Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMPUTASI BIOMEDIS
Modul II : Persamaan Non Linier Metode Tertutup
(Biseksi dan Regula Falsi)
Pelaksanaan Praktikum
Hari : Rabu
Dosen Asistensi

Tanggal : 16 Maret 2016

Jam : 13.00-14.40

: Endah Purwanti, S. Si, M.T

DisusunOleh :
Nama

: Ichroom Septa Preswari

NIM

: 081311733041

LABORATORIUM KOMPUTER DEPARTEMEN FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016
Praktikum II

Persamaan Non Linier Metode Tertutup


(Biseksi dan Regula Falsi)
A. Dasar Teori
Persamaan non linier adalah persamaan di mana variabel di dalamnya
pada umumnya tidak linier, misalnya dalam format polinomial atau dalam
format perkalian/pembagian beberapa variabel. Tujuan analisis pada
persamaan non linier satu variabel adalah mencari nilai variabel x agar
f(x)=0.
Pada sistem persamaan non linier akan dijumpai lebih dari satu
variabel yang terkait secara non linier dalam beberapa persamaan,
kemudian akan dicari nilai dari masing-masing variabel yang membuat
semua persamaan non linier bernilai nol (Abdia A., Gunaidi, 2006).
Masalah persamaan non-linier umumnya ditujukan untuk mencari akar
persamaan. Penyelesaian masalah persamaan tak linier bersifat iteratif,
dilakukan berulang-ulang sehingga konvergensi tercapai.
Pada saat awal pembuatan program harus didefinisikan terlebih dahulu
toleransi

perhitungan

yang

diperkenankan

serta

bentuk

kriteria

konvergensi yang digunakan. Salah satu dari dua kriteria konvergensi


berikut dapat digunakan untuk mengevaluasi proses iterasi:
i.
ii.

|xi-xi-1|<toleransi
|f(x)|<toleransi

Bentuk umum persamaan tak linier variabel tunggal adalah:


f(x) = 0
Ada beberapa metoda komputasi
menyelesaikan

masalah

yang

yang dapat digunakan untuk

melibatkan

persamaan

tak

linier,

diantaranya:
a. Metode Biseksi
Metode Biseksi (bagidua), disebut juga pemotongan biner (binary
chopping), pembagian 2 (interval halving) atau metode Bolzano,
merupakan suatu jenis pencarian inkremental dimana interval
senantiasa dibagi separuhnya. Jika suatu fungsi berubah tanda

2|

sepanjang suatu interval, harga fungsi di tengahnya dievaluasi. Letak


akarnya kemudian ditentukan ada di tengah-tengah subinterval dimana
perubahan tanda terjadi. Proses ini diulang untuk memperoleh taksiran
yang diperhalus (Subakti, Irfan, 2006).
Metode Biseksi (bagidua) disebut juga metode Pembagian Interval
atau metode yang digunakan untuk mencari akar-akar persamaan
nonlinear melalui proses iterasi dengan persamaan :

Metode Biseksi (bagidua) diawali dengan menggambarkan grafik


f(x), dengan asumsi sebagai fungsi kontinu. Akar real dari f(x) = 0
adalah titik perpotongan kurva dengan sumbu x, disebut x0.
Selanjutnya, diambil selang [a, b], dengan x0 berada di dalamnya.
Secara matematis, akar akan terdapat di dalam selang [a, b] jika f(a)
dan f(b) berlawanan tanda atau dengan kata lain nilai f(a) dan nilai f(b)
harus memenuhi persyaratan f(a)*f(b)<0 .

Gambar 1. Grafik dari Metode Biseksi untuk mencari Akar

b. Metode Regula Falsi

3|

Metode Regula Falsi (posisi palsu) dibuat untuk memperbaiki metode


Biseksi (bagidua) yaitu untuk mempercepat kekonvergenan metode
Biseksi. Metode Regula Falsi disebut juga metode Interpolasi Linear
yaitu metode yang digunakan untuk mencari akar- akar persamaan
nonlinear melalui proses iterasi dengan persamaan :

Penentuan akar persamaan menggunakan metode Regula Falsi


dilakukan dengan menarik garis lurus antara dua titik, yaitu (a, f(a))
dan (b, f(b)) di sekitar lokasi akar. Garis lurus seolah-olah berlaku
menggantikan kurva dan memberikan posisi palsu dari akar, seperti pada

Gambar 2. Perpotongan antara garis ini dengan sumbu-x merupakan


taksiran akar (posisi palsu) yang akan diperbaiki.

Gambar 2. Grafik dari Metode Regula Falsi untuk mencari Akar


B. Prosedur Praktikum
Pada praktikum Komputasi Biomedis yang dilaksanakan pada tanggal
16 Maret 2016 menggunakan software pemrograman MATLAB
menggunakan fasilitas M-Files yang tersedia pada software MATLAB.
Prosedur praktikum yang dilakukan meliputi pemahaman algoritma untuk
masing-masing metode, penerapan komputasi numerik menggunakan
MATLAB, serta menganalisis program. Adapun prosedur praktikum yang
digunakan sebagai berikut.
Analisis Problem Biomedis
4|

Blood Rheology
Darah berperilaku sebagai fluida non - newtonian, dan dapat
dimodelkan sebagai " Casson Fluid". Model ini memprediksi bahwa
tidak seperti cairan sederhana seperti air , darah akan mengalir melalui
tabung sehingga inti pusat akan bergerak sebagai plug dengan
deformasi kecil , dan sebagian besar gradien kecepatan akan terjadi di
dekat dinding pembuluh darah. persamaan berikut digunakan untuk
menggambarkan aliran plug cairan Casson :

di mana F mengukur pengurangan debit (relatif terhadap cairan


newton) yang dialami oleh cairan Casson untuk gradien tekanan yang
diberikan dan memberikan indikasi apa fraksi tabung diisi dengan
aliran plug . Untuk nilai F = 0,40 , menentukan nilai dari . Gunakan
batas bawah = 0,05 dan batas atas 0,15.
Metode Biseksi untuk menyelesaikan problem di atas.
Algoritma Metode Biseksi (Algoritma tidak bersifat Mutlak) :
1) Definisikan fungsi f(x) yang akan dicari akarnya.
2) Tentukan nilai x1 dan x2.
3) Tentukan toleransi e.
4) Hitung f(x1) dan f(x2).
5) Jika f(x1)*f(x2)<0 maka proses dihentikan karena tidak ada akar,
bila tidak dilajutkan
6)
7) Hitung f(xo).
8) Bila f(x1)*f(x0)<0 maka x2 = x0 dan f(x2) = f(x0)
9) Jika tidak, x1 = x0 dan f(x1) = f(x0).
10) Jika x2-x1<toleransi atau f(xo)<toleransi maka proses
dihentikan dan didapatkan akar = x0. Bila tidak, ulangi langkah
6.
C. Pembahasan
Praktikum kali ini mempelajari tentang Persamaan non linier dengan
Metode Tertutup yaitu Metode Biseksi dan Metode Regula Falsi.
Persamaan non linear merupakan suatu persamaan yang variabelnya

5|

berderajat tidak sama dengan satu atau mengandung nilai fungsi non
linear. Penyelesaian persamaan non linier bisa menggunakan 2 jenis
metode yaitu metode terbuka atau metode tertutup. Pada praktikum kali ini
menggunakan metode tertutup.
Metode tertutup atau metode pengurung merupakan metode untuk
menentukan akar persamaan fungsi dengan mengurung akar sejati dalam
suatu interval. Cara yang digunakan dengan mengurangi lebar selang
secara sistematis sehingga lebar selang tersebut semakin sempit dan
menuju akar yang benar. Kondisi ini akan terjadi manakala nilai f(x1). f(x2)
< 0 atau dengan kata lain f(x1) berlainan tanda dengan f(x2), ada yang
positif dan ada yang negatif.
Pada percobaan pertama yaitu membut program Metode Biseksi
(bagidua). Metode Biseksi merupakan metode untuk menyelesaikan
persamaan non linier dengan membuat dua buah bagian interval dari
domain penyelesaian persamaan non linier tersebut. Proses pembagian
interval tersebut di awali dengan penentuan interval yang memuat solusi
(akar) untuk f(x). Dari dua bagian ini dipilih bagian mana yang
mengandung dan bagian yang tidak mengandung akar akan dibuang.
Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka batas bawah dan
batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari bagian yang mempunyai
akar. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan.
Pencarian akar pada suatu persamaan tidak akan pernah menemukan
nilai dengan kesalahannya sama dengan nol. Sehingga hanya dilakukan
pendekatan dengan tingkat ketelitian tertentu. Untuk menghindari
pencarian akar secara terus-menerus tanpa henti, diperlukan suatu syarat
agar proses tersebut dapat dihentikan. Maka perlu adanya harga toleransi
atau toleransi error untuk menghentikan pencarian terus menerus.
Dalam percobaan ini akan mencari akar dari persamaan f(x) = x2 x
6 dengan menggunakan metode Biseksi. Pertama akan membuat program
dengan menggunakan beberapa bentuk perulangan yaitu for dan while.
Berikut Listing Program beserta algoritmanya.
For
6|

Listing Program :

Untuk
bilangan
bulat

Untuk bilangan
desimal atau
pecahan

Hasil Eksekusi :

Analisis : pada program diatas digunakan perulangan for, dimana


perulangan dilakukan mulai dari iterasi ke-1 samapai dengan iterasi ke-20.
Sehingga dengan persamaan fungsi f(x) = x2-x-6 dilakukan proses iterasi
sebanyak 20 iterasi. Dalam listing program terdapat seleksi, jika
f(c)*f(b)<0 maka nilai a = c dan jika tidak maka nilai b = c. Seleksi ini
digunakan untuk melakukan update data dan menentukan range atau
interval baru untuk melanjutkan proses iterasi.
Interval Baru
>> Jika f(c)*f(b) kurang dari 0 yang
a

sebagai interval baru adalah a dan c.

7|

>> Jika f(c)*f(b) tidak kurang dari 0


maka sebagai interval baru
adalah a dan c.

Output (i,a,b,c,error)
Tidak

b=c

Algoritma : Ya
1) Start
f(c)*f(b) nilai
<0 a dan b.
2) Tentukan
Input (a)a = c
Input (b)
3) Hitung f(a) dan f(b).
f(a)a2-a-6
f(b)b2-b-6
4) for i = 1:20
5) Hitung c.
(a+ b)
c
2

Interval Baru

Flowchat :
Start

Input (a,b)
f(a)=a2-a-6
f(b)=b2-b-6

for i = 1 sampai 20

6) Hitung f(c).
f(c)c2-c-6
c=
7) Hitung nilai error.
f(c)=c2-c-6
error abs(f(c))
error = abs(f(c))
8) Tampilkan nilai i, a, b, c, error.
Output (i)
Output (a)
Output (b)
Output (c)
Output (error)
9) Jika f(c)*f(b)<0 maka a = c.
10) Jika tidak, b = c.
11) Perhitungan atau program akan dihentikan apabila telah mencapai
iterasi ke-20. Jika terpenuhi ulangi langkah 5.
12) End
i
While dengan syarat i < 20
Listing Program :

End

8|

Tidak
Output (i,a,b,c,error)

Ya

Hasil Eksekusi :

Start

Tidak

f(c)*f(b) <0

b=c

Ya

i=0
error = 1

a = cInput (a,b)

f(a)=a2-a-6
f(b)=b2-b-6

i<20

i=i+1
c=
f(c)=c2-c-6
error = abs(f(c))

Algoritma :
1) Start
2) Tentukan nilai a dan b.
Input (a)
Input (b)

End

Flowchat :

9|
i

3) Hitung f(a) dan f(b).


f(a)a2-a-6
f(b)b2-b-6
4) while i<20
5) Hitung i
i=i+1
6) Hitung c.
( a+b )
c
2
7) Hitung f(c).
f(c)c2-c-6
8) Hitung nilai error.
error abs(f(c))
9) Tampilkan nilai i, a, b, c, error.
Output (i)
Output (a)
Output (b)
Output (c)
Output (error)
10) Jika f(c)*f(b)<0 maka a = c.
11) Jika tidak, b = c.
12) Perhitungan atau program akan dihentikan apabila syarat i<20 tidak
terpenuhi. Jika terpenuhi ulangi langkah 5.
13) End
Penambahan toleransi dapat mempengaruhi hasil eksekusi program
yaitu pada waktu perhitungan dan kedekatan nilai akar dengan akar
sebenarnya. Dengan menambah toleransi (nilai toleransi diperbesar) maka
waktu yang dibutuhkan program untuk melakukan iterasi akan semakin
cepat karena iterasi yang dilakukan juga lebih sedikit, sehingga akar
pendekatannya pun kurang dekat dengan akar sebenaranya. Dan
sebaliknya apabila nilai toleransi dikurangi hingga nilai yang sangat kecil
maka waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi program akan lebih
lama karena iterasi yang dilakukan semakin banyak sehingga hasil akar
pendekatan yang didapat pun bisa semakin dekat dengan akar sebenarnya.
While dengan syarat error > 0.001
Listing Program :

10 |

Toleransi error harus lebih besar dari


0.001, apabila kurang dari 0.001
maka perhitungan/proses iterasi
Tidak
dihentikan.
Output (i,a,b,c,error)

Hasil Eksekusi :

Ya

Start

i=0
error = 1
Tidak

f(c)*f(b) <0

Ya
Input (a,b)

b=c

a=c
f(a)=a2-a-6
f(b)=b2-b-6

error>0.001
Analisis : Pada program di atas dengan menggunakan
metode biseksi dan

nilai tolerasi error = 0.001 dibutuhkan 14 iterasi. Padahal pada program


End

sebelumnya terlihat bahwa iterasi di lakukan isampai


= i + 1 20 iterasi. Maka
c=
adanya harga toleransi atau toleransi error untuk menghentikan
pencarian/
f(c)=c2-c-6

errorteliti
= abs(f(c))
proses iterasi terus menerus, dimana semakin
(kecil nilai toleransi

errornya) maka semakin besar jumlah iterasi yang dibutuhkan dan berlaku
sebaliknya. Berikut algoritma dan flowchat.
Algoritma :
1) Start

Flowchat :

11 |
i

2) Tentukan nilai a dan b.


Input (a)
Input (b)
3) Hitung f(a) dan f(b).
f(a)a2-a-6
f(b)b2-b-6
4) while error>0.001
5) Hitung i
i=i+1
6) Hitung c.
( a+b )
c
2
7) Hitung f(c).
f(c)c2-c-6
8) Hitung nilai error.
error abs(f(c))
9) Tampilkan nilai i, a, b, c, error.
Output (i)
Output (a)
Output (b)
Output (c)
Output (error)
10) Jika f(c)*f(b)<0 maka a = c.
11) Jika tidak, b = c.
12) Perhitungan atau program akan dihentikan apabila syarat error>0.001 tidak
terpenuhi. Jika terpenuhi, ulangi langkah 5.
13) End
D. Tugas
Tugas pada praktikum ini diantaranya,
1. Buatlah modifikasi program sebelumnya dimana memenuhi syarat berikut,
Perhitungan atau program akan dihentikan jika atau selama sudah
mencapai maksimum iterasi atau jika errornya sudah mencapai toleransi
error. Dan diteruskan jika error > toleransi error dan belum mencapai
maksimum iterasi. !
Modifikasi Program dengan Logika AND
Listing Program :

12 |

Logika
AND
Tidak
Output (i,a,b,c,error)

Hasil Eksekusi :

Ya

Start

i=0
error = 1
f(c)*f(b) <0

Ya
Input (a,b)
a=c
f(a)=a2-a-6
f(b)=b2-b-6

1)
2)

3)

4)
5)
6)

Algoritma :
Start
Tentukan nilai a dan b.
Input (a)
Input (b)
Hitung f(a) dan f(b).
f(a)a2-a-6
f(b)b2-b-6
while error>0.001 && i <100
Hitung i
i=i+1
Hitung c.

Flowchat&&
: i<100
error>0.001

End
i=i+1
c=
f(c)=c2-c-6
error = abs(f(c))

13 |
i

( a+b )
2

7) Hitung f(c).
f(c)c2-c-6
8) Hitung nilai error.
error abs(f(c))
9) Tampilkan nilai i, a, b, c,f(a),
f(b), f(c), error.
Tidak
Output (i)
Output (a)
b=c
Output (b)
Output (c)
Output (f(a))
Output (f(b))
Output (f(c))
Output (error)
10) Jika f(c)*f(b)<0 maka a = c. Jika tidak, b = c.
11) Perhitungan atau program akan dihentikan apabila salah satu atau kedua
syarat yaitu error>0.001 dan i<100 tidak terpenuhi. Jika kedua syarat
terpenuhi, maka ulangi langkah 5.
12) End
Analisis : diketahui bahwa pada logika AND, Output berlogika 1 apabila
kedua inputan berlogika 1 dan Output berlogika 0 apabila salah satu atau
kedua inputan berlogika 0. Dimana logika 1 artinya terpenuhinya syarat
(benar) dan logika 0 artinya tidak sesuai dengan syarat (salah). Pada
program di atas perulangan while akan berjalan apabila semua syarat
tepenuhi, tetapi akan berhenti apabila salah satu atau kedua syarat tidak
terpenuhi. Dengan menggunakan tolerasi error sama dengan 0.001
dibutuhkan 14 iterasi.
2. Tentukan a value of pada kasus diatas menggunakan Metode Biseksi !
Persamaan di atas merupakan merupakan penggambaran sifat darah
sebagai cairan non-newtonian menggunakan model Casson. Dengan nilai
F( )=0,4 ; batas bawah =0,05 dan batas atas =0,15 sehingga persamaan
yang menjadi :
F( ) = 1

16

4
3

1
- 21 4

14 |

dimana F( ) = 0.4
Maka didapakan
y = [1

y = 0.6

16

16

4
3
4
3

1
- 21 4] 0.4
1
- 21 4

( digambarkan dengan x) :

Fungsi bernama fungsicasson yang akan dicari salah satu akar


persamaannya dengan menggunakan metode Biseksi.

Metode Biseksi
Listing Program :

15 |

Hasil Eksekusi :

Analisis : problem soal di atas adalah mencari akar pendekatan dengan


batas bawah = 0,05 dan batas atas = 0,15. Pada hasil eksekusi dapat dilihat
bahwa persamaan fungsicasson menggunakan Metode Biseksi (bagidua)
memiliki akar pendekatan sama dengan 0,104688 dengan nilai error =
0,000025 dan proses iterasi dihentikan pada iterasi ke-6.

Algoritma :
1) Start

Flowchat :
Start

16 |

2) Definisikan fungsi y
yfungsicasson(x)
3) Tentukan nilai a dan b.
Input (a)
Input (b)
4) Hitung f(a) dan f(b).
f(a) fungsicasson(a)
f(b) fungsicasson(b)
5) Jika f(a)*f(b) > 0,
maka interval tidak mengandung
akar. Jika tidak, maka lanjut
langkah berikutnya.
6) while error>0.0001 && i <100
7) Hitung i
8) i=i+1
9) Hitung c.
( a+b )
10) c
2

i=0
error = 1

Input (a,b)
f(a)=fungsicasson(a)
f(b)=fungsicasson(b)
Ya

f(a)*f(b) >0

Tidak

Output(tdk ada akar)

error>0.001 && i<100

Tidak

Ya
i=i+1
c=

End

(a+ b)
2

Output (i,a,b,c,f(a),f(b),f(c),error)
f(c)=fungsicasson(c)

11) Hitung f(c).


f(c) fungsicasson(c)
12) Hitung nilai error.
f(c)*f(b) <0
Ya
Tidak
error abs(f(c))
13) Tampilkan nilai i, a, b, c, error.
b=c
a=c
Output (i)
Output (a)
i
Output (b)
Output (c)
Output (f(a))
Output (f(b))
Output (f(c))
Output (error)
14) Jika f(c)*f(b)<0 maka a = c.
15) Jika tidak, b = c.
16) Perhitungan atau program akan dihentikan apabila salah satu atau kedua
syarat yaitu error>0.001 dan i<100 tidak terpenuhi. Jika kedua syarat
terpenuhi, maka ulangi langkah 7.
17) End
3. Selesaikan problem diatas menggunakan metode Regula Falsi!
Metode regula falsi metode metode pencarian akar persamaan dengan
memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range. Seperti
halnya metode biseksi, metode ini bekerja secara iterasi dengan melakukan
update range.

17 |

Listing Program :

Hasil Eksekusi :

Start

1)
2)

3)

4)

5)

Algoritma :
Start
Definisikan fungsi y
yfungsicasson(x)
Tentukan nilai a dan b.
Input (a)
Input (b)
Hitung f(a) dan f(b).
f(a) fungsicasson(a)
f(b) fungsicasson(b)
Jika f(a)*f(b) > 0,
maka interval tidak mengandung
akar. Jika tidak, maka lanjut

i=0
error = 1

Flowchat :
Input (a,b)

f(a)= fungsicasson(a)
f(b)=fungsicasson(b)

f(a)*f(b) >0

Ya

Output(tdk ada akar)

Tidak

error>0.001 && i<100

Tidak

Ya
i=i+1
c=
f(c)=fungsicasson(c)
error = abs(f(c))

End

18 |

Output (i,a,b,c,f(a),f(b),f(c),error)

Tidak

langkah berikutnya.
while error>0.0001 && i <100
Hitung i
i=i+1
Hitung c.
af ( b )bf (a)
c
f ( b )f (a)
6)
7)

8)

f(c)*f(b) <0

b=c

Ya

a=c

9) Hitung f(c).
f(c) fungsicasson(c)
10) Hitung nilai error.
error abs(f(c))
11) Tampilkan nilai i, a, b, c, error.
Output (i)
Output (a)
Output (b)
Output (c)
Output (f(a))
Output (f(b))
Output (f(c))
Output (error)
12) Jika f(c)*f(b)<0 maka a = c.
13) Jika tidak, b = c.
14) Perhitungan atau program akan dihentikan apabila salah satu atau kedua
syarat yaitu error>0.001 dan i<100 tidak terpenuhi. Jika kedua syarat
terpenuhi, maka ulangi langkah 7.
15) End
Analisis : pada hasil eksekusi dapat dilihat bahwa dengan menggunakan
Metode Regula Falsi, didapatkan akar pendekatan pada iterasi ke-5 dengan
nilai error = 0.000125. Namun jika di bandingkan metode Regula Falsi
memiliki proses iterasi lebih sedikit dibanding dengan metode Biseksi
yang hasil eksekusinya menunjukkan akar pendekatan pada iterasi ke-6.
4. Analisis kelemahan dan kelebihan Metode Biseksi dna Regula falsi !
Dari percobaan yang telah dilakukan, terdapat perbedaan dari hasil
iterasi yang dihasilkan dengan menggunakan metode Biseksi dan metode
Regula Falsi. Pada Metode Biseksi, berhasil menemukan akar (solusi)
yang dicari dari persamaan, atau dengan kata lain selalu konvergen serta
rumus yang digunakan simple. Namun metode Biseksi hanya dapat

19 |

dilakukan apabila ada akar persamaan pada interval yang diberikan. Jika
terdapat beberapa akar pada interval yang diberikan maka hanya satu akar
saja yang dapat ditemukan. Selain itu memiliki proses iterasi yang banyak
sehingga memperlama proses penyelesaian (kecepatan konvergensinya
sangat lambat). Dan harus tepat dalam pemilihan batas atas dan batas
bawah karena metode ini tidak memandang bahwa sebenarnya akar atau
solusi yang dicari dekat sekali dengan batas interval yang digunakan.
Sedangkan untuk metode Regula Falsi sama halnya dengan metode
Biseksi yang berhasil menemukan akar (solusi) yang dicari dari
persamaan, atau dengan kata lain selalu konvergen. Namun dalam
praktikum ini, metode Regula Falsi lebih bagus daripada biseksi. Dapat
dilihat bahwa dengan hasil akar dan error yang hampir sama jumlah iterasi
pada metode Regula Falsi lebih sedikit. Karena memiliki proses iterasi
yang lebih sedikit sehingga mempercepat proses penyelesaian atau dapat
dikatakan kecepatan konvergensinya terbilang cepat.

E. Daftar Pustaka
Abdia A., Gunaidi. 2006. The Shortcut of MATLAB Programming.
Bandung : Penerbit Informatika
Heru, Sutarno dan Rachmawati, Dewi. 2008. Hands-Out Metode Numerik.
Universitas Pendidikan Indonesia
Munir,R., 2003. Metode Numerik. Informatika Bandung
Subakti, Irfan. 2006. Metode Numerik. Surabaya : Institut Teknologi
Sepuluh Nopember

20 |

21 |

Anda mungkin juga menyukai