Anda di halaman 1dari 59

Pembelajaran Unggul

MATEMATIKA
SMK/MAK Kelas X

Penulis : Yersita

Editor : Yuni Melfia


Desain Kover : Irfan Hoerudin
Layouter : Edi Setiawan

Dicetak oleh BA Printing


Diterbitkan oleh PT Bumi Aksara
Jl. Sawo Raya No. 18
Rawamangun, Jakarta Timur-13220

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan cara apa pun
juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin
tertulis dari penerbit.
Prakata

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan
dan petunjuk-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku Matematika SMK/MAK
Kelas X ini. Selain itu, penulis juga bersyukur atas alam semesta ciptaan-Nya sehingga manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia butuh kemampuan untuk
belajar dan berpikir. Dengan mempelajari matematika, kalian dapat meningkatkan kemampuan dalam
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dapat menghargai pendapat orang lain, serta mampu
bersaing di lingkungan global.
Buku ini disusun berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian
Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah pada Kurikulum Merdeka. Buku ini memuat beberapa elemen di antaranya Bilangan, Aljabar,
Pengukuran, Geometri, Analisis Data dan Peluang. Adapun relevansinya dengan profil pelajar Pancasila,
proses pembelajaran materi dalam buku ini ditujukan untuk mengembangkan kemandirian, kemampuan
bernalar kritis, dan kreativitas kalian.
Pembahasan dalam buku ini disusun dengan gaya bahasa yang sederhana, komunikatif, dan mudah
dipahami sehingga dapat membantu kalian mendapatkan informasi yang dibutuhkan mengenai berbagai hal
yang ingin diketahui. Pola penyajian buku ini lebih menekankan pada pendekatan inkuiri sehingga kalian
selalu dimotivasi untuk aktif berpikir dan dilibatkan untuk memperoleh pengalaman belajar secara langsung
melalui keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Guna memudahkan siswa dalam mempelajari materi yang ada, pada setiap bab dilengkapi dengan Peta
Konsep, Kata Kunci, Aktivitas Mat, Tugas, Latihan, Tokoh, Smart Learning, Rangkuman, Refleksi Diri, Uji
Kompetensi, Soal AKM, dan Proyek. Selain itu, terdapat soal Penilaian Akhir Semester di setiap semester. Buku
ini juga dilengkapi dengan Glosarium, Daftar Pustaka, dan Indeks.
Akhir kata, Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang turut membantu penerbitan
buku ini. Penulis mengharapkan saran dari pembaca untuk perbaikan buku ini di masa yang akan datang.

Penulis

Prakata iii
Capaian Pembelajaran

Elemen Capaian Pembelajaran

Bilangan Di akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat


bilangan berpangkat (termasuk bilangan pangkat pecahan).
Mereka dapat menerapkan barisan dan deret aritmetika dan
geometri, termasuk masalah yang terkait bunga tunggal dan
majemuk.

Aljabar dan Fungsi Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel dan sistem
pertidaksamaan linear dua variabel. Mereka dapat menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat
(termasuk akar imajiner), dan persamaan eksponensial (berbasis
sama) dan fungsi eksponensial.

Pengukuran -

Geometri Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan


segitiga siku-siku yang melibatkan perbandingan trigonometri
dan aplikasinya.

Analisis Data dan Peluang Di akhir fase E, peserta didik dapat merepresentasikan dan
menginterpretasi data dengan cara menentukan jangkauan kuartil
dan interkuartil. Mereka dapat membuat dan menginterpretasi
box plot (box-and-whisker plot) dan menggunakannya untuk
membandingkan himpunan data. Mereka dapat menggunakan
box plot, histogram dan dot plot sesuai dengan natur data dan
kebutuhan. Mereka dapat menggunakan diagram pencar untuk
menyelidiki dan menjelaskan hubungan antara dua variabel
numerik (termasuk salah satunya variabel bebas berupa waktu).
Mereka dapat mengevaluasi laporan statistika di media berdasarkan
tampilan, statistika dan representasi data.
Peserta didik dapat menjelaskan peluang dan menentukan
frekuensi harapan dari kejadian majemuk. Mereka menyelidiki
konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas, dan menentukan
peluangnya.

iv Matematika Kelas X
Profil Pelajar Pancasila

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha
Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman
tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.

Elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
1. Akhlak beragama 4. Akhlak kepada alam
2. Akhlak pribadi 5. Akhlak bernegara.
3. Akhlak kepada manusia

Berkebinekaan Global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya,
dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya
dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya
luhur bangsa.

Elemen kunci kebinekaan global


1. Mengenal dan menghargai budaya
2. Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama
3. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan

Bergotong Royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan
untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar
kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah, dan ringan.

Profil Elemen kunci bergotong royong


1. Kolaborasi
2. Kepedulian
Pelajar 3. Berbagi

Pancasila Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung
jawab atas proses dan hasil belajarnya.

Elemen kunci mandiri


1. Kesadaran akan diri
2. Situasi yang dihadapi serta regulasi diri

Bernalar Kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi
baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai
informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.

Elemen kunci bernalar kritis


1. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksi pemikiran dan proses berpikir
4. Mengambil keputusan

Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

Elemen kunci kreatif


1. Menghasilkan gagasan yang orisinal
2. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

Profil Pelajar Pancasila v


Petunjuk Penggunaan Buku

Awal Bab
Bagian ini berisi Tujuan Pembelajaran dan gambar
pembangkit motivasi untuk mengetahui isi bab se-
cara umum dan menarik minat siswa untuk mempe-
Bab Eksponen Bilangan
(Berpangkat) dan
lajari bab terkait. I Logaritma

Peta Konsep

Eksponen Bilangan
(Berpangkat) dan
Logaritma

mempelajari

Tahukah kalian gambar apakah itu? Gambar tersebut merupakan perbesaran gambar bakteri. Gambar
tersebut dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Sebagaimana diketahui virus merupakan
mikroorganisme yang berkembang biak dengan membelah diri. Jika awal mula ada 1 bakteri, kemudian
bakteri tersebut dapat berkembang biak menjadi 2, 4, 8, 16, 32, .... Perubahan apa yang terjadi jika bakteri
Eksponen Logaritma terus-menerus membelah diri? Dapatkah kalian menentukan banyak virus tersebut setelah beberapa jam
kemudian? Bagaimanakah cara menentukannya? Bilangan berpangkat atau eksponen akan membantu
Bilangan Berangkat
kalian untuk menentukan jumlah bakteri dalam kurun waktu tertentu.

meliputi meliputi
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada bab ini, kalian diharapkan mampu:
1) menggeneralisasi sifat-sifat operasi bilang­an berpangkat;
2) menggeneralisasi sifat-sifat operasi bentuk akar;
3) menggeneralisasi sifat-sifat operasi loga­ritma;
4) melakukan manipulasi aljabar dalam per­hitungan yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma; dan
5) menggunakan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat, bentuk akar, dan logaritma dalam menyelesaikan
Bentuk Eksponen Sifat-Sifat Grafik Fungsi Bentuk Bentuk Sifat-Sifat Grafik
a permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
  Eksponen Eksponen Akar log x = n Logaritma Fungsi
 an = aa
× ×a 
×...

Logaritma Logaritma
  https://bit.ly/3lGtSSM
 n 

Kata Kunci
○ Akar
○ Basis
○ Bilangan berpangkat
○ Eksponen
○ Fungsi eksponensial
Logaritma
Tokoh

John Napier (1550-1617)


John Napier adalah seorang bangsawan dari Merchiston, Skotlandia. Ia adalah penemu
bilangan berpangkat atau eksponen. Selain itu, ia juga menemukan bilangan logaritma.
John Napier menyadari bahwa setiap bilangan bisa diubah dalam bentuk eksponen maupun
logaritma, agar bilangan tersebut bisa diubah dalam bentuk yang lebih sederhana.
Peta Konsep Sumber: https://bit.ly/3jNpq3W
Memberikan alur pemikiran yang sistematis tentang
hubungan antarmateri dalam tiap bab.
Kata Kunci
Untuk mengetahui kata yang menjadi pokok pemba- Tokoh
hasan dalam bab yang berkaitan. Memuat uraian singkat tokoh yang berjasa dalam bidang matema-
tika dan untuk memotivasi siswa mempelajari matematika.

Tugas 1.1
Kerjakan kegiatan berikut secara berpasangan!
Kalian akan pergi berlibur ke 'Planet Eksponen'. Saat kalian
ti­ba di sana, tentara eksponen mengangkat senjata karena
ke­ banyakan wisatawan yang berkunjung terus melanggar
hukum yang ber­laku di Planet Eksponen. Mereka menugaskan
kalian untuk membuat brosur dan menuliskan semua hukum Tugas
di planet tersebut. Tugas kalian adalah menjelaskan semua
aturan dan akibat yang akan ter­jadi jika wisatawan melanggar
Memuat kegiatan yang dilakukan siswa baik se-
aturan ter­sebut pada brosur (Jadilah kreatif). cara individu, berpasangan, atau berkelompok
Kalian harus menjelaskan hal-hal. Berikut beberapa aturan
yang dijelaskan dalam brosur yaitu: agar siswa lebih memahami materi pelajaran
(1) aturan hasil kali;
(2) aturan hasil bagi; Sumber: https://bit.ly/3BNnKO3
(3) definisi Perkalian dalam kurung;
(4) apa itu eksponen nol; dan
(5) aturan eksponen pecahan.
Buat hasil kerja kalian semenarik mungkin sesuai yang kalian inginkan. Kalian dapat menyertakan gambar atau
deskripsi planet, pastikan untuk menyertakan semua hukum yang berlaku di Planet Eksponen dalam daftar di atas!

vi Matematika Kelas X
Aktivitas Mat 1.2
Kerjakan hal berikut ini secara berkelompok!
Misalkan suatu berita bohong atau hoaks (hoax) menyebar secara
eksponensial. Berita bohong itu mulai disebarkan seseorang kemudian
berita bohong atau hoaks tersebut menyebar secara cepat. Awalnya,
HOAKS Aktivitas Mat
berita bohong atau hoaks itu diketahui oleh 10 orang. Kemudian, berita
bohong atau hoaks itu disebarkan lagi dengan 1 orang menyebarkan
Memuat kegiatan yang dilakukan siswa
kepada 10 orang sehingga akan ada 10 × 10 orang yang tahu tentang
berita bohong atau hoaks tersebut. Penyebaran hoaks ini terus berlanjut
secara berkelompok untuk membantu
sampai pada waktu penyebaran ke-n. Tuliskan model penyebaran berita HOAKS siswa memahami konsep materi yang
bohong atau hoaks tersebut!
Dari permasalahan di atas, penyebaran berita bohong atau hoaks
dapat ditentukan model persamaannya dengan bantuan Tabel 1.2.
Sumber: https://bit.ly/3kSYsXW akan dibahas.
Gambar 1.5 Ilustrasi hoaks (hoax)
Tabel 1.2 Penyebaran Berita Bohong (Hoaks)

Waktu Pola Penyebaran Berita Penulisannya dalam Jumlah Orang yang Tahu tentang
Penyebaran ke- Bohong (Hoaks) Bentuk Eksponen Berita Bohong (Hoaks)
1 10 10 10
2 10 × 10 102 100
3
3 10 × 10 × 10 10 1.000
4 ... × … × … × 10… …
5 … … … Latihan
6 ... ... ... Berisi soal-soal HOTS dalam setiap
n ... ... ...
subbab untuk mengetahui pemaham­
Pertanyaan:
1. Berdasarkan permasalahan di atas, coba kalian lengkapi Tabel 1.2 seperti contoh! an siswa terhadap materi tersebut
2. Tuliskan model penyebaran dari berita bohong atau hoaks tersebut!
3. Apa yang dapat kalian simpulkan? Diskusikan dengan teman-teman kalian!

Latihan 1.1
Smart Learning Kerjakanlah soal-soal berikut secara perorangan!
1. Diketahui jumlah penduduk di suatu daerah 50.000 2. Andri menabung di sebuah bank. Tabungan awal
jiwa pada tahun 2020. Para ahli telah meneliti bahwa Andri adalah Rp50.000.000,00. Setiap bulan Andri
Pindailah QR Code di bawah ini! tingkat pertumbuhan penduduk di daerah tersebut mendapat pertambahan uang dengan persentase
sekitar 2,5% per tahun. 2% per bulan.
a. Tuliskan bentuk persamaan dari jumlah pendu­ a. Tuliskan bentuk persamaan dari tabungan Andri
duk di daerah tersebut! di bank tersebut!
b. Berapakah jumlah penduduk pada tahun 2050! b. Berapakah besar tabungan Andri setelah 5 tahun!

Smart Learning
Memuat situs-situs di internet yang berhubungan Refleksi Diri
dengan materi yang dibahas dan dapat menambah Sarana evaluasi diri bagi siswa untuk
Sumber: https://bit.ly/3rpKmBQ
wawasan pengetahuan siswa; materi dalam situs-situs menilai pemahamannya terhadap
Setelah kalian memahami materi
pada situs tersebut, selesaikanlah tersebut dapat berupa materi, contoh soal, simulasi, materi dari bab yang dipelajari.
soal-soal berikut! atau video guna melatih literasi digital siswa.
5 5 5 5 .... = ...
1.
3
Refleksi Diri
2. x 3 5 x 3 5 x 3 = ... A. Berilah tanda centang (√)pada kotak yang kalian anggap sesuai! Setelah mempelajari dan mengerjakan tugas-
tugas pada bab ini, bagaimanakah penguasaan kalian terhadap materi-materi berikut!
3. 2 3 2 3 ... Penguasaan Materi
No. Materi
Tidak Menguasai Menguasai Sangat Menguasai
1 Eksponen (Bilangan Berpangkat)
2 Bentuk Logaritma
B. Dari materi pada bab ini, bagian manakah yang paling sulit kalian pahami? Jelaskan alasan kalian!
C. Apa yang kalian lakukan jika tidak menguasai, menguasai, atau sangat menguasai materi?
Uji Kompetensi D. Setelah mempelajari dan mengerjakan tugas-tugas pada bab ini, profil Pelajar Pancasila apa saja yang dapat
kalian kembangkan! Jelaskan alasan kalian!
A. Pilihlah jawaban yang benar di antara huruf A, B, C, D, dan E!
1. Jika 9n + 9n + 9n = 32.013 maka nilai n adalah ....
4x – 3
A. 1.008 D. 2.008
B. 1.006 E. 2.009
C. 2.006 x+7
2. Diketahui luas dari suatu lahan berbentuk per­segi
panjang adalah (20m – 13m – 15) m2. Panjang
x2
dari persegi panjang tersebut jika lebarnya A. 4 + 31x – 14
4m – 5 adalah ... m. B. 3x2 – 31x + 21
A. 5m + 3 D. 20m – 3 C. –4x2 + 24x + 21
B. 5m – 3 E. 20m – 5 D. –3x2 – 31x + 21
C. 20m + 3
3. Diasumsikan bahwa volume bumi adalah 5 × 1014
E. 4x2 + 25x – 21
6. Sebuah bank swasta menawarkan bunga 12%
Uji Kompetensi
m3 dan volume dari bakteri adalah 2,5 × 10–16
m3. Jika bumi dapat diisi dengan bakteri maka
per tahun. Wiwit mendepositokan uangnya 200
juta rupiah ke bank tersebut pada 1 Januari
Sarana untuk mengetahui tingkat
banyak bakteri yang termuat di dalamnya ....
A. 2,0 × 1030 bakteri
2015. Persamaan matematika yang sesuai untuk
menghitung jumlah uang Wiwit di bank tersebut pemahaman siswa terhadap materi
B. 5,0 × 1031 bakteri
C. 5,0 × 1031 bakteri
setelah 8 tahun kemudian atau pada 1 Januari
2023 adalah …. pelajaran tiap bab.
D. 2,0 × 10–30 bakteri A. 200.000.000 + 8(200.000.000 × 0,12)
E. 5,0 × 1030 bakteri B. 200.000.000 + (1,12)8
4. Jika 4x + 4–x = 4 maka 42x + 4–2x = .... C. 200.000.000 (1,12)8
A. 4 D. 14 D. 200.000.000 (8 × 200.000.000 × 0,12)
B. 8 E. 20 E. 200.000.000 (0,12)8
C. 12
5. Tentukan luas dari persegi panjang di bawah ini!

Petunjuk Penggunaan Buku vii


(3 )(
3 −2 2 2 3 − 2 )
Penilaian Akhir Semester
22 + 6 Sarana untuk mengetahui tingkat
(3 )(
3 − 2 2 2 3 − 2 14 + 6) pemahaman siswa terhadap materi
222−− 26 3
2 2 3 pela­jaran dalam satu semester.
3 ( P+ 3) 1 22 + 6 2−−7 3
22 2 36
3 =
( 2 −2 p )
81 27 14 + 6 14 − 7 6
22 − 6 −4
4−3 3 6
6
Soal AKM
2 −2 3
22 2−−7 36 2 − 2 −34
4− 66 Soal untuk mengukur tingkat litera-
2− 3
2 14 − 7 6 2 − −344+3
3 6 6
si membaca atau numerasi sebagai
a b3
c4 −4 − 3 6 4− 6 hasil belajar kognitif siswa.
−4 − 3 6
−4 − 6 4++ 6
−4 − 6
−4 + 3 6 Soal AKM
−4 + 3 6
4− 6
Bacalah atimulus atau teks berikut kemudian jawablah pertanyaan di bawahnya!
4− 6
4+ 6 Dalam bidang fisika, fungsi logaritma
4+ 6 biasa digunakan dalam menghitung taraf
intensitas bunyi (TI) yang dirumuskan
oleh: Jarak (r1) Jarak (r2)

I 
TI = 10 log  
 I0 
dengan I0 adalah intensitas bunyi minimal
Pendengar 1 Pendengar 2
yang dapat didengar oleh manusia (10–12
watt/m2), I adalah intensitas bunyi, dan TI
Sumber: https://bit.ly/3ntDdPl; https://bit.ly/3ntDdPl
adalah taraf intensitas bunyi. Satuan taraf
intensitas bunyi adalah desibel (dB). Dalam satuan yang lebih besar, satuan bel lebih sesuai digunakan yaitu
Proyek 10 desibel sama dengan 1 bel. Perhatikan tabel berikut.

Kerjakan hal berikut secara berkelompok!


Dalam upaya penanganan perubahan iklim, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah
melakukan berbagai upaya dalam menginformasikan terjadinya gempa. Peringatan dini yang dibangun di
BMKG memang disiapkan untuk memonitor dan mengantisipasi kejadian gempabumi (termasuk gempa
bumi  megathrust) dengan magnitudo dapat mencapai lebih dari Mw 9. Seperti yang kalian ketahui bahwa Proyek
Negara Indonesia rawan terjadinya gempa bumi. Tabel berikut menyajikan tabel gempa bumi dengan
kekuatannya di berbagai daerah.
Memuat kegiatan yang memungkinkan siswa
Tabel Kekuatan Gempa Bumi di Beberapa Daerah untuk belajar melakukan penelitian dengan
No. Nama Daerah Tanggal Gempa
Kekuatan Gempa
(Skala Richter)
menggunakan kemampuan, minat, pengalam­
1 Aceh 26 Desember 2004 9,3 an, dan bakat yang dimilikinya.
2 Nias 28 Maret 2005 8,7
3 Jogyakarta 27 Mei 2006 5,9
4 Pangandaran 17 Juli 2006 7,7
5 Palu Donggala 28 September 2018 7,4

Glosarium

Glosarium akar : suatu operasi aljabar, yang biasanya dinyatakan dengan simbol
diskriminan : bentuk b2 – 4ac pada rumus kuadratis
Definisi istilah penting yang terdapat deret : barisan bilangan yang memppunyai perbedaan antarsuku yang sama
dalam buku yang disertai dengan penjelas­ eksponen : angka dan sebagainya yang ditulis di sebelah kanan atas angka lain yang
annya dan disusun secara alfabetis. menunjukkan pangkat dari angka tersebut, seperti angka 2 pada 22
fungsi : besaran yang berhubungan, jika besaran yang satu berubah, besaran yang lain
juga berubah
koefisien : bagian suku yang berupa bilangan atau konstan, biasanya dituliskan sebelum
lambang peubah

Indeks
Daftar Pustaka

Authors, FHSST. 2005. The Free High School Science Texts: A Textbook for High School Students Studying
Maths. Free Software Foundation.
Bluman, Allan G. 2005. Probability Demystified a Self Teaching Guide. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Charles, Randall, Allan E.Bellman. Basia Hall . 2016. Algebra II Student Text and Homework Helper. New
Jersey : Pearson Education.
Hamzah, Lies Maria, Imam Awaluddin dan Emi Maimunah. 2016. Pengantar Statistika Ekonomi.
Lampung : CV. Anugrah Utama Raharja.
https://www.geogebra.org/

Daftar Pustaka Indeks


Daftar yang mencantumkan judul buku Kumpulan istilah penting, nama orang, dan nama
dan nama pengarang yang disusun secara peristiwa yang disajikan secara alfabetis dan diser­tai
alfabetis yang dijadikan rujukan dalam dengan nomor halaman dengan tujuan memudahkan
pembahasan materi buku ini. siswa mencari kata di dalam buku.

viii Matematika Kelas X


Daftar Isi

Prakata ......................................................................................................... iii


Capaian Pembelajaran ...................................................................................... iv
Profil Pelajar Pancasila ..................................................................................... v
Kelengkapan Buku ........................................................................................... vi

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma .................................... 1


A. Eksponen (Bilangan Berpangkat)................................................................................ 4
B. Logaritma..................................................................................................................... 29
Rangkuman.......................................................................................................................... 42
Uji Kompetensi.................................................................................................................... 44

Bab II Barisan dan Deret................................................................................... 49


A. Pola Bilangan................................................................................................................ 52
B. Barisan dan Deret Aritmatika..................................................................................... 56
C. Barisan dan Deret Geometri....................................................................................... 68
Rangkuman.......................................................................................................................... 79
Uji Kompetensi.................................................................................................................... 80

Bab III Vektor................................................................................................. 85


A. Menemukan Konsep Vektor........................................................................................ 88
B. Notasi Vektor................................................................................................................ 89
C. Jenis-Jenis Vektor......................................................................................................... 90
D. Komponen Vektor........................................................................................................ 94
E. Operasi Hitung pada Vektor........................................................................................ 96
F. Perbandingan Vektor.................................................................................................... 103
G. Hasil Kali dari Vektor.................................................................................................. 105
Rangkuman.......................................................................................................................... 116
Uji Kompetensi.................................................................................................................... 119

Bab IV Trigonometri ....................................................................................... 125


A. Sudut dan Ukurannya.................................................................................................. 128
B. Trigonometri pada Segitiga Siku-siku ........................................................................ 130
C. Perbandingan Trigonometri.......................................................................................... 136
D. Aturan Sinus dan Kosinus........................................................................................... 145
Rangkuman.......................................................................................................................... 149
Uji Kompetensi.................................................................................................................... 152

Penilaian Akhir Semester I................................................................................ 157

Daftar Isi ix
Bab V Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear ........................................ 161
A. Sistem Persamaan Linear............................................................................................. 164
B. Sistem Pertidaksamaan Linear..................................................................................... 184
Rangkuman.......................................................................................................................... 195
Uji Kompetensi.................................................................................................................... 196

Bab VI Fungsi Kuadrat...................................................................................... 203


A. Menemukan Konsep Fungsi Kuadrat.......................................................................... 205
B. Grafik Fungsi Kuadrat................................................................................................. 207
C. Penggunaan Fungsi Kuadrat dalam Menyelesaikan Permasalahan Nyata ................. 226
Rangkuman.......................................................................................................................... 230
Uji Kompetensi.................................................................................................................... 231

Bab VII Statistika............................................................................................. 237


A. Pengertian Statistika..................................................................................................... 240
B. Penyajian Data ............................................................................................................ 244
C. Ukuran Data Statistik.................................................................................................. 260
Rangkuman.......................................................................................................................... 283
Uji Kompetensi.................................................................................................................... 285

Bab VIII Peluang.............................................................................................. 291


A. Kaidah Pencacahan ..................................................................................................... 294
B. Peluang Kejadian.......................................................................................................... 308
Rangkuman.......................................................................................................................... 326
Uji Kompetensi.................................................................................................................... 328

Penilaian Akhir Semester II............................................................................... 333


Glosarium........................................................................................................ 338
Daftar Pustaka.................................................................................................. 339
Indeks .............................................................................................................. 340

x Matematika Kelas X
Bab Eksponen (Bilangan
Berpangkat) dan
I Logaritma

Tahukah kalian gambar apakah itu? Gambar tersebut merupakan perbesaran gambar bakteri. Gambar
tersebut dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Sebagaimana diketahui bakteri merupakan
mikroorganisme yang berkembang biak dengan membelah diri. Jika awal mula ada 1 bakteri, kemudian
bakteri tersebut dapat berkembang biak menjadi 2, 4, 8, 16, 32, .... dengan membelah diri. Perubahan
apa yang terjadi jika bakteri terus-menerus membelah diri? Dapatkah kalian menentukan banyak bakteri
tersebut setelah beberapa jam kemudian? Bagaimanakah cara menentukannya? Bilangan berpangkat
atau eksponen akan membantu kalian untuk menentukan jumlah bakteri dalam kurun waktu tertentu.

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada bab ini, kalian diharapkan mampu:
1) menggeneralisasi sifat-sifat operasi eksponen (bilang­an berpangkat);
2) menggeneralisasi sifat-sifat operasi bentuk akar;
3) menggeneralisasi sifat-sifat operasi loga­ritma;
4) melakukan manipulasi aljabar dalam per­hitungan yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma; dan
5) menggunakan sifat-sifat operasi eksponen (bilangan berpangkat), bentuk akar, dan logaritma dalam
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

https://bit.ly/3lGtSSM
Peta Konsep

Eksponen (Bilangan
Berpangkat) dan
Logaritma

mempelajari

Eksponen Logaritma
(Bilangan Berpangkat)

meliputi meliputi

Bentuk Eksponen Sifat-Sifat Grafik Fungsi Bentuk Bentuk Sifat-Sifat Grafik


  Eksponen Eksponen Akar Logaritma Logaritma Fungsi
 an = aa
×  
×...
×a a
log x = n Logaritma

 n 

Kata Kunci
○ Akar
○ Basis
○ Bilangan berpangkat
○ Eksponen
○ Fungsi eksponensial
○ Logaritma

2 Matematika Kelas X
Penerapan konsep matematika, khususnya konsep eksponen (bilangan
ber­pangkat) dan logaritma banyak dijumpai dalam mata pelajaran lainnya
seperti biologi, kimia, dan fisika. Penerapan konsep eksponen dapat kalian
temui pada perkem­bangbiakan mikroorganisme seperti virus atau bakteri.
Pernahkah kali­an mem­per­­hatikan cara per­kembangbiakan mikroorganisme
seperti bakteri atau bakteri? Bagai­ mana cara perkembangbiakannya?
Bakteri dapat berkembang biak dengan membelah dirinya. Awalnya, satu
bakteri ke­mudian membelah diri menjadi dua dalam waktu tertentu. Dari
dua bakteri membelah diri menjadi empat bakteri, kemudian membelah
Sumber: https://bit.ly/3h1wwAf
diri lagi menjadi delapan bakteri. Ternyata, bakteri akan bertambah banyak
Gambar 1.1 Ilustrasi proses suatu bakteri
dalam interval waktu tertentu. Dapatkah kalian menghitung banyak membelah dirinya untuk berkembang biak
bakteri setelah waktu tertentu? Bagaimanakah cara menghitungnya?
Ternyata, pertambahan bakteri tersebut dapat kalian ketahui dengan
mudah, yaitu perhitungan dengan menggunakan konsep eksponen atau
bilangan ber­pangkat.
Perhatikan pula penerapan konsep matematika dalam bidang fisika,
yaitu untuk menentukan taraf intensitas yang dihasilkan oleh suatu
sumber bunyi dan mengukur kekuatan gempa bumi. Dalam hal ini,
konsep matematika yang digunakan adalah konsep logaritma. Demikian
pula halnya penggunaan konsep logaritma dalam menentukan derajat
keasaman suatu larutan kimia. (a)
Dari contoh-contoh di atas, ternyata konsep eksponen dan logaritma
sangat banyak diterapkan dalam bidang-bidang keilmuan lainnya.
Dapatkah kalian menyebutkan contoh lainnya?
Pada bab ini, kalian akan mempelajari konsep dasar dan sifat-sifat
operasi dari eksponen (bilangan berpangkat) dan logaritma. Selain itu,
kalian akan diajak untuk menemukan contoh-contoh nyata dari penerapan
konsep eksponen dan logaritma. Namun, sebelum kalian mempelajari
(b)
materi bab ini, sebaiknya kalian harus menguasai operasi bilangan bulat,
pecahan, dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk menguji pemahaman Sumber: https://bit.ly/3n53OCa; https://bit.
ly/3jK1P4a
kalian terhadap materi-materi tersebut, kerjakan soal-soal pada Materi
Gambar 1.2 Penggunaan konsep eksponen
Prasyarat berikut. Jika kalian berhasil mengerjakannya dengan baik, akan dan logaritma pada: (a) mengukur derajat
ke­asam­an (pH) suatu larutan kimia, dan (b)
memudahkan kalian untuk mempelajari materi dalam bab ini. mengukur kekuatan gempa

Materi Prasyarat
Kerjakanlah soal-soal berikut secara perorangan!
1. Hitunglah! 2. Faktorkanlah bentuk-bentuk berikut!
a. 3 × 3 × 3 × 3 × 3 a. (a – b)2 b. (a + b)2
b. 2a × 2a × 2a 3. Sederhanakanlah bentuk-bentuk berikut!
c. 4 × 4 × 2 256
a. c. 128
2× 4 243
b×b×b×b×c 125
d. b. d. 125
b×b×c ×b 1.050

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 3


A. Eksponen (Bilangan Berpangkat)
Amatilah Gambar 1.3! Gambar apakah itu? Kalian tentu sudah
me­ngetahui bahwa Bumi tempat manusia hidup merupakan
salah satu anggota tata surya, bukan? Tahukah kalian berapa
jarak antara Bumi dan Matahari? Ya, jarak antara Bumi dan
Matahari berjuta-juta kilometer, yaitu sekitar 150.000.000
km. Jika kalian amati penulisan jarak tersebut, tentu akan
menyulitkan kalian dalam menuliskan semua angka tersebut
bila dilibatkan dalam operasi hitung matematika. Nah, untuk
memudahkan kalian, para ahli sains menuliskan angka tersebut
dalam bentuk yang sederhana, yaitu menggunakan bilangan
Sumber: https://bit.ly/3DRK62P berpangkat atau eksponen untuk menuliskannya.
Gambar 1.3 Sistem tata surya Di SMP, kalian telah mempelajari konsep dasar bilangan berpangkat
atau eksponen. Selain itu, kalian tentu tahu bahwa konsep bilangan
berpangkat atau eksponen berperan penting dalam menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan aritmatika sosial, pertumbuhan
penduduk, perkembangan bakteri, dan lain-lain. Oleh karena itu, kalian
dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang diberikan pada
bab ini agar dapat menemukan konsep eksponen.

1. Menemukan Konsep Bentuk Eksponen (Bilangan


Berpangkat)
Untuk menemukan konsep eksponen atau bilangan berpangkat, lakukan
dua kegiatan berikut.
Aktivitas Mat 1.1
Kerjakan hal berikut secara berkelompok!
Misalkan kalian mengikuti MLM (Multi Level
Marketing) yang menuntut setiap anggota­
nya mengajak dua orang kenalan baru
Level ke-1
untuk menjadi downline. Kemu­d ian,
dua kenalan baru (downline) tersebut
diwajibkan untuk mengajak dua
kenalan baru (downline) lagi dan
Level ke-2
seterusnya. Multi Level Marketing
tersebut dapat digambarkan seperti
diagram pohon Gambar 1.4.
MLM tersebut dapat juga di­
tuliskan dalam bentuk daftar jumlah Level ke-3
anggota Multi Level Marketing seperti
ditunjukkan pada Tabel 1.1 berikut.

Level ke-4
Sumber: https://bit.ly/3jMzDhd
Gambar 1.4 Diagram pohon jaringan MLM

4 Matematika Kelas X
Tabel 1.1 Jumlah Anggota MLM Berdasarkan Levelnya
Level ke- Jumlah Anggota MLM Pertanyaan:
1 1 1. Berdasarkan permasalahan di atas, lengkapi Tabel 1.1!
2 1 × 2 = 1 × 21 2. Dari Tabel 1.1, tampak jumlah anggota Multi Level
3 1 × 2 × 2 = 1 × 22 Mar­keting setelah n level akan berbentuk bilangan
4 1 × 2 × 2 × 2 = 1 × 2... berpangkat atau eksponen. Coba kalian tuliskan jumlah
. . anggota Multi Level Marketing setelah n level!
. . 3. Apa yang dapat kalian simpulkan?
. . 4. Diskusikan dengan teman-teman kalian! Kemudian,
10 ... = ... buat kesimpulan bersama!
. .
20 ... = 1 × 2...
. ...
n ...

Lakukan pula kegiatan berikut!

Aktivitas Mat 1.2


Kerjakan hal berikut secara berkelompok!
Misalkan suatu berita bohong atau hoaks (hoax) menyebar secara
eksponensial. Berita bohong itu mulai disebarkan seseorang HOAKS
kemudian berita bohong atau hoaks tersebut menyebar secara
cepat. Awalnya, berita bohong atau hoaks itu diketahui oleh 10
orang. Kemudian, berita bohong atau hoaks itu disebarkan lagi
dengan 1 orang menyebarkan kepada 10 orang sehingga akan ada
10 × 10 orang yang tahu tentang berita bohong atau hoaks tersebut. HOAKS
Penyebaran hoaks ini terus berlanjut sampai pada waktu penyebaran
ke-n. Tuliskan model penyebaran berita bohong atau hoaks tersebut!
Sumber: https://bit.ly/3kSYsXW
Dari permasalahan di atas, penyebaran berita bohong atau hoaks
Gambar 1.5 Ilustrasi hoaks (hoax)
dapat ditentukan model persamaannya dengan bantuan Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Pola Penyebaran Berita Bohong (Hoaks)
Waktu Pola Penyebaran Berita Penulisannya dalam Jumlah Orang yang Tahu tentang
Penyebaran ke- Bohong (Hoaks) Bentuk Eksponen Berita Bohong (Hoaks)
1 10 10 10
2 10 × 10 10 2
100
3 10 × 10 × 10 10 3
1.000
4 ... × … × … × 10 …

5 … … …
6 ... ... ...
n ... ... ...
Pertanyaan:
1. Berdasarkan permasalahan di atas, coba kalian lengkapi Tabel 1.2 seperti contoh!
2. Tuliskan model penyebaran dari berita bohong atau hoaks tersebut!
3. Apa yang dapat kalian simpulkan? Diskusikan dengan teman-teman kalian!

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 5


Dari dua kegiatan di atas (Aktivitas Mat 1.1 dan 1.2), tentu kalian
sudah memahami tentang konsep eksponen atau bilangan berpangkat,
bukan? Coba kalian buat definisi tentang eksponen atau bilangan ber­
pangkat dengan bahasa kalian sendiri!
Secara umum, eksponen atau bilangan berpangkat merupakan suatu
bentuk perkalian dengan bilangan yang sama kemudian diulang-ulang.
Eksponen juga dikenal sebagai pangkat atau nilai yang menunjuk­kan derajat
kepangkatan. Atau, dapat ditulis juga dalam bentuk umum eksponen:
Keterangan:
a n = a××
aa ×
... ×a a = bilangan pokok (basis)
n faktor n = pangkat atau eksponen

(a dikali sebanyak n faktor)


Perhatikan pula contoh eksponen berikut!
Contoh:
1. 25
2. 57
3. 1011
Latihan 1.1
Kerjakanlah soal-soal berikut secara perorangan!
1. Diketahui jumlah penduduk di suatu daerah 50.000 2. Andri menabung di sebuah bank. Tabungan awal
jiwa pada tahun 2020. Para ahli telah meneliti bahwa Andri adalah Rp50.000.000,00. Setiap bulan Andri
tingkat pertumbuhan penduduk di daerah tersebut mendapat pertambahan uang dengan persentase 2%
sekitar 2,5% per tahun. per bulan.
a. Tuliskan bentuk persamaan dari jumlah pendu­ a. Tuliskan bentuk persamaan dari tabungan Andri
duk di daerah tersebut! di bank tersebut!
b. Berapakah jumlah penduduk pada tahun 2050! b. Berapakah besar tabungan Andri setelah 5 tahun!

Tokoh
John Napier (1550-1617)
John Napier adalah seorang bangsawan dari Merchiston, Skotlandia. Ia adalah penemu
bilangan berpangkat atau eksponen. Selain itu, ia juga menemukan bilangan logaritma.
John Napier menyadari bahwa setiap bilangan bisa diubah dalam bentuk eksponen maupun
logaritma, agar bilangan tersebut bisa diubah dalam bentuk yang lebih sederhana.
Sumber: https://bit.ly/3jNpq3W

2. Sifat-Sifat Eksponen (Bilangan Berpangkat)


Setelah kalian mengetahui definisi eksponen atau bilangan berpangkat,
kalian akan mempelajari sifat-sifat eksponen. Dengan mempelajari sifat-
sifat eksponen, akan memudah­kan kalian untuk menyelesaikan operasi

6 Matematika Kelas X
hitung eksponen. Jadi, saat pengerjaan operasi hitung eksponen, kalian
tidak perlu menjabarkan perpangkatan satu per satu setelah mengetahui
sifat eksponen atau eksponen. Untuk lebih jelasnya, perhatikan sifat-sifat
eksponen atau bilangan berpangkat berikut.
a. Pangkat Bulat Positif
Pangkat bulat positif memiliki sifat-sifat tersendiri. Apa sajakah sifat-sifat
pangkat bulat positif itu? Berikut ini kalian akan mempelajari sifat-sifat
pangkat bulat positif. Namun, sebelum kalian mempelajari sifat-sifat
pangkat bulat positif, kerjakanlah kegiatan berikut.

Aktivitas Mat 1.3


Kerjakan hal berikut secara berkelompok!
1. Perhatikan Tabel 1.3! Kemudian, coba kalian lengkapi tabel tersebut terkait dengan eksponen!
Tabel 1.3 Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat Positif

No. Ekspresi Penjabaran Bentuk Eksponen

1 x4 x6 x.x.x.x.x.x.x.x.x.x x... + ... = x...

2 a3 b2 . a3 b4 ... ...

44 4⋅4⋅4⋅4
3 ...
42 4⋅4

x4 y7
4 ... ...
x3y3

5 (x )
2
5
( x )( x )( x )( x )( x )
2 2 2 2 2
...

( xy )
3
6 ... ...
4
x  x⋅x⋅x⋅x 
7     ...
y  y⋅y⋅y⋅y 
Catatan: tanda titik (.) pada bentuk x . x berarti tanda operasi ”kali (×)”.
2. Setelah kalian melengkapi Tabel 1.3, buatlah kesimpulannya!
3, Bandingkan kesimpulan yang telah kalian buat dengan kelompok lainnya!

Setelah kalian melakukan Aktivitas Mat 1.3, kalian tentu dapat me­
nemukan dan menggeneralisasi masing-masing bentuk eksponen sehingga
dapat menjelaskan sifat-sifat eksponen sebagai berikut.
1) Sifat 1
Jika a, s, dan t adalah bilangan real dengan a > 0 dan b > 0 maka
ber­laku:
as × at = a s+t

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 7


Bukti:
a s × a t = a×× ...
a ×a × a×× ...
a ×a
s faktor t faktor

a × ... ×
= a× × a
a × a × ... ×a
s +t

= a s +t

Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh soal berikut.


Contoh Soal:
Sederhanakanlah bentuk-bentuk berikut!
a) 33 × 34 b) b2 × b5
Penyelesaian:
a) 33 × 34 = 33+4 = 37 b) b2 × b5 = b2+5 = b7
2) Sifat 2
Jika a, b, s, dan t adalah bilangan real dengan a > 0 dan b > 0 maka
berlaku:
as
= a s −t
a t

Bukti:
a× a× ...
×a
as
= s faktor

at a× a× ...


×a
t faktor
= a××
aa ×
... ×a
s-t faktor
= a s −t
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal:
Sederhanakanlah bentuk-bentuk berikut!
28 m11
a) 3 b) 5
2 m
Penyelesaian:
8
m11
a) 2 = 28−3 = 25 b) 5
= m11−5 = m 6
2 3
m
3) Sifat 3
Jika a, s, dan t adalah bilangan real dengan a > 0 maka berlaku:
(a )
t
s
= a st

Bukti:
t
 
(a )
t
s
=  a×
a × ...
×a 
 s faktor 
     
=  a×
a ×a   a×
× ... a × ...
×a   a×
a ×a  ...  a×
× ... a × ...
×a 

s faktor  s faktor
  
s faktor   s faktor

t faktor

= a××
aa ×
... ×a
s ×t faktor

= a st

8 Matematika Kelas X
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal:
Sederhanakanlah bentuk-bentuk berikut!
a) (23)4 b) (p2)7
Penyelesaian:
a) (23)4 = 23×4 = 212 b) (p2)7 = p2×7 = p14
4) Sifat 4
Jika a, b, s, dan t adalah bilangan real dengan a > 0 dan b > 0 maka
berlaku:
( ab )
s
= as × bs

Bukti:
 
( ab )
s
=  ab × ab
 × × ... × 
ab ab 
 s faktor 
= ( a×
a  ×b )
× ... × a )( b × b × ...
s faktor s faktor

= as × bs
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal:
Sederhanakanlah bentuk: (2n)4.
Penyelesaian:
(2n)4 = 24 × n4 = 16n4

5) Sifat 5
Jika a, b, s, dan t adalah bilangan real dengan a > 0 dan b > 0 maka
berlaku:
s
 a  as
 b  = bs
 

Bukti:
 a × a × ...
×a  a s
 a × a × ... × a   s 
s
a 
 b  =  b × b × ... × b  =  b × b × ... × b  = b s
faktor

     s   
s faktor  faktor 
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal:
3
6
Sederhanakanlah bentuk:   .
3
Penyelesaian:
33
6 6 2 3 .3 3
  = 3
= 3
= 23 = 8
3 3 3

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 9


b. Pangkat Nol
Apakah 30 ekuivalen dengan 1? Mengapa demikian? Jelaskan alasan kalian!
Ternyata, 30 ekuivalen dengan 1. Untuk lebih memahaminya, perhati­
kan contoh berikut.
Contoh:
Coba selesaikan
34 3 × 3 × 3 × 3 1 × 1 × 1 × 1 bentuk di samping!
= = = ...
3 4
3 × 3 × 3 × 3 1×1×1×1
34
Kalian telah mengetahui bahwa 4 sama dengan 34–4.
3
34 34
Jika 4 = 3 dan 4 = 1 maka 30 = 1.
...
3 3
Jadi, dari uraian di atas, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut.

Untuk a adalah bilangan real dan a ≠ 0 maka berlaku: a0 = 1.

Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut.


Contoh:
1. 40 = 1
2. 110 = 1
c. Pangkat Bulat Negatif
Pada pembahasan sebelumnya, kalian telah mempelajari pangkat bulat
positif dan sifat-sifatnya. Selain pangkat bulat positif, terdapat juga
pangkat bulat negatif. Apakah sifat-sifat pangkat bulat positif sama
halnya dengan sifat-sifat bulat negatif ? Untuk menemukan jawabannya,
coba perhatikan contoh berikut.
Contoh:
Coba lengkapi
52 5×5 5×5 1 bentuk di samping!
= = = ...
55
5×5×5×5×5 5×5×5×5×5 5
Namun, kalian telah mengetahui bahwa Coba lengkapi
52 kalimat di
sama dengan 52–5 = 5....
5 5 samping!
52 5 2
1 1
Jika 5 = 5... sama dengan 5 = ... maka 5... = ... .
5 5 5 5
Setelah memahami contoh soal di atas, apa yang dapat kalian sim­
1
pulkan? Mengapa 5–3 sama dengan 3? Contoh di atas merupa­kan salah
5
satu cara agar kalian memahami pangkat bulat negatif.
Jadi, dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa untuk a adalah
bilangan real dan a ≠ 0, s adalah bilangan bulat positif, didefinisikan
s
1
a = 
−s

a

10 Matematika Kelas X
Definisi di atas dijabarkan sebagai berikut.
s
1
a −s
=  
a
1 1 1
=   ×   × ... ×  
a
 a
   a
sebanyak s faktor

1
=
a × a × a... × a
1
= s
a
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal:
Nyatakan bentuk-bentuk berikut ke dalam bentuk pangkat bulat positif !
1. 3p3q–2 2. 5m5n-3
Penyelesaian:
3 p3 5
1. 3 p q = 2 2. 5m5n −3 = 5m
3 −2

q n3
d. Pangkat Pecahan
Kalian sudah mempelajari sifat-sifat pangkat bulat positif dan negatif.
Apakah aturan atau sifat-sifat pangkat bulat tersebut berlaku sama untuk
pangkat pecahan? Mengapa demikian? Jelaskan alasannya!
Untuk menemukan jawabannya, coba kalian perhatikan contoh
berikut.
Contoh:
2
 12  1
×2
9
  = 9 2
=9
 
1
Jadi, jika 9 2 dikuadratkan maka hasilnya sama dengan 9. Lalu, apa
1
artinya 9 2 ?
Kalian telah mengetahui bahwa 3 adalah angka yang kuadratnya
1
1
adalah 9. Jadi, 9 2 = 3. Hal ini juga berlaku untuk pangkat lainnya
1 1
2
seperti=25 2 5= ; 16 2 4; dan seterusnya.
1
Suatu bilangan bulat berpangkat dapat juga dituliskan menjadi
2
( )
1 2
x = x 2 . Jika akar tersebut dikuadratkan x = x maka dapat ditulis:
2
  1

x  = x .
2

 
1
Demikian pula dengan bilangan bulat dengan pangkat , yang
3
merupakan akar pangkat 3 dari suatu bilangan.

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 11


1

Jadi, secara umum dapat dituliskan x n = n x . Dengan demikian,


saat bilangan tersebut masih dalam bentuk pangkat dan diambil akarnya
maka bentuk tersebut masih bisa diubah menjadi ke bentuk bilangan
berpangkat pecahan. Perhatikan seperti contoh berikut.
Contoh:
... ...
3
x = (x
4 ...
) ...
=x ...

Coba kalian lengkapi bentuk di atas!


Dari uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa definisi sebagai be­rikut.

• Misalkan a bilangan real dan a ≠ 0, s, dan t adalah bilangan


1

p s = a real positif, sehingga p = a .


bilangan
bulat positif maka a s = p ⇔ s

• Misalkan a bilangan real dan a ≠ 0, s, t bilangan bulat positif


s
didefinisikan t
as = at .

Latihan 1.2
Kerjakanlah soal-soal berikut secara perorangan!
1. Sederhanakan bentuk-bentuk berikut! 5. Tentukan hasil dari bentuk-bentuk berikut!
(2 )
5 2

( )
3 n +2
 a3 × a 4  − 22 × 2n
( )
2
 3m × 3m2 2 
  c.  a.
a. 2n × 2n + 2
 a7   311 × m7



   
 
5m + n × 5n +1 × 5n − m
4 b.
( 4a )
0
2
− 3b0  b8  52n +1 × 5n +1
b. 
d. 
2
 (
 b2 × b7 ) 
6. Seorang ahli serangga

memantau keberadaan
2. Dengan menggunakan sifat-sifat eksponen, ka­wan­an serangga yang
sederhanakanlah bentuk-bentuk berikut! akan menyerang suatu
a. m ( n × m ) 
4 3 1  dae­rah. Rumus daerah
2 
 n×m  yang dipan­tau dinyatakan
2 dengan A(n) = 1.000 ×
 24a3 × b7   6b3 × a 
b.  5
×
2   3  50,5n, dengan n adalah
 8a × b   3a  ba­n­yaknya minggu sejak
3. Ubahlah bentuk-bentuk berikut ke dalam pangkat pemantauan dilaku­kan. Sumber: https://bit.ly/3haZEoB
bulat positif! Jika dalam beberapa minggu ini luas daerah yang
−1 −1
−1 −1 x y − xy terdampak serangga adalah 5.000 hektar, tentukan-
a. x − xy b.
−1 −1 x y−1 −1 lah waktu yang paling cepat untuk serangga terse-
x +y
but menyerang!
4. Diketahui massa (m) sebuah benda adalah 2, 5 × 10 −10
2n + 4 − 2 × 2n
kg. Menurut Einstein, energi yang dimiliki oleh suatu 7. Tentukanlah nilai dari n+3
+ 2−3 .
benda bermassa ini dirumuskan dengan E = mc , 2 2 × 2
x −1 x −3
dengan c adalah kecepatan cahaya (3 × 108 m/s). a b
Tentukanlah besarnya energi yang dimiliki benda 8. Tentukanlah nilai x jika b = a .
   
tersebut?

12 Matematika Kelas X
9. Tulislah ekspresi aljabar untuk total luas dari bentuk di bawah ini!
a. x+1 b. x+1

6
9
5 5

6x
5x – 3
−1
 1 1 
10. Hambatan total R dari sebuah rangkaian seri paralel dinyatakan oleh persamaan R =  +  + R3 .
 R1 R2 
Tentukanlah R jika R1 = 0,75 Ω; R2 = 0,05 Ω; dan R3 = 0,06 Ω.

Tugas 1.1
Kerjakan kegiatan berikut secara berpasangan!
Kalian akan pergi berlibur ke 'Planet Eksponen'. Saat kalian ti­
ba di sana, tentara eksponen mengangkat senjata karena ke­
banyakan wisatawan yang berkunjung terus melanggar hukum
yang ber­laku di Planet Eksponen. Mereka menugaskan kalian
untuk membuat brosur dan menuliskan semua hukum di planet
tersebut. Tugas kalian adalah menjelaskan semua aturan dan
akibat yang akan ter­jadi jika wisatawan melanggar aturan ter­
sebut pada brosur. (Jadilah kreatif)
Kalian harus menjelaskan hal-hal berikut berupa beberapa atur­
an yang dijelaskan dalam brosur, yaitu:
(1) aturan hasil kali;
(2) aturan hasil bagi; Sumber: https://bit.ly/3BNnKO3
(3) aturan perkalian dalam kurung;
(4) definisi eksponen nol; dan
(5) aturan eksponen pecahan.
Buat hasil kerja kalian semenarik mungkin sesuai yang kalian inginkan. Kalian dapat menyertakan gambar atau
deskripsi planet, pastikan untuk menyertakan semua hukum yang berlaku di Planet Eksponen dalam daftar di atas!

3. Fungsi Eksponensial
Pada pembahasan sebelumnya, kalian sudah mempelajari tentang
definisi eksponen (bilangan berpangkat) dan sifat-sifat operasinya.
Pada penjelasan berikut, kalian akan mempelajari lebih detail tentang
penerapan konsep eksponen, yaitu dalam bentuk fungsi eksponensial
(fungsi bilangan berpangkat). Fungsi eksponensial banyak digunakan
dalam berbagai bidang pengetahuan seperti fisika, kimia, ekonomi, dan
sebagainya. Lalu, tahukah kalian, apa yang dimaksud dengan fungsi
eks­
ponensial? Bagaimanakah penggunaannya dalam menyelesaikan
suatu masalah nyata? Untuk menemukan jawabannya, perhatikan uraian
berikut.

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 13


a. Menemukan Konsep Fungsi Eksponensial
Untuk menemukan konsep fungsi eksponensial, perhatikan per­masalahan
berikut.
Permasalahan 1.1
Dua perusahaan swasta, yaitu perusahaan A dan B bergerak di bidang
yang sama. Kedua perusahaan tersebut telah membuat rencana gaji
untuk pekerjaan baru. Perusahaan A membayar Rp5.000.000,00 untuk
pekerjaan selama satu bulan. Perusahaan B dimulai dengan Rp2,00
pada hari ke-1, kemudian setiap hari setelahnya besar gaji digandakan.
Perusahaan manakah yang menawarkan gaji yang lebih tinggi? Jelaskan
jawaban kalian!
Alternatif Penyelesaian:
Jika kalian lihat sepintas, rencana gaji pada perusahaan A tampak lebih
menggiurkan daripada rencana gaji pada perusahaan B, bukan? Namun,
jika kalian amati dengan teliti, tidak demikian halnya. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 1.4 yang menunjukkan pembayaran harian oleh Perusahaan
B selama 30 hari.
Tabel 1.4 Pembayaran Harian oleh Perusahaan B Selama 30 hari
Besar Gaji Besar Gaji Besar Gaji
Hari ke- Hari ke- Hari ke-
(dalam Rupiah) (dalam Rupiah) (dalam Rupiah)
1 2 11 2.048 21 ...
2 4 12 4.096 22 ...
3 8 13 8.192 23 ...
4 16 14 16.384 24 ...
5 32 15 32.768 25 33.554.432
6 64 16 ... 26 ...
7 128 17 ... 27 ...
8 256 18 262.144 28 ...
9 512 19 29 ...
10 1.024 20 1.048.576 30 ...

Berdasarkan Tabel 1.4, ternyata, pada hari ke-30 besar gajinya ada­
lah Rp1.073.741.824,00, bukan? Coba kalian buktikan sendiri dengan
melengkapi Tabel 1.4!
Perhatikan kembali bahwa gaji pada hari ke-30 untuk perusahaan
B adalah Rp1.073.741.824,00. Gaji harian untuk perusahaan B dapat
diwakili oleh fungsi:
y = 2x
dengan x adalah jumlah hari kerja, dan y adalah jumlah gaji untuk hari
ter­sebut. Pada fungsi tersebut, untuk setiap perubahan 1 unit positif dalam
x, nilai y menjadi dua kali lipat. Fungsi tersebut disebut fungsi eks­ponensial.

14 Matematika Kelas X
Jadi, berdasarkan permasalahan di atas maka fungsi eksponensial
dapat didefinisikan sebagai berikut.
Fungsi eksponensial dengan bilangan pokok atau basis a adalah fungsi
yang mempunyai bentuk umum:
f : x → b . ax atau y = f(x) = b . ax, dengan b ≠ 0, a > 0, dan a ≠ 1.

Perhatikan pula permasalahan berikut!


Permasalahan 1.2
Mungkin sebagian besar dari kalian pernah mendengar
tentang gul­ma invasif terburuk di dunia, yaitu eceng gondok.
Gulma ini umumnya ditanam untuk tujuan dekoratif.
Pertumbuhan tumbuhan ini sangat cepat atau dapat juga
dikatakan bahwa pertumbuhannya bersifat eksponensial.
Oleh karena pertumbuhan eksponensial tersebut, tumbuhan
ini sering menyumbat sungai dan menghalangi sinar
matahari dan oksigen untuk sampai ke organisme di dalam
air. Spesies invasif adalah spesies yang bukan berasal dari
lokasi tertentu dan cenderung menyebar ke tingkat yang
diyakini menyebabkan kerusakan lingkungan, ekonomi
manusia, atau kesehatan manusia. Jika populasi enceng
gondok dimodelkan dengan f(x) = 5,3x, dengan x adalah
Sumber: https://bit.ly/3h9vphK
rasio lamanya waktu terhadap pe­rio­de setengah tahun. Gambar 1.6 Tanaman eceng gondok di Bantul, Jawa Tengah
a. Berapa jumlah enceng gondok pada awalnya? dapat dijadikan objek wisata yang menarik
b. Berapa jumlah enceng gondok setelah 2 tahun?
Alternatif Penyelesaian:
Permasalahan di atas dapat kalian selesaikan dengan alternatif penye­
lesaian sebagai berikut.
a. Misalkan kalian ingin menentukan f (x) = 0 dengan x = 0 maka
Coba selesaikan bentuk
dari fungsi f (x) = 5,3x diperoleh: dan kalimat di samping!
f (0) = 5,30 = ...
Jadi, jumlah awal enceng gondok adalah ....
b. Misalkan kalian ingin menentukan f (x) dengan rasio
2 tahun Coba selesaikan bentuk
=
x = 4 maka dari fungsi f (x) = 5,3x diperoleh:
1 dan kalimat di samping!
tahun
2
f (4) = 5,34 = …
Jadi, jumlah eceng gondok setelah 2 tahun adalah ....
Tugas 1.2
Selain contoh fungsi eksponensial dari dua permasalahan di atas,
masih terdapat banyak contoh fungsi eksponensial lainnya. Perhatikan Kerjakan hal berikut secara
contoh-contoh berikut! per­orangan!
Carilah contoh-contoh per­ma­
Contoh: x salahan yang berkaitan dengan
1
1. f (x) = 3 x
3. h ( x ) =   fungsi eksponensial dalam ke­
2 hidupan sehari-hari!
2. g(x) = 4-x 4. k(x) = e-x

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 15


b. Grafik Fungsi Ekponensial
Smart Learning Setelah kalian memahami fungsi eksponensial, dapatkah kalian mem­buat
grafik fungsi eksponensial? Bagaimanakah bentuk kurva yang dihasilkan?
Untuk menambah pemaham­an
Perhatikan dua fungsi eksponensial berikut!
kalian tentang sifat-sifat fungsi
eksponensial, pindailah QR 1. f (x) = 2x
Code berikut! x
1
2. g ( x ) =  
2
Dapatkah kalian membuat grafik fungsinya? Apakah kedua fungsi
eksponensial tersebut memiliki bentuk kurva yang sama? Untuk me­ne­
mukan jawabannya, coba kalian lakukan kegiatan berikut!

Aktivitas Mat 1.4


Kerjakan hal berikut secara berkelompok!
1. Gambarlah grafik fungsi f dan g berikut!
x
1
a. f(x) = 2 b. g(x) =  
x
2
2. Bandingkan kedua grafik fungsi yang terbentuk? Apa yang dapat kalian
simpulkan?

Dari Aktivitas Mat 1.4, cara menggambar kedua grafik fungsi ekspo­
nen­sial tersebut adalah dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a. Buatkan tabel nilai fungsi f dan g untuk beberapa nilai x seperti
pada Tabel 1.5.
x
y 1
Tabel 1.5 Nilai Fungsi f(x) = 2 dan g(x) =  
x
2
6 x
1
x x f(x) = 2x g(x) =
1 2
g( x ) =  
2
1
4 –3 8
8
–2 ... ...
f(x) = 2x
2 –1 ... ...

1 0 1 1
1
x 1 2
-6 -4 -2 0 2 4 6 2
1
2 ...
1
x 4
Gambar 1.7 Grafik fungsi f(x) = 2x dan g(x) =  
2 3 8

b. Tentukan koordinat dari (x, f(x)) dari tabel nilai pada bidang kartesius
sehingga membentuk titik-titik.
c. Hubungkan titik-titik tersebut sehingga membentuk suatu kurva.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas maka akan diperoleh
gra­fik fungsi f dan g seperti tampak pada Gambar 1.7.

16 Matematika Kelas X
Dari Gambar 1.7, terdapat beberapa hal yang dapat kalian sim­
pulkan.

Grafik fungsi eksponensial yang didefinisikan oleh f(x) = bx (b > 0


dan b ≠ 1) memiliki sifat-sifat berikut.
1. Jika b > 1, f adalah fungsi eksponensial naik, biasa disebut
fungsi pertumbuhan eksponensial.
2. Jika 0 < b < 1, f adalah fungsi eksponensial menurun, disebut
fungsi peluruhan eksponensial.
3. Domain fungsi adalah himpunan semua bilangan real, (–∞, ∞).
4. Daerah hasil fungsi adalah (0, ∞).
5. Sumbu x adalah asimtot horizontal.
6. Fungsi f melewati titik (0, 1) karena f(0) = b0 = 1.

c. Penerapan Fungsi Eksponensial


Pertumbuhan dan peluruhan eksponensial dapat ditemukan dalam berba­
gai fenomena dunia nyata, di antaranya sebagai berikut.
1. Pertumbuhan penduduk sering kali dimodelkan dengan fungsi
eksponensial.
2. Pertumbuhan investasi dengan bunga majemuk meningkat secara
eksponensial.
3. Massa zat radioaktif berkurang secara eksponensial ter­hadap waktu.
4. Suhu secangkir kopi menurun secara eksponensial saat mendekati
suhu kamar.
Untuk lebih memahaminya, perhatikan uraian berikut.
1) Fungsi Pertumbuhan Eksponensial
Kalian mungkin sering mendengar istilah pertum­buhan
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pertumbuhan
penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Tahukah
kalian, apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan?
Pertumbuh­an dapat diartikan sebagai pembesaran atau
penambahan dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi
banyak, dari rendah menjadi tinggi, dan sebagainya. Jadi,
pertumbuhan merupakan perubahan kuantitatif sesuatu
yang dinyatakan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya
dalam ilmu demografi, pertumbuhan penduduk suatu
daerah selama waktu tertentu. Jika dalam satu tahun
pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah 2,5% per
tahun maka kalian akan dapat menentu­kan jumlah
penduduk di daerah tersebut setelah 2 tahun kemudian.
Sumber: https://bit.ly/3BSfV9Q
Terkait hal ini, tentu saja jumlah penduduk dapat dihitung dengan
Gambar 1.8 Penduduk Indonesia
mengubah pertumbuhan pen­duduk menjadi fungsi eksponensial.

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 17


Pada fungsi eksponensial dari pertumbuhan penduduk (populasi),
misalkan populasi awal dinotasikan dengan P0 maka suatu populasi
setelah 1, 2, dan 3 tahun dapat ditentukan sebagai berikut.
• Setelah 1 tahun, total populasinya adalah jumlah populasi awal dan
penambahan populasi, atau ditulis:
P1 = P0 + P0r
= P0(1 + r)
• Setelah 2 tahun, total populasinya adalah jumlah populasi setelah 1
tahun dan penambahan populasi, atau ditulis:
P2 = P0(1 + r) + P0(1 + r)r
= P0(1 + r)(1 + r)
= P0(1 + r)2
• Setelah 3 tahun, total populasinya adalah jumlah populasi setelah 2
tahun dan penambahan populasi, atau ditulis:
P3 = P0(1 + r)2 + P0(1 + r)r
= P0(1 + r)2 (1 + r)
= P0(1 + r)3
Dari penjelasan di atas, diperoleh persamaan untuk populasi setelah
Keterangan:
t tahun P(t) dapat dituliskan:
P(t) = populasi setelah t tahun
P0 = populasi awal
r = persentase pertumbuhan P(t) = P0 (1 + r)t
populasi
Untuk lebih memahaminya, perhatikan pada permasalahan berikut.

Permasalahan 1.3
Diketahui populasi Bahama pada
tahun 2020 diperkirakan mencapai
400.000 jiwa dengan tingkat per­
tum­buhannya 3% per tahun.
a) Tentukan model matematika
yang menghubungkan populasi
Bahama sebagai fungsi dari
bilangan tahun setelah tahun
2020.
b) Jika tingkat kenaikan tahunan
tetap sama, gunakan model
untuk memprediksi jumlah
pen­duduk Bahama pada tahun
2030.

Sumber: https://bit.ly/38MuFuD
Gambar 1.9 Peta Negara Bahama

18 Matematika Kelas X
Alternatif Penyelesaian:
Permasalahan di atas dapat kalian dengan alternatif penyelesaian berikut.
a) Misalkan populasi awal P0 = 400.000, dan rata-rata kenaikan
ada­lah r = 3% = 0,03 maka dengan menggunakan persamaan P(t)
= P0(1 + r)t diperoleh: Coba selesaikan bentuk
P(t) = P0(1 + r)t di samping!
= …(1 + … )t

= …( … )t
b) Oleh karena populasi awal saat t = 0 bersesuaian dengan tahun
2020, dan ditanya adalah tahun 2030. Sehingga, t yang digunakan
adalah t = 10. Dengan demikian, populasi di tahun 2030 dapat Coba selesaikan bentuk
dicari dengan menggunakan rumus pada bagian a, yaitu: di samping!
P(10) = … ( … )10 = …
2) Fungsi Peluruhan Eksponensial
Dalam bidang kimia dan fisika, istilah peluruhan merupakan hal yang
tidak asing lagi didengar. Tahukah kalian, apa yang dimaksud dengan
peluruhan? Peluruhan dapat diartikan juga sebagai penyusutan.
Bagai­manakah konsep peluruhan dalam matematika? Apakah hu­ Ra-226
bungan pe­luruhan dengan fungsi eksponensial? Untuk lebih jelasnya,
perhatikan permasalahan berikut.
Permasalahan 1.4
Dalam suatu percobaan fisika, sebuah sampel yang awalnya memiliki
1 gram radium 226. Setelah t tahun, jumlah radium 226 diberikan
a Paralel
oleh persamaan:
t
1 1620
A(t ) =  
2
dengan A adalah jumlah radium dalam gram, dan t adalah waktu
dalam tahun.
a) Berapa banyak radium 226 setelah 1.620 tahun?
b) Berapa banyak radium 226 setelah 3.240 tahun?
c) Berapa banyak radium 226 setelah 4.860 tahun?
Alternatif Penyelesaian: 4
2 He
Permasalahan di atas dapat kalian selesaikan dengan alternatif pe­
nye­­lesaian be­rikut. t
 1 1620
a) Dengan menggunakan persamaan: A(t ) =   maka diperoleh: Sumber: https://bit.ly/38Pw7MM
1.620 2 Gambar 1.10 Ilustrasi peluruhan zat radio­
1 1.620 aktif (radium 226)
A (1.620 ) = 
2 (Substitusikan t = 1.620)
1
1
= 
2
= 0, 5
Jadi, setelah 1.620 tahun (1 paruh), terdapat 0,5 gram radium.

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 19


t
1 1620
b) Dengan menggunakan persamaan: A(t ) =  
maka diperoleh: 2
3.240
 1  1.620
A ( 3.240 ) =  
2
...
Coba selesaikan 1
= 
bentuk di samping! 2
= ...
Jadi, setelah 3.240 tahun (2 waktu paruh), jumlah radium ber­
kurang setengahnya oleh setengah sebanyak 2 kali, yaitu ... gram.
...
 1 1620
c) A ( 4.860 ) =  
2
...
1
Coba selesaikan =  
bentuk di samping! 2
= ...
Jadi, setelah 4.860 tahun (3 waktu paruh), jumlah radium ber­
kurang setengah sebanyak 3 kali, yaitu tersisa ... gram.
3) Menghitung Bunga Majemuk
Salah satu contoh penerapan fungsi eksponensial di bidang ekonomi
adalah dalam penghitungan bunga majemuk. Tahukah kalian, apa
yang dimaksud dengan bunga majemuk? Untuk memahami tentang
bunga majemuk, perhatikan permasalahan berikut.
Misalkan kalian menabung uang di sebuah bank dengan memberi­
kan bunga per periode tertentu. Jika kalian tidak mengambil
bunga­nya maka bunga tersebut akan ditambah pada modal kalian.
Di sini, modal kalian merupakan jumlah modal awal ditambah
bunga. Sehingga, untuk periode-periode berikutnya, modal kalian
bukan lagi modal semula, melainkan saldo tabungan kalian pada
periode sebelumnya. Demikian pula besar bunganya pun juga
ber­
ubah untuk periode berikutnya (menjadi bunga berbunga).
Pada permasalahan ini, bunga yang berlaku bunga majemuk.
Pada bunga majemuk, berlaku hal-hal sebagai berikut.
Keterangan: a) Jika jumlah periode bunga majemuk per tahun berhingga maka
P = pokok awal atau modal awal jumlah dalam akun diberikan oleh:
yang diin­ves­tasikan
r = tingkat bunga tahunan nt
 r
n = bilangan tahun bunga maje­ A (t ) = P 1 + 
muk per tahun (misal­kan satu  n
tahun ada 12 bulan, maka n
= 12). b) Jika jumlah periode majemuk per tahun tidak berhingga maka
t = waktu dalam tahun uang di­ bunga dikatakan majemuk kontinu. Dalam kasus seperti itu,
in­vestasikan.
jum­­lah dalam akun adalah diberikan oleh:

20 Matematika Kelas X
Keterangan:
A(t) = Pert P = pokok awal atau modal awal
r = tingkat bunga tahunan
t = waktu berinvestasi
Untuk lebih memahami tentang bunga majemuk, per­hatikan per­
masalahan berikut.
Permasalahan 1.5
Misalkan Rp1.000.000,00 diinvestasikan dalam akun yang meng­
hasilkan bunga 6,5%. Tentukan jumlah uang di dalam akun setelah
10 tahun dengan mengikuti pilihan bunga sebagai berikut. Sumber: https://bit.ly/3DQDrWN
a) Bunga majemuk setiap tahun. Gambar 1.11 Contoh buku tabungan
b) Bunga majemuk setiap tiga bulan.
c) Bunga majemuk bulanan.
d) Bunga majemuk setiap hari.
e) Bunga majemuk kontinu. Smart Learning
Kalian dapat menyelesaikan permasalahan di atas dengan alternatif
penyelesaian seperti terlihat pada Tabel 1.6. Pindailah QR Code berikut!

Tabel 1.6 Jumlah Akun Berdasarkan Pilihan Bunga

Pilihan Rumus atau Persamaan Jumlah Jumlah Uang


Nilai n
Bunga Uang dalam Akun dalam Akun (Rp)
(1)(10 )
 0, 065 
Tahunan n=1 A (10 ) = 1.000.000  1 + ...
 1 
Sumber: https://bit.ly/34xrpEC

Tiga bulan n=4 ... ... Setelah kalian memahami materi


Bulanan n = 12 ... ... pada situs tersebut, jawablah
pertanyaan berikut.
Harian n = 365 ... ... 1. Jelaskan karakteristik grafik
fungsi eksponensial!
Kontinu Tanpa akhir ... ...
2. Jelaskan penggunaan grafik
fungsi eksponensial dalam
Coba kalian lengkapi Tabel 1.6! Kemudian, buat kesimpulannya! kehidupan sehari-hari!

Latihan 1.3
Kerjakanlah soal-soal berikut secara perorangan!
x
2
1. Untuk f (x) =   ..Tentukan f (0),f(0),
Tentukanlah f (1),f(1),
f (2),f(2),
f (−1f(–1),
) dan f (−5.
2) Nobelium, unsur yang ditemukan pada tahun 1958,
3 memiliki waktu paruh 10 menit dalam kondisi ter­
dan f(–2).
tentu. Dalam sampel mengandung 1 gram no­belium,
2. Untuk g(x) = 2x–1. Tentukanlah g(0), g(1), g(2), g(–1), jumlah yang tersisa setelah t menit diberikan oleh
dan g(–2). t
A(t ) = ( 0, 5 ) 10 . Berapa banyak nobelium yang tersisa
3. Gambarlah grafik dari fungsi f dan g berikut!
setelah:
a. f(x) = 4x b. g(x) = 6x a. 5 menit, dan
4. Gambarlah grafik dari fungsi f dan g berikut! b. 1 jam?
x
1
a. f(x) =   6. Cesium 137 adalah logam radioaktif dengan waktu
4 paruh pendek 30 tahun. Di sebuah sampel awalnya

b. g(x) = 2x+1

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 21


memiliki 1 gram cesium 137, jumlah cesium 137 Tentukanlah jumlah uang dalam akun setelah:
t
a. 5 tahun, dan
1 30
yang ada setelah t tahun diberikan oleh A(t ) =   . b. 10 tahun.
2
Berapa banyak cesium 137 yang akan ada setelah: 9. Populasi suatu kabupaten adalah 886.000 jiwa pada
a. 30 tahun, dan tahun 2020 dengan tingkat pertumbuhan 1,07% per
b. 90 tahun? tahun.
7. Setelah antibiotik diperkenalkan ke bakteri, jumlah a. Buatlah model matematika yang menghubungkan
bakteri menurun secara eksponensial. Sebagai con­ populasi kabupaten tersebut sebagai fungsi dari
toh, dimulai dengan 1 juta bakteri, jumlah yang jumlah tahun setelah tahun 2024!
ada t hari sejak penisilin diberikan dengan fungsi b. Jika tingkat pertumbuhan populasi per tahun
t tetap sama, tentukanlah total populasi kabu­
A(t ) = 1.000.000 ( 2 ) 5 . Dengan pembulatan ke ribuan

paten tersebut pada tahun 2050!
terdekat, tentukan jumlah bakteri setelah.
10. Diketahui populasi Provinsi Bali pada tahun 2020
a. 2 hari, c. 2 minggu!
adalah sekitar 4.300.000 jiwa dengan pertumbuhan
b. 1 minggu, dan
penduduk sebesar 2,6% per tahun.
8. Misalkan $1.000 awalnya diinvestasikan dalam akun
a. Buatlah model matematika yang menghubungkan
dan nilai akun tumbuh secara eksponensial. Jika
populasi Provinsi Bali sebagai fungsi jumlah
investasi menjadi dua kali lipat dalam 7 tahun, maka
tahun setelah tahun 2020!
jumlah dalam akun t tahun setelah investasi awal
t b. Tentukanlah total populasi Provinsi Bali pada
diberikan oleh A ( t ) = 1.000 ( 2 ) 7, dengan t dinyatakan tahun 2010!
dalam tahun dan A merupakan jumlah dalam akun.

4. Bentuk Akar
Pernahkah kalian melihat lomba mobil balap? Bagaimanakah bentuk
lintasan yang akan dilalui oleh semua peserta lomba mobil balap tersebut?
Tentu ada belokan atau tikungan tajam yang harus dilewati para peserta
lomba mobil balap tersebut, bukan? Tahukah kalian bahwa terdapat aturan
kecepatan maksimum yang diperbolehkan saat mobil balap melewati
tikungan tersebut? Jika kecepatan sebuah mobil balap melebihi kecepatan
maksimum yang diizinkan maka mobil balap tersebut akan slip atau keluar
jalur balapan. Penentuan kecepatan maksimum di tikungan tersebut dapat
ditentukan dengan menggunakan konsep matematika, yaitu melibatkan
bentuk akar. Tahukah kalian, apa definisi bentuk akar? Dapatkah kalian
memberikan contohnya? Apakah kaitan bentuk akar dengan eksponen?
Untuk menemukan jawabannya, pelajari materi berikut.
Pada pembahasan sebelumnya, kalian telah mempelajari sifat-sifat
eksponen operasi bilangan bulat seperti 23 dan a2. Namun, bagaimana
1 1
halnya dengan suatu bilangan berpangkat pecahan seperti 4 2 dan 4 3 ?
1 1
Bentuk 4 2 dan 4 3 dapat diubah ke bentuk lain yaitu bentuk akar
1 1
(radikal) sehingga menjadi 4 2 = 4 dan 27 3 = 3 27 . Dalam menyelesaikan
operasi yang melibatkan bentuk akar, terdapat aturan tersendiri yang
akan kalian pelajari berikut.
Sumber: https://bit.ly/3naebVx Namun, sebelum kalian mempelajari bentuk akar, apakah kalian telah
Gambar 1.12 Kecepatan maksimum mobil tahu tentang bilangan rasional dan irasional? Jika belum, coba kalian
balap di tikungan agar tidak tergelincir me­
rupakan fungsi bentuk akar perhatikan beberapa bentuk akar kuadrat secara lebih rinci.

22 Matematika Kelas X
4 2
Misalkan, nilai dari 25 = 5 dan nilai dari = . Jadi, beberapa
9 3
akar kuadrat dapat dievaluasi sebagai bilangan bulat atau sebagai pecahan,

dengan ka­ta lain sebagai bilangan rasional. Namun, bagaimana halnya


dengan bentuk 2 atau 3 ? Akar dari bentuk-bentuk ini bukan bilangan
bulat atau pecahan, sehingga memiliki nilai irasional. Akar dari 2 atau
3 biasanya ditulis dalam bentuk desimal untuk perkiraan tertentu.
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut.
Contoh:
1. 2 ≈ 1,414
2. 3 ≈ 1,732
Bilangan irasional yang menggunakan tanda akar ( )
dinamakan
Catatan:
bentuk akar. Namun, tidak semua bilangan yang berada di dalam tanda Bilangan Imajiner
akar merupakan bilangan irasional. Bentuk akar ini banyak digunakan B i l a n ga n i m a j i n e r a d a l a h
dalam trigonometri dan penerapan teorema pythagoras. Selain itu, bentuk bilangan yang merupakan akar
akar ini juga berguna untuk menyederhanakan ekspresi dari bentuk akar. kuadrat dari suatu bilangan
negatif.
Perhatikan contoh berikut.
Contoh: −5−− 5, 5−7−−7 7, −13
−−
1313
Contoh:
1. 8 = 4 × 2 = ... 2
2. 50 = 25 × 2 = ... 2
(Coba kalian lengkapi bentuk-bentuk di atas!)
Jadi, dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Tugas 1.3
• Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai
bentuk pembagian a , dengan a dan b bilangan bulat serta b ≠ 0. Kerjakan hal berikut secara
b perorangan!
• Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan 1. Cari lima contoh bilangan
sebagai bentuk pembagian a , dengan a dan b bilangan bulat rasional!
serta b ≠ 0. b 2. Cari lima contoh bilangan
irasional!
3. Bandingkan jawaban kalian
a. Operasi Aljabar pada Bentuk Akar dengan teman di samping!
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kalian sudah tahu bahwa bilangan
irasional yang menggunakan tanda akar dinamakan bentuk akar. Sifat-sifat
operasi aljabar pada himpunan bilangan rasional sebagian besar berlaku
juga pada bilangan irasional. Apakah sifat-sifat bilangan berpangkat dapat
berlaku pada bentuk akar? Jelaskan jawaban kalian!
Pada pembahasan berikut, kalian akan mempelajari operasi aljabar
pada bentuk akar. Namun, sebelum kalian mempelajarinya, kalian harus
memahami akar senama dan akar sejenis.
1) Suatu akar dikatakan akar senama jika indeks atau pangkat akarnya
sama.

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 23


Contoh:
Catatan:
Bentuk umum bentuk akar a) 2 , 3 , dan 7 memiliki pangkat akar (indeks) 2.
(radikal):
b) 2 , 3 3 , dan 3 7 memiliki pangkat akar (indeks) 3.
3
n
x
Keterangan:
2) Suatu akar dikatakan akar sejenis jika pangkat akar dan bentuk
= tanda bentuk akar
akarnya sama.
x = bentuk akar (radikan) Contoh:
n = indeks akar atau
a) 2 , 3 2 , dan 7 2 memiliki pangkat akarnya 2 dan bentuk akar­
pangkat akar
nya 2.
b) 3
5 , 2 3 5 , dan 6 3 5 memiliki pangkat akarnya 3 dan bentuk akar­
nya 5.
Setelah kalian memahami tentang akar senama dan akar sejenis,
akan memudahkan kalian dalam menyelesaikan operasi hitung bentuk
akar yang akan dijelaskan pada pembahasan berikut.
1) Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Akar
Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar dapat dila­
kukan apabila bentuk akarnya sejenis. Untuk lebih memahaminya,
per­hatikan contoh soal berikut!
Contoh Soal:
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut dalam bentuk
yang sederhana!
a) 5 3 + 4 3 = ... c) 4 3 5 − 7 3 5 = ...
b) 2 + 5 = ... d) 4 5 − 20 = ...
Penyelesaian:
a) 5 3 + 4 3 = ( 5 + 4 ) 3 = 9 3
b) 2 + 5 (tidak dapat disederhanakan karena pangkat akarnya
tidak sejenis)
c) 4 3 5 − 7 3 5 = ( 4 − 7 ) 3 5 = −3 3 5
d) 4 5 − 20 = 4 5 − 4 × 5 = 4 5 − 2 5 = 2 5
Dari contoh-contoh di atas, coba kalian buat kesimpulan tentang
operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk akar! Apakah ke­
simpulan yang kalian buat seperti pernyataan berikut?

Untuk setiap a, b ∈ dan c ∈ maka berlaku:


+

a) a n c + b n c = ( a + b ) n c b) a n c − b n c = ( a − b ) n c

2) Perkalian Bentuk Akar
Untuk memahami sifat perkalian bentuk akar, coba kalian perhatikan
contoh berikut.
Contoh:
a) 5 × 15 = 5 × 15 = 75 = 25 × 3 = 5 3

24 Matematika Kelas X
b) ( 2+ 3 )( 2+ 3 = ) 2 ( ) ( 2 + 3)
2+ 3 + 3

= ( 2× 2)+( 2 × 3)+( 3 × 2)+( 3× 3 )


= 2+ 6 + 6 +3
= 5+2 6
Dari contoh-contoh di atas, coba kalian buat kesimpulan tentang
operasi perkalian bentuk akar! Apakah kesimpulan yang kalian
buat seperti pernyataan berikut?

Untuk setiap a, b, c, d ∈  dan c, d ≥ 0 maka berlaku:


a) c × d = c ×d
b) a c × b d = ab cd
c) a ( )
c + b d = a c + ab d

Smart Learning
b. Merasionalkan Penyebut Bentuk Akar
Misalkan terdapat suatu bentuk akar berupa bilangan irasional. Jika Pindailah QR Code berikut!
bentuk akar tersebut diubah menjadi penyebut maka dapat dikatakan
sebagai penyebut irasional. Untuk lebih memahaminya, amati bentuk
akar yang berupa bilangan irasional berikut!
1) 2 4) 7
2) 3 5) 2− 6
3) 5 Sumber: https://bit.ly/3rpKmBQ

Bagaimanakah merasionalkan penyebut berbentuk akar atau ber­ Setelah kalian memahami materi
pada situs tersebut, selesaikan-
penyebut irasional? lah soal-soal berikut.
Cara merasionalkan penyebut dalam bentuk akar yaitu mengalikan
dengan bentuk akar sekawannya. Proses ini dinamakan merasionalkan 5 5 5 5 .... = ...
1.
penyebut. Untuk lebih memahaminya, perhatikan uraian berikut.
a 3
x 3 5 x 3 5 x 3 = ...
1) Merasionalkan Bentuk 2.
b a
Untuk memahami cara merasionalkan bentuk , perhatikan be­ 3. 2 3 2 3 ...
berapa contoh berikut! b
Contoh:
3 3 7 3
a) = × = 7
7 7 7 7

b) 10 10 10 10 2 2 2 2 2
= = = = = × = = 2
50 25 × 2 25 × 2 5 × 2 2 2 2 2

Dari contoh-contoh di atas, apa yang dapat kalian simpulkan?


a
Ternyata, cara merasionalkan bentuk dapat dilakukan dengan cara
a b
mengalikan bentuk dengan bentuk sekawan dari penyebutnya,
b

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 25


b
yaitu . Atau, secara umum, dapat dituliskan:
b

a a b a
= × = b
b b b b
a
2) Merasionalkan Bentuk
b± c
a
Untuk memahami cara merasionalkan bentuk , perhatikan
beberapa contoh berikut! b± c
Contoh:
5 5 3+ 5 Dikalikan dengan akar
a) = ×
3− 5 3− 5 3+ 5 sekawan penyebutnya


=
(
5 3+ 5 ) 3 − 5 , yaitu 3 + 5

Coba lengkapi bentuk


di samping
(3 − 5 ) (3 + 5 )
15 + 5 5 15 + 5 5
= =
9−5 ...
3 3 2− 3
b) = × Dikalikan dengan akar
2+ 3 2+ 3 2− 3 sekawan dari penyebut

=
(
3 2− 3 ) 2 + 3 , yaitu 2 − 3

Coba lengkapi bentuk (2 + 3 )(2 − 3 )


di samping ... − ... 3
=
4−3
= ... − ... 3
Dari contoh-contoh di atas, apa yang dapat kalian simpulkan?
a
Ternyata, bentuk dapat dirasionalkan dengan cara me­
b− c
ngali­kannya dengan akar sekawan dari penyebutnya, yaitu b + c .
a
Sedangkan bentuk dirasionalkan dengan cara mengalikannya
b− c
dengan akar sekawan dari penyebutnya, yaitu b + c . Atau, secara
umum ditulis:

(a)
a
=
a
×
b− c a b− c
=
( )
b+ c b+ c b− c b2 − c

(b)
a
=
a
×
b+ c a b+ c
=
( )
b− c b− c b+ c b2 − c

26 Matematika Kelas X
a
3) Merasionalkan Bentuk
b± c
a
Untuk memahami cara merasionalkan bentuk , per­hatikan
beberapa contoh berikut! b± c
Contoh:
4 4 5− 3
a) = ×
5+ 3 5+ 3 5− 3 Dikalikan dengan akar
sekawan dari penyebut
=
4 ( 5− 3 ) 5 + 3 , yaitu 5 − 3
( 5+ 3 )( 5− 3 )
... 5 − ... 3 ... 5 − .... 3
= = Coba selesaikan
... − ... ... bentuk di samping!
= ... 5 − ... 3

6 6 7+ 5
b) = × Dikalikan dengan akar
7− 5 7− 5 7+ 5 sekawan dari penyebut

=
6 ( 7+ 5 ) 7 − 5 , yaitu 7 + 5

( 7− 5 )( 7+ 5 )
... 7 + ... 5 ... 7 + .... 5 Coba selesaikan
= = bentuk di samping!
... − ... ...
= ... 7 + ... 5

Dari contoh-contoh di atas, apa yang dapat kalian simpulkan?


a
Ternyata, bentuk dirasionalkan dengan cara me­nga­li­kan­
b+ c
nya dengan akar sekawan dari penyebutnya, yaitu b − c . Sedangkan
a
bentuk dirasionalkan dengan cara mengalikannya dengan
b− c
akar sekawan dari penyebutnya, yaitu b + c . Atau, secara umum
ditulis:

1)
a
=
a
×
b− c
=
a ( b− c )
b+ c b+ c b− c b −c

2)
a
=
a
×
b+ c
=
a ( b+ c )
b− c b− c b+ c b −c

4) Menyederhanakan bentuk a±2 b

Untuk memahami cara merasionalkan bentuk a ± 2 b , perhatikan


beberapa contoh berikut!

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 27


Contoh:
Catatan:
a2 + 2ab + b2 = (a + b)2 a) 8 + 2 15 = (5 + 3) + 2 5 × 3
a2 – 2ab + b2 = (a – b)2
= 5 + 2 5× 3 + 3

( )
2
= 5+ 3
= 5+ 3

b) 9 − 2 14 = (7 + 2) − 2 7 × 2
= 7 −2 7×2 + 2

( )
2
= 7− 2
= 7− 2
Dari contoh-contoh di atas, apa yang dapat kalian simpulkan?
Ternyata, bentuk akar a ± 2 b dapat disederhanakan dengan cara
mengubahnya menjadi bentuk p ± q , dengan p > q.
Perhatikan uraian berikut!
( )
2
p+ q = p+2 p q +q
= ( p + q ) + 2 pq
Sehingga, misalkan a = (p + q) dan b= pq maka

a+2 b = ( p + q) + 2 pq = p+ q

Dengan cara yang sama, kalian akan memperoleh bentuk

a −2 b = ( p + q) − 2 pq = p− q

Latihan 1.4
Kerjakanlah soal-soal berikut secara perorangan!
1. Jika m 20 + 3 45 = 7 5 , maka tentukanlah nilai m! 4. Sebuah tabung mempunyai ukuran jari-jari alas
2. Sederhanakanlah bentuk-bentuk aljabar berikut!  3 −1   5 2 
  cm dan tinggi   cm. Tentukanlah
a. (2 )(
x + y 3 x −5 y ) x3y3  3 +1   2 3 +2 
 22 
volume tabung tersebut  π =  !
16 x 3 y 3 + 4 32 x 4 y 6
3
 7 
b.
2 xy 5. Rasionalkan penyebut dari pecahan-pecahan berikut!
3. Sebuah segitiga siku-siku panjang sisi siku-sikunya a. 1
( ) (
3 + 5 − 2 cm dan 5 − 3 + 2 cm. ) x +1 − x
Tentukanlah panjang sisi miring segitiga tersebut! b. 1
x +h − x −h

28 Matematika Kelas X
6. Tentukan nilai dari bentuk-bentuk berikut! sampai penuh, berapa liter air yang dibutuhkan oleh
Pak Adrin? Tuliskan jawaban kalian dalam bentuk
a. 2 + 2 + 2 + 2 + ... perpangkatan paling sederhana!
1
10. Sebuah kapal tenaga angin seperti gambar di bawah.
1 Tentukanlah panjang tali parasut agar menarik kapal
b. 3 +
1 pada sudut 45° dan ketinggian 150 m? (Soal PISA 2012)
3+
3 + ...
Parasut
5− 3
7. Jika = a + b 15 . Tentukan nilai a + b.
5+ 3
8. Hitunglah!
32 + 10 7 + 12 − 2 35 + 9 − 4 5 150 m

9. Pak Adrin memiliki sebuah kolam renang berbentuk 45°
silinder di belakang rumahnya. Diameter kolam
Sumber: https://bit.ly/3Ea1gJp
tersebut adalah 14 3 m dengan kedalaman 1, 5 2m
cm. Apabila Pak Adrin ingin mengisi kolam tersebut

B. Logaritma
Pernahkah kalian mendengar istilah derajat keasaman suatu larutan (pH
larutan)? Ya, istilah pH atau derajat keasaman sering diguna­kan dalam
bidang kimia. Dalam menentukan pH atau derajat keasaman, ter­nyata
menggunakan konsep logaritma.
Konsep logaritma yang ditemukan oleh John Napier (1550–1617) ini
telah banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti
contoh di atas, yaitu di bidang kimia. Masih banyak contoh penggunaan
konsep logaritma lainnya yang dapat ditemui dalam berbagai bidang
kehidupan lainnya. Perhatikan saja di bidang fisika yang menggunakan
konsep logaritma untuk menentukan intensitas bunyi yang dihasilkan
(a)
mesin pesawat, penghitungan jarak antarplanet, dan mengukur kekuatan
gempa bumi.
Tahukah kalian apa definisi logaritma? Untuk menemukan jawaban­
nya, perhatikan uraian berikut!
Kalian telah mempelajari bilangan berpangkat seperti 42 dan 52.
Bukankah kalian dengan mudah dapat menentukan hasil perpangkatan
42 = 16 dan 52 = 25 karena bilangan pokok dan pang­ katnya telah
diketahui. Bagaimana jika perpangkatannya diketahui, tetapi pangkat
atau eksponennya tidak diketahui, seperti 2x = 32. Berapakah nilai x?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kalian akan mempelajari
logaritma atau disingkat dengan “log”.
(b)

1. Menemukan Konsep Logaritma Sumber: https://bit.ly/3zVKT0g; https://bit.ly/38Wvdhi


Gambar 1.13 Konsep logaritma digunakan dalam
Untuk menemukan konsep logaritma, perhatikan beberapa per­ma­salahan mengukur: (a) derajat keasaman suatu larutan
berikut. kimia, dan (b) mengukur intensitas bunyi yang
dihasilkan mesin pesawat

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 29


Permasalahan 1.6
Misalkan pada tahun 2010, jumlah penduduk Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung adalah 10 juta jiwa. Jika
pertumbuhan penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sekitar 1% per tahun maka berapa jumlah pen­
duduk pada tahun:
a) tahun 2011;
b) tahun 2012;
c) tahun 2013?
Permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan menen­
tukan pola atau persamaan jumlah penduduk pada tahun
Sumber: https://bit.ly/3jX8NTO
ke-t seperti disajikan pada Tabel 1.7.
Gambar 1.14 Acara adat masyarakat Bangka Belitung

Tabel 1.7 Menentukan Pola Jumlah Penduduk

Pertambahan Penduduk (P) Total = Jumlah Penduduk


Pola Total Penduduk
Tahun (P = 1% × Total Penduduk) Awal + Pertambahan
pada Tahun ke-t
(Juta Jiwa) (Juta Jiwa)

2010 0 10 10 (1 + 0,01)0

2011 0,1 10,1 10 (1 + 0,01)1

2012 0,101 10,201 10 (1 + 0,01)2

2013 0,10201 10,30301 10 (1 + 0,01)3

2014 0,1030301 10,4060401 10 (1 + 0,01)4

Amati kembali Tabel 1.7! Dari Tabel 1.7, diperoleh:


10,4060401 = 10(1 + 0,01)4
Jika pangkat 4 digantikan dengan t maka persamaan tersebut menjadi:
10,4060401 = 10(1 + 0,01)t
Lalu, bagaimana cara menentukan nilai t?
Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menggunakan kebali­k­
an atau invers dari bilangan berpangkat atau eksponen, yaitu logaritma.
Logaritma dituliskan dengan “log” yang didefinisikan sebagai berikut.
Keterangan:
a = bilangan pokok Jika a > 0, a ≠ 1 , dan x > 0 maka berlaku:
b = numerus, b > 0 a
log b = x ⇔ b = ax.
x = hasil logaritma
Perhatikan pula contoh soal berikut!
Contoh Soal:
1. Ubahlah bentuk pangkat berikut menjadi bentuk
1
logaritma!
a. 2 = 64 c. 3 5 = 5 3
6

1
b. 3 =
−3

27

30 Matematika Kelas X
Penyelesaian:
a. 26 = 64 ⇔ 2 log 64 = 6
1 1
b. 3−3 = ⇔ 3 log = −3
27 27
1
c. 3 5 = 5 3 ⇔ 5 log 3 5 =
1
3
2. Tentukan nilai dari berikut!
1
a. 3 log 81 = ... b. 5
log = ...
125
Penyelesaian:
a. Misalkan log 81 = x maka 3 x = 81 ⇔ 3 x = 34 ⇔ x = 4
3

Jadi, nilai 3
log 81 = 4.
1 1
b. Misalkan 5 log = ...
2 maka 5x = ⇔ 5x = 5−3 ⇔ x = −3
125 125
1
Jadi, nilai 5 log = −3.
125
Untuk lebih memahaminya, lakukan pula kegiatan berikut.

Aktivitas Mat 1.5


Kerjakan hal berikut secara berpasangan!
1. Lengkapilah Tabel 1.8 seperti contohnya!
Tabel 1.8 Penulisan Bilangan dalam Pangkat 10 dan Logaritma

Bilangan Pangkat 10 log(bilangan)


10

100.000.000.000.000 10 14
14
10.000.000.000.000 ... ...
1.000.000.000.000 ... ...
100.000.000.000 ... ...
10.000.000.000 ... ...
1.000.000.000 ... ...
100.000.000 ... ...
10.000.000 ... ...
1.000.000 ... ...
100.000 ... ...
10.000 ... ...
1.000 ... ...
100 ... ...
10 ... ...
1 ... ...
0,1 ... ...
Catatan: karena 1014 = 100.000.000.000.000 maka nilai logaritmanya adalah 14.
Oleh karena angka bukan nol dipangkatkan nol, maka hasilnya adalah 1, 100 = 1 dan logaritmanya adalah 0.
2. Apa yang dapat kalian simpulkan dari Tabel 1.8? Diskusikan dengan teman sekelompok kalian!

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 31


Tugas 1.4
Kerjakan hal berikut secara perorangan!
1. Perhatikan infografik skala pH (derajat keasaman berbagai macam benda) berikut!

Baterai

Asam lambung

Jeruk nipis

Asam cuka Asam (acid)


Tomat

Kopi

Susu

Air
Netral
Darah

Baking soda

Obat lambung

Larutan amonia
Basa (alkalin)
Sabun

Pemutih

Pembersih saluran pembuangan

Sumber: https://bit.ly/3hgKwpH

2. Diketahui suatu zat kimia memiliki konsentrasi ion hidrogen [H+] = 2,7 × 10 mol per liter. Apakah zat kimia
tersebut termasuk asam atau basa berdasarkan infografik di atas? Jelaskan jawaban kalian!

Latihan 1.5
Kerjakanlah soal-soal berikut secara perorangan!
1. Nyatakanlah bentuk-bentuk berikut dalam bentuk 4. Tentukanlah hasil logaritma berikut tanpa meng­
loga­ritma! guna­kan kal­ku­lator!
a. 3x = 81 c. 103 = 1.000 a. log (0,01) c. log (0,0001)
−2
1 1 b. log (1,0 × 106) d. log (1,0 × 10–6)
b. 7–1 = d. 3 =9
7    1 
5. Misalkan log   = −1 dan log 1 = 0 maka estimasi­
2.
Nyatakanlah bentuk-bentuk berikut dalam bentuk eks­  10 
ponensial! kan nilai dari:
2
a. 5log 625 = 4 c. 125log 25 = 9
3 a. log  
b. 6
log 36 = 2 d. 2log 7 = x  10 
3. Tentukanlah hasil logaritma berikut tanpa meng­gu­ 1
b. log  
nakan kalkulator! 5
a. 7log 49 c. alog a3
b. log 4
16
d. rlog r4

32 Matematika Kelas X
Fakta Mat
Derajat Keasaman (pH) Makanan
Makanan merupakan sumber energi utama bagi manusia
untuk beraktivitas dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh
karena itu, mutu atau kualitas makanan yang diasup seseorang
merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Parameter
penentu kualitas makanan telah dicantumkan pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) dengan jenis makanan terkait dan
setiap ujinya telah dicantumkan pada SNI Nomor 01-2891
tahun 1992, termasuk cara pengujian untuk parameter pH.
PH merupakan derajat keasaman yang dapat menentukan
kualitas makanan. Alasannya adalah pH merupakan tolak ukur
penghambat munculnya kontaminan biologis seperti bakteri,
jamur, dan mikroorganisme lainnya yang dapat menyebabkan
rusaknya tekstur, rasa, maupun gizi yang terkandung
dalam produk makanan. Pada produk olahan susu (dairy Sumber: https://bit.ly/3laRwpp
products) yang beberapa di antaranya adalah produk hasil
fermentasi bakteri maupun ragi. PH menjadi tolak ukur untuk menurunkan tingkat kemungkinan infeksi yang dapat
disebabkan dari munculnya bakteri patogen. Pada buah dan sayuran kemasan, pH memiliki pengaruh penting sehingga
harus dilakukan monitoring dari saat proses pemotongan, pencucian, dan proses lainnya. Hal ini karena kontaminasi
pada buah dan sayuran tidak hanya disebabkan oleh mikroogranisme, tetapi juga disebabkan oleh reaksi enzim yang
terkandung di dalamnya.
Nilai pH dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan: pH= –log [H+], dengan [H+] merupakan konsentrasi
ion hidrogen. Konsep tersebut diajukan oleh seorang kimiawan bernama Sorensen (1868-1939).

2. Sifat-Sifat Logaritma
Kalian telah mengetahui bahwa logaritma merupakan kebalikan (invers)
dari bentuk eksponen. Lalu, apakah sifat-sifat operasi eksponen dapat
juga digunakan untuk menurunkan sifat-sifat logaritma? Coba kalian
temukan sifat-sifat logaritma melalui kegiatan berikut!

Aktivitas Mat 1.6


Kerjakan hal berikut secara berpasangan!
Misalkan:
a
log b = x dan alog c = y Ekplorasi 2:
Bentuk eksponen yang sesuai dengan persamaan logaritma Turunkan sifat pembagian b dengan c sehingga diperoleh
di atas yaitu b ax
ax = b dan ay = c. = = ax −y
c ay
Ekplorasi 1: b
Bentuk logaritma yang sesuai dengan = a x − y adalah
b c
Turunkan sifat perkalian dari b dan c, sehingga diperoleh a
log   = x − y .
bc = ax ay = ax+y c
Bentuk logaritma yang sesuai dengan bc = ax+y adalah b
Jadi, a log   = ...
a
log bc = x + y. c
Jadi, alog bc = ... (Lengkapi bentuk di atas!)
(Lengkapi bentuk di atas!)
Dari eksplorasi di atas, buatlah kesimpulan!

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 33


Dari Aktivitas Mat 1.6, ternyata kalian dapat menggunakan sifat
eks­ponen yang sudah dipelajari untuk menemukan dua sifat logaritma.
Coba kali­an temukan sifat-sifat logaritma lainnya!
Secara umum, berikut beberapa sifat-sifat dasar logaritma.
a. Sifat 1
Misalkan a dan n adalah bilangan real, a > 1, dan a ≠ 1 maka berlaku:
a
log a = 1

b. Sifat 2
Misalkan a dan n adalah bilangan real, a > 1, dan a ≠ 1 maka berlaku:
a
log 1 = 0

c. Sifat 3
Misalkan a dan n adalah bilangan real, a > 1, dan a ≠ 1 maka berlaku:
a
log an = n
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut!
Contoh:
1. log 9 = 3log 32 = 2
3
1
1
2. 5 log
= 3
5 5=log 5 3
3
d. Sifat 4
Untuk a, b, dan c adalah bilangan real positif, a ≠ 1, dan b > 0 maka berlaku:
a
log(bc) = alog b + alog c

Bukti:
Misalkan alog b = x dan alog c = y maka ax = b dan ay = c.
b × c = ax × ay
⇔ b × c = ax+y
⇔ alog bc = x + y
Oleh karena alog b = x dan alog c = y, sehingga diperoleh:
a
log(bc) = alog b + alog c (terbukti).
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut!
Contoh:
1. 2log 4 + 2log 16 = 2
log 22 + 2log 24
= 2+4
= 6
= 2
log 26
= 2
log 64
2
log 4 + 2log 16 = 2
log (4 × 16)

34 Matematika Kelas X
1
2. 3log + 3log 81 = 3log 3-3 + 3log 34
27
= (-3) + 4
=1
= 3log 3

1  1 
3
log + 3log 81 = 3log  × 81 
27  27 
e. Sifat 5
Untuk a, b, dan c adalah bilangan real, a ≠ 1, dan b > 0 maka berlaku:
b
a
log   = a log b − a log c
c
Bukti:
Misalkan alog b = x dan alog c = y maka ax = b dan ay = c.
b ax Smart Learning
= y
c a
b Pindailah QR Code berikut!
⇔ = ax−y
c
b
⇔ a log = x − y
c
Oleh karena alog b = x dan alog c = y, sehingga diperoleh
b
a
log   = a log b − a log c (terbukti).
c Sumber: https://bit.ly/3uoSeFK
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut! Setelah kalian memahami ma­
Contoh: teri pada situs tersebut, selesai­
1. 3 log 27 − 3 log 9 = 3 log 33 − 3 log 32 kanlah soal-soal berikut!
1. 2log (x + 1) = …
= 3−2
2. Diketahui
= 1 = 3 log 3 a
x
log x . blog x = x
log b
log a
 27 
= 3 log   dengan a ≠ b, a dan b adalah
 9  bilangan bulat positif ≠ 1
2. log 625 − log 25 = log 54 − 5 log 52
5 5 5
maka tentukanlah nilai
(a + b)x!
= 4−2
= 2 = 5 log 25
 625 
= 5 log  
 25 
 21  1
3. log 21 − log 210 = log   = log   = −1
 210   10 
f. Sifat 6
Untuk a, b, dan n adalah bilangan asli, a > 0, b > 0, a ≠ 1 maka ber­laku:

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 35


a
log bn = n alog b

Bukti:
a
log b n = a log (b × b × b × ... × b )

n faktor

⇔ a
log b n
= log b + log b + ... + a log b
a a

n faktor

⇔ a
log n = n log b a
(terbukti)
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut!
Contoh:
1. 2 log 3 + 4 log 3 = log 32 + log 34
= log 9 + log 81
= log (9 × 81)
2 log 3 + 4 log 3 = log 729

2. 3 2log 5 – 2 2log 5 = 2log 53 – 2log 52


= 2log 125 – 2log 25
 125 
= 2log  
 25 
3 2log 5 – 2 2log 5 = 2log 5
g. Sifat 7
Untuk a, b, dan c adalah bilangan real positif, a ≠ 1, b ≠ 1, dan c ≠ 1 maka
berlaku:
c
log b 1
=
a
log b =
c b
log a log a

Bukti:
Misalkan: alog b = x ⇔ ax = b maka
ax = b
⇔ c
log a x = c log b (Kedua ruas dilogaritma dengan basis c)
⇔ x log a = log b
c c
(Berdasarkan sifat 6 logaritma)
c
log b
⇔ x = c
log a
1
⇔ x = b
log a (terbukti)
h. Sifat 8
Untuk a, b, dan c adalah bilangan real positif dengan a ≠ 1 dan b ≠ 1 maka
berlaku:

log b × blog c = alog c


a

36 Matematika Kelas X
Bukti:
log b log c
a
log b × b log c = ×
log a log b
log c
a
log b × b log c =
log a
log b × alog c = alog c (terbukti)
a

Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut!


Contoh:
log 3 log16 log16 log 2 4 4 log 2
1.
2
log 3 × 3 log16 =
× = = = =4
log 2 log 3 log 2 log 2 log 2
log 5 log 27 log 27 log 33 3 log 3
2. 3 log 5 × 5 log 27 = × = = = =3
log 3 log 5 log 3 log 3 log 3
i. Sifat 9
Untuk a dan b adalah bilangan real positif dengan a ≠ 1 maka ber­laku:
n a
am
log b n =
m
( log b )
Bukti:
log b n = c ⇔ ( a m ) = b n
c
am
Misalkan:
(a )
c
m
= bn
⇔ a mc = b n
⇔ b = n
a mc
mc

⇔ b = an
mc
⇔ a log b =
n
n a
⇔ log b = c
m
n m
⇔ a log b = a log b n (terbukti)
m
Untuk lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut!
Contoh:
25 2 2
1. 8
log 25 = log 52 = × log 5 = 2 log 5
2
1
3 2
2. 2
log 8 = 22
log 23 = × log 2 = 6 × 1 = 6
1
2
j. Sifat 10
Untuk a dan b adalah bilangan real positif a ≠ 1 maka berlaku:
alog b
a =b

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 37


Bukti:
Misalkan: alog b = c.
ac =b (Substitusi alog b = c)
⇔ a = b (terbukti)
alog b

Untuk lebih memahami sifat-sifat operasi logaritma, perhatikan pula


dua contoh soal berikut.
Contoh Soal:
1. Pada Permasalahan 1.6, diketahui persamaan pertumbuhan jumlah
pen­duduk di Provinsi Bangka Belitung yaitu 10,4060401 = 10(1 +
0,01)t. Tentukan nilai t!
Alternatif Penyelesaian:
Setelah membahas sifat-sifat logaritma, kalian dapat menyelesaikan
Permasalahan 1.6 dengan menggunakan sifat-sifat logaritma.
10, 4060401 = 10 (1 + 0, 01)t
⇔ log10, 4060401 = log(1 + 0, 01)t
⇔ log10, 4060401 = log10 + log1, 01t
⇔ log10, 4060401 − log 10 = t log 1, 01
log 10, 4060401
⇔ = t log1, 01
log10
log104, 060401
⇔ = t log1, 01
log1
4
 1, 01 
⇔ log   = t log1, 01
 1 

⇒ t t == 4.4
Jadi, t = 4.
2. Keras maupun pelannya suatu suara dapat diketahui dengan nilai
in­ten­sitas bunyinya.  Diketahui sebuah mesin jahit yang sedang be­
kerja memiliki intensitas bunyi sebesar 10-9 Wm-2 (watt per meter
kuadrat), intensitas ambang bunyi yang dapat didengar manusia (I0​)
adalah 10-12 Wm-2 . Berapa taraf intensitas bunyi mesin jahit tersebut?
(Catatan: Persamaan untuk menentukan taraf intensitas bunyi (TI)
I 
adalah TI = 10 log   , dengan TI menyatakan taraf intensitas bunyi
 I0 
suatu suara dengan satuan desibel (dB), I menyatakan intensitas bu­
nyi suatu suara dengan satuan watt per meter kuadrat (Wm-2), dan
I0 menyatakan inten­sitas ambang bunyi yang dapat di­dengar manusia
dengan satuan watt per meter kuadrat (Wm-2)).
Alternatif Penyelesaian:
Diketahui:
I = 10-9 Wm-2
Sumber: https://bit.ly/3twImXT
I0 = 10-12 Wm-2
Gambar 1.15 Orang sedang menjahit

38 Matematika Kelas X
Sehingga, taraf intensitas bunyi mesin jahit tersebut adalah
I 
TI = 10 log  
 I0 
 10−9 
= 10 log  −12 
 10 
= 10 log103 = 10 × 3
= 30
Jadi, taraf intensitas bunyi mesin jahit tersebut adalah 30 desibel.

3. Mencari Nilai Logaritma dengan Kalkulator
Setelah kalian mempelajari sifat-sifat operasi logaritma dan penye­
lesaiannya, kalian tentu ingin mengetahui nilai suatu bentuk logaritma itu
sendiri. Nilai logaritma dapat dicari dengan menggunakan tabel logaritma
dan kalkulator. Namun, untuk penggunaan tabel logaritma sudah tidak
relevan lagi saat ini. Saat ini, kalkulator merupakan perangkat yang biasa
digunakan untuk mencari nilai logaritma. Jenis kalkulator yang umum
dipakai untuk mencari nilai logaritma adalah kalkulator saintifik (scientific
calculator) seperti tampak pada Gambar 1.16. Kalkulator saintifik juga
disajikan dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh komputer atau ponsel.
Dapatkah kalian mengoperasikan kalkulator saintifik, khususnya dalam
mencari nilai logaritma dari suatu bilangan? Jika masih ada di antara
kalian yang bisa mengoperasikan kalkulator saintifik untuk mencari nilai
logaritma suatu bilangan maka kalian dapat membaca informasi pada
buku petunjuk pemakaian kalkulator tersebut. Namun, perlu diingat bah­
wa cara atau langkah-langkah mengoperasikan kalkulator untuk mencari
nilai logaritma suatu bilangan dapat berbeda-beda untuk setiap jenis
kalkulator yang digunakan. Pada pembahasan berikut akan diberikan
contoh langkah-langkah mencari nilai logaritma suatu bilangan. Sumber: https://bit.ly/3E3ZYj2
Gambar 1.16 Kalkulator
Contoh Soal: saintifik (scientific calculator)
Tentukan nilai log 6,59, dengan kalkulator hingga nilai sampai 4 tempat
desimal!
Penyelesaian:
Untuk mencari log 6,59 dengan kalkulator, tekan tombol berturut-turut
sebagai berikut.
Jenis kalkulator I:
log 6 . 5 9 =
Jenis kalkulator II:
6 . 5 9 log

Sehingga, pada layar akan muncul 0.818885414


Jadi, log 6,59 = 0,8189.

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 39


Menentukan antilogaritma suatu bilangan dapat juga ditentukan
dengan menggunakan kalkulator. Perhatikan cara menentukannya ber­
beda-beda untuk beberapa jenis kalkulator. Perhatikan contoh soal berikut!
Contoh Soal:
Tentukan antilogaritma dari 2,7945.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan kalkulator, Tekan tombol berturut-turut sebagai
berikut.
Jenis Kalkulator I:
Shift log 2 . 7 9 4 5 =
Jenis Kalkulator II:
2nd log 2 . 7 9 4 5 =
Jenis Kalkulator III:
2 . 7 9 4 5 Shift log

Sehingga, pada layar akan muncul 6 2 3 . 0 1 7 1 4 7 4 2 9

Jadi, antilogaritma 2,7945 = 623,0171.


Latihan 1.6
Kerjakanlah soal-soal berikut secara perorangan!
1. Tulislah ekspresi sebagai jumlah atau selisih logaritma 6. Diketahui 2log (a – b) = 4. Sederhanakanlah bentuk
dari a, b, dan c dari bentuk-bentuk berikut! (Asumsi­ berikut!
kan semua variabel mewakili bilangan real positif.)  2 2 
4
log  +  (UM UGM 2017)
a b 
2 3
a  a+ b a− b
a. 5
log   c. log 4 5
3

 c  bc 7. Diketahui: 7log (3log (2log x)) = 0. Tentukanlah nilai


dari: 2x + 4log x2. (SIMAK UI 2018)
(a − b)
2

b. log 8. Jika a > 1, b > 1, dan c > 1 maka tentukan nilai dari:
10
a 1  b 1  c 1
2. Sederhanakanlah bentuk-bentuk berikut!  log b   log c   log a  . (UMB PT 2014)
   
a. 3 log 7 ×25 log 32 ×49 log 81
= ....
9. Jika log x = 6 dan log y = 12 maka tentukan nilai
b. log 2 + log 4 32 + log 4 dari:
log 8
41 41
c. log + log 70 − log + 2log 5 log x y x y x y .
35 2
3. Jika diketahui 2log 3 = m dan 3log 5 = n. Nyatakan 10. Dalam formula untuk mengukur skala desibel
bentuk logaritma berikut dalam m dan n!  N 
D = 10 log  −12  , dengan N adalah intensitas
a. 12log 25 c. 36
log 60  10 
b. 16log 9 suara dan D adalah intensitas relatif. Tunjukkanlah
4. Tentukan penyelesaian dari bahwa dengan D = 120 + log N10 menggunakan sifat
logaritma.
6
log ( x + 4 ) + 6 log ( x − 2 ) =6 log 4 x .
2
11. Untuk suara dengan intensitas I (dalam watt per
log 5 . 6 log 5 + 3 log 5 . 6 log 5 meter persegi), kenyaringan suara L(I) (dalam desibel)
5. Tentukan nilai dari 2
.
log 5 . 3 log 5 I
(SIMAK UI 2010) diberikan oleh fungsi L ( I ) = 10 log ,
I0

40 Matematika Kelas X
dengan I0 adalah intensitas suara yang hampir tidak a. 415 juta jiwa; dan
terdengar (sekitar 10-12 watt per meter persegi). b. 448 juta jiwa.
Seorang artis di studio rekaman menaikkan volume 13. Harga dari sebuah mobil bermerk x terhadap ta­hun
suaranya sehingga intensitas suaranya menjadi pembuatan dimodelkan V(t) = 19,705(0,848)t. Menurut
ganda. Berapa desibel kenyaringan suara artis ter­ model di atas, kapan mobil tersebut berharga
sebut?
a. $14.000; dan
b. $10.000.
14. Gempa bumi di Iran dengan kekuatan 6.3 skala Richter
pada 26 Desember 2003 menyebabkan 40.000 orang
meninggal dunia. Gempa bumi di Aceh pada tahun
2004 dengan kekuatan 9,2 Skala Richter. Berapa
besar amplitudo gerakan tanah yang menyebabkan
gemba bumi di Aceh berbanding gempa bumi di
A
Iran? (Gunakan rumus: M1 − M2 = 10 log 2 , dengan
A1
M adalah magnitudo atau kekuatan gempa)

15. Pak Andi ingin membuat kotak tahu tanpa tutup


Sumber: https://bit.ly/3E4u31P
dengan menggunakan bahan seng. Panjang kotak
12. Populasi penduduk Indonesia pada tahun 2017 yang diinginkan adalah 2log a, lebarnya alog 2, dan
adalah 325 juta jiwa dan bertumbuh sebesar 0,7% tingginya 2log 16. Berapa panjang dan lebar kotak
per tahun. Asumsikan bahwa rata-rata pertumbuhan seng yang di­per­lukan Pak Andi untuk membuat kotak
kontinu dengan model P(t) = 325(1,007)t–2017 me­ tersebut, jika luas seng adalah 22 dm2.
representasikan populasi P (dalam juta jiwa orang)
per tahun. Menurut model ini, tahun berapa pen­
duduk Indonesia menjadi:

Fakta Mat
Penggunaan Logaritma pada Pengukuran Kekuatan Gempa
Kalian tentu tidak asing lagi dengan istilah skala Richter, bukan?
Saat terjadi gempa bumi, istilah tersebut sering muncul dan
terdengar. Skala richter merupakan satuan untuk menya­takan
kekuatan gempa bumi yang terjadi di suatu daerah.
Dalam perhitungan kekuatan gempa yang terjadi di suatu
daerah, digunakan konsep logaritma seperti persamaan beri­
kut.
Keterangan:
I SR = skala Ricther = kekuatan dari suatu gempa bumi
SR = log
I0 I = intensitas atau ukuran energi gelombang dari
suatu gem­pa bumi
I0  = 1, merupakan intensitas minimum yang diguna­
Sumber: https://bit.ly/2X72O5y
kan untuk perbandingan
Skala richter inimerupakan skala logaritmik, bukan skala aritmatik. Jadi, misalkan terdapat kejadian gempa di dua
daerah dengan kekuatan gempanya masing-masing 2 skala richter dan 4 skala Richter. Hal ini bukan berarti gempa
yang berkekuatan 4 skala Richter ini berkekuatan 2 kali dari gempa yang berkekuatan 2 pada skala Richter. Anggapan
itu salah. Pada kenyataannya, gempa yang berkekuatan 4 pada skala Richter tersebut berkekuatan 100 kali dari gempa
yang berkekuatan 2 pada skala Richter. Coba kali­an buktikan pernyataan tersebut dengan menggunakan rumus atau
persamaan di atas!

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 41


Rangkuman
1. Eksponen atau bilangan berpangkat merupa­kan suatu bentuk perkalian dengan bilangan yang sama
kemudian diulang-ulang. Eksponen juga dikenal sebagai pangkat atau nilai yang menunjukkan
derajat kepangkatan. Bentuk umum eksponen:
a n = a××
aa ×
... ×a
n faktor

dengan a = bilangan pokok (basis), n = pangkat atau eksponen.


2. Sifat-sifat operasi ekspo­nen adalah sebagai berikut.
a. Untuk a adalah bilangan real dan a ≠ 0 maka berlakut a0 = 1.
b. Jika a, b, s, dan t adalah bilangan real de­ngan a > 0 dan b > 0 maka berlaku.
( a s ) = a st
t
1) a s × a t = a s + t 4)
2) a t = a s − t 5)
s
( ab ) = a s × b s
s

a
s
 a  as
3)   = s
b b
c. Untuk a adalah bilangan real dan a ≠ 0, s ada­lah bilangan bulat positif,
1
didefinisikan a−s = .
as 1
d. Misalkan a adalah bilangan real dan a ≠ 0, s adalah bilangan bulat positif maka berlaku a s = p,
dengan p adalah bilangan real positif, sehingga ps = a.
e. Misalkans a adalah bilangan real, a ≠ 0, s, dan t adalah bilangan bulat positif di­definisikan
t
as = a t .
3. Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai bentuk pembagian a , de­ngan a
b
dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.
4. Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai bentuk pembagian a ,
b
dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.
5. Bilangan irasional yang menggunakan tanda akar ( ) dinamakan bentuk akar.
6. Pada penjumlahan dan pengurangan bentuk akar, untuk setiap a, b ∈  dan c∈t, maka ber­laku:
a. a a c + b a c = ( a + b ) a c
b. a a c − b a c = ( a − b ) a c
7. Pada perkalian bentuk akar, untuk setiap a, b, c, d ∈  dan c, d ≥ 0 maka berlaku:
a. c × d = c × d c. a ( )
c + b d = a c + ab d
b. a c × b d = ab cd
8. Cara merasionalkan penyebut bentuk akar adalah sebagai berikut.
a
a. Cara merasionalkan bentuk dengan menggunakan bentuk umum:
a a b a b
= × = b
b b b b

42 Matematika Kelas X
a
b. Cara merasionalkan bentuk dengan menggunakan bentuk umum:
b± c
a
=
a
×
b− c a b− c
=
( )
1)
b+ c b+ c b− c b2 − c

a
=
a
×
b+ c a b+ c
=
( )
2)
b− c b− c b+ c b2 − c
a
c. Cara merasionalkan bentuk dengan menggunakan bentuk umum:
b± c
a
=
a
×
b− c a b− c
=
( )
1) b+ c b+ c b− c b −c

a
=
a
×
b+ c a b+ c
=
( )
2)
b− c b− c b+ c b −c

d. Cara menyederhanakan bentuk a ± 2 b dengan menggunakan bentuk umum:

a+2 b = ( p + q) + 2 pq = p+ q.
9. Definisi logaritma: jika a > 0, a ≠ 1, dan berlaku:
alog b = x ⇔ b = ax,
dengan a adalah bilangan pokok, b adalah numerus, b > 0, dan x adalah hasil logaritma.
10. Sifat-sifat logaritma adalah sebagai berikut.
a) Misalkan a dan n adalah bilangan real, a > 1 dan a ≠ 1 maka berlaku:
1) alog a = 1
2) alog 1 = 0
3) alog an = n
b) Untuk a, b, dan c adalah bilangan real positif, a ≠ 1, dan b > 0, berlaku: alog(bc) = alog b + alog c.
b
c) Untuk a, b, dan c adalah bilangan real, a ≠ 1, dan b > 0, berlaku: a log   = a log b − a log c .
c
d) Untuk a, b, dan n adalah bilangan asli, a > 0, b > 0, a ≠ 1, berlaku: log b = n log b .
a n a

c
log b 1
e) Untuk a, b, dan c adalah bilangan real positif, a ≠ 1, b ≠ 1, dan c ≠ 1, berlaku: a=
log b c
= b
log a log a
.
f ) Untuk a, b, dan c adalah bilangan real positif dengan a ≠ 1 dan b ≠ 1, berlaku: a log b × b log c = a log c
n a
g) Untuk a dan b adalah bilangan real positif dengan a ≠ 1, berlaku: am
log b n =
m
( log b ) .
a log b
h) Untuk a dan b adalah bilangan real positif a ≠ 1, berlaku: a =b.

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 43


Refleksi Diri
A. Berilah tanda centang (√)pada kotak yang kalian anggap sesuai! Setelah mempelajari dan mengerjakan tugas-tugas
pada bab ini, bagaimanakah penguasaan kalian terhadap materi-materi berikut!

Penguasaan Materi
No. Materi
Tidak Menguasai Menguasai Sangat Menguasai
1 Eksponen (Bilangan Berpangkat)
2 Bentuk Logaritma
B. Dari materi pada bab ini, bagian manakah yang paling sulit kalian pahami? Jelaskan alasan kalian!
C. Apa yang kalian lakukan jika tidak menguasai, menguasai, atau sangat menguasai materi?
D. Setelah mempelajari dan mengerjakan tugas-tugas pada bab ini, profil pelajar Pancasila apa saja yang dapat kalian
kembangkan! Jelaskan alasan kalian!

Uji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang benar di antara huruf A, B, C, D, dan E!
1. Jika 9n + 9n + 9n = 32.013 maka nilai n adalah ....
5. Tentukan luas dari persegi panjang di bawah
A. 1.008 D. 2.008
ini!
B. 1.006 E. 2.009 4x – 3
C. 2.006
2. Diketahui luas dari suatu lahan berbentuk per­ x+7
segi panjang adalah (20m – 13m – 15) m2.
Panjang dari persegi panjang tersebut jika
lebarnya 4m – 5 adalah ... m. A. 4x2 + 31x – 14
A. 5m + 3 D. 20m – 3 B. 3x2 – 31x + 21
B. 5m – 3 E. 20m – 5 C. –4x2 + 24x + 21
C. 20m + 3
D. –3x2 – 31x + 21
3. Diasumsikan bahwa volume bumi adalah 5 × E. 4x2 + 25x – 21
1014 m3 dan volume dari bakteri adalah 2,5 ×
6. Sebuah bank swasta menawarkan bunga 12%
10–16 m3. Jika bumi dapat diisi dengan bakteri
per tahun. Wiwit mendepositokan uangnya 200
maka banyak bakteri yang termuat di dalamnya
juta rupiah ke bank tersebut pada 1 Januari
....
2015. Persamaan matematika yang sesuai
A. 2,0 × 1030 bakteri
untuk menghitung jumlah uang Wiwit di bank
B. 5,0 × 1031 bakteri
tersebut setelah 8 tahun kemudian atau pada
C. 5,0 × 1031 bakteri
1 Januari 2023 adalah ….
D. 2,0 × 10–30 bakteri
A. 200.000.000 + 8(200.000.000 × 0,12)
E. 5,0 × 1030 bakteri
B. 200.000.000 + (1,12)8
4. Jika 4x + 4–x = 4 maka 42x + 4–2x = ....
C. 200.000.000 (1,12)8
A. 4 D. 14
D. 200.000.000 (8 × 200.000.000 × 0,12)
B. 8 E. 20
E. 200.000.000 (0,12)8
C. 12

44 Matematika Kelas X
7. Sebuah mikroskop dipasang sehingga membuat 5 15 14
sebuah benda tampak 4 × 102 kali lebih besar A. 5 3 xy 30 D. x xy
2
da­ri ukuran aslinya. Virus memiliki dia­me­ 5 3 14
ter 2 × 10-7 meter. Berapa besar diameter B. 2 x 15 xy 14 E. x xy
2
virus yang mun­ cul ketika dilihat di bawah
mikroskop? C. 2 x 3 xy 30

1
12. Jika 4
a+49=, maka a adalah ....
2− 3
(SBMPTN 2015)
A. 2 − 2 D.
8
B. 2 E. 16
C. 2 + 2

13. Jika bilangan bulat a dan b memenuhi


Sumber: https://bit.ly/3nsRjAQ
5− 6
= a + b 30 maka a dan b = ...
A. 8 × 10–14m D.
8 × 105m 5+ 6
B. 8 × 10–5m E.
8 × 104m (SBMPTN 2006)
C. 8 × 10–4m
A. –22 D. 2
8. Nilai x yang memenuhi persamaan B. –11 E. 13
1
3
4 x + 2 = x − 2 adalah .... C. –9
4
8
 1 
10 12 log 1 − 3 log  = 2 maka nilai dari a
14. Jika
a
A. – D. –  27 
17 17
10 17 yang memenuhi adalah ....
B. E. – 1 D.
17 12 A. 3
2 8
C.
17 B. 1 E. 4
4
9. 12 + 12 + 12 + ... = x, nilai x adalah .... C. 2
A. 3 D. 8
15. Jika 8log 5 = r maka 5log 16 = ....
B. 4 E. 12
C. 6 A. 2 r D. 8r
3 3
3
B. r E. 3r
10. Bentuk 52 − 14 3 senilai dengan .... 4 2
A. 7 − 3 D. 7 −3 C. 4r
3
B. 7 + 3 E. 7− 3
1 b 1 c 1
C. 7 + 3 16. Nilai dari log ⋅ log 2 ⋅ log 3 adalah ....
a

b c a
11. Diketahui diameter sebuah lapangan berbentuk a2
15 2 3 A. –6 D. 2
lingkaran adalah x y meter. Jika Kara c
2 B. 6 E. –1
menyelesaikan 5 3 x 2 y putaran, berapa meter 1 6
jarak tempuh Kara? C. 2 c
a

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 45


17. Jika xlog w = 1 dan xylog w = 2 , maka nilai 19. Jika 2log (a – b) = 4 maka
2 5  2 2 
y
log w adalah ... (SBMPTN 2013) 4
log 
+  = ...
A. 8 D. 2  a+ b a− b
B. 6 E. 1
2
log a − 4
2
log a + 2
A. D.
C. 4 4 2
2
log a + 4
E. log a − 1
2
18. Sebuah lingkaran memiliki jari-jari log a2 dan B.
4 2
keliling log b maka alog b4 = ... (SIMAK UI 2
log a − 2
2012) C.
1 2
A.
4π 20. Jika 2 x = 2 − 3 maka 2 + 3 log 4 x = ... (UM
B. 1 UGM 2010)
π 1
A. –2 D.
C. π 2
D. 2π B. – 1 E. 2
2
E. 102π
C. 1
B. Selesaikan soal-soal berikut dengan benar!
32014 − 32011 + 130
1. Tentukan hasil dari != ...
32011 + 5
2. Diketahui taraf intensitas setiap sumber bunyi
disajikan pada tabel berikut.
Sumber Bunyi Taraf Intensitas Bunyi
Suara kicau burung 80 dB
Sirine mobil ambulance 100 dB
Guntur atau halilintar 160 dB

Sebuah mesin mobil menghasilkan taraf inten­


sitas bunyi TI = 70 dB agar suara mesin meng­
hasilkan taraf inten­sitas yang setara dengan suara
Sumber: https://bit.ly/3hpWAVM
sirine ambulance, maka berapa jumlah mesin yang
diperlukan? (Catatan: persamaan untuk menentukan
taraf intensitas n mesin adalah TIn = TI1 + 10 log
n, dengan TI1 = taraf inten­sitas bunyi satu mesin
mobil dan I0 = 10-12 watt/m2)
3. Misalkan bilangan a didefinisikan:
loga (10) + loga (102) + ... loga (1010) = 110.
Tentukan nilai a! (HSMC-USC, 2014)
4. Kolera merupakan penyakit yang menyerang usus
disebabkan oleh bakteri kolera yang ber­kembang
biak secara eksponensial dengan mem­belah selanya
dan dinyatakan dengan N = N0.e1,25t. N adalah Sumber: https://bit.ly/2YL4xyh

46 Matematika Kelas X
jumlah bakteri yang muncul setelah t jam dan N0 adalah jumlah bakteri pada permulaan (t = 0).
Jika awalnya terdapat 20 bakteri, tentukan banyak bakteri (dalam satuan terdekat) yang akan muncul
dalam waktu:
a. 0,5 jam, dan
b. 2 jam.
5. Jika alog b + blog a = 3, maka tentukan nilai (alog b)2 + (blog a)2. (SBMPTN 2013)

Soal AKM
Bacalah stimulus atau teks berikut kemudian jawablah pertanyaan di bawahnya!
Dalam bidang Fisika, fungsi logaritma biasa
digunakan dalam menghitung taraf intensitas
bunyi (TI) yang dirumuskan oleh: Jarak (r1) Jarak (r2)
I 
TI = 10 log  
 I0 
dengan I0 adalah intensitas bunyi minimal
Pendengar 1 Pendengar 2
yang dapat didengar oleh manusia (10–12
watt/m2), I adalah intensitas bunyi, dan TI
Sumber: https://bit.ly/3ntDdPl; https://bit.ly/3ntDdPl
adalah taraf intensitas bunyi. Satuan taraf
intensitas bunyi adalah desibel (dB). Dalam satuan yang lebih besar, satuan bel lebih sesuai digunakan
yaitu 10 desibel sama dengan 1 bel. Perhatikan tabel berikut.
Tabel Taraf Intensitas Bunyi Beberapa Jenis Suara Benda

Sumber Bunyi Intensitas Bunyi (dB)


Ambang rasa sakit 120
Pengeling 95
Kereta api yang bunyinya keras 90
Lalu lintas yang ramai 70
Pembicaraan biasa 65
Mobil 50
Radio yang bunyinya tidak terlalu keras 40
Pembisik 20
Desiran daun-daun 10
1. Jika sebuah sumber bunyi mempunyai intensitas bunyi sebesar 10-8 watt/m2, berapa intensitas ambang
pendengaran agar taraf intensitas bunyi tersebut berada tidak melebih intensitas bunyi radio yang
bunyinya tidak terlalu keras dan kurang dari intensitas bunyi mobil? Jelaskan pendapat kalian?
2. Sebuah sumber bunyi mempunyai intensitas bunyi sebesar 10–10 watt/m2. Jika intensitas ambang
pendengaran I0 = 10–12 watt/m2, maka besar taraf intensitas bunyi yang dihasilkan hampir menyerupai
intensitas bunyi ....
A. desiran daun-daun D. mobil
B. pembisik E. pembicaraan biasa
C. radio yang bunyinya tidak terlalu keras

Bab I Eksponen (Bilangan Berpangkat) dan Logaritma 47


3. Semakin besar intensitas bunyi (I), semakin besar pula taraf intensitas bunyi.
Setujukah kalian dengan pernyataan tersebut? Berilah tanda centang (√) pada pilihan kalian.
 Setuju
 Tidak setuju
Jelaskan pendapat kalian!

Proyek
Kerjakan hal berikut secara berkelompok!
Dalam upaya penanganan perubahan iklim, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
telah melakukan berbagai upaya dalam menginformasikan terjadinya gempa. Peringatan dini yang
dibangun di BMKG memang disiapkan untuk memonitor dan mengantisipasi kejadian gempabumi
(termasuk gempa bumi megathrust) dengan magnitudo dapat mencapai lebih dari Mw 9. Seperti yang
kalian ketahui bahwa Negara Indonesia rawan terjadinya gempa bumi. Tabel berikut menyajikan tabel
gempa bumi dengan kekuatannya di berbagai daerah.
Tabel Kekuatan Gempa Bumi di Beberapa Daerah

No. Nama Daerah Tanggal Gempa Kekuatan Gempa (Skala Richter)


1 Aceh 26 Desember 2004 9,3
2 Nias 28 Maret 2005 8,7
3 Yogyakarta 27 Mei 2006 5,9
4 Pangandaran 17 Juli 2006 7,7
5 Palu Donggala 28 September 2018 7,4

(Catatan: persamaan yang digunakan untuk menentukan kekuatan gempa yang terjadi di suatu daerah:
I
SR = log ,
I0
dengan SR = skala Ricther = kekuatan dari suatu gempa bumi; I = intensitas, yaitu ukuran energi gelombang
dari suatu gempa bumi; dan I0 = 1, merupakan intensitas minimum yang digunakan untuk perbandingan.)
Pertanyaan:
Bandingkan kekuatan gempa di berbagai daerah. Manakah daerah yang mengalami kekuatan gempa yang
terbesar? Mana pulakah daerah yang mengalami kekuatan gempat yang terkecil? Jelaskan pendapat kalian!

Q Smart Quiz
Untuk menambah pemahaman
kalian tentang materi bab ini,
pindailah QR Code di samping!

48 Matematika Kelas X

Anda mungkin juga menyukai