Anda di halaman 1dari 5

Kontras: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Volume xx, No xx, Bulan Tahun


Hal xx-xx

Analisis Objektif Pada Puisi “Akankah Dirayakan” Karya Islami Sri Devi
Eby Lajuba

Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Al Washliyah Labuhanbatu, Labuhanbatu,
Indonesia

Email: ebylajuba@gmail.com

Abstrak
Kritik sastra merupakan salah satu objek studi sastra ( cabang ilmu sastra) yang sifatnya melakukan
analisis, penafsiran dan penilaian terhadap teks sastra sebagai karya seni. Kritik sastra adalah anlisa terhadap suatu
karya sastra untuk mengamati atau menilai baik buruknya suatu karya secara objektif. Pada artikel ini kita akan
melakukan kritik sastra dengan melalui pendekatan objektif terhadap puisi Akankah Dirayakan karya Islami Sri
Devi. Kritik objektif adalah suatu kritik sastra yang menggunakan pendekatan atau pandangan bahwa suatu karya
sastra adalah karya yang mandiri. Ia tidak perlu dilihat dari segi pengarang, pembaca ataupun dunia sekitarnya. Ia
harus dilihat sebagai objek yang berdiri sendiri, yang memiliki dunia sendiri. Oleh sebab itu, kritik sastra yang ini
dilakukan atas suatu karya sastra dengan suatu kajian intrinsik semata. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
tentang unsur – unsur intrinsik dalam puisi yang dianalisis.

Kata Kunci: Analissis Objektif, Analisis Puisi, Unsur Intrinsik Puisi

Abstract
Literary criticism is one of the objects of literary study (a branch of literature) which is to analyze, secure and
evaluate literary texts as works of art. Literary criticism is an analysis of a literary work to objectively observe or
assess the pros and cons of a work. In this article, we will carry out literary criticism using an objective approach to
the poem Mau Celebrated by Islami Sri Devi. Objective criticism is a literary criticism that uses the approach or view
that a literary work is an independent work. It does not need to be seen from the point of view of the author, reader or
the world around it. It must be seen as an independent object, which has a world of its own. Therefore, this literary
criticism is carried out on a literary work with an intrinsic study alone. This study aims to explain about the intrinsic
elements in the poetry being analyzed.
Keywords: Objective Analysis, Poetry Analysis, Intrinsic Elements of

1. PENDAHULUAN
Kritik objektif (objective criticism) adalah kritik yang  menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang
mandiri, bebas dari sekitarnya, bebas dari penyair, pembaca, ataupun dunia sekitarnya. Karya sastra ini
merupakan sebuah keseluruhan yang mencukupi dirinya, tersusun dari bagian-bagian yang saling berjalinan erat
secara batiniah, dan mempertimbangan dan analisis dengan kriteria intrinsik berdasarkan keberadaannya, seperti
kompleksitas, koherensi, keseimbangan, integritas, dan saling hubungan antara unsur-unsur
pembentuknya. Berikut kami paparkan analisis sajak Islami Sri Devi “ Akankah Dirayakan” dengan
menggunakan pendekatan objektif.
Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memfokuskan perhatian penuh pada karya sastra sebagai
struktur yang otonom, oleh karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme.
Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga sebagai pendekatan objektif. Semi (1993:67) menyebutkan
bahwa pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan objektif, pendekatan formal atau pendekatan
analitik. Pendekatan ini juga disebut oleh Welek dan Waren (1990) sebagai pendekatan intrinsik, karena
kajiannya difokuskan pada unsur intrinsik karya sastra yang dipandang memiliki kebulatan, koherensi, dan
kebenaran sendiri. Proses analisis diarahkan kepada pemahaman terhadap bagian – bagian karya sastra dalam
menyangga keseluruhan, dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian – bagian.

Author1| https://ejurnal.univalabuhanbatu.ac.id/index.php/kontras/index | Page xx


Kontras: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume xx, No xx, Bulan Tahun
Hal xx-xx

Salah satu puisi karya Islami Sri Devi yang berjudul Akankah Dirayakan merupakan puisi yang
menarik. Puisi tersebut menggunakan bahasa yang mudah dan dipahami dan mengandung amanat yang baik.
Selain itu puisi yang berjudul “Akankah Dirayakan” ini banyak menggunakan diksi dan majas – majas yang
indah namun mudah dimengerti. Berdasarkan data diatas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut: Unsur intriksik lahir dan batin apa yang digunakan pada puisi yang berjudul “Akankah Dirayakan”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui unsur intrinsik lahir dan batin apa yang terdapat pada puisi
karya Islami Sri Devi yang berjudul “Akankah Dirayakan”.

2. PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, pendekatan struktural sastra digunakan sebagai alat untuk mengetahui isi yang
terkandung didalam puisi Akankah Dirayakan karya Islami Sri Devi. Menurut Pradopo (2001:54) , Teori
struktural adalah adanya anggapan bahwa didalam dirinya sendiri, karya sastra merupakan suatu yang otonom
serta dipahami sebagai suatu kesatuan yang bukat dengan unsur – unsur pembangunnya yang saling berjalin.
Strukturalisme adalah satu aliran filsafat yang muncul di Prancis.

Strukturalisme dapat diartikan sebagai satu cabang atau mode pemikiran dalam bidang filsafat atau
aliran pemikiran yang mengungkapkan struktur terdalam, dalam suatu realitas yang tampak kacau dan tak
beraturan yang beraneka ragam secara ilmiah, menekankan pada metode yang subjektif mengikuti formula atau
hukum –hukum sehingga bersifat ketat dan menjaga jarak antara yang diamati dan yang mengamati (Susanto,
2012:88-89).

Teori strukturalisme sastra merupakan sebuah teori untuk mendekati teks – teks sastra yang
menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks. Sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara
berbagai unsur teks. Strukturalisme mengupayakan adanya suatu dasar yang ilmiah bagi teori sastra. Teuw
mengungkapkan asumsi dasar daalah teks sastra merupakan keseluruhan, kesatuan yang bulat dan mempunyai
koherensi batiniah. Strukturalisme mengacu pada praktik mkritik sastra yang model analisisnya didasarkan pada
teori linguistik modern, yang pendekatannya pada unsur intrinsik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif merupakan
suatu metode yang mengungkapkan, menguraikan, dan memaparkan objek penelitian.

Adapun bentuk penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian sastra lebih sesuai menggunakan penelitian
kualitatif karena sastra adalah bentuk karya kreatif yang bentuknya senantiasa berubah dan tidak tetap yang
harus diberikan penafsiran. Moleong (2000), menyatakan bahwa penelitian kualitatif lebih banyak
mementingkan proses daripada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian – bagian yang sedang diteliti
akan jauh lebih jelas apabila diamti dalam proses.

Akankah Dirayakan

(Islami Sri Devi)

Kugandeng ibu berjalan tertatih


Berpayung teriknya mentari
Tatkala indera mendengar riuh
Sebuah pesta di sebelah kiri

Kue bolu berbalut hiasan


Di atasnya lilin menyala
Nampak lezat nan menggiurkan
Diselingi tawa bahagia

Di meja sana tertata beragam hadiah


Bermacam pola nan indah
Sungguh menawan
Dinding dan pagar dipenuhi balon

Author1| https://ejurnal.univalabuhanbatu.ac.id/index.php/kontras/index | Page xx


Kontras: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume xx, No xx, Bulan Tahun
Hal xx-xx

Oh ibu, aku mau seperti itu!


Rengek bibir mungilku
Nanti anakku, lihat lah di sana
Uang kita menunggu untuk dikais

Dari data – data diatas, dapat diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
A. Unsur Lahir
1. Tipografi
Puisi “Akankah Dirayakan” karya Islami Sri Devi ini memiliki tipografi yang cenderung umum dan
sering digunakan. Puisi ini memiliki empat bait dengan 4 baris disetiap baitnya. Setiap awal larik puisinya
menggunakan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik (.) serta tidak banyak menggunakan tanda
baca lain yang digunakan hanya tanda baca seru (!) pada larik Oh ibu, aku mau seperti itu!

2. Diksi
Pemilihan kata-kata dalam puisi “Akankah Dirayakan“ menggunakan kata kata yang
sederhana sehingga maknanya dengan mudah dipahami. Dalam puisi tersebut juga terdapat kata yang memakai
konotasi, seperti :
Tertatih : Kugandeng ibu berjalan dengan langkah yang lamban dan agak terhuyung
Berpayung : Dibayungi atau ditimpah oleh panasnya sinar matahari
Riuh : Tatkala indera mendengar suara yang ramai
Nan : Yang

3. Citraan
Citraan yang dipakai dalam puisi “Akankah Dirayakan” ini adalah :
Citraan Penglihatan, sehingga hal hal yang tidak terlihat seolah olah terlihat, seperti:
Sebuah pesta disebelah kiri/Nampak lezat nan menggiurkan/Dimeja sana tertata beragam hadiah/Nanti
anakku, lihatlah disana!
Citraan peraba, citraan yang timbul gambar angan ysang dapat dihayati dengan indra peraba atau perasaan.
Seperti :
Berpayung terikny matahari
Citraan Pendengaran, citraan yang dapat tergambar yang dapat dihayati dengan indra pendengaran, seperti :
Tatkala indera mendengar riuh/Diselingi tawa bahagia

4. Bunyi
Bunyi yang terdapat dalam puisi “ Akankah Dirayakan“ ini adalah bunyi cacophony yaitu bunyi yang
digunakan untuk menciptakan suasana ketertekanan, keterasingan, kesedihan danlain sebagainya., tampak bahwa
sang penyair ingin menyampaik keinginan seorang anak untuk dirayakan juga ulang tahunnya seperti anak yang
lainnya.

5. Irama
Irama yang digunakan dalam puisi “ Akankah Dirayakan“ adalah irama yang menunjukkan rasa ingin
yang ditunjukkan oleh seorang anak yang sangat ingin dirayakan ulang tahunnya.

6. Rima
Puisi ini memiliki yang berbeda – beda. Pada bait pertama menggunakan akhiran h pada baris pertama
dan ketiga dan akhiran i pada baris kedua dan keempat, seperti:

Author1| https://ejurnal.univalabuhanbatu.ac.id/index.php/kontras/index | Page xx


Kontras: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume xx, No xx, Bulan Tahun
Hal xx-xx

Kugandeng ibu berjalan tertatih


Berpayung teriknya mentari
Tatkala indera mendengar riuh
Sebuah pesta di sebelah kiri

Pada bait kedua menggunakan akhiran n pada baris pertama dan ketiga dan akhiran a pada baris kedua dan
keempat, seperti:

Kue bolu berbalut hiasan


Di atasnya lilin menyala
Nampak lezat nan menggiurkan
Diselingi tawa bahagia

Pada bait ketiga juga menggunakan rima yang berbeda yakni pada dua baris pertama menggunakan akhiran h
dan pada dua baris terakhir menggunakan akhiran n, seperti:

Di meja sana tertata beragam hadiah


Bermacam pola nan indah
Sungguh menawan
Dinding dan pagar dipenuhi balon

Dan pada bait terakhir atau bait keempat juga menggunakan rima yang berbeda yakni pada baris pertama dan
ketiga menggunakan akhiran a , dan pada baris kedua dan keempat menggunakan akhiran i, seperti:

Oh ibu, aku mau seperti itu!


Rengek bibir mungilku
Nanti anakku, lihat lah di sana
Uang kita menunggu untuk dikais

7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi “ Akankah Dirayakan“ adalah gaya bahasa perumpamaan
(jenis majas padanan kata) dan majas personifikasi. Seperti :
Majas Perumpamaan:
Berpayung teriknya matahari
Uang kita menunggu untuk dikais
Majas Personifikasi:
Kue bolu berbalut hiasan

8. Kata Konkret

Pada puisi “Akankah Dirayakan” terdapat kata konkret seperti  Tatkala indera mendengar riuh artinya
menggambarkan suara yang rami berasal dari sebuah pesta ulang tahun.

B. Unsur Batin

1. Tema
             Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus
bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. Tema yang diangkat pada puisi

Author1| https://ejurnal.univalabuhanbatu.ac.id/index.php/kontras/index | Page xx


Kontras: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume xx, No xx, Bulan Tahun
Hal xx-xx

“Akankah Dirayakan” yaitu tentang kesedihan dan kecemasan seorang anak. Tentang seorang anak yang begitu
menginginkan sebuah pesta ulang tahun untuk hari kelahirannya namun mengingat bahwa ibunya mungkin tak
mampu.

2. Rasa

Rasa adalah  sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi. Rasa yang ada
pada puisi “ Akankah Dirayakan “ ini adalah rasa kecemasan dan kesedihan seorang anak.

3.Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.  Pada puisi
“Akankah Dirayakan” ini, adanya penuangan perasaan keinginan, kecemasan serta kesedihan dan keterasingan.

4. Amanat
Amanat adalah maksud, himbauan, pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair melalui
puisinya . Amanat yang terdapat pada puisi “Akankah Dirayakan“ adalah agar kita sebagai anak jangan terlalu
banyak menuntut apapun dari orang tua, kita harus bisa saling mengerti dengan keadaan, dan sebagai orang
tupun hendaknya memberikan kehidupan yang layak untuk anak.

3. SIMPULAN
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa puisi “Akankah Dirayakan” karya Islami Sri
Devi ini adalah puisi yang sangat bagus, kebahasaan serta amanat yang disampaikan oleh penyair dalam puisi ini
tergambar jelas dan mudah dipahami. Analisis pendekatan objektif yang saya gunakan untuk membedah unsur
intrinsik pada puisi ini mengarahkan saya pada sebuah kesimpulan bahwa puisi ini memiliki unsur intrinsik yang
lengkap seperti unsur lahir dan batin. Kritik objektif adalah suatu kritik sastra yang menggunakan pendekatan
atau pandangan bahwa suatu karya sastra adalah karya yang mandiri.

DAFTAR PUSTAKA
Analisis Struktur Batin Puisi Sesamar Kasih Pencari Rezeki Karya Dwi Ayu Utami Nasution

Arini, Cici.(2015). “Kritik Sastra Objektif Terhadap Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye”. Skripsi.
Indralaya:FKIP Universitas Sriwijaya

Luxembourg, Janvan, Mieke Bal, William G. Weststeijin. Pengantar Ilmu Sastra. 1992. Jakarta: PT. Gramedia

Nurhidayah, Suaka, K. (2018). Unsur intrinsik roman Salah asuhan karya abdoel moeis. Suluh Pendidikan, 16(1), 67–84.

Rahmat Djoko Pradopo. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. RD Pradopo. Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widia, 2001

Semi. 1993.Mtode Penelitian Sastra/ M. Atar Semi: PT. Angkasa Raya.

Teuww, A.Sastra dan Ilmu Sastra.1984.Bandung:PT.Dunia Pustaka Jaya

Tressyalina. (2016). Unsur Intrinsik Novel tembang Ilalang Karya MD. Aminuddin: Suatu Analisis Strukturalis. Logat, 3(2), 108–118.

Wellek dan Waren. 1990.Theory of Literature.(Jakarta: PT.Gramedia, 1990)

Author1| https://ejurnal.univalabuhanbatu.ac.id/index.php/kontras/index | Page xx

Anda mungkin juga menyukai