LEMAHNYA ATURAN HUKUM KT

Pasal 4 ayat (2) Peraturan

Kepala BPN No. 4 Tahun 1991
tentang KT menyatakan bahwa
KT dapat dilaksanakan apabila
minimal 85% dari pemilik tanah
 Pasal 4 ayat (2) Peraturan
Kepala BPN No. 4 Tahun 1991
tentang KT menyatakan bahwa
KT dapat dilaksanakan apabila
minimal 85% dari pemilik tanah
dan/atau yang menguasai tanah di
lokasi yang telah ditetapkan
menyatakan persetujuannya

Ketentuan itu menyisakan

pertanyaan mengenai
penyelesaian terhadap sebesar
15% yang belum menyatakan
persetujuannya.

tidak ada hukuman/sanksi pada

mereka yang menolak
 KEMATIAN DAN
KEHILANGAN TEMPAT
TINGGAL

KERUGIAN BESAR BAGI RENTANG USIA

MASYARAKAT MASYARAKT MENURUN

KUALITAS UDARA
BANJIR
MENURUN

RESAPAN AIR DAN SARINGAN

UDARA ALAMI TIDAK ADA

RUANG TERBUKA HIJAU TIDAK

TERSEDIA

JALAN
KERUSAKAN NATURAL LANSKAP LINGKUNGAN KECIL

PERUBAHAN FUNGSI LAHAN

 PERUBAHAN FUNGSI LAHAN

PEMBANGUNAN TIDAK SESUAI

TATA RUANG

PERKEMBAN
KOTA/KAB YA

KELAMBANAN
DALAM KO
TANA

REGULASI

MELEMAHNYA PERSPEKTIF SDM

ATR/PERTANAHAN SINERGISME KELEMBAGAAN
BELUM EFEKTIF

Peraturan Kepala BPN No.

PERUBAHAN TUGAS 4 Tahun 1991 tentang
(KEPRES NO.26 TH 1998) Konsolidasi
Tanah, Pasal 4 ayat (1).
 Peraturan Kepala BPN No.
PERUBAHAN TUGAS 4 Tahun 1991 tentang
(KEPRES NO.26 TH 1998) Konsolidasi
Tanah, Pasal 4 ayat (1).

PELAKSANA POLITIK AGRARIA

MENJADI
ADMINISTRATOR PERTANAHAN Penetapan lokasi
KT itu sendiri dilakukan
oleh Bupati/Walikota.

ATR/PERTANAHAN TIDAK PUNYA

HAK LANGSUNG DALAM
PENGEMBANGAN KT berpotensi terjadi konflik
kepentingan, suap-
menyuap
 KEMATIAN

MASYARAKAT
TERJANGKIT
PENYAKIT

G USIA
MENURUN RENTAN DI PEMBAYARAN
TUMBUHI LISTRIK
PENYAKIT MENINGKAT

UDARA
RUN POTENSI TERCIPTANYA
TUNAWISMA/PENGAMEN
UDARA LEMBAB,
DAN
PENGGUNAAN
LISTRIK BOROS
WAKTU MASYARAKAT KEHILANGAN
PERJALANAN TEMPAT TINGGAL
TIDAK EFEKTIF

BANGUNAN
TIDAK DIMASUKI
TERJADI CAHAYA DALAM KURUN WAKTU TERTENTU
KEMACETAN TERJADI SENGKETA LAHAN

JARAK ANTAR MASYARAKAT TINGGAL PADA

JALAN BANGUNAN
LINGKUNGAN KECIL DAERAH MILIK
SANGAT DEKAT PEMERINTAH/SWASTA

MENGGUNAKAN TANAH
SEMAKSIMAL MUNGKIN (BUKAN TANAH MAKIN MAHAL
EFEKTIF)
 MENGGUNAKAN TANAH
SEMAKSIMAL MUNGKIN (BUKAN TANAH MAKIN MAHAL
EFEKTIF)

PENYEDIAAN LAHAN TIDAK

TERPENUHI

PERKEMBANGAN WILAYAH
KOTA/KAB YANG SPORADIS

KELAMBANAN/KEGAGALAN
DALAM KONSULIDASI
TANAH(KT)

PARTISIPASI
MASYRAKAT

SINERGISME KELEMBAGAAN MASYARAKAT KURANG

BELUM EFEKTIF KURANG EDUKASI
SADAR RUANG

ala BPN No. Surat Edaran Kepala BPN No. BENTUK HUKUM KT YANG KURANGNYA SOSIALIASASI
1 tentang KURANG MENGINTEFENSI LEMBAGA TERKAIT
410-4245 tanggal 7 MASYARAKAT
dasi Desember 1991 ATR/PERTANAHAN
4 ayat (1). perihal Petunjuk Pelaksanaan
KT, Poin 4
ala BPN No. BENTUK HUKUM KT YANG KURANGNYA SOSIALIASASI
Surat Edaran Kepala BPN No. KURANG MENGINTEFENSI
1 tentang 410-4245 tanggal 7 LEMBAGA TERKAIT
dasi MASYARAKAT ATR/PERTANAHAN
Desember 1991
4 ayat (1). perihal Petunjuk Pelaksanaan
KT, Poin 4

MASYARAKAT BOLEH TIDAK MEMAHAMI

MENOLAK TANPA AKIBAT MANFAAT PROFRAM KT
n lokasi HUMUM DARI
dilakukan PENOLAKANNYA
Walikota.
dalam keanggotaan Tim
Pengendalian Provinsi dan
Tim Koordinasi
Kabupaten/Kotamadya ada
unsur otoritas Pekerjaan
jadi konflik Umum (PU) sebagai anggota
n, suap-
uap

terjadi benturan
ATR/Pertanahan(otoritas
vertikal) dan PU(otoritas
dari PEMDA)
 KURANG EDUKASI

KURANGNYA SOSIALIASASI
LEMBAGA TERKAIT
ATR/PERTANAHAN
KURANGNYA SOSIALIASASI
LEMBAGA TERKAIT
ATR/PERTANAHAN

TIDAK MEMAHAMI
MANFAAT PROFRAM KT