Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAUM JABARIYAH
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah "KEPESANTRENAN"

Dosen Pembimbing :
Siti Babur Rahma , SST

Disusun Oleh :
1) Esa Rama Wijaya (NIM : 2176610018)
2) Habibullah (NIM : 2176610025)
3) Fery Fadli (NIM : 2176610023)
4) Abdul Azis (NIM : 2176610001)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI AL-QIDIRI JEMBER


Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kaum Jabariyah ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Siti Babur
Rahma, SST pada Mata Kuliah Kepesantrenan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kaum Jabariyah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Siti Babur Rahma, SST, selaku dosen Mata
Kuliah Kepesantrenan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 9 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN .........................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH

BAB 2. PEMBAHASAN ............................................................................................................5

BAB 3. PENUTUP ......................................................................................................................9

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................10


BAB 1.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Jabariyah (bahasa Arab: ‫الجباريه‬, translit. jabariyah) atau Bariyah adalah sebuah


ideologi dan sekte bidah di dalam akidah yang muncul pada abad ke-2 hijriah di Khurasan.
Jabariyah memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki
pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Tokoh utamanya adalah Ja’ad bin Dirham dan Jaham
bin Shafwan. Menurut Asy-Syahrastani 548 H/1153 M, Jabariyah adalah paham yang
menafikan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyerahkan perbuatan tersebut kepada
Allah. Artinya, manusia tidak punya andil sama sekali dalam melakukan perbuatannya,
Tuhanlah yang menentukan segala-galanya.
Keyakinan Jabariyah bertolak belakang dengan keyakinan Qadariyah namun keduanya
dikatakan menyimpang dari akidah Ahlussunnah yang berada dipertengahan, karena menurut
akidah Ahlussunnah mengenai takdir bahwa setiap manusia memiliki pilihan dan kebebasan
dalam menentukan kehendak, manusia diperintahkan untuk berusaha yakni diperintah berbuat
baik dan dilarang berbuat kejahatan, dijanjikan pahala atau diancam siksa atas konsekuensi
dari perbuatannya, sementara apapun yang akan dilakukannya sudah ditetapkan (telah
tertulis) di dalam takdirnya, yang mana setiap makhluk tidak pernah mengetahui bagaimana
takdirnya (baik atau buruk) kecuali setelah terjadinya (berlakunya) takdir itu.
Faham al-jabar pertama kali di perkenakan oleh ja'd bin dirham kemudian disebarkan
oleh jahm bin shafwan dari khurasan.Faham al-jabar juga dikembangkan oleh dua tokoh
diantaranya an-najar dan ja'ad bin dirrar. Sebenarnya paham al-jabar sudah muncul jauh
sebelum kedua tokoh tersebut.Benih-benih ini terlihat dalam perstiwa sejarah berikut
ini:Suatu ketika nabi menjumpai sahabatnya yang sedang betengkar dalam takdit tuhan. Agar
terhindar dari kekeliruan ayat tersebut, nabi melarangnya untuk mendebatkan persoalan
tersebut. Khalifah umar bin khattab pernah menangkap seseorang yang ketahuan mencuri.
Setelah ditanyakan, si pencuri itu berkata "tuhan telah menciptakan aku jadi seorang pencuri"
mendengar ucapan itu. Umar sangat marah saat mendengar perkataan si pencuri itu. Bahkan,
umar juga menganggap orang itu telah berdusta kepada Allah SAW. Karena umar sangat
marah, si pencuri itu diberi dua jenis hukuman. Pertama, hukuman potong tangan. Kedua,
hukuman dera karena menggunakan dalil takdir tuhan.
B. RUMASAN MASALAH
a. Pengertian Kaum Jabariyah
b. Sejarah Aliran Jabariyah
c. Pencetus Aliran Jabariyah
d. Ajaran Aliran Jabariyah
e. Perbedaan Jabariyah dan Aswaja
BAB 2.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kaum Jabariyah

Jabariyah (bahasa Arab: ‫الجباريه‬, translit. jabariyah) atau Bariyah adalah sebuah ideologi


dan sekte bidah di dalam akidah yang muncul pada abad ke-2 hijriah di Khurasan. Jabariyah
memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan
usaha dalam perbuatannya. Tokoh utamanya adalah Ja’ad bin Dirham dan Jaham bin Shafwan.
Menurut Asy-Syahrastani 548 H/1153 M, Jabariyah adalah paham yang menafikan perbuatan
dari hamba secara hakikat dan menyerahkan perbuatan tersebut kepada Allah. Artinya, manusia
tidak punya andil sama sekali dalam melakukan perbuatannya, Tuhanlah yang menentukan
segala-galanya.
Keyakinan Jabariyah bertolak belakang dengan keyakinan Qadariyah namun keduanya
dikatakan menyimpang dari akidah Ahlussunnah yang berada dipertengahan, karena menurut
akidah Ahlussunnah mengenai takdir bahwa setiap manusia memiliki pilihan dan kebebasan
dalam menentukan kehendak, manusia diperintahkan untuk berusaha yakni diperintah berbuat
baik dan dilarang berbuat kejahatan, dijanjikan pahala atau diancam siksa atas konsekuensi dari
perbuatannya, sementara apapun yang akan dilakukannya sudah ditetapkan (telah tertulis) di
dalam takdirnya, yang mana setiap makhluk tidak pernah mengetahui bagaimana takdirnya
(baik atau buruk) kecuali setelah terjadinya (berlakunya) takdir itu.

B. Sejarah Aliran Jabariyah


Faham al-jabar pertama kali di perkenakan oleh ja'd bin dirham kemudian disebarkan
oleh jahm bin shafwan dari khurasan.Faham al-jabar juga dikembangkan oleh dua tokoh
diantaranya an-najar dan ja'ad bin dirrar. Sebenarnya paham al-jabar sudah muncul jauh
sebelum kedua tokoh tersebut.Benih-benih ini terlihat dalam perstiwa sejarah berikut ini:Suatu
ketika nabi menjumpai sahabatnya yang sedang betengkar dalam takdit tuhan. Agar terhindar
dari kekeliruan ayat tersebut, nabi melarangnya untuk mendebatkan persoalan tersebut.
Khalifah umar bin khattab pernah menangkap seseorang yang ketahuan mencuri. Setelah
ditanyakan, si pencuri itu berkata "tuhan telah menciptakan aku jadi seorang pencuri"
mendengar ucapan itu. Umar sangat marah saat mendengar perkataan si pencuri itu. Bahkan,
umar juga menganggap orang itu telah berdusta kepada Allah SAW. Karena umar sangat
marah, si pencuri itu diberi dua jenis hukuman. Pertama, hukuman potong tangan. Kedua,
hukuman dera karena menggunakan dalil takdir tuhan.
Pada pemerintahan daulah bani umayyah, pandangan tentang al-jabar semakin tersebar ke
permukaan. Abdullah bin abbas, melalui suratnya memberikan reaksi kertas kepada penduduk
syria yang diduga berfaham jabariyah.Berkaitan dengan kemunculan aliran jabariyah , ada yang
mengatakan bahwa kemunculannya dilibatkan oleh pengaruh pemikiran asing, yaitu pengaruh
agama yahudi bermazhab qurra dan agama kristen mermazhah yacobit.Disini juga menjelaskan
tentang para pemuka jabariyah dan dokrin-dokrinnya, yang dijelaskan sebagai berikut:
Menurut Asy-Syahratsani,jbariyah juga dapay di kelompokkan mnjadi dua bagian
yaitu ,ekstrim dan modern. Yang dijelaskan dalam dokrin jabariyah ekstrim adalah pendapatnya
adalah bahwa segala perbuatan manusia bukan timbul dengan kemaunnya sendiri, tetapi
kemauan yang di paksa oleh dirinya sendiri. Contohnya, seperti orang mencuri, perbuatan men
curi itu bukan terjadi atas kehendak sendiri, tetapi timbul dari qadha' dan qadhar demikian
tuhan yang menghendaki.Diantara pemuka jabariyah ekstrim adalah dijelaskan sebagai berikut:
Jahm din sofwan, nama lengkapnya adalah Abu Mahrus Jaham Bin Shafwan. Iya berasal dari
khurasan bertempat tinggal di kuffah. Pedapat  jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi
adalah sebagai berikut:
1. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mmpunyai
khendak sendiri, dan tudak mempunyai pilihan.
2. Syurga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain tuhan.
3. Imam adalah ma'rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini pendapatnya sama
dengan aliran kaum murji'ah.
4. Kalam tuhan adalah mahluk. Alla maha suci dari segala sifat dan keserupaan dengn
manusia seperti berbicara , mendengar dan melihat.
5. Ja'ad bin Dirham, adalah seorang maulana bani hakim, tinggal di damakus. Ia dibesarkan
dalam lingkungan kristen yang senang membicarakan tentang teologi. Dokrin pokok
ja'had secara umum sama dengan fikiran jahm Al-Ghuraby.
6. Al-quran itu adalah mahluk, oleh karena itu dia baru. Sesuate yang baru itu tadak dapat
disifatkan kepada allah.
7. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan mahluk, seperti berbicara, melihat dan
mendengar.
8. Manusia terpaksa oleh allah dalam segala-galanya.
9. Berbeda juga dengan jabariyah ekstrim, jabariyah moderat .
10. Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil  bagian atau
peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu. Itulah yang disebut kasab dalam teori
Al-Asy'ry.
11. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat, akan tetapi ia menyatakan bahwa tuhan dapat saja
memindahkan potensi hati(ma'rifat) pada mata sehingga manusia dapat milihat tuhan.
Adh-Dhiar, nama lengkapnya adalah Dhirar Bin Amr. Pendapatnya teantang perbuatan
manusia sama dengan husein an-najjar, bahwa manusia tidak hanya merupakan wayang yang
digerakkan dalang, manusia mempunyai bagian dalam pewujudan perbuatannya dan tidak
semata-mata dipaksa dalam melalukan perbuatannya.Mengenai ru'yat tuhan diakhirat. Dhirar
mengatan bahwa Tuhan dapat dilihat diakhirat melalui indera keenam.

C. PENCETUS KAUM JABARIYAH

1. Ja'ad bin Dirham dan Jaham bin Shafwan Ja'ad bin Dirham adalah pencetus awal aliran
Jabariyah. Setelah diusir dari Damaskus, Ja'ad pindah ke Kufah dan meneruskan ajarannya.
Salah satu muridnya adalah Jaham bin Shafwan yang menjadikan aliran Jabariyah kian populer
di kalangan umat Islam kala itu. Menurut Ja'ad bin Dirham dan Jaham bin Shafwan, manusia
adalah makhluk yang tak memiliki kehendak apa pun. Allah yang mengendalikan segala
perbuatan manusia. Aliran Jabariyah ekstrem dari kedua tokoh ini meyakini fatalisme dan
manusia adalah sosok pasif dalam kehidupan dunia. Selain itu, aliran Jabariyah ekstrem juga
berpandangan bahwa surga dan neraka tidaklah kekal. Menurut pendapat mereka, yang kekal di
alam semesta ini adalah Allah SWT. Jika surga dan neraka juga kekal, maka keduanya akan
menyaingi sifat Allah yang Maha Kekal.
2. An-Najjar dan Ad-Dhirar Husain bin Muhammad An-Najjar dan Dhirar bin Amr
sebenarnya juga meyakini bahwa Allah SWT memang mengendalikan semua perbuatan
manusia. Namun, ia berpendapat manusia pun memiliki peran dalam mewujudkan perbuatan
tersebut. Pendapat kedua tokoh tersebut berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Quran
berikut ini: “Allah-lah yang menciptakan kamu apa yang kamu kerjakan” (Q.S. As-Shaffat
[37]: 96). Dalam surah Al-Balad ayat 10, Dia SWT juga berfirman: "Dan Kami telah
menunjukkan kepadanya dua jalan [jalan kebaikan dan keburukan. Manusia bebas memilih
jalan yang mana]," (QS. Al-Balad [90]: 10). Menurut pendapat mereka, jika manusia tidak
memiliki kehendak bebas sama sekali, maka akan sangat tidak adil jika manusia diganjar dosa
atas perbuatan buruknya atau memperoleh pahala atas amalan baiknya. Pemikiran An-Najjar
dan Ad-Dhirar melandasi perkembangan kelompok Jabariyah moderat yang tidak serta-merta
menganggap manusia mutlak tunduk pada takdir, melainkan juga berpartisipasi dalam
memutuskan segala perbuatannya.

D. AJARAN ALIRAN JABARIYAH

1. Aliran Ekstrim
Tokoh aliran ekstrim adalah Jahm bin Shafwan, dengan doktrin pokok:
a. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai
kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan.
b. Surga dan neraka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah SWT.
c. Iman adalah makrifat atau membenarkan dengan hati, dan hal ini sama dengan konsep yang
dikemukakan oleh kaum murji’ah.
d. Kelam tuhan adalah makhluk.
e. Allah SWT tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar, dan
melihat.
f. Allah SWT tidak dapat dilihat dengan indra mata diakhirat kelak.

2. Aliran Moderat
a. Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik itu positif atau negative, tetapi manusia
mempunyai bagian didalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai
efek untuk mewujudkan perbuatannya.
b. Manusia tidak terpaksa dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia
memperoleh perbuatan yang diciptakan tuhan.
c. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.
E. PERBEDAAN JABARIYAH DAN ASWAJA

JABARIYAH ASWAJA
Sekte ekstrim dalam menyikapi penetapan Moderat dalam menyikapi permasalahan
takdir. takdir.
Setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa Setiap manusia tidak boleh bergantung pada
memiliki pilihan dan usaha dalam kekuasan Allah atau sebaliknya hanya
perbuatannya. mengandalkan kemampuan akal. Keduanya
harus dilakukan bersamaan.
BAB. 3
PENTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/J.M._Ziman

https://tirto.id/sejarah-aliran-jabariyah-pemikiran-dan-perbedaan-dengan-qadariyah-ghVf

https://www.rangkumanmakalah.com/aliran-jabariyah-dan-qadariyah /

https://tirto.id/sejarah-aliran-jabariyah-pemikiran-dan-perbedaan-dengan-qadariyah-ghVf

Anda mungkin juga menyukai