Anda di halaman 1dari 6

REVIEW MATERI PERTEMUAN 11:

AKAR-AKAR PERSAMAAN KARAKTERISTIK


Mata Kuliah : METODE NUMERIK
Dosen Pengampu: Elfi Fauziah, S.Si, M.Pd, M.Si
Nama Mahasiswa : Solehudin
NIM
: 2012141055
Pertemuan
: 11
RINGKASAN MATERI TOPIK 1 : Metode Grafik
Metode pertama untuk menyelesaikan persamaan non-linear adalah metode grafik. Metode
grafik merupakan metode sederhana untuk mendapatkan akar perkiraan dari persamaan f(x) =
0 dengan membuat plot dari fungsi dan mengamatinya di mana fungsi tersebut memotong
sumbu x. Di titik ini, yang merepresentasikan nilai x yang membuat f(x) = 0, memberikan
hampiran kasar bagi akar persamaan itu.
Metode grafik adalah satu cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
optimalisasi dalam programasi linier. Keterbatasan metode ini adalah variabel yang bisa
digunakan terbatas (hanya dua), penggunaan 3 variabel akan sangat sulit dilakukan.
Dalam mencari akar-akar persamaan karakteristik orde dua kita bisa menggunakan metode
pemfaktoran atau juga bisa menggunakan rumus ABC. Dimana bentuk umum dari persamaan
karakteristik orde dua adalah : a x2 + b x + c = 0 Untuk mencari akar dengan rumus ABC
sebagai berikut :
X1 = ( -b + V ( b2 4 a c ) / 2 a ) Dan X 2 = ( -b V ( b2 4 a c ) / 2 a )
Rumusan tersebut hanya bisa digunakan untuk persamaan karakteristik orde dua sedangkan
untuk persamaan karakteristik orde lebih dari dua atau persamaan non linier seperti : 2 x3 +
4x 15 = 0 x2 ln(x-1) + x = 0
2 5x + sin x = 0 tentu tidak bisa digunakan untuk mencari penyelesaian akarnya. Persamaan
karakteristik berupa polinomial, tingkat tinggi, persamaan sinusioda, persamaan eksponensial
atau persamaan logaritmik yang berbentuk f(x) = 0, jika tidak dapat diselesaikan dengan
analitis maka digunakan metode peyelesaian pendekatan. Salah satunya kita bisa
menggunakan metode grafis.
Metode grafik adalah metode penyelesaian persamaan non linier (transendental) yang paling
sederhana dan paling mudah, dengan cara membuat dua buah grafik dari persamaan tersebut.
Persamaan dari fungsi f(x) = 0 dipecah menjadi dua bagian (dua persamaan), kemudian diplot
/ digambarkan untuk dicari titik potongnya. Titik potong tersebut merupakan akar
persamaannya.

Metode grafik ini memiliki beberapa kekurangan yaitu :

Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar (titik) penyelesaian, akar-akar penyelesaian
tidak bisa dicari secara bersamaan.

Penyelesaian (titik potong yang dihasilkan) sangat tergantung dari hasil


penggambaran grafik tersebut (dipengaruhi oleh penyekalaan bidang koordinat)

Metode grafik ini juga relatif sulit ketika usaha untuk membuat plot grafik fungsinya.

Metode ini kurang cukup akurat dan Nilai praktis dari teknik-teknik grafis sangat
terbatas karena kurang tepat.

Metode ini digunakan Sebagai pendekatan penyelesaian yang kompleks. Kendalanya


bahwa metode ini Tidak akurat, sangat lama, dan banyak membutuhkan waktu.

Eror penyelesaiannya masih relatif besar. Untuk mengurangi error yang besar dapat
dikurangi dengan cara membuat banyak titik koordinat dalam membuat grafiknya.
dimana semakin sedikit data titik koordinatnya maka semakin kasar hasil akar
persamaan yang diperoleh artinya error nya semakin besar sedangkan jika data titik
koordinatnya semakin banyak maka akar persamaan yang dihasilkan semakin halus
artinya error nya semakin kecil (jika dibandingkan dengan data titik koordinat
sedikit).

Kelebihan dari metode grafik


o Metode Grafis ini dapat dimanfaatkan untuk memperoleh taksiran kasar dari
akar
o Taksiran-taksran ini dapat diterapkan sebagai terkaan awal untuk metode
numerik. Misalnya, perangkat lunak komputer TOOLKIT elektronik yang
menyertai naskah ini membolehkan untuk menggambarkan fungsi pada suatu
rentang tertentu. Gambaran ini dapat digunakan untuk memilih terkaan yang
mengurung akar sebelum mengimplementasikan metode numerik.
o Selain menyediakan terkaan kasar untuk akar, tafsiran grafis merupakan
sarana yang penting untuk memahami sifat-sifat fungsi dan mengantisipasi
kesukaran-kesukaran yang tersembunyi dari metode-metode numerik.

Contoh 1:
Fungsi f (x) = x 3 + 4 x 6 = 0
Penyelesaian :
Fungsi dipecah menjadi dua bagian (lebih sederhana), dari fungsi : x3 + 4 x 6 = 0
didapatkan persamaan bentuk baru 4 x = x3 + 6 . Yang dapat dipecah nebjadi 4 x = 0 dan
x3 + 6 = 0 .Sehingga didapat dua buah fungsi yaitu f1( x ) = 4 x dan f2 ( x ) = x3 + 6 dari
kedua persamaan ini dibuat grafiknya, untuk mempermudah menggambar ambillah beberapa
titik, sehingga tampak tabel seperti di bawah.

Tabel titik koordinat untuk fungsi f1(x) = 4 x dan f (x) = x3 + 6

x f1 (x) f2 (x)
3 27 18
2 8 14
1 1 10
006
112
282
3 27 6
Hasil perpotongan grafik yang dihasilkan dari data tabel diatas dimana grafik 1 merupakan
kumpulan titik titik ( x, f1 (x) ) dan grafik 2 merupakan kumpulan titik titik ( x, f2 (x) ).
Akar pendekatannya merupakan perpotongan kedua grafik fungsi untuk fungsi tersebut di
titik x = 1,1.

RINGKASAN MATERI TOPIK 2 : Metode Biseksi


Langkah-langkah Metode Biseksi
Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N bagian. Hanya saja
metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari dua bagian ini dipilih bagian mana
yang mengandung dan bagian yang tidak mengandung akar dibuang. Hal ini dilakukan
berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan.

Metode Biseksi
Langkah 1
Pilih a sebagai batas bawah dan b sebagai batas atas untuk taksiran akar sehingga terjadi
perubahan tanda fungsi dalam selang interval. Atau periksa apakah benar bahwa
f(a) . f(b) < 0

Langkah 2
Taksiran nilai akar baru, c diperoleh dari :
c=(a+b)/2
Langkah 3
Menentukan daerah yang berisi akar fungsi:

Jika z merupakan akar fungsi, maka f(x < z) dan f(x > z) saling berbeda tanda.

f(a)*f(c) negatif, berarti di antara a & c ada akar fungsi.

f(b)*f(c) positif, berarti di antara b & c tidak ada akar fungsi

Langkah 4
Menentukan berhentinya itersi:
Proses pencarian akar fungsi dihentikan setelah keakuratan yang diinginkan dicapai, yang
dapat diketahui dari kesalahan relatif semu.

RINGKASAN MATERI TOPIK 3 : Metode Regular Falsi


METODE REGULA FALSE

Asumsi awal yang harus diambil adalah sama seperti pada metode bisection yaitu menebak
interval awal [a,b] dimana f(x) adalah kontinu padanya, demikian pula interval tersebut harus
mengapit nilai akar , sedemikian sehingga .
Algoritma:
1. Tebak nilai interval [a,b], tentukan nilai error (e) dan iterasi maksimum (N)
2. Cek konvergensi nilai f(a) dan f(b)

Jika tanda f(a) f(b), nilai awal dapat digunakan untuk iterasi selanjutnya

Jika tanda f(a) = f(b), tentukan nilai awal yang baru.

3. lakukan iterasi dan tentukan nilai c (hitung akar),


rumusnya; c = (f(b)a f(a)b) / (f(b) f(a))
4. cek konvergensi nilai c yaitu jika nilai f(c) = 0 maka hentikan proses iterasi
5. jika belum konvergensi Tentukan nilai interval baru dengan cara;

jika tanda f(c) = tanda f(a) maka c = a

jika tanda f(c) = tanda f(b) maka c = b

CONTOH SOAL
Dengan metode regula falsi, tentukanlah akar dari persamaan

Penyelesaian:
Langkah 1. Tentukan nilai interval awal [a,b]. Misal a = 2 dan b = 5, e = 0,001
Langkah 2. Cek konvergensi nilai f(a) dan f(b)

Jika tanda f(a) f(b), nilai awal dapat digunakan untuk iterasi selanjutnya

Jika tanda f(a) = f(b), tentukan nilai awal yang baru.

a=2 maka f(2) = (2)2 5(2) + 4= -2


b=5 maka f(5) = (5)2 5(5) + 4= 4
karena tanda f(a) f(b) maka nilai awal dapat digunakan untuk iterasi selanjutnya.
Langkah 3. lakukan iterasi dan tentukan nilai c (hitung akar),
rumusnya;

Iterasi (n)

f(a)

f(b)

f(c)

-2

-2

-2

-0,889

3,667

3,667

-0,889

-0,264

3,909

3,909

-0,264

-0,069

3,977

3,977

-0,069

-0,018

3,994

3,994

-0,018

-0,004

3,999

3,999

-0,004

-0,001

-0,001

Iterasi dihentikan karena nilai c6 = c7 (konstan) dan f(c) = 0, sehingga diperoleh akar dari
persamaan adalah 4 pada iterasi ke 7

Anda mungkin juga menyukai