Anda di halaman 1dari 1

Kajian Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

Bermuka Dua (kajian tematik)

Halim adalah orang yang memiliki sifat hilm, apa itu hilm? Dalam tahriru tanwir, hilm adalah sebuah
seifat yang menggabungkan beberapa unsur yaitu pemikiran yang jernih, sudut pandang yang tajam,
memiliki gagasan yang bagus, matang cara berpikirnya dan akhlak yang mulia, memiliki kasih sayang
ke makhluq. Berpikir di atas pondasi yang kuat dalam berpikir, tidak keluar dari alquran dan sunnah.
Akhlaknya mulia dan tidak sombong serta baik hati kepada makhluq. Dan hilm itu merupakan
standar dasar sifat yang dimiliki para nabi dan rasul.

Orang orang yang mengakui mengikuti nabi dan rasul maka harus memiliki 3 sifat tadi (memiliki
pemikiran yang matang tajam, berakhlaq, baik ke orang lain) skill full tapi juga memiliki perangai yang
kuat. Dan jangan sampai menjadi fitnah di masyarakat, dalam arti dari satu sisi menyuarakan sunnah
nabi tapi tidak menggambarkan sunnah sunnah tadi di masyarakat, tidak memiliki akhlak di
masyarakat, arogan, berbicara kotor, membicarakan orang, khianat tidak amanah, tidak sayang
dengan orang lain, mentalnya merendahkan orang lain, tidak mau membantu, suka jika orang lain
jatuh, walaupun tentu menyenangkan semua orang itu adalah hal yang tidak mungkin. Tapi jangan
lupa sabda nabi “sayangilah mereka makhluk allah yang di bumi maka penduduk langit akan
menyayangimu”.

Allah berfirman “tatkala ismail sudah tumbuh menjadi anak yang sanggup berusaha bersama-sama
ibrahim, ibrahim berkata “hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku aku
menyembelihmu”. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?!. Ismail menjawab “wahai ayahku lakukanlah
apa yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang orang yang
sabar”.

Ayat ini menunjukkan betapa besar ujian nabi ibrahim sehingga beliau mendapat predikat ummah
qonita. Dan inilah nabi yang mana mereka adalah orang-orang yang paling besar ujiannya. Dan
seseorang itu diuji dengan standar agamanya, jika agamanya tinggi maka ujiannya tinggi sebaliknya
jika kualitas agamanya rendah maka ujiannya pun juga rendah.

Dan ujian ini ditimpakan kepada seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya. Dan ayat ini
tentang bagaimana berkorban di jalan Allah.

Maka apakah orang yang mengaku beriman kepada allah tidak akan diuji sama Allah?! Apakah ia
berpikir akan semudah itu? Sesungguhnya allah telah menguji orang orang sebelum kita, untuk
mengetahui siapa yang benar-benar jujur dalam pengakuannya dan siapa yang berbohong, karena
ujian itu menyingkap, seperti uang.. uang itu menyingkap pemiliknya.

Pelajaran yang lain adalah balasan itu tergantung atau sesuai dengan apa yang diamalkan, seperti
respon nabi ismail yang mengiyakan apa yang diperintahkan kepada nabi ibrahim, menunjukkan
bagaimana baktinya nabi ismail kepada orang tuanya, sebagaimana bakti nabi ibrahim kepada orang
tuanya. Ingat bahwa nanti kita akan menjadi orang tua dan kita akan memiliki anak, maka sekarang
berbaktilah kepada orang tua karena balasan itu tergantung dengan jenis perbuatan. Seringkali kita
itu ga perhatian orang tua, setengah2 kepada orang tua bahkan pelit kepada orang tua, maka kita
akan dibalas nanti dengan anak kita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Anak itu akan
melihat perbuatan kita dan akan mencontohnya.

Beriman kepada Allah, jagalah allah maka allah akan menjaga Anda. Diantara hikmah lain adalah
komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.

Anda mungkin juga menyukai