Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar (titik) penyelesaian, akar-akar penyelesaian
tidak bisa dicari secara bersamaan.
Metode grafik ini juga relatif sulit ketika usaha untuk membuat plot grafik fungsinya.
Metode ini kurang cukup akurat dan Nilai praktis dari teknik-teknik grafis sangat
terbatas karena kurang tepat.
Eror penyelesaiannya masih relatif besar. Untuk mengurangi error yang besar dapat
dikurangi dengan cara membuat banyak titik koordinat dalam membuat grafiknya.
dimana semakin sedikit data titik koordinatnya maka semakin kasar hasil akar
persamaan yang diperoleh artinya error nya semakin besar sedangkan jika data titik
koordinatnya semakin banyak maka akar persamaan yang dihasilkan semakin halus
artinya error nya semakin kecil (jika dibandingkan dengan data titik koordinat
sedikit).
Contoh 1:
Fungsi f (x) = x 3 + 4 x 6 = 0
Penyelesaian :
Fungsi dipecah menjadi dua bagian (lebih sederhana), dari fungsi : x3 + 4 x 6 = 0
didapatkan persamaan bentuk baru 4 x = x3 + 6 . Yang dapat dipecah nebjadi 4 x = 0 dan
x3 + 6 = 0 .Sehingga didapat dua buah fungsi yaitu f1( x ) = 4 x dan f2 ( x ) = x3 + 6 dari
kedua persamaan ini dibuat grafiknya, untuk mempermudah menggambar ambillah beberapa
titik, sehingga tampak tabel seperti di bawah.
x f1 (x) f2 (x)
3 27 18
2 8 14
1 1 10
006
112
282
3 27 6
Hasil perpotongan grafik yang dihasilkan dari data tabel diatas dimana grafik 1 merupakan
kumpulan titik titik ( x, f1 (x) ) dan grafik 2 merupakan kumpulan titik titik ( x, f2 (x) ).
Akar pendekatannya merupakan perpotongan kedua grafik fungsi untuk fungsi tersebut di
titik x = 1,1.
Metode Biseksi
Langkah 1
Pilih a sebagai batas bawah dan b sebagai batas atas untuk taksiran akar sehingga terjadi
perubahan tanda fungsi dalam selang interval. Atau periksa apakah benar bahwa
f(a) . f(b) < 0
Langkah 2
Taksiran nilai akar baru, c diperoleh dari :
c=(a+b)/2
Langkah 3
Menentukan daerah yang berisi akar fungsi:
Jika z merupakan akar fungsi, maka f(x < z) dan f(x > z) saling berbeda tanda.
Langkah 4
Menentukan berhentinya itersi:
Proses pencarian akar fungsi dihentikan setelah keakuratan yang diinginkan dicapai, yang
dapat diketahui dari kesalahan relatif semu.
Asumsi awal yang harus diambil adalah sama seperti pada metode bisection yaitu menebak
interval awal [a,b] dimana f(x) adalah kontinu padanya, demikian pula interval tersebut harus
mengapit nilai akar , sedemikian sehingga .
Algoritma:
1. Tebak nilai interval [a,b], tentukan nilai error (e) dan iterasi maksimum (N)
2. Cek konvergensi nilai f(a) dan f(b)
Jika tanda f(a) f(b), nilai awal dapat digunakan untuk iterasi selanjutnya
CONTOH SOAL
Dengan metode regula falsi, tentukanlah akar dari persamaan
Penyelesaian:
Langkah 1. Tentukan nilai interval awal [a,b]. Misal a = 2 dan b = 5, e = 0,001
Langkah 2. Cek konvergensi nilai f(a) dan f(b)
Jika tanda f(a) f(b), nilai awal dapat digunakan untuk iterasi selanjutnya
Iterasi (n)
f(a)
f(b)
f(c)
-2
-2
-2
-0,889
3,667
3,667
-0,889
-0,264
3,909
3,909
-0,264
-0,069
3,977
3,977
-0,069
-0,018
3,994
3,994
-0,018
-0,004
3,999
3,999
-0,004
-0,001
-0,001
Iterasi dihentikan karena nilai c6 = c7 (konstan) dan f(c) = 0, sehingga diperoleh akar dari
persamaan adalah 4 pada iterasi ke 7