REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB WAIKABUBAK
Jalan Adhiaksa KM 6 Waikabubak Sumba Barat
Email :lapaswaikabubak@yahoo.com
Berdasarkan surat Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak AsasiManusia
Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur, Nomor : W22. PK.01.04- 6043, tanggal 03 Agustus 2023
perihal Permintaan Data Dukung Target Kinerja B08 Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun 2023,
bersama ini dengan hormat kami sampaikan Laporan Tahanan yang Mendapatkan Pelayanan Hukum
dan Mengikuti Kegiatan Bimbingan Keterampilan dan Kepribadian pada Lapas Kelas IIB Waikabubak
sebagai pemenuhan data dukung Target Kinerja B.08 pada Bidang Pembinaan.
Demikian laporan ini kami sampaikan, atas perhatian dan Kerjasamanya diucapkan terima
kasih.
Kepala
Yohanis Varianto
NIP. 197909242000121001
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB WAIKABUBAK
Jalan Adhiaksa KM 6 Waikabubak Sumba Barat
Email :lapaswaikabubak@yahoo.com
LAPORAN
TAHANAN YANG MENDAPATKAN PELAYANAN HUKUM DAN MENGIKUTI
KEGIATAN BIMBINGAN KETERAMPILAN DAN KEPRIBADIAN
PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB WAIKABUBAK
A. PENDAHULUAN
1. Umum
Pemberian Bantuan Hukum kepada warga negara merupakan wujud nyata dari
implementasi negara kita sebagai negara hukum, Negara yang mengakui dan melindungi
serta menjamin hak asasi warga negara akan kebutuhan akses seluas- luasnya terhadap
keadilan, dan kesamaan di hadapan hukum. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang
diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-cuma kepada Penerima Bantuan
Hukum.Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau kelompok orang miskin. Pemberi
Bantuan Hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi kemasyarakatan yang
memberi layanan Bantuan Hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011
Tentang Bantuan Hukum.
Lembaga Pemasyarakatan wajib melaksanakan pembinaan terhadap Tahanan dan
Narapidana yang ditempatkan dalam wilayah Rumah Tahanan selama menjalani putusan
masa pidananya. Dalam melaksanakan pembinaan Kepala Lapas wajib mengadakan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan program pembinaan. Kegiatan
pembinaan diarahkan pada kemampuan Narapidana untuk berintegrasi secara sehat dengan
masyarakat. Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana adalah pedoman dalam
melaksanakan penilaian pembinaan narapidana dengan metode pengamatan perilaku yang
bertujuan untuk meningkatkan objektivitas penilaian perubahan perilaku narapidana dalam
pelaksanaan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat risiko narapidana.
Menindaklanjuti Hal tersebut, kami akan menyampaikan Laporan Tahanan yang
Mendapatkan Pelayanan Hukum dan Mengikuti Kegiatan Bimbingan Keterampilan dan
Kepribadian sebagai pemenuhan data dukung Target Kinerja B.08.
3. Ruang Lingkup
Pelaporan tahanan yang mendapatkan pelayanan hukum dan mengikuti
kegiatan bimbingan keterampilan dan kepribadian merupakan tugas dan fungsi pokok
subseksi Pelayanan Tahanan pada Lapas Kelas IIB Waikabubak.
4. Dasar Hukum
Adapun Dasar Hukum yang melandasi pelaksanaan laporan tahanan yang mendapatkan
pelayanan hukum dan mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan dan kepribadian adalah
sebagai berikut :
a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum;
c) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara
Tahun 2022 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor
6811;
d) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015
Nomor 84);
e) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 tentang Target Kinerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1664);
f) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 7 tahun
2022 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian
Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti
Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat;
g) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2021 Tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama danTugas Koordinator Jabatan Fungsional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun
2021 Nomor 1366);
h) Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor: M.HH- 03.PR.01.03 Tahun 2022 tentang Target Kinerja Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Tahun 2023; dan
i) Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kepmenkumham R.I No: PAS-
10.OT.02.02 tahun 2021 tentang Sistem Penilaian Pembinaan
Narapidana.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan Laporan tahanan yang mendapatkan pelayanan hukum dan
mengikutikegiatan
bimbingan keterampilan dan kepribadian periode bulan Juli Tahun 2023 telah
dilaksanakan secara baik oleh subseksi Pelayanan Tahanan Lapas Kelas IIB
Waikabubak.
Adapun rangkaian pelaksanaan prosedur tahanan yang mendapatkan pelayanan hukum pada
Lapas Kelas IIB Waikabubak adalah sebagai berikut :
1. Pemberian bantuan hukum diselenggarakan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Hukum dan HAM dan dilaksanakan oleh Pemberi Bantuan
Hukum (Advokat, Paralegal, Dosen, dan Mahasiswa Fakultas Hukum) yang telah lulus
verifikasi dan Akreditasi kepada Penerima Bantuan Hukum (Tahanan).;
2. Tahanan mengajukan permohonan bantuan hukum kepada pemberi bantuan hukum
melalui Kepala Lapas secara tertulis yang berisi identitas tahanan dan uraian singkat mengenai
pokok persoalan yang dimohonkan dengan melampirkan dokumen yang berkenaan dengan
perkara dan surat keterangan miskin dari Lurah, Kepala Desa atau Pejabat yang setingkat di
tempat tinggal Tahanan/Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat/Bantuan Langsung Tunai/Kartu
Beras Miskin/Dokumen lain sebagaipengganti surat keterangan miskin;
3. Kepala Lapas meneruskan permohonan bantuan hukum kepada pemberi bantuan hukum yang
telah lulus verifikasi dan akreditasi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri
Hukum dan HAM R.I;
4. Pemberi Bantuan Hukum memeriksa kelengkapan persyaratan dalam waktu paling lama 1 (satu)
hari kerja setelah menerima berkas permohonan bantuan hukum;
5. Apabila permohonan bantuan hukum telah memenuhi persyaratan, pemberi bantuan
hukum wajib menyampaikan kesediaan atau penolakan secara tertulis kepada Kepala Lapas atas
permohonan pemberian bantuan oleh Tahanan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja terhitung sejak permohonan dinyatakan lengkap;
6. Apabila Pemberi Bantuan Hukum menyatakan kesediaannya, Pemberi Bantuan Hukum
memberikan bantuan hukum hingga masalah hukumnya selesai dan/atau perkaranya telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, selama Tahanan tersebut tidak mencabut surat kuasa
khusus.
7. Petugas Subseksi Registrasi mencatat tahanan yang menerima bantuan hukum dan
pemberi bantuan hukum dalam buku khusus bantuan hukum.
2. Tahap lanjutan
Pembinaan tahap lanjutan meliputi tahap lanjutan pertama yaitu dimulai
sejak berakhirnya pembinaan tahap awal sampai dengan 1/2 (satu per dua) dari masa pidana.
Tahap lanjutan kedua dimulai sejak berakhirnya pembinaan tahap lanjutan pertamasampai
dengan 2/3 (dua per tiga) masa pidana.
E. PENUTUP
Demikian Laporan ini dibuat sebagai bahan informasi dan evaluasi tentang
tentang target kinerja B.08 Tahun 2023 bidang pembinaan pada Lapas Kelas IIB Waikabubak.
Atas perhatian dan Kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Kepala
Yohanis Varianto
NIP. 19790924200012100