Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Sintesis Artikel

Penulis dan Judul Lokasi dan Waktu


No. Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian

1. Lidia Fitri, Ernita Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
adalah untuk di wilayah kerja desain penelitian analitik bahwa dari 15 orang balita
mengetahui hubungan Puskesmas Rawat Inap kuantitatif dengan yang tidak diberikan ASI
pemberian ASI Sidomulyo Pekanbaru, rancangan case control dan eksklusif 13 orang balita
Hubungan Pemberian eksklusif dan MPASI Riau, Indonesia. pendekatan retrospective. diantaranya (86,7%) yang
ASI Eksklusif dan MP dini dengan kejadian mengalami stunting.
ASI Dini dengn stunting pada balita 2-5 Sedangkan dari kelompok
Kejadian Stunting tahun di wilayah kerja kontrol didapatkan data
pada Balita Puskesmas Rawat Inap Penelitian ini dilakukan Sampel dalam penelitian ini bahwa sebanyak 13 orang
Sidomulyo Pekanbaru pada tahun 2018. sebanyak 30 orang balita diantaranya (86,7%) tidak
tahun 2018. dimana 15 anak stunting mengalami stunting.
sebagai kasus dan 15 orang
Diterbitkan tahun anak tidak stunting sebagai
2019. control. Teknik
pengambilan sampel total Berdasarkan hasil uji chi-
sampling, square diperoleh nilai p=
(0,000) yang lebih kecil dari
nilai 𝛼 (0,05) yang berarti
ada hubungan bermakna
Instrumen yang digunakan antara pemberian ASI
dalam penelitian ini adalah eksklusif dengan kejadian
kuisioner, microtoise stunting pada balita di
lengborad, dan grafik Z- wilayah kerja Puskesmas
score. Rawat Inap Sidomulyo
Pekanbaru.

Analisis data yang


digunakan dalam peneliian
yaitu analisis data univariat
dan analisis bivariat dengan
uji chi square.

2. Sofia Mawaddah Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
adalah untuk di beberapa posyandu desain penelitian bahwa didapatkan hasil
mengetahui hubungan balita di wilayah binaan observasional analitik balita yang ASI Eksklusif
pemberian ASI Puskesmas Tampang dengan pendekatan case dengan stunting berjumlah
Hubungan Pemberian eksklusif sebagai faktor Tumbang Anjir, control retrospective. 7 balita (8,97%) dan 31
ASI Eksklusif dengan resiko kejadian stunting Kabupaten Gunung balita (39,7%) tidak
Kejadian Stunting pada balita 2-3 tahun di Mas. Sampel dalam penelitian ini stunting.balita yang tidak
pada Balita Usia 24- Kabupaten Gunung ASI eksklusif dengan
36 bulan. Mas. Penelitian ini dilakukan sebanyak 78 orang balita. stunting berjumlah 32 balita
pada bulan Juli- (50%) dan 8 balita
November tahun 2018. (10,25%) tidak stunting.

Diterbitkan pada Instrumen yang digunakan


tahun 2019. dalam penelitian ini adalah
kuisioner, dan microtoise Berdasarkan hasil uji chi-
lengboard. square diperoleh nilai p=
(0,000) dengan probabilitas
sebesar 29.558. Hasil
tersebut menunjukkan
Analisis data yang bahwa probabilitas < level
digunakan dalam peneliian of significance (𝛼 = 5%)
yaitu analisis data univariat yang berarti ada hubungan
dengan uji chi square. signifikan antara pemberian
ASI eksklusif dengan
kejadian stunting pada
balita di Puskesmas
Tampang Tumbang Anjir,
Gunung Mas, Kalimantan
Tengah.

3. Leila Siti Chairani, Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
Merry Maeta Sari, adalah untuk melihat di Kelurahan Tanah desain penelitian deskriptif. bahwa didapatkan hasil
Andreanda Nasution, gambaran karakteristik Baru Bogor. balita yang ASI Eksklusif
Tika Noor Prastia ibu dan balita Sampel dalam penelitian ini berjumlah 29 balita (31,5%)
,pemberian ASI Penelitian ini dilakukan sebanyak 92 orang balita dan 63 balita (68,5%) tidak
eksklusif dan kejadian pada tahun 2018. dengan teknik pengambilan ASI eksklusif dengan
stunting pada balita purposive sampling. stunting berjumlah 31 balita
Gambaran Pemberian umur 24-60 bulan di (33,7%) dan 61 balita
ASI Eksklusif Kelurahan Tanah Baru (66,3%) tidak stunting.
terhadap Kejadian Bogor Tahun 2018.
Stunting pada Balita Instrumen yang digunakan
Umur 24-60 bulan dalam penelitian ini adalah
dikelurahan Tanah kuisioner, microtoise
Baru Bogor Tahun lengboard.
2018.

Analisis data yang


Diterbitkan pada digunakan dalam penelitian
tahun 2019. yaitu analisis data univariat
dengan uji chi square.

4. Al Ma’idatul Latifah, Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
Lina Ema Purwanti, adalah untuk di posyandu Bangunsari desain penelitian korelatif bahwa didapatkan 42
Fillia Icha Sukamto mengetahui hubungan Wagir Kidul wilayah dengan pendekatan cross responden memberikan ASI
pemberian ASI kerja Puskesmas Pulubg sectional retrospective. eksklusif. 41 responden
eksklusif dengan Kabupaten Ponorogo. (97,6%) mempunyai anak
kejadian stunting pada yang tidak mengalami
Hubungan Pemberian balita 1-5 tahun di stunting , dan 1 diantaranya
ASI Eksklusif dengan Posyandu Bangunsari Sampel dalam penelitian ini (2,4%) stunting. Sebanyak 6
Kejadian Stunting Desa Wagir Kidul Penelitian ini dilakukan sebanyak 48 orang balita responden tidak
pada Balita Usia 1-5 wilayah kerja pada tahun 2019. dengan teknik pengambilan memberikan ASI eksklusif,
Tahun. Puskesmas Pulung. samel yaitu purposive 5 responden (83,3%)
sampling. diantaranya mengalami
stunting an 1 responden
(16,7%) tidak mengalami
Diterbitkan pada stunting.
tahun 2020. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
kuisioner, microtoise
lengboard, dan timbangan Berdasarkan hasil uji chi-
bera badan. square diperoleh nilai p=
(0,000) < 0,05 yang berarti
ada hubungan signifikan
antara pemberian ASI
Analisis data yang eksklusif dengan kejadian
digunakan dalam peneliian stunting pada balita 1-5
yaitu analisis data univariat tahun di Posyandu
dan bivariat dengan uji chi Bangunsari Desa Wagir
square. Kidul wilayah kerja
Puskesmas Pulung.

5. Stephanie Lexy Louis, Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
Ayu Nina Mirania, adalah untuk di wilayah kerja desain penelitian analitik bahwa dari 15 orang yang
Evi Yuniarti mengetahui hubungan Puskesmas Merdeka dengan pendekatan cross mengalami stunting
pemberian ASI Palembang. sectional. sebanyak 9 orang (30%)
eksklusif dengan tidak diberikan ASI
kejadian stunting pada eksklusif, 6 orang lainnya
Hubungan Pemberian anak balita. (20%) diberikan ASI
ASI Eksklusif dengan Penelitian ini dilakukan Sampel dalam penelitian ini eksklusif hingga usia 6
Kejadian Stunting pada bulan September- sebanyak 30 orang balita bulan. Sedangkan pada 15
pada Anak Balita. November 2021. dengan teknik pengambilan anak yang tidak mengalami
sampel yaitu total sampling. stunting hanya ditemukan 2
orang (6,67%) yang tidak
Diterbitkan pada diberikan ASI eksklusif,
tahun 2022. Instrumen yang digunakan sedangkan 13 orang
dalam penelitian ini adalah (43,3%) lainnya mendapat
kuisioner, microtoise ASI eksklusif.
lengboard.

Berdasarkan hasil uji chi-


Analisis data yang square diperoleh nilai p=
digunakan dalam penelitian (0,000) < 0,05 yang berarti
yaitu analisis data univariat ada hubungan signifikan
dan bivariat dengan uji chi antara pemberian ASI
square. eksklusif dengan kejadian
stunting pada balita di
wilayah kerja Puskesmas
Merdeka Palembang.

6. Cynthia, I Wayan Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
Bikin Suryawan, A. A adalah untuk di RSUD Wangaya desain penelitian bahwa dari 64 orang
Made Widiasa mengetahui hubungan Kota Denpasar. observasional analitik responden hanya 25 balita
antara riwayat dengan pendekatan cross (30,1%) yang mengalami
pemberian ASI sectional. stunting dan 39 (60,9%)
eksklusif dengan lainnya tidak. Sebanyak 13
Hubungan Riwayat kejadian stunting. Penelitian ini dilakukan orang (20,3%) tidak
ASI Eksklusif dengan pada bulan Januari- diberikan ASI eksklusif, 12
Kejadian Stunting April 2018. Sampel dalam penelitian ini orang lainnya (18,8%)
pada Anak Usia 12-59 sebanyak 64 orang dengan diberikan ASI eksklusif.
bulan di RSUD teknik pengambilan sampel Sedangkan pada 39 anak
Wangaya Kota yaitu consecutive sampling. yang tidak mengalami
Denpasar. stunting ditemukan 24
orang (37,5%) yang tidak
Instrumen yang digunakan diberikan ASI eksklusif,
dalam penelitian ini adalah sedangkan 15 orang
Diterbitkan pada
rekam medis, microtoise (23,4%) lainnya mendapat
tahun 2019.
ASI eksklusif.
lengboard, dan timbangan
berdiri.

Berdasarkan hasil uji chi-


Analisis data yang square diperoleh nilai p=
digunakan dalam penelitian (0,604) > 0,05 yang berarti
yaitu analisis data univariat tidak terdapat hubungan
dan bivariat dengan uji chi signifikan antara pemberian
square. ASI eksklusif dengan
kejadian stunting pada anak
usia 12-59 bulan.

7. Ika Pramulya S, Fiki Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
Wijayanti, Mona adalah untuk di wilayah kerja desain penelitian deskriptif bahwa dari 44 orang
Saparwati mengetahui hubungan Puskesmas korelatif dengan pendekatan (47,8%) yang mengalami
pemberian ASI Selopampang, cross sectional. stunting sebanyak 38 orang
eksklusif dengan Temanggung. (71,7%) tidak diberikan ASI
kejadian stunting pada eksklusif, 6 orang lainnya
Hubungan Pemberian anak balita di wilayah (15,4%) diberikan ASI
ASI Eksklusif dengan kerja Puskesmas Sampel dalam penelitian ini eksklusif. Sedangkan pada
Kejadian Stunting Selopampang, Penelitian ini dilakukan sebanyak 92 orang balita 48 anak (52,2%) yang tidak
pada Balita Usia 24- Temanggung. pada bulan Januari dengan teknik pengambilan mengalami stunting hanya
60 Bulan. tahun 2019. sampel yaitu quota ditemukan 15 orang
sampling. (28,3%) yang tidak
diberikan ASI eksklusif,
Diterbitkan pada sedangkan 33 orang
tahun 2021. Instrumen yang digunakan (84,6%) lainnya mendapat
dalam penelitian ini adalah ASI eksklusif.
kuisioner, microtoise
lengboard.
Berdasarkan hasil uji chi-
square diperoleh nilai p=
Analisis data yang (0,000) < 0,05 yang berarti
digunakan dalam penelitian ada hubungan signifikan
yaitu analisis data univariat antara pemberian ASI
dan bivariat dengan uji chi eksklusif dengan kejadian
square. stunting pada balita usia 24-
60 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Selopampang,
Temanggung.

8. Deni Yatno, Sri Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
Handayani, Salis adalah untuk di wilayah kerja desain penelitian survey bahwa dari 24 orang (40%)
Miftakhul Khoeriyah mengetahui hubungan Puskesmas Ponjong I analitic dengan pendekatan yang mengalami stunting
pemberian ASI Gunung Kidul. cross sectional. sebanyak 20 orang (33,3%)
eksklusif dengan tidak diberikan ASI
kejadian stunting pada eksklusif, 4 orang lainnya
Hubungan Pemberian anak balita usia 2-5 (6,7%) diberikan ASI
ASI Eksklusif dengan tahun di Desa Penelitian ini dilakukan Sampel dalam penelitian ini eksklusif. Sedangkan pada
Kejadian Stunting Umbulrejo pada bulan Juni-Juli sebanyak 60 orang balita 36 anak (60%) yang tidak
pada Balita Usia 2-5 Gunungkidul tahun 2019. dengan teknik pengambilan mengalami stunting
Tahun di Desa Yogyakarta. sampel yaitu total sampling. ditemukan 18 orang (30%)
Umbulrejo yang tidak diberikan ASI
Gunungkidul eksklusif, dan 18 orang
Yogyakarta. (30%) lainnya mendapat
Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ASI eksklusif.
kuisioner, microtoise
Diterbitkan pada lengboard dan timbangan
tahun 2020. berdiri. Berdasarkan hasil uji chi-
square diperoleh nilai p=
(0,013) < 0,05 sehingga
Analisis data yang dapat dikatakan bahwa
digunakan dalam penelitian pemberian ASI eksklusif
yaitu analisis data univariat berhubungan dengan
dan bivariat dengan uji chi kejadian stunting pada
square. balita usia 2-5 tahun di
Desa Umbulrejo, Gunung
Kidul, Yogyakarta.

9. Asmaul Husna, Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
Teungku Nih Farisni adalah untuk di Desa Arongan, desain penelitian deskriptif bahwa jumlah balita yang
mengetahui hubungan Kecamatan Kuala analitik dengan pendekatan diberikan ASI eksklusif
pemberian ASI Pesisir, Kabupaten cross sectional. dengan status kejadian
eksklusif dengan Nagan Raya. normal yaitu 218 balita
Hubungan ASI stunting pada anak (88,26%), jumlah balita
Eksklusif dengan balita di Desa Arongan, yang diberikan ASI
Stunting pada Anak Kecamatan Kuala Sampel dalam penelitian ini eksklusif dengan stunting
Balita di Desa Pesisir, Kabupaten Penelitian ini dilakukan sebanyak 247 orang balita yaitu 6 balita (2,43%).
Arongan, Kecamaran Nagan Raya. pada bulan Oktober dengan teknik pengambilan Sedangkan balita yang tidak
Kuala Pesisir, tahun 2021. sampel yaitu total sampling. diberi ASI eksklusif dengan
Kabupaten Nagan gizi normal yaitu sebanyak
Raya. 10 balita (4,05%), dan yang
Instrumen yang digunakan tidak diberi ASI eksklusif
dalam penelitian ini adalah dengan kejadian stunting
Diterbitkan pada kuisioner, microtoise berjumlah 13 balita
tahun 2022. lengboard dan timbangan (5,26%).
berdiri.

Berdasarkan hasil uji chi-


Analisis data yang square diperoleh nilai p=
digunakan dalam penelitian (0,000) < 0,05 yang berarti
yaitu analisis data univariat dapat disimpulkan bahwa
dan bivariat dengan uji chi terdapat hubungan antara
square. pemberian ASI eksklusif
dengan stunting pada balita
di Desa Arongan,
Kecamatan Kuala Pesisir,
Kabupaten Nagan Raya.

10. Dewi Pusparani Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
Sinambela, Putri adalah menganalisis di wilayah kerja desain penelitian survei bahwa dari 34 orang
Vidiasari D, Nurul hubungan pemberian Puskesmas analitik dengan rancangan (72,3%) yang mengalami
Hidayah ASI eksklusif dengan Selopampang, penelitian cross sectional. stunting sebanyak 32 orang
kejadian stunting pada Temanggung. tidak diberikan ASI
balita di Puskesmas eksklusif, 2 orang lainnya
Teluk Tiram Kota diberikan ASI eksklusif.
Pengaruh Riwayat Banjarmasin. Sampel dalam penelitian ini Sedangkan pada 13 anak
Pemberian ASI Penelitian ini dilakukan sebanyak 47 orang balita (27,7%) yang tidak
Eksklusif dengan pada bulan Januari dengan teknik pengambilan mengalami stunting hanya
Kejadian Stunting tahun 2019. sampel yaitu simple random ditemukan 5 orang yang
pada Balita di sampling. tidak diberikan ASI
Wilayah Kerja eksklusif, sedangkan 8
PUSKESMAS Teluk orang lainnya mendapat
Tiram Banjarmasin. ASI eksklusif.
Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
checklist.
Diterbitkan pada Berdasarkan hasil uji chi-
tahun 2019. square diperoleh nilai p=
Analisis data yang (0,000) < 0,05 yang berarti
digunakan dalam penelitian pemberian ASI eksklusif
yaitu analisis data univariat merupakan salah satu faktor
dan bivariat dengan uji chi terjadinya stunting pada
square. balita.

11. Hamam Hadi (dkk) Tujuan penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menunjukkan
adalah untuk menguji di Timor Tengah desain penelitian analitik bahwa dari 180 orang
peran pemberian ASI Selatan, Nusa Tenggara dengan pendekatan cross (88,28%) yang mengalami
eksklusif dalam Timur. sectional. stunting sebanyak 75 orang
Exclusive mengurangi prevalensi (47,17%) tidak diberikan
Breastfeeding stunting di antara CU2 ASI eksklusif, 105 orang
Protects Young yang disebabkan oleh lainnya (42,17%) diberikan
Children from rendahnya pengeluaran Penelitian ini dilakukan Sampel dalam penelitian ini ASI eksklusif. Sedangkan
Stunting in a Low- rumah tangga pada pada bulan Januari sebanyak 408 orang anak pada 228 anak (52,2%)
Income Population : populasi yang tahun 2019. berusia 6-24 bulan dengan yang tidak mengalami
A Study from Eastern berpenghasilan rendah teknik pengambilan sampel stunting ditemukan 84
Indonesia. di Indonesia. yaitu total sampling. orang (52,83%) yang tidak
diberikan ASI eksklusif,
sedangkan 144 orang
Diterbitkan pada Instrumen yang digunakan (57,83%) lainnya mendapat
tahun 2021. dalam penelitian ini adalah ASI eksklusif.
kuisioner, microtoise length
board, kurva WHO.

Berdasarkan hasil uji chi-


square diperoleh nilai p=
Analisis data yang (0,000) < 0,05 yang berarti
digunakan dalam penelitian pemberian ASI eksklusif
yaitu analisis data univariat mempunyai peran yang
dan bivariat dengan uji chi krusial dengan kejadian
square. stunting di daerah Timor
Tengah Selatan, Nusa
Tenggara Timur.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
resiko pemberian ASI eksklusif dengan stunting, penelitian yang telah dilakukan
literature review Tabel 4.1 Hasil Sintesis Artikel oleh peneliti
menunjukkan hasil bahwa kejadian stunting
pada anak sangat dipengaruhi oleh riwayat pemberian ASI eksklusif dari ibu. 11
penelitian tersebut dilakukan di Indonesia dan menunjukkan hasil yang rata rata
sama.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Chairani et al., 2019),
(Latifah et al., 2020), (Cynthia et al., 2019), (Louis et al., 2022), (Pramulya et al.,
2021), dan (Yatno et al., 2020) bahwa mayoritas umur setiap responden yang
mengalami stunting yaitu berumur antara 24-59 bulan atau rata rata responden
berusia dibawah 5 tahun atau biasa juga disebut dengan balita. Hal ini
membuktikan bahwa kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga menjadi penyebab anak tidak
mencapai tinggi sesuai dengan usianya, kondisi stunting juga biasanya baru akan
terlihat ketika anak mulai menginjak usia 2 tahun (Boucot & Poinar Jr., 2018).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Rohmatika et al.,
2020) sebelumnya menyatakan bahwa balita yang mendapat asupan gizi yang
cukup dan baik akan menurunkan kemungkinan untuk mengalami kekurangan
gizi.
Penelitian yang dilakukan oleh (Louis et al., 2022) menyatakan bahwa
sebanyak 9 dari 15 responden yang dalam kondisi stunting tidak memiliki riwayat
diberikan ASI eksklusif oleh ibu. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
oleh peneliti, alasan ibu tidak memberikan anaknya ASI eksklusif adalah
sedikitnya produksi ASI, pasca section caserea, dan rutinitas kesibukan ibu.
Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh (Mawaddah, 2019) yang
membuktikan bahwa selain ASI eksklusif sebagai faktor penting yang sangat
berhubungan dengan keadaan stunting, tingkat pendidikan ibu juga memegang
peranan yang hampir sama pentingnya. Pada penelitiannya didapatkan ibu yang
pendidikan terakhirnya hanya di tingkat SMA memiliki 14 balita yang stunting
dari total 23 balita jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan
terakhir perguruan tinggi memiliki 3 balita yang stunting dari total 5 balita.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Sinambela et al., 2019) yang
membuktikan bahwa terdapat 34 dari 47 responden yang mengalami stunting
dengan jenis kelamin terbanyak laki laki. Penyebab utamanya adalah
ketidakpahamannya keluarga dan juga ibu terhadap pentingnya pemberian ASI
eksklusif pada masa pertumbuhan anak. Peneliti menyimpulkan bahwa jika
keadaan minimnya pengetahuan ini tidak teratasi dengan baik dan dibiarkan
berlarut larut maka akan menyebabkan tingginya resiko stunting. Peneliti
menyarankan harus adanya peran khusus serta baik dari tenaga kesehatan,
keluarga dan lingkungan sekitar untuk cepat dan tangkap dalam melakukan upaya
pencegahan yaitu dengan meningkatkan pengetahuan keluarga terutama ibu dalam
pola nutrisi anak salah satunya dengan mengetahui betapa pentingnya pemberian
ASI eksklusif terhadap anak. Penelitian ini selaras dengan yang dilakukan oleh
(Husna & Farisni, 2022) yang membuktikan bahwa anak yang tidak diberikan ASI
eksklusif berpotensi 48 kali lipat mengalami stunting dibandingkan dengan balita
yang diberi ASI eksklusif serta dengan jenis kelamin terbanyak laki laki
dibandingkan perempuan yaitu sebanyak 57,89%. Diketahui penyebab anak laki
laki lebih berpotensi untuk mengidap stunting adalah karena anak laki laki
beresiko mengalami gangguan pertumbuhan dibandingkan dengan perempuan
karena pada tahun pertama kehidupan, laki laki lebih rentan mengalami
kekurangan gizi karena ukuran tubuh laki laki yang besar membutuhkan intake
energi yang besar pula (Sinambela et al., 2019).
(Hadi et al., 2021) dalam penelitiannya yang dilakukan di wilayah timur
indonesia meyimpulkan bahwa dari 408 responden didapatkan 180 diantaranya
mengalami stunting dan dengan 75 responden yang stunting tidak mendapat
riwayat ASI eksklusif. Diketahui dari data yang didapatkan dari kuisinoer yang
diberikan oleh peneliti kepada responden, peneliti menyimpulkan bahwa banyak
ibu yang lebih memilih memberikan makanan daripada ASI pada bayi sebelum
usia 6 bulan dikarenakan produksi ASI yang sedikit dan kesibukan ibu. Sama
seperti (Fitri & Ernita, 2019) yang dalam penelitiannya juga membuktikan bahwa
adanya pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian stunting sangat
berpengaruh karena pada penelitian yang ia lakukan ditemukan 13 anak yang
stunting dari 15 orang anak yang tidak diberikan ASI eksklusif dengan alasan
orangtua beranggapan bahwa apabila anak diberikan MP-ASI disni anak akan
menjadi tenang dan bisa tidur dengan nyenyak.
ASI mengandung protein yang bermanfaat untuk perkembangan otak
bayi. ASI banyak mengandung taurin yang berfungsi untuk pertumbuhan sistem
saraf. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi pada tahap awal kehidupan. Hal ini
tidak hanya karena ASI mengandung nutrisi yang cukup, tetapi juga karena
mengandung zat imunoglobulin yang melindungi bayi dari infeksi. Bayi dapat
mencapai tumbuh kembang yang optimal jika diberi ASI eksklusif sampai usia 4-
6 bulan, dan setelah itu masih diberikan hingga 2 tahun dengan tambahan
makanan pendamping ASI (Lestari, 2021).
Pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat mempengaruhi pertumbuhan
berat badan bayi usia 0-6 bulan karena sistem pencernaannya yang belum
berkembang sempurna. Karena itu, hanya ASI yang merupakan makanan terbaik
untuk mereka. Selain itu pemberian makanan selain ASI pada bayi usia < 6 bulan
dapat menyebabkan alergi dan penyakit seperti diare, hal ini terjadi karena
pencernaan bayi belum siap menerima makanan selain ASI. Jadi, ASI dianjurkan
hingga bayi berusia 6 bulan karena mengandung banyak nutrisi penting yang
dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Lebih jauh lagi, nutrisi
tumbuh kembang anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bahkan sejak
dalam kandungan. Kenaikan berat badan anak sangat dipengaruhi dimana anak
mendapat asupan makanan yang cukup, makanan berenergi yang dibutuhkan anak
untuk metabolisme basal, pertumbuhan, dan aktivitas (Lidya Fransisca &; Devi
Oktavia, 2019).
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif cenderung mengalami pertumbuhan
yang normal karena ASI memberikan nutrisi yang diperlukan untuk
perkembangannya. Oleh karena itu, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
hanyalah salah satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan,
namun ASI menawarkan manfaat unik yang tidak dapat diperoleh dari zat lain
(Engel, 2019).

Anda mungkin juga menyukai