Anda di halaman 1dari 31

Text Book Reading

PEMERIKSAAN RONGGA MULUT &


STRUKTUR TERKAIT LAINNYA

OLEH:

Dheya Amelia Ginting, S.KG

(1913101020013)

DOSEN
PEMBIMBING:

Dr. drg. Suzanna Sungkar, Sp.KGA

DEPARTEMEN PEDODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022
PERAWATAN GIGI DARURAT

Seorang dokter gigi diajarkan untuk melakukan pemeriksaan mulut lengkap dan untuk
mengembangkan rencana perawatan berdasarkan hasil pemeriksaan. Dokter gigi kemudian
membuat presentasi kasus kepada pasien atau orang tua, menguraikan perawatan yang
direkomendasikan. Proses ini harus mencakup pengembangan dan presentasi dari rencana
pencegahan yang menguraikan program kesehatan mulut komprehensif yang berkelanjutan dan
membentuk “dental home” (Perawatan gigi di rumah).
Rencana tersebut harus mencakup rekomendasi yang dirancang untuk memperbaiki
masalah mulut yang ada (atau menghentikan perkembangannya) dan untuk mencegah masalah
kedepan. Sangat penting untuk mendapatkan semua informasi pasien dan keluarga yang relevan,
mendapatkan persetujuan orang tua, dan melakukan pemeriksaan lengkap sebelum memulai
program perawatan kesehatan mulut yang komprehensif untuk pasien anak. Anticipatory
guidance adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan diskusi dan implementasi
rencana tersebut dengan pasien dan/atau orang tua. American Academy of Pediatric Dentistry
telah menerbitkan pedoman tentang periodisitas pemeriksaan, layanan gigi preventif, dan
perawatan mulut untuk anak-anak seperti yang dirangkum dalam Tabel 1-1
Setiap pasien anak harus diberi kesempatan untuk mendapatkan perawatan gigi secara
lengkap. Dokter gigi tidak boleh mencoba memutuskan apa yang akan diterima atau mampu
diberi oleh anak, orang tua, atau agen pihak ketiga. Jika orang tua menolak sebagian atau seluruh
rekomenasi, dokter gigi setidaknya telah memenuhi kewajiban mengedukasi anak dan orang tua
tentang pentingnya prosedur yang dianjurkan. Orang tua yang bahkan dengan pendapatan sedang
biasanya menemukan cara untuk melakukan perawatan kesehatan mulut jika dokter gigi
menjelaskan bahwa kesehatan mulut anak di masa depan dan bahkan kesehatan umum terkait
dengan koreksi kerusakan pada mulut.

KOMUNIKASI AWAL ORANG TUA DENGAN KLINIK GIGI


Kita sering menganggap kontak pertama orang tua dengan kantor gigi melalui telepon.
Percakapan awal antara orang tua dan resepsionis ini sangat penting. Ini memberikan
kesempatan pertama bagi resepsionis untuk memperhatikan kekhawatiran orang tua dengan
menjawab pertanyaan dengan ramah dan singkat dan dengan menawarkan janji temu di klinik
gigi. Resepsionis harus memiliki suara yang hangat, ramah, dan kemampuan berkomunikasi
dengan jelas. Tanggapan resepsionis harus meyakinkan orang tua bahwa kesejahteraan anak
adalah perhatian utama.

Informasi dicatat oleh resepsionis selama percakapan merupakan catatan dental awal
pasien. Mengisi formulir informasi pasien adalah metode yang nyaman untuk mengumpulkan
informasi awal yang diperlukan. Tentu saja, sebagian besar praktik kedokteran gigi beralih ke
informasi online, berbasis situs web, dan penyelesaian formulir pasien untuk digunakan bahkan
sebelum orang tua menelepon kantor untuk membuat janji atau menjadwalkan janji temu secara
online. Klinik perlu membuat akomodasi untuk sistem informasi pasien mereka untuk mengelola
perubahan yang sangat produktif ini.

METODE DIAGNOSA
Sebelum membuat diagnosis dan mengembangkan rencana perawatan, dokter gigi harus
mengumpulkan dan mengevaluasi fakta-fakta yang terkait dengan keluhan utama pasien atau
orang tua dan masalah lain yang teridentifikasi yang mungkin tidak diketahui oleh pasien atau
orang tua. Beberapa tanda patognomonik dapat mengarahkan ke diagnosis segera. Sebagai
contoh, pembengkakan dan drainase gingiva yang jelas dapat dikaitkan dengan gigi molar sulung
tunggal yang karies. Meskipun fakta-fakta terkait dikumpulkan dan dievaluasi dengan cepat,
mereka memberikan diagnosis hanya untuk satu bidang masalah. Di sisi lain, diagnosis
komprehensif dari semua masalah pasien atau masalah yang potensial terkadang perlu ditunda
sampai kondisi yang lebih mendesak teratasi. Sebagai contoh, seorang pasien dengan gingivitis
ulseratif nekrotik atau mahkota yang baru retak memerlukan perawatan segera, tetapi perawatan
tersebut mungkin hanya paliatif, dan prosedur diagnostik dan perawatan lebih lanjut akan
diperlukan kemudian.
Pentingnya mengumpulkan dan evaluasi menyeluruh atas fakta-fakta mengenai kondisi
pasien tidak bisa terlalu ditekankan. Pemeriksaan menyeluruh terhadap pasien anak mencakup
penilaian sebagai berikut:
• Pertumbuhan dan kesehatan secara umum
• Keluhan utama, seperti nyeri
• Pemeriksaan jaringan lunak ekstraoral dan sendi temporomandibular
• Jaringan lunak intraoral
• Kebersihan mulut dan kesehatan periodontal
• Jaringan keras intraoral
• Perkembangan oklusi
• Risiko karies
• Perilaku/kebiasaan
Alat bantu diagnostik tambahan seringkali juga diperlukan, seperti radiografi, model
studi, foto, tes pulpa, dan, terkadang, tes laboratorium. Dalam kasus tertentu yang tidak biasa,
semua alat bantu diagnostik ini mungkin diperlukan sebelum diagnosis komprehensif dapat
dilakukan. Tentu saja tidak ada diagnosis oral yang lengkap kecuali ahli diagnosa telah
mengevaluasi fakta-fakta yang diperoleh dengan pengambilan riwayat medis dan gigi, inspeksi,
palpasi, eksplorasi (jika ada gigi), dan seringkali pencitraan (misalnya, radiografi). Untuk sebuah
tinjauan evaluasi pasien gigi yang lebih menyeluruh, lihat bab oleh Glick, Greenberg, dan Ship
in Burket's Oral Medicine.2

RIWAYAT MEDIS DAN DENTAL AWAL


Penting bagi dokter gigi untuk mengetahui riwayat medis dan gigi pasien anak. Riwayat
keluarga mungkin juga relevan dengan kondisi mulut pasien dan dapat memberikan informasi
diagnostik penting pada beberapa kelainan herediter. Sebelum dokter gigi memeriksa anak,
asisten gigi dapat memperoleh informasi yang cukup untuk memberikan dokter gigi informasi
tentang kesehatan umum anak dan dapat mengingatkan dokter gigi akan perlunya memperoleh
informasi tambahan dari orang tua atau dokter anak. Formulir yang diilustrasikan pada Gambar
1-1 dapat diisi oleh orang tua. Namun, lebih efektif bagi asisten gigi untuk mengajukan
pertanyaan secara informal dan kemudian mempresentasikan temuannya kepada dokter gigi dan
menawarkan pengamatan pribadi dan ringkasan kasusnya. Pertanyaan yang disertakan pada
formulir juga akan memberikan informasi tentang perawatan gigi sebelumnya.
Informasi mengenai perkembangan sosial dan psikologis anak merupakan hal yang
penting. Informasi akurat yang mencerminkan masalah belajar, perilaku, atau komunikasi anak
terkadang sulit diperoleh pada awalnya, terutama ketika orang tua mengetahui gangguan
perkembangan anak mereka tetapi enggan untuk membahasnya. Masalah perilaku di klinik gigi
sering dikaitkan dengan ketidakmampuan anak untuk berkomunikasi dengan dokter gigi dan
mengikuti instruksi. Ketidakmampuan ini mungkin menyebabkan gangguan belajar. Indikasi
gangguan belajar biasanya dapat diperoleh oleh asisten gigi ketika mengajukan pertanyaan
tentang proses belajar anak; misalnya, menanyakan kepada seorang anak usia sekolah bagaimana
keadaannya di sekolah adalah pertanyaan awal yang baik. Pertanyaan harus sesuai dengan usia
anak.
Gambar 1-1 : Formulir yang digunakan untuk melengkapi riwayat medis dan gigi awal.
(Dicetak dengan izin dari Universitas Indiana– Asosiasi Kedokteran Gigi Anak)
Jika anak dirawat di rumah sakit sebelumnya untuk anestesi umum dan prosedur
pembedahan, hal itu harus diperhatikan. Rawat inap dan prosedur yang melibatkan anestesi
umum dapat menjadi pengalaman psikologis yang traumatis bagi anak prasekolah dan dapat
membuat anak tersebut sensitif terhadap prosedur yang akan ditemui di klinik gigi. Jika dokter
gigi mengetahui bahwa seorang anak sebelumnya dirawat di rumah sakit atau bahwa anak
tersebut takut pada alat-alat asing dalam klinik, maka waktu dan prosedur yang diperlukan dapat
direncanakan untuk membantu anak mengatasi rasa takut dan menerima perawatan gigi.
Kadang-kadang, ketika orang tua melaporkan kelainan yang signifikan, sebaiknya dokter
gigi melakukan wawancara terkait riwayat medis dan dental. Ketika orang tua bertemu dengan
dokter gigi secara pribadi, mereka lebih cenderung mendiskusikan masalah anak secara terbuka,
dan ada kemungkinan kesalahpahaman mengenai sifat gangguan tersebut lebih kecil. Selain itu,
keterlibatan pribadi dokter gigi pada masa awal ini memperkuat rasa percaya diri orang tua.
Ketika penyakit sistemik akut atau kronis atau anomali diindikasikan, dokter gigi harus
berkonsultasi dengan dokter anak untuk mempelajari status kondisi, prognosis jangka panjang,
dan terapi obat saat ini.
Ketika riwayat medis dan dental pasien dicatat, adanya penyakit saat ini atau riwayat
gangguan yang relevan menandakan perlunya perhatian khusus. Selain berkonsultasi dengan
dokter anak, dokter gigi mencatat data tambahan mengenai kondisi fisik anak saat ini, seperti
tekanan darah, suhu tubuh, bunyi jantung, tinggi dan berat badan, denyut nadi, dan pernapasan.
Sebelum perawatan dimulai, tes laboratorium tertentu dapat diindikasikan, dan tindakan
pencegahan khusus mungkin diperlukan. Keputusan untuk memberikan perawatan di rumah sakit
yang mungkin melibatkan anestesi umum mungkin tepat.
Dokter gigi dan staf juga harus waspada untuk mengidentifikasi potensi infeksi menular
yang mengancam kesehatan pasien dan orang lain. Pengetahuan mengenai jadwal imunisasi anak
terkini yang direkomendasikan dapat membantu. Disarankan untuk menunda perawatan dental
non-emergensi untuk pasien dengan tanda atau gejala infeksi akut hingga pasien sembuh.
Fakta-fakta yang relevan dari riwayat medis dapat dipindahkan ke catatan pemeriksaan
mulut (Gambar. 1-2) untuk referensi mudah oleh dokter gigi. Rangkuman singkat dari informasi
medis yang penting berfungsi sebagai pengingat bagi dokter gigi dan stafnya, yang akan
mengacu pada bagan ini pada setiap kunjungan perawatan.
Gambar 1-2 : Bagan yang digunakan untuk mencatat temuan dental dan pengobatan yang
diusulkan untuk pasien anak. (Dicetak dengan izin dari Indiana University–University Pediatric
Dentistry Associates.)
Riwayat dental pasien juga harus dirangkum dalam bagan pemeriksaan, juga harus
mencakup catatan perawatan sebelumnya di klinik dokter gigi dan fakta yang terkait dengan
pasien dan orang tua mengenai perawatan sebelumnya, jika ada, di klinik lain. Informasi
mengenai kebiasaan kebersihan mulut pasien saat ini dan paparan fluoride sebelumnya dan saat
ini membantu dokter gigi mengembangkan program pencegahan penyakit gigi yang efektif.
Misalnya, jika keluarga meminum air sumur, sampel dapat dikirim ke laboratorium analisis air
untuk menentukan konsentrasi fluorida.

PEMERIKSAAN KLINIS
Sebagian besar fakta yang diperlukan untuk diagnosis oral yang komprehensif pada pasien
muda diperoleh dengan pemeriksaan klinis dan radiografi menyeluruh. Selain memeriksa
struktur rongga mulut, dokter gigi mungkin dalam beberapa kasus mencatat ukuran, tinggi
badan, gaya berjalan, atau gerakan tak sadar pasien. Petunjuk pertama untuk malnutrisi mungkin
datang dari mengamati ukuran atau perawakan pasien yang tidak normal. Demikian pula, tingkat
keparahan penyakit anak, bahkan jika berasal dari mulut, dapat dikenali dengan mengamati gaya
berjalan yang lemah dan tidak stabil dari kelesuan dan malaise saat pasien masuk ke klinik.
Semua informasi yang relevan harus dicatat pada rekam medik (lihat Gambar 1-2), yang menjadi
bagian permanen dari grafik pasien.
Pemeriksaan klinis, baik pemeriksaan pertama atau pemeriksaan ulang, harus menyeluruh.
Dokter gigi dapat mengumpulkan informasi yang berguna sambil berkenalan dengan pasien baru.
Pengamatan terhadap rambut, kepala, wajah, leher, dan tangan pasien harus menjadi pengamatan
pertama yang dilakukan oleh dokter gigi setelah pasien duduk di kursi.
Tangan pasien dapat mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan diagnosis yang
komprehensif. Dokter gigi pertama-tama dapat mendeteksi suhu yang meningkat dengan
memegang tangan pasien. Tangan yang dingin dan lembap atau kuku yang tergigit mungkin
merupakan indikasi pertama kecemasan abnormal pada anak. Jari yang kapalan atau sangat
bersih menunjukkan kebiasaan mengisap yang terus-menerus. “Clubbing of the fingers” atau
warna kebiruan pada dasar kuku menunjukkan penyakit jantung bawaan, yang mungkin
memerlukan pemeriksaan khusus tindakan pencegahan selama perawatan gigi.
Inspeksi dan palpasi kepala dan leher pasien juga diindikasikan. Karakteristik rambut atau
kulit yang tidak biasa harus diperhatikan. Dokter gigi dapat mengamati tanda-tanda masalah
seperti kutu rambut (Gambar. 1-3), kurap (Gambar. 1-4), atau impetigo (Gambar. 1-5) selama
pemeriksaan. Rujukan yang tepat segera ditunjukkan, karena kondisi ini menular. Setelah dokter
anak mengawasi perawatan untuk mengontrol kondisinya, janji dengan dokter gigi anak dapat
dijadwal ulang. Jika kondisi menular teridentifikasi tetapi anak juga mengalami keadaan darurat
gigi, dokter gigi dan staf harus mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk mencegah
penyebaran penyakit ke orang lain sementara keadaan darurat ditangani. Perawatan lebih lanjut
harus ditunda sampai kondisi menular dikendalikan.
Variasi ukuran, bentuk, kesimetrisan, atau fungsi struktur kepala dan leher harus dicatat.
Abnormalitas struktur ini dapat mengindikasikan berbagai sindrom atau kondisi yang
berhubungan dengan kelainan rongga mulut.

Gambar 1-3 : Bukti kutu rambut. Biasanya serangga tidak terlihat, tetapi telur atau telur kutu menempel
di filamen rambut hingga menetas. (Sumber: Dr. Hala Henderson.)

Gambar 1-4 : Lesi pada dahi di atas alis kiri disebabkan oleh infeksi kurap. Beberapa spesies jamur dapat
menyebabkan lesi pada berbagai bagian tubuh. Dokter gigi dapat mengidentifikasi lesi di kepala, wajah, atau leher
pasien selama pemeriksaan klinis rutin. (Sumber: Dr. Hala Henderson.)
Gambar 1-5 : Lesi khas impetigo pada wajah bagian bawah (A) dan telinga kanan (B). Lesi ini terjadi pada
berbagai permukaan kulit, tetapi dokter gigi kemungkinan besar akan menemukannya di area tubuh bagian atas.
Infeksi berasal dari bakteri (biasanya streptokokus) dan umumnya memerlukan terapi antibiotik untuk
pengendalian. Anak sering menyebarkan infeksi dengan menggaruk lesi. (Sumber: Dr. Hala Henderson.)

EVALUASI TEMPOROMANDIBULAR
Okeson menerbitkan laporan khusus tentang gangguan temporomandibular pada anak-
anak. Okeson menunjukkan bahwa, meskipun beberapa penelitian melibatkan anak-anak berusia
5 hingga 7 tahun, sebagian besar pengamatan dilakukan pada remaja muda. Studi menempatkan
temuan ke dalam kategori gejala atau tanda-tanda yang dilaporkan oleh anak atau orang tua dan
yang diidentifikasi oleh dokter gigi selama pemeriksaan. Prevalensi tanda dan gejala meningkat
seiring bertambahnya usia dan dapat terjadi pada 30% pasien.
Pertama harus mengevaluasi fungsi sendi temporomandibular (TMJ) dengan meraba setiap
kepala kondilus mandibula dan dengan mengamati pasien saat mulut tertutup (gigi terkatup), saat
istirahat, dan dalam berbagai posisi terbuka (Gambar. 1-6, A, B). Pergerakan kondilus atau
rahang yang tidak bergerak dengan lancar atau menyimpang dari normal yang diharapkan harus
diperhatikan. Demikian pula, setiap krepitasi yang mungkin terdengar atau diidentifikasi dengan
palpasi serta suara abnormal lainnya harus diperhatikan. Otot pengunyahan yang sakit juga bisa
menandakan disfungsi TMJ. Penyimpangan seperti itu dari fungsi TMJ normal mungkin
memerlukan evaluasi dan perawatan lebih lanjut. Ada konsensus bahwa gangguan
temporomandibular pada anak-anak dapat dikelola secara efektif dengan terapi konservatif dan
reversibel berikut ini: edukasi pasien, terapi fisik ringan, terapi perilaku, obat-obatan, dan
splinting oklusal.
Gambar 1-6 A dan B, Observasi dan palpasi fungsi sendi temporomandibular. C dan D, Palpasi leher dan daerah
submandibular.

Diskusi mengenai diagnosis dan pengobatan gangguan kompleks TMJ tersedia dari banyak
sumber; kami menyarankan Management of Temporomandibular Disorders and Occlusion
(2013) dari Okeson.
Pemeriksaan ekstraoral dilanjutkan dengan palpasi leher pasien dan area submandibular
(lihat Gambar 1-6, C, D). Sekali lagi, penyimpangan dari normal, seperti nyeri tekan atau
pembesaran yang tidak biasa, harus dicatat dan tes lebih lanjut dilakukan atau rujukan dilakukan
sesuai indikasi.
Jika anak sudah cukup besar untuk berbicara, bicara harus dievaluasi. Posisi lidah, bibir,
dan otot perioral selama berbicara, saat menelan, dan saat istirahat dapat memberikan informasi
diagnostik yang berguna.
Pemeriksaan intraoral pasien anak harus komprehensif. Ada keinginan untuk mencari lesi
karies yang jelas terlebih dahulu. Meskipun mengontrol lesi karies penting, dokter gigi harus
terlebih dahulu mengevaluasi kondisi jaringan lunak rongga mulut dan status oklusi yang
berkembang. Jika jaringan lunak dan oklusi tidak diamati pada awal pemeriksaan, dokter gigi
mungkin menjadi begitu asyik dalam memetakan lesi karies dan dalam merencanakan
pemulihannya sehingga kelainan penting lainnya di mulut diabaikan. Selain itu, setiap bau nafas
yang tidak biasa dan jumlah atau konsistensi air liur yang tidak normal juga harus diperhatikan.
Jaringan bukal, bibir, dasar mulut, palatum, dan gingiva harus diperiksa dan dipalpasi
dengan hati-hati (Gambar. 1-7). Penggunaan pemeriksaan periodontal dan program pemeriksaan
(PSR) seringkali merupakan tambahan yang membantu saat bekerja dengan anak-anak. PSR
dirancang untuk memfasilitasi deteksi dini penyakit periodontal dengan teknik probing yang
disederhanakan dan dokumentasi yang minimal. Clerehugh dan Tugnait merekomendasikan
inisiasi skrining periodontal pada anak-anak setelah erupsi gigi insisivus permanen dan molar
pertama. Mereka menyarankan skrining rutin pada anak-anak ini pada kunjungan pertama anak
dan pada kunjungan perawatan rutin sehingga masalah periodontal terdeteksi dini dan diobati
dengan tepat. Anak-anak dengan defisiensi imun sangat rentan terhadap hilangnya dukungan
tulang dini.

Gambar 1-7 :
Inspeksi dan
palpasi
Lidah dan orofaring harus diperiksa dengan cermat. Amandel yang membesar disertai
eksudat purulen mungkin merupakan tanda awal infeksi streptokokus, yang dapat menyebabkan
demam rematik. Ketika infeksi tenggorokan streptokokus dicurigai, rujukan langsung ke dokter
anak diindikasikan. Dalam beberapa kasus mungkin bermanfaat bagi dokter dan nyaman bagi
dokter gigi untuk mendapatkan spesimen kultur tenggorokan saat anak masih di klinik gigi, yang
berkontribusi pada diagnosis infeksi yang lebih dini. Diagnosis dan pengobatan masalah jaringan
lunak dibahas di seluruh buku ini (lihat Bab 3, 27, dan 28).
Setelah memeriksa jaringan lunak mulut secara menyeluruh, dokter gigi harus memeriksa
oklusi dan mencatat setiap penyimpangan gigi atau tulang. Gigi dan oklusi yang dihasilkan dapat
mengalami perubahan yang cukup besar selama masa kanak-kanak dan remaja awal. Proses
perkembangan dinamis ini terjadi di ketiga bidang ruang, dan dengan evaluasi berkala, dokter
gigi dapat mencegah dan memengaruhi secara positif perubahan yang tidak diinginkan. Profil
dan simetri wajah pasien; hubungan segmen molar, kaninus, dan anterior; garis tengah gigi; dan
hubungan panjang lengkung gigi dengan massa gigi harus dipantau secara rutin dalam
pemeriksaan klinis. Evaluasi dan analisis yang lebih rinci diindikasikan ketika perbedaan yang
signifikan ditemukan selama tahap kritis pertumbuhan dan perkembangan. Cetakan diagnostik
dan analisis sefalometri dapat diindikasikan lebih awal pada tahap gigi bercampur dan kadang-
kadang pada gigi sulung. Pembahasan rinci analisis pengembangan oklusi dan rekomendasi
perawatan interseptif disajikan pada Bab 20, 21, dan 22.
Terakhir, gigi harus diperiksa dengan hati-hati untuk mendapatkan bukti adanya lesi karies
dan anomali herediter. Gigi juga harus dihitung dan diidentifikasi masing-masing untuk
memastikan bahwa gigi supernumerary atau gigi yang hilang dapat diketahui. Identifikasi lesi
karies penting pada pasien dari segala usia tetapi sangat penting pada pasien muda karena lesi
dapat berkembang dengan cepat pada anak usia dini jika tidak dikontrol. Menghilangkan etiologi
aktivitas karies, manajemen pencegahan proses karies, dan restorasi lesi kavitasi akan mencegah
rasa sakit dan penyebaran infeksi dan berkontribusi pada stabilitas oklusi yang sedang
berkembang.
Lebih baik bagi dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan klinis pasien anak baru sebelum
prosedur radiografi dan profilaksis, mungkin perlu untuk mengkorelasikan temuan radiografi
atau temuan lain yang awalnya dipertanyakan dengan temuan pemeriksaan mulut singkat kedua.
Ini benar ketika pasien baru memiliki kebersihan mulut yang buruk. Pemeriksaan rinci dan
eksplorasi gigi dan jaringan lunak tidak dapat dilakukan secara adekuat sampai mulut bebas dari
debris asing.
Selama pemeriksaan klinis untuk lesi karies, setiap gigi harus dikeringkan satu per satu dan
diperiksa di bawah pecahayaan yang baik. Rutinitas yang pasti untuk pemeriksaan harus
ditetapkan. Sebagai contoh, seorang dokter gigi mungkin selalu memulai dari kuadran kanan
atas, bekerja di sekitar lengkung rahang atas, turun ke kuadran kiri bawah, dan mengakhiri
pemeriksaan di kuadran kanan bawah. Kerusakan morfologis dan penggabungan enamel yang
tidak lengkap pada dasar pit dan fissure pada gigi molar sering dapat dideteksi dengan
pemeriksaan visual dan explorer setelah gigi dibersihkan dan dikeringkan. Keputusan apakah
akan memasang sealant atau merestorasi kerusakan tergantung pada riwayat karies gigi pasien,
penerimaan orang tua atau pasien terhadap program kedokteran gigi preventif yang
komprehensif (termasuk kontrol diet dan kebersihan mulut), dan ketergantungan pasien untuk
janji temu ulang.
Pada pasien dengan karies gigi yang parah, tes aktivitas karies dan analisis diet dapat
berkontribusi pada proses diagnostik dengan membantu menentukan faktor etiologi spesifik.
Prosedur ini mungkin memiliki nilai yang lebih besar dalam membantu pasien dan/atau orang tua
memahami proses penyakit karies dan memotivasi mereka untuk melakukan perubahan perilaku
yang diperlukan untuk mengendalikan penyakit. Informasi yang diberikan kepada mereka harus
mencakup instruksi dalam kontrol plak dan rekomendasi yang tepat untuk paparan fluoride.
Kerentanan karies gigi, proses penyakit karies, tes aktivitas karies, analisis diet, dan kontrol
karies dibahas di Bab 9. Prosedur dan instruksi kontrol plak dirinci di Bab 7.
Diagnosis komprehensif dokter gigi tergantung pada penyelesaian berbagai prosedur tetapi
membutuhkan pemeriksaan klinis yang menyeluruh, sistematis, dan kritis. Setiap penyimpangan
dari ukuran, bentuk, warna, dan konsistensi yang diharapkan atau diinginkan dari jaringan lunak
atau keras harus dijelaskan secara rinci. Tingkat keparahan masalah yang terkait dan
penyebabnya harus diidentifikasi dengan jelas kepada pasien atau orang tua sebelum program
perawatan kesehatan mulut yang komprehensif diharapkan berhasil.
Selama pemeriksaan awal dan pertemuan selanjutnya, dokter gigi dan anggota staf
tambahan harus waspada terhadap tanda dan gejala kekerasan dan penelantaran anak. Masalah
ini semakin meningkat prevalensinya, dan dokter gigi dapat memainkan peran penting dalam
mendeteksi tanda dan gejalanya; Bab 6 dikhususkan untuk subjek ini.
BENTUK PENCATATAN GIGI
Banyak sistem pemetaan gigi yang berbeda saat ini digunakan, termasuk sistem universal
yang diilustrasikan pada bagian pemeriksaan jaringan keras pada Gambar 1-2. Sistem penandaan
gigi permanen ini menggunakan nomor 1 hingga 32, dimulai dari gigi molar ketiga kanan atas
(No. 1) dan berlanjut di sekitar lengkung ke gigi molar ketiga kiri atas (No. 16), turun ke gigi
molar ketiga kiri bawah ( No. 17), dan di sekitar lengkung gigi molar ketiga kanan bawah (No.
32). Gigi sulung diidentifikasi dalam sistem universal dengan 20 huruf pertama alfabet, A
sampai T.
Komite Khusus Fédération Dentaire Internationale untuk Bentuk Dental Recording telah
menetapkan persyaratan dasar berikut untuk sistem pembuatan bagan gigi:
1. Sederhana untuk dipahami dan diajarkan
2. Mudah diucapkan dalam percakapan dan dikte
3. Mudah dikomunikasikan dalam bentuk cetak dan kabel
4. Mudah diterjemahkan ke dalam input komputer
5. Mudah beradaptasi dengan bagan standar yang digunakan dalam praktik umum
Komite menemukan bahwa hanya satu sistem, sistem dua digit, yang tampaknya
memenuhi persyaratan ini. Menurut sistem ini, angka pertama menunjukkan kuadran dan angka
kedua menunjukkan jenis gigi di dalam kuadran tersebut. Kuadran diberikan angka 1 sampai 4
untuk gigi permanen dan 5 sampai 8 untuk gigi susu dalam urutan searah jarum jam, mulai dari
sisi kanan atas; gigi dalam kuadran yang sama diberikan angka 1 sampai 8 (gigi sulung, 1 sampai
5) dari garis tengah ke belakang. Digit harus diucapkan secara terpisah; dengan demikian gigi
taring permanen adalah gigi satu-tiga, dua-tiga, tiga-tiga, dan empat-tiga.
Pada bagian “Treatment Proposed” dari catatan pemeriksaan rongga mulut (lihat Gbr. 1-2),
masing-masing gigi yang memerlukan prosedur restoratif, terapi endodontik, atau pencabutan
dicantumkan. Area gingiva yang membutuhkan terapi tindak lanjut juga dicatat. Tanda centang
dapat ditempatkan di samping setiap gigi yang tercatat dan prosedur saat perawatan selesai.
Catatan tambahan mengenai prosedur perawatan selesai dan tanggal dicatat pada halaman
catatan perawatan tambahan.
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
Ketika diindikasikan, pemeriksaan radiografi untuk anak-anak harus diselesaikan sebelum
rencana perawatan kesehatan mulut yang komprehensif dapat dikembangkan, dan radiografi
selanjutnya diperlukan secara berkala untuk memungkinkan deteksi lesi karies yang baru jadi
atau perkembangan anomali lainnya.
Seorang anak terpapar radiasi pengion gigi hanya setelah dokter gigi menentukan bahwa
radiografi diperlukan untuk membuat diagnosis yang memadai untuk masing-masing anak pada
saat kunjungan. Mendapatkan film oklusal, periapikal, atau bite-wing kadang-kadang
diindikasikan pada anak-anak yang sangat muda (bahkan bayi) karena trauma, sakit gigi,
gangguan perkembangan yang dicurigai, atau karies proksimal. Harus diingat bahwa lesi karies
tampak lebih kecil pada radiografi daripada yang sebenarnya.
Pada awal tahun 1967, Blayney dan Hill mengakui pentingnya mendiagnosis lesi karies
proksimal yang baru jadi dengan penggunaan radiografi yang tepat. Jika pasien anak dapat
dimotivasi untuk menerapkan rutinitas kebersihan mulut yang baik didukung oleh pengawasan
yang kompeten, lesi-lesi awal ini dapat dihentikan. Teknik radiografi untuk pasien anak
dijelaskan secara rinci dalam Bab 2.

PEMERIKSAAN AWAL
Secara historis, perawatan gigi untuk anak-anak telah dirancang terutama untuk mencegah
nyeri mulut dan infeksi, terjadinya dan perkembangan karies gigi, kehilangan dini gigi sulung,
kehilangan panjang lengkung rahang, dan pengembangan hubungan antara rasa takut dengan
perawatan gigi. Dokter gigi bertanggung jawab untuk membimbing anak dan orang tua,
menyelesaikan gangguan mulut sebelum dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejajaran gigi,
serta mencegah penyakit mulut. Oleh karena itu, tujuan perawatan gigi anak terutama bersifat
preventif. Kesempatan dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan mulut awal dan konsultasi
orang tua selama masa bayi merupakan elemen kunci dalam mencapai dan mempertahankan
tujuan tersebut.
Beberapa dokter gigi, terutama dokter gigi anak, suka menasihati calon orang tua sebelum
anaknya lahir. Mereka menganggap tepat untuk berdiskusi dengan ibu hamil tentang pentingnya
nutrisi yang baik selama kehamilan dan praktik yang dapat mempengaruhi kesehatan umum dan
gigi anak yang diharapkan.
Juga tepat untuk menanyakan tentang obat yang diminum ibu hamil. Misalnya, konsumsi
tetrasiklin dalam waktu lama dapat menyebabkan gigi sulung berubah warna, berpigmen, dan
bahkan hipoplastik.
Ibu hamil harus didorong untuk mengunjungi dokter giginya dan memperbaiki semua lesi
karies. Kehadiran karies gigi aktif dan Streptococcus mutans tingkat tinggi yang menyertainya
dapat menyebabkan penularan dari ibu ke bayi dan mungkin bertanggung jawab untuk
perkembangan lesi karies pada usia yang sangat dini.
Hal ini tidak dimaksudkan bahwa dokter gigi anak merebut tanggung jawab dokter ibu
hamil dalam merekomendasikan praktik diet; sebaliknya, dokter gigi harus memperkuat
rekomendasi nutrisi yang baik yang diberikan oleh rekan sejawat.

PERAWATAN GIGI BAYI


Kunjungan perawatan kesehatan mulut bayi harus dilihat sebagai dasar pendidikan
pencegahan dan perawatan gigi seumur hidup dapat dibangun untuk membantu memastikan
kesehatan mulut yang optimal hingga masa kanak-kanak. Pemeriksaan mulut, panduan antisipatif
termasuk edukasi pencegahan, dan intervensi terapeutik yang tepat untuk bayi dapat
meningkatkan peluang kebebasan seumur hidup dari penyakit mulut yang dapat dicegah. Paduan
American Academy of Pediatric Dentistry 2013 tentang perawatan kesehatan mulut bayi
mencakup rekomendasi berikut:
1. Semua tenaga kesehatan primer yang melayani ibu dan bayi harus memberikan pendidikan
kepada orang tua/pengasuh tentang etiologi dan pencegahan karies anak usia dini (ECC).
2. Sifat menular dan menular dari bakteri yang menyebabkan ECC dan metode penilaian risiko
kesehatan mulut (misalnya, Caries Assessment Tool [CAT]), panduan antisipatif, dan intervensi
dini harus dimasukkan dalam kurikulum semua bidang medis, keperawatan, dan terkait. program
profesi kesehatan.
3. Setiap bayi harus menerima penilaian risiko kesehatan mulut dari penyedia layanan kesehatan
utamanya atau profesional perawatan kesehatan yang memenuhi syarat pada usia 6 bulan.
4. Orang tua atau pengasuh harus melakukan perawatan gigi di rumah untuk bayi sejak usia 12
bulan.
5. Perawat kesehatan profesional dan semua pemangku kepentingan dalam kesehatan anak harus
mendukung identifikasi perawatan gigi di rumah untuk semua bayi pada usia 12 bulan.
Oleh karena itu, penting bagi dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan mulut pada bayi
dari segala usia, bahkan bayi yang baru lahir, dan pemeriksaan dianjurkan setiap kali orang tua
atau dokter menelepon dengan pertanyaan mengenai penampilan jaringan mulut bayi. Meskipun
tidak ada masalah yang diketahui, kunjungan gigi dan pemeriksaan mulut pertama anak harus
dilakukan minimal pada usia 1 tahun. Kunjungan awal ini memungkinkan dokter gigi dan orang
tua untuk mendiskusikan cara memelihara kesehatan mulut yang baik sebelum masalah serius
berkembang. Pemeriksaan mulut yang memadai untuk bayi umumnya sederhana dan singkat,
tetapi mungkin merupakan langkah pertama yang penting menuju kesehatan mulut yang prima
seumur hidup.
Beberapa dokter gigi mungkin lebih memilih untuk "memimpin" selama sesi pertama
dengan bayi dan orang tua. Orang lain mungkin ingin mendelegasikan beberapa aspek
pendidikan dari sesi tersebut kepada anggota pembantu staf kantor dan kemudian melakukan
pemeriksaan dan menjawab pertanyaan yang belum terselesaikan. Apa pun kasusnya, kadang-
kadang diperlukan adanya asisten untuk membantu menjaga perhatian anak agar orang tua dapat
berkonsentrasi pada informasi penting yang diberikan.
Pemeriksaan mulut bayi tidak selalu perlu dilakukan di ruang operasi gigi, tetapi harus
dilakukan di tempat yang cukup terang untuk pemeriksaan visual. Dokter gigi mungkin merasa
nyaman untuk melakukan pemeriksaan di ruang konsultasi pribadi selama pertemuan awal
dengan anak dan orang tua. Prosedur pemeriksaan mungkin hanya mencakup observasi langsung
dan palpasi digital. Namun, jika molar sulung telah erupsi atau jika instrumen tangan diperlukan,
pemeriksaan harus dilakukan di area di mana transfer instrumen antara asisten gigi dan dokter
gigi dapat berjalan lancar.
Orang tua harus diberi tahu sebelum pemeriksaan bahwa anak perlu ditahan dengan lembut
dan normal jika anak menangis selama prosedur. Bayi digendong di pangkuan orang tua,
biasanya ibu. Keterlibatan langsung orang tua ini memberikan dukungan emosional kepada anak
dan memungkinkan orang tua membantu menahan anak. Kedua orang tua dapat berpartisipasi
atau setidaknya hadir selama pemeriksaan.
Dokter gigi harus melakukan upaya singkat untuk mengenal bayi dan menunjukkan
kehangatan dan perhatian. Namun, banyak bayi dan balita yang tidak terlalu tertarik untuk
berkenalan dengan orang asing, dan dokter gigi tidak boleh berkecil hati jika bayi menolak
pendekatan ramah. Bahkan jika anak memilih untuk menolak (yang umum dan normal), hanya
upaya ekstra yang dapat diabaikan yang diperlukan untuk melakukan prosedur pemeriksaan.
Dokter gigi tidak boleh bingung dengan tangisan dan perilaku menolak dan harus melanjutkan
pemeriksaan dengan tidak tergesa-gesa tetapi efisien. Suara dokter gigi harus tetap tenang dan
menyenangkan selama pemeriksaan. Perilaku dokter gigi harus meyakinkan anak dan
mengurangi kecemasan orang tua tentang prosedur gigi pertama ini.
Salah satu metode pemeriksaan di tempat konsultasi privat diilustrasikan pada Gambar 1-8,
A. Dokter gigi dan orang tua duduk berhadap-hadapan dengan lutut saling bersentuhan. Kaki
bagian atas mereka membentuk "meja pemeriksaan" untuk anak. Kaki anak mengangkangi tubuh
orang tua, yang memungkinkan orang tua menahan kaki dan tangan anak (Video 1-1:
Pemeriksaan mulut). Asisten mencatat temuan pemeriksaan dokter gigi seperti yang didiktekan
dan untuk membantu menahan anak jika diperlukan. Jika ruang yang memadai tersedia di area
konsultasi, pendekatan yang diilustrasikan pada Gambar 1-8, B, mungkin berguna. Asisten
duduk di meja atau tempat menulis di dekat kaki anak. Asisten dan orang tua menghadap ke arah
yang sama, berdampingan dan tegak lurus dengan arah yang menghadap dokter gigi. Asisten
berada dalam posisi yang baik untuk mendengar dan mencatat temuan dokter gigi seperti yang
didiktekan, bahkan jika anak menangis dengan keras. Posisi ini (lihat Gbr. 1-8) juga cocok untuk
mendemonstrasikan prosedur kebersihan mulut kepada orang tua.
Posisi dokter gigi, orang tua, anak, dan asisten gigi selama pemeriksaan di kursi gigi
diilustrasikan pada Gambar 1-9. Asisten duduk lebih tinggi untuk memungkinkan visibilitas yang
baik dan mengantisipasi kebutuhan dokter gigi dengan lebih baik. Asisten juga dalam posisi yang
baik untuk mendengar dan mencatat temuan dokter gigi. Orang tua dan asisten menahan lengan
dan kaki anak. Kepala anak diposisikan di lekukan lengan orang tua. Dokter gigi menetapkan
posisi kursi sehingga tidak hanya tangan dokter gigi tetapi juga lengan bawah dan perut dapat
tersedia untuk menopang kepala anak, jika perlu.
Pemeriksaan mulut bayi sering dilakukan dengan observasi langsung dan palpasi. Dokter
gigi mungkin hanya membutuhkan pencahayaan yang baik untuk visibilitas dan kain kasa untuk
mengeringkan atau membersihkan jaringan. Terkadang penekan lidah dan sikat gigi berbulu
lembut berguna. Di lain waktu, seperti yang disebutkan sebelumnya, dokter gigi akan
menginginkan operasi lengkap tersedia. Pemeriksaan harus dimulai dengan eksplorasi jaringan
lunak yang sistematis dan lembut tanpa instrumen apapun. Anak mungkin menemukan palpasi
lembut ini menenangkan, terutama ketika tulang alveolar di area tumbuh gigi dipijat.
Pemeriksaan dengan jari/palpasi dapat membantu menenangkan anak dan mengurangi resistensi.
Jika instrumen tangan diperlukan, dokter gigi harus memastikan sandaran jari yang stabil
sebelum memasukkan instrumen ke dalam mulut anak.

Gambar 1-8
A, Salah satu
metode
memposisika
n anak untuk
pemeriksaan

Gambar 1-9 Pemeriksaan mulut seorang anak yang sangat muda

Meskipun sedikit komunikasi yang efektif antara dokter gigi dan pasien, anak tersebut
menyadari pada akhir pemeriksaan bahwa tidak ada hal “buruk” yang terjadi dan bahwa prosedur
tersebut diizinkan oleh orang tua, yang hadir dan benar-benar membantu pemeriksaan. Anak
tidak akan menyimpan dendam abadi terhadap siapa pun, dan pengalaman tersebut tidak akan
berdampak buruk pada perilaku anak di masa depan sebagai pasien gigi. Sebaliknya, pengalaman
kami menunjukkan bahwa pemeriksaan awal seperti itu diikuti dengan pemeriksaan secara
teratur sering berkontribusi pada anak-anak menjadi pasien gigi yang sangat baik tanpa rasa takut
pada usia yang sangat muda. Dengan demikian, peluang anak-anak ini untuk menikmati
kesehatan mulut yang prima sepanjang hidup semakin meningkat.

DETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA


Dalam lingkup kedokteran gigi anak perlu memperhatikan kebiasaan dan penyakit yang
mengancam jiwa seperti alkoholisme dan kecanduan obat, yang mungkin terjadi pada anak yang
lebih tua. Rosenbaum telah melaporkan bahwa pelaku kekerasan di usia remaja dan lebih muda
sama lazimnya dengan pecandu dewasa. Masalah penyalahgunaan obat berkaitan langsung
dengan perawatan gigi pasien. Memperoleh dan mempertahankan riwayat yang memuaskan
penting. Kuesioner kesehatan di kantor, seperti yang disajikan dalam bab ini, harus diberi kata-
kata untuk memungkinkan pasien atau orang tua memberikan indikasi masalah obat. Seringkali
sulit untuk mendeteksi kecanduan dari pengamatan biasa. Oleh karena itu masukan dari pasien
yang memberikan indikasi adiksi sangat diperlukan. Pada kunjungan selanjutnya dokter gigi juga
harus mempertimbangkan perubahan dalam riwayat kesehatan umum serta jawaban atas
pertanyaan spesifik.
Penting juga untuk mengetahui apakah pasien menggunakan obat pada saat kunjungan ke
dokter gigi karena dapat terjadi interaksi dengan obat-obatan, seperti nitrous oxide, yang
diberikan di klinik gigi. Jika pasien berada di bawah pengaruh zat yang disalahgunakan,
perawatan gigi harus ditunda sampai pasien tidak "high".
Gejala penyalahgunaan zat termasuk depresi, perasaan tidak mampu, frustrasi, tidak
berdaya, ketidakdewasaan, keterasingan diri, hubungan objek yang buruk, dan kekurangan utama
dalam struktur dan fungsi ego. Pengguna narkoba berat cenderung memiliki kontrol impuls yang
buruk dan sering mengabaikan kebersihan secara umum dan kebersihan mulut secara khusus.
Selain itu, karena pasien mengonsumsi obat yang memengaruhi proses berpikir normal, rasa
sakit akibat kondisi gigi yang tidak dirawat dapat tersamarkan. Kombinasi dari faktor-faktor ini
menghasilkan pasien dengan dental interest yang sangat sedikit yang mempraktikkan
pencegahan yang tidak memuaskan, sehingga menyebabkan peningkatan penyakit mulut.
Identifikasi penyalahguna zat sangat sulit, bahkan untuk pengamat yang berpengalaman.
Namun, ada petunjuk khusus. Perubahan perilaku yang tiba-tiba sering terjadi, begitu pula tanda-
tanda depresi dan kemurungan. Ketertarikan pada lawan jenis seringkali menurun. Tanpa
konsumsi alkohol yang jelas, orang yang kecanduan narkoba dapat terlihat mabuk. Mungkin ada
kebutuhan mendesak akan uang, serta penurunan berat badan dan nafsu makan. Adanya bekas
luka di sepanjang pembuluh darah bisa menandakan suntikan obat. Pecandu sering memakai
kemeja lengan panjang, terlepas dari cuaca, dalam upaya untuk menutupi bekas luka.
Fletcher dan rekan menyatakan bahwa penggunaan obat-obatan terlarang dan zat-zat yang
mudah menguap umum terjadi di kalangan anak muda di negara maju, seperti Amerika Serikat
dan Inggris. Selain menghadirkan risiko kesehatan langsung, penggunaan narkoba dikaitkan
dengan cedera yang tidak disengaja; menyakiti diri sendiri; bunuh diri; dan perilaku
“bermasalah” lainnya, seperti penyalahgunaan alkohol, seks tanpa kondom, dan perilaku
antisosial. Penggunaan narkoba pada usia dini juga dikaitkan dengan penggunaan obat-obatan
berbahaya di masa depan, seperti heroin atau kokain. Pada gilirannya, ketergantungan pada obat-
obatan ini dikaitkan dengan tingginya tingkat morbiditas dan mortalitas, ketidakberuntungan
sosial, dan kejahatan. Karena masalah kesehatan dan sosial inilah pengurangan penggunaan
narkoba oleh remaja menjadi prioritas.
Tinjauan literatur mereka, bagaimanapun, menunjukkan bahwa etos positif dan
keseluruhan tingkat hubungan dan keterlibatan sekolah yang kuat dikaitkan dengan tingkat
penggunaan narkoba yang lebih rendah; dan bahwa, pada tingkat individu, perilaku dan sikap
negatif terkait sekolah juga terkait dengan penggunaan narkoba.
MacDonald melaporkan bahwa eksperimentasi adalah alat belajar remaja yang normal,
tetapi jika digabungkan dengan rasa ingin tahu dan keberanian remaja normal, itu bisa
berbahaya. Merokok tembakau adalah contoh percobaan remaja yang umum. Dalam sebuah studi
oleh National Survey on Drug Use and Health, 12% remaja berusia 12 hingga 17 tahun telah
merokok satu batang atau lebih pada bulan sebelumnya; dan dari mereka yang tidak pernah
merokok, lebih dari 22% dianggap rentan untuk mulai merokok

FAKTOR ETIOLOGI PADA PENYALAHGUNAAN NARKOBA


Penyalahgunaan narkoba pada remaja dapat ditelusuri ke banyak penyebab, yang paling
penting dianggap sebagai pemberontakan terhadap orang tua dan masyarakat. Faktor-faktor lain
mungkin termasuk kebutuhan untuk melupakan tekanan hidup sehari-hari, keinginan untuk
kesenangan, dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan kelompok yang ingin diasosiasikan
dengan orang muda. Melalui obat-obatan, anak muda memperoleh perasaan bebas dan kekuasaan
karena mereka telah melanggar aturan orang tua dan masyarakat. Kepuasan yang diperoleh
melalui pemberontakan terhadap orang tua dapat memberikan motivasi yang kuat pada remaja
untuk terus menyalahgunakan narkoba.
Anak-anak dari orang tua kaya semakin diakui sebagai kelompok berisiko tinggi untuk
pengembangan sifat-sifat seperti narsisme, kontrol impuls yang buruk, toleransi yang buruk
terhadap frustrasi, depresi, dan kemampuan koping yang buruk. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika sejumlah besar anak dalam kelompok ini menggunakan narkoba untuk
mengatasi rasa frustasi, kebosanan, kecemasan, dan depresi.
Secara umum, dibandingkan dengan anak muda yang tidak menggunakan narkoba,
pengguna narkoba ternyata kurang tertarik pada pendidikan formal, kurang terlibat dalam
kegiatan terorganisir seperti atletik, dan cenderung tidak memiliki tujuan yang jelas. Remaja
yang sering menggunakan narkoba digambarkan memiliki lebih banyak masalah psikologis
daripada yang bukan pengguna. Persentase yang jauh lebih tinggi dari bukan pengguna narkoba
melaporkan hubungan dekat dengan orang tua mereka. Anak-anak yang terlibat penyalahgunaan
narkoba lebih sering ditemukan mengalami kehilangan orang tua atau memiliki orang tua yang
bercerai.

ZAT KHUSUS DAN FREKUENSI PENGGUNAAN


Sejak 1975, Institut Penelitian Sosial Universitas Michigan, yang didanai oleh Institut
Penyalahgunaan Narkoba Nasional, telah mengumpulkan data bulan lalu, tahun lalu, dan
penggunaan narkoba seumur hidup di antara siswa kelas 12. Itu diperluas pada tahun 1991 untuk
memasukkan siswa kelas 8 dan 10. Laporan terbaru
(http://www.monitoringthefuture.org//pubs/monographs/mtf-overview2013.pdf) mengatakan
bahwa pada akhir abad ke-20, anak muda Amerika mencapai tingkat penggunaan narkoba yang
luar biasa tinggi. Pada tahun 1975, sebagian besar anak muda (55%) telah menggunakan obat-
obatan terlarang pada saat mereka lulus SMA. Ini naik menjadi 66% pada tahun 1981, tetapi
menurun menjadi 41% pada tahun 1992 — titik terendah. Setelah tahun 1992, dalam apa yang
disebut laporan itu sebagai "fase kambuh" dari epidemi, proporsinya meningkat pesat menjadi
55% pada tahun 1999 dan secara bertahap menurun menjadi 47% pada tahun 2009 sebelum naik
sedikit menjadi 50% pada tahun 2013.
Misalkan dokter gigi mengidentifikasi seseorang yang membutuhkan bantuan. Apa yang
bisa dilakukan? Kecuali jika dokter gigi sangat memenuhi syarat untuk menangani masalah
kecanduan, jawabannya adalah rujukan langsung atau tidak langsung ke pusat perawatan. Jika
orang tersebut mengungkapkan suatu kebutuhan, dokter gigi dapat langsung memberi tahu orang
tersebut atau orang tua tentang agen daerah yang memberikan bantuan. Namun, pecandu dapat
bereaksi secara defensif, bahkan dengan permusuhan, jika pendekatan langsung digunakan.
Seperti halnya masalah yang berkaitan dengan kesehatan umum atau gigi, upaya pencegahan
harus dimulai dari usia muda. Anak-anak di usia yang sangat muda perlu dibantu untuk
mengembangkan citra diri yang positif, rasa harga diri, dan identitas tersendiri.

KECENDERUNGAN BUNUH DIRI PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA


Selama pemeriksaan anak, dokter gigi anak harus mewaspadai tanda dan gejala
kecenderungan bunuh diri. Seberapa lazim bunuh diri pada anak kecil dan remaja? Menurut
American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (http://www.aacap.org), ribuan remaja
melakukan bunuh diri setiap tahun. Ini adalah penyebab utama kematian keenam pada usia 5
hingga 14 tahun dan penyebab utama ketiga pada usia 15 hingga 24 tahun. Kecenderungan
bunuh diri mengikuti pola dan latar belakang yang dapat diamati oleh profesional atau orang tua
yang cerdas. Kutipan berikut dari American Academy of Child and Adolescent Psychiatry:
Remaja mengalami perasaan stres yang kuat, kebingungan, keraguan diri, tekanan untuk
sukses, ketidakpastian keuangan, dan ketakutan lainnya saat tumbuh dewasa. Bagi sebagian
remaja, perceraian, keluarga baru dengan orang tua tiri dan saudara tiri, atau pindah ke
komunitas baru dapat meresahkan dan dapat meningkatkan keraguan diri. Bagi beberapa remaja,
bunuh diri tampaknya menjadi solusi untuk masalah dan stres mereka.
Depresi dan perasaan ingin bunuh diri adalah gangguan mental yang bisa diobati. Anak
atau remaja perlu mengetahui dan mendiagnosis penyakitnya, dan mengembangkan rencana
perawatan yang tepat. Ketika orang tua ragu apakah anak mereka memiliki masalah serius,
pemeriksaan psikiatri dapat membantu. Banyak tanda dan gejala perasaan ingin bunuh diri mirip
dengan depresi.
Orang tua harus menyadari tanda-tanda berikut dari remaja yang mungkin mencoba bunuh
diri:
• Perubahan kebiasaan makan dan tidur
• Menarik diri dari teman, keluarga, dan aktivitas rutin
• Tindakan kekerasan, perilaku memberontak, atau melarikan diri
• Penggunaan narkoba dan alkohol
• Pengabaian penampilan pribadi yang tidak biasa
• Perubahan kepribadian yang nyata
• Kebosanan yang terus-menerus, sulit berkonsentrasi, atau penurunan kualitas mengerjakan
tugas sekolah
• Sering mengeluh tentang gejala fisik, seringkali berhubungan dengan emosi, seperti sakit perut,
sakit kepala, atau kelelahan
• Kehilangan minat dalam aktivitas yang menyenangkan
• Tidak menoleransi pujian atau hadiah

Seorang remaja yang berencana bunuh diri juga dapat menunjukkan tanda-tanda berikut:
• Mengeluh menjadi orang jahat atau "merasa busuk" di dalam
• Memberikan petunjuk verbal dengan pernyataan seperti, "Saya tidak akan menjadi masalah
bagi Anda lebih lama lagi", "Tidak ada masalah", "Tidak ada gunanya," dan "Aku tidak akan
melihatmu lagi."
• Membereskan urusannya; misalnya, memberikan barang-barang kesayangannya,
membersihkan kamarnya, atau membuang barang-barang penting
• Tiba-tiba menjadi ceria setelah masa depresi
• Memiliki tanda psikosis (halusinasi atau pikiran aneh)

Anak-anak yang mengatakan ingin bunuh diri tidak boleh diabaikan, dan ekspresi
perhatian dan diskusi lebih lanjut dengan anak itu penting. Selain itu, bantuan dari profesional
kesehatan mental harus dicari secara aktif. Dengan konseling dan dukungan keluarga yang tepat,
intervensi dapat berhasil.
Harus diakui bahwa dokter gigi anak dan ortodontis berada dalam posisi unik untuk
mengenali tanda-tanda peringatan dini bunuh diri pada remaja. Loochtan dan Cole menyurvei
1000 praktisi ortodontis dan 54 kursi departemen program postdoctoral. Dari mereka yang
disurvei, 50% memiliki setidaknya satu pasien yang mencoba bunuh diri, dan 25% memiliki
setidaknya satu pasien muda yang benar-benar melakukan bunuh diri.
PENGENDALIAN INFEKSI PADA KLINIK GIGI
Tim dokter gigi terpapar berbagai macam mikroorganisme dalam air liur dan darah pasien
mereka. Ini mungkin termasuk hepatitis B dan C, virus herpes, cytomegalovirus, virus campak,
virus gondong, virus cacar air, HIV, Mycobacterium tuberculosis, streptococci, staphylococci,
dan infeksi lain yang tidak dapat dicegah dengan vaksin. Tidak mungkin untuk mengidentifikasi
semua pasien yang mungkin mengandung mikroorganisme berbahaya, perlu menggunakan
“standard precaution” dan melakukan prosedur pengendalian infeksi secara rutin untuk
menghindari penyebaran penyakit. Prosedur pengendalian infeksi berikut seperti yang dijelaskan
oleh Miller dan Palenik didasarkan pada yang direkomendasikan untuk kedokteran gigi oleh
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Departemen Kesehatan dan Layanan
Kemanusiaan A.S :
• Selalu dapatkan (dan perbarui) riwayat medis menyeluruh (seperti yang dibahas sebelumnya
dalam bab ini) dan sertakan pertanyaan tentang pengobatan, penyakit saat ini, hepatitis,
penurunan berat badan yang tidak disengaja, limfadenopati, lesi jaringan lunak mulut, atau
infeksi lainnya.
• Bersihkan semua instrumen yang dapat digunakan kembali dengan pembersih ultrasonik atau
pencuci/disinfektor, dan minimalkan jumlah penggosokan tangan. Kenakan sarung tangan
karet tebal, masker, dan pakaian pelindung serta kacamata untuk melindungi dari cedera
tusukan dan percikan.
• Sterilkan semua instrumen yang dapat digunakan kembali yang menembus atau bersentuhan
dengan jaringan mulut atau yang terkontaminasi air liur atau darah. Instrumen logam atau
tahan panas harus disterilkan dalam autoklaf uap, oven panas kering, atau alat sterilisasi uap
kimia tak jenuh. Barang yang peka terhadap panas mungkin memerlukan waktu pemaparan
hingga 10 jam untuk sterilisasi dalam bahan kimia cair yang disetujui oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan A.S. sebagai disinfektan/steril, diikuti dengan pembilasan dengan air
steril. Disinfeksi tingkat tinggi dapat dilakukan dengan merendam bahan kimia
disinfektan/sterilan selama waktu pemaparan yang direkomendasikan pada label produk,
diikuti dengan pembilasan dengan air.
Pemantauan prosedur sterilisasi harus mencakup kombinasi parameter proses, termasuk
mekanik, kimia, dan biologis. Parameter ini mengevaluasi kondisi sterilisasi dan keefektifan
prosedur. Pemantauan biologis harus dilakukan setiap minggu.
• Instrumen gigi harus dibungkus sebelum sterilisasi. Instrumen yang tidak dibungkus tidak
memiliki umur simpan dan harus segera digunakan setelah diproses.
• Alat pelindung diri (sarung tangan, masker, kacamata pelindung, dan pakaian klinis) harus
dipakai saat merawat pasien.
• Kontaminasi permukaan kontak klinis dengan bahan pasien dapat terjadi karena percikan
langsung atau percikan yang dihasilkan baik selama prosedur perawatan gigi atau melalui
kontak dengan tangan yang bersarung tangan. Perlindungan penghalang permukaan dan
peralatan dapat mencegah kontaminasi permukaan kontak klinis, tetapi sangat efektif untuk
permukaan yang sulit dibersihkan. Penghalang termasuk bungkus plastik bening, tas,
lembaran, tabung, dan kertas berlapis plastik atau bahan lain yang tahan terhadap kelembapan.
Jika penghalang tidak digunakan, pembersihan dan disinfeksi permukaan antara pasien harus
melibatkan penggunaan disinfektan rumah sakit yang terdaftar EPA dengan klaim
tuberkulosidal (yaitu, disinfektan tingkat menengah).
• Kebersihan tangan (misalnya mencuci tangan, antisepsis tangan, atau antisepsis tangan bedah)
secara substansial mengurangi potensi patogen pada tangan. Bukti menunjukkan bahwa
kebersihan tangan yang benar adalah satu-satunya tindakan paling penting untuk mengurangi
risiko penularan organisme. Untuk pemeriksaan gigi rutin dan prosedur non-bedah, cuci
tangan dan antisepsis tangan dicapai dengan menggunakan sabun dan air biasa atau
antimikroba. Jika tangan tidak terlihat kotor, cairan pembersih tangan berbasis alkohol sudah
cukup.
• Limbah medis yang diatur hanyalah sebagian kecil dari limbah, terdiri dari 9% hingga 15%
dari total limbah di rumah sakit dan 1% hingga 2% dari total limbah di kantor gigi. Limbah
medis yang diatur memerlukan penyimpanan, penanganan, netralisasi, dan pembuangan
khusus dan dicakup oleh peraturan dan regulasi federal, negara bagian, dan lokal. Contoh
limbah yang diatur yang ditemukan dalam pengaturan praktik kedokteran gigi adalah limbah
padat direndam atau dijenuhi dengan darah atau air liur (misalnya kain kasa yang dibasahi
darah setelah operasi), pencabutan gigi, jaringan keras dan lunak yang diangkat melalui
pembedahan, dan benda tajam yang terkontaminasi (misalnya jarum, pisau bedah, dan kabel).
• Prostesis gigi, peralatan, dan barang-barang yang digunakan dalam pembuatannya (misalnya
impresi, pelek oklusal, dan registrasi gigitan) merupakan sumber potensial untuk kontaminasi
silang dan membutuhkan penanganan dengan cara yang mencegah pemaparan terhadap
praktisi dan pasien.

BIOFILM
Tujuan pengendalian infeksi dalam kedokteran gigi adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan pajanan pasien dan anggota tim gigi terhadap mikroorganisme. Patogen potensial
biasanya dapat berasal dari pasien dan praktisi. Sumber lain, bagaimanapun, bisa dari
lingkungan, seperti melalui udara atau air.
Saluran air dental unit mengandung jumlah air yang relatif kecil, banyak di antaranya
bersentuhan terus menerus dengan permukaan bagian dalam pipa. Air tidak bergerak konstan
dengan periode tidak aktif yang diperpanjang. Pergerakan air bervariasi, dengan aliran terbesar
berada di tengah pipa. Saluran air dental unit mudah dikolonisasi oleh berbagai mikroorganisme,
termasuk bakteri, virus, dan protozoa. Air yang masuk ke dental unit biasanya mengandung
sedikit mikroorganisme. Namun, air yang keluar dari dental unit seringkali sangat
terkontaminasi. Proliferasi mikroorganisme terjadi di dalam biofilm yang menempel pada
permukaan internal saluran air dental unit.

Pedoman saat ini untuk perawatan saluran air dental unit yang tepat adalah sebagai berikut:
1. Air saluran dental unit harus mengandung <200 unit pembentuk koloni per mL (CFU/mL).
2. Untuk prosedur pembedahan, gunakan air steril atau garam dari sumber sekali pakai.
3. Mulailah setiap hari dengan membersihkan semua lini dengan menyiram secara menyeluruh
dengan air.
4. Buang semua udara dan air dari alat genggam berkecepatan tinggi selama 20 hingga 30 detik
setelah setiap pasien.
5. Pertimbangkan reservoir terpisah, protokol perawatan bahan kimia, dan sistem pengiriman air
steril.
6. Gunakan katup antiretraksi dan perangkat flush terminal ke dalam dental unit.
7. Kuras saluran air di penghujung hari.
8. Disinfeksi dental unit yang terpasang pada pasokan air utama rumah sakit setiap 4 bulan
dengan air berklorin 500 ppm..

PERAWATAN GIGI DARURAT


Kunjungan awal pasien sering kali dipicu oleh situasi darurat. Prosedur diagnostik yang
diperlukan untuk janji temu gigi darurat telah diuraikan dalam bab ini sebelumnya, tetapi
kunjungan darurat cenderung berfokus pada dan menyelesaikan satu masalah atau satu set
masalah terkait daripada memberikan diagnosis oral dan rencana manajemen yang komprehensif.
Setelah masalah darurat terkendali, dokter gigi harus menawarkan layanan komprehensif kepada
pasien atau orang tua.
Sisa dari buku ini menyajikan informasi bagi dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi
untuk meningkatkan keterampilan diagnostik dan manajemen mereka dalam memberikan
layanan perawatan kesehatan mulut kepada anak-anak dan remaja selama kunjungan gigi darurat
dan yang direncanakan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai