Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

1.Bela arisna septia (F0G017005)


2.Bunga riski (F0G017007)
3.Fauziah rauqnaya illahi (F0G017009)
4.Nadila julianda (F0G017025)

PRODI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Anatomi
Fisiologi ini tentang "Keseimbangan Cairan dan Elektrolit” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Bengkulu,18 september 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. ......... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ......... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
2. rumusan maslah................................................................................................................ 5
3. tujuan................................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 6
1. Keseimbangan Cairan Elektrolit..................................................................................... 6
2. Peristiwa Difusi, Osmosis, dan Filtrasi......................................................................... 22
3. Terbentuknya Edema................................................................................................... 23
4. Keseimbangan Asam Basa............................................................................................ 23
5. proses metabolisme......................................................................................................26
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 41
1. Kesimpulan.................................................................................................................... 41
2. Saran............................................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 43

3
BAB I
PENDAHULUAN

1 Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau
homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi
fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-
partikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung
komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan
bermuatan negative (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk
fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit
memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (
pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi
ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Disini kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai keseimbangan cairan dan
elektrolit berserta gangguannya itu sendiri. Untuk itu Dalam makalah ini penulis akan
menguraikan mengenai pengertian dari cairan dan elektrolit, komposisi cairan dan elektrolit
dalam tubuh manusia, cairan dan elektolit dalam tubuh manusia, fungsi cairan dan elektrolit
dalam tubuh manusia, pergerakan cairan dan elektrolit tubuh manusia, keseimbangan cairan
dan elektrolit, faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit,
gangguan keseimbangan cairan dan elektolit.

4
2 Rumusan Masalah
1..Keseimbangan Cairan Elektrolit
2. Peristiwa Difusi, Osmosis, dan Filtrasi
3.Terbentuknya Edema
4. Keseimbangan Asam Basa
5.Proses metabolisme

3 Tujuan
1.Untuk mengetahui dan memahami Keseimbangan Cairan Elektrolit
2. Untuk mengetahui dan memahami Peristiwa Difusi, Osmosis, dan Filtrasi
3. Untuk mengetahui dan memahami Terbentuknya Edema
4. Untuk mengetahui dan memahami Keseimbangan Asam Basa
5.Untuk mengetahui dan memahami proses metabolisme

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. CAIRAN TUBUH TOTAL

PENGERTIAN CAIRAN TUBUH TOTAL

Sebagian besar tubuh manusia trdiri dari cairan. Kandungan cairan pada orang
dewasasebesar 65%-70% dari berat badan.Cairan dalam tubuh dibagi dalam 2 kompartemen
utama yaitu cairan ekstrasel danintrasel. Volume cairan intrasel sebesar 60% dari cairan
tubuh total atau sebesar 36% dariberat badan pada orang dewasa. Volume cairan ekstrasel
sebesar 40% dari cairan tubuhatau 24% dari berat badan pada orang dewasa. Cairan ekstrasel
dibagi lagi ke dalam 2subkompartemen yaitu cairan interstisium sebesar 30% dari cairan
tubuh total atau 18%dari berat badan pada orang dewasa,dan cairan intravaskular (plasma)
sebesar 10% daricairan tubuh total atau 6% dari berat badan pada orang dewasa.Dalam 2
kompartemen cairan tubuh ini terdapat beberapa kation dan anion (elektrolit)yang penting
dalam mengatur keseimbangan cairan dan fungsi sel. Ada 2 kation yangpenting,yaitu natrium
dan kalium. Keduanya mempengaruhi tekanan osmotik cairanekstrasel dan intrasel dan
langsung berhubungan dengan fungsi sel. Kation utama dalamcairan ekstrasel adalah natrium
dan kation utama dalam cairan intrasel adalah kalium.

GANGGUAN KESEIMBANGAN NATRIUM

Natrium berperan dalam menentukan status volume air di dalam tubuh.


Keseimbangannatrium yang terjadi di dalam tubuh diatur oleh 2 mekanisme yaitu
pengatur:A. Kadar natrium yang sudah tetap pada batas tertentu (Set-Point)B. Keseimbangan
antara natrium yang masuk dan yang keluar (Steady-State)Perubahan kadar natrium dalam
cairan ekstrasel akan mempengaruhi kadar hormonterkait seperti Hormon Anti-Diuretik
(ADH),Sistem RAA (Renin AngiotensinAldosteron),Atrial Natriuretic Peptide(ANP),Brain
Natriuretic Peptide (BNP). Hormon-hormon ini akan mempengaruhi ekskresi natrium di
dalam
urn.Naik turunnya ekskresi natrium dalam urin diatur oleh filtrasi glomerulus dandirea

6
bsorbsi oleh tubulus ginjal. Peningkatan volume cairan (hipervolemia) danpeningkatan
asupan natrium akan meningkatkan laju filtrasi glomerulus dan pada deplesivolume
(hipovolemia) serta asupan natrium yang rendah akan terjadi penurunan lajufiltrasi
glomerulus. Perubahan-perubahan yang terjadi pada laju filtrasi glomerulus
akanmempengaruhi reabsorbsi natrium di tubulus (glomerulotubular balance).60-65%
natrium yang difiltrasi direabsorbsi di tubulus proksimal,25%-30% di ‘loop of Henle’, 5% di
tubulus distal dan 4% di duktus koligentes

HIPONATREMI
a. Respons fisiologis hiponatremi adalah tertekannya pengeluaran ADH dari
hipotalamussehingga tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus sehingga
ekskresi urinmeningkat oleh karena saluran-air (AQP2) di bagian apikal duktus koligentes
berkurang(osmolaritas urin rendah)Hiponatermi terjadi bila :a. Jumlah asupan cairan melebihi
kemampuan ekskresi

b. Ketidakmampuan menekan sekresi ADH misalnya pada kehilangan cairan melaluisaluran


cerna atau gagal jantung atau sirosis hati atau pada SIADH (syndrome of inappropriate ADH-
secretion)Berdasarkan prinsip diatas maka hiponatremia dpat dikelompokkan atas:a.
Hiponatremia dengan ADH meningkat- ADH yang meningkat oleh karena deplesi volume
sirkulasiefektifsepertipada:muntah,diare,pendarahan,jumlah urin meningkat,pada gagal jant
ung,sirosishati,insufisiensi adrenal, hipotiroidisme.- ADH yang meningkat pada SIADHb.
Hiponatremia dengan ADH tertekan fisiologis. Polidipsia primer atau gagal ginjalmerupakan
keadaan dimana ekskresi cairan lebih rendah dibanding dengan asupancairan yang
menimbulkan respons fisiologis menekan ADHc. Hiponatremia dengan osmolalitas plasma
normal atau tinggi.- Tingginya osmolalitas plasma pada keadaan hiperglikemia atau
pemberian manitolintravena menyebabkan cairan intrasel keluar dari sel menyebabkan dilusi
cairanekstrasel yang menyebabkan hiponatremia- Pemberian cairan isoosmotik tidak
mengandung natrium ke dalam cairan ekstraseldapat menimbulkan hiponatremia disertai
osmolalitas plasma normal- Pseudohiponatremia, pada keadaan hiperlipidemia atau
hiperproteinemia dimanamenyebabkan volume air plasma berkurang. Jumlah natrium
tetap,osmolalitas normalakan tetapi secara total dalam cairan intravaskular kadar natrium jadi
berkurang.Pada kelompok-I (ADH meningkat) dapat dibagi dalam:a. Volume sirkulasi efektif
turun.- Na keluar berlebihan dari tubuh.1.) melalui ginjal: diuretik akut, renal salt
wasting,muntah akut,hipoaldosteron.2.) melalui non-ginjal : diare,diuretik lama,muntah

7
lama.- Peningkatan volume air bebas elektrolit.1.) gagal jantung.2.) sirosis hati3.)
pendarahan4.) adrenal insufisiensi5.) hipotiroidisme6.) hipoalbuminemiab. Volume sirkulasi
efektif tidak turun. SIADH (S yn d r o m e In a p p r o p r i a t e o f A D H secretion)
Menurut waktu terjadinya hiponatremia,maka hiponatremia dapat dibagi dalam:
 Hiponatremia kronik.

Disebut kronik bila kejadian hiponatrmia berlangsung lambat yaitu lebih dari 48 jam.
Pada keadaan gejala yang terjadi hanya ringan seperti lemas ataumengantuk. Kelompok ini
disebut juga hiponatremia asimptomatik.
 Hiponatremia akut.
Disebut akut bila kejadian hiponatremia berlangsung cepat yaitukurang dari 48 jam. Pada
keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti penrunank e s a d a r a n d a n k e j a n g . H a l
i n i t e r j a d i k a r e n a a d a n ya e d e m a s e l o t a k k a r e n a a i d a r i ekstrasel masuk ke
intrasel yang osmolalitasnya lebih tinggi. Kelompok ini disebut jugasebagai hiponatremia
simptomatik atau hiponatremia berat.
Di dalam klinik bila ditemukan hiponatremia disertai dengan gejala yang berat
makahiponatremia masuk ke dalam kategori akut dan sebaliknya bila tidak dengan gejala
yangberat maka hiponatremia masuk dalam kategori kronik. Hal ini penting untuk
diketahuisehubungan tindakan yang akan dilakukan bila ada kejadian hiponatremia
PENATALAKSANAAN HIPONATREMIA

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari sebab terjadinya hiponatremia


dengancara:a.
Anamnesis yang teliti (antara lain riwayat muntah,penggunaandiuretis,penggunaan
manitol)b. Pemeriksaan fisik yang teliti (antara lain apakah ada tanda-tanda hipovolemi
ataubukanc. Pemeriksaan gula darah, lipid darahd. Pemeriksaan osmolalitas darah (antara lain
osmolalitas rendah atau tinggi)e. Pemeriksaan osmolalitas urin atau bisa juga dengna
memeriksa BJ (berat
jenis)urin (interpretasi terhadap adakah Adh yang menngkat atau tidak,gangguanpemeka
tan)f. Pemeriksaan natrium, kalium,dan klorida dalam urin untuk melihat jumlahekskresi
elektrolit dalam urinLangkah selanjutnya adalah melakukan pengobatan yang tepat sasaran.a.
Perlu dibedakan apakah kejadian hiponatremi akut atau kronik b. Tanda atau penyakit lain
yang menyertai hiponatremia perlu dikenali(deplesi volume,dehidrasi,gagal jantung, gagal

8
ginjal)c. Hiponatremia akut, koreksi Na dilakukan secara cepat dengan pemberianlarutan
natrium hipertonik intravena. Kadar natrium plasma dinaikkan sebanyak 5meq/L dari kadar
natrium awal dalam waktu 1 jam. Setelah itu,kadar natrium plasmadinaikkan sebesar 1 meq/L
setiap 1 jam sampai kadar natrium darah mencapai 13meq/L. Rumus yang dipakai untuk
mengetahui jumlah natrium dalam larutan natriumhipertonik yang diberikan adalah 0,5 x
berat badan (kg) x delta Na. Delta natriumadalah selisih antara kadar natrium yang diinginkan
dengan kadar natrium awal.d. Hiponatremia kronik, koreksi Na dilakukan secara perlahan
yaitu sebesar 0,5 meq/L setiap 1 jam,maksimal 10 meq/L dalam 24 jam. Bila delta Na sebesar
8meq/L,dibutuhkan waktu pemberian selama 16 jam. Rumus yang dipakai adalah
samadengan di atas. Natrium yang diberikan dapat dalam bentuk natrium hipertonik intravena
atau natrium oral.

HIPOKALEMIA
Disebut hipokalemia bila kadar kalium dalam plasma kurang dari 3,5 meq/L.
Penyebabhipokalemia dapat dibagi sebagai berikut :a. Asupan kalium yang kurang.b.
Pengeluaran kalium yang berlebihan melalui saluran cerna atau ginjal ataukeringatc. Kalium
masuk ke dalam sel

B . PERBEDAAN KOMPOSISI ELRKTROLITE DI INTRASELULER, DAN


EKSTRASELULER

A. KOMPARTEMEN CAIRAN
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan
intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg,
Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. persentase
ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas ( Guyton & Hall,
1997)

1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total


Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan
tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya,
hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total


Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada
9
bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume
relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding
dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :
(a) Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang
dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh,
volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang
dewasa.
(b) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume
relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang
dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA.
Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor
oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit);
dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda,
bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah
adalah mencakup :
– pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
– transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
– pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
– transpor hormon ke tempat aksinya
– sirkulasi panas tubuh

B. FUNGSI CAIRAN TUBUH

1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel

2. Mengeluarkan buangan-buangan sel

3. Mmbentu dalam metabolisme sel

4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit

5. Membantu memelihara suhu tubuh

6. Membantu pencernaan

7. Mempemudah eliminasi

10
8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)

C. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH


Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut)
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat
badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.

2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan
non-elektrolit.
(a) Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur
dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain( miliekuivalen/liter
 mEq/L ) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter mol/L ). Jumlah kation
dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama
adalah natrium (Na˖), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa
terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama
adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4ɜ).

Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial secara esensial sama (lihat
Tabel. 1-2), nilai elektrolit plasma menunjukkan komposisi cairan ekstraselular, yang terdiri
atas cairan intraselular dan interstisial. Namun demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu
menunjukkan komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan antara dua
kompartemen ini penting dalam mengantisipasi gangguan seperti trauma jaringan atau
ketidakseimbangan asam-basa. Pada situasi ini, elektrolit dapat dilepaskan dari atau bergerak
kedalam atau keluar sel, secara bermakna mengubah nilai elektrolit palsma.

(b) Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan
dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang
secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.

Tabel. 1.2 Unsur utama kompartemen cairan tubuh

11
 Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca 2+, magnesium Mg2+,
protein dan asam organik.

Catatan : Nilai tertentu adalah rata-rata.

Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh disebutkan sebagai berikut
:

Morgan, G. Edward. Clinical Anesthesiology. Appleton & Lange, 1996, p.518

KANDUNGAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH

12
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA

Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible Loss (IWL)

JUMLAH KEHILANGAN AIR DAN ELEKTROLIT per 100 kcal BAHAN METABOLIK
DALAM KEADAAN NORMAL MAUPUN SAKIT

13
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya
adalah :
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat
badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan
disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.

14
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak
mengandung lemak tubuh
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot,
mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan
produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan
mengganggu keseimbangan cairan
6. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui
keringat sebanyak 15-30 g/hari
7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan
menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.

C.Pertukaran cairan tubuh sehari – hari (antar kompartemen)

Pemasukan
Cairan tubuh sebagian berasal dari minuman dan makanan yang dimakan sehari-hari, dan
sebagian kecil berasal dari proses oksidasi hydrogen didalam makanan, yang jumlahnya
berkisar antara 150 sampai 250 ml/hari, tergantung dari kecepatan metabolism. Jumlah cairan
yang masuk, termasuk hasil sintesa didalam tubuh, berkisar 2300 ml/hari.

Pengeluaran
Pengeluaran dari tubuh dalam keadaan normal sebagian besar terjadi melalui urine yang
jumlah kurang lebih 1400 ml/hari. Namun pada keadaan-keadaan tertentu, seperti pada
latihan berat, kehilangan cairan yang terbesar terjadi melalui pengeluaran keringat. Pada tabel
2 di bawah ini dapat di lihat jumlah kehilangan cairan tubuh yang terjadi melalui berbagai
mekanisme

15
pengeluaran cairan tubuh/hari(dalam ml)
Suhu normal Suhu panas Latihan berat yang
lama
Insensible water Loss 350350 1400 350250 1200 350650 500
:Kulit Pernapasan 100 1400 5000
Urine 100 100 100
Keringat 2300 3300 6600
tinja
jumlah
Insensible water loss merupakan hilangnya cairan melalui proses difusi melalui kulit dan
proses evaporasi melalui cairan pernapasan. Kehilangan cairan melalui proses ini tidak dapat
dirasakan mekanismenya. Kehilangan cairan melalui kulit yang rata-rata berkisar 350 ml/hari
terjadi oleh karena berdifusinya molekul air melalui sel-sel kulit. Berdifusinya cairan melalui
kulit dibatasi oleh adanya lapisan epithel bertanduk yang mengandung kolestrol. Pada
penderita luka bakar yang luas, lapisan ini mengalami kerusakan, sehingg proses difusi akan
meningkat, dan kehilangan cairan akan meningkat jumlahnya, sampai dapat mencapai 3-5
liter/hari. Jumlah cairan yang hilang melalui evaporasi (penguuapan) rata-rata 350ml/hairi.
Oleh karena tekanan atmosfir akan berkurang dengan berkurangnya suhu, maka kehilangan
cairan akan lebih besar pada suhu yang sangat dingin dan lebih kecil pada suhu yang hangat.
Hal ini dapat dirasakan dengan adanya perasaan kering pada saluran nafas pada suhu dingin.
Pada suhu yang sangat panas, kehilangan cairan melalui keringat akan meningkat 1,5 sampai
2 liter/jam, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya cairan tubuh dengan cepat.
Pengeluaran cairan melalui keringat ini berfungsi untuk melepaskan panas dari tubuh. Pada
latihan fisik yang berat, kehilangan cairan dapat terjadi melalui 2 mekanisme. Pertama,
latihan fisik menyebabkan meningkatkatkannya kecepatan ventilasi sehingga jumlah cairan
yang hilang melalui saluran pernapasan akan meningkat. Kedua, latihan fisik menyebabkan
meningkatnya produksi panas dan konsekuensi meningkatnya cairan yang hilang melalui
keringat. Komposisi cairan ekstrasel dan cairan intrasel bebeda satu sama lain(tabel
3).komposisi utama cairan tubuh adalah air dan elektrolit dan. Elektrolit terdiri atas kation
(ion bermuatan positif) dan anion (ion yang bermuatan negative). Pada cairan tubuh jumlah
kation dan anion harus sama untuk mempertahankan “electrical neutrality”. Hal ini tidak
berarti bahwa jumlah partikel kation dan anion harus sama. Plasma protein misalnya,

16
mempunyai beberapa muatan negatif, sehingga beberapa kation harus ada untuk
mengimbangitiap molekul protein.
Cairan ekstrasel mengandung banyak kation Na+Cl-, dan anion HC03- dan bahan nutrisi
untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, dan asam animo. Cairan ekstrasel juga
mengndung karbon dioksida yang ditransport dari sel menuju ke paru-paru untuk diekskteri.
Serta berbagai hasil metabolisme dari sel yang akan diekskresi melalui ginjal. Cairan
ekstrasel mengandung sedikit kation K+, Ca 2+, Mg,2+, Dan anion HP04.perbedaan antara
jumlah kation utama plasma, Na+ dan K+, dan anion Cl-dan bikarbonat disebut sebagai anion
gap,yang merupakan perbedaan antara kation dan anion yang dapat di ukur. Normalnya,
anion gap yang dapat dihitung adalah 8mEq/L. Komposisi antara plasma dan cairan
interstitial umumnya sama, namun terdapat perbedaan dalam konsentrasi proteinnya.
Perbedaan ini disebabkan oleh karena kapiler endothel permeabel terhadap air dan bahan-
bahan dengan berat molekul kecil, seperti ion-ion inorganic, gliukosa dan urea, tetapi
permeabilitasnya terbatas terhadap partikel besar seperti protein daan lemak. Cairan intrasel
mengandung banyak kation K +, Mg + 2 serta SO4 -2 dan HPO4 -2 konsentrasi protein di
dalam sel, kira-kira 4 kali lebih tinggi dari pada konsentrasi protein plasma. Perbedaan
komposisi cairan ekstra dan intrasel disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama adanya Na-K
ATP ase (Na-K pump) pada membran sel yang mentransport secara aktif Na keluar sel dan K
kedalam sel, sehingga konsentrasi Na lebih banyak diluar sel dan K lebih banyak di dalam
sel. Kedua, membrane sel yang memisahkan cairan intrasel dengan cairan interstitial
mempunyai permeabilitas yang terbatas terhadap fosfat organic dan protein.
Tabel. 3 Komposisi cairan ekstrasel dan intrasel (meq/liter)
KOMPOSISI EkstraselPlasma interstitel Intrasel
KATIONNa + K + 143,0 140,04,2 4,0 14,0140,0 <1
Ca ++ 1,3 1,2 20,0
Mg ++ 1,3 0,7
ANIONCl – HCO3 108,0 108,024,0 28,3 4,010,0 11,0
– 2,0 2,0 4,0
HPO4 – 1,2 0,2
Protein

17
D. PENGATURAN KESEIMBANGAN ELEKTROLITE

Pengaturan keseimbangan elektrolit

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru, dan
gastrointestinal. Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat meialui sistem atau
mekanisme rasa haus yang harus dikontrol oleh sistem hormonal, yakni ADH (anti diuretik
hormon), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.

1.Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan
cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal, yakni sebagai pengatur air, pengatur
konsentrasi garam dalam darah. pengatur keseimbangan asam-basa darah, dan ekskresi bahan
buanganataukelebihangaram.

Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini, diawali oleh kemampuan bagian ginjal
seperti glomerulus sebagai penyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung
500 c-c plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10 persennya disaring keluar. Cairan yang
tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnva
menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Keluaran urine yang diproduksi ginjal dapat
dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/ bb/jam.

2.Kulit
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik
dengan kemanpuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan
vasouonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah
keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah yang mengalir melalui
pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainya dilakukan melalui cara
pemancaran yaitu dengan melepaskan panas ke udara sekitarnya. Cara tersebut berupa cara
konduksi, yaitu pengalihan panas ke benda yang disentuh dan cara konveksi, yaitu dengan
mengalirkan udara yang telah panas ke permukaan yang lebih dingin.

Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis.

18
Melalui kelenjar keringat ini, suhu dapat diturunkan dengan cara pelepasa.n air yang
jumlahnya kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan
dapat diperoleh dari aktivitas otot, suhu lingkungan, melalui kondisi tubuh yang panas.

3.Paru
Organ paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss
kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan
terhadap upaya kemampuan bernapas.

4.Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan _yang berperan dalam mengeluarkan
cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang
hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/ hari.

5.Sistem Endokrin
a.ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang
ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
menurunkan cairan ekstrasel.

b.Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium, dan sistem angiotensin renin.

c.Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons
radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan
gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.

d.Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.

19
e.MekanismeRasaHaus
Mekanisrne rasa haus diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara
merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan produksi angiotensin II, sehingga
merangsang hipotalamus sehingga menimbulkan rasa haus.

CARAPERPINDAHANCAIRAN
1.Difusi
Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau cat padat secara
bebas atau acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercarnpur dalam sel membran.
Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit, dan zat-zat lain terjadi melalui membran kapiler
yang permeabel. Kecepatan proses difusi bervariasi tergantung pada faktor ukuran molekul,
konsentrasi cairan, dan temperatur cairan.

Zat dengan molekul yang besar akan bergerak lambat dibanding rnolekul kecil. Moiekul akan
lebih mudah berpindah dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah.
Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat pergerakan molekul, sehingga
proses difusi berjalan lebih cepat.

2. Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membran semipermeabel
biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan
konsentrasi lebih pekat. Solut adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air
merupakan solven, sedang garam adalah solut. Proses osmosis ini penting dalam pengaturan
keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.

Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuan
mol. Natrium dalam NaCl berperan penting dalam pengaturan keseimbangan cairan dalam
tubuh. Apabila ada tiga jenis larutan garam dengan kepekatan yang berbeda, dan di dalamnya
di masukkan sel darah merah maka larutan yang mempunyai kepekatan sama yang akan
seimbang dan berdifusi terlebih dahulu. Larutan NaCl 0,9 % merupakan larutan yang
isotonik, karena larutan NaC 1 mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam
sistem vaskular. Larutan isotonik merupakan larutan yang mempunyai kepekatan sama
dengan larutan yang dicampur. larutan liipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah

20
dibanding dengan larutan intrasel.

Pada proses osmosis, dapat terjadi perpindahan larutan dengan kepekatan rendah ke larutan
yang kepekatannya lebih tinggi melalui rnembran semipermeabel, sehingga larutan yang
berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedangkan larutan yang berkonsentrasi
lebih tinggi akan bertambah volumenya.

3.TransporAktif
Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transpor aktif. Transpor
aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini penting untuk
mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel.

Proses pengaturan cairan dipengaruhi oleh dua faktor yakni tekanan cairan dan membran
semipermeabel.
a. Tekanan cairan. Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses
osmotik juga menggunakan tekanan osmotik, yang merupakan kemampuan partikel pelarut
untuk menarik larutan melalui membran. Bi1a dua larutan dengan perbedaan konsentrasi
maka larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat molekul intinya tidak dapat
bergabung, larutan tersebut disebut: koloid. Sedangkan larutan yang mempunyai kepekatan
yang sama dapat becrgabung maka larutan tersebut discbut kristaloid. Scbagai contoh, larutan
kristaloid adalah larutan garam. Sedangkan koloid adalah apabila protein bercampur dengan
plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membran sel permeabel tidak terjadi.
Prinsip tekanan osmotik ini sangat penting dalam proses pembcrian cairan intravena.
Biasanya larutan yang sering digunakan dalam pemberian infus intrmuskular bersifat isotonik
karena mempunvai konsentrasi yang sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk
mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. larutan intravena yang
hipotonik, yang larutan mempuyai konsentrasi kurang pekat disbanding dengan konsenirasi
plasma darah. Hal ini menyebabkan tekanan osmotic plasma akan lebih besar dibandingkan
dengan tekanan osmotik cairan interstisial, karena konsentrasi protein dalam plasma lebih
besar disbanding cairan interstisial dan molekul protein lebih besar, maka akan terbentuk
larutan koloid Yang sulit menembus membran semipermiabel. Tekanan hidrostatik adalah
kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting untuk
pengaturan keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
b. Membran semipermiabel merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak

21
tergabung. Membran semipermiabel ini terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, Yang
terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.

2. Peristiwa Difusi, Osmosis dan Filtrasi

1. Osmosis Dan Tekanan Osmotik


Bila suatu membrane yang terletak diantara dua ruangan yang berisi cairan bersifat permeable
terhadap air tetapi tidak terhadap bahan-bahan tertentu, maka membrane ini disebut bersifat
semipermeabel. Bila konsentrasi bahan tersebut lebih besar pada salah satu sisi membrane
dibandingkandengan sisi membrane lainya, maka air akan melewati membrane menujukesisi yang
mempunyai konsentrasi yang lebih besar. Keadaan ini disebutosmosis. Osmosis terjadi oleh karena
pergerakan kinetic dari setiap partikeldari ion atau molekul pada larutan pada kedua sisi dari membrane.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Bila suhu pada kedua sisi dari membrane adalah sama,
partikel pada kedua sisi membrane akan mempunyai energy untuk pergerakan kinetic yang sama. Namun
oleh karena partikel bahan-bahannya tidak permeable pada kedua larutan menggantikan molekul air,
akibatnya potensi kimia air akan berkurang sesuai dengan konsentrasi bahan-bahan yang tidak
permeable tersebut. daerah dimana konsentrasi baha-bahan yang tidak larut itu rendah, maka potensi kimia
air akan lebih besardibandingkan pada daerah dimana konsentrasi bahan-bahan yang tidak permeable
lebih rendah kesisi dimana konsentrasi bahan-bahan yang tidak permeabelnya lebih tinggi. Na+ adalah ion
utama yang mempengaruhi osmolalitas cairan ekstrasel dan berfungsi mengikat air agar tetap berada diluar
sel.Sebaliknya, K+ merupakan ion utama yang mempengaruhi osmolalitas dan berfungsi menahan air
agar tetap berada didalam sel. Jumlah tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan proses osmosis
disebut Tekanan osmotic. Tekanan osmotic untuk plasma adalah 5450mmHg dan cairan intrasel
5430 dan cairan interstitial 5430mmHg.b.

2. Difusi
Materi padat, partikel berpindah dari konsentrasi tinggi kerendah.Faktor yang mempengaruhi laju
difusi adalah:
1) Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi
2) Peningkatan permeabilitas
3) Peningkatan luas permukaan difusi
4) Berat molekul substansi
5) Jarak yang ditempuh untuk difusi.

22
3. Filtrasi
Perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersama sebagairespon karena tekanan cairan.
Jumlah cairan yang keluar sebanding denganbesar perbedaan tekanan, luas permukaan membrane dan
permeabilitasmembrane. Tekanan yang dihasilkan likuid dalam sebuah ruanganya disebuttekanan
hidostatik.

3. Cara terbentuknya edema pada penderita


Marilah kita pelajari ruang interstitial semua sel-sel tubuh diliputi oleh cairan yang
sangat penting yaitu cairan ekstraseluler ,yang kadang –kadang disebut milieu interieur atau
internalenvironment
Beberapa catatan penting tentang cairan ekstraseluler :
1. Suhu cairan harus selalu tepat
2. Harus mempunyai tekanan osmotic yang selalu tepat
3. Harus m em punyai P H yang sel al u t epat
4. Harus mengandung cukup oksigen untuk proses respirasi sel -sel terutama waktu
sel-selini bekerja keras
5. Harus mengandung bahan bakar yang cukup untuk sel. Bahan bakar ini terutama
glukosa. Bila kadar glukosa dalam cairan interstitial yang mengenangi sel-sel korteks otak
terlalu rendah, penderita akan kehilangan kesadaran atau koma. Keadaan ini disebut
komahipoglikemik. Hal ini dapat terjadi pada penderita diabetes mellitus yang mendapatkan
suntikan insulin dengan dosis yang berlebihan

4. Keseimbangan Asam dan Basa


Dalam aktivitasnya, sel tubuh memerlukan keseimbangan asam-basa. Keseimbangan
asam-basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, pH cairan
tubuh adalah 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa dapat dipertahankan melalui proses
metabolism dengan system buffer pada seluruh cairan tubuh dan oleh pernapasan dengan
system regulasi (pengaturan di ginjal). 3 macam system larutan buffer cairan tubuh adalah
larutan bikarbonat, fosfat dan protein. System buffer itu sendiri terdiri atas natrium
bikarbonat (NaHCO3), kalium bikarbonat (KHCO3) dan asam karbonat (H2CO3).
Pengaturan keseimbangan asam-basa dilakukan oleh paru melalui pengangkutan kelebihan
CO2 dan H2CO2 dari darah yang dapat meningkatkan pH hingga kondisi standar (normal).
Ventilasi dianggap memadai apabila suplai O2 seimbang dengan kebutuhan O2. Pembuangan

23
melalui paru harus simbang dengan pembentukan CO2 agar ventilasi memadai. Ventilasi
yang memadai dapat mempertahankan kadar pCO2 sebesar 40 mmHg.

Jika pembentukan CO2 metabolik meningkat, konsentrasinya dalam cairan ekstrasel juga
meningkat. Sebaliknya, penurunan metabolism memperkecil konsentrasi CO2. Jika kecepatan
ventilasi paru meningkat, kecepatan pengeluaran CO2 juga meningkat dan hal ini
menurunkan jumlah CO2 yang berkumpul dalam cairan ekstrasel. Peningkatan dan
penurunan ventilasi alveolus efeknya akan mempengaruhi pH cairan ekstrasel. Peningkatan
pCO2 menurunkan pH, sebaliknya pCO2 meningkatkan pH darah. Perubahan ventilasi
alveolus juga akan mengubah konsentrasi ion H+. sebaliknya konsentrasi ion H+ dapat
mempengaruhi kecepatan ventilasi alveolus (umpan balik). Kadar pH yang rendah dan
konsentrasi ion H+ yang itnggi disebut asidosis, sebaliknya pH yang tinggi dan konsentrasi
ion H+ yang rendah disebut alkalosis.

 Jenis Asam Basa


Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengoreksi asidosis. Keadaan asidosis dapat
disebabkan oleh henti jantung dan koma diabetika. Contoh cairan alkali adalah natrium
(sodium) laktat dan natrium bikarbonat. Laktat merupakan agram dari asam lemah yang dapat
mengambil ion H+ dari cairan, sehingga mengurangi keasaman (asidosis). ion H+ diperoleh
dari asam karbonat (H2CO3), yang mana terurai menjadi HCO3- (bikarbonat) dan H+. Selain
system pernapasan, ginjal juga berperan untuk mempertahankan asam-basa yang sangat
kompleks. Ginjal mengeluarkan ion hydrogen dan membentuk ion bikarbonat dengan pH
darah normal. Jika pH plasma turun dan menjadi lebih asam, ion hydrogen dikeluarkan dan
bikarbonat dibentuk kembali.
 Masalah Keseimbangan Asam-Basa
 sidosis Respiratorik. Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh kegagalan system
pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh sehingga terjadi
kerusakan pada pernapasan, peningkatan pCO2 arteri diatas 45 mmHg, dan penurunan
pH hingga < 7,35 yang dapat disebabkan oleh adanya penyakit obstruksi, trauma kepala,
perdarahan dan lain-lain.

24
 Asidosis Metabolik. Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadinya
penumpukan asam yang ditandai dengan adanya penurunan pH hingga kurang dari 7,35
dan HCO3 kurang dari 22 mEq/lt.
 Alkalosis Respiratorik. Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru dapat
menimbulkan terjadinya pCO2 arteri < 35 mmHg dan pH > 7,45 akibat adanya
hiperventilasi, kecemasan, emboli paru dan lain-lain.
 Alkalosis Metabolik. Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau
penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma > 26
mEq/ltd an pH arteri > 7,45 atau secara umum keadaan asam-basa dapat dilihat melalui
tabel berikut:
 HCO3 Plasma pH Plasma pCO2 Plasma Gangguan Asam-Basa
 Meningkat Menurun Meningkat Asidosis Respiratorik
 Menurun Menurun Menurun Asidosis Metabolik
 Menurun Meningkat Menurun Alkalosis Respiratorik
 Meningkat Meningkat Meningkat Alkalosis Metabolik

25
Pengertian metabolisme

Metabolisme adalah reaksi-reaksi biokimia yang terjadi pada sel dalam tubuh mahkluk hidup.
Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain. Adapun didalam proses
metabolisme terdapat dua proses. proses metabolisme adalah Katabolisme dan Anabolisme.

anabolisme

Anabolisme adalah reaksi pembentukan atau sintesis (penyusunan) molekul sederhana


menjadi molekul kompleks dan memerlukan energi ATP (endergonik). Contoh reaksi
anabolisme adalah Fotosintesis dan Kemosintesis. Berikut penjelasannya :

Tahapan-tahapan anabolisme

Ada tiga tahap dasar anabolisme.


1. Produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida dan nukleotida.
Tahap 2. Penggunaan energi dari ATP untuk mengubah prekursor ke dalam bentuk reaktif.
Tahap 3. Perakitan prekursor reaktif menjadi molekul kompleks seperti protein, polisakarida,
lipid dan asam nukleat.

Contoh Reaksi Biokimia Anabolik

1) Polisakarida : Polisakarida berfungsi sebagai contoh anabolisme karena polisakarida


berasal dari subunit monosakarida sederhana. Suatu contoh sederhana adalah pembentukan
glikogen. Gikogen adalah polisakarida yang terdiri dari subunit monosakarida glukosa yang
dihubungkan oleh ikatan glikosidik.
2) Polipeptida : Polipeptida menjadi contoh dari anabolisme karena polipeptida berasal dari
subunit peptida sederhana. Polipeptida seperti hemoglobin terdiri dari empat protien yang
berbeda (pada dasarnya peptida) yang secara bersama-sama membentuk protein yang sama
sekali berbeda. Peptida itu sendiri adalah hasil dari reaksi anabolik karena reaksi kondensasi
asam amino sederhana bergabung dan membentuk rantai peptida.
3) Fiksasi Karbon : Fiksasi karbon adalah contoh lain dari anabolisme karena dalam
organisme fotosintetik seperti tumbuhan, cyanobacteria, alga dan ogranisme fotoautotropik
lainnya, memfiksasi karbon dioksida menjadi gliserat 3-fosfat, yang kemudian lebih lanjut
diubah menjadi glukosa. Dimulai dengan fotosintesis, sintesis karbohidrat berasal dari sinar

26
matahari dan karbon dioksida. Proses ini menggunakan ATP dan NADPH yang dihasilkan
oleh reaksi fotosintesis untuk mengubah CO2 menjadi gliserat 3-fosfat. Hal ini menunjukkan
anabolisme karena subunit sederhana kecil dari karbon dioksida, glycerate 3-fosfat
diproduksi, yang merupakan senyawa biokimia yang jauh lebih besar dan kompleks.

Contoh-Contoh Hormon Anabolik

a. Hormon pertumbuhan

Hormon pertumbuhan adalah hormon peptida berbasis protein yang merangsang


pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya. Hormon
pertumbuhan sering digunakan untuk mengobati anak-anak dengan gangguan pertumbuhan
serta pada orang dewasa yang kekurangan hormon pertumbuhan.

b. Insulin

Insulin adalah hormon yang sangat penting untuk mengatur metabolisme lemak dan steroid
dalam tubuh. Hormon ini menyebabkan penyerapan glukosa dari darah oleh sel-sel di hati,
otot dan jaringan lemak. Glukosa kemudian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot.
Insulin juga memberikan kontribusi untuk fungsi tubuh lainnya seperti kesesuaian pembuluh
darah dan kognisi.

c. Testosteron

Testosteron adalah hormon steroid yang ditemukan pada mamalia, reptil, burung dan
vertebrata lainnya. Pada mamalia, testosteron terutama disekresi dalam testis laki-laki dan
ovarium betina. Namun, sejumlah kecil testosteron juga disekresikan oleh kelenjar adrenal.
Testosteron adalah hormon seks utama laki-laki.

d. Estradiol

Estradiol adalah hormon seks utama yang ada pada wanita. Namun, juga ditemukan pada
laki-laki dan bertindak sebagai produk metabolik aktif dari testosteron. Estradiol memiliki
dampak besar pada fungsi reproduksi dan seksual serta organ lainnya.

27
Efek samping dapat terjadi ketika hormon anabolik (atau steroid) digunakan dalam jumlah
yang berlebihan. Jika digunakan terlalu banyak oleh laki-laki, dapat menyebabkan penurunan
sekresi testosteron, atrofi testis dan bahkan pembesaran payudara. Bagi wanita, penggunaan
kelebihan hormon anabolik dapat menyebabkan penurunan sekresi estrogen dan kemampuan
untuk ovulasi, pertumbuhan rambut wajah, serta regresi payudara.

Katabolisme

Katabolisme adalah himpunan jalur metabolisme yang memecah molekul menjadi unit-unit
yang lebih kecil, yang teroksidasi untuk melepaskan energi atau digunakan dalam reaksi
anabolik lainnya. Katabolisme memecah molekul-molekul besar (seperti polisakarida, lemak,
asam nukleat dan protein) menjadi unit-unit yang lebih kecil (seperti monosakarida, asam
lemak, nukleotida, asam amino). Oleh karena molekul seperti polisakarida, protein dan asam
nukleat terdiri atas rantai panjang dari unit-unit monomer kecil, molekul yang lebih besar
disebut polimer (poli = banyak).

Sel menggunakan monomer yang dilepaskan dari pemecahan polimer, baik untuk
membangun molekul polimer baru, atau memecah monomer lebih lanjut menjadi produk-
produk limbah yang sederhana, untuk melepaskan energi. Limbah selular termasuk asam
laktat, asam asetat, karbon dioksida, amonia, dan urea. Penciptaan limbah ini biasanya
merupakan proses oksidasi yang melibatkan pelepasan energi bebas kimia, beberapa di
antaranya hilang sebagai panas, tetapi sisanya digunakan untuk mendorong sintesis adenosin
trifosfat (ATP).

Molekul ini bertindak sebagai cara bagi sel untuk mentransfer energi yang dilepaskan oleh
katabolisme menjadi reaksi yang memerlukan energi, yang membentuk anabolisme.
Katabolisme dipandang sebagai metabolisme destruktif dan anabolisme sebagai metabolisme
konstruktif. Oleh karena itu, katabolisme memberikan energi kimia yang diperlukan untuk
pemeliharaan dan pertumbuhan sel. Contoh proses katabolik termasuk glikolisis, siklus asam
sitrat, pemecahan protein otot untuk menggunakan asam amino sebagai substrat untuk
glukoneogenesis, pemecahan lemak di jaringan adiposa menjadi asam lemak dan deaminasi
oksidatif dari neurotransmiter oleh monoamina oksidase.

28
Ada banyak sinyal yang mengontrol katabolisme. Sebagian besar sinyal yang dikenal adalah
hormon dan molekul yang terlibat dalam metabolisme itu sendiri. Ahli endokrin secara
tradisional mengklasifikasikan banyak hormon sebagai anabolik atau katabolik, tergantung
pada bagian mana dari metabolisme yang mereka stimulasi. Hormon katabolik klasik yang
dikenal sejak awal abad ke-20 adalah kortisol, glukagon, dan adrenalin (dan katekolamin
lainnya). Pada beberapa dekade terakhir, lebih banyak hormon dengan setidaknya beberapa
efek katabolik telah ditemukan, termasuk sitokin, orexin (juga dikenal sebagai hipokretin)
dan melatonin.

Banyak dari hormon katabolik mengekspresikan efek antikatabolik dalam jaringan otot. Satu
studi menemukan bahwa pemberian epinefrin (adrenalin) memiliki efek antiproteolitik, dan
bahkan menekan katabolisme daripada mendorong katabolisme. Studi lain menemukan
bahwa katekolamin pada umumnya (seperti, epinefrin, norepinefrin dan dopamin), sangat
menurunkan tingkat katabolisme otot.

Contoh-Contoh Katabolisme

a. Pencernaan adalah kegiatan katabolik. Di sini Anda mulai dengan molekul makanan yang
besar dan kemudian air digunakan untuk memecah ikatan dalam molekul tersebut. Molekul-
molekul yang lebih kecil kemudian dikirim ke sel-sel dalam tubuh Anda untuk berpartisipasi
dalam respirasi sel, yang merupakan proses yang mengubah energi biokimiamenjadi ATP,
molekul dengan energi yang sangat tinggi.
b. Respirasi selular juga merupakan proses katabolik karena memecah molekul kecil dari
pencernaan menjadi lebih kecil, seiring pembuatan ATP. Ini adalah kedua proses yang sangat
penting, karena ATP adalah yang digunakan sel Anda untuk menghasilkan panas tubuh,
menggerakkan otot-otot dan fungsi tubuh penting lainnya.

Perbedaan Anabolisme dan Katabolisme

A. Anabolisme :

1. Anabolisme adalah fase metabolisme yang konstruktif.

2. Pada anabolisme, molekul kompleks (misalnya protein) disintesis dari molekul sederhana
(asam amino).

29
3. Anabolisme adalah proses yang membutuhkan energi (ATP).
4. Contoh proses anabolisme : sintesis protein, sintesis glikogen.

B. Katabolisme :
1. Katabolisme adalah fase metabolisme yang destruktif.
2. Pada katabolisme, molekul kompleks (misalnya Glikogen) dipecah menjadi molekul
sederhana (glukosa).
3. Katabolisme adalah proses yang melepaskan energi (ATP).
4. Contoh proses katabolisme : Glikogenolisis, Glikolisis.

KESEIMBANGAN ENERGI
Energi dibutuhkan oleh setiap sel dalam tubuh untuk mempertahankan kehidupannya dan
melaksanakan fungsinya dengan baik. Sumber energi berasal dari makanan yang dimakan,
diserap, dan kemudian diolah oleh tubuh.
Keseimbangan energi penting untuk mempertahankan berat badan yang sehat. Keseimbangan
energi juga berarti menyesuaikan semua makanan dan minuman ke dalam gaya hidup sehat
yang aktif, termasuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan beraneka ragam
dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur.

TERMODINAMIKA
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa “total energi di dunia adalah konstan,
energi tidak dapat diciptakan maupun dihancurkan.” Oleh karena itu, semua energi yang ikut
andil dalam hidup kita dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Energi Tubuh = Energi masuk - Energi Keluar

Energi masuk merupakan energi yang berasal dari makanan yang dimakan yang merupakan
sumber energi. Energi didapatkan dari ikatan kimia pada makanan yang diuraikan untuk
kemudian digunakan dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi pada ATP. Energi ini dapat
digunakan untuk melakukan kerja biologis atau disimpan di dalam tubuh untuk kebutuhan
nanti.

30
Energi keluar merupakan jumlah energi yang dikeluarkan oleh tubuh, yang merupakan
kombinasi antara kerja dan panas yang dilepaskan ke lingkungan. Persamaan untuk energi
keluar sebagai berikut :

Energi Keluar = Kerja + Panas yang dilepaskan

Kerja dapat dibagi dua yaitu kerja eksternal dan kerja internal. Kerja eksternal merupakan
energi yang dikeluarkan saat otot rangka berkontraksi untuk menggerakkan objek eksternal
atau menggerakkan tubuh terhadap lingkungan, sedangkan kerja internal merupakan
pengeluaran energi biologis yang tidak berhubungan dengan kerja mekanik di luar tubuh.
Kerja internal mencakup dua tipe aktivitas yaitu kerja otot rangka selain kerja mekanik,
seperti postural dan menggigil, dan energi untuk mempertahankan hidup, seperti kerja
jantung dan bernapas, yang biasa juga disebut “metabolic cost of living”.
Tidak semua energi yang keluar tubuh merupakan suatu kerja. Energi keluar yang tidak
digunakan untuk mendukung kerja merupakan panas yang dilepaskan atau energi termal. Dari
total energi yang masuk ke dalam tubuh, sekitar 75% menjadi panas dan hanya 25% yang
dimanfaatkan untuk bekerja. Akan tetapi panas yang dihasilkan tersebut tidak sia-sia, karena
sebagian besarnya digunakan untuk mempertahankan temperatur tubuh.

Terdapat tiga kemungkinan bentuk keseimbangan energi, antara lain:


1. Keseimbangan Energi Netral
Keseimbangan yang terjadi apabila energi yang masuk ke dalam tubuh sama persis dengan
energi yang keluar. Pada kondisi ini berat badan akan tetap.
2. Keseimbangan Energi Positif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh lebih besar daripada
energi yang keluar. Energi yang masuk ke dalam tubuh dan tidak digunakan akan disimpan di
dalam tubuh, terutama sebagai jaringan adiposa, sehingga berat badan bertambah.
3. Keseimbangan Energi Negatif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh lebih kecil daripada
energi yang keluar. Kondisi ini mengakibatkan tubuh harus menggunakan energi
cadangannya untuk memenuhi kebutuhan aktivitas, sehingga berat badan akan berkurang.

31
A. KARBOHIDRAT

Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil
energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Di negara sedang berkembang
karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin
bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-
60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah
harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein. Karbohidrat
banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada
biji-bijian yang tersebar luas di alam. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran yang
artinya: Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan
Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah –
buahan sebagai rezeki bagimu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu – sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengatahui. Dalam surat Yasin ayat 33 Allah berfirman: Dan suatu
tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi
itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian,maka dari biji-bijian itu mereka makan.

“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, korma,
anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
adalah tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang memikirkan” (An-nahl, 11).

Dari ayat di atas telah membuka lebar mata dan fikiran kita bahwa Allah telah menciptakan
atau menjadikan bumi sebagai pijakan atau tempat tumbuhnya berbagai macam kebutuhan
bagi makhluk hidup baik manusia, maupun hewan. Yang salah satunya adalah buah – buahan,
karena buah – buahan diciptakan oleh Allah karena mempunyai manfaat yang besar bagi
umat manusia, begitu juga dengan sayur – sayuran. Tetapi meskipun demikian manusia tetap
tidak boleh melampaui batas. Karena Allah telah berfirman dalam Al- Qur’an Surat Al – A’
raf ayat 31, yang berbunyi: ” makan dan minumlah, dan janganlah berlebih – lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang – orang yang berlebih – lebihan “.

Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon,
Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen dan oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino
dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan

32
makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan.

Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan
hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-
tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese
di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari
merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak
akan dijumpai. Reaksi fotosintese sinar matahari :

6 CO2 + 6 H2O C6 H12 O6 + 6 O2

Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap dan menggunakan
enersi matahari untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari udara dan air
(H2O) yang berasal dari tanah. Enersi kimia yang terbentuk akan Fungsi karbohidrat di
dalam tubuh adalah:

1. Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi
kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi enersi
untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot.
Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan
enersi yang berasal dari karbohidrat saja.

2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi.

Kebutuhan tubuh akan enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di
konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak
di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan
menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein akan
meninggalkan fungsi utamanya

3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya
ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.

4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.

33
5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya
berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang
penting dalam asam nukleat.

6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat
(dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.

C. LEMAK

Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber
energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh
diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa
disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Fungsi lemak adalah sebagai
sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial,
alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan
kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh. Secara klinis, lemak yang
penting adalah:

1. Kolesterol
2. Trigliserida (lemak netral)
3. Fosfolipid
4. Asam Lemak

TRIGLISERIDA

Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah
suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat
satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama
Trigliserida adalah sebagai zat energi.

KOLESTEROL

Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol merupakan
komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan
saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen
penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat),

34
hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi
pencernaan ). Pembentukan kolesterol di dalam tubuh terutama terjadi di hati (50% total
sintesis) dan sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan yang mempunyai sel-sel berinti. Jenis-
jenis makanan yang banyak mengandung kolesterol antara lain daging (sapi maupun unggas),
ikan dan produk susu. Makanan yang berasal dari daging hewan biasanya banyak
mengandung kolesterol, tetapi makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan tidak
mengandung kolesterol.

LIPID PLASMA

Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah.
Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut
dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak
(kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata
Lipo=lemak, dan protein). Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain:

 Kilomikron
 VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
 IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
 LDL (Low Density Lipoprotein)
 HDL (High Density Lipoprotein)

disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah dan biji-bijian.

C. PROTEIN

Protein membentuk sebahagian besar struktur di dalam sel termasuklah sebagai enzim dan
pigmen respiratori. Protein dibentuk dari percantuman unit asas yang dikenali sebagai asid
amino. Protein boleh dibahagikan kepada dua jenis iaitu protein fibrous yang banyak
bergantung kepada struktur sekunder dinama bentuk protein ini boleh diulang. Manakala
bentuk kedua ialah protein globular (enzim dan antibodi) yang banyak bergantung kepada
interaksi struktur bebas yang terdapat 20 jenis asid amino yang digunakan untuk membentuk
rantaian polipeptida (protein) Fungsi, bentuk, ukuran dan jenis protein akan ditentukan oleh
jenis, bilangan dan taburan asam amino yang terdapat di dalam struktur tersebut. Penamaan
beberapa asam amino dinamakan tindakbalas kondensasi dengan dicirikan berlakunya

35
pembentukan ikatan peptida dan pembentukan molekul air. Penamaan ini akan menghasilkan
rantai peptida yang lebih dikenali sebagai polipeptida dengan mempunyai dua ujung rantai
yang berbeda sifatnya. Di ujung yang mempunyai kumpulan amino dikenali sebagai terminal
N (amino) dan ujung yang mempunyai kumpulan karboksil dikenal sebagai terminal N.
penyambungan rantai asam amino ini memerlukan tenaga yang tinggi dan ketepatan urutan
asam amino dalam rantai ini pula tergantung pada koordinasi di antara mRNA dan tRNA.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Seperlima bagian tubuh protein, separuhnya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan
tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain, dan cairan
tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intra
seluler dan sebagainya adalah protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein
bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-
molekul yang essensial untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat
digantika oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

Protein yang dibentuk dengan hanya menggunakan satu polipeptida dinamakan sebagai
protein monomerik dan yang dibentuk oleh beberapa polipeptida contohnya hemoglobin pula
dikenali sebagai protein multimerik. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit
enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi,
protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk
asam amino tersebut (heterotrof).

Protein ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama
dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang
berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosoma. Sampai tahap ini, protein
masih “mentah”, hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme
pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.

Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting, proses kimia dalam tubuh dapat
berlangsung dengan baik karena adanya enzim yang berfungsi sebagai biokatalis. Disamping
itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai

36
pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein.
Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau disebut antigen,
juga suatu protein.

SUMBER PROTEIN

Protein dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat berasal dari hewani maupun
nabati. Protein yang berasal dari hewani seperti daging, ikan, ayam, telur, susu, dan lain-lain
disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti
kacang-kacangan, tempe, dan tahu disebut protein nabati. Dahulu, protein hewani dianggap
berkualitas lebih tinggi daripada menu seimbang protein nabati, karena mengandung asam-
asam amino yang lebih komplit. Tetapi hasil penelitian akhir-akhir ini membuktikan bahwa
kualitas protein nabati dapat setinggi kualitas protein hewani, asalkan makanan sehari-hari
beraneka ragam. Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, pembentukan otot,
pembentukan sel-sel darah merah, pertahanan tubuh terhadap penyakit, enzim dan hormon,
dan sintesa jaringan-jaringan badan lainnya. Protein dicerna menjadi asam-asam amino, yang
kemudian dibentuk protein tubuh di dalam otot dan jaringan lain. Protein dapat berfungsi
sebagai sumber energi apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi seperti pada
waktu berdiet ketat atau pada waktu latihan fisik intensif. Sebaiknya, kurang lebih 15% dari
total kalori yang dikonsumsi berasal dari protein

FUNGSI PROTEIN

a. Sebagai enzim

Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh senyawa mikro molekul
spesifik;dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai
yang sangat rumit seperti replikasi kromosom.Hampir semua enzim menunjukan daya
katalisatik yang luar biasa dan biasanya mempercepat reaksi

b. Alat pengangkut dan alat penyimpan

Banyak molekul dengan berat molekul kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu.

c. Pengatur pergerakan

37
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul
protein yang berperan yaitu aktin dan myosin

d. Penunjang mekanis

Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kalogen,suatu protein
berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.

e. Pengendalian pertumbuhan

Protein ini bekerja sebagai reseptor yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi DNA yang
mengatur sifat dan karakter bahan

f. Media perambatan implus syaraf

Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berupa reseptor, dll.

Metabolik rate dan basal metabolic rate pada wanita hamil

Fisiologi metabolik rate dan basal metabolik rate pada wanita hamil

A. Pengertian metabolisme
Metabolisme secara harafiah berarti perubahan, digunakan untuk menyebut semua
transformasi kimiawi dan energi yang terjadi di dalam tubuh. Umumnya, kehamilan
mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang
bergizi dan dalam kondisi sehat.
B. Metabolisme yang terjadi selama kehamilan

1. BASAL METABOLIC RATE


Pada wanita hamil basal metabolic rate, ( BMR ) meninggi hingga 15-20 %, terutama pada
trimester akhir.Sistem endokrin juga meninggi dan tampak lebih jelas kelenjaer gondoknya
(grandula tireoidea).
2. ASAM ALKALI
Keseimbangan asam alkali ( acic-base balance ) sedikit mengalami perubahan konsentrasi
alkali :
a. Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter

38
b. Wanita hamil : 145 mEq/liter
c. Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter
d. Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter
3. METABOLISME PROTEIN
Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan untuk perkembangan fetus,
alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi. Maka dari itu perlu
diperhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan 1gram
protein setiap kilo gram berat badan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada
pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya penurunan pada fraksi albumin dan pula
sedikit penurunan gamma globulin. Perubahan- perubahan dalam plasma protein ini dalam
satu minggu postpartum kembali kepada keadaan sebelum adanya kehamilan.

4. METABOLISME HIDRAT ARANG


Hidrat arang : seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing
dan kadang kala di jumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada DM. Dalam kehamilan,
pengaruh kelenjar endokrim agak terasa, seperti somatomamotropin, plasma insulin dan
hormon-hormon adrenal -17-ketosteroid. Untuk rekomendasi, harus di perhatikan sungguh-
sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.
5. METABOLISME LEMAK
Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat sampai 350 mg atau lebih per
100 cc. Hormon somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada
payudara. Deposid lemak lain nya terdapat dibadan, perut, paha dan lengan.
6. METABOLISME MINERAL
a. Kalsium :
Dibutuhkan rata-rata 1.5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan tulang-tulang terutama
dalam trimesrer trakhir dibutuhkan 30-40 gram.
b. Fosfor :
Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari
c. Zat Besi :
Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg /atau 30-50 mg sehari.
d. Air :
Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
7. KENAIKAN BERAT BADAN
Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6.5-16.5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu

39
banyak di temukan pada keracunan hamil ( pre-eklamsi dan eklamsi ). Kenaikan berat badan
wanita hamil di sebabkan oleh :
a. Janin, uri, air ketuban, uterus
b. Payu dara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air.

8. KALORI
a. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang di butuhkan untuk
ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang, khususnya sesudah kehamilan lima bulan
keatas. Namun, bila dibutuhkan dipakai lemak ibu untuk mendapatakan tambahan kalori.
b. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein di
Indonesia masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B oleh karena itu
wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin.

40
BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan
Setelah membahas semua yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit, maka kita dapat
menyimpulkan bahwa betapa pentingnya cairan dan elektrolit untuk tubuh kita. Pengaturan keseimbangan
cairan perlu memperhatikan beberapa hal yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas dari cairan
tersebut. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan
mengontrol osmolalitas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan caiaran. Dalam hal ini ginjal
merupakan osmoreseptor yang selalu memantau osmolalitas dan mengaktifkan osmoreseptor yang ada
pada hipotalamus yang akan dilanjutkan penghantaran rangsangan ini ke neuron hypothalamus yang
mensintesis vasopressin yangakan dilepaskan oleh hipofisis posterior kedalam darah dan akan berikatand
engan reseptornya didalam duktus koligen. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urinesesuai dengan kebutuhan untuk mengkompensasi asupan
dan kehilangan ab normal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga berperan dalam mempertahan kan
keseimbangan asam basa dengan megatur keluaran ionhydrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai
kebutuhan. Selain ginjal yang turut berperan dalam keseimbangan asam basa adalah paru-paru.
Dalam tubuh, sering terjadi gangguan akibat kekurangan cairan danelektrolit yang terjadi secara
bersamaan namun dapat juga terjadi gangguan akibat kekurangan atau ketidak seimbangan dari salah
satunya ataupun kekurangan air murni meskipun jarang terjadi.

b. Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas maka, penulis mengajukan beberapa saran yang ditujukan
kepada diri saya sendiri dan mengajak kepada teman-teman maupun pembaca lain untuk menjadi bahan
pertimbangan danmasukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita sebagai seorang perawat. Yaitu:

1. Perlunya mempelajari secara mendalam tentang materi cairan dan elektrolit ini, untuk dapat memahami
dan megerti tentang apa yang dimaksud dengan cairan dan elektrolit serta pentingnya cairan dan elektrolit
terhadap tubuh manusia.
2. Pentingnya mengetahui mekanisme-mekanisme, proses dan semua yang terjadi dalam tubuh yang
berhubungan dengan cairan dan elektrolit serta gangguan-gangguan yang dapat diakaibatkan oleh cairan
dan elektrolit sehingga kita sebagai perawat dapat mengetahui sampai dimana dan mengapa gangguan
yang disebabkan oleh cairan dan elektrolit ini sehingga kita dapat menentukan dan merencan akan
tindakan keperawatan apa yang akan kita lakukan atau kita berikan kepada pasien dengan gangguan yang

41
disebabkan atau gangguan yang menyebabkan cairan dan elektolit tidak dalam keadaan yang normal.
Metabolisme adalah reaksi-reaksi biokimia yang terjadi pada sel dalam tubuh mahkluk hidup.
Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain. Adapun didalam proses metabolisme
terdapat dua proses. proses metabolisme adalah
 Katabolisme himpunan jalur metabolisme yang memecah molekul menjadi unit-unit
yang lebih kecil, yang teroksidasi untuk melepaskan energi atau digunakan dalam reaksi
anabolik lainnya.
 Anabolisme. reaksi pembentukan atau sintesis (penyusunan) molekul sederhana menjadi
molekul kompleks dan memerlukan energi ATP (endergonik).

KESEIMBANGAN ENERGI
Energi dibutuhkan oleh setiap sel dalam tubuh untuk mempertahankan kehidupannya
dan melaksanakan fungsinya dengan baik. Sumber energi berasal dari makanan yang
dimakan, diserap, dan kemudian diolah oleh tubuh.

42
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. 2003.Anatomi dan Fisiologi.Buku Kedokteran EGC;Jakarta.
Guyton AC, Hall MN: Textbook of Medical Physiology,10/e. Philadelphia, WBSaunders, 2000.
Sloane, Ethel. 2003.Anatomi dan Fisiologi.Buku Kedokteran EGC;Jakarta.
https://www.scribd.com/doc/300828974/Makalah-Keseimbangan-Cairan-Dan-Elektrolit-
Rani-089-Teresya-090-Angelika-104-Yudisia-146-Willy-156
https://harmokoblog.wordpress.com/2013/06/18/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit

Rhoades RA, Tanner GA: Medical Physiology.Boston, Little Brown and Company,1995.
www.pssplab.com/journal/01.pdf
http://ababar.blogspot.com/2012/02/kebutuhan-cairan-tubuh-manusia.html
http://iyah2008.files.wordpress.com/2011/03/cairan-tubuh.jpg
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit
http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia
http://www.docstoc.com/docs/76025823/materi-ajar-cairan-dan-elektrolit-tubuh

43

Anda mungkin juga menyukai