Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan

eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022


Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN


ATMOSFER TOKO TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

Suryanti1; Jaya Saputra2; Asral3


1,2,3
Manajemen, Universitas Pelita Bangsa1. Email: suriyanti308@gmail.com1,
jayasaputra@gmail.com2, asral.dasril@gmail.com3

* Korespondensi Penulis: jayasaputra@gmail.com

Abstrak
Keberhasilan bisnis minimarket sangat ditentukan oleh pengusaha dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang sangat menentukan keputusan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kualitas pelayanan, harga dan atmosfer toko terhadap keputusan pembelian pada Indomaret.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para konsumen dari Indomaret. Jenis penelitian
yang digunakan adalah kuantitatif. pengumpulan data dilakukan dengan data primer dan data
sekunder dengan metode accident sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden.
Pengumpulan data meliputi observasi dan penyebaran angket kuesioner. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa (1) secara parsial variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel keputusan pembelian terbukti dengan nilai t hitung 11,323 > t tabel 1,984 dan
signifikansi 0,000 < 0,05, (2) secara parsial variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel keputusan pembelian terbukti dengan nilai t hitung 3,348 > t tabel 1,984 dan signifikansi
0,002 < 0,05, (3) secara parsial variabel atmosfer toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel keputusan pembelian terbukti dengan nilai t hitung 9,1132 > t tabel 1,984 dan signifikansi
0,000 < 0,05, (4) secara simultan kualitas pelayanan, harga dan atmosfer toko berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian terbukti dengan nilai F hitung 365,327 > F tabel 2,70 dan
signifikansi 0,000 < 0,05.

Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Harga, Atmosfer Toko Dan Keputusan Pembelian

Abstract
The success of the minimarket business is largely determined by the entrepreneur in meeting the
needs and desires that determine purchasing decisions. This study aims to determine the effect of
service quality, price and store atmosphere on purchasing decisions at Indomaret. The population used
in this study are consumers from Indomaret. The type of research used is quantitative. Data collection
was carried out with primary data and secondary data by accident sampling method with a total
sample of 100 respondents. Data collection includes observation and distributing questionnaires. The
results of this study indicate that (1) partially the service quality variable has a positive and significant
effect on the purchasing decision variable as evidenced by the t arithmetic value of 11.323 > t table
1.984 and a significance of 0.000 <0.05, (2) partially the price variable has a positive and significant
effect. on the purchasing decision variables as evidenced by the t arithmetic value of 3.348 > t table
1.984 and a significance of 0.002 < 0.05, (3) partially the store atmosphere variable has a positive and
significant effect on the purchasing decision variables as evidenced by the t arithmetic value 9.1132 >
t table 1.984 and a significance of 0.000 < 0.05, (4) simultaneously service quality, price and store
atmosphere have a positive and significant effect on purchasing decisions as evidenced by the
calculated F value of 365.327 > F table 2.70 and a significance of 0.000 < 0.05.

Keywords: Work Discipline, Work Stress, Work Environment and Employee Performance

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 23


Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan
eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022
Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

1. PENDAHULUAN

Persaingan bisnis di Indonesia saat ini sangat berkembang khusus nya di bidang bisnis
ritel. Hal ini ditandai dengan keberadaan pasar tradisional yang mulai tergeser oleh
munculnya berbagai jenis pasar modern, sehingga berbagai macam pusat perbelanjaan eceran
bermunculan dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Beberapa contoh bentuk pusat
perbelanjaan modern seperti minimarket, supermarket, department store, shopping center,
dan hypermarket. Bisnis ritel adalah salah satu aktivitas usaha yang menjual barang-barang
kebutuhan sehari-hari baik dalam bentuk produk dan jasa yang ditujukan pada konsumen
untuk kegunaan pribadi atau keluarga. Menurut Kotler dan Keller (2016), bisnis ritel adalah
semua aktivitas yang dilakukan untuk menjual barang atau jasa kepada konsumen akhir bagi
penggunaan pribadi dan bukan untuk bisnis.
Penjualan ritel modern ditaksir menembus Rp.256 triliun pada tahun 2019, atau
tumbuh sekita 10% dari realisasi tahunan. Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Ritel
Indonesia (Aprindo), nilai penjualan ritel modern pada 2016, 2017 dan 2018 berturut-turut
mencapai Rp. 205 triliun, Rp. 212 triliun dan Rp. 233 triliun. Kinerja industri ritel modern
pada 2019 akan dipengaruhi oleh tren belanja wait and see seiring berjalannya tahun politik
dan industri 4.0. Selain itu, para peritel masih menghadapi tekanan akibat persaingan dengan
pelaku perdagangan elektronik (ekonomi.bisnis.com (online) diakses tanggal 25 Maret 2021).
Pertumbuhan industri ritel modern pada tahun ini diproyeksi bakal lebih baik
dibandingkan dengan tahun lalu, lantaran didukung oleh meningkatnya daya beli sebagian
masyarakat Indonesia. Consumer Behaviour Expert & Executive Director Retail Service
Nielsen Indonesia Yongky Susilo mengatakan pertumbuhan industri ritel modern pada 2020
diproyeksi tumbuh di kisaran 9-10%. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih baik dibandingkan
dengan pertumbuhan 2019 yang tercatat hanya sebesar 8% (ekonomi.bisnis.com (online)
diakses tanggal 25 Maret 2021). Pada industri ritel yang terus berkembang pertumbuhannya
saat ini ialah ritel modern seperti minimarket. Pertumbuhan minimarket di atas 15% per
tahun. Salah satu minimarket terbesar di Indonesia adalah Indomaret, dengan total gerai
>16.336 (per januari 2019) dan pertumbuhannya sampai dengan 7 gerai perharinya. Adapun
pertumbuhan jumlah retail yang dikutip dari katadata.co.id (diakses tanggal 20 Juni 2021)
sebagai berikut:

Gambar 1. Pertumbuhan Persaingan Ritel Indonesia

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang memiliki merek Alfamart, Alfamidi,
dan Lawson justru mengalami pertumbuhan hingga 9,3% atau sebanyak 1.283 gerai. Pada
2018, Alfamart Grup memiliki total 15.028 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sedangkan PT. Indomarco Prismatama yang membawahi merek Indomaret juga mengalami
pertumbuhan 6,7% atau menambah 1.031 gerai pada 2018 menjadi 16.366 gerai.

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 24


Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan
eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022
Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

Sebelumnya, Indomaret memiliki 15.335 gerai pada 2017. Fenomena menjamurnya gerai-
gerai retail kecil di pelosok wilayah Indonesia juga menjadi salah satu penyebab tutupnya
gerai retail dengan skala lebih besar. Semakin meningkatnya persaingan dalam memasarkan
produk, baik karena pesaing yang semakin bertambah maupun volume produk yang semakin
meningkat. Oleh karena itu, maka para pelaku usaha harus dapat melakukan analisis yang
mendalam dalam meraih dan meningkatkan minat beli (purchase intention) produk yang
dipasarkan yang akan berakhir pada keputusan pembelian (purchase decision).
Hal tersebut ditangkap oleh PT. Indomarco Prismatama yang mewujudkannya dengan
mendirikan Indomaret yang memiliki visi “menjadi jaringan ritel yang unggul” dengan moto
“mudah dan hemat”. PT. Indomarco Prismatama (Indomaret) adalah satu dari sekian banyak
ritel modern yang ada. Perusahaan swasta nasional ini didirikan berdasarkan akta notaris No.
207, tertanggal 21 Nopember 1988 oleh Benny Kristianto dan SIUP No. 789/0902/PB/XII/88
tanggal 20 Desember 1988 dengan NPWP 1.337.994.6-041 dari Departemen Keuangan RI
Ditjen Pajak Penjaringan Jakarta Utara. PT Indomarco Prismatama berkantor pusat di Jalan
Ancol I No. 9-10 Ancol Barat Jakarta Utara, memiliki kantor cabang dan distribution centre
(DC) di Jakarta, Cimanggis (Depok), Jatake (Tangerang), Parung (Bogor), Cikarang (Bekasi),
Bandung, Surabaya, Semarang, Lampung, dan di Medan sendiri Indomaret hadir pada
pertengahan tahun 2008. Di Kabupaten Bekasi sendiri, pada tahun 2019 minimarket
berbendera Indomaret sudah lebih dari 296 gerai (www.indomaret.co.id (online) diakses
tanggal 25 Maret 2021). Adapun diagram jumlah gerai indomaret sebagai berikut:

17 17
,600 ,681
16
,366
15
,355
14
,033
12
,195

Gambar 2. Jumlah Gearai Indomaret Tahun 2015 - 2020


Sumber: PT. Indomarco Prismatama, 2021

Jumlah gerai indomaret per januari 2020 mencapai 17.681 gerai. Jumlah ini
bertambah 81 gerai dibandingkan ahir tahun 2019 yang sebanyak 17.600 gerai. Jumlah gerai
yang dimiliki Indomaret terus bertambah tiap tahunnya yang tersebar di berbagai provinsi
(www.indomaret.co.id (onlin lebih dari 17.681 gerai, Indomarco Prismatama mencatat
pendapatan pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp488,88 miliar atau naik 89,64% dari tahun
sebelumnya sebesar Rp257,79 miliar. Laba bersih Indomarco pada 2018 senilai Rp.775
miliar, naik 73,7% dari posisi Rp.446 miliar pada 2017 (www.market.bisnis.com (online)
diakses tanggal 25 Maret 2021). Oleh karena itu manajemen Indomaret berkomitmen untuk
menjadikan Indomaret sebagai aset nasional. Dalam pembangunan nasional, bisnis ritel tidak

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 25


Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan
eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022
Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

hanya sebagai ujung tombak dari pemasaran produk, tetapi juga salah satu sumber
pendapatan negara dan dapat mengurangi pengangguran yang cukup besar. Hal tersebut telah
terbukti dilakukan Indomaret dengan cara seluruh pemikiran dan pengoperasian sepenuhnya
ditangani oleh putra-putri Indonesia.
Berdasar hasil observasi langsung pada Indomaret Pasir Gombong Cikarang Utara
terdapat beberapa faktor dari kualitas layanan dalam meningkatkan suatu keputusan
pembelian seperti wujud layanan yang dapat diamati dan dirasakan oleh konsumen berupa
rasa nyaman karena memiliki ruangan yang luas. Kesegaran udara karena memiliki ventilasi
dan ac didalam ruangan, pencahayaan yang didukung dari adanya jendela kaca yang besar
serta memiliki pencahayaan berupa lampu yang terang dan berwarna putih dalam menerangi
ruangan dan barang. Pramuniaga indomaret berpkaian yang rapi. Kebersiahan toko indomaret
dijaga secara terus menerus, penataan ruang dan barang dalam toko indomaret secara rapi.
Toko indomaret memberikan layanan seperti pemesanan dan pembayaran secara online,
memberikan potongan harga melalui kartu langganan atau kartu member, yang juga
mempengaruhi minat beli selain kualitas layanan yaitu harga. Semakin tinggi harga,
konsumen akan mempersiapkan jasa-jasa semakin tinggi, sehingga konsekuensinya akan
meningkatkan nilai persepsi seseorang. Dengan demikian dengan adanya harga dapat
membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai
jenis barang atau jasa.
Salah satu bisnis ritel yang merasakan ketatnya persaingan saat ini adalah Indomaretm
Pasir Gombong Cikarang Utara. Hal ini ditandai dengan banyaknya muncul toko-toko ritel
lainnya. Pelayanan dan harga pun beraneka macam, juga atmosfer toko yang memberikan
kesan ciri tersendiri. Hal tersebut menuntut pihak pemilik atau pengelola Indomaret Pasir
Gombong Cikarang Utara harus mampu mempertahankan konsumen dengan berbagai strategi
antara lain dengan melakukan perbaikan terhadap kualitas pelayanan yang baik, atmosfer
toko yang sesuai dengan kebutuhan serta kenyamanan konsumen dan juga harga yang
terjangkau. Faktor- faktor tersebut akan dijadikan tolak ukur bagi konsumen dalam memilih
toko ritel.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka

Kualitas merupakan titik awal dalam merebut pangsa pasar sehingga tingkat kualitas
pelayanan tidak hanya perlu dipertahankan tetapi juga harus ditingkatkan untuk menghadapi
persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu
menggerakkan, mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai kelompok tenaga
profesional, semi profesional dan tenaga non profesional yang ada sehingga dapat mencapai
tujuan yang telah direncanakan (Nurdiansyah dan Matadji, 2016). Meningkatkan performa
Indomaret, seperti yang diungkapkan Jimmi Caryabudi, Vice Executive Director Indomarco,
mulai dari pemilihan lokasi sampai desain interior serta eksterior diperhatikan betul oleh
pihak manajemen. Warna merah, biru dan kuning mencolok bukan sekadar petunjuk adanya
gerai Indomaret, tetapi lebih sebagai penanda sebuah kualitas dan kepercayaan, baik untuk
investor maupun pelanggan (www.indomaret.co.id (online) diakses tanggal 25 Maret 2021).
Disamping citra yang baik, store atmosphere juga turut berperan dalam menjaring
konsumen. Store atmosphere (Kotler dan Keller, 2016), identitas sebuah perusahaan dapat

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 26


Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan
eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022
Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

dikomunikasikan kepada pelanggan melalui dekorasi, atau secara lebih luas dari suasananya,
sehingga hal ini dapat dijadikan alat untuk membujuk pelanggan sehingga melakukan
pembelian kembali.
Menurut Kotler dan Keller (2016), keputusan pembelian merupakan tindakan nyata
yang dilakukan konsumen untuk membeli produk atau jasa yang dibutuhkan. Untuk
mengukur keputusan pembelian digunakan indikator yang meliputi: 1) pengenalan masalah,
2) pencarian informasi dan data, 3) pemilihan alternatif, 4) pengambilan keputusan, 5)
evaluasi terhadap nilai manfaat yang diterima setelah mengkonsumsi atau menggunakan
produk.
Menurut Swastha dan Irawan (2008:105) dalam Affandi (2017), keputusan pembelian
adalah pemahaman konsumen tentang keinginan dan kebutuhan akan suatu produk dengan
menilai sumbersumber yang ada dan menetapkan tujuan pembelian serta mengidentifikasi
alternatif sehingga pengambilan keputusan untuk membeli yang disertai dengan perilaku
setelah melakukan pembelian. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2010) dalam
Aprilia et all (2021), mendefinisikan bahwa keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua
atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian. Artinya bahwa seseorang dapat membuat
keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat
mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.
Kelima tahap tersebut tidak harus dilakukan khususnya dalam pembelian yang kurang
memerlukan keterlibatan pembeli, hal ini biasa terjadi pada pembelian yang bersifat
operasional, penjelasan kelima tahap tersebut adalah (Kotler dan Keller, 2016:257):
1. Pengenalan masalah, proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau
kebutuhan adalah merupakan tahap awal dari proses pembelian, dengan maksud untuk
mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi.
2. Pencarian informasi, konsumen mempunyai keinginan atau kebutuhan akan suatu produk,
maka konsumen akan melakukan pencarian informasi secara aktif tentang produk yang
dibutuhkan. Konsumen akan melakukan pencarian informasi itu, misalnya dengan
berkunjung ke toko atau dengan cara membaca atau melihat iklan.
3. Evaluasi Alternatif, konsumen telah memperoleh informasi yang diperlukan maka
langkah berikutnya akan melakukan penilaian alternative terhadap produk yang
dibutuhkan berdasarkan informasi yang diperolehnya tersebut, baik tentang merk, harga
dan lainya.
4. Keputusan Pembelian, sebuah konsumen melakukan penilaian alternatif terhadap suatu
produk maka langkah selanjutnya akan membentuk pilihan produk yang cocok atau
disukainya untuk maksud pembelian. Ada dua faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian, yaitu sikap orang lain dan situasi tak terduga.
5. Perilaku. Setelah pembelian, setelah melalui tahapan-tahapan diatas dan bila konsumen
memutuskan membeli maka konsumen mengalami beberapa tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan, hal ini akan membentuk perilaku konsumen tersebut terhadap produk
yang dibelinya. Konsumen merasa puas, maka akan memakai, membeli ulang dan
menyampaikan kepada orang lain. Sebaliknya jika tidak puas konsumen mungkin akan
menjual atau memindahkan kepada orang lain, bahkan akan menyampaikan
ketidakpuasannya pada orang lain.
Dewasa ini setiap perusahaan terus mengembangkan layanan kepada konsumennya.
Hal ini dikarenakan dengan pelayanan yang baik akan menimbulkan rasa simpati kepada
konsumen yang pada gilirannya konsumen akan puas atau setia kepada perusahaan pemberi
Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 27
Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan
eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022
Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

layanan yang baik. Bila hal ini terus dilakukan maka perusahaan akan memperoleh
keuntungan dengan memiliki pelanggan tetap yang akhirnya akan mendatangkan uang bagi
perusahaan. Pelayanan yang baik merupakan kunci keberhasilan untuk menarik konsumen,
dengan demikian pelayanan merupakan kunci keberhasilan setiap usaha yang ada.
Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan agar
mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Kualitas pelayanan merupakan
salah satu bagian dari strategi pemasaran. Kualitas pelayanan adalah keseluruhan ciri-ciri dari
suatu produk atau jasa dalam hal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah
ditentukan atau bersifat laten, dengan menekankan pada orientasi pemenuhan harapan
pelanggan untuk memperoleh kecocokan untuk pemakaian (Tjiptono, 2005 dalam Deswan et
all, 2020).
Kotler dan Keller (2016:82), memberikan definisi pelayanan adalah setiap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Menurut Tjiptono (2014:121),
mengemukakan bahwa kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan
yang diberikan mampu sesuai dengan ekspetasi pelanggan. Kualitas pelayanan bisa
diwujudkan melalui pemenuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaianya
untuk mengimbangi harapan pelanggan. Sedangkan Lovelock dan Wright (2005:96) dalam
Candra (2018), mendefinisikan kualitas layanan adalah evaluasi koqnitif jangka panjang
pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan.
Harga merupakan sesuatu yang harus diberikan kepada konsumen untuk mendapatkan
keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan. Kotler dan Armstrong
(2011) dalam Anggraeni dan Samboro (2019), mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang
yang diminta untuk suatu produk atau jasa. Menurut Tjiptono (2014), secara sederhana istilah
harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (nonmoneter)
yang mengandung utilitas/ kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga merupakan sejumlah
uang danatau aspek lain (nonmoneter) yang digunakan untuk mendapatkan produk barang
atau jasa.
Harga merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran. Karena
apabila konsumen akan membeli suatu produk, maka harga dari produk tersebut sangat
diperhatikan. Pada umumnya konsumen akan memilih harga yang lebih rendah dengan
kualitas produk yang sama. Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk
atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat
dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Keller, 2016:345).
Menurut Buchari dan Alma (2011:169) dalam Lestari dan Yusuf (2019),
mendefinisikan harga sebagai nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Dengan
demikian harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan atau ditukarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan atau memiliki suatu barang yang memiliki manfaat serta penggunaannya.
Harga merupakan salah satu isyarat dalam pertimbangan konsumen sebelum
melakukan transaksi atau pembelian suatu produk. Konsumen memiliki berbagai penilaian
yang berbeda terhadap harga dari suatu produk yang diperjualkan. Harga yang ditetapkan
diatas harga pesaing akan dipandang sebagai harga yang mahal, sedangkan jika harga
tersebut lebih rendah dari pesaing maka konsumen akan menilai harga produk itu murah. Hal
ini sesuai deangan definisi harga Menurut Kotler dan Keller (2016:356), harga merupakan
salah satu cara dalam pemasaran yang digunakan untuk menilai produk. Dimana didalamnya

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 28


Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan
eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022
Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

terdapat unsur-unsur. Untuk menetapkan harga harus mempertimbangkan tiga elemen penting
biaya, margin atau kenaikan harga, dan kompetisi.
Store atmosphere merupakan atmosfer toko yang sangat berpengaruh bagi sebuah
toko untuk membuat pelanggan merasa betah dan nyaman untuk memilih jenis produk yang
akan dibelinya. dari pesan secara fisik yang telah direncanakan. Suasana toko dapat
digambarkan sebagai perubahan sebagai perubahan terhadap perencanaan lingkungan
pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen
melakukan tindakan pembelian. Levy dan Weits dalam bukunya “Retailing Management”
(2012;490) dalam Yuliani et all (2021), atmosphere merupakan desain sebuah lingkungan
atau suasana yang menstimulasi lima indra. Store atmosphere merupakan kombinasi dari
karakter fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna temperatur,
exterior, tata letak, tata lintas toko, dan tampilan interior yang dapat menimbulkan daya tarik
konsumen dan membangkitkan minat untuk membeli.
Menurut Levy dan Weitz (2012) dalam Tantowi dan Pratomo (2020) Store
atmosphere adalah desain lingkungan seperti komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik,
dan aroma untuk mensimulasikan respon persepsi dan emosi pelanggan dan akhirnya
mempengaruhi perilaku pembelian.

3. METODE PENELITIAN

Desain penelitian merupakan gambaran alur dari penelitian yang dilakukan, adapun
desain penelitian sebagaimana tergambar dibawah ini:

Kualitas
Pelayanan

Harga Keputusan
Pembelian

Atsmosfer

Gambar 3. Desain Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115). Populasi dalam penelitian ini
adalah pelanggan Indomaret Pasir Gombong Cikarang Utara pada periode bulan Maret
sampai dengan Mei 2021 yang berjumlah 100 orang. Populasi ini juga bersifat heterogen
yang dapat dilihat dari beragamnya usia, jenis kelamin, dan pendidikan.
Menurut Bintarti (2015:97), sampel merupakan bagian dari populasi yang ada
sehingga untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan
dengan pertimbangan yang ada. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 29


Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan
eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022
Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

rumus Frendy (2011:53) sebagai berikut:

n = Z2
4μ2

4. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-
variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) (Sugiyono, 2013). Pengujian
regresi linier berganda ini dilakukan dengan satu variabel dependen dan lebih dari satu
variabel independen dengan persamaan regresi linier sederhana yaitu
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3, berikut adalah hasil outputregresi linier berganda:

Tabel 2. Persamaan Regresi Linear Berganda

Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error
1 (Constant) -.705 1.107
KUALITAS PELAYANAN .521 .046
HARGA .163 .050
ATMOSFER TOKO .376 .041
Sumber: Data yang diolah SPSS, 2021.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.13 menghasilkan rumus regresi linear berganda
Y= -0,705 + 0,521X1 + 0,163X2 +0,376X3, dapat disimpulkan bahwa:
Koefisien X1 sebesar 0,521 artinya apabila variabel kualitas pelayanan (X1)
meningkat 1 satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,521 satuan.
1) Koefisien X2 sebesar 0,163 artinya apabila variabel harga (X2) meningkat 1 satuan,
maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,163 satuan.
2) Koefisien X3 sebesar 0,376 artinya apabila variabel atmosfer toko (X3) meningkat 1
satuan, maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0,376 satuan.
3) Konstanta sebesar = -0,705 artinya apabila variabel kualitas pelayanan (X1), harga (X2)
dan keputusan pembelian (X3) dalam keadaan konstan, maka keputusan pembelian (Y)
adalah sebesar -0,705.
Uji t (uji parsial) ini digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel bebasnya
secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikatnya (Sugiyono, 2013). Adapun output hasil
uji t pada tabel berikut:

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 30


Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan
eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022
Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

Tabel 3. Hasil Uji t


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -.705 1.107 -.636 .526
KUALITAS PELAYANAN .521 .046 .528 11.323 .000
HARGA .163 .050 .131 3.248 .002
ATMOSFER TOKO .376 .041 .398 9.112 .000
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sumber: Data yang diolah SPSS, 2021.

Prasyarat apakah berpengaruh poitif dan signifikan yaitu jika nilai t hitung lebih besar
dari t tabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis yang diajukan penulis diterima. Nilai t tabel = t
(α/2; n-k-1) = t (0,025 ; 96) = 1,984. Berdasarkan tabel 4.14 dapat disimpulan bahwa:
1) Diketahui nilai t hitung 11,323 > t tabel 1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.
2) Diketahui nilai t hitung 3,248 > t tabel 1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,0021 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa H2 diterima.
3) Diketahui nilai t hitung 9,112 > t tabel 1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa H3 diterima.
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebasnya (X1, X2 dan X3)
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikattnya (Y), melalui analisis Anova.
Prasyarat yaitu jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima, sedangkan jika F hitung < F tabel,
maka Ha ditolak. Hasil uji F disajikan sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji F


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5984.777 3 1994.926 365.327 .000b
Residual 524.223 96 5.461
Total 6509.000 99
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
b. Predictors: (Constant), ATMOSFER TOKO, HARGA, KUALITAS PELAYANAN
Sumber: Data yang diolah SPSS, 2021.

Nilai F tabel = F (k; n - k) = F (2;97) = 2,70. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui nilai
signifikansi untuk pengaruh X1, X2 dan X3 secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0,000 <
0,05 dan nilai F hitung 365,327 > 2,70 sehingga dapat disimpukan bahwa H4 diterima.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 31


Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan
eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022
Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

a. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial dengan nilai t hitung 11,323 > t tabel
1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial
kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
b) Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial dengan nilai t hitung 3,248 > t tabel
1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,002 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial
harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
c) Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji parsial dengan nilai t hitung 9,112 > t tabel
1,984 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial
atmosfer toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
d) Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji simultan dengan nilai F hitung 365,327 > F
tabel 2,70 dan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara
simultan kualitas pelayanan, harga dan atmosfer toko berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.

Hasil pengujian dari koefisien determinasi untuk variabel kualitas pelayanan, harga dan
atmosfer toko yang memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dengan Adjusted R
Square sebesar 91,7% artinya kuat, sedangkan sisanya sebesar 8,3% dipengaruhi oleh
variabel independen lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Lokasi
penelitian yang dilakukan di Indomaret Pasir Gombong guna melihat keuksesan usaha atau
bisnis ritel yang dijalankan. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan serta
keterbatas penelitian, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
a) Agar perusahaan Indomaret harus lebih inovatif lagi dalam dalam menyediakan kualitas
pelayanan serta promo-promo yang menarik, agar pelanggan tidak merasa bosan dan
jenuh dengan produk yang sudah ada. Serta memberikan sosialisasi dan pengertian
kepada karyawan agar lebih baik dalam menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan
baik kepada tamu
b) Agar perussahaan Indomaret harus melakukan evaluasi sejauh mana harga yang
ditawarkan sesuai dengan pangsa pasar dan dapat terjangkau oleh pelanggan, untuk bisa
tetap bertahan dalam persaingan.
c) Agar perusahaan Indomaret juga harus memperbaiki dan meningkatkan fasilitas yang
ada agar pelanggan lebih merasa nyaman berada di Indomaret.
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa yang dilakukan lebih
mendalam dengan menggunakan objek penelitian dan populasi yang berbeda untuk
memvalidasi hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, M. Y. 2017. Pengaruh kualitas pelayanan, atmosfer toko dan harga terhadap
keputusan pembelian di Ria Mart Campurdarat Kabupaten Tulungagung pada tahun
2017. Simki-Economic Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN: BBBB-BBBB.
Anggraeni, R. N., Samboro, J. 2019. Pengaruh harga dan atmosfer toko terhadap keputusan
pembelian di Baegopa Malang. Jurnal Aplikasi Bisnis Volume 5 Nomor 1 Juni 2019
ISSN- 2407-3741.
Candra, F. 2018. Pengaruh kualitas layanan dan suasana toko terhadap keputusan pembelian
pada Toko Alfamart Ketintang Surabaya. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN)
Volume 06 Nomor 03 2018 ISSN: 2337-6708.

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 32


Jurnal Terapan Ilmu Pengetahuan
eISSN: 2809-4379. Volume:1, Issue:01 12.02.2022
Submit:16 Desember 2021, Accepted:29 Januari 2022

Daswan, L., Lawangka, O., dan Maming, D. 2020. Pengaruh kualitas layanan, harga dan
kepercayaan terhadap keputusan pembelian melalui minat beli logam mulia pada PT
Pegadaian Persero CP Barru. JUMBO (Jurnal Manajemen, Bisnis dan Organisasi)
Vol. 4 No. 2 Agustus 2020 hal 14- 24 e-ISSN: 2502-4175.
Lestari, W. S., Yusuf, A. 2019. Pengaruh kualitas makanan dan harga terhadap kepututsan
pembelian pada Steak Jongkok Karawang. Jurnal Ekonomi Manajemen Volume 5
Nomor 2 November 2019 94-101 ISSN: 2477- 2275.
Merentek, Y. F., Lapian, J., Soegoto, A. S. 2017. Pengaruh kualitas produk, susana toko dan
kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada KFC Bahu Mall Manado.
Jurnal EMBA Vol. 5 No. 2 September 2017 ISSN: 2303-1174.
Misnawati, Sumarni. 2020. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian obat- obatan di
Apotek Zafira Ruhama. Jurnal JAPB: Volume 3 nomor 2 2020.
Santoso, A. T. 2019. Pengaruh kualitas pelayanan, kualitas produk, store atmosphere dan E-
WOM terhadap proses keputusan pembelian (Survei terhadap konsumen Zenbu-
House of Mozaru Paris Van Java, Bandung). Jurnal Manajemen Maranatha Volume
18, Nomor 2, Mei 2019 Hal. 143-158 ISSN: 1411-9293.
Sulaiman, Suriadi, Pratama, A., Veronika, Agusthera, D. D. 2020. Analysis of the effect of
store atmosphere and store image and store location on consumer loyalty through
purchase decision customer Matahari Deapartement Store in Samarinda City.
International Journal of Secientific & Technology Reasearch Volume 9, ISSUE 03,
March 2020 ISSN: 2277-8616.
Tantowi, A. I., Pratomo, A. W. 2020. Pengaruh atmosphere dan experiential terhadap
keputusan pembelian di Kopi Daong Pancawati. Jurnal Ilmiah Manajeman
Kesatuan (JIMKES) Vol. 8 No. 2 Hal. 65-78 IBI Kesatuan Juli 2020 ISSN: 2337-
7860.
Tjiptono, F dan Chandra, G. 2014. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi.
Yuliani, N. K. D., Mitariani, N. W. E., Atmaja, N. P. C. D. 2021. Pengaruh atmosphere,
kualitas pelayanan dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian pada toko
fashion Dewa Ayu Shop Klungkung. Jurnal EMAS Volume 2 Nomor 1 Januari 2021
ISSN: 2772-3020-6849.

Publikasi artikel di bawah lisensi Creative Commons (CC BY-SA) Page 33

Anda mungkin juga menyukai