Rosyid Al Hikam 203213-Ghibah
Rosyid Al Hikam 203213-Ghibah
Dosen Pengampu:
Sulistiono Shalladin Albany, M.Pd
Disusun oleh:
Rosyid Al Hikam
NIM : 203213
I
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada halangan yang
berarti. Sholawat serta salam selalu tersanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
mencerahkan peradaban umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan
berkah.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Sulistiono Shalladin Albany,
M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Psikologi dakwah dan umum yang telah
memberikan tugas dan arahanya sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan diri pribadi. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
penulis
II
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................I
KATA PENGANTAR .............................................................................................................II
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
A. Ghibah......................................................................................................2
B. Dalil Dalil Sifat Ghibah............................................................................2
C. Hasil Wanwancara tentang Ghibah……………...………………………3
BAB III PENUTUP.....................................................................................................4
A. Kesimpulan..............................................................................................4
B. Saran........................................................................................................4
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sifat tercela adalah Ghibah, karena ghibah merupakan sifat yang
sangat di minati oleh kalangan manusia ketika bercerita entah sengaja ataupun tidak.
Dan sifat ini sudah di ingatkan selalu oleh Allah dan Rasulullah dalam Al-Qur’an
maupun Hadits yang menerangkan bahaya nya jika seseorang melakukan sifat ini.
Dalam sebuah hadoits rasulullah shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Ketika
saya dimi’rajkan, saya melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga sedang
mencakar wajah dan dada mereka. Saya bertanya: “Siapakah mereka ini wahai
Jibril?” Jibril menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging
manusia (ghibah) dan melecehkan kehormatan mereka,” (HR Abu Daud 4878. Hadits
shahih). 1
B. Rumusan Malasah
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Ayat-ayat tentang Ghibah.
2. Untuk Mengetahui cara penanganan dari sifat Ghibah menurut Al-Qur’an.
1 Ibnu Manzhur, Lisan Al-„Arab (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2009), 656.
II
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ghibah
Tanpa disadari, ghibah menjadi perbuatan yang sangat mudah dilakukan. Dalam
kehidupan bermasyarakat, perilaku tersebut juga disebut bergunjing atau bergosip. Gosip
atau yang biasa kita kenal dengan ghibah memiliki pengertian secara etimologi
yaitu berasal dari ghobaya yaibu ghoiban yang berarti gaib atau tidak hadir. 2
Ghibah cara bahasa merupakan "min al ightiyab" yang diartikan sebagai sesuatu yang
tidak tampak.² Ghibah secara syar'i adalah menceritakan tentang seseorang yang tidak
ada ditempat dengan sesuatu yang tidak disukainya. Baik menyebutkan badannya,
keturunannya, perbuatannya, urusan dunianya, urusan agamanya, dan akhlaqnya. 3
Gosip tidak bisa disamakan dengan berita karena berita adalah informasi yang sudah
diyakini kebenarannya melaui fakta, data, ataupun konfirmasi langsung dari para pihak
(narasumber). Namun, fakta juga harus diverifikasi dulu, dipastikan kebenarannya
dengan dilakukan cek-ricek atau konfirmasi.Dalam bahasa agama (Islam), verifikasi atau
konfirmasi dikenal dengan istilah tabayyun. Jika tidak dilakukan sebuah tindakan
verifikasi, maka sebuah
berita hanya akan menjadi gosip. 4
Ghibah merupakan perilaku zalim yang dilaknat oleh Allah SWT. Hal tersebut bahkan
tercantum dalam Al Quran dan hadist.
1. Dari Anas bin Malik r.a, Rasulullah bersabda: “Ketika saya dimi’rajkan, saya
melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga sedang mencakar wajah dan
dada mereka. Saya bertanya: “Siapakah mereka ini wahai Jibril?” Jibril menjawab:
“Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan melecehkan
kehormatan mereka,” (HR Abu Daud 4878. Hadits shahih). 5
2 Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1998), hal. 304
3 Ibnu Manzhur, Lisan Al-„Arab (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2009), 656.
4 Hasan Sa udi, ‟ Jerat-jerat Lisan ( Solo: Pustaka Arafah, 2003), hal 14.
5 Hadits Riwayat Abu Daud , No.4878 Hadits Shahih
II
2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:
“ Ghibah itu lebih berat daripada Zina.Seseorang sahabat bertanya,’Bagaimana bisa?’
Rasulullah menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertaubat maka Allah
langsung bisa menerima taubatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan di ampuni
sampaidi maafkan oleh orang yang di ghibahinya’ “ (HR Thabrani). 6
“Janganlah kalian menggunjingkan satu sama lain. Apakah salah seorang dari kalian
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik
kepadanya. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Tawwab (Maha
Penerima taubat) lagi Rahim (Maha Menyampaikan rahmat)” (QS Al Hujurat: 12).
C. Hasil Wawancara
Mahasiswa : Eh btw kmu tau Ghibah kan dan Apa sih menurut kamu ghibah tu?
Narasumber : Ghibah menurut saya yo ngerumpi, ngomongin keburukan orang lain.
Mahasiswa : hmm trus nek kmu lagi ghibah gitu apa yg di rasain , bahagia kah ikut
prihatin kah apa gmna?
Narasumber : yo klo aku kan biasanya karna ga sengaja gitu jadi pas ga sengaja itu yha
biasa aja ngalir gitu tpi pas sadar yo kyk kasian sama diri sendiri
ibaratnya kan kyk makan bangkai saudaranya gitu ga sih? Yha trus klo
dah sadar udah langsung ganti topic.
6 Nur Aisyah ‘Dosa Kecil Yang Terabaikan Penyebab Siksa Azab kubur’
II
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ghibah adalah sifat yang sudah menjadi penyakit bagi para penikmatnya, sudah
menjadi keseharian sehingga mereka tidak lagi sadar akan bahaya dari sifat itu.
Sampai dosa yang di tanggung pun lebih parah dari dosa Zina sesuai sabda nabi
diatas.
2. Penyabab orang yang suka bergunjing adalah kumpulannya, jika ia salah dalam
berkumpul maka akan salah pula pemikirannya. Dan penyebab lainnya yaitu
kurangnya pemahaman akan bahaya ghibah itu sendiri. Bahkan di ibaratkan Allah
dan Rasulnya seperti memakan bangkai saudaranya sendiri
B. Saran
II