(Pekerjaan Kolom)
Oleh:
P3A1 20 049
Pelaksanaan Magang
Pelaksana : Putra Dwjanto Mangoki
Waktu Pelaksanaan : November 2022 s.d Januari 2023
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Koordinator Program Studi D3 Teknik Sipil
ii
CURICULUM VITAE
RIWAYAT PENDIDIKAN
2020 – Sekarang : Universitas Halu Oleo Program Pendidikan
Vokasi Jurusan D3 Teknik Sipil
2017 – 2020 : SMA Negeri 2 Kendari
2014 – 2017 : SMP Negeri 5 Kendari
2008 – 2014 : SD Negeri 1 Poasia ( SD Negeri 6 Kendari )
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga Laporan magang ini dapat diselesaikan
dengan baik dan lancar.
Laporan magang ini merupakan salah satu kewajiban yang harus
diselesaikan penulis sebagai mahasiswa Jurusan D-III Teknik Sipil Universitas
Halu Oleo Kendari untuk memperoleh gelar Ahli Madya Teknik. Dengan
dilaksanakannya magang ini maka diharapkan mahasiswa dapat memperoleh
wawasan yang baru tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan
Teknik Sipil.
Dalam penulisan Laporan magang ini penulis menyadari perlunya
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Secara khusus penulis menghanturkan rasa terima kasih dan penghargaan yang
teramat tulus kepada keluarga besar penulis terutama kedua Orang Tua saya,
beserta keluarga besar, yang senantiasa memberikan motivasi, materil dengan
ikhlas dan penuh kasih sayang.
2. Bapak DR. Eng. Sudarsono, ST.,M.Eng selaku Direktur Program Pendidikan
Vokasi Universitas Halu Oleo.
3. Bapak Muh. Handy Dwi Adityawan selaku Koordinator Program Studi D- III
Tekni Sipil Program Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo yang telah
membantu dan membimbing dalam penyusunan Laporan magang ini.
4. Bapak Aloysius Angela Prima Mangiri, ST., MT selaku Dosen Pembimbing
kampus sangat membantu proses penyususnan Laporan magang ini dan yang
selalu memberi pembelajaran.
5. Ir. Sunardi S. Ars selaku pembimbing lapangan juga para rekan – rekan di
tempat magang Pembangunan Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes
Kendari.
6. Seluruh dosen dan staf Jurusan D.III Teknik Sipil yang telah mendidik dan
iv
membantu penulis selama masa perkuliahan semoga dapat menjadi amalan di
akhirat kelak
Kendari,
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN MAGANG...............................................ii
CURICULUM VITAE.........................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Maksud Dan Tujuan Magang...................................................2
1.3 Manfaat Magang.......................................................................2
1.3.1 Bagi Mahasiswa................................................................2
1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi dan Instansi Magang...................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................3
2.1 Bangunan Gedung....................................................................3
2.2 Uraian, Pengertian (Toeri) Terkait Lingkup Pekerjaan............5
2.2.1 Manajement Lingkup Pekerjaan.......................................5
2.2.2 Kolom...............................................................................7
2.3 Metode Pelaksanaan Kolom...................................................17
2.3.1 Kolom Menurut SNI.......................................................17
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG..........................21
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Magang..............................21
3.2 Data Umum Proyek................................................................22
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan..............................................23
3.4 Latar Belakang Pekerjaan.......................................................23
3.5 Fasilitas Umum Proyek..........................................................24
BAB IV HASIL PELAKSANAAN MAGANG....................................26
4.1 Pekerjaan Kolom....................................................................26
4.2 Pekerjaan Pengecoran Kolom.................................................29
vi
4.2.1 Pengecoran Kolom..........................................................29
4.2.2 Pembongkaran Bekisting................................................32
4.3 Permasalahan..........................................................................32
4.4 Penanganan masalah yang terjadi di lapangan.......................32
4.5 Pembahasan............................................................................33
4.6 Analisa Rancangan Anggaran Biaya......................................34
4.6.1 BOQ ( bill of quantity )...................................................34
4.6.2 Perhitungan Volume Kolom...........................................35
4.7 Data Lampiran Gambar Denah Rencana Kolom....................70
4.8 Harga Bahan dan Upah Pekerja..............................................73
4.9 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)...............................74
4.10 Rencana Anggaran Biaya (RAB).........................................77
BAB V PENUTUP.................................................................................78
5.1 Kesimpulan.............................................................................78
5.2 Saran.......................................................................................79
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Uji Nilai Slump......................................................................................31
Tabel 4.2 Harga Bahan dan Upah Tenaga Kerja..............................................................73
Tabel 4.3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Beton Mutu K-250.......................................74
Tabel 4. 4 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Beton.........................................75
Tabel 4.5 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemasangan Bekisting.................................76
Tabel 4.6 Rencana Anggaran Biaya (RAB).....................................................................77
Tabel 4.7 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya............................................................77
ix
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Magang adalah salah satu syarat akademik yang wajib dipenuhi setiap
mahasiswa acara Studi D3 Teknik Sipil di program Pendidikan Vokasi
Universitas Halu Oleo pada menyelesaikan pendidikan D3 dan syarat sebelum
mengambil mata kuliah Tugas Akhir (TA). Magang ialah acara akademik yang
mempunyai syarat bagi mahasiswa yang telah lulus minimal 82 SKS dan memiliki
IPK minimal 2,5.
Dalam proses magang ini mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk
menyaksikan langsung Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Labiratorium
Terpadu Poltekkes Kemenkes Kendari yang dimana pekerjaan yang diamati ialah
Pekerjaan Kolom, dimulai dari lantai 1 sampai lantai 3 Gedung Laboratorium
Terpadu Poltekkes Kemenkes Kendari.
Program magang diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi kedua
belah pihak, baik pihak perusahaan maupun mahasiswa. Program ini diharapkan
dapat menghasilkan seorang ahli madya yang tidak hanya menguasai konsep
(teori) namun memahami dan mengenal praktek kerja konstruksi serta
pemanfaatan ilmu keteknik sipilan secara nyata, mencetak seorang lulusan ahli
madya teknik sipil yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Kegiatan magang ini wajib dilakukan selama 90 hari kalender, magang
dilakukan supaya mahasiswa mampu mendapat ilmu yang dipergunakan saat di
lapangan yang mungkin tidak ada atau belum didapatkan di bangku peerkuliahan,
dan bertujuan untuk mempersiapkan mental serta fisik untuk mahasiswa dalam
menghadapi dunia kerja sesudah lulus dari dunia perkuliahan.
Dalam hal ini, penulis sudah memenuhi syarat akademik serta
administratif menjadi mahasiswa pada program Studi D3 Teknik Sipil acara
Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo sehingga dapat melakukan magang
mulai bulan November hingga bulan Desember 2022 pada Proyek Pekerjaan
Pembangunan Fakultas kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu oleo.
1
I.2 Maksud Dan Tujuan Magang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Bangunan Gedung
3
1. Fungsi Hunian
Pemuntukan bangunan rumah tinggal bertujugan
untuk memenuhi kebutuhan orang akan papan/rumah. oleh
sebab itu, pemuntukan bangunan ini harus memperhatikan
faktor keamanan serta kenyamannya. Model model bangunan
tempat tinggal tinggal antara lain rumah, perumahan, rumah
susun, apartemen, mess, kontrakan, kos-kosan, asrama.
2. Fungsi usaha
Bangunan dengan fungsi menjadi usaha didirikan agar
mendukung aktifitas komersial mencakup jugal, beli, dan sewa.
Bangunan komersial ditujukan untuk keperluan usaha sehingga
faktor lokasi yang strategis memegang peranan penting bagi
kesuksesan bangunan model-model bangunan komersial di
antaranya pasar, supermarket, mall, retail, pertokoan,
perkantoran, serta komplek kios.
3. Fungsi Sosial dan Budaya
Mempunyai fungsi primer sebagai tempat melakukan
aktivitas sosial dan budaya yang meliputi bangunan gedung
pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan,
laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum.
4. Fungsi Keagamaan
Masjid, gereja, kelenteng, pura, dan vihara
artinya contoh- model asal bangunan fasilitas
peribadatan. seluruh bangunan ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan batin insan sebagai makhluk
yang memiliki tuhan. Bangunan peribadatan umumnya
digunakan menjadi tempat beribadah dan upacara
keagamaan.
5. Fungsi khusus
Mempunyai fungsi primer sebagai kawasan
melakukan kegiatan yang mempunyai taraf
4
kerahasiaan tinggi taraf nasional atau yang
penyelenggaraannya bisa membahayakan rakyat pada
sekitarnya dan /atau memiliki risiko bahaya tinggi
yang mencakup bangunan gedung untuk reaktor
nuklir, instalasi pertahanan serta keamanan, dan
bangunan homogen yang ditetapkan oleh Menteri.
A. Manajement Proyek
Manajemen proyek adalah proses merencanakan, mengorganisir,
memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk
mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Manajemen
proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan pengelolaan
yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan
yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasionil rutin.
Manajemen proyek merupakan suatu metode pengelolaan yang
dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-
20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. Hal ini
merupakan usaha agar tujuan kegiatan dapat tercapai secara efisien
dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah di mana hasil penggunaan
sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi
kualitas, biaya, waktu, dan lain-lain.
Sedangkan efisien diartikan sebagai penggunaan sumber daya dan
pemilihan subkegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis,
penggunaan sumber daya dan lain-lain. Oleh sebab itu, manajemen
proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak
dapat diabaikan begitu saja. Karena tanpa hal ini, konstruksi akan sulit
berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun
kualitas.
5
B. Proses Manajement
Proses pemanfaatan sumber daya untuk pencapaian tujuan
dilakukan dengan proses manajement atau sering juga disebut “Fungsi
Manajement”. Secara umum proses manajement dapat dikelompokan
menjadi :
1. Penetapan tujuan (goal setting)
2. Perencanaan (planning)
3. Staffing
4. Directing
5. Supervising
6. Pengendalian (Controlling)
C. Manajemen Konstruksi
Manajemen Konstruksi adalah usaha yang dilakukan melalui
proses manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
terhadap kegiatan-kegiatan proyek dari awal sampai akhir dengan
mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu hasil yang memuaskan sesuai sasaran yang diinginkan.
Manajemen pada suatu konstruksi merupakan suatu alat untuk
mengefektifkan dan mengefisienkan kegiatan-kegiatan pada proyek.
Parameter yang digunakan di sini adalah fungsi waktu dan
biaya dari setiap kegiatan proyek konstruksi. Jadi, untuk
mengatur/menata kegiatan- kegiatan ini, harus lebih dahulu mengerti
dan memahami persoalan dari awal sampai akhir, dengan kata lain
6
harus memehami konstruksi secara utuh. Setiap proyek konstruksi,
terdapat sumber daya yang akan diproses, pada saat proses inilah
diperlukan manajemen agar proses ini berjalan efektif dan efisien, dan
diperoleh hasil memuaskan.
Sumber daya pada proyek terdiri dari 5M yaitu:
1. Money (Uang)
2. Material (Bahan)
3. Machine (Peralatan)
4. Man-Power (Tenaga Manusia)
5. Methode (Metode)
II.2.2 Kolom
A. Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur
tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
Kolom adalah bagian terpenting dari sebuah bangunan yang
merupakan penghubung antar dinding yang juga berfungsi sebagai
pengaku dan penerus beban baik dari dinding maupun dari bangunan
atas atau atap ke pondasi lalu ke tanah keras.
7
B. Jenis – Jenis Kolom
Kolom diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan
tulangnya, cara pembebanan, posisi beban pada penampang dan
panjang kolom dan hubungannya dengan dimensi lateral.
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986), jenis- jenis kolom
ada tiga, yaitu:
8
Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan
kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum
runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran
seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan
tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit. Merupakan komponen struktur
tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar
baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang
tulangan pokok memanjang.
Berdasarkan kelangsingannya, kolom dapat dibagi atas:
• Kolom Pendekdimana masalah tekuk tidak perlu menjadi
perhatian dalam merencanakan kolom karena pengaruhnya
cukup kecil.
9
yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan
jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk
menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila
jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka
struktur bangunan harus dihitung.Sedangkan dimensi
kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2
biasanya dipakai ukuran 20/ 20, dengan tulangan pokok 8
d 12 mm, dan begel d 8-1 0cm (8 d 12 maksudnya jumlah
besi beton diameter 12 mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya
begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
b. Kolom Praktis Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi
membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding
agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau
pada pertemuan pasangan bata, (sudut- sudut). Dimensi
kolom praktis 15/ 15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d
8- 20.Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus
dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas,
artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada
tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat
kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk
tiap- tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh
makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang
didukungnya makin ke atas juga makin kecil.Perubahan
dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada
suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama.
Prinsip penerusan gaya pada
kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-
kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh
beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom
10
pendukung.Hubungan balok dan kolom adalah jepit- jepit,
yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen,
gaya vertikal dan gaya horizontal. Untuk menambah
kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan
kolom, boleh ditambah tebalnya.
12
Beton yang akan terpapar dengan adanya pembongkaran cetakan harus
memiliki kekuatan yang cukup yang tidak akan rusak oleh pelaksanaan
pembongkaran.
Pembongkaran bekisting umumnya dilakukan setelah beton
berumur 14 hingga 28 hari, namun pada saat umur 7 hari bekisting
balok di gedung tersebut sudah dibongkar. Pada saat pembongkaran
belum terjadi keretakan, namun setelah beberapa waktu balok tersebut
mengalami keretakan.
Menurut SNI 03-2847 2013 tentang Persyaratan Beton Struktural
untuk Bangunan Gedung, pembongkaran bekisting harus dilakukan
dengan cara-cara yang tidak mengurangi mutu dan masa layan dari
struktur tersebut. Struktur beton tersebut haruslah cukup kuat saat
dilakukan proses pembongkaran bekisting.
Minimum waktu untuk pembongkaran cetakan (lihat tabel) adalah
untuk beton normal (tanpa admixtures). Bila nantinya akan ada
pemakaian bahan admixtures, maka waktu untukpembongkaran
cetakan harus disesuaikan lagi dan mendapatkan persetujuan dari
“Konsultan” serta “Pengawas”.
E. Selimut Beton
13
tulangan cukup penting dan sangat menentukan keamanan dari
tulangan pada struktur beton bertulang terutama pada struktur yang
berada di lingkungan yang bebas dan agresif. Selimut beton yang
layak dapat melindungi tulangan baja dari korosi yang disebabkan
dari pengaruh lingkungan. Jika tulangan baja tidak terlindung dengan
baik, maka tulangan tersebut akan mulai menimbulkan korosi akibat
oksidasi pada tulangan baja.
Pada SNI 2019, pasal 20.6.1 yang menjelaskan syarat selimut
beton terhadap tulangan baja. Tidak termasuk untuk material lain
yang tertanam, misalkan seperti pipa, saluran air dan fitting. Untuk
material yang tertanam seperti pipa dengan dudukan fitting,
ketebalan minimum adalah 40 mm untuk yang terpapar cuaca dan
minimal 20 mm untuk yang tidak terpapar cuaca, syarat tersebut
dijelaskan pada pasal 20.7.5.
Pada pasal 4.11.2, SNI menjelaskan jika ada syarat tebal selimut
beton untuk kuat terhadap kebakaran yang lebih besar daripada tabel
berikut. Maka diambil nilai ketebalan yang lebih besar. Namun, jika
sebaliknya atau sama, persyaratan berikut bisa digunakan. SNI juga
menganjurkan ACI 216.1 untuk panduan tentang perlindungan
terhadap kebakaran terhadap beton struktural.
15
Batang D19 hingga
D36; tendon dan
strand lebih besar
40
dari diameter 16 mm
sampai dengan
Lainnya diameter 40 mm
Batang D16, kawat
Ø13 atau D13 dan
yang lebih kecil;
tendon dan strand 30
dengan diameter 16
mm atau yang
lebih
kecil
Batang D43 dan D57;
tendon dengan
30
diameter lebih besar
dari 40 mm
Pelat, pelat Tendon dan strand
berusuk dengan diameter 40
20
dan dinding mm dan yang lebih
kecil
Tidak terpapar Batang D36, kawat
cuaca atau kontak Ø13 atau D13 dan 16
dengan tanah yang lebih kecil
Lebih besar
dari db dan
Balok,
Tulangan utama 16 dan
kolom,
tidak boleh
pedestal
melebihi 40
dan batang
Sengkang, sengkang
tarik
ikat, spiral dan 10
sengkang pengekang
Tabel 2.3 Ketebalan Selimut Beton Prategang
16
– Batang tulangan No. 16, kawat W31 atau D31 dan
yang lebih kecil: 40 mm
– No. 19 dan yang lebih besar: 50 mm
3. Beton yang tidak terekspos tanah atau cuaca: 20 mm
Sementara itu, untuk slab/pelat di atas tanah diatur pada
pasal 10.6.1 dengan kondisi interior 20 mm dan kondisi
eksterior 40 mm.
1. Pengertian Kolom
Kolom adalah salah satu elemen struktur yang vertikal
berfungsi meneruskan baban aksial dan diteruskan ke fondasi.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada
suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total
(total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). Kolom
didefinisikan oleh SNI 2847:2019 adalah komponen struktur
dengan rasio tinggi terhadap dimensi ateral terkecil melampaui 3
yang digunakan terutama untuk menumpu beban tekan aksial
Adapun campuran beton dari kolom ini yaitu semen, pasir
beton, split serta menggunakan tulangan besi. Kekuatan beton yang
digunakan pada suatu bangunan disesuaikan dengan beban yang
ada pada bangunan tersebut.
Beton kolom sendiri dapat di buat secara manual dengan
adukan manusia dan site mix (adukan beton dilapangan dengan
menggunakan molen) dan ready mix (adukan beton yang langsung
di beli dari perusahaan penyedia beton). Kekuatan beton kolom
sendiri ada berbagai macam seperti (K-225, K-250, K 300, K-350,
K-400, K-450, dan lain sebagainya).
17
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari
kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan
perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah
mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban
dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga
harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus
diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau
terjadi gempa tidak mudah roboh.
18
memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.
Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:
- Kuat perlu
- Kuat rancang
3. Pekerjaan Kolom
Prosesnya adalah sebagai berikut :
1) Pekerjaan lantai kerja dan beton decking.
Lantai kerja dibuat setelah dihamparkan pasir dengan ketebalan
yang cukup sesuai gambar dan spesifikasi. Digunakan beton
decking untuk menjaga posisi tulangan dan memberikan selimut
beton yang cukup.
2) Pekerjaan pembesian.
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah lantai
kerja siap maka besi tulangan yang telah terfabrikasi siap dipasang
dan
dirangkai di lokasi. Pembesian pile cap dilakukan terlebih dahulu,
setelah itu diikuti dengan pembesian sloof. Panjang penjangkaran
dipasang 30 x diameter tulangan utama.
3) Pekerjaan bekisting.
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu
usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.
Jika perlu maka dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan posisi
bekisting saat pengecoran.
4) Pekerjaan kontrol kualitas.
Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas
yang terdiri atas dua tahap yaitu :
• Sebelum Pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap :
a. Posisi dan kondisi bekisting.
b. Posisi dan penempatan pembesian.
c. Jarak antar tulangan.
19
d. Panjang penjangkaran.
e. Ketebalan beton decking
f. Ukuran baja tulangan yang digunakan.
g. Posisi penempatan water stop
• Pada saat Pengecoran
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete
mixer truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan
yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama
dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara
pengesahan kontrol kualitas.
• Pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu
dengan menggunakan Concrete Mixer Pump. Pengecoran yang
berhubungan dengan sambungan selalu didahului dengan
penggunaan bahan Bonding Agent.
• Pekerjaan curing
Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai
dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap
dalam keadaan basah.
Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di
butuhkan kolom yang kuat dan kokoh sebagai dasar penopang
beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk bangunan ini
adalah denganukuran 30/40 atau 40/40 ke atas.Ukuran kolom ini
disesuaikan dengan kebutuhan pada beban bangunan.
20
BAB III
21
III.2 Data Umum Proyek
22
Tahun Anggaran : 2022
23
III.4 Latar Belakang Pekerjaan
24
III.5 Fasilitas Umum Proyek
Fasilitas proyek dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan
pembangunan di lapangan. Adapun fasilitas-fasilitas yang terdapat pada
proyek pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Poltekes Kemenkes
Kendari ialah sebagai berikut:
1. Kantor Direksi
Kantor direksi proyek merupakan banguna kantor yang
dibangun di lokasi proyek sebagai tempat kerja bagi para staff
kontraktor maupun pengawas, dan berfungsi sebagai tempat
melakukan rencana kerja dan evaluasi hasil pekerjaan di lapangan.
Kantor direksi juga berfungsi sebagai tempat rapat kordinasi antara
kontraktor dan MK untuk membahas mengenai kemjuan pekerjaan.
3. Los Kerja
Los kerja yaitu area yang digunakan untuk melakukan suatu
pekerjaan seperti perakitan tulangan, pembuatan bekisting,
pembekokan tulangan, pemotongan tulangan sesuai dengan gambar
kerja bangunan. Untuk fasilitas ini dapat di buat lepas tanpa dinding.
4. Pagar Proyek
25
Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek
konstruksi merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin
keamanan kerja galam lingkungan proyek.
26
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN MAGANG
Kegiatan yang dilakukan selama magang adalah melakukan pengamatan
mengenai pekerjaan Kolom pada pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu
Poltekkes Kemenkes. Waktu pelaksanaan pengamatan ini dimulai dari hari
pertama mulai magang hingga selesai terhitung dari pekerjaan Kolom, balok dan
plat lantai 1 sampai lantai 3.
27
• Buat As kolom dari garis pinjaman
• Pemasangan patok as bangunan/kolom
2. Pembesian Kolom
• Pembesian atau perakitan tulangan kolom dilakukan langsung
dititik pengukuran yang sudah ditentukan
28
(Sumber : Dokumentasi Lapangan )
• Pemberian Beton decking untuk ketebalan pada selimut kolom beton.
Selimut beton yang layak dapat melindungi tulangan baja dari korosi
yang disebabkan dari pengaruh lingkungan. Jika tulangan baja tidak
terlindung dengan baik, maka tulangan tersebut akan mulai
menimbulkan korosi akibat oksidasi pada tulangan baja. Tebal
selimut kolom beton adalah 40 mm.
29
agar tidak terjadi kemiringan pada bekisting kolom.
30
4) Beton Ready Mix dari Batching dengan mutu beton balok dan pelat K- 250.
5) Beton yang telah datang dituangkan kedalam gerobak untuk dilakukan uji
slump beton (Uji kekentalan).
6) Lakukan uji slump dengan hasil nilai slump 9 ± 2cm.
31
Nilai Slump
Item Mutu Ambang
No Test Di Ket
Pekerjaan (Mpa) (JMD)
lapangan
Pekerjaan
1 Fc'21,7 7 14-20 cm Masuk
Kolom
Tabel 4.1 Hasil Uji Nilai Slump
32
IV.2.2 Pembongkaran Bekisting
IV.3 Permasalahan
33
rambut dengan air selama beberapa jam sebelum menambahkan pasta
semen.
IV.5 Pembahasan
Item pekerjaan yang menjadi obyek penelitian penulis pada proses magang
kerja ini yaitu item pekerjaan metode pelaksanaan pekerjaan Kolom, Dimana saat
pekerjaan terdapat masalah yang terjadi di lapangan yaitu pada saat pekerjaan
terutama saat pengecoran yang terhambat dikarenakan seringnya terjadi
keterlambatan datangnya beton yang mengakibatkan terhambatnya pekerjaan dan
juga mengalami kerugian waktu oleh karna itu pihak proyek melakukan beberapa
penangan yaitu memperingati kepada pihak perusahaan juga melakukan
komunikasi lebih lanjut..
Adapun masalah yang terjadi pada pekerjaan plat lantai yaitu terjadinya retak
rambut pada beton. solusi masalah pekerjaan untuk masalah retak rambut yaitu
diatasi dengan menggunakan semen Portland dan air dengan cara menyirami retak
rambut pada plat lantai menggunakan campuran semen Portland dan air.Metode
pencegahan untuk pekerjaan selanjutnya agar terhindar dari retak rambut dengan
cara melakukan pengecoran di waktu sore atau malam hari. pada siang hari,
menyebabkan meningkatnya hidrasi dan proses pengerasan beton terjadi begitu
cepat sehingga terjadi retak rambut.
34
bekisting yang menyebabkan kepala pekerja terluka, juga yang menjadi
permasalahan karena pekerja itu sendiri tidak menggunakan APD (alat pelindung
kerja) salah satunya helm kerja. Dan penanganan dari pihak proyek adalah untuk
lebih baik lagi dalam memberitahukan kepada pekerja pentingnya untuk
menerapkan k3 saat bekerja.
part and (ongkos untuk membayar) pekerjaan. Atau sederhanya istilah bill
untuk menghitung semua volume baik perkerjaan atau material yang akan di
MTO adalah singkatan dari Materal Take Off, apa itu Material Take
off? MTO adalah proses perhitungan jumlah dari material yang ada dalam
35
Untuk menghitung BOQ di perukan perhitungan — perhitungan yang
p . keseluruhan
x berat jenis
p . besi pasaran
1) Tulangan Utama
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
36
1.344
= x 18,96
12
= 2.123,52 kg/m
= 1.344 x 0,1
= 135 bh
= 0,32 x 4
= 1,28 m
Jumlah kolom = 28 bh
x 28 bh
= 1,28 x 135 x 28
= 4.838,4 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
4.838,4
= x 4,74
12
= 404 x 4,74
= 1.914,96 kg/m
= 4.038,12 kg/m
37
b) Volume Pembesian Kolom Ø12 30 x 30 ( K2)
1) Tulangan Utama
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
576
= x 10,66
12
= 511,68 kg/m
38
Jumlah Tulangan = p. besi utama x jarak sengkang
= 576 x 0,12
= 70 bh
= 0,30 x 4
= 1,20 m
Jumlah Kolom = 12 bh
x 12 bh
= 1,20 x 70 x 12
= 1.008 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
511,68
= x 4,74
12
= 42,64 x 4,74
= 202,1136 kg/m
= 712,7936 kg/m
39
c) Volume Pembesian Kolom Ø12 20 x 20 ( K3)
1) Tulangan Utama
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
288
= x 10,66
12
= 255,84 kg/m
40
2) Tulangan Sengkang Ø8 20 x 20 (K3)
= 288 x 0,10
= 29 bh
= 0,16 x 4
= 0,64 m
Jumlah Kolom = 24 bh
x 24 bh
= 0,64 x 29 x 24
= 446 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
446
= x 4,74
12
= 42,64 x 4,74
= 176,17 kg/12 m
= 432,01 kg/m
41
d) Volume Pembesian Kolom Ø12 11,5 x 11,5 ( KP)
1) Tulangan Utama
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
752
= x 10,66
12
= 668,03 kg/m
42
2) Tulangan Sengkang Ø8 11,5 x 11,5 (KP)
= 752 x 0,15
= 113 bh
= 0,075 x 4
= 0,3 m
Jumlah Kolom = 47 bh
x 47 bh
= 0,3 x 113 x 47
= 1.593,3 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
1.593,3
= x 4,74
12
= 132,775 x 4,74
= 629,354 kg/m
= 1.297,384 kg/m
43
e) Volume Total Pembesian Kolom Keseluruhan
= 6.430,1836 kg/m
V = P x L x T x Jumlah Kolom
Dik : P = 40 cm = 0,4 m
L = 40 cm = 0,4 m
T=4m
Jumlah Kolom = 28 bh
Penyelesaian :
V = 0,4 x 0,4 x 4 x 28
= 17,92 m3
V = P x L x T x Jumlah Kolom
Dik : P = 30 cm = 0,3 m
L = 30 cm = 0,3 m
T=4m
Jumlah Kolom = 12 bh
44
Penyelesaian :
V = 0,3 x 0,3 x 4 x 12
= 4,32 m3
V = P x L x T x Jumlah Kolom
Dik : P = 20 cm = 0,2 m
L = 20 cm = 0,2 m
T=4m
Jumlah Kolom = 28 bh
Penyelesaian :
V = 0,2 x 0,2 x 4 x 24
= 3,84 m3
V = P x L x T x Jumlah Kolom
L = 11,5 cm = 0,115 m
T=4m
Jumlah Kolom = 47 bh
Penyelesaian :
45
V = 0,115 x 0,115 x 4 x 47
= 2,4863 m3
= 28,5663 m3
Dik : P=4m
L = 40 cm = 0,4 m
Jumlah Kolom = 28 bh
Penyelesaian
V = 4 x 0,4 x 4 x 28
= 179,2 m2
Dik : P=4m
L = 30 cm = 0,3 m
Jumlah Kolom = 12 bh
Penyelesaian :
46
V = 4 x 0,3 x 4 x 12
= 57,6 m2
Dik : P=4m
L = 20 cm = 0,2 m
Jumlah Kolom = 24 bh
Penyelesaian
V = 4 x 0,2 x 4 x 24
= 76,8 m2
Dik : P=4m
L = 11,5 cm = 0,115 m
Jumlah Kolom = 47 bh
Penyelesaian
V = 4 x 0,115 x 4 x 47
= 86,48 m2
47
= 400,08 m2
p . keseluruhan
x berat jenis
p . besi pasaran
1) Tulangan Utama
48
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
1.344
= x 18,96
12
= 2.123,52 kg/m
= 1.344 x 0,1
= 135 bh
= 0,32 x 4
= 1,28 m
Jumlah kolom = 28 bh
x 28 bh
= 1,28 x 135 x 28
= 4.838,4 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
4.838,4
= x 4,74
12
= 404 x 4,74
= 1.914,96 kg/m
49
3) Total Volume Pembesian Kolom 40 x 40
= 4.038,12 kg/m
1) Tulangan Utama
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
576
= x 10,66
12
= 511,68 kg/m
50
Jarak Sengkang (S) = 120 mm = 0.12 m
= 576 x 0,12
= 70 bh
= 0,30 x 4
= 1,20 m
Jumlah Kolom = 12 bh
x 12 bh
= 1,20 x 70 x 12
= 1.008 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
511,68
= x 4,74
12
= 42,64 x 4,74
= 202,1136 kg/m
= 712,7936 kg/m
51
1) Tulangan Utama
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
288
= x 10,66
12
= 255,84 kg/m
= 288 x 0,10
= 29 bh
= 0,16 x 4
52
= 0,64 m
Jumlah Kolom = 24 bh
x 24 bh
= 0,64 x 29 x 24
= 446 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
446
= x 4,74
12
= 42,64 x 4,74
= 176,17 kg/12 m
= 432,01 kg/m
1) Tulangan Utama
53
Jumlah Kolom (KP) = 46 bh
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
736
= x 10,66
12
= 653,82 kg/m
= 736 x 0,15
= 111 bh
= 0,075 x 4
= 0,3 m
Jumlah Kolom = 46 bh
x 46 bh
= 0,3 x 111 x 46
= 1.531,8 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
54
1.531,8
= x 4,74
12
= 127,5 x 4,74
= 605,061 kg/m
= 6.441,8046 kg/m
V = P x L x T x Jumlah Kolom
Dik : P = 40 cm = 0,4 m
L = 40 cm = 0,4 m
T=4m
Jumlah Kolom = 28 bh
Penyelesaian :
V = 0,4 x 0,4 x 4 x 28
= 17,92 m3
V = P x L x T x Jumlah Kolom
55
Dik : P = 30 cm = 0,3 m
L = 30 cm = 0,3 m
T=4m
Jumlah Kolom = 12 bh
Penyelesaian :
V = 0,3 x 0,3 x 4 x 12
= 4,32 m3
V = P x L x T x Jumlah Kolom
Dik : P = 20 cm = 0,2 m
L = 20 cm = 0,2 m
T=4m
Jumlah Kolom = 28 bh
Penyelesaian :
V = 0,2 x 0,2 x 4 x 24
= 3,84 m3
V = P x L x T x Jumlah Kolom
56
L = 11,5 cm = 0,115 m
T=4m
Jumlah Kolom = 46 bh
Penyelesaian :
V = 0,115 x 0,115 x 4 x 46
= 2,4334 m3
= 28,5134 m3
Dik : P=4m
L = 40 cm = 0,4 m
Jumlah Kolom = 28 bh
Penyelesaian
V = 4 x 0,4 x 4 x 28
= 179,2 m2
57
Dik : P=4m
L = 30 cm = 0,3 m
Jumlah Kolom = 12 bh
Penyelesaian :
V = 4 x 0,3 x 4 x 12
= 57,6 m2
Dik : P=4m
L = 20 cm = 0,2 m
Jumlah Kolom = 24 bh
Penyelesaian
V = 4 x 0,2 x 4 x 24
= 76,8 m2
Dik : P=4m
L = 11,5 cm = 0,115 m
Jumlah Kolom = 46 bh
Penyelesaian
58
V = 4 x 0,115 x 4 x 46
= 84,64 m2
= 398,24 m2
p . keseluruhan
x berat jenis
p . besi pasaran
59
1) Tulangan Utama
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
1.344
= x 18,96
12
= 2.123,52 kg/m
= 1.344 x 0,1
= 135 bh
= 0,32 x 4
= 1,28 m
Jumlah kolom = 28 bh
x 28 bh
= 1,28 x 135 x 28
= 4.838,4 m
60
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
4.838,4
= x 4,74
12
= 404 x 4,74
= 1.914,96 kg/m
= 4.038,12 kg/m
1) Tulangan Utama
61
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
576
= x 10,66
12
= 511,68 kg/m
= 576 x 0,12
= 70 bh
= 0,30 x 4
= 1,20 m
Jumlah Kolom = 12 bh
x 12 bh
= 1,20 x 70 x 12
= 1.008 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
511,68
= x 4,74
12
= 42,64 x 4,74
= 202,1136 kg/m
62
3) Total Volume Pembesian Kolom 30 x 30
= 712,7936 kg/m
1) Tulangan Utama
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
288
= x 10,66
12
= 255,84 kg/m
63
2) Tulangan Sengkang Ø8 20 x 20 (K3)
= 288 x 0,10
= 29 bh
= 0,16 x 4
= 0,64 m
Jumlah Kolom = 24 bh
x 24 bh
= 0,64 x 29 x 24
= 446 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
446
= x 4,74
12
= 42,64 x 4,74
= 176,17 kg/12 m
= 432,01 kg/m
64
1) Tulangan Utama
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
688
= x 10,66
12
= 611,17 kg/m
= 688 x 0,15
= 104 bh
65
Panjang Tulangan (PT) = P. Sisi x 4
= 0,075 x 4
= 0,3 m
Jumlah Kolom = 43 bh
x 43 bh
= 0,3 x 104 x 43
= 1.342 m
p . keseluruhan
Volume = x berat jenis
p . besi pasaran
1.342
= x 4,74
12
= 111,833 x 4,74
= 529,932 kg/12 m
= 1.141,105 kg/m
= 6.324,0286 kg/m
66
4.6.2.8 Perhitungan Volume Beton Kolom Lantai 3
V = P x L x T x Jumlah Kolom
Dik : P = 40 cm = 0,4 m
L = 40 cm = 0,4 m
T=4m
Jumlah Kolom = 28 bh
Penyelesaian :
V = 0,4 x 0,4 x 4 x 28
= 17,92 m3
V = P x L x T x Jumlah Kolom
Dik : P = 30 cm = 0,3 m
L = 30 cm = 0,3 m
T=4m
Jumlah Kolom = 12 bh
Penyelesaian :
V = 0,3 x 0,3 x 4 x 12
= 4,32 m3
V = P x L x T x Jumlah Kolom
67
Dik : P = 20 cm = 0,2 m
L = 20 cm = 0,2 m
T=4m
Jumlah Kolom = 28 bh
Penyelesaian :
V = 0,2 x 0,2 x 4 x 24
= 3,84 m3
V = P x L x T x Jumlah Kolom
L = 11,5 cm = 0,115 m
T=4m
Jumlah Kolom = 43 bh
Penyelesaian :
V = 0,115 x 0,115 x 4 x 43
= 2,2747 m3
= 28,3547 m3
68
V = P x L x Jumlah Sisi x Jumlah Kolom
Dik : P=4m
L = 40 cm = 0,4 m
Jumlah Kolom = 28 bh
Penyelesaian
V = 4 x 0,4 x 4 x 28
= 179,2 m2
Dik : P=4m
L = 30 cm = 0,3 m
Jumlah Kolom = 12 bh
Penyelesaian :
V = 4 x 0,3 x 4 x 12
= 57,6 m2
Dik : P=4m
L = 20 cm = 0,2 m
Jumlah Kolom = 24 bh
69
Penyelesaian
V = 4 x 0,2 x 4 x 24
= 76,8 m2
Dik : P=4m
L = 11,5 cm = 0,115 m
Jumlah Kolom = 43 bh
Penyelesaian
V = 4 x 0,115 x 4 x 43
= 79,12 m2
= 392,72 m2
70
IV.7 Data Lampiran Gambar Denah Rencana Kolom
71
Gambar 4.12 Rencana Kolom Lt.02
72
Gambar 4.13 Rencana Kolom Lt.03
73
IV.8 Harga Bahan dan Upah Pekerja
74
IV.9 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
A. Item : Membuat 1 m³ Beton Mutu f'c = 19.3 MPa (K-250), Slump (12 ±2)
cm, w/c = 0.56
Jumlah
Harga Satuan
No. Uraian Satuan Koefisien Harga
(Rp)
(Rp)
A TENAGA 1 2 3 4
Pekerja OH 1,650 Rp. 100.000,00 Rp. 165.000,00
Tukang Batu OH 0,275 Rp. 130.000,00 Rp. 35.750,00
Kepala Tukang OH 0,028 Rp. 150.000,00 Rp. 4.200,00
Mandor OH 0,083 Rp. 150.000,00 Rp. 12.450,00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp. 217.400,00
B BAHAN 1 2 3 4
Portland Cement Kg 384,000 Rp. 2.280,00 Rp. 847.872,00
Pasir Beton 1.400
Kg 692,000 Rp. 714,29 Rp. 494.285,71
Kg/m³ (didatangkan)
Batu Supilt Pecah
1.350 Kg/m³ (Kerikil) Kg 1.039,000 Rp. 596,30 Rp. 619.551,85
1/2 Lokal
Air Ltr 215,000 Rp. 78,85 Rp. 16.952,75
JUMLAH HARGA BAHAN Rp. 1.978.662,31
C PERALATAN 1 2 3 4
- - - Rp. - Rp. -
JUMLAH HARGA ALAT Rp. -
D Jumlah (A+B+C) Rp. 2.196.062,31
E Overhead & Profit 15% Rp. 329.409,35
F Harga Satuan Pekerja (D+E) Rp. 2.525.471,66
75
B. Item : Pembesian 1 Kg Dengan Besi Beton Polos atau Besi Ulir
Jumlah
Harga Satuan
No. Uraian Satuan Koefisien Harga
(Rp) (Rp)
A TENAGA 1 2 3 4
Pekerja OH 0,007 Rp. 100.000,00 Rp. 700,00
Tukang Besi OH 0,007 Rp. 130.000,00 Rp. 910,00
Kepala Tukang OH 0,007 Rp. 150.000,00 Rp. 1.050,00
Mandor OH 0,004 Rp. 150.000,00 Rp. 600,00
JUMLAH TENAGA KERJA Rp. 3.260,00
B BAHAN 1 2 3 4
Besi Beton Kg 1,050 Rp. 13.580,00 Rp. 14.580,00
Kawat Bendrat Kg 0,050 Rp. 25.000,00 Rp. 1.250,00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp. 15.830,00
C PERALATAN 1 2 3 4
- - Rp. - Rp. -
JUMLAH HARGA ALAT Rp. -
D Jumlah (A+B+C) Rp. 19.090,00
E Overhead & Profit 15% Rp. 2.863,50
F Harga Satuan Pekerja (D+E) Rp. 21.953,50
Tabel 4. 4 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Beton
76
C. Item : (K3) Pemasangan 1 m² Bekesting Untuk Kolom
Jumlah
Harga Satuan
No. Uraian Satuan Koefisien Harga
(Rp) (Rp)
A TENAGA 1 2 3 4
Pekerja OH 0,660 Rp. 100.000,00 Rp. 66.000,00
Tukang Kayu OH 0,330 Rp. 130.000,00 Rp. 42.900,00
Kepala Tukang OH 0,033 Rp. 150.000,00 Rp. 4.950,00
Mandor OH 0,033 Rp. 150.000,00 Rp. 4.950,00
JUMLAH TENAGA KERJA (A) Rp. 118.800,00
B BAHAN 1 2 3 4
Kayu Terentang
M3 0,040 Rp.2.750.000,00 Rp. 110.000,00
(Kayu Kelas III)
Paku 5 – 12 Cm Kg 0,400 Rp. 25.000,00 Rp. 10.000,00
Minyak Bekisting Ltr 0,200 Rp. 12.500,00 Rp. 2.500,00
Kayu 6/12 Meranti
M3 0,018 Rp.3.375.000,00 Rp. 60.750,00
(Kayu Kelas II Gatali)
Plywood 9 mm
Lbr 0,350 Rp. 135.000,00 Rp. 47.250,00
(Ukuran 90 x 220 cm)
Kayu Dolken Ø 8-10/
Btg 2,000 Rp. 15.000,00 Rp. 30.000,00
400 Cm
JUMLAH HARGA BAHAN (B) Rp. 260.500,00
C PERALATAN 1 2 3 4
- - - Rp. - Rp. -
JUMLAH HARGA ALAT (C) Rp. -
77
IV.10 Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Jumlah
Harga Satuan
No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
I Pekerjaan Beton
Pekerjaan Beton
1 85,426 M3 Rp. 2.525.471,66 Rp. 215.740.942,02
Kolom Mutu Beton
K-250
Total Rp. 215.740.942,02
II Pekerjaan Pembesian
1 Besi Beton Ulir 6.370,56 Kg Rp. 21.953,50 Rp. 139.856.088,96
2 Besi Beton Polos 12.876,7 Kg Rp. 21.953,50 Rp. 282.688.633,45
F Terbilang :
SATU MILYAR TIGA PULUH EMPAT JUTA SERATUS
TIGA RIBU RUPIAH
78
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
3. Ada beberapa permasalahan saat pekerjaan berlangsung, yaitu alat Mix Beton
sering terkendala, dan para pekerja lambat dalam bekerja saat di lapangan.
4. Adapun solusi dari permasalahan yang terjadi di lapangan yaitu Sebelum
melakukan pengecoran, baiknya alat Concrete Mix Pump, itu dicek
79
terlebih dahulu, jika ada masalah di Mesin bisa diperbaiki secepatnya,
penanganan dari pihak proyek adalah untuk lebih baik lagi dalam
memberitahukan kepada pekerja pentingnya untuk menerapkan K3 saat
bekerja. dan Pengawas harus sering memperhatikan pekerja, agar bekerja
sesuai Jadwal dan mencapai target dan hasil yang maksimal.
V.2 Saran
80
DAFTAR PUSTAKA
81
L
82
Proses pencampuran menggunakan Concrete Pump Mixing
Proses Pengecoran
83
Pemotongan Besi
Pembengkokan Besi
Pembuatan Bekisting
84
Pembuatan Kubus Untuk Kuat Tekan Beton
Pembongkaran Bkeisting
Pemasangan Bekisting
85