Anda di halaman 1dari 70

ANALISIS TEKNIKAL GRAFIS

POLA GRAFIK LILIN (CANDLESTICK)

1. SEJARAH CANDLESTICK

Orang-orang Jepang mulai menggunakan analisis teknikal untuk berdagang beras


pada abad ke-17. Versi awal dari analisis teknikal ini berbeda dari versi Amerika yang dice-
tuskan oleh Charles Dow di sekitar tahun 1900-an, tetapi prinsip-prinsip pemakaiannya sa-
ngat mirip dalam banyak hal seperti:
Masalah “apa” (gerakan harga) adalah lebih penting dari pada masalah “mengapa”
(berita, laba, dan lain sebagainya).
Semua informasi yang diketahui tercermin dalam harga.
Pembeli dan penjual menggerakkan pasar berdasarkan pada harapan dan emosi
(ketakutan dan ketamakan).
Pasar berfluktuasi.
Harga aktual mungkin tidak mencerminkan nilai dasarnya.
Menurut Steve Nison, grafik candlestick muncul pertama kali setelah tahun 1850. Sebagian
besar penghargaan bagi pengembangan grafik dan candlestick layak ditujukan kepada peda-
gang beras legendaris bernama Homma dari kota Sakata. Ide orisinalnya kemungkinan telah
dimodifikasi dan diperbaiki melalui praktik perdagangan selama bertahun-tahun, hingga
akhirnya dihasilkan sistem grafis candlestick seperti yang digunakan saat ini.

2. FORMASI CANDLESTICK

Untuk membuat grafik candlestick, kita harus memiliki satu set data yang memuat
nilai pembukaan, tertinggi, tetrendah, dan penutupan untuk tiap periode waktu yang ingin
ditampilkan. Bagian badan yang kososng atau solid dari candlestick disebut dengan “body”
(juga dikenal sebagai “real body”. Garis panjang tipis di atas dan di bawah body mencer-
minkan kisaran nilai tinggi/rendah dan disebut dengan “bayangan” (juga dikenal sebagai
“kumis” dan “ekor”). Titik tertinggi ditandai oleh puncak dari bayangan atas dan titik teren-
dah oleh dasar dari bayangan bawah. Jika harga ditutup lebih tinggi dari pada harga pembu-
kaannya, candlestick kosong digambarkan dengan dasar body mewakili harga pembukaan dan
atap body mewakili harga penutupan. Jika harga ditutup lebih rendah dari pada harga pem-
bukaannya, candlestick solid digambarkan dengan atap body mewakili harga pembukaan dan
dasar body mewakili harga penutupan.
Gambar 1. Bentuk dasar grafik candlestick beserta maknanya.

Banyak trader mempertimbangkan grafik candlestick lebih menarik dan mudah diin-
terpretasikan secara visual dari pada grafik batang tradisional. Setiap unit candlestick mem-
berikan satu gambaran yang mudah diurai tentang gerak harga. Para trader dengan segara
dapat membandingkan hubungan antara harga pembukaan dan penutupan sebagaimana
halnya harga tertinggi dan terendah. Hubungan antara harga pembukan dan penutupan
dipandang sebagai informasi vital dan membentuk intisari dari candlestick. Candlestick ko-
song, di mana harga penutupan lebih besar dari pada harga pembukaan, mengindikasikan
tekanan beli. Sebaliknya candlestick solid, di mana harga penutupan lebih rendah dari pada
harga pembukaan, mengindikasikan tekanan jual.

3. BODY PANJANG VERSUS PENDEK

Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin panjang body candlestick, akan sema-
kin kuat tekanan beli atau jualnya. Sebaliknya, candlestick yang pendek mengindikasikan ge-
rakan harga yang kecil dan mencerminkan konsolidasi.

Sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar 3. di halaman selanjutnya, candlestick


putih panjang menunjukkan tekanan jual yang kuat. Makin panjang body candlestick putih,
makin jauh pula harga penutupan di atas harga pembukaannya. Hal ini mengindikasikan
bahwa harga naik secara signifikan dari pembukaan ke penutupan, dan para pembeli sangat
agresif. Walaupun candlestick putih secara umum adalah bullish, tetapi sebagian besar tergan-
tung pada posisinya dalam gambaran teknis yang lebih luas. Setelah penurunan yang berke-
lanjutan, candlestick putih dapat menjadi tanda potensi titik balik atau level support. Jika pem-
belian terlalu agresif setelah kenaikan yang panjang, hal ini dapat mengarah pada tren bullish
yang berlebihan.

Gambar 2. Perbandingan antara grafik batang dengan grafik candlestick.

Candlestick hitam panjang menunjukkan tekanan jual yang kuat. Makin panjang sua-
tu candlestick hitam, makin jauh pula harga penutupan berada di bawah harga pembukaan-
nya. Hal ini menunjukkan bahwa harga menurun secara signifikan dari pembukaannya dan
para penjual sangat agresif. Setelah kenaikan yang panjang, suatu candlestick hitam panjang
dapat memberi pertanda titik balik atau menandai level resistance yang akan datang. Setelah
masa penurunan yang panjang, candlestick hitam panjang dapat mengindikasikan kepanikan
atau kapitulasi.
Gambar 3. Perbandingan candlestick panjang dan pendek.

Candlestick panjang yang lebih kuat adalah Marubozu bersaudara, yakni Hitam dan
Putih. Marubozu tidak memiliki bayangan atas dan bawah, hingga titik tertinggi dan teren-
dahnya diwakili oleh harga pembukaan atau penutupannya. Marubozu putih terbentuk saat
harga pembukaan setara dengan titik terendahnya dan harga penutupannya setara dengan
titik tertingginya. Hal ini mengindikasikan bahwa pembeli mengendalikan harga dari awal
hingga akhir perdagangan. Marubozu hitam terbentuk saat harga pembukaan setara dengan
titik tertingginya dan harga penutupan setara dengan titik terendahnya. Hal ini mengin-
dikasikan bahwa penjual mengendalikan harga dari awal hingga akhir perdagangan.

Gambar 4. Candlestick Marubozu putih dan hitam.


4. BAYANGAN PANJANG VERSUS PENDEK

Bayangan atas dan bawah pada candlestick dapat memberi informasi yang bernilai
tentang sesi perdagangan. Bayangan atas mencerminkan sesi tinggi dan bayangan bawah
mencerminkan sesi rendah. Candlestick dengan bayangan pendek mengindikasikan bahwa
sebagian besar dari aksi dagang terbatas di dekat harga pembukaan dan penutupan. Candle-
stick dengan bayangan panjang menunjukkan bahwa perdagangan berlanjut jauh dari harga
pembukaan dan penutupan.

Gambar 5. Candlestick dengan bayangan panjang.

Candlestick dengan bayangan atas panjang dan bayangan bawah pendek mengindika-
sikan bahwa pembeli mendominasi sesi tersebut dan menawar harga lebih tinggi. Namun,
penjual selanjutnya memaksa harga turun, dan penutupan lemah menciptakan bayangan
atas panjang. Sebaliknya, candlestick dengan bayangan bawah panjang dan bayangan atas
pendek mengindikasikan bahwa penjual mendominasi sesi tersebut dan menyeret harga le-
bih rendah. Namun, pembeli kemudian muncul kembali dengan menawar harga lebih tinggi
di akhir sesi dan penutupan yang kuat menciptakan bayangan bawah panjang.

Candlestick dengan bayangan atas panjang, bayangan bawah panjang dan body kecil
disebut dengan spinning tops. Satu bayangan panjang mencerminkan pembalikan dari jenis-
nya; spinning tops mencerminkan keragu-raguan. Body kecil (kosong ataupun solid) meng-
gambarkan gerakan kecil dari pembukaan ke penutupan, dan bayangan mengindikasikan
bahwa baik bulls maupaun bears sama aktifnya selama sesi tersebut. Meskipun sesi dibuka
dan ditutup dengan sedikit perubahan, harga bergerak tinggi dan rendah secara signifikan
selama waktu itu. Pembeli maupun penjual tak dapat menangguk untung dan hasilnya dike-
sampingkan. Setelah kenaikan panjang atau candlestick putih panjang, suatu spinning tops
mengindikasikan kelemahan bulls dan terdapatnya potensi perubahan atau interupsi tren.
Setelah penurunan panjang atau candlestick hitam panjang, suatu spinning tops mengindikasi-
kan kelemahan bears dan terdapatnya potensi perubahan atau interupsi tren.

Gambar 6. Spinning Tops

5. DOJI

Doji adalah candlestick penting yang memberi informasi atas diri mereka sendiri dan
sebagai komponen dalam beberapa pola-pola penting. Doji terbentuk ketika harga pembu-
kaan dan penutupan secara virtual sama. Panjang bayangan atas dan bawah dapat berbeda-
beda dan candlestick yang dihasilkan Nampak seperti persilangan, persilangan terbalik atau
tanda tambah. Secara sendiri, doji adalah pola netral. Setiap bias bullish atau bearish didasar-
kan pada gerak harga yang mendahuluinya dan konfirmasi yang akan datang. Istilah “Doji”
digunakan baik untuk bentuk tunggal atau jamak. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 7. di
halaman berikutnya.

Secara ideal harga pembukaan dan penutupan harus sama, tetapi hal ini tidaklah
mutlak. Meskipun suatu doji dengan harga pembukaan dan penutupan dipandang lebih ku-
at, namun yang lebih penting adalah mendapatkan intisari dari candlestick. Doji menyiratkan
perasaan ragu-ragu atau pergolakan antara para pembeli dan para penjual. Harga bergerak
di atas dan di bawah level pembukaan selama sesi, namun ditutup pada atau dekat dengan
level pembukaan. Hasil-hasil dari Doji dikesampingkan. Baik bulls maupun bears tidak dapat
mengendalikan laba dan suatu titik balik dapat dikembangkan dari hal ini.
Gambar 7. Candlestick Doji

Sekuritas yang berbeda memiliki criteria yang berlainan untuk menentukan kekuatan
suatu doji. Saham seharga $20 dapat membentuk doji dengan perbedaa poin sebesar 1/8
antara pembukaan dan penutupan, sedangkan saham seharga $200 mungkin membentuk-
nya dengan perbedaan poin sebesar 1 ¼. Penentuan kekuatan suatu doji akan tergantung
pada harga, volatilitas saat ini, dan candlestick sebelumnya. Suatu doji seharusnya memiliki
body yang sangat kecil yang nampak sebagai garis tipis relatif dibandingkan terhadap candle-
stick sebelumnya. Steven Nison mencatat bahwa doji yang terbentuk di antara candlestick la-
innya dengan body kecil tidak akan dipandang penting. Sebaliknya, doji yang terbentuk di
antara candlestick dengan body panjang akan dipandang signifikan.

Gambar 8. Variasi Doji


5.1. Doji dan Tren

Relevansi suatu doji tergantung pada tren atau candlestick yang mendahuluinya.
Setelah suatu kenaikan atau candlestick putih panjang, suatu doji memberi sinyal bahwa te-
kanan beli mulai melemah. Setelah suatu penurunan atau candlestick hitam panjang, suatu
doji memberi sinyal bahwa tekanan jual mulai berkurang. Doji mengindikasikan bahwa
kekuatan penawaran dan permintaan pada akhirnya akan sama dan perubahan tren ke-
mungkinan sudah dekat. Doji yang berdiri sendiri tidak cukup menjadi penanda bagi suatu
pembalikan dan dibutuhkan konfirmasi selanjutnya.

Gambar 9. Doji dengan pendahulu candlestick putih panjang.

Gambar 10. Doji dengan pendahulu candlestick hitam panjang.


Setelah suatu kenaikan atau candlestick putih panjang, doji memberi sinyal bahwa
tekanan beli mungkin menurun dan tren naik mendekati akhir. Karena satu sekuritas dapat
menurun hanya dari kurangnya pembeli, tekanan beli lebih lanjut diperlukan untuk mem-
pertahankan suatu tren naik. Oleh karena itu, suatu doji dapat lebih signifikan setelah tren
naik atau candlestick putih panjang. Bahkan setelah doji terbentuk, penurunan ke bawah le-
bih lanjut diperlukan untuk konfirmasi bearish. Hal ini dapat terjadi dengan satu gap ke ba-
wah, candlestick hitam panjang, atau penurunan di bawah pembukaan candlestick putih pan-
jang. Setelah suatu candlestick putih panjang, para trader harus waspada terhadap potensi ter-
jadinya evening doji star.

Setelah suatu penurunan atau candlestick hitam panjang, suatu doji mengindikasikan
bahwa tekanan jual berkurang dan tren turun kemungkinan mendekati akhir. Meskipun
bears mulai kehilangan kendali penurunan, kekuatan lebih lanjut diperlukan untuk mengkon-
firmasi pembalikan. Konfirmasi bullish dapat muncul dari adanya gap ke atas, candlestick pu-
tih panjang atau kenaikan di atas pembukaan candlestick hitam panjang. Setelah suatu candle-
stick hitam panjang dan doji, para trader harus waspada terhadap potensi terjadinya morning
doji star.

5.2. Doji Berkaki Panjang

Gambar 11. Candlestick doji berkaki panjang.

Doji berkaki panjang memiliki bayangan atas dan bawah yang panjang dengan ukur-
an yang kurang lebih sama. Doji ini merefleksikan besarnya keragu-raguan pasar. Doji ber-
kaki panjang mengindikasikan bahwa harga ditransaksikan bebas di atas dan di bawah level
sesi pembukaan, tetapi ditutup secara jelas sama dengan pembukaannya. Setelah sejumlah
besar sorakan dan teriakan, hasil akhirnya menunjukkan hanya suatu perubahan kecil dari
pembukaan awalnya. Bentuk umum doji ini disajikan pada Gambar 4.11. di atas.

5.3. Doji Capung dan Nisan

Doji capung terbentuk ketika harga pembukaan, tertinggi, dan penutupan sama, se-
dangkan harga terendah membentuk bayangan bawah panjang. Candlestick yang dihasilkan
terlihat seperti huruf ”T” dengan bayangan bawah panjang dan tanpa bayangan atas. Doji
capung mengindikasikan bahwa penjual mendominasi perdagangan dan menarik harga le-
bih rendah selama sesi. Pada akhir sesi, pembeli kembali muncul dan mendorong harga ba-
lik ke atas ke arah level pembukaan dan sesi tinggi.

Gambar 12. Doji Capung dan Nisan.

Implikasi pembalikan dari doji capung tergantung pada gerak harga sebelumnya dan
konfirmasi setelahnya. Bayangan bawah panjang memberi bukti tekanan beli, penurunan
mengindikasikan bahwa masih banyak penjual yang membayangi. Setelah tren turun yang
panjang, candlestick hitam panjang, atau pada support, doji capung dapat memberi sinyal po-
tensi pembalikan bullish atau titik dasar. Setelah tren naik yang panjang, candlestick putih pan-
jang, atau pada resistance, bayangan bawah panjang dapat memberi pertanda potensi pemba-
likan bearish atau titik puncak. Konfirmasi bearish atau bullish diperlukan untuk kedua situasi
tersebut.

Doji nisan terbentuk ketika harga pembukaan, terendah, dan penutupan sama, se-
dangkan harga tertinggi membentuk suatu bayangan atas panjang. Candlestick yang dihasil-
kan nampak seperti huruf ”T” terbalik dengan bayangan atas yang panjang tanpa bayangan
bawah. Doji nisan mengindikasikan bahwa pembeli mendominasi perdagangan dan mena-
rik harga lebih tinggi selama sesi. Namun demikian, pada akhir sesi penjual muncul kembali
dan mendorong harga balik ke arah level pembukaan dan sesi rendah.

Bersama dengan doji capung dan candlestick lainnya, implikasi pembalikan dari doji
nisan tergantung pada gerak harga sebelumnya dan konfirmasi selanjutnya. Meskipun ba-
yangan atas panjang mengindikasikan rally yang gagal, titik tertinggi intraday memberi bukti
adanya beberapa tekanan beli. Seteah tren turun panjang, candlestick hitam panjang, atau
pada support, perhatian berbalik kepada bukti adanya tekanan beli dan potensi pembalikan
bullish. Setelah tren naik panjang, candlestick putih panjang, atau pada resistance, perhatian
berbalik kepada rally yang gagal dan potensi pembalikan bearish. Konfirmasi bearish atau
bullish diperlukan untuk kedua situasi tersebut.

6. BULLSVERSUS BEARS

Suatu candlestick menggambarkan peperangan antara Bulls (pembeli) dan Bears (pen-
jual) selama periode waktu tertentu. Analogi dari perang ini dapat dibuat antara dua tim se-
pakbola, yang juga dapat dinamai tim Bulls dan tim Bears. Titik dasar (area rendah intra-sesi)
candlestick mencerminkan pendaratan untuk tim Bears dan titik puncak (area tinggi intra-sesi)
mencerminkan pendaratan untuk tim Bulls. Semakin penutupan mendekati titik tertinggi,
semakin dekat pula tim Bulls kepada pendaratan. Semakin penutupan mendekati titik teren-
dah, semakin dekat pula tim Bears kepada pendaratan. Enam tipe permainan di antaranya
adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 4.13. di bawah ini:

Gambar 13. Enam jenis candlestick Bulls vs Bears.


1. Candlestick putih panjang mengindikasikan bahwa tim Bulls mengontrol bola (perda-
gangan) pada sebagian besar permainan.
2. Candlestick hitam panjang mengindikasikan bahwa tim Bears mengontrol bola (per-
dagangan) pada sebagian besar permainan.
3. Candlestick kecil mengindikasikan bahwa kedua tim tidak dapat memindahkan bola
dan harga berakhir di sekitar mereka memulainya.
4. Bayangan bawah panjang mengindikasikan bahwa tim Bears mengontrol bola pada
sebagian permainan, tetapi lepas kendali pada bagian akhir dan tim Bulls membuat
gerak balik yang impresif.
5. Bayangan atas panjang mengindikasikan bahwa tim Bulls mengontrol bola pada se-
bagian permainan, tetapi lepas kendali pada bagian akhir dan tim Bears membuat ge-
rak balik yang impresif.
6. Bayangan atas dan bawah yang panjang mengindikasikan baik tim Bears maupun
Bulls memiliki momen mereka masing-masing sepanjang permainan, namun kedua-
nya tidak dapat saling mengalahkan sehingga hasilnya dikesampingkan.

7. APAKAH YANG TIDAK DIUNGKAPKAN CANDLESTICK?

Candlestick tidak merefleksikan urutan kejadian di antara pembukaan dan penutup-


an, melainkan hanya hubungan antara pembukaan dan penutupan. Titik tertinggi dan te-
rendah adalah jelas dan tak dapat disangkal, tetapi candlestick (dan grafik batang) tidak dapat
menceritakan kepada kita mana yang terjadi lebih dulu.

Gambar 14. Urutan kejadian dari titik tertinggi ke titik terendah.


Pada candlestick putih panjang, diasumsikan bahwa harga-harga naik di sebagian be-
sar sesi. Namun, berdasarkan pada urutan kejadian tinggi/rendah, sesi tersebut dapat terjadi
lebih volatil. Contoh pada Gambar 14. di atas menggambarkan dua kemungkinan urutan
kejadian tinggi/rendah yang akan membentuk candlestick yang sama. Urutan kejadian yang
pertama menunjukkan dua gerakan gerakan kecil dan satu gerakan besar: penurunan kecil
terhadap pembukaan membentuk titik terendah, kenaikan tajam membentuk titik tertinggi,
dan penurunan kecil lagi untuk membentuk penutupan. Urutan kejadian yang kedua me-
nunjukkan tiga gerakan yang cukup tajam: kenaikan tajam terhadap pembukaan memben-
tuk titik tertinggi, penurunan tajam membentuk titik terendah, dan kenaikan tajam kembali
membentuk penutupan. Urutan kejadian yang pertama menggambarkan tekanan beli yang
kuat, berkelanjutan, dan dipandang sebagai lebih bullish. Urutan kejadian kedua merefleksi-
kan volatilitas yang lebih besar dan beberapa tekanan jual. Ini hanyalah sebagian dua con-
toh, sementara masih terdapat ratusan kemungkinan kombinasi lain yang dapat menghasil-
kan candlestick yang sama. Candlestick masih menawarkan informasi yang bernilai atas posisi
relatifnya terhadap harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan. Meskipun demi-
kian, aktivitas perdagangan yang membentuk candlestick tertentu dapat bervariasi.

8. TREN PENDAHULU

Dalam bukunya Candlestick Charting Explained, Greg Morris mencatat bahwa agar
suatu pola dapat dikualifikasikan sebagai pembalikan, maka harus terdapat tren pendahulu
untuk membalik. Pembalikan bullish memerlukan tren turun pendahulu dan pembalikan
bearish memerlukan tren naik pendahulu. Arah tren dapat ditentukan dengan menggunakan
garis tren, moving averages, analisis puncak/lembah atau aspek-aspek lain dari analisis teknikal.
Suatu tren turun mungkin tetap terjadi sepanjang sekuritas diperdagangkan di bawah garis
trennya, di bawah reaksi tinggi sebelumnya, atau di bawah moving average tertentu. Panjang
dan lamanya tren akan tergantung pada preferensi individual. Namun demikian, karena
candlestick bersifat jangka pendek, maka yang terbaik adalah mempertimbangkan gerak harga
1 – 4 minggu terakhir.

9. PENEMPATAN CANDLESTICK

9.1. Posisi Bintang

Suatu candlestick yang membuat gap dari candlestick sebelumnya dikatakan berada pa-
da posisi bintang. Candlestick pertama biasanya memiliki body riil besar (tetapi tidak selalu),
dan candlestick kedua yang berada pada posisi bintang memiliki body riil kecil. Tergantung
pada candlestick sebelumnya, candlestick posisi bintang membuat gap ke atas atau ke bawah
dan nampak terisolasi dari gerak harga sebelumnya. Kedua candlestick tersebut dapat meru-
pakan kombinasi putih dan hitam. Doji, palu, shooting stars, dan spinning tops memiliki body
riil kecil, dan dapat terbentuk pada posisi bintang. Selanjutnya kita akan mempelajari pola 2
dan 3 candlestick yang memanfaatkan posisi bintang.

Gambar 15. Contoh candlestick dengan posisi bintang.

9.2. Posisi Harami

Gambar 16. Contoh candlestick dengan posisi Harami.

Suatu candlestick yang terbentuk dalam body riil candlestick sebelumnya dikatakan ber-
ada pada posisi Harami. Dalam bahasa Jepang, Harami berarti hamil dan candlestick yang ke-
dua bersarang di dalam yang pertama. Candlestick yang pertama biasanya memiliki body riil
besar dan yang kedua memiliki body riil kecil. Bayangan (tinggi/rendah) candlestick yang ke-
dua tidak harus tercakup dalam yang pertama, meskipun lebih disukai yang demikian. Doji
dan spinning tops memiliki body riil kecil dan dapat terbentuk dalam posisi harami. Selanjut-
nya kita akan mempelajari pola-pola candlestick yang memanfaatkan posisi harami.

10. BAYANGAN PANJANG PEMBALIKAN

Terdapat dua pasangan pola pembalikan candlestick tunggal yang terbentuk dari body
riil kecil, satu bayangan panjang dan satu bayangan pendek atau tanpa bayangan. Secara
umum, bayangan panjang paling tidak harus dua kali panjang body riil, baik hitam maupun
putih. Lokasi bayangan panjang dan gerak harga sebelumnya menentukan klasifikasinya.

Pasangan pertama, Palu dan Orang Menggantung, terdiri dari candlestick identik de-
ngan body kecil dan bayangan bawah panjang. Pasangan kedua, Shooting Star dan Palu Ter-
balik, juga mengandung candlestick yang identik, kecuali dalam hal ini mereka memiliki body
kecil dan bayangan atas panjang. Hanya gerak harga sebelumnya dan konfirmasi ke depan
yang menentukan sifat bullish atau bearish dari candlestick ini. Palu dan Palu Terbalik terben-
tuk setelah suatu penurunan dan merupakan pola pembalikan bullish, sementara Shooting Star
dan Orang Menggantung terbentuk setelah suatu kenaikan dan merupakan pola pembalikan
bearish.

10.1. Palu dan Orang Menggantung

Gambar 17. Contoh candlestick Palu dan Orang Menggantung


Palu dan Orang Menggantung secara pasti nampak sama, tetapi memiliki implikasi
yang berbeda berdasarkan pada gerak harga sebelumnya. Keduanya memiliki body riil kecil
(hitam atau putih), bayangan bawah panjang dan bayangan atas pendek atau tanpa bayangan
atas. Sebagaimana halnya dengan sebagian besar formasi candlestick tunggal atau ganda, Palu
dan Orang Menggantung memerlukan konfirmasi sebelum gerakannya.

Gambar 18. Contoh pola Palu dan Orang Menggantung

Palu adalah suatu pola pembalikan bullish yang terbentuk setelah penurunan. Seba-
gai tambahan pada potensi pembalikan tren, palu dapat menandai dasar atau level support.
Setelah suatu penurunan, palu memberi sinyal kebangkitan bullish. Titik rendah dari bayang-
an bawah panjang mengimplikasikan bahwa penjual menarik harga-harga lebih rendah sela-
ma sesi. Namun demikian, akhir yang kuat mengindikasikan bahwa para pembeli mendapat-
kan kembali pijakannya untuk mengakhiri sesi dengan catatan kuat. Meskipun hal ini nam-
pak sudah cukup untuk melakukan aksi, palu memerlukan konfirmasi bullish lebih lanjut.
Titik rendah palu menunjukkan bahwa banyak sekali penjual yang tersisa. Tekanan beli
lebih lanjut (dan lebih disukai pada volume yang meningkat) diperlukan sebelum beraksi.
Informasi semacam ini dapat berasal dari adanya gap ke atas atau candlestick putih panjang.
Palu serupa dengan klimaks penjualan dan volume yang besar dapat bertindak sebagai pen-
dukung validitas pembalikan.

Orang Menggantung adalah pola pembalikan bearish yang juga dapat menandai pun-
cak atau level resistance. Terbentuk setalah suatu kenaikan, Orang Menggantung memberi si-
nyal bahwa tekanan jual mulai meningkat. Titik rendah dari bayangan bawah panjang meng-
konfirmasi bahwa para penjual telah menekan harga-harga lebih rendah selama sesi. Meski
bulls mendapatkan kembali pijakannya dan menarik harga-harga lebih tinggi ke titik akhir,
penampakan dari tekanan jual menaikkan bendera kuning. Seperti halnya dengan Palu, sua-
tu Orang Menggantung memerlukan konfirmasi bearish sebelum tindakan. Konfirmasi se-
macam ini dapat berasal dari adanya gap ke bawah atau candlestick hitam panjang di atas vo-
lume yang besar.

10.2. Palu Terbalik dan Shooting Star

Palu Terbalik dan Shooting Star nampak persis sama tetapi mempunyai implikasi
yang berbeda berdasarkan pada gerak harga sebelumnya. Kedua candlestick memiliki body
riil kecil (hitam atau putih), bayangan atas panjang dan bayangan bawah kecil atau tanpa
bayangan bawah. Candlestick ini menandai potensi pembalikan tren, tetapi memerlukan kon-
firmasi sebelum tindakan.

Gambar 4.19. Contoh candlestick Palu Terbalik dan Shooting Star.

Shooting Star adalah pola pembalikan bearish yang terbentuk setelah suatu kenaikan
dan berada dalam posisi bintang, sesuai namanya. Suatu Shooting Star dapat menandai pem-
balikan tren potensial atau level resistance. Candlestick ini terbentuk ketika harga membuat
gap lebih tinggi pada pembukaan, naik selama sesi, dan sedikit lebih tinggi. Candlestick yang
dihasilkan memiliki bayangan atas panjang dan body hitam atau putih yang kecil. Setelah
kenaikan yang besar (bayangan atas), kemampuan bears untuk memaksa harga-harga turun
telah menaikkan bendera kuning. Untuk mengindikasikan pembalikan substansial, bayangan
atas harus relatif panjang dan setidaknya 2 kali panjang dari body. Konfirmasi bearish dibu-
tuhkan setelah adanya Shooting Star dan dapat mengambil bentuk gap ke bawah atau candle-
stick hitam panjang di atas volume yang besar.
Gambar 20. Contoh pola Palu Terbalik dan Shooting Star.

Palu Terbalik terlihat sama persis seperti Shooting Star, tetapi terbentuk setelah suatu
penurunan atau tren turun. Palu Terbalik mencerminkan potensi pembalikan tren atau level
support. Setelah suatu penurunan, bayangan atas panjang mengindikasikan tekanan beli sela-
ma sesi. Namun demikian, bulls tidak dapat menahan tekanan beli ini dan harga ditutup se-
dikit berbeda dari titik tingginya untuk membentuk bayangan atas panjang. Karena kegagal-
an ini, konfirmasi bullish diperlukan sebelum tindakan. Suatu Palu Terbalik yang diikuti oleh
gap ke atas atau candlestick putih panjang dengan volume besar dapat bertindak sebagai kon-
firmasi bullish.

11. MERAMU CANDLESTICK

Pola-pola candlestick dapat dibuat dari satu candlestick atau lebih dan mereka dapat di-
ramu bersama untuk membentuk satu candlestick. Candlestick ramuan ini menangkap intisari
dari pola dan dapat dibentuk dengan menggunakan hal-hal berikut ini:
 Pembukaan dari candlestick pertama
 Penutupan dari candlestick terakhir
 Titik tertinggi dan terendah dari pola tersebut

Dengan menggunakan pembukaan dari candlestick pertama, penutupan dari candle-


stick kedua, dan titik tertinggi/terendah dari pola, suatu pola Bullish Engulfing atau Piercing
diramu menjadi Palu. Bayangan bawah panjang dari Palu memberi sinyal potensi pembalik-
an bullish. Sebagaimana halnya Palu, baik pola Bullish Engulfing maupun Piercing memerlukan
konfirmasi bullish.
Gambar .21. Contoh peramuan candlestick.

Gambar 22. Contoh peramuan candlestick.

Peramuan candlestick dari pola Bearish Engulfing atau Dark Cloud Cover akan mem-
bentuk Shooting Star. Bayangan atas panjang dari Shooting Star mengindikasikan potensi pem-
balikan bearish. Sebagaimana halnya Shooting Star, pola Bearish Engulfing dan Dark Cloud Cover
memerlukan konfirmasi bearish.

Lebih dari dua candlestick dapat diramu menggunakan pedoman yang sama: pembu-
kaan dari yang pertama, penutupan dari yang terakhir, dan titik tertinggi/terendah dari pola.
ANALISIS TEKNIKAL
POLA-POLA GRAFIK

1. PENGENALAN POLA

Ada ratusan ribu partisipan penjual dan pembeli saham di pasar yang mempunyai
alasan yang berbeda-beda dalam bertransaksi, yaitu: harapan untuk memperoleh keuntung-
an, takut merugi, konsekuensi pajak, perlindungan short, pemagaran, pemicu stop-loss, pemicu
price target, analisis fundamental, analisis teknikal, rekomendasi broker dan beberapa alasan
lainnya. Mencoba mengetahui alasan penjual dan pembeli dalam bertransaksi dapat menjadi
proses yang mengecilkan hati. Pola grafik menempatkan semua pembelian dan penjualan
sebagai perspektif dengan mengkonsolidasikan kekuatan penawaran dan permintaan ke da-
lam satu gambaran ringkas. Sebagai catatan gambaran yang lengkap dari semua perdagang-
an, pola grafik menyediakan kerangka kerja untuk menganalisa peperangan hebat antara
pembelian dan penjualan. Yang lebih penting, pola grafik dan analisis teknikal dapat mem-
bantu menentukan siapakah yang memenangkan perdagangan, memperbolehkan trader dan
investor untuk memposisikan diri mereka.

Pada beberapa gelombang, pola grafik adalah versi yang lebih rumit dari garis tren.
Oleh sebab itu, membaca dan memahami bahasan tentang Support dan Resistance sebaik me-
mahami pembahasan mengenai garis tren sangatlah penting sebelum melanjutkan ke pem-
bahasan berikutnya. Analisis pola grafik dapat digunakan untuk membuat peramalan jangka
pendek dan jangka panjang. Data yang digunakan bisa intraday, harian, mingguan atau bu-
lanan dan polanya bisa sependek satu hari atau sepanjang beberapa tahun. Gap dan pemba-
likan di luar pola dapat terbentuk dari satu sesi perdagangan, sementara dalam membentuk
broadening tops dan dormant bottoms dibutuhkan waktu selama berbulan-bulan.

1.1. Yang Lama Tetapi Yang Baik

Sebagian besar pemahaman mengenai pola grafik dapat dikaitkan pada tulisan
Richard Schabacker. Karya klasiknya pada tahun 1932 yang berjudul Technical Analysis and
Stock Market Profits menjadi dasar bagi analisis pola modern. Dalam tulisannya Technical
Analysis of Stock Trends (1948), Edwards and Magee memuji Schabacker atas sebagian besar
konsepnya yang ditempatkan lebih dulu pada bagian pertama dari buku mereka.
Gambar 1. Identifikasi pola jangka panjang pada saham Amazon.com

Gambar 2. Identifikasi pola jangka pendek pada saham CIENA Corp.

Analisis pola adalah analisis yang langsung kepada tujuannya, tetapi bukan berarti
ini adalah hal yang mudah untuk dilakukan. Schabacker menyatakan hal ini dalam tulisan-
nya secara rinci sebagai berikut:
The science of chart reading, however, is not as easy as the mere memorizing of certain patterns
and pictures and recalling what they generally forecast. Any general stock chart is a
combination of countless different patterns and its accurate analysis depends upon constant
study, long experience and knowledge of all the fine points, both technical and fundamental,
and, above all, the ability to weigh opposing indications against each other, to appraise the
entire picture in the light of its most minute and composite details as well as in the recognition
of any certain and memorized formula.

Meskipun Schabacker mengacu pada "ilmu membaca grafik", tapi lama kelamaan
analisis teknikal lebih menjadi sebuah seni, dari pada sekedar ilmu. Pengenalan pola dapat
membuka berbagai interpretasi yang bisa menimbulkan bias karena pandangan yang su-
byektif. Untuk menghindari bias dan menghasilkan interpretasi yang baik, aspek analisis
teknikal lainnya harus ditambahkan untuk melakukan verifikasi dan menggambarkan sebu-
ah kesimpulan. Meskipun beberapa pola tampak sama, tetapi tidak ada dua pola yang
benar-benar sama. Penembusan yang salah, pembacaan palsu dan harapan atas aturan,
semuanya adalah edukasi yang berkelanjutan.

Pembelajaran yang hati-hati dan konstan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan ana-
lisis grafik. Grafik saham AMZN pada Gambar 1. di atas menunjukkan bahwa harga
menembus resistance dari pola pembalikan head and shoulders. Meskipun saat ini trennya bearish
(jual), analisis harus terus dilakukan untuk mengkonfirmasi tren bearish.

Gambar 3. Analisis pola gerak saham Novellus System.

Beberapa analisis dapat menyatakan bahwa grafik NVLS pada Gambar 3. di atas
sebagai berpola head and shoulders dengan neckline support di sekitar 17.50. Mengenai benar
atau tidaknya, hal ini bisa menimbulkan perdebatan. Meskipun harga saham menembus
neckline support di harga 17.50, pergerakan saham ke atas support break kembali terulang.
Penolakan ini dapat dikatakan sebagai sinyal kekuatan dan memperkuat pendugaan ulang
dari suatu pola.

1.2. Dua Grup Dominan

Dua prinsip dasar dari analisis teknikal adalah bahwa harga bergerak dalam tren
dan sejarah akan berulang. Sebuah tren naik mengindikasikan bahwa dorongan kekuatan
permintaan (bulls/beli) dan sebuah tren turun yang mendorong kekuatan penawaran (bears/
jual) berada dalam kendali. Meskipun demikian, harga tidak selamanya berada dalam tren,
dan untuk menuju keseimbangan, maka sebuah pola grafik mulai muncul. Beberapa pola
tertentu seperti sebuah saluran paralel, menyatakan sebuah tren yang kuat. Oleh sebab itu
pola grafik dapat dibagi menjadi dua grup, yaitu: pembalikan dan kelanjutan. Pola pem-
balikan mengindikasikan suatu perubahan tren dan dapat dibagi menjadi formasi atas dan
bawah.Pola kelanjutan mengindikasikan suatu jeda dalam tren dan menyatakan bahwa arah
sebelumnya akan mulai lagi setelah suatu periode waktu berjalan.

Gambar 4. Pola tren berkelanjutan jangka panjang.

Hanya disebabkan karena sebuah pola terbentuk setelah kenaikan atau penurunan
yang signifikan terjadi, bukan berarti hal itu menjadi pola pembalikan. Banyak sekali pola,
(misalnya suatu segi empat), dapat diklasifikasikan sebagai pola pembalikan atau kelanjutan.
Semua tergantung pada aksi harga sebelumnya, volume dan indikator lainnya saat pola ter-
sebut muncul.
2. POLA-POLA PEMBALIKAN (REVERSAL)

2.1. Double Top

Double top adalah pola pembalikan utama yang terbentuk setelah suatu tren naik
yang berkepanjangan. Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, pola ini dibuat dari dua
puncak yang berturutan yang sama dengan cekungan sedang di antaranya.

Gambar 5. Pola Double Top pada pergerakan saham Gillette.

Meskipun terdapat beberapa variasi, setidaknya bentuk double top yang klasik terda-
pat pada perubahan intermediate, jika tidak maka merupakan perubahan jangka panjang,
dalam tren bullish ke bearish. Banyak potensi double top yang dapat terbentuk selama perge-
rakan, tetapi sampai kunci support break, suatu pembalikan tidak dapat dikonfirmasi. Untuk
mengklarifikasi ini, kita akan melihat poin kuncinya dalam formasi dan melihat contohnya.
1. Tren Sebelumnya: Dalam setiap pola pembalikan, pasti terdapat tren yang berbalik.
Dalam kasus double top, tren naik yang signifikan dari beberapa bulan harus ada.
2. Puncak Pertama: Puncak pertama harus menjadi tanda dari poin tertinggi pada tren
saat ini. Misalnya, puncak pertama adalah normal dan tren naiknya tidak diragukan.
3. Palung: Setelah puncak pertama, suatu penurunan terjadi pada range yang berkisar anta-
ra 10% sampai 20%. Volume pada penurunan dari puncak pertama biasanya tidak kon-
sekuen. Harga terendah kadang-kadang berada pada kisaran yang sama atau sedikit le-
bih turun dari kisaran tersebut, hal ini dapat menjadi sinyal permintaan yang wajar.
4. Puncak Kedua: Kelanjutan dari kisaran rendah ini biasanya muncul dengan volume
rendah dan bertemu dengan resistance dari harga tertinggi sebelumnya. Resistance dari har-
ga tertinggi sebelumnya sudah bisa diduga. Bahkan setelah bertemu dengan resistance,
hanya ada kemungkinan terdapat sebuah double top. Polanya masih harus dikonfirmasi.
Jangka waktu antar puncak dapat berbeda-beda, dari beberapa minggu menjadi bebera-
pa bulan, dengan jangka waktu normalnya adalah 1-3 bulan. Biasanya sebuah puncak
dengan 3% dari harga tertinggi sebelumnya adalah lebih mencukupi.
5. Penurunan dari Puncak: Penurunan yang berikutnya dari puncak kedua seharusnya
mencerminkan ekspansi dalam volume dan/atau penurunan yang dipercepat, mungkin
ditandai dengan satu atau dua gap. Suatu penurunan menunjukkan bahwa kekuatan
permintaan lebih lemah dari penawaran dan supportnya lebih dekat.
6. Support Break: Meskipun setelah perdagangan turun ke support, double top dan tren
pembalikan tetap saja tidak lengkap. Breaking support dari poin terendah antara peak yang
satu dengan yang lain melengkapi double top. Hal ini juga akan muncul dengan pening-
katan volume dan/atau sebuah penurunan yang dipercepat.
7. Support Berbalik Jadi Resistance: Broken support menjadi potensi resistance dan
kadang-kadang terdapat sebuah tes atas level resistance dengan satu reaksi panjang. Test
yang seperti demikian dapat membuka kesempatan kedua untuk keluar dari posisi atau
melakukan short selling.
8. Target Harga: Jarak dari support break ke puncak dapat dikurangkan dari support break
untuk target harga. Hal ini dapat berarti bahwa semakin banyak informasi yang didapat
maka semakin besar pula potensi penurunan. Sementara formasi double top tampak apa
adanya, teknikalis seharusnya mengambil langkah yang layak untuk menghindari double
top yang memperdayakan. Puncak harus dipisahkan dengan jangka waktu per bulan. Jika
jarak puncak terlalu dekat maka puncak tersebut cenderung hanya merepresentasikan
resistance yang normal dari pada suatu perubahan jangka panjang dalam gambaran pena-
waran/permintaan. Yakinkan bahwa harga terendah di antara puncak mengalami penu-
runan setidaknya 10%. Penurunan kurang dari 10% kemungkinan bukan merupakan
indikasi dari peningkatan yang signifikan dari tekanan jual. Setelah penurunan, lakukan
analisa lembah untuk mengetahui petunjuk atas kekuatan permintaan. Jika palung sedi
kit agak tertarik dan sulit untuk bergerak kembali ke atas, maka permintaan bisa menjadi
sangat sedikit. Ketika harga saham mengalami kenaikan, carilah kontraksi volume
sebagai indikasi yang lebih jauh atas munculnya permintaan.

Aspek paling penting dari double top adalah untuk menghindari loncatan ekstrem,
menunggu support untuk break pada saat yang meyakinkan, dan biasanya disertai dengan ber-
tambahnya volume. Suatu penyaringan harga bisa membutuhkan 3% support break sebelum
validasi. Waktu penyaringan membutuhkan support break untuk menahan selama 3 hari sebe-
lum dinyatakan valid. Tren masih menguat sampai terbukti. Hal ini berlaku juga pada double
top. Sampai terjadinya suppoert break yang meyakinkan, trennya adalah naik.

Gambar 6. Pola Double Top jangka panjang pada saham Ford.

Double top yang terdapat pada saham Ford di Gambar 6. di atas terbentuk dari
pergerakan 5 bulan. Meskipun support break telah terjadi, ternyata didapati adanya tes lain
dari resistance yang baru setelah 4 bulan kemudian. Analisis lengkapnya adalah sbb:
1. Dari harga terendah yang mendekati 10 pada bulan Maret 1997, harga saham Ford
mengalami peningkatan ke 36 pada bulan Desember 1998. Garis tren yang extending up
dari bulan Maret 1997 adalah sebuah garis tren internal dan Ford menahan apada harga
itu sampai terjadinya break pada bulan Mei 1999.
2. Dari puncak pertama, harga saham menurun sekitar 15% untuk membentuk palung.
3. Setelah mencapai harga terendah mendekati 30½ pada awal Februari, palung terbentuk
pada 2 bulan setelah itu, dan tidak terdapat rally sampai awal April. Harga penurunan
yang panjang ini menyarankan permintaan yang kecil.
4. Penurunan dari harga 36,8 terjadi dengann dua gap menurun dan peningkatan volume.
Kemudian Chaikin Money Flow(CMF) bergerak maju di bawah –10%. Kecepatan penu-
runan CMF mengindikasikan kenaikan yang serius pada tekanan jual.
5. Pada akhir bulan Mei dan awal Juni, harga saham diperdagangkan selama 3 minggu
pada support dari harga terendah sebelumnya. Selama masa ini, CMF menurun di bawah
•%. Meskipun situasinya tampak menyenangkan, formasi ganda tidak akan lengkap
sampai terjadi support break.
6. Support ditembus pada awal Juni ketika harga saham jatuh dibawah 28½, yang merupa-
kan lebih dari 3% di bawah support di 30½. Setelah harga jatuh dengan tajam, terjadi su-
atu kenaikan harga balik yang sama secara tajam di atas level resistance yang baru. Sebuah
tes atas broken support dapat diharapkan, namun biasanya tidak secepat ini. Kenaikan
harga menjadi 32 pada akhir bulan Juni bisa menjadi pemicu terjadinya beberapa short
covering yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh pemain yang masuk pada awal
support break. Harga saham jatuh menjadi 25 dan kemudian mulai menjejak ke depan
yang akhirnya menguji support.

Gambar 7. Lanjutan analisis pola Double Top pada saham Ford.

Pada grafik kedua di Gambar 7., harga 30¾ menandai support yang berbalik men-
jadi level resistance, dan harga 31 menandai 50% retracement atas penurunan harga dari 36.8 ke
angka 25. Dengan mengkombinasikannya pada aksi harga di awal Juni dan Juli, kemungkin-
an suatu area resistance dapat muncul diantara 31 dan 32. Harga saham selanjutnya terbentuk
pada level rendah yang paling tinggi di angka 31 pada bulan Januari 2000, dan menurun di
sekitar angka 22 pada pertengahan Maret.

2.2. Double Bottom

Double bottom adalah pola pembalikan yang terbentuk setelah suatu tren turun yang
berkepanjangan. Sebagaimana diimplikasikan oleh namanya, pola ini terbentuk dari 2 pa-
lung berurutan yang sama, dengan puncak moderat di antaranya. Meskipun bisa terdapat
beberapa variasi, double bottom klasik biasanya menandai perubahan tren jangka menengah
atau jangka panjang. Beberapa potensi double bottom dapat terbentuk sepanjang penurunan,
dan kita akan melihat pada poin kunci di formasi itu kemudian melihat contohnya.

Gambar 8. Pola Double Bottom pada saham United Technologies.

1. Tren Sebelumnya: Dengan pola apapun, pasti terdapat tren yang akan berbalik. Pada
kasus double bottom, suatu tren turun beberapa bulan yang signifikan, harus diperhatikan.
2. Palung Pertama: Palung yang pertama harus menandai poin terendah pada tren saat
ini. Misalnya, palung yang pertama tampak normal dan tren turun tetap kuat.
3. Puncak: Stelah palung yang pertama, sebuah peningkatan terjadi pada range volume
10% sampai 20%. Volume peningkatan dari palung yang pertama biasanya tidak konse-
kuen tetapi suatu peningkatan dapat merupakan sinyal pada awal akumulasi. Ketinggian
puncak terkadang berada pada kisaran yang sama atau turun agak jatuh dari posisi yang
meragukan kemudian menurun. Posisi yang meragukan ini mengindikasikan bahwa per-
mintaan naik tetapi masih cukup kuat untuk kemungkinan terjadinya breakout.
4. Palung Kedua: Penurunan pada reaksi harga tertinggi biasanya muncul dengan volume
rendah dan bertemu support dari harga terendah sebelumnya. Support dari harga terendah
sebelumnya dapat diperkirakan. Bahkan setelah support ditentukan, ada kemungkinan
terjadi double bootom, dan itupun perlu konfirmasi. Jangka waktu antara palung yang satu
dengan yang lain dapat berbeda-beda dari mingguan hingga bulanan, dengan waktu
normal 3 bulan. Sebenarnya palung yang tepat lebih disukai, tetapi ada beberapa pelu-
ang untuk melakukan manuver dan biasanya palung dengan 3% dari harga sebelumnya
dianggap valid.
5. Kelanjutan dari Palung: Volume lebih penting pada double bottom dari pada double top.
Terdapat bukti yang jelas bahwa volume dan tekanan beli saling berakselerasi selama
kenaikan menuju palung yang kedua. Peningkatan akselerasi gerak naik, kemungkinan
ditandai dengan satu atau dua gap, juga mengindikasikan adanya suatu potensi perubah-
an dalam sentimen.
6. Penembusan Resistance: Meskipun telah terjadi adanya transaksi di atas resistance,
double top dan pembalikan tren masih belum lengkap. Penembusan resistance dari poin
tertinggi di antara palung akan melengkapi double bottom. Hal ini juga akan terjadi dengan
adanya peningkatan volume dan/atau percepatan gerak naik.
7. ResistanceBerbalik Support: Broken resistance dapat menjadi potensi support dan terka-
dang merupakan tes dari level support dengan koreksi yang pertama. Tes yang sedemiki-
an rupa bisa memberi kesempatan kedua untuk menutup posisi short atau berinisiatif
menentukan posisi long.
8. Target Harga: Jarak dari penembusan resistance melalui palung terendah dapat ditam-
bahkan pada puncak resistance break untuk mengestimasi suatu target. Hal ini menunjuk-
kan bahwa semakin besar formasinya maka akan semakin besar pula potensi peningkat-
an yang akan terjadi.

Perlu diingat bahwa double bottom adalah pola pembalikan jangka menengah dan
jangka panjang yang tidak akan terbentuk dalam beberapa hari. Meskipun pembentukan da-
lam beberapa minggu sangat dimungkinkan, akan lebih baik untuk menggunakan setidaknya
data 4 minggu di antara harga-harga terendah. Biasanya bottom lebih lama pembentukannya
daripada top, dan kesabaran sangat dibutuhkan dalam hal ini. Tunggu perkembangan dari
pola dan cari petunjuk yang layak. Peningkatan dari palung harus 10% - 20%. Palung yang
kedua akan membentuk harga terendah dengan 3% dari harga terendah sebelumnya dan vo-
lume pada peningkatan yang meyakinkan akan meningkat. Indikator volume seperti Chaikin
Money Flow, OBV, dan Accumulation/Distribution dapat digunakan untuk mencari sinyal te-
kanan beli. Begitu pula dengan double top, adalah penting untuk menunggu resistance breakout.
Pembentukan tidak akan lengkap sampai reaksi tertinggi sebelumnya telah terjadi.
Setelah bergerak turun selama hampir satu tahun, pergerakan saham PEE pada
Gambar 9 di bawah membentuk double bottom dan break pada resistance dengan pertam-
bahan volume. Analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Dari titik tertinggi yang mendekati poin 50 pada bulan April 1999, PEE bergerak turun
ke angka 30 pada bulan November 1999, di mana terjadi penurunan dengan harga te-
rendah di angka 52 pada minggu itu.
2. Harga saham bergerak naik di atas 20% dari harga terendah dan membentuk reaksi
tertinggi sekitar 37½. Volume bertambah dan mucul pembentukan pada tanggal 13
Januari (panah hijau) dengan volume tertinggi sejak bulan November.
3. Setelah terjadi tarikan jual kembali, ada kemungkinan untuk terjadi break di atas resist-
ance, tetapi gagal. Meskipun demikian, volume semakin bertambah pada hari di mana
terjadi peningkatan harga. Kemampuan saham untuk bertahan pada angka pertengahan
tigapuluhan selama periode tertentu mengindikasikan permintaan yang menguat.

Gambar 9. Pergerakan saham Pfizer untuk analisa pola Double Bottom.

4. Terjadinya penurunan tajam dari angka 37½ menuju 30 ternyata tidak disertai dengan
pertambahan volume. Volume menurun dengan 60-day SMA terjadi selama 2 hari dan
Chaikin Money Flow mendekati -10% selama dua kali. Meskipun demikian, CMF mengin-
dikasikan akumulasi dari penurunan harga dan bertahan pada angka di atas nol dengan
periode pergerakan diatas +10%.
5. Palung yang kedua terbentuk dengan harga terendah sama dengan harga terendah sebe-
lumnya (30) dan sedikit di atas angka tersebut selama dua bulan.
6. Peningkatan harga dari harga terendah yang kedua menunjukkan akselerasi pergerakan
dengan pertambahan volume. Setelah harga terendah kedua pada angka 30½ pada hari
keenam berikutnya di mana terjadi peningkatan harga, volume terlihat lebih baik di atas
SMA.60-hari. CMF yang tidak pernah melemah, bergerak di atas +20% selama 6 hari di
mana terjadi harga terendah.
7. Resistance pada angka 37½ telah break dengan gap naik pada harga pembukaan dan per-
tambahan volume lagi. Setelah harga bergerak cepat dari angka 30 menuju 40 dalam be-
berapa minggu, harga saham terdorong kembali turun pada resistance di angka 37½, yang
kemudian berbalik menjadi support. Terdapat sedikit kesempatan untuk kembali terdo-
rong naik melewati angka 45.

2.3. Head & Shoulder Top

Pola pembalikan head & shoulder terbentuk setelah tren naik, dan pemenuhannya
menandai tren pembalikan. Pola tersebut terdiri dari tiga puncak yang berhasil, di mana
puncak yang berada di tengah (head) adalah puncak yang tertinggi dan dua puncak lainnya
yang terletak di luar (shoulder) adalah harga yang terendah yang nilainya hampir sama. Reaksi
harga terendah dari setiap puncak dapat dihubungkan untuk membentuk support, atau sebu-
ah neckline.

Gambar 10. Pergerakan aham CNET untuk analisa pola Head & Shoulder.
Pola pembalikan head & shoulder terbentuk dari bahu kiri, sebuah kepala, dan sebuah
garis leher. Bagian lain yang berperan penting dalam hal ini adalah volume, penembusan,
target harga dan support yang berbalik menjadi resistance. Berikut ini ditunjukkan masing-
masing bagian dari pola tersebut dan contohnya.
1. Tren Sebelumnya: Menentukan keberadaan tren naik sebelumnya untuk menjadi pola
pembalikan adalah hal yang penting. Tanpa sebuah tren naik sebelumnya untuk dijadi-
kan pembalikan, maka tidak akan ada pola pembalikan head & shoulder (atau pola pem-
balikan lainnya yang terkait).
2. Bahu Kiri: Selagi berada dalam tren naik, bahu kiri membentuk sebuah puncak yang
menandai nilai tertinggi dari tren yang terbaru. Setelah membentuk puncak ini, muncul
penurunan yang melengkapi formasi bahu (1). Harga terendah dari penurunan biasanya
terbentuk di atas garis tren, yang membuat tren naik utuh.
3. Kepala: Dari harga terendah pada bahu kiri, sebuah peningkatan dimulai yang melebihi
harga tertinggi sebelumnya dan menandai puncak dari kepala. Setelah membentuk pun-
cak, harga terendah dari penurunan berikutnya menandai poin kedua dari garis leher (2).
Harga terendah dari penurunan biasanya mematahkan (break) garis tren naik, menem-
patkan tren naik tersebut dalam bahaya.
4. Bahu Kanan: Peningkatan dari harga terendah pada kepala membentuk bahu kanan.
Puncak ini lebih rendah dari pada kepala (harga tertinggi yang lebih rendah) dan biasa-
nya segaris dengan harga tertinggi dari bahu kiri. Meskipun bentuk simetris lebih disu-
kai, tetapi bahu kadang-kadang tidak sempurna. Penurunan dari puncak pada bahu kiri
akan mematahkan garis leher.
5. Garis Leher (neckline): Garis leher terbentuk dengan menghubungkan poin terendah
1 dan 2. Poin terendah 1 menandai akhir dari bahu kiri dan awal dari kepala. Harga
terendah 2 menandai akhir dari kepala dan awal dari bahu kanan. Tergantung pada
hubungan antara kedua poin terendah, garis leher dapat membentuk slope ke atas, slope
ke bawah atau horizontal. Slope dari garis leher akan mempengaruhi derajat pola bearish:
sebuah slope menurun lebih bearish dari pada slope kenaikan. Kadang-kadang lebih dari
satu poin terendah dapat digunakan untuk membentuk garis leher.
6. Volume: Saat pola Head & Shoulders terkuak, volume berperan penting dalam hal kon-
firmasi. Volume dapat dijadikan indikator (OBV, Chaikin Money Flow) atau dengan
menganalisis tingkat volume. Idealnya, volume selama peningkatan pada bahu kiri seha-
rusnya lebih tinggi dari pada selama peningkatan pada kepala. Penurunan pada volume
dan peningkatan yang baru pada kepala secara bersama-sama, menunjukkan sinyal per-
ingatan. Sinyal peringatan selanjutnya akan muncul ketika volume meningkat pada pe-
nurunan, dari puncak di kepala. Konfirmasi terakhir muncul ketika peningkatan volume
selanjutnya terjadi pada masa penurunan di bahu kiri.
7. Penembusan Garis Leher: Pola head & shoulder tidak akan lengkap dan tren naik tidak
berbalik sampai terjadinya break pada neckline support. Idealnya, hal ini juga muncul seca-
ra pasti dengan peningkatan volume.
8. Support Berbalik Resistance: Ketika terjadi break pada support, biasanya level support
akan berbalik menjadi resistance. Kadang-kadang harga akan kembali pada support break
dan membuka kesempatan kedua untuk melakukan penjualan.
9. Target Harga: Setelah terjadi break pada neckline support, proyeksi penurunan harga di-
temukan dengan mengukur jarak dari garis leher sampai puncak dari kepala. Kemudian
jarak ini dikurangkan dari garis leher untuk mencapai target harga. Setiap target harga
dapat dijadikan pedoman, dan faktor-faktor lainnya juga dapat dipertimbangkan. Faktor
ini termasuk level support yang sebelumnya, Fibonacci retracements, atau rata-rata pergerak-
an jangka panjang.

Gambar 11. Grafik saham ADM untuk analisis pola Head & Shoulder.

Pada Gambar 11. di atas, saham ADM membentuk sebuah pola pembalikan Head
& Shoulders dengan garis leher yang membuat slope sedikit ke atas. Poin kunci untuk analisis-
nya adalah sebagai berikut:
1. Harga terendah pada 17½ menandai akhir dari bahu kiri dan awal dari kepala (1).
2. Selama peningkatan menuju 20½, volume masih tinggi tetapi tidak setinggi peningkat-
an pada bahu kiri. Meskipun demikian, selama peningkatan selanjutnya menuju poin
20, volume berangsur-angsur berkurang secara signifikan.
3. Volume terus menurun sampai terjadinya break pada garis leher (tanda merah pada bar
volume).
4. Penurunan dari 20½ ke 17½ membentuk poin terendah kedua (2).
5. Selama penurunan dari bahu kanan danpenembusan garis leher, volume berkembang
(lingkaran merah) dan CMF menjadi negatif.
6. Setelah penurunan yang pertama, terdapat suatu pergerakan kembali ke penembusan
garis leher (panah hitam). Meskipun demikian, CMF masih tetap negatif. Penurunan
berikutnya membawa harga saham ke angka di bawah 11.
7. Ukuran dari garis leher ke puncak dari kepala adalah 3. Dengan tembusnya garis leher
pada 17½, berarti menunjukkan suatu pergerakan di sekitar 14½. Harga terendah pada
bulan Juli 1998 adalah 13½. Setelah penurunan dari 20½, setidaknya ada harapan akan
terjadi reaksi jangka pendek.

Pola head & shoulder adalah salah satu formasi pembalikan yang umum. Pola ini
muncul setelah terjadi tren naik dan biasanya menandai tren pembalikan utama ketika sudah
lengkap. Meskipun bahu kiri dan kanan yang berbentuk simetris lebih disukai, tetapi tidak
harus mutlak seperti itu. Bisa saja lebarnya masing-masing berbeda, atau tingginya yang ber-
beda-beda. Identifikasi neckline support dan volume konfirmasi pada break dapat menjadi fak-
tor yang paling kritis. Support break mengindikasikan adanya keinginan untuk menjual pada
harga yang lebih rendah. Harga yang lebih rendah yang dikombinasi dengan peningkatan
volume mengindikasikan adanya kenaikan penawaran. Kombinasi tersebut dapat tidak
bekerja, dan kadang-kadang tidak ada kesempatan kedua untuk kembali ke support break.
Mengukur panjangnya penurunan setelah breakout sangatlah membantu tetapi tidak bisa
diandalkan untuk target kita yang utama.

2.4. Head & Shoulder Bottom

Head & shoulders bottom kadang-kadang disebut juga sebagai Inverse head & shoulders.
Pola ini berbagi banyak karakteristik umum dengan pola lainnya yang sebanding, tetapi le-
bih tergantung pada pola volume untuk konfirmasi. Sebagai pola pembalikan yang utama,
head & shoulder bottom terbentuk setelah sebuah tren turun, dan penyempurnaannya menan-
dai perubahan dalam tren. Pola ini terdiri dari tiga palung suksesif, dengan palung yang ber-
ada di tengah (kepala) adalah yang paling dalam dan dua palung lainnya yang berada di luar
(bahu) adalah yang lebih dangkal. Idealnya kedua bahu memiliki tinggi dan lebar yang sama.
Reaksi tinggi yang terdapat pada pertengahan pola dapat dihubungkan untuk membentuk
resistance, atau garis leher.
Aksi harga membentuk pola Head & Shoulders Top dan Head & Shoulders Bottom ada-
lah hampir sama, tapi berbalik. Yang membedakan keduanya adalah peranan volume. Pada
umumnya volume berperan lebih besar pada formasi bottom, dari pada formasi top. Ketika
suatu peningkatan volume pada penembusan garis leher pada head & shoulder top diterima,
maka hal tersebut sebenarnya sangat dibutuhkan untuk bottom.

1. Tren Sebelumnya: Sangatlah penting menentukan eksistensi sebuah tren turun sebe-
lumnya untuk menjadi pola pembalikan. Tanpa sebuah tren turun sebelumnya untuk
berbalik, maka tidak akan ada formasi Head & Shoulders Bottom.
2. Bahu kiri: Selama dalam tren turun, bahu kiri membentuk sebuah palung yang me-
nandai sebuah reaksi baru terhadap harga terendah pada tren terbaru. Setelah memben-
tuk palung ini, sebuah peningkatan terjadi untuk melengkapi formasi bahu kiri (1).
Tingginya penurunan biasanya bertahan lebih lama di bawah garis tren sehingga mem-
buat tren lengkap.

Gambar 12. Grafik saham Forest Laboratories dengan pola Head & Shoulder Bottom.

3. Kepala: Dari bahu kiri yang tertinggi, satu penurunan dimulai yang melebihi harga te-
rendah sebelumnya dan membentuk poin terendah pada kepala. Setelah membentuk se-
buah bottom, titik tinggi dari pergerakan berikutnya membentuk poin kedua pada garis
leher (2). Tingginya peningkatan kadang-kadang menembus garis tren, yang dapat
mempertanyakan kekuatan dari tren turun tersebut.
4. Bahu Kanan: Penurunan harga tertinggi di kepala (garis leher) mulai membentuk bahu
kanan. Harga terendah ini selalu lebih tinggi dari pada kepala, dan biasanya satu garis
dengan harga terendah di bahu kiri. Meskipun bentuk simetris lebih disukai tetapi ka-
dang-kadang bahu tidak jelas bentuknya, dan bahu kanan akan lebih tinggi, lebih lebar,
atau lebih sempit. Ketika peningkatan terjadi dari harga terendah di bahu kanan me-
nembus garis leher, pembalikan head & shoulder bottom menjadi lengkap.
5. Garis Leher: Garis leher terbentuk dengan menghubungkan reaksi tertinggi 1 dan 2.
Reaksi tertinggi 1 menandai akhir dari bahu kiri dan awal kepala. Reaksi tertinggi 2 me-
nandai akhir dari kepala dan awal dari bahu kanan. Bentuk garis leher tergantung pada
hubungan antara dua reaksi harga tertinggi, bisa membentuk slope ke atas, ke bawah,
atau horisontal. Slope garis leher akan mempengaruhi derajat pola bullishness: slope naik
lebih bullish daripada slope penurunan.
6. Volume: Volume memegang peranan yang penting dan krusial pada head & shoulder top
dan bottom. Tanpa penambahan volume yang layak, validitas dari setiap breakout dapat
diragukan. Volume dapat diukur sebagai indikator (OBV, Chaikin Money Flow) atau seca-
ra sederhana diukur dengan menganalisis level yang absolut yang dihubungkan dengan
setiap puncak dan palung.
 Level volume selama pertengahan kedua lebih penting dari pada pertengahan yang
pertama. Volume pada penurunan bahu kiri biasanya lebih berat dan tekanan jual le-
bih intens. Intensitas dari penjualan dapat dilanjutkan selama penurunan yang mem-
bentuk harga terendah dari kepala. Setelah penurunan ini pola volume berikutnya ha-
rus dicermati untuk melihat penambahan volume selama terjadi peningkatan.
 Peningkatan dari harga terendah di kepala menunjukkan peningkatan volume dan/
atau indikator yang lebih baik, misalnya CMF > 0 atau kenaikan pada OBV. Setelah
reaksi harga tertinggi membentuk garis leher poin kedua, penurunan bahu kanan
akan diikuti oleh volume yang sedikit. Adalah normal jika terjadi aksi ambil untung
setelah peningkatan terjadi. Analisis volume membantu untuk membedakan antara
aksi ambil untung yang normal sampai pada tekanan jual yang tinggi. Dengan volume
yang sedikit pada tarikan mundur, indikator seperti CMF dan OBV akan menguat.
Momen yang paling penting adalah terjadinya peningkatan volume dari harga teren-
dah pada bahu kanan. Supaya suatu breakout dapat dipertimbangkan valid, harus ada
penambahan volume pada peningkatan harga dan selama breakout.
7. Penembusan Garis Leher: Pola head & shoulder bottom belum lengkap dan tren turun
belum berbalik sampai terjadi penembusan pada neckline resistance. Pada Head & Shoulders
Botom, hal ini harus terjadi secara pasti dengan adanya penambahan volume.
8. ResistanceBerbalik Support: Ketika terjadi penembusan pada resistance, biasanya level
resistance ini akan berbalik menjadi support. Seringkali harga akan kembali ke resistance
break dan membuka peluang untuk melakukan pembelian.
9. Target Harga: Setelah terjadi penembusan pada neckline resistance, peningkatan dapat
diproyeksikan dengan mengukur jarak dari garis leher ke bottom di kepala. Jarak ini ke-
mudian ditambahkan ke garis leher untuk memperoleh target harga. Setiap target harga
dapat digunakan sebagai petunjuk, dan faktor-faktor lainnya harus dipertimbangkan.
Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah level resistance sebelumnya, Fibonacci Retrace-
ments atau moving averages jangka panjang.

Grafik saham Alaska Air Group, Inc. (ALK) pada Gambar 13. membentuk head
& shoulders bottom dengan slope garis leher mengarah ke bawah. Poin kuncinya adalah:
1. Harga saham mulai membentuk tren turun pada awal Juli dan menurun dari poin 60 ke
poin 26.
2. Harga terendah di bahu kiri terbentuk dengan loncatan besar volume dan dengan penu-
runan harian yang tajam (panah merah).
3. Reaksi ini berkelanjutan di sekitar 42½ membentuk poin pertama pada garis leher (1).
Volume pada peningkatan cukup baik dengan grafik batang berwarna abu-abu melebihi
SMA 60 hari. (Catatan: grafik batang berwarna abu-abu menyatakan hari di mana terja-
di peningkatan, grafik batang hitam menunjukkan penurunan dan garis horisontal me-
rah adalah SMA 60 hari).
4. Penurunan dari 42½ ke 26 (kepala) terjadi secara dramatis, tetapi volume tidak demiki-
an. Indikator Chaikin Money Flow hampir semuanya positif ketika penurunan di sekitar
26 mulai terbentuk.

Gambar 13. Grafik saham Alaska Air Group untuk analisa head & shoulder bottom.

5. Peningkatan yang terjadi pada penurunan menunjukkan penambahan volume yang be-
sar (lingkaran hijau) dan gap ke atas. Kekuatan di belakang pergerakan mengindikasikan
pembentukan harga terendah yang signifikan.
6. Setelah reaksi harga tertinggi pada kisaran harga 39, poin kedua pada garis leher selan-
jutnya dapat digambarkan (2).
7. Penurunan dari harga 39 ke 33 muncul dengan volume yang sedikit sampai pada dua
hari terakhir, ketika volume mencapai poin tertingginya dalam waktu satu bulan, meski-
pun terdapat dua grafik batang volume berwarna hitam yang memanjang (menurun),
dikelilingi oleh grafik batang volume berwarna abu-abu (naik). Perhatikan juga bagaima-
na garis tren resistance di dekat 35 menjadi support di kisaran harga 33 pada grafik harga.
8. Selesainya formasi rendah dari bahu kanan terjadi bersamaan dengan volume yang ber-
ada di atas rata-rata. Chaikin Money Flow berada pada level tertingginya, dan melampaui
+20% segera setelah neckline resistance ditembus.
9. Setelah terjadi penembusan pada neckline resistance, harga saham kembali pada support
yang baru dengan tes yang sukses pada kisaran 35 (panah hijau).

Head & Shoulder Bottoms adalah salah satu dari bentuk umum pembalikan yang dapat
diandalkan. Bentuk ini muncul setelah tren turun dan biasanya menandai tren pembalikan
utama ketika sudah lengkap. Bentuk bahu yang simetris memang lebih disukai tetapi hal ini
bukanlah prasyarat yang absolut. Bahu dapat berbeda lebar maupun tingginya. Analisis tek-
nikal lebih ke arah seni daripada teknis. Jika anda memaksa untuk mencari pola yang sem-
purna, mungkin akan mendapatkannya dalam waktu yang lama.

Analisis Head & Shoulders Bottom harus berfokus pada identifikasi neckline resistance
dan pola volume yang tepat. Hal ini adalah aspek yang paling penting untuk diamati, dan
dengan keberhasilan transaksi jangka panjang. Penembusan pada neckline resistance yang di-
kombinasikan dengan peningkatan volume, mengindikasikan suatu peningkatan permintaan
pada harga yang lebih tinggi. Pembeli memaksakan kekuatan yang lebih besar dan mem-
pengaruhi harga.

Seperti tampak pada contoh, trader tidak harus selalu mengejar suatu saham setelah
terjadi penembusan pada garis leher. Seringkali harga akan kembali ke level support dan
membuka peluang untuk melakukan pembelian. Mengukur lamanya peningkatan yang diha-
rapkan setelah terjadi breakout dapat membantu, tetapi tidak dapat diandalkan menjadi tar-
get utama. Begitu pola terkuak sejalan dengan waktu, aspek lainnya dari gambaran teknikal
sangat mungkin menjadi referensi. Analisis teknikal bersifat dinamis dan analisis anda ha-
ruslah mencakup aspek yang merupakan gambaran jangka panjang, menengah dan pendek.

5.2.5. Falling Wedge

Falling wedge adalah pola bullish yang dimulai pada top dan berkontraksi ketika harga
bergerak lebih rendah. Aksi harga ini membentuk sebuah kerucut yang mempunyai slope
menurun ketika reaksi harga tertinggi dan reaksi harga terendah berkonvergensi. Kontras
dengan segitiga simetris yang tidak memiliki batasan slope dan tidak terdapat bias, falling
wedges sudah pasti memiliki slope menurun dan mempunyai bullish yang bias. Namun demi-
kian, bullish yang bias ini tidak dapat terealisasi sampai terjadi break pada resistance. Falling
wedge dapat juga dikategorikan ke dalam pola kelanjutan. Sebagai pola kelanjutan, falling wedge
akan tetap mempunyai slope menurun, tetapi slope ini akan berlawanan dengan tren naik yang
sedang berlangsung. Sebagai pola pembalikan, falling wedge mempunyai slope menurun dan
searah dengan tren yang sedang berlangsung (pembalikan ataupun kelanjutan). Falling wedges
dapat pula menjadi pola bullish.

Gambar 14. Grafik saham Rowan Companies untuk contoh pola Falling Wedges.

1. Tren Sebelumnya: Untuk mengkualifikasi suatu pola pembalikan, harus terdapat sebu-
ah tren terdahulu untuk membalik. Idealnya, falling wedge akan terbentuk setelah suatu
tren penurunan yang berkepanjangan dan menandai harga terendah yang terakhir. Pola
ini biasanya terbentuk dalam periode 3 – 6 bulan dan tren penurunan yang mendahului-
nya setidaknya memiliki jangka waktu 3 bulan.
2. Garis ResistanceAtas: Untuk membentuk garis resistance atas, idealnya dibutuhkan
tiga reaksi harga tertinggi, atau minimal dua. Masing-masing reaksi harga tertinggi harus
lebih rendah daripada harga tertinggi sebelumnya.
3. Garis Support Bawah: Untuk membentuk garis support yang lebih rendah, setidaknya
dibutuhkan dua reaksi harga terendah, di mana masing-masing reaksi harga harus lebih
rendah dari pada yang sebelumnya.
4. Kontraksi: Garis resistance atas dan garis support bawah berkonvergensi untuk memben-
tuk sebuah kerucut sebagai pola yang matang. Reaksi harga terendah masih berpenetrasi
dengan harga terendah sebelumnya, tetapi penetrasi ini menjadi lebih dangkal. Harga
terendah yang bentuknya dangkal ini mengindikasikan suatu penurunan dalam tekanan
jual dan membentuk garis support dengan slope negatif yang lebih rendah dari pada garis
resistance yang terletak di atasnya.
5. Penembusan Resistance: Konfirmasi bullish tidak akan muncul sampai garis resistance
secara pasti akan ditembus. Kadang-kadang perlu berhati-hati untuk menunggu terjadi-
nya penembusan pada reaksi harga tertinggi sebagai konfirmasi selanjutnya. Ketika re-
sistance ditembus, terkadang dapat terjadi koreksi untuk menguji level support yang baru.
6. Volume: Volume tidak terlalu penting bagi raising wedges, tetapi sangat penting untuk
mengkonfirmasi sebuah penembusan falling wedge. Tanpa penambahan volume, penem-
busan tersebut akan meragukan dan kemungkinan besar akan gagal.

Falling wedge dapat merupakan salah satu pola grafik yang sulit dikenali secara akurat
dan diperdagangkan. Ketika harga tinggi yang paling rendah dan harga rendah yang paling
rendah terbentuk, seperti halnya pada falling wedge, saham tersebut tetap berada dalam tren
turun. Falling wedge didesain untuk menandai penurunan pada momentum arah turun dan
peringatan teknis untuk potensi tren pembalikan. Meskipun tekanan jual mungkin saja ber-
kurang, permintaan tidak dapat menang sampai terjadi penembusan pada resistance. Seperti
kebanyakan pola pada umumnya, menunggu terjadinya penembusan dan mengkombinasi-
kan aspek lainnya dari analisis teknikal untuk mengkonfirmasi sinyal adalah hal penting.

Pergerakan saham Freeport (FCX) pada Gambar 5.15. di bawah menyediakan sebu-
ah contoh tekstual dari falling wedge pada akhir tren penurunan yang panjang. Analisisnya
adalah sebagai berikut:
Tren Sebelumnya: Tren penurunan harga FCX dimulai pada kuartal ketiga tahun
1997. Terdapat sedikit peningkatan pada bulan Maret 1998, tetapi tren penurunan dilan-
jutkan lagi dan harga saham diperdagangkan pada harga terendah yang baru pada bulan
Februari 1999.
Garis ResistanceAtas: Garis resistance yang berada lebih di atas dibentuk dengan em-
pat puncak yang lebih rendah.
Garis Support Bawah: Garis support yang lebih rendah dibentuk dengan empat harga
terendah yang lebih rendah.
Kontraksi: Garis resistance atas dan garis support bawah berkonvergensi bersamaan de-
ngan kematangan pola. Meskipun setiap harga terendah ternyata lebih rendah dari pada
harga terendah sebelumnya, harga terendah ini hanya sedikit lebih rendah. Kedangkalan
harga terendah yang baru ini mengindikasikan bahwa permintaan terjadi lebih cepat
setelah harga terendah yang terbaru tercatat. Penawaran tetap menggantung, tetapi garis
resistance yang terletak di atasnya mempunyai slope yang lebih negatif dari pada garis
support yang lebih rendah.

Gambar 15. Grafik saham Freeport untuk analisis pola Falling Wedge.

Penembusan Resistance: Bertentangan dengan tiga harga terendah sebelumnya, har-


ga terendah pada akhir Februari adalah datar dan terkonsolidasi di atas angka 9 untuk
beberapa minggu. Penembusan berikutnya pada bulan Maret muncul dengan serangkai-
an peningkatan kuat. Selebihnya, terdapat divergensi yang positif pada indikator PPO.
Volume: Setelah volume yang besar mengalami penurunan pada tanggal 24 Februari
(panah merah), volume arah naik mulai meningkat. Volume di atas rata-rata ini berlan-
jut pada hari-hari di mana terjadi peningkatan dan saat harga saham mematahkan garis
tren resistance. CMF mengkonfirmasi kekuatan dengan melampaui harga tertingginya di
bulan November 1998 dan bergerak ke level yang tertinggi sejak bulan April 1998.
Setelah garis tren mengalami penembusan, terdapat sedikit tarikan mundur terhadap
support dari perpanjangan garis tren. Harga saham terkonsolidasi selama beberapa ming-
gu dan kemudian mengalami penambahan volume kembali.

2.6. Rising Wedge

Rising wedge adalah sebuah pola bearish yang mulai melebar pada bottom dan berkon-
traksi ketika harga bergerak lebih tinggi dan range perdagangan yang sempit. Bertentangan
dengan segitiga simetris yang tidak memiliki slope definitif dan tidak terdapat bullish atau
bearish yang bias, rising wedge pasti memiliki slope naik dan bearish yang bias. Meskipun tulisan
ini berfokus pada rising wedge sebagai pola reversal, pola ini dapat juga termasuk ke dalam
kategori pola kontinyu. Sebagai pola kontinyu, rising wedge akan tetap memiliki slope naik,
tetapi slope ini akan berlawanan dengan tren penurunan yang sedang berlangsung. Sebagai
pola pembalikan, rising wedge akan memiliki slope naik yang searah dengan tren yang sedang
berlangsung. Tanpa memandang tipenya (reversal atau kontinyu), rising wedge adalah bearish.

1. Trend Sebelumnya: Untuk dikualifikasikan sebagai pola pembalikan, harus terdapat


tren pendahulunya untuk pembalikan. Rising wedge biasanya terbentuk dalam periode 3 –
6 bulan dan dapat menandai tren pembalikan jangka menengah atau jangka panjang.
Kadang-kadang tren yang terbaru terdiri atas rising wedge, di lain waktu pola akan terben-
tuk setelah pergerakan lebih lanjut.
2. Garis ResistanceAtas: Untuk membentuk garis resistance atas, dibutuhkan minimal 2
reaksi harga tertinggi, atau idealnya 3 reaksi harga tertinggi. Setiap reaksi harga tertinggi
harus lebih tinggi dari yang sebelumnya.
3. Garis SupportBawah: Untuk membentuk garis support bawah, dibutuhkan minimal 2
reaksi harga terendah, di mana masing-masing harus lebih tinggi dari pada harga teren-
dah sebelumnya.
4. Kontraksi: Garis resistance atas dan garis support bawah berkonvergensi sebagai pola
yang matang. Peningkatan dari reaksi harga terendah menjadi semakin pendek sehingga
gerak lanjut menjadi kurang meyakinkan. Hal ini menyebabkan garis resistance atas gagal
untuk mempertahankan slope dari garis support bawah dan mengindikasikan penawaran
yang menggantung sepanjang kenaikan harga.
5. Penembusan Support:: Konfirmasi dari pola bearish tidak akan muncul sebelum terjadi
penembusan pada garis support dalam meyakinkan bentuk pola ini. Kadang-kadang di-
perlukan kehatia-hatian untuk menunggu break pada reaksi harga terendah sebelumnya.
Ketika break pada support terjadi, kadang-kadang terdapat reaksi lanjutan untuk menguji
level resistance yang baru.

Gambar 16. Grafik saham Dell Inc. dengan pola Rising Wedge.

6. Volume: Idealnya, volume akan berkurang jika harga meningkat dan wedge berkembang.
Peningkatan volume pada garis support yang ditembus dapat dianggap sebagai konfirma-
si bearish. Rising wedge dapat merupakan salah satu pola grafik yang sulit dikenali secara
akurat dan diperdagangkan. Selagi rising wedge merupakan formasi konsolidasi, kehilang-
an momentum arah atas pada setiap harga tertinggi yang berhasil, menimbulkan bias
bearish pada pola. Namun, serangkaian titik tinggi di atas dan titik tinggi di bawah men-
jaga tren bullish secara inheren. Penembusan yang terakhir pada support mengindikasikan
bahwa kekuatan penawaran telah menang dan dengan harga yang lebih rendah. Tidak
ada teknik pengukuran untuk menghitung penurunan – aspek lain dari analisis teknikal
harus digunakan untuk memprediksi target harga.

Grafik saham Anntaylor (ANN) pada Gambar 5.17. di bawah adalah salah satu
contoh adanya pola rising wedge yang merupakan pola pembalikan yang terbentuk pada awal
melemahnya momentum dan indikator CMF. Analisisnya adalah sebagai berikut:

Gambar 17. Grafik saham Anntaylor untuk analisa pola Rising Wedge.

Tren Sebelumnya: Dari harga terendah pada kisaran poin 10 di bulan Oktober 1998,
ANN melewati poin 23 dalam waktu kurang dari 7 bulan. Gerak naik terakhir merupa-
kan peningkatan tajam dari harga 15 pada bulan Februari menjadi 23,5 pada pertengah-
an bulan April.
Garis ResistanceAtas: Garis resistance atas dibentuk oleh 3 puncak sukses yang lebih
tinggi.
Garis SupportBawah: Garis support bawah dibentuk oleh 3 pncak sukses harga teren-
dah yang lebih tinggi.
Kontraksi: Garis resistance atas dan garis support bawah berkonvergensi sebagai pola
yang matang. Perkiraan visual mengkonfirmasikan bahwa slope dari garis support yang le-
bih rendah berbentuk lebih curam dibandingkan garis resistance atas. Berkurangnya slope
pada garis resistance atas mengindikasikan pemberitahuan bahwa harga saham akan ber-
gerak pada harga tertinggi yang baru.
Penembusan Support: Harga saham merangkul garis support selama seminggu sebelum
akhirnya patah (break) dengan penurunan yang tajam. Reaksi harga terendah sebelum-
nya telah break beberapa hari kemudian dengan candlestick yang berukuran panjang (pa-
nah merah).
Volume: Chaikin Money Flow berbalik negatif pada akhir April dan berada di bawah -
10% ketika terjadi break pada garis support. Terdapat ekspansi volume ketika reaksi ren-
dah sebelumnya dipatahkan.
Support dari reaksi harga terendah di bulan April pada kisaran 20 berubah menjadi resist-
ance dan harga saham mencapai level ini di awal Juli sebelum akhirnya turun lebih jauh.

2.7. Rounding Bottom

Rounding bottom adalah pola pembalikan jangka panjang yang sesuai untuk grafik
mingguan. Rounding bottom juga direferensikan sebagai saucer bottom, dan merepresentasikan
periode konsolidasi yang panjang yang berubah dari bearish bias ke bullish bias.

1. Tren Sebelumnya: Untuk menjadi pola pembalikan, harus terdapat sebuah tren pen-
dahulu untuk membalik. Idealnya, rounding bottom yang rendah akan menandai harga
rendah yang baru atau reaksi harga rendah. Pada prakteknya terdapat kondisi di mana
harga terendah telah tercatat beberapa bulan lebih awal dan perdagangan sekuritas
datar-datar saja sebelum membentuk pola. Sebelum rounding bootom pada akhirnya mem-
bentuk pola, harga terendahnya kemungkinan bukan harga yang paling rendah pada be-
berapa bulan terakhir.
2. Penurunan: Bagian pertama dari rounding bottom adalah penurunan yang mengarah pada
titik rendah dari pola ini. Penurunan ini dapat mengambil berbagai bentuk: beberapa di
antaranya cukup bergejolak dengan sejumlah reaksi tinggi dan rendah, sementara yang
lainnya menurun dalam bentuk yang cukup lurus.
3. Area Rendah: Area rendah rounding bottom dapat disamakan dengan bentuk “V”
bottom, tetapi seharusnya tidak terlalu curam dan butuh beberapa minggu untuk mem-
bentuknya. Karena harga-harga berada dalam penurunan jangka panjang, kemungkinan
penjualan klimaks muncul yang dapat menciptakan loncatan ke bawah.
4. Kelanjutan: Selesainya gerak maju dari formasi rendah akan membentuk separuh
bagian kanan dari pola dan seharusnya membutuhkan waktu yang kurang lebih sama
seperti penurunan sebelumnya. Jika gerak maju ini terlalu curam, maka validitas dari
rounding bottom patut dipertanyakan.
5. Penembusan: Konfirmasi bullish datang saat pola breaks di atas reaksi tinggi yang me-
nandakan dimulainya penurunan di awal pola. Bersamaan dengan sebagian penembusan
resistance, level ini dapat menjadi support. Meskipun demikian, rounding bottoms mencer-
minkan pembalikan jangka panjang dan level support baru ini bisa menjadi tak signifikan.
6. Volume: Dalam pola yang ideal, level volume akan mengikuti bentuk rounding bottom:
tinggi di awal penurunan, rendah di akhir penurunan dan meningkat selama gerak maju-
nya. Level volume tidak begitu penting pada penurunan, tetapi seharusnya terdapat pe-
ningkatan ke depan dan lebih baik lagi penembusan.

Gambar 18. Grafik saham Best Buy untuk contoh pola Rounding Bottom.

Rounding bottom dapat dipandang sebagai head & shoulder bottom tanpa identifikasi
bahu secara jelas. Kepala mencerminkan area rendah kurang lebih terletak di tengah-tengah
pola. Pola volume adalah sama dan konfirmasi muncul dengan penembusan resistance.
Walaupun bentuk simetri lebih disukai pada rounding bottom, sisi kiri dan kanan tidak perlu
seimbang dalam waktu atau slope. Hal yang penting adalah menangkap inti dari pola itu.

Grafik saham Amgen pada Gambar 19. di bawah memberikan suatu contoh
rounding bottom yang terbentuk setelah periode konsolidasi yang panjang. Sepanjang tahun
1996, saham diperdagangkan pada range yang sempit antara harga 16,63 dan 12,83. Rentang
trading melanjutkan semester pertama 1997 dan saham menembus support begitu jatuh ke
titik rendah 12 pada bulan Agustus. Analisisnya adalah sebagai berikut:

Gambar 19. Grafik saham Amgen (AMGN) untuk analisa pola Rounding Bottoms.

Tren Sebelumnya: Dengan penembusan support di 12,83, nampaknya tren turun telah
dimulai. Meskipun penurunan tidak begitu tajam, reaksi rendah baru mencerminkan su-
atu gerak rendah 52 minggu. AMGN secara jelas tidak berada pada tren naik.
Penurunan: Saham menurun dari harga 17 ke posisi rendah di 11,22 dan sepasang palu
dibentuk pada Oktober 1998 untuk menandai akhir dari penurunan ini (pita merah).
Area Rendah: Saham diperdagangkan di sekitar harga 12 selama 6 bulan sebelumnya,
mendahului bentuk palu. Ketika gap naik dengan volume tinggi yang diikuti palu, nam-
pak bahwa formasi rendah telah dibentuk. Setelah rally pendek, terdapat uji lain untuk
area rendah dan suatu titik tinggi di area rendah terbentuk di 11,66.
Kelanjutan: Dari area rendah kedua di 11,66, gerak maju dimulai dalam kondisi paling
menghasilkan dan volume mulai meningkat. Pada bulan Maret, terdapat kemajuan besar
dengan volume tertinggi dalam 4 bulan (panah hijau).
Pada bulan Mei 1997, tingkat resistance di harga 17 mencerminkan garis konfirmasi un-
tuk pola ini. Saham menembus resistance pada bulan Juli 1998 dengan ekspansi volume
lebih lanjut. Penembusan ini juga dikonfirmasi dengan level tinggi baru pada OBV.
Setelah menembus resistance, terdapat suatu uji untuk support dan saham secara nyata
kembali jatuh di bawah 17. Saham bergerak maju dari 11,66 ke 19,84 dalam 6 bulan dan
beberapa pilihan tarikan ke belakang bisa diharapkan.

2.8. Triple Top

Triple top adalah pola pembalikan yang terbuat dari tiga harga tertinggi yang diikuti
oleh sebuah break di bawah support. Berbeda dengan tripple bottom, triple tops biasanya terben-
tuk dalam jangka waktu yang lebih pendek dan biasanya berada pada range 3 sampai 6 bulan.
Biasanya dibandingkan dengan tops, bottom butuh waktu lebih lama untuk terbentuk.

Gambar 20. Grafik saham Champion Enterprises untuk contoh pola Tiple Tops.

1. Tren Sebelumnya: Dengan beberapa pola pembalikan, seharusnya terdapat suatu tren
pembalikan. Dalam hal triple top, seharusnya ada sebuah tren naik atau range perdagang-
an yang panjang. Kadang-kadang terdapat sebuah tren naik yang definitif sebagai pola
pembalikan. Di lain waktu, tren naik akan hilang dan menjadi beberapa bulan dengan
sideways trading.
2. Tiga Puncak: Ketiga harga tertinggi seharusnya sama, dengan jarak yang sesuai dan ti-
tik putar yang signifikan. Harga tertinggi ini tidak harus sama persis, tetapi harus seim-
bang satu sama lain.
3. Volume: Selama triple top berkembang, semua level volume biasanya menurun. Kadang-
kadang volume meningkat di dekat harga tertinggi. Setelah harga tertinggi yang ketiga,
suatu penambahan volume pada penurunan selanjutnya dan pada support break mendo-
rong kesempurnaan dari pola.
4. Penembusan Support: Seperti halnya pada pola pembalikan lainnya, triple top tidak
lengkap jika tidak ada penembusan pada support. Poin terendah dari formasi yang meru-
pakan area terendah dari selang rendah, menandai level support ini.
5. SupportBerbalik Resistance: Support yang break berpotensi menjadi resistance, dan ter-
kadang terdapat sebuah tes pada level resistance yang baru, dengan reaksi berkepanjangan
selanjutnya.
6. Target Harga: Jarak dari support break ke harga tertinggi dapat diukur dan dikurangi da-
ri support break ke target harga. Semakin suatu pola berkembang, maka break yang tera-
khir akan makin signifikan. Triple top yang merupakan rentang 6 bulan atau lebih, meng-
gambarkan tops yang utama dan sebuah target harga akan menjadi kurang efektif.

Melalui perkembangan dari triple top, sejumlah pola mulai terbentuk. Sebelum harga
tertinggi yang ketiga terbentuk, pola dapat terlihat seperti sebuah double top. Tiga harga ter-
tinggi yang sama dapat ditemukan dalam segitiga meningkat atau bujur sangkar. Dari semua
pola tersebut, hanya segitiga meningkat yang memiliki bullish overtones; sedangkan yang lain-
nya netral, sampai terjadinya penembusan. Dalam lapisan yang sama ini, triple top juga diber-
lakukan sebagai pola yang netral, sampai terjadi penembusan. Ketidakmampuan break di
atas resistance disebut bearish, tetapi bearish tidak akan menang sampai terjadi break pada sup-
port. Volume pada selesainya penurunan resistance kadang kala dapat menjadi petunjuk. Jika
terjadi peningkatan tajam pada volume dan momentum, maka kesempatan terjadinya break
pada support akan meningkat.

Ketika mencari pola, hal terpenting yang harus diingat adalah bahwa analisis tekni-
kal lebih bersifat seni daripada ilmu pengetahuan. Interpretasi pola harus dilakukan secara
spesifik, tetapi tidak terlampau akurat sehingga menghambat interpretasi dari pola itu sendi-
ri. Mungkin saja suatu pola tidak sesuai dengan apa yang dideskripsikan, tetapi hal itu tidak
mengurangi kekuatannya. Contohnya adalah sulit menemukan sebuah triple top dengan tiga
harga tertinggi yang sama persis. Namun, jika harga tertinggi merupakan perkiraan harga
yang mendekati dan aspek lain dari analisis teknikal mendukung, hal itu akan mewujudkan
spirit dari sebuah triple top. Spirit itu adalah tiga percobaan pada resistance yang diikuti oleh
sebuah break di bawah support, dengan volume konfirmasi. Indikator ROK menggambarkan
contoh sebuah triple top yang tidak sesuai, tetapi menangkap spirit dari pola tersebut.
Analisis pola triple top untuk saham Rockwell Automation pada Gambar 21. di
bawah adalah sebagai berikut:
Harga saham berada pada tren naik dan tetap bertahan di atas garis tren yang terus me-
ningkat dari bulan Oktober 1998, sampai terjadi break pada akhir Agustus 1999.
Selama sebuah periode yang terdiri dari 4 bulan, harga saham memantul ke resistance ya-
itu di kisaran harga 23. Percobaan yang pertama terjadi pada bulan Mei, yang kedua ter-
jadi pada bulan Juli dan yang ketiga terjadi pada bulan Agustus.

Gambar 21. Analisis pola Triple Top pada saham Rockwell Automation.

Penurunan dari harga tertinggi ketiga memotong pada garis tren support dan harga sa-
ham terus jatuh melewati support dari harga terendah sebelumnya. Support triple top harus
digambarkan dari harga terendah yang paling rendah pada pola, yaitu harga terendah
pada bulan Mei di kisaran harga 19,80.
Volume terus bertambah setelah harga saham menembus garis tren support. Harga sa-
ham berhenti sesaat selama beberapa hari ketika support pada harga 19,80 tercapai, te-
tapi volume bergerak cepat ketika level support ini patah pada akhir September (garis
vertikal titik-titik abu-abu). Selebihnya, indicator Chaikin Money Flow berubah menjadi
negatif dan patah di bawah ˆ%.
Setelah terjadi break pada support, terdapat sebuah tes pada resistance yang baru beberapa
minggu kemudian. Indikator CMF terus mengindikasikan tekanan jual dan volume ber-
tambah ketika harga saham mulai jatuh kembali.
Proyeksi penurunan adalah 3,2 poin, dari 19,80 menjadi 16,60, dan harga saham menca-
pai target ini segera setelah tes pada resistance.

2.9. Triple Bottom

Triple bottom adalah pola pembalikan yang terbentuk dari tiga harga terendah yang
sama yang diikuti oleh breakout di atas resistance. Pola ini dapat terbentuk dalam beberapa
bulan, yang biasanya merupakan pola jangka panjang yang meliput beberapa bulan. Karena
merupakan jangka panjang, maka grafik mingguan tampaknya lebih sesuai untuk analisis ini.

Gambar 22. Grafik saham Anadarko Petroleum dengan pola Triple Bottom.

1. Tren Sebelumnya: Dengan adanya beberapa pola pembalikan sebelumnya, seharusnya


terdapat pola pembalikan berikutnya yang serupa. Dalam hal triple bottom, terdapat sebu-
ah tren turun atau selang perdagangan yang panjang. Kadang kala terdapat tren turun
yang pasti akan membalik. Di lain waktu, tren turun akan menghilang setelah beberapa
bulan sideways trading.
2. Tiga Lembah: Ketiga harga terendah seharusnya sama, memiliki jarak yang sesuai dan
menandai titik putar yang signifikan. Harga terendah tidak perlu sama persis, tetapi se-
harusnya sebanding.
3. Volume: Selama masa berkembangnya triple bottom, level volume biasanya menurun se-
luruhnya. Kadang kala volume meningkat di dekat harga terendah. Setelah harga teren-
dah yang ketiga, terjadi penambahan volume saat peningkatan harga dan saat resistance
breakout untuk menambah ketepatan pola.
4. Penembusan Resistance: Seperti halnya pada pola pembalikan lainnya, triple bottom
tidak lengkap hingga terjadinya breakout pada resistance. Poin tertinggi dari formasi, yang
merupakan titik tertinggi dari selang tinggi, mengsisyaratkan level resistance.
5. ResistanceBerbalik Support: Resistance yang ditembus berpotensi menjadi support dan
kadang kala terdapat sebuah tes pada level support yang baru dengan koreksi pertama.
Karena triple bottom adalah pola jangka panjang, maka tes terhadap support yang baru
akan dapat muncul beberapa bulan berikutnya.
6. Target Harga: Jarak dari resistance breakout ke harga terendah dapat diukur dan ditam-
bah pada resistance break untuk dijadikan sebagai target harga. Triple bottom yang terben-
tuk dengan durasi 6 bulan atau lebih, menggambarkan bottom yang utama dan tampak-
nya target harga menjadi kurang efektif.

Pada saat triple bottom berkembang, kondisinya dapat dimulai mirip sejumlah pola.
Sebelum lembah ketiga terbentuk, polanya dapat menyerupai double bottom. Tiga lembah se-
tara dapat juga dijumpai pada suatu descending triangle atau rectangle. Dari pola-pola tersebut,
hanya descending triangle yang memiliki tambahan bearish; sedangkan yang lainnya bersifat ne-
tral hingga penembusan terjadi. Dengan cara yang sama, triple bottom juga harus diperlaku-
kan sebagai pola netral hingga penembusan terjadi. Kemampuan untuk mempertahankan
support adalah bullish, namun permintaan memenangkan persaingan sampai resistance ditem-
bus. Volume pada perkembangan terakhir kadang-kadang menghasilkan petunjuk. Jika ter-
dapat peningkatan volume dan momentum yang tajam, maka kemungkinan terjadinya pe-
nembusan juga meningkat.

Pergerakan harga saham Andrew Corp. (ANDW) pada Gambar 23. di bawah me-
nunjukkan bahwa setelah double bottom yang gagal dipatahkan, saham ANDW membentuk
triple bottom yang besar. Sementara reaksi tinggi yang baru (panah hitam) dan potensi pe-
matahan double bottom terlihat bullish, harga saham melanjutkan kejatuhannya menuju support.
Analisisnya adalah sebagai berikut:
Secara teknis, tren turun berakhir saat saham membentuk titik rendah yang lebih tinggi
pada Maret 1999 dan melampaui titik tinggi Januari 1999 dengan penutupan di atas 20
pada Juli 1999 (panah hitam). Meskipun tren turun berakhir, masih sulit bagi kita untuk
menandai tren bullish setelah tes support ketiga di sekitar 11.
Selama periode 13 bulan, tiga lembah yang relatif sama terbentuk pada Oktober 1998,
Maret 1999, dan November 1999. Ketika titik tinggi Juli 2000 melampaui titik tinggi
Januari 1999, kemungkinan terjadinya pola rectangle dikesampingkan.

Level resistance pada 22½ ditembus pada bulan Januari 2000. Saham ditutup di atas le-
vel kunci ini selama 5 minggu secara berturut-turut untuk mengkonfirmasi breakout.

Gambar 23. Grafik saham Andrew Corp. untuk analisa pola Triple Bottom.

Meskipun volume meningkat di dekat lembah kedua dan ketiga, EMA 10-hari dari vo-
lume tertsebut menurun di antara lembah tersebut. Akhir dari lembah ketiga memperli-
hatkan ekspansi dramatis dari volume yang berakhir beberapa minggu. Garis Akumulasi
/Distribusi membentuk divergensi positif pada tahun 1999 dan tembus ke titik tinggi
baru bersamaan dengan sahamnya pada Januari 2000.
Setelah penembusan resistance, saham jatuh di bawah harga 22½ dua kali selama dua bu-
lan berikutnya. Berdasarkan lembah pada Februari 2000 dan April 2000, level support ba-
ru ditetapkan pada 20. Berhubung gerak ke atas terbatas setelah penembusan (di keting-
gian 25½), penarikan mundur di bawah 22½ dapat diharapkan. Berdasarkan level resist-
ance pada bulan Oktober 1999, level support kritis dapat ditandai pada 18½.
Saham ANDW membangun dasar selama periode 13 bulan. Meskipun ketinggian pola
relatif impresif, namun hal itu pudar jika dibandingkan dengan dasarnya. Panjang dari
pola ini dan breakout berikutnya menyiratkan suatu perubahan sentimen jangka panjang.

3. POLA-POLA KELANJUTAN (CONTINUITY)

3.1. Flag, Pennant

Flags & Pennants adalah pola kelanjutan jangka pendek yang menandai konsolidasi
kecil sebelum gerakan yang terdahulu mulai lagi. Pola ini biasanya didahului oleh penurunan
tajam dengan volume yang besar, dan menandai titik tengah dari gerakan tersebut.

Gambar 24. Grafik saham Dell Inc. dengan pola Pennant.

1. Gerakan Tajam: Untuk dipertimbangkan sebagai pola kelanjutan, harus didapati bukti
tentang tren pendahulunya. Flags & pennants memerlukan bukti suatu gerakan atau pe-
nurunan tajam pada volume yang besar. Gerakan ini biasanya terjadi pada volume besar
dan dapat meiputi gap. Gerakan ini juga biasanya mencerminkan tahap pertama dari
perkembangan atau penurunan signifikan dan flag/pennant semata-mata hanyalah jeda.
2. Tiang Bendera: Tiang bendera adalah jarak dari resistance pertama atau penembusan
support ke titik tinggi atau rendah dari bendera. Perkembangan tajam (atau penurunan)
yang membentuk tiang harus mematahkan garis tren atau level resistance/support. Satu ga-
ris ditarik dari penembusan ini ke titik tinggi dari flag/pennant untuk membentuk tiang.
3. Bendera: Bendera adalah pola segiempat kecil yang miring berlawanan arah terhadap
tren pendahulu. Jika gerakan terdahulu naik, maka bendera akan mengarah ke bawah.
Demikian juga sebaliknya. Karena bendera biasanya berdurasi sangat pendek untuk se-
cara nyata bereaksi tinggi atau rendah, maka gerakan harga hanya akan berkisar antara
dua garis paralel.
4. Panji: Panji adalah sebuah segitiga simetris kecil yang pangkalnya lebar dan kemudian
mengerucut begitu polanya sempurna. Slope dari bentuk ini biasanya netral. Kadang-
kadang tidak didapati adanya reaksi tinggi dan rendah yang spesifik untuk bisa digam-
barkannya garis tren dan aksi harga seharusnya hanya termuat dalam garis tren yang
mengerucut.
5. Durasi: Flags & pennants adalah pola jangka pendek yang dapat betrakhir dari 1 sampai
12 minggu. Terdapat perdebatan atas jangka waktu ini dan beberapa di antaranya mem-
pertimbangkan 8 minggu sebagai batas pola yang reliabel. Secara ideal, pola ini akan
berlangsung antara 1 dan 4 minggu. Begitu bendera berumur lebih dari 12 minggu, ma-
ka ia akan diklasifikasikan sebagai segiempat. Sebuah panji berumur 12 minggu lebih
akan berubah menjadi segitiga simetris. Reliabilitas pola yang berumur antara 8 sampai
12 bulan memang dapat diperdebatkan.
6. Penembusan: Untuk suatu bendera atau panji bullish, suatu penembusan di atas resist-
ance memberi sinyal bahwa kenaikan sebelumnya telah dimulai lagi. Untuk bendera atau
panji bearish, suatu penembusan di bawah support memberi sinyal bahwa penurunan se-
belumnya telah dimulai lagi.
7. Volume: Volume seharusnya menjadi besar selama kenaikan atau penurunan yang
membentuk tiang. Volume yang besar memberikan legitimasi untuk gerakan tajam dan
tiba-tiba yang menciptakan tiang. Ekspansi volume pada penembusan resistance (support)
memberi kepercayaan pada validitas formasi dan kemungkinan dari kelanjutan gerak.
8. Target: Panjang dari tiang dapat diterapkan pada penembusan resistance atau support dari
bendera/panji untuk memperkirakan kenaikan atau penurunan.

Meskipun bendera dan panji adalah formasi yang umum, petunjuk identifikasi tidak
boleh dianggap remeh. Adalah penting bahwa bendera dan panji didahului oleh kenaikan
atau penurunan tajam. Tanpa gerakan tajam, reliabilitas formasi menjadi dipertanyakan dan
trading dapat membawa tambahan resiko. Perhatikan konfirmasi volume pada awal gerakan,
konsolidasi dan permulaan lagi untuk menambah kekuatan identikasi pola.
Grafik saham Hewlett-Packard (HWP) pada Gambar 5.25. di bawah memberikan
suatu contoh bendera yang terbentuk setelah kenaikan tajam dan tiba-tiba. Analisisnya ada-
lah sebagai berikut.
Gerakan Tajam: Setelah konsolidasi selama 3 bulan, harga HWP menembus di atas
resistance pada 28 untuk memulai suatu kenaikan tajam. Titik tinggi garis tren pada 5
April dan 16 Februari menandai penembusan resistance yang terjadi dengan ekspansi vo-
lume. Saham naik dari 28 ke 38 dalam hanya 4 minggu. (Catatan: Dimungkinkan juga
bahwa panji kecil terbentuk pada awal Mei dengan resistance di sekitar 31).
Tiang: Jarak dari penembusan pada 28 ke titik tinggi bendera pada 38 membentuk
tiang bendera.
Bendera: Gerakan harga tercakup dalam dua garis parallel yang miring ke bawah.

Gambar 25. Grafik saham Hewlett-Packard untuk analisa pola Flag/Pennant.

Durasi: Dari titik tinggi di 38 ke penembusan di 36, bendera terbentuk selama 23 hari.
Penembusan: Penembusan pertama di atas garis tren atas bendera terjadi pada 21 Juni
tanpa ekspansi volume. Namun demikian, saham meloncat ke atas seminggu kemudian
dan ditutup menguat dengan volume di atas rata-rata (panah merah).
Volume: Untuk merangkum - volume membesar pada kenaikan tajam untuk memben-
tuk tiang, berkontraksi selama pembentukan bendera dan membesar segera setelah pe-
nembusan resistance.
Target: Panjang tiang terukur 10 poin dan diterapkan pada penembusan resistance pa-
da 36 untuk memproyeksikan target pada 46.
3.2. Symmetrical Triangle

Segitiga simetris (symmetrical triangle), yang dapat juga disebut sebagai gulungan (coil),
biasanya terbentuk selama tren sebagai pola kelanjutan. Pola ini terdiri dari paling tidak dari
dua titik tertinggi-rendah dan dua titik terendah-tinggi. Ketika titik-titik ini dihubungkan,
garis tersebut mengerucut sejalan dengan gerak-majunya dan segitiga simetris terbentuk.
Kita juga dapat memikirkannya sebagai baji terkontraksi; lebar di awalnya dan semakin lama
menyempit.

Gambar 26. Grafik saham Sun Microsystem dengan pola Symmetrical Triangle.

Sementara terdapat beberapa contoh di mana symmetrical triangles menandai pemba-


likan tren yang penting, mereka lebih sering menandai kelanjutan dari tren saat ini. Tanpa
memandang sifat dari polanya (kelanjutan atau pembalikan), arah dari gerakan utama beri-
kutnya hanya dapat dtentukan setelah penembusan yang valid. Kita akan mempelajari tiap
bagian dari symmetrical triangle secara individual, kemudian diberikan contoh saham Conseco.
1. Tren: Untuk mengkualifikasikannya sebagai pola kelanjutan, tren yang matang harus
sudah ada terlebih dulu. Tren ini harus berumur paling tidak beberapa bulan dan segiti-
ga simetris menandai suatu periode konsolidasi sebelum melanjutkan setelah breakout.
2. Empat (4) Poin: Paling tidak 2 poin dibutuhkan untuk membentuk garis tren an 2 ga-
ris tren dibutuhkan untuk membentuk symmetrical triangle. Oleh karena itu, sejumlah mi-
nimum 4 poin dibutuhkan untuk awal pertimbangan bentuk sebagai symmetrical triangle.
Titik tinggi kedua (2) harus lebih rendah dari pada yang pertama (1) dan garis sebelah
atas harus mengarah ke bawah. Titik rendah kedua (2) harus lebih tinggi dari pada yang
pertama (1) dan garis sebelah bawah harus mengarah ke atas. Secara ideal, pola ini akan
terbentuk dengan 6 poin (3 pada tiap-tiap sisi) sebelum penembusan terjadi.
3. Volume: Begitu symmetrical triangle berlanjut dan rentang perdagangan berkontraksi,
volume seharusnya mulai menyusut. Hal ini menggambarkan ketenangan sebelum ba-
dai, atau pengetatan konsolidasi sebelum penembusan.
4. Durasi: Symmetrical triangle dapat berlanjut untuk beberapa minggu atau beberapa bulan.
Jika pola berumur kurang dari 3 minggu, hal itu biasanya akan dipertimbangkan sebagai
panji. Pada umumnya, durasi pola adalah sekitar 3 bulan.
5. Penembusan Kerangka Waktu: Poin ideal untuk penembusan terjadi pada ½ hingga
¾ jalan dari perkembangan pola atau rentang waktu. Rentang waktu dari pola dapat
diukur dari apex (konvergensi dari garis atas dan bawah) kembali ke awal dari garis tren
bawah (dasar). Penembusan sebelum poin ½ jalan kemungkinan prematur dan penem-
busan yang terlalu dekat dengan apex kemungkinan tidak signifikan. Terlepas dari itu
semua, begitu apex mendekati, penembusan mesti terjadi sewaktu-waktu.
6. Arah Penembusan: Arah ke depan dari penembusan hanya dapat ditentukan setelah
penembusan terjadi. Walaupun nampaknya cukup, tetapi usaha untuk menebak arah
penembusan ini dapat berbahaya. Meskipun pola kelanjutan semestinya memecah pada
arah tren jangka panjang, namun kenyataannya tidak selalu demikian.
7. Konfirmasi Penembusan: Agar penembusan dapat dikatakan valid, maka ia harus ber-
basis pada penutupan. Beberapa menerapkan filter harga (3% penembusan)atau waktu
(berlanjut 3 hari) untuk mengkonfirmasi validitas. Penembusan harusnya terjadi dengan
pembesaran volume, tetrutama pada penembusan ke atas.
8. Kembali ke Apex: Setelah penembusan (naik atau turun), apex dapat berbalik menjadi
support atau resistance yang akan datang. Harga kadang-kadang berbalik ke apex atau level
support/resistance di sekitar penembusan sebelum mulai lagi dalam arah penembusan.
9. Target Harga: Terdapat dua metode untuk memperkirakan kelanjutan gerak setelah
penembusan. Pertama, jarak terlebar dari symmetrical triangle dapat diukur dan diterapkan
pada poin penembusan. Kedua, garis tren dapat digambar paralel terhadap garis tren
pola yang miring ke arah penembusan (naik atau turun). Perpanjangan dari garis ini
akan menandai target penembusan potensial.

Edwards dan Magee menyatakan bahwa kurang lebih 75% dari symmetrical triangles
adalah pola kelanjutan dan sisanya reversal. Pola reversal secara khusus bisa sulit dianalisa
dan sering mempunyai penembusan palsu. Bahkan, kita seharusnya tidak boleh mengantisi-
pasi arah penembusan, melainkan menunggu sampai hal itu terjadi. Analisis selanjutnya ha-
rus diterapkan pada penembusan dengan melihat pada gap, gerak harga yang dipercepat,
dan volume untuk konfirmasi. Konfirmasi terutama penting untuk penembusan ke atas.

Harga terkadang berbalik ke poin penembusan apex pada gerak reaksi sebelum mu-
lai lagi ke arah penembusan. Pembalikan ini dapat menawarkan kesempatan kedua untuk
terlibat dengan rasio imbalan terhadap rasio yang lebih baik. Target harga yang lebih baik
didapatkan dengan pengukuran dan perpanjangan garis tren paralel hanya bermakna sebagai
panduan kasar. Analisis teknikal adalah dinamis dan diperlukan pendugaan yang terus me-
nerus. Dalam contoh pertama di atas, saham SUNW mungkin telah memenuhi targetnya di
42 dalam beberapa bulan, namun saham tak memiliki sinyal untuk melambat dan bergerak
naik di atas 100 dalam beberapa bulan berikutnya.

Gambar 27. Grafik saham Conseco untuk analisa pola Symmetrical Triangle.

Grafik saham Conseco (CNCEQ) pada Gambar 27. di atas membentuk symme-
trical triangle yang cukup besar selama periode 5 bulan sebelum penembusan ke arah bawah.
Analisisnya lengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Harga saham menurun dari 50 pada Maret 1998 ke 22 pada Oktober 1998 sebelum mu-
lai meneguh dan berkonsolidasi. Titik rendah pada 22 kemungkinan adalah suatu reaksi
berlebihan, tetapi tren jangka panjang adalah turun dan matang hamper satu tahun.
2. Setelah 4 poin pertama terbentuk, garis-garis dari symmetrical triangle digambar. Saham di-
perdagangkan dalam batas-batas tersebut selama 2 bulan berikutnya untuk membentuk
2 poin terakhir.
3. Setelah meloncat ke atas dari poin 3 ke poin 4, volume melambat ke beberapa bulan
berikutnya. Terdapat beberapa peningkatan volume pada akhir Juni, tetapi SMA 60-hari
tetap berada dalam tren turun sejalan dengan terbentuknya pola.
4. Segi empat merah menandai rentang waktu penembusan ideal dari 50% hingga 75%
dari pola. Penembusan terjadi kemudian 2 minggu lebih sedikit, namun tidak membuk-
tikan validitas apapun. Meskipun lebih disukai untuk dikembangkannya pola yang ideal,
hal tersebut amatlah jarang.
5. Setelah poin 5 dan 6 terbentuk, harga bergerak ke batas bawah dari pola. Bahkan pada
poin ini, arah dari penembusan masih bersifat tebakan dan sangat bijakasana untuk me-
nunggunya. Penembusan terjadi dengan peningkatan volume dan percepatan penurun-
an harga. Chaikin Money Flow menurun sebesar -30% dan volume melampaui SMA
60-hari untuk periode yang diperpanjang.
6. Setelah penurunan dari 29½ ke 25½, saham berbalik, tetapi gagal untuk mencapai level
resistance potential dari apex. Pelemahan kelanjutan reaksi mengaburkan ketajaman dari
penurunan yang mengikutinya.
7. Poin terlebar pada pola memanjang sampai 10½ poin. Dengan penembusan support pa-
da 29½, ukuran penurunan diperkirakan di sekitar 19. Dengan menggambar garis tren
paralel dengan batas atas pola, pemanjangan memperkirakan penurunan di sekitar 20.

3.3. Ascending Triangle

Ascending triangle adalah formasi bullish yang biasanya terbentuk selama tren naik se-
bagai pola kelanjutan. Terdapat beberapa contoh di mana ascending triangles terbentuk seba-
gai pola reversal pada akhir suatu tren turun, tetapi secara khusus mereka adalah pola kelan-
jutan. Tanpa memandang di mana mereka terbentuk, ascending triangles adalah pola bullish
yang mengindikasikan akumulasi.

Karena bentuknya tersebut, pola ini dapat juga disebut sebagai right-angle triangle.
Dua atau lebih puncak yang setara membentuk garis horizontal pada sisi atas. Dua atau le-
bih palung yang menaik membentuk garis tren ascending yang mengerucut pada garis hori-
zontal sejalan dengan kenaikannya. Jika kedua garis tersebut diperpanjang ke kanan, garis
tren ascending dapat bertindak sebagai hypotenuse dari segitiga kanan. Jika garis tegak lurus di-
tarik memanjang ke bawah dari ujung kiri garis horizontal, segitiga kanan akan terbentuk.
1. Tren: Agar supaya dapat dikualifikasikan sebagai pola kelanjutan, suatu tren yang jelas
harus ada terlebih dahulu. Namun demikian, karena ascending triangle adalah pola bullish,
panjang dan durasi tren saat ini tak perlu sekuat formasinya yang berbentuk paramount.
2. Garis Horizontal Atas: Minimal 2 reaksi tinggi diperlukan untuk membentuk garis ho-
rizontal atas. Ketinggian tersebut tidak perlu eksak, namun mereka harus berada dalam
kedekatan satu sama lain yang masuk akal. Seharusnya terdapat jarak antara titik tinggi
dan reaksi rendah di antara mereka.
3. Garis Tren Ascending Bawah: Minimal dua reaksi rendah dibutuhkan untuk mem-
bentuk garis tren ascending bawah. Reaksi rendah ini secara suksesif harus menaik, dan
harus terdapat jarak tertentu antara titik rendah tersebut. Jika reaksi rendah terkini seta-
ra atau lebih rendah dari pada reaksi rendah sebelumnya, maka ascending triangle dikata-
kan tidak valid.

Gambar 28. Grafik saham Walgreen dengan identifikasi pola Ascending Triangle.

4. Durasi: Panjang dari pola dapat bervariasi dari beberapa minggu sampai beberapa bu-
lan dengan kebanyakan pola berakhir dalam 1 – 3 bulan.
5. Volume: Sejalan dengan berkembangnya pola, volume biasanya berkontraksi. Saat pe-
nembusan ke atas terjadi, seharusnya terdapat ekspansi volume untuk mengkonfirmasi
penembusan ini. Meski konfirmasi volume disukai, namun hal ini tak selalu diperlukan.
6. Kembali ke Penembusan: Ajaran dasar dari analisis teknikal adalah bahwa resistance
berbalik ke support dan sebaliknya. Ketika garis horizotal resistance dari ascending triangle
ditembus, ia berbalik menjadi support. Kadang-kadang akan terdapat pembalikan ke level
support ini sebelum pergerakan benar-benar mulai.
7. Target: Sekali penembusan terjadi, proyeksi harga ditemukan dengan mengukur jarak
terlebar dari pola dan menerpkannya pada penembusan resistance.

Ascending triangle memiliki bias bullish yang definitif sebelum penembusan sebelum-
nya, sangat kontras jika dibandingkan dengan symmetrical triangle. Jika kita akan menamakan-
nya, symmetrical triangle adalah formasi netral yang mendasarkan pada penembusan yang akan
datang untuk mendikte arah pergerakan berikutnya. Pada ascending triangle, garis horizon-
tal mencerminkan penawaran overhead yang mencegah saham dari penurunan pada level ter-
tentu masa lalu. Hal ini didapati jika order jual yang besar terjadi pada level ini dan akan
berlangsung beberapa bulan untuk mengeksekusinya, sehingga mencegah harga untuk me-
naik lebih lanjut. Meskipun harga tidak dapat naik melewati level ini, reaksi rendah melan-
jutkan untuk naik. Ini adalah titik rendah lebih tinggi yang mengindikasikan peningkatan
tekanan beli dan memberi ascending triangle bias bullishnya.

Gambar 29. Grafik saham Primus Telecom untuk analisa pola Ascending Triangle.
Grafik saham Primus Telecom pada Gambar 29 di atas membentuk ascending tri-
angle selama periode 6 bulan sebelum menembus resistance dengan peningkatan volume.
Analisis detilnya adalah sebagai berikut:
Dari titik rendah 8,88 pada bulan April, saham menetapkan tren naik dengan memben-
tuk titik rendah lebih tinggi pada harga 8,94 dan melanjutkan ke reaksi tinggi yang baru
pada awal Juni (Awal dari tren ini tidak disertakan dalam grafik). Setelah mencatat harga
tertingginya dalam 10 bulan, saham menemui resistance pada harga 24.
Pada bulan Juni, saham menyentuh resistance di harga 23 beberapa kali dan kemudian
lagi di harga 24 pada bulan Juli. Saham meloncati 24 paling tidak 3 kali dalam 5 bulan
untuk membentuk garis resistance horizontal. Hal ini terjadi jika porsi dari blok besar
telah terjual setiap kali harga saham mendekati harga 24.
Reaksi rendah secara progresif lebih tinggi, dan membentuk garis tren ascending. Titik
rendah pertama pada bulan Mei 1999, terjadi dengan loncatan besar ke bawah pada har-
ga 12,25, namun garis tren ditarik untuk menghubungkan kelompok harga di sekitar 14.
Garis tren ascending dapat ditarik dengan dimulai pada harga 12,25 dan versi ini ditun-
jukkan dengan garis tren abu-abu. Hal yang penting adalah bahwa terdapat paling tidak
dua rekasi rendah berbeda yang semakin tinggi secara berurutan.
Durasi dari pola ini adalah sekitar 6 bulan, yang nampak sedikit lama. Meskipun demiki-
an, semua kandungan kunci untuk pola yang kuat telah didapati.
Volume menurun dari akhir Juni sampai awal Oktober. Terdapat ekspansi besar ketika
saham jatuh dari harga 23,44 (poin 6) ke 19,38 pada dua hari perdagangan padat di bu-
lan Oktober. Meskipun demikian, hal ini hanya berlangsung dua hari dan saham mene-
mukan support di sekitar 20 untuk membentuk titik rendah lebih tinggi. Untuk menjaga-
nya dalam pola yang ideal, ekspansi volume berikutnya terjadi pada awal November sa-
at saham menembus resistance pada 24. Saham diperdagangkan di atas volume rata-rata
pada 7 dari 10 hari sebelum dan sesudah penembusan, dan ketujuh hari tersebut semua-
nya naik. Chaikin Money Flow sedikit tertarik ke bawah dari dua hari tersebut, tetapi
pulih ke +20% lima hari setelah penembusan.
Saham melanjutkan kenaikannya ke harga 30,75 sebelum tertarik kembali di sekitar har-
ga 26. Support ditemukan di atas penembusan resistance semula, dan hal ini mengindikasi-
kan kekuatan pendukung dari saham.
Kenaikan awal diproyeksikan sebesar 10 poin (24 -14 = 10) dari penembusan pada 24,
membuat target pada harga 34. Target ini dicapai dalam 2 bulan, namun saham tidak
melambat hingga mencapai harga 50 pada bulan Maret (tidak diperlihatkan). Target ini
hanya digunakan sebagai pedoman, dan aspek lain dari analisis teknikal harus dilibatkan
untuk menentukan waktu menjual.

3.4. Descending Triangle

Descending triangle adalah formasi bearish yang biasanya terbentuk selama tren turun
sebagai pola kelanjutan. Terdapat beberapa kasus di mana descending triangle membentuk pola
reversal pada akhir masa tren turun, namun mereka secara khusus adalah pola kelanjutan.
Tanpa memandang di mana mereka terbentuk, descending triangle adalah pola bearish yang
mengindikasikan distribusi.

Gambar 30. Grafik saham Dupont untuk contoh pola Descending Triangle.

Berdasarkan bentuknya, pola ini juga dapat disebut sebagai right-angle triangle. Dua
atau lebih titik rendah yang komparabel membentuk garis horizontal pada dasar. Dua atau
lebih puncak menyusut dari garis tren yang menurun di atas, mengerucut terhadap garis ho-
rizontal sejalan dengan penurunannya. Jika kedua garis diperpanjang ke kanan, garis tren
descending dapat bertindak sebagai hypotenuse dari segitiga. Jika garis tegak lurus digambar ke
atas dari ujung kiri garis horizontal, suatu segitiga akan terbentuk.
1. Tren: Agar supaya dapat dikualifikasikan sebagai pola kelanjutan, suatu tren harus ter-
bentuk sebelumnya. Meskipun demikian, karena descending triangle secara definitif adalah
pola bearish, panjang dan durasi dari tren saat ini tidaklah begitu penting. Kekuatan dari
formasi adalah yang terpenting.
2. Garis Horizontal Bawah: Paling tidak 2 reaksi rendah diperlukan untuk membentuk
garis horizontal bawah. Titik rendah tidak perlu eksak, namun kedekatannya satu sama
lain harus masuk akal. Semestinya terdapat cukup jarak yang memisahkan titik rendah
dan reaksi tinggi di antara mereka.
3. Garis Tren DescendingAtas: Paling tidak dua rekasi tinggi dibutuhkan untuk mem-
bentuk garis tren descending atas. Reaksi tinggi ini harus lebih rendah secara suksesif dan
ada jarak di antada kedua ketinggian. Jika reaksi tinggi terkini setara atau lebih besar dari
pada reaksi tinggi sebelumnya, maka descending triangle adalah tidak valid.
4. Durasi: Panjang dari pola dapat bervariasi dari beberapa minggu hingga beberapa bu-
lan, dengan kebanyakan pola berakhir antara 1 – 3 bulan.
5. Volume: Begitu pola berkembang, volume biasanya berkontraksi. Ketika penembusan
sisi bawah terjadi, secara ideal akan ada ekspansi volume untuk konfirmasi. Walaupun
konfirmasi volume disukai, namun hal ini tidak selalu diperlukan.
6. Kembali ke Penembusan: Prinsip dasar dari analisis teknikal adalah penembusan sup-
port yang berbalik jadi resistance dan sebaliknya. Ketika garis support horizontal dari des-
cending triangle ditembus, maka ia berbalik jadi resistance. Terkadang akan terdapat pemba-
likan terhadap level resistance temuan baru ini sebelum gerak turun benar-benar dimulai.
7. Target: Begitu penembusan terjadi, proyeksi harga diperoleh dengan mengukur jarak
terlebar dari pola dan mengurangkannya dari penembusan resistance.

Descending triangle memiliki bias bearish yang definitif sebelum penembusan yang se-
benarnya, sangat kontras dengan symmetrical triange. Symmetrical triangle adalah formasi netral
yang mendasarkan pada penembusan mendatang untuk mendikte arah gerak berikutnya.
Untuk descending triangle, garis horizontal mencerminkan permintaan yang mencegah saham
dari penurunan melampaui level tertentu. Hal ini terjadi jika order beli yang besar ditempat-
kan pada level ini dan hal itu memerlukan beberapa minggu atau bulan untuk mengekseku-
sinya, sehingga mencegah harga turun lebih lanjut. Meskipun harga tidak turun dari level
ini, reaksi tinggi melanjutkan penurunannya. Titik tinggi di bawah inilah yang mengindika-
sikan pengingkatan tekanan jual dan memberi descending triangle bias bearishnya.

Setelah mencatat titik tinggi bawah sedikit kurang dari harga 60 pada bulan Desem-
ber 1999, saham Nucor pada Gambar 4.31. di bawah membentuk descending triangle pada
awal tahun 2000. Pada akhir April, saham menembus support dengan loncatan ke bawah,
penembusan tajam dan peningkatan volume untuk melengkapi formasi. Analisis lengkapnya
adalah sebagai berikut:
Harga saham turun dari atas 60 ke level 40-an sebelum menemukan beberapa support
dan menumpuk reaksi berkelanjutan. Rally mandeg sedikit di bawah harga 50 dan se-
rangkaian reaksi tinggi di bawah mulai terbentuk. Tren jangka panjang adalah turun dan
pola yang dihasilkan diklasifikasikan sebagai kelanjutan.
Support di harga 45 pertama kali ditetapkan dengan loncatan pada bulan Februari. Sete-
lah itu, saham menyentuh level ini dua kali lebih sebelum tembus ke bawah. Setelah
sentuhan kedua pada bulan Maret, garis support bawah dapat digambar.
Setelah tiap loncatan support, titik tinggi bawah terbentuk. Reaksi tinggi pada poin 2, 4,
dan 6 membentuk garis tren descending untuk menandai pola descending triangle yang po-
tensial. Dikatakan potensial karena pola belum lengkap hingga support ditembus.
Durasi pola sedikit kurang dari 3 bulan.
Sentuhan terakhir support di 45 terjadi pada akhir April. Saham meluncur ke bawah me-
lewati support, namun terkendali untuk ditutup di atas level kunci ini. Penembusan ter-
akhir terjadi beberapa hari kemudian dengan loncatan ke bawah, suatu grafik candlestick
hitam besar dan peningkatan volume. Cara support ditembus dapat memberikan pan-
dangan pada kelemahan umum sekuritas. Ini bukanlah penembusan kecil, namun lebih
sebagai penembusan yang meyakinkan. Volume melonjak ke level tertinggi dalam bebe-
rapa bulan dan CMF menembus di bawah -10%.

Gambar 31. Grafik saham Nucor Corp. untuk analisa pola Descending Triangle.

Setelah jatuh dari poin 45 ke 41, saham mengumpulkan reaksi lemah berkelanjutan yang
berakhir hanya tiga hari dan menghasilkan dua candlestick dengan kepala yang panjang.
Terkadang terdapat tes terhadap level resistance yang baru, dan terkadang juga tidak dida-
pati. Tes lemah support dapat mengindikasikan tekanan jual akut.
Awal penurunan diproyeksikan sebesar 9 poin (54 – 45 = 9). Jika nilai ini dikurangkan
dari penembusan the support pada 45, proyeksi ke arah bawah di sekitar 36. Meskipun
saham melampaui targetnya pada akhir Juni, kekuatan saat ini telah membawanya kem-
bali ke sekitar 36. Target hanyalah alat yang digunakan sebagai pedoman dan aspek-
aspek lain dari analisis teknikal harus diterapkan untuk menentukan kapan untuk mela-
kukan cover jual atau beli.
3.5. Rectangle

Rectangle adalah pola kelanjutan yang terbentuk sebagai rentang perdagangan selama
jeda dalam tren. Pola ini sangat mudah dikenali dengan dua titik tinggi yang komparabel
dan titik rendah yang komparabel. Titik tinggi dan rendah dapat dihubungkan untuk mem-
bentuk dua garis paralel yang membentuk sisi atas dan sisi bawah segi empat. Rectangles ka-
dang-kadang juga disebut sebagai rentang perdagangan (trading ranges), zona konsolidasi atau
area kongesti.

Gambar 32. Grafik saham Lockheed Martin dengan pola Rectangle.

Terdapat banyak persamaan antara rectangle dan symmetrical triangle. Selain keduanya
biasanya adalah pola kelanjutan, mereka dapat juga dapat menandai tren atas dan bawah
yang signifikan. Bersama dengan symmetrical triangle, pola rectangle belum lengkap sampai
penembusan terjadi. Kadang-kadang petunjuk ditemukan, tetapi arah penembusan biasanya
tak dapat ditentukan sebelumnya.
1. Tren: Agar supaya dapat dikualifikasikan sebagai pola kelanjutan, satu tren pendahulu
harus ada. Secara ideal, tren ini harus berusia beberapa bulan dan tidak terlalu matang.
Tren yang terlalu matang, kemungkinan untuk menandai pola kelanjutan makin kecil.
2. Empat (4) Poin: Paling tidak, dua reaksi tinggi yang setara dibutuhkan untuk memben-
tuk garis resistance atas dan dua reaksi rendah untuk membentuk garis support bawah.
Mereka tidak perlu sama secara eksak, tetapi harus dalam kedekatan yang masuk akal.
Meskipun tidak disyaratkan, akan lebih disukai jika tinggi dan rendah itu bergantian.
3. Volume: Sebagai lawan dari symmetrical triangle, rectangles tidak memperlihatkan pola vo-
lume standar. Kadang-kadang volume akan menurun sejalan dengan berkembangnya
pola. Di lain waktu, volume akan berputar begitu harga meloncat antara support dan re-
sistance. Volume sangat jarang meningkat begitu polanya matang. Jika volume menurun,
akan baik untuk melihat suatu ekspansi pada penembusan untuk konfirmasi. Jika volu-
me berputar, akan baik untuk memperkirakan pergerakan yang mana (naik ke resistance
atau turun ke support) yang menerima lebih banyak volume. Jenis pendugaan volume ini
dapat menawarkan indikasi arah penembusan yang akan datang.
4. Durasi: Rectangles dapat berlanjut selama beberapa minggu atau bulan. Jika pola berusia
kurang dari 3 minggu, hal itu biasanya akan dipertimbangkan sebagai sebuah bendera,
juga suatu pola kelanjutan. Secara ideal, rectangles akan berkembang selama periode lebih
dari 3 bulan. Secara umum, makin panjang polanya, makin signifikan penembusannya.
Satu pola 3 bulan mungkin dapat diharapkan untuk memenuhi proyeksi penembusan-
nya. Meskipun demikian, satu pola 6 bulan dapat diharapkan melebihi targetnya.
5. Arah Penembusan: Arah gerak signifikan berikutnya hanya dapat ditentukan setelah
penembusan terjadi. Seperti halnya symmetrical triangle, rectangles adalah pola netral yang
tergantung pada arah dari penembusan yang akan datang.pola volume kadang-kadang
dapat menawarkan petunjuk, tetapi tidak ada konfirmasi hingga penembusan sebenar-
nya di atas resistance atau di bawah support.
6. Konfirmasi Penembusan: Agar penembusan dapat dinyatakan valid, ia harus berda-
sarkan pada basis penutupan. Beberapa traders menerapkan satu filter pada harga (3%),
waktu (3 hari) atau volume (ekspansi) untuk confirmasi.
7. Kembali ke Penembusan: Prinsip dasar analisis teknikal adalah bahwa penembusan
support berbalik ke resistance potensial atau sebaliknya. Setelah penembusan di atas resist-
ance (di bawah support), terkadang didapati pembalikan untuk menguji level support (resist-
ance) yang baru ditemukan itu. Pembalikan ke atau dekat dengan level penembusan awal
dapat menawarkan kesempatan kedua bagi kita untuk terlibat.
8. Target: Perkiraan gerak diperoleh dengan mengukur ketinggian segi empat dan mene-
rapkannya hingga ke penembusan.

Rectangles mencerminkan rentang perdagangan yang mengadu bulls dengan bears.


Begitu harga mendekati support, pembeli masuk dan memaksa harga menaik. Begitu harga
mendekati resistance, penjual mengambil alih dan memaksa harga menurun. Para trader yang
gesit terkadang memainkan batas-batas ini dengan membeli dekat support dan menjual dekat
resistance. Satu kelompok (bulls atau bears) akan habis dan pemenang akan muncul ketika ter-
jadi suatu penembusan. Sekali lagi, adalah penting untuk diingat bahwa rectangles memiliki
bias netral. Meskipun petunjuk terkadang dapat sedikit dikumpulkan dari volume pola, ge-
rak harga aktual menggambarkan konflik di pasar. Hanya jika sampai harga menembus di
atas resistance atau di bawah support baru akan jelas kelompok mana yang telah menang.

Gambar 33. Grafik saham Micron Electronics untuk analisis pola Rectangles.

Pada musim panas tahun 1999, saham Micron Electronics (MU) pada Gambar 5.33.
naik dari titik tinggi belasan ke titik rendah empatpuluhan. Setelah menemui resistance di se-
kitar 42, saham bertetapan dalam rentang perdagangan antara 40 dan 30 untuk membentuk
segi empat. Analisis lengkapnya adalah sebagai berikut:
Tren menengah pendahulunya ditetapkan sebagai bullish dengan kenaikan dari titik
tinggi belasan ke titik rendah empatpuluhan. Meskipun demikian belumlah jelas apakah
rentang perdagangan tersebut akan membuat pola reversal atau kelanjutan. Garis resist-
ance horizontal pada harga 40 dapat diperpanjang ke belakang sampai titik tinggi Febru-
ari 1999 dan menandai level resistance yang pasti.
Garis resistance merah pada harga 40 dibentuk dengan tiga reaksi tinggi. Reaksi tinggi
yang pertama bisa sedikit dicurigai, tetapi yang kedua adalah kuat. Garis support paralel
pada harga 30 disentuh tiga kali dan menetapkan level support yang solid. Setelah titik
tinggi di poin5 dicapai, rectangle dapat dikatakan valid.
Sejalan dengan berkembangnya pola, volume berfluktuasi dan tidak ada indikasi yang
jelas (penembusan bullish atau bearish) hingga pertengahan Februari. Petunjuk bullish per-
tama dating saat sahammenurun dari harga 38 ke 31 dan Chaikin Money Flow gagal untuk
bergerak di bawah -10%. CMF tetap berada di tempatnya sepanjang penurunan terse-
but dan berubah positif segera setelah saham berputar balik ke atas. Pada waktunya har-
ga saham mencapai 39¾ (melampaui reaksi tinggi sebelumny dalam proses), CMF bera-
da pada +20%. Perhatikan juga kekuatan di balik kenaikan setelah titik tinggi bawah.
Durasi pola adalah 5 bulan. Sehubungan dengan resistance atas jangka panjang di 40, pola
ini memerlukan waktu lebih untuk berkonsolidasi sebelum penembusan. Konsolidasi
yang lebih panjang dibuat untuk ekspektasi yang lebih besar setelah penembusan.
Penembusan terjadi dengan suatu ekspansi besar pada volume dan gerakan besar di atas
resistance.
Setelah penembusan, terdapat tarikan balik kecil di sekitar 46, namun volume di balik
kenaikan mengindikasikan satu penembusan besar. Saham tidak selalu kembali ke poin
penembusannya. Pada contoh di atas, saham Lockheed Martin membuat pembalikan
klasik ke penembusan. Pengaturan dan kekuatan di balik penembusan tersebut harus
harus diperkirakan untuk menentukan probabilitas kesempatan kedua.
Target kenaikan dari penembusan ini adalah 10 poin yang merupakan lebar dari pola.
Namun demikian, memutuskan berdasarkan durasi dan kekuatan pembalikan, ekspansi
volume, dan titik tertinggi sepanjang sejarah, adalah jelas bahwa hak itu bukanlah pe-
nembusan biasa. Oleh karena itu, target yang biasa adalah tidak ada gunanya! Setelah
kenaikan awal setinggi 55 13/16, saham tertarik ke belakang pada harga 46 dan kemudi-
an bergerak ke atas 70. Rentang perdagangan yang lain selanjutnya berkembang dengan
resistance di 70-an bawah dan support di 40-an atas.

Anda mungkin juga menyukai