Nim : 5193142009
Kelas : A
Tugas Rutin: 2
2. Bagaimana cara kita untuk memperkuat akidah kita tanpa terpengaruh budaya luar?
Jawaban:
Caranya yaitu dengan Berpegang teguh terhadap al-quran dimana diantaranya adalah
menghadiri majelis ilmu, perbanyak dzikir, mendirikan sholat, berteman dengan orang-orang
sholeh, perbanyak membaca buku tentang agama. Seorang muslim hendaknya senantiasa
berdzikir, sehingga datang dalam hatinya perasaan Allahu wahidun laa syarika lahu, yaitu esa
yang tiada sekutu baginya.Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-
larangan-Nya. Berpegang Teguh kepada Al Quran dan sunnah rasul. Menjauhkan diri dari
semua perbuatan syirik. Meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT dengan sholat
berjamaah. Berserah diri dan ikhlas dalam beribadah kepada Allah. Tidak hanya itu
lingkungan pertemanan, keluarga, masyarakat juga menentukan tingkat keimanan kita, karena
segala faktor internal yang masuk tidak langsung ke kita tetapi menyebar ke orang orang
disekitar kita dahulu.
3. Bagaimana mengajarakan pentingnya pemahaman yang benar akan akidah Islam kepada
anak2 secara sederhana tanpa menggurui atau melakukan indoktrinasi?
Jawaban:
Bertahap dalam mengajarkan tauhid disesuaikan dengan usia anak
Syaikh Ibrohim arRuhailihafizhahulloh berkata,
Kita mengajarkan tauhid dengan bertahap. Kita menjelaskan kepada anak-anak definisi
tauhid, macam-macam tauhid sesuai dengan usia mereka. Ini dilakukan sedikit demi sedikit.
Mentalqin kalimat tauhid dan menghubungkan kehidupan anak dengan tauhid
Ibnu QoyyimalJauziyahrohimahulloh mengatakan
Jika seorang anak sudah mampu berbicara, hendaklah orang tuanya menalkinkan
laailaahaillallaahmuhammadurrosuululloh.
Memilih kitab matan aqidah yang ringkas dan mudah dihafal anak dan sesuai dengan usia
mereka
Imam Ghozali rohimahulloh berkata, Ketahuilah, apa yang telah kami sebutkan tentang
penjelasan aqidah (sebelum ini) hendaknya diajarkan kepada seorang anak pada awal masa
pertumbuhannya agar ia menghafalnya. Kemudian setelah itu maknanya akan senantiasa
tersingkap sedikit demi sedikit ketika ia telah tumbuh besar.
5. Sebutkan dalil dalil yang menjelaskan tentang syirik besar dan syirik kecil?
Jawaban:
Syirik Besar
“Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya
(dalam rububiyyah, uluhiyyah, dan al-asma` wasshifat)”
“Seseorang mengambil sekutu bagi Allah dalam rububiyyah, uluhiyyah, atau nama dan sifat-
Nya”
Definisi di atas berdasarkan hadits Ibnu Mas’udradhiallahu ‘anhuketika bertanya kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallamtentang dosa apakah yang paling besar, kemudian
beliau shallallahu ‘alaihi wasallammenjawab,
“Engkau mengambil sekutu bagi Allah padahal Dia menciptakanmu” (HR. Imam Al-
Bukhari
dan Imam Muslim).
Syirik besar ini mengeluarkan pelakunya dari Islam. Dinamakan besar karena adanya syirik
yang di bawahnya, yang tingkat keburukannya tidak sampai sepertinya, yaitu syirik kecil.
Syirik Kecil
“Segala hal yang dilarang dalam syari’at sedangkan dalam nash disebut dengan nama syirik,
dan menjadi sarana menghantarkan kepada kesyirikan besar”.
Syirik ini dinamakan kecil karena adanya syirik yang di atasnya, yang tingkat keburukannya
lebih besar darinya.
4. Apabila ciptaan manusia terus berlanjut setelah generasi sekarang ini. Apakah generasi
tersebut terdapat khalifah rasullulah SAW yang hadir diantara manusia-manusia pada
generasi selanjutnya?
Jawaban:
Meski terdapat beragam riwayat tentang hal ini dan pada tingkat tertentu saling bertentangan
satu sama lain, terkait dengan kelanjutan keberadaan manusia setelah berakhirnya generasi
sekarang ini,namun secara umum yang lebih kuat adalah riwayat-riwayat yang menjelaskan
tentang kelanjutan penciptaan manusia.Karena ada sebagian riwayat menegaskan tentang
kelanjutan penciptaan manusia seperti riwayat yang dinukil oleh Allamah Majlisi dalam
Biharal-Anwar, jil. 8, hal. 375, Muassasah a-Wafa, Beirut, 1404 H
6. Bagaimana menurut pendapat kalian ketika seseorang masih tidak beribadah kepada Allah
SWT, lalu apakah itu berarti gagal pencapaian tujuan atas pencapaiannya?
Jawaban:
Yang dimaksud tujuan dalam ayat Al Quran adalah bukan sebagai Tujuan dari Allah
akan tetapi maksudnya adalah tujuan dari manusia dan jin di dunia adalah untuk
beribadah. Sehingga bukan berarti Allah gagal.
Allah menciptakan dunia ini sebagai tempat sementara untuk manusia dan jin sebagai
Ujian. Barangsiapa yang melewatinya dengan baik maka dibalas dengan surga,
sebaliknya jika tidak bisa melewatinya maka akan masuk neraka.
Atas ujian tersebut manusia diberikan pilihan apakah ingin berakhir di Surga apa di
Neraka.
Allah bukan berarti tidak mampu menjadikan semua manusia beribadah, akan tetapi
jika begitu maka bukan lagi sebagai ujian bagi manusia. Contohnya adalah penciptaan
Malaikat, Allah mampu membuat semua malaikat hanya beribadah kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala dan menjalankan perintahNya.
Nama : Khoirul Saleh Siregar
Nim : 5193142009
Kelas : A
Tugas Rutin: 4
5. Apakah orang yang tidak menghargai perbedaan agama termasuk melanggar moral?
Jawaban :
Iya, karena kita hidup bukan hanya diukur dari segi kekeluargaan, sosial budaya tetapi
juga agama, kita hidup dengan sesama sangat perlu bantuan dari tetangga dan keluarga
jika sikap toleransi tidak dimunculkan hal ini dapat memicunya terjadi perpecahan
ataupun konflik, hal ini perlulah kita hindari untuk terjalinnya kehidupan yang rukun,
damai, serta sejahtera.