Kaum Jabariyah
Kaum Jabariyah
KAUM JABARIYAH
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah "KEPESANTRENAN"
Dosen Pembimbing :
Siti Babur Rahma , SST
Disusun Oleh :
1) Esa Rama Wijaya (NIM : 2176610018)
2) Habibullah (NIM : 2176610025)
3) Fery Fadli (NIM : 2176610023)
4) Abdul Azis (NIM : 2176610001)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kaum Jabariyah ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Siti Babur
Rahma, SST pada Mata Kuliah Kepesantrenan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kaum Jabariyah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Siti Babur Rahma, SST, selaku dosen Mata
Kuliah Kepesantrenan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................................i
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Ja'ad bin Dirham dan Jaham bin Shafwan Ja'ad bin Dirham adalah pencetus awal aliran
Jabariyah. Setelah diusir dari Damaskus, Ja'ad pindah ke Kufah dan meneruskan ajarannya.
Salah satu muridnya adalah Jaham bin Shafwan yang menjadikan aliran Jabariyah kian populer
di kalangan umat Islam kala itu. Menurut Ja'ad bin Dirham dan Jaham bin Shafwan, manusia
adalah makhluk yang tak memiliki kehendak apa pun. Allah yang mengendalikan segala
perbuatan manusia. Aliran Jabariyah ekstrem dari kedua tokoh ini meyakini fatalisme dan
manusia adalah sosok pasif dalam kehidupan dunia. Selain itu, aliran Jabariyah ekstrem juga
berpandangan bahwa surga dan neraka tidaklah kekal. Menurut pendapat mereka, yang kekal di
alam semesta ini adalah Allah SWT. Jika surga dan neraka juga kekal, maka keduanya akan
menyaingi sifat Allah yang Maha Kekal.
2. An-Najjar dan Ad-Dhirar Husain bin Muhammad An-Najjar dan Dhirar bin Amr
sebenarnya juga meyakini bahwa Allah SWT memang mengendalikan semua perbuatan
manusia. Namun, ia berpendapat manusia pun memiliki peran dalam mewujudkan perbuatan
tersebut. Pendapat kedua tokoh tersebut berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Quran
berikut ini: “Allah-lah yang menciptakan kamu apa yang kamu kerjakan” (Q.S. As-Shaffat
[37]: 96). Dalam surah Al-Balad ayat 10, Dia SWT juga berfirman: "Dan Kami telah
menunjukkan kepadanya dua jalan [jalan kebaikan dan keburukan. Manusia bebas memilih
jalan yang mana]," (QS. Al-Balad [90]: 10). Menurut pendapat mereka, jika manusia tidak
memiliki kehendak bebas sama sekali, maka akan sangat tidak adil jika manusia diganjar dosa
atas perbuatan buruknya atau memperoleh pahala atas amalan baiknya. Pemikiran An-Najjar
dan Ad-Dhirar melandasi perkembangan kelompok Jabariyah moderat yang tidak serta-merta
menganggap manusia mutlak tunduk pada takdir, melainkan juga berpartisipasi dalam
memutuskan segala perbuatannya.
1. Aliran Ekstrim
Tokoh aliran ekstrim adalah Jahm bin Shafwan, dengan doktrin pokok:
a. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai
kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan.
b. Surga dan neraka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah SWT.
c. Iman adalah makrifat atau membenarkan dengan hati, dan hal ini sama dengan konsep yang
dikemukakan oleh kaum murji’ah.
d. Kelam tuhan adalah makhluk.
e. Allah SWT tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar, dan
melihat.
f. Allah SWT tidak dapat dilihat dengan indra mata diakhirat kelak.
2. Aliran Moderat
a. Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik itu positif atau negative, tetapi manusia
mempunyai bagian didalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai
efek untuk mewujudkan perbuatannya.
b. Manusia tidak terpaksa dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia
memperoleh perbuatan yang diciptakan tuhan.
c. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.
E. PERBEDAAN JABARIYAH DAN ASWAJA
JABARIYAH ASWAJA
Sekte ekstrim dalam menyikapi penetapan Moderat dalam menyikapi permasalahan
takdir. takdir.
Setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa Setiap manusia tidak boleh bergantung pada
memiliki pilihan dan usaha dalam kekuasan Allah atau sebaliknya hanya
perbuatannya. mengandalkan kemampuan akal. Keduanya
harus dilakukan bersamaan.
BAB. 3
PENTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/J.M._Ziman
https://tirto.id/sejarah-aliran-jabariyah-pemikiran-dan-perbedaan-dengan-qadariyah-ghVf
https://www.rangkumanmakalah.com/aliran-jabariyah-dan-qadariyah /
https://tirto.id/sejarah-aliran-jabariyah-pemikiran-dan-perbedaan-dengan-qadariyah-ghVf