Anda di halaman 1dari 89

BELAJAR STAAD PRO

1. BAB I = DESAIN GEOMETRIK SEDERHANA

Buku ini sebenarnya tidak sekompleks buku-buku lain mengenai software-software analisis
struktur lain. Penulis hanya mencoba merekam apa yang selama ini diketahui mengenai
software analisis struktur yang satu ini.
STAAD PRO sendiri merupakan software yang dikembangkan oleh Research Engineers
International lalu kemudian dijual kepada Bentley.

Gambar 1.1 Tampilan Awal STAAD Pro V8i series 4

Ini tampilan depan ketika open window program STAAD Pro ini. Kebetulan software ini STAAD
PRO V8i series 4. Selanjutnya untuk mengawali pemakaian software ini lakukan hal0hal di
bawah ini sebagai berikut :
Silahkan klik New Project.
NEW PROJECT

Gambar 1.2 Project Tasks

2. Setelah di klik, akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

Gambar 1.3 Kolom Satuan Unit, Penamaan Project Dan Lokasi Penyimpanan

Sisi kiri atas terdapat tulisan SPACE, PLANE, FLOOR, TRUSS. Empat (4) hal ini merupakan tipe
struktur yang bisa kita gunakan untuk membuat model geometrik sesuai kebutuhan desain
yang akan dianalisis.
Untuk SPACE bisa digunakan untuk membuat struktur ruang, struktur portal tiga (3) dimensi.
Tipe PLANE bisa digunakan untuk membuat struktur bidang koordinat X-Y.
Model TRUSS digunakan untuk struktur bidang yang menerima gaya aksial semata tanpa terjadi
momen di dalamnya.
Tipe FLOOR untuk membuat struktur dua (2) dan tiga (3) dimensi yang meniadakan gaya
horizontal.
Sisi kanan atas terdapat jendela FILE NAME. Silahkan isi nama pekerjaan, nama struktur dan
lain sebagainya.
Di bawahnya ada jendela LOCATION. Jendela ini berfungsi untuk menempatkan file yang akan
anda buat ke folder sesuai keinginan anda. Pertama arahkan kursor anda ke tanda
, lalu kemudian klik.
Setelah anda klik akan uncul window seperti ini.

Gambar 1.4 Pemilihan Folder Penyimpanan

Silahkan buat folder lalu klik folder yang anda buat untuk menyimpan seluruh data mengenai
hasil analisis struktur yang akan anda buat. Hal ini dilakukan, mengingat setelah analisis struktur
dilakukan di software ini, data-datanya lumayan banyak sehingga mesti dibuatkan folder untuk
menyimpan lebih rapi dan teratur. Di bawah ini salah satu isi hasil analisis struktur yang
disimpan.
Gambar 1.5 Contoh File Setelah Tersimpan Di Folder
Gambar 1.6 Kolom Satuan Unit, Penamaan Project Dan Lokasi Penyimpanan

Kembali ke window di atas. Perhatikan tulisan/jendela LENGTH UNITS dan FORCE UNITS.
Silahkan pilih acuan perhitungan analisis anda mulai dari standar ukuran jarak dan gaya yang
nanti digunakan.
Setelah semua anda lakukan, silahkan klik NEXT. Kemudian akan muncul window seperti di
bawah ini.
Gambar 1.7 Penentuan Model Geometrik (Add Beam)

Dari windows di atas anda akan diberikan pola konfigurasi dalam membuat desain geometrik
pilihan anda.
Apabila anda memilih ADD BEAM akan muncul contoh seperti gambar di sampingnya.
Kalau anda memilih ADD PLATE akan muncul tampilan seperti di bawah ini.
Gambar 1.8 Penentuan Model Geometrik (Add Plate)

Apabila anda memilih ADD SOLID akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1.9 Penentuan Model Geometrik (Add Solid)


Apabila anda memilih OPEN STRUCTURE WIZARD akan muncul tampilan seperti ini.

Gambar 1.10 Penentuan Model Geometrik (Open Structure Wizard)

Setelah muncul tampilan di atas, silahkan klik FINISH. Kemudian akan muncul window seperti di
bawah ini.

Gambar 1.11 Open Structure Wizard


Pada Drop Down List ada banyak tipe/model struktur yang anda inginkan. Misalnya ambil
contoh TRUSS MODELS. Arahkan kursor anda pada gambar PRATT TRUSS. Lalu klik dua kali.
Hasilnya akan tampil window seperti ini.

Gambar 1.12 Pratt Truss Tools

Parameter ini anda bisa isi sesuai rencana desain anda. Hal ini juga berlaku dengan piliha-pilhan
model desain struktur lain. Tergantung kebutuhan desain anda.
Kembali ke window di bawah ini.
Gambar 1.13 Penentuan Model Geometrik (Open Staad Editor)

Apabila memilih OPEN STAAD EDITOR, akan tampil seperti di atas.


Coba anda klik FINISH, maka akan muncul window seperti di bawah ini.
Gambar 1.14 Tampilan Staad Editor

Window ini merupakan tempat melakukan edit apabila terdapat data-data yang ingin
dibenarkan, tanpa perlu masuk ke desain awal.
Kemudian bila memilih EDIT JOB INFORMATION klik FINISH maka akan muncul window seperti
di bawah ini.

Gambar 1.15 Tampilan Edit Informasi Project


Window ini digunakan untuk mengisi daftar keterangan yang nantinya dibutuhkan untuk
kelengkapan laporan/report dari hasil analisis.
Setelah itu kita masuk pada Window utama pada STAAD seperti di bawah ini.

Gambar 1.16 Tampilan Window STAAD (Bagan kerja)

Posisi kita sekrang berada pada toolbar SETUP

SETUP

Gambar 1.17 Tampilan Tool Dalam Staad

Untuk masuk tahap membuat Geometrik silahkan klik GEOMETRIK.


GEOMETRIK

Gambar 1.18 Tampilan Tool Dalam Staad

Dalam TOOLBAR GEOMETRIK ini anda bisa membuat desain TRUSS, SPACE, PLANE dll.
Setelah diklik akan muncul window seperti di bawah ini.

Gambar 1.19 Tampilan Tool Awal Setelah memilih model geometric rencana

Untuk penulis biasanya menggambar mulai dari node/titik per node/titik.


Silahkan arahkan kursor anda pada tanda CLOSE . Kemudian akan tersisa window seperti
di bawah ini.

Gambar 1.20 Tampilan Window Bagan Kerja

Setelah itu arahkan kursor anda pada window di bawah ini.


Gambar 1.21 Tampilan Kolom Penentuan Koordinat Titik (Node)

Pada window ini silahkan input 0 (ANGKA NOL). Seperti window seperti ini.
Gambar 1.22 Tampilan Kolom Penentuan Koordinat Titik (Node)

Setelah menginput nilai 0 (ANGKA NOL), akan muncul titik.node pada area window untuk
membuat desain geometriknya.

TANDA
NODE/TITIK

Gambar 1.23 Tampilan Titik (Node) setelah diinput pada kolom koordinat
Apabila tidak kelihatan, arahkan kursor anda pada menu NODE CURSOR seperti di bawah ini.

Gambar 1.24 Tool Kursor

Setelah di arahkan, lalu klik NODES CURSOR.


Setelah memilih Kursor NODE, arahkan kursor ke area bidang gambar lalu klik tahan hingga
muncul seperti di bawah ini.

Gambar 1.25 Tampilan Titik (Node) setelah diinput pada kolom koordinat
Setelah mengurung bidang titik tersebut akan muncul NODE/TITIK berwarna merah. Titik
merah itu menjadi titik awal anda untuk membuat desain geometrik.
Dalam tulisan ini kita coba membuat sebuah desain PORTAL SEDERHANA dengan contoh
seperti di bawah ini.

450 cm

300 cm

Gambar 1.26 Rencana Gambar Kerja (Portal)

Sebelum membuat portal di atas, terlebih dahulu kita harus mengenal SISTEM KOODINAT pada
software STAAD.
Dalam STAAD dikenal dengan system KOORDINAT GLOBAL KOORDINAL LOKAL. Koordinat
global seperti di bawah ini.
Gambar 1.27 Koordinat Global

Untuk Sistem Koordinat Lokal seperti di bawah ini.

Gambar 1.28 Koordinat Local

Kemudian untuk membuat gambar di atas pada area bidang gambar pada STAAD, pertama
berawal dari NODE yang diperlihatkan di atas, buat satu GARIS yang biasa pada STAAD di
istilahkan MEMBER.
Caranya, pertama arahkan KURSOR anda pada window di bawah ini
Gambar 1.29 Kolom Penentuan Titik Koordinat

Pada window di atas menunjukkan NODE anda baru berjumlah dengan acuan titik koordinat
(0,0,0).
Pada kolom NODE nomor dua (2) silahkan isi berdasarkan titik koordinat (0,3.5,0)

Gambar 1.30 Proses Input Kolom Penentuan Titik Koordinat

Setelah diinput akan muncul gambar dua (2) NODE/TITIK seperti di bawah ini.
2 TANDA
NODE/TITIK

Gambar 1.31 Tampilan Titik/Node Setelah Diinput

Setelah jadi, dua NODE yang sudah anda buat bisa di COPY dan PASTE searah Koordinat arah
X.
Bisa pula menginput nilai koordinat pada window pada NODE nomor tiga (3) di atas dengan
nilai (4.5,0,0) dan NODE nomor empat (4) dengan nilai (4.5,3.5,0).
Maka akan muncul empat (4) NODE seperti di bawah ini.
4 TANDA
NODE/TITIK

Gambar 1.32 Tampilan Titik/Node Setelah Diinput Dan Dgandakan

Setelah empat (4) NODE dibuat, selanjutnya membuat BEAM dalam bentuk GARIS dalam
istilah program ini MEMBER.
Caranya, pertama arahkan kursor anda ke Toolbar ADD BEAM lalu klik.

ADD BEAM

Gambar 1.33 Tool Kursor

Setelah diklik, kursor anda akan berubah.


Arahkan kursor tersebut ke NODE/TITIK kemudian buat garis atau MEMBER dari titik/node ke
titik/node yang lain hingga terbentu garis seperti di bawah ini.
Gambar 1.34 Tampilan Portal Setelah Dibuat Geometrik membernya

Mungkin bisa jadi perhatian anda, ketika membuat garis sebaiknya konsisten arah menariknya.
Hal itu tentu akan mempengaruhi perhitungan gaya-gaya dalam yang dilakukan oleh program
STAAD.
Untuk mengecek bahwa anda telah konsisten mengecek silahkan arahkan kursos anda ke salah
satu MEMBER atau BEAM tanpa harus melakukan klik.
Gambar 1.35 Tampilan Warna Member Star Dan End

Perhatikan warna biru dan hijaunya. Warna tersebut memperlihatkan tanda START dan END
dari cara menggambar kita. Tanda hijau berarti anda tarikan awal anda (START) dalam
membuat MEMBER sedangkan warna biru merupakan titik akhir (END) anda dalam membuat
MEMBER.

Gambar 1.36 Tampilan Warna Member Star Dan End


Posisi membuat gambar anda telah sama.
Kemudian untuk membuktikan ukuran telah sama dengan gambar, anda bisa arahkan kursor
anda ke TOOLBAR DISPLAY NODE TO NODE DISTANCE.

Gambar 1.37 Tool Kursor

DISPLAY NODE TO
NODE DISTANCE

Setelah di klik, arahkan kursor anda ke NODE lalu tahan dan arahkan ke NODE lain. Maka akan
muncul tampilan seperti ini.

Gambar 1.38 Tampilan Jarak Portal Antar Titik


Apabila anda terganggu dengan notasi jarak yang anda buat, anda juga bisa menghilangkannya.
Caranya klik toolbar di bawah ini.

Gambar 1.39 Tool Kursor

REMOVE ALL NODE TO


NODE DISTANCE DISPLAY

Setelah anda sesuaikan ukuran pada bidang gambar STAAD dengan gambar yang akan dibuat,
dan sesuai. Maka tugas untuk membuat gambar Geometrik telah selesai.
Dalam WINDOW GEOMETRIK selain membuat BEAM seperti yang telah kita buat, bisa
membuat beberapa pilihan geomtrik, seperti PLATE tampilannya seperti di bawah ini.

PLATE

Gambar 1.40 Window Untuk Proses Geometrik Plate


Perhatikan garis lingkaran merah. Perbedaan dengan window BEAM hanya pada lingkaran
tersebut.

Gambar 1.41 Window Untuk Fokus Kolom Node Plate

Selain PLATE terdapat juga window untuk SOLID, SURFACE, PARAMETRIC dan COMPOSITE
DECK.
Kita coba buat kasus Portal 3 Dimensi seperti di bawah ini.

Gambar 1.42 Tiga Dimensi Portal Rencana


Pada gambar di atas nantinya kita tambahkan PLATE dalam portal 3 dimensi berikut.
Pertama portal yang anda buat silahkan di COPY dan PASTE ke arah koordinat Z Sejauh nilai
450 cm atau 4,5 M. Akan muncul gambar seperti di bawah ini.

Gambar 1.43 Tampilan Portal Setelah Diinput Dan Digandakan

Lalu buat BEAM sambungan antara Portal yang satu dengan yang lain.
Perhatikan arah tarikan awal dan akhir anda, sebaiknya tarik secara konsisten sesuai arah
tarikan pertama. Caranya seperti di atas. Setelah itu akan muncul tampilan seperti di bawah ini.
Gambar 1.44 Tampilan Portal Setelah Ditambahkan Member Untuk Area Plat

Setelah PORTAL 3 DIMENSI dibuat, tahap selanjutnya adalah membuat PLATE.


Langkah pertama arahkan kursor anda pada TOOLBAR di bawah ini.

ADD 4-NODED
PLATE

Gambar 1.45 Tool Kursor

Setelah di klik, arahkan kursornya ke empat (4) NODE portal di sisi atas kemudian tahan dan
tarik hingga membentuk persegi seperti di bawah ini
Gambar 1.46 Tampilan Proses membuat Geometrik Plat

Gambar 1.47 Tampilan Portal 3 Dimensi

Untuk melihat PLATE nya silahkan arahkan kursor anda pada TOOLBAR di bawah ini.
PLATE CURSOR

Gambar 1.48 Tool Kursor

Klik sisi bidang persegi dengan kursor PLATE maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

Gambar 1.49 Tampilan Portal 3 Dimensi Dengan Plate

Desain geometric PORTAL 3 DIMENSI telah selesai dibuat.


2. BAB II = DESAIN GENERAL

Pada BAB ini, dari PORTAL 3 DIMENSI yang telah dibuat, kita akan membuat desain meliputi
membuat JENIS MATERIAL, membuat SPEK DESAIN, membuat TUMPUAN, membuat DEFINISI
BEBAN dan PENGINPUTAN BEBAN (Beban Mati, Beban Hidup, Beban Angin, Beban Gempa
Dan Lain-lain).
Membuat jenis material ini mulai dari type atau dimensi material, kemudian melakukan
ASSIGN pada geometrik yang telah dibuat.
Langkah awalnya adalah arahkan kursor anda arah ke kanan ke window PROPERTIES seperti di
bawah ini.

Gambar 2.1 Tampilan Kolom Dan Ikon Properties

Semisalnya kita mau membuat material CONCRETE dengan dimensi sebagai berikut :
1. KOLOM 30x30
2. BALOK 20x40
3. PELAT LANTAI 12cm
Klik tombol DEFINE maka akan muncul window seperti di bawah ini
Gambar 2.2 Pilihan Propoerty Circle

Ada beberapa pilihan model PROPERTY material seperti di bawah ini.


Di bawah ini untuk pemodelan RECTANGLE.

Gambar 2.3 Pilihan Propoerty Rectangle


Sedangkan di bawah ini untuk pemodelan TEE.

Gambar 2.4 Pilihan Propoerty TEE

Lalu di bawah ini untuk pemodelan TRAPEZOIDAL.

Gambar 2.5 Pilihan Propoerty Trapezoidal


Dan di bawah ini untuk pemodelan GENERAL.

Gambar 2.5 Pilihan Propoerty General

Dan di bawah ini untuk pemodelan TAPERED I. Model di bawah ini biasa digunakan pada
pemodelan girder jembatan dan lain-lain.

Gambar 2.6 Pilihan Propoerty Tapered I


Dan di bawah ini untuk pemodelan TAPERED TUBE. Model di bawah ini biasa digunakan pada
pemodelan gorong-gorong, terowongan dan lain-lain.

Gambar 2.7 Pilihan Propoerty Tapered Tube

Serta yang terakhir ini untuk pemodelan ASSIGN PROFIL.

Gambar 2.8 Pilihan Propoerty Assign Profil

Karena kasus kita ini berdasarkan arahan gambar kita buat tipe RECTANGLE dengan dua
dimensi, pertama KOLOM 30x30 lalu untuk BALOK 20x40
Dengan mengisi untuk tipe RECTANGLE

Gambar 2.9 Kolom Pengisian DImensi Property Rectangle

Gambar 2.10 Kolom Pengisian DImensi Property Rectangle

Untuk Nilai LEBAR notasi ZD dan Nilai PANJANG notasi YD kemudian ADD.
Setelah di ADD akan muncul di window seperti ini di sebelah kanan layar anda.
Gambar 2.11 Kolom Tampilan Property Setelah Diinput

Dua dimensi ini dilakukan ASSIGN atau menempelkan ke objek geometrik yang telah dibuat.
Caranya, pertama klik area atau MEMBER atau batang yang akan ditempelkan jenis
materialnya. Hingga muncul penanda merah seperti di bawah ini.

Gambar 2.12 Pemilihan Member Yang Akan Didefinisikan Materialnya


Kemudian arahkan kursor ke window property kembali ke ASSIGNMENT METHOD kemudian
pastikan yang tercentang atau ter-mark hitam adalah ASSIGN TO SELECTED BEAMS seperti di
bawah ini.

Gambar 2.13 Memilih Property Dalam Kolom Property

Setelah dicentang, maka klik tanda ASSIGN dan YES. Maka pada gambar akan muncul tanda
bahwa objek geometrik telah ditempelkan tipe material.

Gambar 2.14 Member Setelah Di Definisikan


Begitu juga untuk material BALOK 20x40 dengan proses yang sama.

Gambar 2.14 Member Yang Telah Didefinisikan Materialnya

Untuk melakukan ASSIGN material PELAT LANTAI berbeda. Gunakan tombol pada windows
PROPERTIES yakni THICNESS.
Arahkan kursor anda ke layer kanan window properties dan klik maka akan muncul window
seperti di bawah ini.

Gambar 2.15 Kolom Property Plate


Input nilai pada PLATE ELEMENT THICKNESS sesuai yang disyaratkan pada desain.
Untuk opsi SURFACE THICNESS sendiri bisa digunakan untuk membuat dinding SHEAR WALL.
Setelah dimasukkan nilai dimensinya, kemudian ADD.
Setelah itu akan muncul di window PROPERTY seperti di bawah ini.

Gambar 2.16 Kolom Property Pemilihan Material (Plate)

Pastikan anda memilih area yang akan di ASSIGN atau ditempelkan tipe material yang dibuat.
Sebelumnya jangan lupa ganti kursor anda dengan kursor PELAT. Seperti di bawah ini. Arahkan
kursor anda ke sebelah kiri window lalu klik ikon

Arahkan kursor anda setelah mengganti kursor dengan kursor pelat, lalu klik geometrik pelat
anda, hingga muncul tampilan di bawah ini.
Gambar 2.17 Pendefinisian Material Plate

Setelah anda tandai Plat Lantai, pastikan pada WINDOW PROPERTIES dan ASSIGNMENT
METHOD.
Pastikan tercentang ASSIGN TO SELECTED PLATES seperti di bawah ini.

Gambar 2.18 Kolom Property Pemilihan Material (Plate)

Kemudian ASSIGN dan YES.


Untuk melihat bentuk 3D (Tiga Dimensi) bahwa geometric anda telah didefinisikan/ditempelkan
jenis/tipe materialnya, silahkan klik tombol 3D RENDERED VIEW seperti di bawah ini.

3D RENDERED VIEW

Gambar 2.19 Ikon 3D View

Maka akan muncul pada window seperti di bawah ini.

Gambar 2.20 Tampilan 3d View

Untuk membuat atau memilih PROFIL BAJA silahkan klik tombol SECTION DATABASE, maka
akan muncul window seperti di bawah ini.
Gambar 2.21 Kolom Property Baja

Silahkan memilih tipe material baja berdasarkan standar baja sesuai standar yang digunakan.
Dalam STAADPRO memberikan banyak jenis dan spesifikasi untuk profil baja. Selain itu ada
COLDFORMED STEEL atau yang sering kita kenal dengan BAJA RINGAN. Ada pula TIMBER dan
ALUMINIUM.
Setelah itu kita melangkah ke jendela SPEC
SPEK

Gambar 2.22 Toolbar Tahapan Input STAAD

Gambar 2.23 Kolom Spesifikasi

Dalam SPECIFICATIONS ini ada beberapa settingan untuk NODE, BEAM dan PLATE.
Contohnya seperti di bawah ini.
Gambar 2.24 Kolom Node Spesifikasi

Pada settingan spek NODE settingan DEFAULTnya adalah RIGID.


Bisa saja kita atur tidak rigid keseluruhan, dan kita pilih untuk NODE di nomor berapa.

Gambar 2.25 Kolom Member Spesifikasi


Untuk RELEASE berfungsi untuk menentukan koneksi BEAM TO BEAM atau BEAM TO
COLUMN. Bisa ditentukan dari penempatan START dan END yang sebelumnya kita marking
area atau MEMBER/BEAM yang akan kita release.
Pada intinya RELEASE itu melepaskan, baik melepaskan momen dari beberapa arah maupun
gaya dalam beberapa arah, tinggal penentuan dari kita. Namun nilai DEFAULT nya adalah tidak
ada yang di RELEASE.

Gambar 2.26 Kolom Member Spesifikasi (Offset)

Untuk OFFSET dalam melakukan offset atau menyeimbangkan atau menyesuaikan kondisi
BEAM/MEMBER. Untuk kondisi DEFAULT nya posisi member ditarik dari AS KE AS. Dengan
adanya OFFSET bisa mengkondisikan posisi MEMBER pada posisi sebenarnya. Kondisi nya bisa
seperti di bawah ini.
Gambar 2.27 Kolom Member Spesifikasi (Input Offset)

Arahkan titik LOCATION pada pilihan START dan masukkan nilai OFFSET sesuai keinginan kita.
Kemudian ADD, maka akan muncul pada window seperti di bawah ini.

Gambar 2.28 Kolom Spesifikasi


Klik rencana MEMBER yang kita ingin OFFSET lalu pastikan pada ASSIGNMENT METHOD
terpilih ASSIGN TO SELECTED BEAM. Kemudian ASSIGN dan YES.
Tampilan awal pada 3D RENDERED VIEW seperti di bawah ini.

Gambar 2.29 3D View Awal

Gambar 2.30 Tampilan Setelah Diedit Spesifikasi


Perhatikan MEMBER/BEAM yang berwarna MERAH. Tampilannya kemudian seperti di bawah
ini.

Gambar 2.31 Tampilan 3D View Setelah Diedit Spesifikasi

Kondisi BEAM terkondisikan seperti format OFFSET yang sudah diinput. Begitu juga dengan
titik-titik yang lain.
Untuk MEMBER TRUSS adalah elemen yang hanya mampu mempunyai derajat kebebasan –
deformasi aksial dan tidak sama dengan rangka batang dengan momen release pada kedua
ujungnya.
Untuk MEMBER TENSION adalah elemen yang hanya mampu menerima gaya tarik maka
secara otomatis perintah ini menonaktifkan kondisi beban yang mengalami tekan.
Untuk MEMBER COMPRESSION adalah elemen yang hanya mampu menerima gaya tekan
maka secara otomatis perintah ini menonaktifkan kondisi beban yang dapat menyebabkan
elemen mengalami tarik.

Kemudian kita melangkah ke tombol dan window selanjutnya yakni SUPPORT.


SUPPORT

Gambar 2.32 Toolbar Staad

Akan tampil window seperti di bawah ini.

Gambar 2.33 Kolom Support


Arahkan kursor anda pada tombol CREATE dan klik maka akan tampil seperti di bawah ini.

Gambar 2.34 Kolom Opsi Support

SUPPORT ini berfungsi untuk mendefinisikan tumpuan rencana pada geometrik yang dibuat.
Contoh pada geometrik kita didefinisikan dengan tumpuan JEPIT. Maka yang dipilih adalah
FIXED, bila tumpuannya SENDI maka gunakan PINNED sedangkan tumpuan ROLL maka pilih
FIXED BUT lalu masukkan syarat untuk TUMPUAN ROLL.
Setelah dipilih silahkan di ADD dan pilih titik yang akan didefinisikan.
Sebelumnya ganti kursor anda dengan kursor NODE. Kemudian pilih titik/ NODE yang akan
dipilih.
Perhatikan pada ASSIGNMENT METHOD pastikan yang tercentang USE CURSOR TO ASSIGN,
lalu ASSIGN dan YES. Maka akan mucul seperti di bawah ini.
Gambar 2.35 Tampilan Portal Setelah Diberi Support

Kemudian kita melangkah ke tombol dan window selanjutnya yakni LOAD AND DEFINITION.

LOAD & DEFINITION

Gambar 2.36 Toolbar STAAD

Akan tampil window seperti di bawah ini.


Gambar 2.37 Kolom Load Definitions

Silahkan arahkan kursor anda ke tulisan LOAD CASES DETAILS kemudian klik tombol ADD.
Maka akan muncul window seperti di bawah ini.

Gambar 2.38 Kolom Load Case


Pada window PRIMARY ini silahkan arahkan kursor anda pada tool LOADING TYPE pada drop
down list, akan tampil list seperti ini.

Gambar 2.39 List Loadcase

Untuk pertama silahkan input BEBAN MATI / DEAD LOAD.


Dalam kolom TITLE silahkan masukkan masukkan BEBAN MATI/DEAD LOAD. Kemudian dalam
LOADING TYPE pilih DEAD.
Akan tampil seperti ini.
Gambar 2.40 Rename Load Case

Setelah penginputan dilakukan, silahkan ADD.

Gambar 2.41 Kolom Load & Definitions Setelah Diinput


Pada window ini silahkan arahkan kursor pada 1. BEBAN MATI lalu klik kemudian ADD. Akan
muncul window seperti ini.

Gambar 2.42 Kolom Load Items Selfweight

Dalam window ini terdapat macam-macam jenis pembebanan. Masing-masing dikondisikan


berdasarkan jenis/model/type/bentuk beban yang diinginkan.
Dalam BEBAN MATI pada geometrik kita ini, silahkan memasukkan beban sendiri
SELFWEIGHT. Nilai beban masukkan dalam kolom FACTOR dengan nilai -1 untuk arah atau
DIRECTION centang Y (Default).
Pada arah koordinat Y untuk atas bawah. Dimana atas untuk nilai + (Plus) dan bawah untuk -
(Minus). Setelah itu ADD.
Kemudian masukkan BEBAN MERATA. Silahkan pilih MEMBER LOAD maka akan tampil
window seperti ini.
Gambar 2.43 Kolom Load Member Load

Untuk beban merata silahkan pilih UNIFORM FORCE. Berdasarkan gambar yang muncul,
sesuaikan posisi perletakkan BEBAN. Namun kali ini kita pasang sepanjang BEAM/MEMBER.
Tidak perlu meinginput nilai d1, d2, dan d3. Cukup masukkan nilai W senilai -100.
Pastikan nilainya MINUS sebagai penunjuk arah beban. Pastikan pula ARAH/DIRECTION nya
tercentang GY menunjukkan arah GLOBAL ARAH Y. Setelah itu di ADD.
Gambar 2.44 Kolom Load & Definitons Setelah Input Load Items

Pada window di atas sudah masuk beban sendiri dan beban merata. Selanjutnya menginput
beban-beban tersebut pada bidang geometrik.
Pertama silahkan arahkan kursor anda pada tulisan SELFWEIGHT Y-1 kemudian klik.
Lalu arahkan kursor anda ke bawah ke ASSIGNMENT METHOD.
Centang ASSIGN TO VIEW lalu klik tombol ASSIGN lalu YES.
Kemudian untuk beban merata, silahkan arahkan kursor anda pada UNI GY -100 Kg/m silahkan
klik dan arahkan kursor anda pada BALOK/MEMBER/BEAM kemudian klik semua
BALOK/MEMBER/BEAM tersebut.
Setelah itu arahkan kursor ke arah kanan bawah ASSIGNMENT METHOD.
Centang ASSIGN TO SELECTED BEAMS lalu klik tombol ASSIGN lalu YES.
Di bawah ini tampilan setelah dimasukkan beban.
Gambar 2.45 Tampilan Definisi Beban Selfweight Dan Member Load

Setelah itu kita input BEBAN HIDUP. Dengan cara yang sama dengan penginputan BEBAN
MATI tadi. Namun berbedanya, hanya pada dropdown list, silahkan klik LIVE. Maka akan
muncul seperti di bawah ini.

Gambar 2.46 Kolom Load & Definitons Input Beban Hidup


Untuk beban hidup ini kita coba masukkan BEBAN LANTAI. Caranya setelah klik BEBAN HIDUP
lalu ADD. Lalu masukkan FLOOR LOAD.

Gambar 2.47 Kolom Load Items Floor Load

Cara penginputan FLOOR LOAD. Pertama input nilai beban pada kolom PRESSURE senilai -250
dengan arah atau DIRECTION GLOBAL Y.
Untuk beban lantai ini, penempatannya pada PELAT LANTAI.
Untuk menginputnya, pertama arahkan kursor NODE ke titik paling ujung atas bagian kiri.
Pada NODE/TITIK tersebut klik dua kali lalu muncul window seperti ini.
LOAD & DEFINITION

KOLOM RANGE

Gambar 2.48 Input Node Koordinat

Nilai tersebut silahkan di input dalam kolom RANGE

Gambar 2.49 Input Load Items Floor Load Beban Hidup

Cara memasukkan nilainnya sangat dipengaruhi oleh cara awal kita menarik garis member.
Karena menentukan titik awal dan titik akhirnya.
TITIK AWAL

TITIK AKHIR

Gambar 2.50 Lokasi Titik/Node Penempatan Beban Hidup/Floor Load

Titik awal diinput pada nilai MINIMUM pada kolom RANGE. Baik dari DEFINE Y RANGE, DEFINE
X RANGE dan DEFINE Z RANGE. Pada dua titik tersebut di klik dua kali lalu masukkan nilainya.

Gambar 2.51 Input Titik Koordinat Untuk Floor Load

Setelah diinput kemudian ADD.


Gambar 2.52 Tampilan Floor Load

Selanjutnya memasukkan nilai KOMBINASI PEMBEBANAN atau LOAD COMBINATION.


Klik kembali LOAD CASES DETAILS lalu ADD. Pilih DEFINE COMBINATIONS.

Gambar 2.53 Kolom Load Case Define Combinatios

Misalnya masukkan nilai kombinasi pembebanannya senilai :


1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LLUntuk nilai pertama, pada kolom DEFAULT masukkan 1.4. Kemudian klik
tulisan pada kolom AVAILABLE yakni 1: BEBAN MATI lalu klik tanda >.

Gambar 2.54 Kolom Load Case Input Combinatios

Setelah itu ADD. Setelah itu lakukan hal yang sama pada kombinasi kedua.

Gambar 2.55 Kolom Load Case Input Combinatios


Setelah selesai penginputan pada window LOAD & DEFINITIONS akan muncul seperti ini.

Gambar 2.56 Kolom Load & Definitions Setelah Input Beban Kombinasi

Setelah selesai penginputan seluruh beban, kita beranjak ke proses analysis.


ANALYSIS/PRINT

Gambar 2.57 Toolbar STAAD

Setelah di klik, akan muncul window seperti di bawah ini.

Gambar 2.58 Kolom Analysis/Print


Klik tombol PERFORM ANALYSIS dan pada PRINT OPTIONS pastikan tercentang LOAD DATA
kemudian ADD.
Proses ini sangat perlu sebelum anda melakukan analysis. Bila perintah ini terlupa, biasanya
software tidak membaca bahwa hasil pekerjaan belum siap untuk dilakukan analysis.
Langkah terakhir sebelum masuk tahap desain adalah melakukan RUNNING terhadap proses
penginputan yang sudah kita lakukan.
Arahkan kursor anda pada TOOLBAR ANALYZE kemudian klik RUN ANALYSIS lalu SAVE, maka
proses running dilakukan.

Gambar 2.58 Proses Analisis


3. BAB III = IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS STRUKTUR PADA DESAIN
GEOMETRIK
Dalam bab ini tugas kita adalah membuat tampilan post processing. Hal ini dilakukan untuk
melihat reaksi-reaksi gaya-gaya dalam hasil pemodelan kita sebelumnya.
Dengan begitu kita bisa melakukan desain material dari komponen yang telah kita pilih.
Berikut tampilan post processing berikut ini :

Klik Ikon Post


Processing

Gambar 3.1 Tampilan Window Post Processing

Klik OK pada Result Setup.


Dalam kolom Selected bisa dikembalikan ke kolom Available dengan klik ikon
Dengan klik ikon tersebut, akan membatasi tampilah hasil gaya-gaya dalam yang akan
diperoleh.
Karena pada tampilan terdapat 4 (empat) load case, maka ketika empat-empatnya berada pada
kolom Selected, maka seluruhnya akan menampilkan gaya-gaya dalam akibat empat load case
tersebut.
Tampilan gaya-gaya dalam tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 3.2 Tampilan Window Post Processing (Node)

Pada tampilan di atas terlihat seluruh load case ditampilkan dalam bentuk angka-angka reaksi
gaya-gaya dalam.
Setelah itu untuk melihat tampilan-tampilan lain, coba arahkan kursor anda pada toolbar
sebelah kiri layer anda seperti di bawah ini.
Gambar 3.3 Tool Post Processing

Pada toolbar tersebut terdapat 5 pilihan ikon yakni NODE, BEAM, PLATE, ANIMATION dan
REPORTS.
Tampilan NODE sendiri terdiri dari DISPLACEMENT dan REACTION seperti gambar di atas.
Untuk DISPLACEMENT berfungsi untuk menampilkan deformasi dari portal desain kita di atas.
Tampilannya seperti di bawah ini.
Gambar 3.4 Tampilan Window Post Processing (Node)

Tampilan dengan warna hijau ini sebenarnya bisa memperlihatkan adanya deformasi dari portal
struktur di atas. Untuk memperlihatkan deformasi agar bisa lebih jelas, silahkan di atur
skalanya.
Caranya dengan klik ikon
Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini.
Gambar 3.5 Tampilan Ikon Diagram

Arahkan kursor anda ke ikon SCALES lalu klik. Lalu akan muncul tampilan kolom Scale di bawah
ini.

Gambar 3.6 Tampilan Ikon Diagram Scale

Untuk mengedit DISPLACEMENT perhatikan kolom dan angka Displacement.


Skala ditunjukkan 1000, silahkan diperkecil skalanya menjadi 1 (satu) lalu Apply dan OK.
Lihat tampilan deformasi yang muncul pada portal struktur di bawah ini.
Gambar 3.7 Tampilan Window Post Processing (Node) Setelah Scaling

Gambar di atas sudah memperlihatkan posisi portal berwarna hijau dan abu-abu menandakan
terjadi deformasi struktur.
Untuk hasil tiap-tiap load case dapat diubah dengan mengarahkan kursor anda ke kanan atas
pada ikon
Silahkan mengganti dengan load case sesuai yang tertera dalam ikon tersebut.
Untuk melihat nilai-nilai bisa melihat layer bagian kiri anda dimana tertera deformasi arah
horizontal, vertical maupun resultan serta rotasinya.
Selain itu kita juga bisa memunculkan angka pada deformasi di atas.
Caranya dengan mengarahkan kursor pada toolbar RESULTS.
Gambar 3.8 Tampilan Toolbar Result

Kemudian Klik VIEW VALUE lalu akan tampil kolom seperti di bawah ini.

Gambar 3.9 Tampilan Toolbar Result View Value

Karena yang akan kita munculkan ini adalah deformasi, maka arahkan kursor anda pada ikon
NODE lalu akan tampil seperti di bawah ini.
Gambar 3.10 Tampilan Toolbar Result View Value (Node)

Lalu centang arah yang kita inginkan. Maka tampilan deformasinya akan seperti di bawah ini.

Gambar 3.11 Tampilan Window Post Processing (Node) Setelah View Value

Post Processing untuk bagian NODE ini juga menampilkan REACTIONS.


Silahkan klik REACTIONS maka akan muncul tampilan di bawah ini.
Gambar 3.12 Tampilan Window Post Processing Support Reaction

Gambar di atas memperlihatkan reaksi-reaksi pada tumpuan.


Nilai reaksi inilah yang biasa digunakan untuk mendesain pondasi.
Untuk mengetahui nilai maksimum dari Reaksi tumpuan ini bisa dilakukan dengan
mengarahkan kursor pada sisi kanan layer anda pada table yakni table SUMMARY lalu klik.
Maka akan muncul tampilan di bawah ini.

Gambar 3.13 Nilai Maksimum Reaction

Nilai maksimum yang digunakan bisa dilihat dari bagan table tersebut dengan ditandai angka
yang di Bold otomatis oleh software.
Tampilan BEAM yakni FORCES, STRESS, dan GRAPHS seperti di bawah ini.

Gambar 3.14 Tool Post Processing

Forces sendiri berfungsi untuk menampilkan gaya-gaya dalam serta momen yang terjadi pada
portal struktur.
Tampilannya seperti di bawah ini.
Gambar 3.15 Tampilan Window Post Processing Beam Forces (Bending Z)

Pada window gambar kerja terlihat diagram momen yang terjadi pada portal struktur.
Namun diagram momen ini masih se arah sumbu local Z.
Untuk mengubah ke sumbu local Y silahkan klik ikon
Setelah di klik akan tampil seperti di bawah ini.
Gambar 3.16 Tampilan Window Post Processing Beam Forces (Bending Y)

Untuk melihat nilai yang digunakan untuk mendesain balok dan kolom, bisa dengan melihat
table disamping window.
SIlahkan meng-klik member/beam yang ingin diketahui nilai gaya-gaya dalamnya.
Contoh seperti di bawah ini.

Gambar 3.17 Tampilan Window Post Processing Beam Forces (Bending Y) Value
Tanda merah akan mengarahkan kita pada nomor member/beam yang kita inginkan.
Untuk mengatahui momen maksimum dan gaya geser maksimum bisa dengan melihat table
SUMMARY. Seperti di bawah ini.
Begitu pula bila ingin memunculkan diagram torsi, gaya geser arah Z, Y dan gaya aksial.
Caranya dengan meng-Klik ikon-ikon berikut.

Gambar 3.18 Ikon-Ikon Memunculkan Gaya-Gaya Dalam pada Staad

Gambar 3.19 Nilai Maksimum / Summary Gaya-Gaya Dalam

Untuk pilihan STRESS pada toolbar BEAM berfungsi untuk mengetahui tegangan pada
member/beam. Seperti di bawah ini.
Gambar 3.20 Tampilan Stress Pada Beam

Jika kita meng-Klik satu member, maka akan tampil penampang member tersebut seperti di
bawah ini.

Gambar 3.21 Tampilan Stress Dimensional Pada Beam


Nilai-nilai tegangan itu bisa menjadi acuan kita untuk mengontrol mutu beton yang rencana kita
gunakan.
Dan yang terakhir pada toolbar BEAM adalah GRAPHS seperti tampilan di bawah ini.

Gambar 3.22 Tampilan Diagram Momen Dan Geser

Untuk memperbesar diagram momen, bisa dengan mengatur skala seperti pada penjelasan
sebelumnya.

Tampilan PLATE terdiri dari CONTOUR dan RESULT ALONG LINE.


Sedangkan saat melakukan kiln pada ikon PLATE, secara otomatis muncul kolom DIAGRAMS.
Tampilannya seperti di bawah ini.
Gambar 3.23 Tampilan Post Processing Plate

Pada kolom diagrams ini untuk memunculkan beragam STRESS TYPE seperti di bawah ini.

Gambar 3.24 Plate Stress Contour Opsi

Pada kolom di atas kita bisa memilih bermacam-macam tegangan pada plat.
Kita ambil contoh MAX ABSOLUTE maka akan tampil pada window seperti di bawah ini.
Gambar 3.25 Tampilan Stress Contour Plat

Terlihat contour tegangan berdasarkan grafil yang diperlihatkan.


Untuk melihat MAX STRESS pada pelat bisa mengarahkan kursor ke arah kanan window anda,
lalu maximize tabelnya seperti di bawah ini.

Gambar 3.26 Tampilan Value Stress Plat


Toolbar lainnya adalah ANIMATE, setelah di klik akan muncul tampilan di bawah ini
Gambar 3.27 Tampilan Post Processing Animate

Dalam kolom ini kita bisa memunculkan animasi deformasi baik defleksi dan deformasi serta
bila kita memodelkan pembebanan gempa bisa dimunculkan dengan opsi pada ikon MODE.
Dan yang terakhir pada POST PROCESSING ini adalah REPORT.
Setelah meng-klik REPORT akan muncul window seperti di bawah ini.

Gambar 3.28 Tampilan Post Processing Report (Items)


Dalam window ini ada beberapa tool yang bisa digunakan yang nantinya dimunculkan dalam
laporan struktur.
Misalnya dalam setup ITEMS ini terdapat NODES, BEAMS, PLATES, SECTIONS, MATERIALS,
SUPPORTS, RELEASES, PRIMARY LOAD CASES, COMBINATIONS LOAD CASE, LOAD
GENERATION.
Apabila kita ingin memunculkan semua silahkan klik ikon
Setelah diklik semua item di atas akan berpindah ke kolom sebelahnya.

Gambar 3.29 Tampilan Post Processing Report Items


Input

Hal ini menandakan bahwa item-item itu akan muncul semua dalam laporan struktur.
Kemudian kita juga bisa memilih tool LOAD CASES
Gambar 3.30 Tampilan Post Processing Report Load Cases

Terlihat dalam kolom Selected dafaultnya sudah memasukkan semua LOAD CASES.
Begitu seterusnya sesuai keperluan pelaporan.
Hal yang terpenting juga yakni untuk mengganti KOP laporan silahkan klik tool NAME AND
LOGO.

Gambar 3.31 Tampilan Post Processing Report Name And Logo


Kita bisa mengisi KOP tersebut dengan gambar dan nama kop yang kita inginkan.
Tampilan kop bisa seperti di bawah ini.

Gambar 3.32 Tampilan Kop laporan Pada Staad

Anda mungkin juga menyukai