Di susun Oleh :
(KELOMPOK 1)
1. Desi Sahoa
2. Firdayanti
3. Richard Lobbu
4. Semuel Elungan
5. Alan Taluay
6. Alche Arundaa
7. Sukmawati Pinilas
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaannya,
sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan baik dan adapun kerja sama dari kelompok
kami. Makalah yang kami buat ini berisi tentang “Metode Regula Falsi” yang nantinya akan
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna atau masih banyak
yang perlu diperbaiki untuk itu saran dan kritis dari dosen yang bersangkutan.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Metode regula falsi atau metode posisi palsu merupakan salah satu solusi
iterasi (pengulangan). Persamaan non linier ini biasanya berupa persamaan polynomial
tersebut. Seperti metode biseksi, Metode regula falsi juga termasuk dalam metode
tertutup. Pada umumnya pencarian akar dengan metode biseksi selalu dapat
menemukan akar, namun kecepatan untuk mencapai akar hampiran sangat lambat, oleh
karena itu untuk mempercepat pencarian akar tersebut dibutuhkan metode lain yaitu
metode regula falsi. kehadiran metode regula falsi adalah sebagai modifikasi dari
metode biseksi, yang kinerjanya lebih cepat dalam mencapi akar hampiran.
2. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan metode regula falsi dan apa – apa saja
yang terkait dalam metode tersebut. Serta bagaimana cara
penyelesaiannya.?
3. Tujuan
Menjelaskan tentang metode regula falsi dalam pencarian akar yang
menggabungkan ciri – ciri pada metode biseksi dan metode secan.
4. Manfaat
Membantu mahasiswa dalam memahami tentang cara kerja algoritma
pencarian akar pada meode biseksi dan metode secan.
Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti metode bagi-dua, metode regula falsi dimulai dengan dua titik
awal a0 dan b0 sedemikian sehingga f(a0) dan f(b0) berlawanan tanda.
Berdasarkan Teorema nilai antara, ini berarti fungsi f memiliki akar dalam
selang [a0, b0]. Metode ini kemudian berlanjut dengan menghasilkan berturut-
turut selang [ak, bk] yang semuanya berisi akar f.
Page | 2
Dua iterasi pertama metode regula falsi. Kurva merah menunjukkan fungsi
f dan garis-garis biru adalah sekan
dihitung. Seperti yang diterangkan di bawah, ck adalah akar dari garis sekan melalui (ak,
f(ak)) dan (bk, f(bk)). Jika f(ak) dan f(ck) memiliki tanda yang sama, maka kita
menetapkan ak+1 = ck dan bk+1 = bk. Jika tidak, kita menetapkan ak+1 = ak dan bk+1 = ck.
Proses ini diteruskan hingga akar dihampiri dengan cukup baik.
Rumus di atas juga digunakan pada metode sekan, namun metode sekan
selalu mempertahankan dua titik terakhir yang dihitung, sementara metode
regula falsi mempertahankan dua titik yang pasti mengapit akar. Di sisi lain,
satu-satunya perbedaan antara metode regula falsi dan metode bagi-dua adalah
yang terakhir menggunakan ck = (ak + bk) / 2.
Seperti metode bagi-dua, metode regula falsi dimulai dengan dua titik
awal a0 dan b0 sedemikian sehingga f(a0) dan f(b0) berlawanan tanda. Berdasarkan
Teorema nilai antara, ini berarti fungsi f memiliki akar dalam selang [a0, b0]. Metode ini
Page | 3
kemudian berlanjut dengan menghasilkan berturut-turut selang [ak, bk]
yang semuanya berisi akar f.
dihitung. Seperti yang diterangkan di bawah, ck adalah akar dari garis sekan melalui (ak,
f(ak)) dan (bk, f(bk)). Jika f(ak) dan f(ck) memiliki tanda yang sama, maka kita
menetapkan ak+1 = ck dan bk+1 = bk. Jika tidak, kita menetapkan ak+1 = ak dan bk+1 = ck.
Proses ini diteruskan hingga akar dihampiri dengan cukup baik.
Page | 4
sehingga diperoleh : -yn = mn(xn+1-xn)
atau
Persamaan ini yang menjadi dasar pada proses pendekatan dimana nilai pendekatannya
adalah :
Page | 5
6. Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |F(xn)| ≥ e
1. Tentukan nilai x dengan menggunakan metode Regula Falsi sehingga xe-x + 1 = 0 dengan
toleransi kesalahan E=0.001.
Solusi :
Penyelesaian dengan program computer setelah mengkonversi algoritma program di
atas menjadi algoritma komputasi, maka diperoleh output sebagai berikut:
f(x) = x*exp(-x)+1
[x1 x2] = [-1 0]
f(-1) = -1.7183
f(0) = 1
Karena f(x1)f(x2)<0, maka x shg f(x)= 0 pada interval [-1 0]
Toleransi Kesalahan = 0.001
Iterasi ke-1
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(0 - -1)f(-1)/(f(0)-f(-1))
= -1-(1)(-1.7183)/(1 - -1.7183)
= -1-(-1.7183)/(2.7183)
= -1-(-0.63212)
= -0.36788
f(xr)= 0.46854
Karena |f(xr)| = 0.46854>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.36788]
Page | 7
Iterasi ke-2
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.36788 - -1)f(-1)/(f(-0.36788)-f(-1))
= -1-(0.63212)(-1.7183)/(0.46854 - -1.7183)
= -1-(-1.0862)/(2.1868)
= -1-(-0.49669)
= -0.50331
f(xr)= 0.16742
Karena |f(xr)| = 0.16742>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.50331]
Iterasi ke-3
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.50331 - -1)f(-1)/(f(-0.50331)-f(-1))
= -1-(0.49669)(-1.7183)/(0.16742 - -1.7183)
= -1-(-0.85345)/(1.8857)
= -1-(-0.45259)
= -0.54741
f(xr)= 0.053649
Karena |f(xr)| = 0.053649>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.54741]
Iterasi ke-4
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.54741 - -1)f(-1)/(f(-0.54741)-f(-1))
= -1-(0.45259)(-1.7183)/(0.053649 - -1.7183)
= -1-(-0.77767)/(1.7719)
= -1-(-0.43888)
= -0.56112
f(xr)= 0.016575
Karena |f(xr)| = 0.016575>0.001=e maka update [x1 x2]
Page | 7
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.56112]
Iterasi ke-5
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.56112 - -1)f(-1)/(f(-0.56112)-f(-1))
= -1-(0.43888)(-1.7183)/(0.016575 - -1.7183)
= -1-(-0.75413)/(1.7349)
= -1-(-0.43469)
= -0.56531
f(xr)= 0.0050629
Karena |f(xr)| = 0.0050629>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.56531]
Iterasi ke-6
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.56531 - -1)f(-1)/(f(-0.56531)-f(-1))
= -1-(0.43469)(-1.7183)/(0.0050629 - -1.7183)
= -1-(-0.74692)/(1.7233)
= -1-(-0.43341)
= -0.56659
f(xr)= 0.001541
Karena |f(xr)| = 0.001541>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.56659]
Iterasi ke-7
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.56659 - -1)f(-1)/(f(-0.56659)-f(-1))
= -1-(0.43341)(-1.7183)/(0.001541 - -1.7183)
= -1-(-0.74473)/(1.7198)
= -1-(-0.43303)
Page | 7
= -0.56697
f(xr)= 0.00046855
Karena |f(xr)| = 0.00046855<0.001=e maka proses berhenti
Jadi akar persamaan adalah x = -0.56697 dengan f(xr) = 0.00046855
2. Tentukan akar dari 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 menggunakan Metode Regular Falsi
sampai 9 iterasi.
Penyelesaian :
f(x) = 4x3 – 15x2 + 17x – 6
iterasi 1 :
ambil x0 = -1 dan x1 = 3
x2 = (3) – = 1.8
iterasi 2 :
x2 = (3) – = 1.84319
iterasi 3 :
x2 = (3) – = 1.87919
Page | 7
iterasi 4 :
x2 = (3) – = 1.90829
iterasi 5 :
x2 = (3) – = 1.93120
iterasi 6 :
x2 = (3) – = 1.94888
iterasi 7 :
x2 = (3) – = 1.96229
iterasi 8 :
x2 = (3) – = 1.97234
Page | 7
iterasi 9 :
x2 = (3) – = 1.97979
Jadi akar dari persamaan 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 menggunakan Metode Regular Falsi
adalah 1.97979
Page | 7
BAB III
KESIMPULAN
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ini adalah kita
1. Menggunakan garis scan (garis lurus yang menghubungkan dua koordinat nilai
awal terhadap kurva) untuk mendekati akar persamaan nonlinier (titik potong
2. Taksiran nilai akar selanjutnya merupakan titik potong garis scan dengan sumbu
x.
Page | 7
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. http://rzabdulaziz.files.wordpress.com/2014/02/metode-regula-
Anonim. 2013. http://sigitkus.lectu.ub.ac.id/files/2013/11/penyelesaian-persamaan-tak-
Page | 8