Usus halus dibagi menjadi tiga bagian (Gambar 24.19). Bagian pertama dari usus kecil adalah duodenum (doo′-ō-DE--num atau doo-OD-e-num), bagian terpendek, dan terletak retroperitoneal. Duodenum dimulai dari sfingter pilorus lambung yang berbentuk huruf C yang memanjang sekitar 25 cm (10 inci) hingga menyatu dengan jejunum. Duodenum berarti “12”; Dinamakan demikian karena panjangnya kira-kira selebar 12 jari. Duodenum sendiri terdiri atas 4 bagian : 1. Pars superior 2. Pars descendens 3. Pas horizontal 4. Pars ascendens Bagian kedua : Jejunum (je-JOO-num) adalah bagian berikutnya dan panjangnya sekitar 1 m (3 kaki) dan meluas ke ileum. Bagian terakhir dan terpanjang dari usus kecil, ileum (IL-ē-um = bengkok), berukuran sekitar 2 m (6 kaki) dan bergabung dengan usus besar pada sfingter otot polos yang disebut sfingter ileocecal (katup ileocecal) (il' -ē-ō-SE--kal).
Vaskularisasi Pada Usus Halus
Hampir semua daerah usus halus diperdarahi oleh A. mesenterika superior. A. mesenterika superior dicabangkan dari aorta tepat dibawah A. Coeliaca. Duodenum diperdarahi oleh A. gastroduodenalis dan cabangnya, A. pancreaticoduodenalis superior. Aliran darah balik melalui vena mesenterika superior yang menyatu dengan vena lienalis membentuk vena porta.
Histologi Usus Halus :
Dinding usus halus terdiri dari empat lapisan yang sama yang membentuk sebagian besar dari saluran GI yaitu : lapisan mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa Lapisan mukosa terdiri dari lapisan epitel, lamina propria, dan muskularis mukosa. Lapisan epitel mukosa usus halus terdiri dari epitel kolumnar sederhana yang mengandung banyak jenis sel. Sel-sel serap epitel mengandung enzim yang mencerna makanan dan memiliki mikrovili yang menyerap nutrisi dalam chyme di usus kecil. Dalam epitel terdapat juga sel goblet, yang mengeluarkan musin glikoprotein yang terhidrasi dan berikatan silang membentuk mukus dengan fungsi utama melindungi dan melumasi lapisan usus. Mukosa usus kecil mengandung banyak celah dalam yang dilapisi dengan epitel kelenjar, yaitu kelenjar Brunner dan kelenjar lieberkuhn. Selain sel absorptif dan sel goblet, kelenjar usus juga mengandung sel paneth dan sel enteroendokrin. Sel Paneth mengeluarkan lisozim, enzim bakterisidal, dan mampu melakukan fagositosis.