempercayai cerita itu, kemudian sang mertua
menuduh Si Kabayan malas membawa nangka ke rumah.

Meski dimarahi mertuanya, Si Kabayan hanya tertawa-tawa.

Keesokan hari nya mertua Sikabayan mengajak Sikabayan untuk Memetik kacang
koro mertua Si Kabayan mengajak menantunya yang malas itu untuk memetik
kacang koro di kebun. Mereka membawa karung sebagai wadah kacang koro
yang sudah dipetik.

Baru beberapa petik kacang koro yang diperoleh, Si Kabayan malas melanjutkan
memetik kacang koro. Ia memilih tidur di dalam karung. Saat terdengar adzan
Dhuhur, mertua Si Kabayan telah menyelesaikan pekerjaannya. ia keheranan
karena tidak melihat Si Kabayan. Dengan mengggerutu, mertua Si Kabayan
menduga bahwa menantunya tersebut sudah pulang terlebih dahulu.

Mertua Si Kabayan terpaksa memanggul karung yang diduga kacang koro pulang
ke rumah. Sampai di rumah, mertua Si Kabayan terperanjat melihat isi karung itu
adalah Si Kabayan. Ia pun marah-marah kepada menantunya itu. Masih jengkel
dengan dengan peristiwa karung kacang koro, kali ini mertua Si Kabayan ingin
membalas dendam perilaku menantunya. Saat, mereka kembali memetik kacang
koro. Diam-diam, mertua Si Kabayan masuk ke dalam karung dan tidur dengan
harapan ia akan dipanggul saat pulang ke rumah oleh menantunya. Saat adzan
Dhuhur terdengar, Si Kabayan menghentikan pekerjaannya namun ia tidak melihat
mertuanya. Tak sengaja ia melihat mertuanya tengah tidur di dalam karung.
Bukan memanggul seperti yang dilakukan mertuanya, Si Kebayan malah menyeret
karung yang berisi mertuanya tersebut pulang ke rumah. Mertuanya meronta-
ronta meminta Si Kabayan berhenti menyeret karung itu. Namun Si Kabayan
malah berdalih bahwa karung digunakan untuk tempat kacang koro sambil terus
menyeret karung itu hingga tiba di rumah.

Kakek penunggu lubuk Sejak kejadian itu, mertua Si Kabayan mendiamkan Si


Kabayan, ia tidak mau berbicara bahkan melengos saat bertatap mata dengan
menantu

Si Kabayan menyadari bahwa mertuanya membenci dirinya setelah kejadian


menyeret karung kacang koro. Si Kabayan juga tidak nyaman karena tidak diajak
bicara oleh mertuanya itu.

Akhirnya, Si Kabayan mencari cara agar mertunya tidak membeci dirinya.


Kemudian, ia bertanya pada istrinya mengenai nama asli mertuanya. Awalnya Nyi
Iteung menolak memberitahu nama asli abahnya karena dianggap pantangan.

Si Kabayan terus membujuk, akhirnya istrinya mau memberitahu nama asli


mertuanya yang bernama Ki Nolednad. Namun, Nyi Iteung berpesan pada
suaminya agar tidak menyebarkan rahasia itu.

Kemudian, Si Kabayan mencari air enau yang masih kental dan diambil kapuk
dalam jumlah banyak. Ia membasahi tubuhnya dengan air enau dan menutupi
dengan kapuk
NAMA:SANDI RIZKY ANDIRA
KELAS : VI-B

Selanjutnya, Si Kabayan memanjat pohon dan duduk di dahan sambil menunggu


mertuanya yang akan mandi. Saat mertuanya sedang mandi, dari atas pohon Si
Kabayan berseru dengan menyebut nama asli mertunya, Nolednad. Mertua Si
Kabayan yang tengah mandi kaget mendengar namanya dipanggil dan mencari
sumber suara. Ia semakin kaget melihat makhluk putih menyeramkan dalam
pandangannya. Makhluk bertubuh putih itu menyebut dirinya kakek penunggu
lubuk.

Kakek penunggu lubuk itu meminta mertua Si Kabayan untuk menyayangi


Si Kabayan yang dianggap sebagai cucu oleh kakek itu. Mertua Si
Kabayan juga diminta untuk mengurus sandang dan pangannya. Jika
menuruti perintah kakek itu, maka mertua Si Kabayan dijamin
keselamatannya. Sejak kejadian tersebut, mertua Si Kabayan tidak
membenci menantunya lagi bahkan mencukupi dengan sandang, pangan,
dan membuatkan rumah meskipun kecil.

Si Kabayan juga sadar akan sifat buruknya. Ia mengubah sifatnya dan


tidak bermalas-malasan lagi.

Akhirnya, Si Kabayan bekerja sebagai buruh untuk mencukupi kehidupan


rumah tangganya. Nyi Iteung semakin sayang kepada Si Kabayan.
Sebaliknya, Si Kabayan juga bertambah sayang pada istri dan mertua yang
tetap baik terhadap dirinya.

Pesan moral cerita SiKabayan

Bahwa seseorang harus rela berkorban untuk kelangsungan hidupnya.


Jika seseorang tidak berusaha maka tidak akan mencapai tujuannya. Sifat
malas hanya akan merugikan diri sendiri di kemudian hari.
NAMA:SANDI RIZKY ANDIRA
KELAS : VI-B
NAMA:SANDI RIZKY ANDIRA
KELAS : VI-B

Anda mungkin juga menyukai