Anda di halaman 1dari 14

BAB V

HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Penelitian
Dalam penelitian ini akan dijabarkan hasil penelitian tentang pengaruh tingkat informasi
melalui media sosial terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 dan Vaksinasi
Covid-19 yang dilakukan di Kecamatan Landasan Ulin, Kalimantan Selatan. Penelitian ini dibagi
menjadi dua variabel yaitu informasi melalui media sosial terhadap vaksinasi Covid-19 dan
pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi Covid-19. Kedua variabel tersebut akan diukur dengan
menggunakan kuesioner yang diberikan secara langsung melalui selebaran kepada masyarakat
Kecamatan Landasan Ulin , Kalimantan Selatan

5.2 Data Demografi


5.2.1 Usia
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh , klasifikasi usia dapat dilihat pada Tabel V.1.

TABEL V. 1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Kecamatan Landasan Ulin

Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)

18 – 25 tahun 53 53%

26 – 35 tahun 38 38%

36 – 45 tahun 7 7%

46 – 55 tahun 2 2%

56 – 65 tahun 0 0%

>65 tahun 0 0%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel V.1 didapatkan hasil bahwa persentase terbanyak responden berusia
antara 18 – 25 tahun berjumlah 53 orang (53%) sedangkan persentase terkecil dengan jumlah 2
orang (2%) untuk usia 46-55 tahun.
5.2.2 Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh ,distribusi frekuensi jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel V.2.

TABEL V. 2Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Kecamatan Landasan Ulin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 58 58%

Perempuan 42 42%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel V.2 didapatkan hasil bahwa responden terbanyak dengan jenis kelamin
laki-laki sebanyak 58 orang (58%) sedangkan untuk perempuan sebanyak 42 orang (42%).

5.2.3 Pendidikan Terakhir


Pada hasil penelitian yang didapatkan, pengklasifikasian pendidikan terakhir dapat dilihat
pada tabel V.3.

TABEL V. 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Kecamatan Landasan Ulin

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tidak Lulus SD 0 0%

SD 0 0%

SMP 2 2%

SMA 27 27%

Perguruan Tinggi 71 71%

Total 100 100%

Pada tabel V.3 didapatkan hasil bahwa pendidikan terakhir responden terbanyak adalah
Perguruan Tinggi yang berjumlah 71 orang (71%) sedangkan untuk jumlah terkecil yaitu SMP
sebanyak 2 orang (2%).
5.2.4 Pekerjaan
Pada hasil penelitian yang didapatkan, klasifikasi pekerjaan dapat dilihat pada tabel V.4

TABEL V. 4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Kecamatan Landasan Ulin

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Wirausaha 17 17%

PNS 8 8%

Karyawan Swasta 32 32%

Pelajar / Mahasiswa 31 31%

Ibu Rumah Tangga 5 5%

Supir 2 2%

Freelance 4 4%

Petugas Kebersihan 1 1%

Total 100 100%

Pada tabel V.4 didapatkan hasil bahwa pekerjaan terbanyak responden adalah karyawan
swasta yang berjumlah 32 orang (32%) dan yang paling sedikit 1 orang (1%) dengan pekerjaan
petugas kebersihan

5.2.5 Media Sosial


Pada hasil penelitian yang didapatkan, klasifikasi jenis media sosial yang digunakan dapat
dilihat pada tabel V.5.

TABEL V. 5 Distribusi Frekuensi Media Sosial Responden Kecamatan Landasan Ulin

Media Sosial Frekuensi Persentase (%)


Youtube 15 15%

Whatsapp 21 21%

Facebook 16 16%

Instagram 47 47%

Twitter 1 1%

Total 100 100%

Pada tabel V.5 didapatkan hasil bahwa media sosial yang sering digunakan dalam
mendapatkan dan mencari informasi tentang vaksinasi COVID-19 oleh responden terbanyak
adalah instagram yang berjumlah 47 orang (47%).

5.2.6 Vaksinasi COVID-19


Pada hasil penelitian yang didapatkan, masyarakat yang sudah ataupun belum melakukan
vaksinasi COVID-19 dapat dilihat pada tabel V.6.

TABEL V. 6 Distribusi Frekuensi Vaksinasi COVID-19 Responden Kecamatan Landasan Ulin

Vaksinasi COVID-19 Frekuensi Persentase (%)

Sudah 99 99%

Belum 1 1%

Total 100 100%

Pada tabel V.6 didapatkan hasil bahwa responden yang sudah melakukan vaksinasi
COVID-19 sebanyak 99 orang (99%) sedangkan yang belum melakukan vaksinasi COVID-19
sebanyak 1 orang (1%).
5.3 Analisis Univariat
5.3.1 Hasil Kuesioner Informasi Melalui Media Sosial Tentang Vaksinasi COVID-19
Pada hasil penelitian yang didapatkan, kuesioner informasi melalui media sosial tentang
vaksinasi COVID-19 dapat dilihat pada tabel V.7 Setelah itu akan dilakukan pengkategorian
menjadi baik, cukup baik dan kurang baik yang dapat dilihat pada tabel V.8.

TABEL V. 7 Hasil Kuesioner Informasi Melalui Media Sosial Tentang Vaksinasi COVID-19

No Pernyataan Jawaban
S CS CJ J
N (%) N (%) N (%) N (%)
1 Seberapa sering anda mendapatkan 49 44 7 0
informasi terkait COVID-19 melalui
(49%) (44%) (7%) (0%)
media sosial? (Vinka and Michele,
2021)
2 Seberapa sering anda mendapatkan 25 45 29 1
informasi vaksinasi COVID-19
(25%) (45%) (2%) (1%)
melalui akun resmi pemerintah?
(Vinka and Michele, 2021)
3 Seberapa sering anda mempercayai 39 48 12 1
informasi terkait vaksinasi COVID-
(39%) (48%) (12%) (1%)
19 yang diberikan melalui media
sosial? (Vinka and Michele, 2021)
4 Seberapa sering anda menemukan 18 40 38 4
informasi hoax yang tersebar di
(18%) (40%) (38%) (4%)
media sosial? (Vinka and Michele,
2021)
5 Seberapa sering anda setuju bahwa 53 41 5 1
media sosial memberikan informasi
(53%) (41%) (5%) (1%)
yang jelas mengenai vaksinasi
COVID-19? (Vinka and Michele,
2021)

6 Seberapa sering anda mencari 15 59 25 1


informasi mengenai vaksinasi (1%)
(15%) (59%) (25%)
COVID-19 di media sosial? (Vinka
and Michele, 2021)
7 Seberapa sering anda mengikuti 16 33 48 3
perkembangan tentang vaksinasi
(16%) (33%) (48%) (3%)
COVID-19 di media sosial? (Vinka
and Michele, 2021)

TABEL V. 8 Kategori Tingkat Informasi Melalui Media Sosial Tentang Vaksinasi COVID-19

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Baik 53 53%

Cukup Baik 41 41%

Kurang Baik 6 6%
Total 100 100%

Berdasarkan tabel V.7 dapat dilihat bahwa jawaban tertinggi sering dan cukup sering
responden mendapatkan informasi melalui media sosial tentang vaksinasi COVID-19 dengan
persentase 93% dan untuk hasil tertinggi cukup jarang dan jarang responden mengikuti
perkembangan tentang vaksinasi COVID-19 melalui media sosial dengan persentase 51%.
Dilakukan pengkategorian pada tabel V.8 dengan tingkat informasi melalui media sosial tentang
vaksinasi COVID-19 tertinggi yaitu baik dengan persentase 53%.

5.3.2 Hasil Kuesioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Vaksinasi COVID-19


Pada hasil penelitian yang didapatkan, pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi COVID-
19 dapat dilihat pada tabel V.9 Setelah itu akan dikategorikan menjadi baik, cukup baik, dan
kurang baik yang dapat dilihat pada tabel V.10.

TABEL V. 9 Hasil Kuesioner Pengetahuan Masyarakat Tentang Vaksinasi Covid-19

No Pertanyaan Jawaban

B S

N (%) N (%)

1 Vaksinasi COVID-19 boleh untuk 49 51


anak berusia 6 tahun. (Mutiara, 2021)
(49%) (51%)

2 Vaksinasi COVID-19 bekerja dengan 86 14


merangsang antibody sehingga dapat
(86%) (14%)
melawan COVID-19 (Ananda and
Paujiah, 2021)

3 Vaksinasi COVID-19 dibuat dengan 74 26


cara melemahkan virus COVID-
(74%) (26%)
19(Triyo Rachmadi et al, 2021)

4 Vaksinasi COVID-19 bertujuan 69 31


mengurangi adanya kasus
(69%) (31%)
terkonfirmasi (Rahayu and
Sensusiyati, 2021)

5* Vaksinasi COVID-19 bertujuan 47 53


untuk mencegah terkena COVID-19
(47%) (53%)
(Rahayu and Sensusiyati, 2021)

6 Vaksinasi COVID-19 diberikan 89 11


sebanyak dua atau tiga dosis.
(89%) (11%)
(Rahayu and Sensusiyati, 2021)

7 Vaksinasi COVID-19 dapat 83 17


memberikan efek samping seperti
(83%) (17%)
nyeri otot. (Rahayu and Sensusiyati,
2021)

8 Astrazeneca merupakan salah satu 95 5


vaksin COVID-19. (Konik Naimah,
(95%) (5%)
2021)

9 Moderna merupakan salah satu 90 10


vaksin COVID-19. (Rahayu and
(90%) (10%)
Sensusiyati, 2021)

TABEL V. 10 Kategori Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Vaksinasi COVID-19

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Baik 72 72%

Cukup Baik 19 19%

Kurang Baik 9 9%

Total 100 100%


Berdasarkan tabel V.9 dapat dilihat bahwa sebanyak 95 orang (95%) mengetahui bahwa
vaksin Astrazeneca merupakan salah satu vaksin COVID-19 sedangkan sebanyak 51 orang (51%)
tidak mengetahui bahwa vaksinasi COVID-19 boleh untuk anak berusia 6 tahun. Pada tabel V.10
dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi COVID-19 tertinggi yaitu
baik dengan persentase 72%.

5.4 Analisis Bivariat


Analisis bivariat dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen apakah ada pengaruh yang bermakna, bila nilai (p value
<0,05) Maka Nilai bermakna dan apabila nilai (p value >0,05) maka nilai tidak bermakna
(NASUTION, 2018).. Pada penelitian ini dilakukan uji bivariat menggunakan uji Chi-Square
dengan bantuan spss untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel pengetahuan
masyarakat tentang vaksinasi COVID-19 dengan informasi melalui media sosial tenang vaksinasi
COVID-19.

TABEL V. 11 Hasil Analisis Bivariat

Variabel Terikat : P Kesimpulan


Value
Pengetahuan

Kategori Baik Cukup Kurang


Baik Baik

Baik 47 5 1

(88,7%) (9,4%) (1,9%)


Variabel Ada
Bebas : Cukup Baik 25 11 5 Pengaruh
0.000*
Informasi (61%) (26,8%) (12,2%)

Kurang Baik 0 3 3

(0%) (50%) (50%)

*signifikasi pada p<0,05


Berdasarkan hasil analisis pada tabel V.11 didapatkan bahwa variabel informasi melalui
media sosial tentang vaksinasi COVID-19 dengan pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi
COVID-19 memiliki P Value 0.000 yang mana memiliki arti terdapat pengaruh informasi
melalui media sosial terhadap pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi COVID-19. Pada tabel
V.11 responden yang memiliki tingkat informasi melalui media sosial yang baik juga memiliki
tingkat pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 baik dengan persentase 47%.
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Landasan Ulin, Kalimantan selatan untuk melihat
ada atau tidaknya pengaruh informasi melalui media sosial terhadap pengetahuan masyarakat
tentang vaksinasi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
menggunakan desain studi deskriptif analitik dengan metode cross-sectional. Cara pengambilan
data dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yang mana dilakukan
pengambilan sampel secara acak kepada masyarakat Kecamatan Landasan Ulin dengan pembagian
kuesioner secara langsung oleh peneliti. Jumlah responden dalam penelitian ini sebesar 100
responden, hasil tersebut didapat dengan menghitung menggunakan rumus slovin karena jumlah
penduduk Kecamatan Landasan Ulin yang besar. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret
2022 hingga April 2022 dengan dilakukan proses uji pendahuluan di Kecamatan Cempaka.
Alasann dipilihnya Kecamatan cempaka karena berdampingan dengan Kecamatan Landasan Ulin
dan dari segi SDA dan SDM yang mirip dengan Kecamatan Landasan Ulin. Uji pendahuluan
dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden sebanyak 30 lembar, lalu data
dipindahkan ke excel dan diolah di spss, hingga pada akhirnya dapat dilihat data yang valid dan
data yang tidak valid.
Pada uji pendahuluan, validitas diperlukan untuk melihat data yang valid, data valid berarti
data yang sesuai dengan data yang sebenarnya (Syamsurizal, 2020) dan reliabilitas digunakan
untuk melihat konsistensi alat ukur agar dapat dlakukan berulang (Masturo, 2018). Pertanyaan
yang valid pada kuesioner informasi melalui media sosial tentang vaksinasi Covid-19 berjumlah
7 pertanyaan berdasarkan tabel IV.1 dan pertanyaan yang valid pada kuesioner hasil kuesioner
pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi Covid-19 sebanyak 9 dari 17 pertanyaan awal
berdasarkan tabel IV.2. Dimana untuk melihat data yang valid dilakukan perbandingan rhitung
dengan rtabel, dikatakan valid apabila rhitung lebih besar daripada rtabel (0.361) (Wanena, 2018).
Berdasarkan tabel IV.3 didapatkan hasil uji reliabilitas kuesioner informasi melalui media sosial
tentang vaksinasi COVID-19 sebesar 0,731 dan kuesioner pengetahuan masyarakat tentang
vaksinasi COVID-19 sebesar 0,745 yang artinya hasil uji reliabilitas kuesioner tersebut lebih besar
dari 0,60 sehingga dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai instrument penelitian.
Berdasarkan data demografi, usia responden diklasifikasikan menjadi beberapa
berdasarkan tabel V.1 yaitu 18-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun, 56-65 tahun, dan
lebih dari 65 tahun. didapatkan hasil bahwa persentase terbanyak responden berusia antara 18 –
25 tahun berjumlah 53 orang (53%) sedangkan persentase terkecil dengan jumlah 2 orang (2%)
untuk usia 46-55 tahun (Elviani, Anwar and Januar Sitorus, 2021). Dimana pada usia 18-25 tahun
menurut (Zahar and Nizar, 2019) masih ada keingintahuan tentang informasi baru. Pada tabel V.2
jumlah responden laki laki lebih banyak daripada perempuan dengan didapatkan hasil bahwa
responden terbanyak dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 58 orang (58%) sedangkan untuk
perempuan sebanyak 42 orang (42%). Dimana menurut badan pusat statistika,Kecamatan
Landasan Ulin 3 tahun terakhir jumlah penduduk laki laki lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk perempuan. Selanjutnya , pada tabel V.3 berdasarkan pendidikan terakhir,
diklasifikasikan menjadi 6 golongan yaitu tidak sekolah, tidak lulus SD, SD, SMP, SMA dan
perguruan tinggi. Dimana didapatkan hasil bahwa pendidikan terakhir responden terbanyak adalah
Perguruan Tinggi yang berjumlah 71 orang (71%). Dimana semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka dapat membuat orang tersebut menjadi lebih mudah mengerti tentang sesuatu
sehingga pengetahuannya lebih tinggi (Gannika, Lenny & Sembiring, 2020).
Pada tabel V.4 profesi responden diklasifikasikan menjadi 6, yaitu wirausaha, PNS,
karyawan swasta, pelajar/mahasiswa dan lainnya. Pada penelitian ini, responden yang memilih
lainnya berprofesi sebagaii ibu rumah tangga, freelance,supir, dan petugas kebersihan. Didapatkan
hasil bahwa pekerjaan terbanyak responden adalah karyawan swasta yang berjumlah 32 orang
(32%).Menurut (Sartika, 2019) ,karakteristik pekerjaan yang melibatkan diri sendiri secara aktif
cenderung menjadi anteseden OCB dibandingkan karakteristik pekerjaan yang rutin dan kurang
mandiri karena pekerjaan yang rutin menyebabkan karyawan merasa bosan, dimana salah satu sifat
media sosial adalah sebagai media rekreasi (Widada, 2018). Sehingga salah satu cara
menghilangkan rasa bosan adalah dengan berinteraksi di media sosial.
Pada tabel V.5 media sosial yang sering digunakan oleh masyarakat untuk mencari atau
mendapatkan informasi tentang vaksinasi COVID-19 dikelompokkan menjadi 4 yaitu Youtube,
Whatsapp, Facebook dan Instagram. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa media sosial
yang sering digunakan dalam mendapatkan dan mencari informasi tentang vaksinasi COVID-19
oleh responden terbanyak adalah instagram yang berjumlah 47 orang (47%). Menurut (Achmad,
2020) instagram sebagai sarana untuk menampilkan kompetensi diri, memperluas peluang
pekerjaan, rasa senang jika bisa menebar manfaat, untuk menyalurkan hobi, serta meningkatkan
popularitas. Pada tabel V.6 masyarakat yang sudah melakukan vakinasi COVID-19 sebanyak 99
orang (99%) sedangkan yang belum melakukan vaksinasi COVID-19 sebanyak 1 orang (1%). Dari
jumlah 99 responden tersebut, terdapat beberapa yang sudah melakukan vaksinasi dosis pertama,
kedua dan ketiga, namun terdapat 1 orang yang belum melakukan vaksinasi, hal ini dikarenakan
pengetahuan tentang vaksin yang dimiliki responden tersebut masih kurang, serta tidak adanya
keinginan untuk melakukan vaksinasi dikarenakan sang responden hanya melakukan aktivitas di
lingkungan tempat tinggalnya saja . Hal ini sejalan dengan penelitian (Kamri et al., 2021) yang
disebutkan bahwa keinginan masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 bertambah setelah
diberikan edukasi tentang vaksinasi Covid-19
Pada tabel V.7 dapat dilihat bahwa masyarakat yang memilih sering dan cukup sering
tertinggi yaitu pada kuesioner seberapa sering masyarakat mendapatkan informasi mengenai
COVID-19 di media sosial dengan persentase sebanyak 93% dan untuk hasil tertinggi cukup jarang
dan jarang responden mengikuti perkembngan tentang vaksinasi COVID-19 melalui media sosial
dengan persentase 51%. Sesuai dengan penelitian (Vinka and Michele, 2021), dimana persentase
responden yang mengisi sering dan cukup sering mendapatkan informasi tentang vaksinasi
COVID-19 melalui media sosial sebanyak 75,8%. Namun, masyarakat masih enggan untuk
mencari tau tentang kesehatan di media sosial (yuni Fitriani, 2017). Pada tabel V.8 dapat dilihat
bahwa pengkategorian tingkat informasi melalui media sosial tentang vaksinasi COVID-19 dibagi
menjadi tiga, dengan kategori baik, cukup baik, dan kurang. Didapatkan hasil tertinggi dengan
persentase 53% yang termasuk dalam kategori baik. Menurut (yuni Fitriani, 2017), penyebaran
informasi terjadi sangat cepat karena karakter pengguna media sosial memiliki sifat berbagi.
Berdasarkan tabel V.9 dapat dilihat bahwa sebanyak 95 orang (95%) mengetahui bahwa
vaksin Astrazeneca merupakan salah satu vaksin Covid-19, hal ini berbanding lurus dengan
pernyataan (Allina Mustaufiatin Ni’mah and Syufa’at, 2021) yang mneyebutkan AstraZeneca
adalah vaksin Covid-19, vaksin ini diproduksi oleh AstraZeneca yaitu perusahaan farmasi Inggris
yang bekerja sama dengan Oxford University untuk membuat vaksin Covid-19, yang saat ini,
pemerintah Indonesia sedang membantu pendistribusian vaksin tersebut(Rahayu and Sensusiyati,
2021). sedangkan sebanyak 51 orang (51%) tidak mengetahui bahwa vaksinasi COVID-19 boleh
untuk anak berusia 6 tahun, dimana hal ini bertentangan dengan kebijakan pemerintah Indonesia
tentang usia minimal vaksinasi seseorang untuk vaksin pfizer adalah 6 tahun keatas (Bakhtari,
2022). Juga terdapat responden yang memiliki pengetahuan rendah namun memilih untuk
melakukan vaksinasi dikarenakan pemerintah mewajibkan vaksin Covid-19, dimana terdapat salah
satu berita yang menyebutkan bahwa terdapat korban pemerkosaan yang laporannya ditolak oleh
pihak kepolisian di Aceh dikarenakan belum melakukan vaksinasi Covid-19 (Fadhila and
Setiawan, 2022) . Pemerintah melakukan wajib vaksin agar tercapainya herd immunity (Isyti’aroh
et al., 2021), yaitu kekebalan yang bekerja melalui pencapaian ambang kekebalan pada tingkat
populasi yang secara teoritis mampu memotong penularan rantai penyakit menular tertentu, baik
itu diperoleh melalui infeksi alami atau vaksinasi(Kadkhoda, 2021). Pada tabel V.10 dapat dilihat
bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi COVID-19 tertinggi yaitu baik dengan
persentase 72%. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh (Febriyanti, Choliq and Mukti, 2021)
dimana untuk tingkat pengetahuan tentang vaksinasi Covid-19 termasuk kedalam kategori baik.
Pada tabel V.11 didapatkan bahwa variabel informasi melalui media sosial tentang vaksinasi
Covid-19 dengan pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi Covid-19 memiliki P Value 0.000
yang mana memiliki arti terdapat pengaruh informasi melalui media sosial terhadap pengetahuan
masyarakat tentang vaksinasi Covid-19. Responden yang memiliki tingkat informasi melalui
media sosial yang baik juga memiliki tingkat pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 baik
dengan persentase 47%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Muhamad Yunus, 2017),
yang menyebutkan adanya hubungan antara sumber informasi dengan tingkat pengetahuan
masyarakat tentang Covid-19. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh (S.M. Yunus, 2021) yang
menyebutkan bahwa sumber informasi memiliki hubungan terhadap tingkat pengetahuan Covid-
19 yang dilakukan di Lombok Timur. Sumber informasi yang paling banyak diakses oleh
responden secara umum adalah media sosial. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
(Susanto et al., 2021), yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara sumber informasi
dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi Covid-19. Hal ini dikarenakan terdapat
distribusi data yang tidak merata, berbeda dengan penelitian ini, walaupun data tidak terdistribusi
dengan merata, didapatkan nilai P VALUE 0,000.

Anda mungkin juga menyukai