Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB WAIKABUBAK
Jalan Adhiaksa KM 6 Waikabubak Sumba Barat
Email :lapaswaikabubak@yahoo.com

Nomor : W.22.PAS.PAS.7.PK.01.02-422 16 Agustus 2023


Sifat : Segera
Lampiran : 1(satu) berkas
Perihal : Laporan Tahanan yang Mendapatkan Pelayanan Hukum
dan Mengikuti Kegiatan Bimbingan Keterampilan dan Kepribadian.

Yth. Kepala Kantor Wilayah


Cq. Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM
Nusa Tenggara Timur

Berdasarkan surat Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak AsasiManusia
Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur, Nomor : W22. PK.01.04- 6043, tanggal 03 Agustus 2023
perihal Permintaan Data Dukung Target Kinerja B08 Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun 2023,
bersama ini dengan hormat kami sampaikan Laporan Tahanan yang Mendapatkan Pelayanan Hukum
dan Mengikuti Kegiatan Bimbingan Keterampilan dan Kepribadian pada Lapas Kelas IIB Waikabubak
sebagai pemenuhan data dukung Target Kinerja B.08 pada Bidang Pembinaan.
Demikian laporan ini kami sampaikan, atas perhatian dan Kerjasamanya diucapkan terima
kasih.

Kepala

Yohanis Varianto
NIP. 197909242000121001
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB WAIKABUBAK
Jalan Adhiaksa KM 6 Waikabubak Sumba Barat
Email :lapaswaikabubak@yahoo.com

LAPORAN
TAHANAN YANG MENDAPATKAN PELAYANAN HUKUM DAN MENGIKUTI
KEGIATAN BIMBINGAN KETERAMPILAN DAN KEPRIBADIAN
PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB WAIKABUBAK

A. PENDAHULUAN
1. Umum
Pemberian Bantuan Hukum kepada warga negara merupakan wujud nyata dari
implementasi negara kita sebagai negara hukum, Negara yang mengakui dan melindungi
serta menjamin hak asasi warga negara akan kebutuhan akses seluas- luasnya terhadap
keadilan, dan kesamaan di hadapan hukum. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang
diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-cuma kepada Penerima Bantuan
Hukum.Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau kelompok orang miskin. Pemberi
Bantuan Hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi kemasyarakatan yang
memberi layanan Bantuan Hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011
Tentang Bantuan Hukum.
Lembaga Pemasyarakatan wajib melaksanakan pembinaan terhadap Tahanan dan
Narapidana yang ditempatkan dalam wilayah Rumah Tahanan selama menjalani putusan
masa pidananya. Dalam melaksanakan pembinaan Kepala Lapas wajib mengadakan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan program pembinaan. Kegiatan
pembinaan diarahkan pada kemampuan Narapidana untuk berintegrasi secara sehat dengan
masyarakat. Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana adalah pedoman dalam
melaksanakan penilaian pembinaan narapidana dengan metode pengamatan perilaku yang
bertujuan untuk meningkatkan objektivitas penilaian perubahan perilaku narapidana dalam
pelaksanaan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat risiko narapidana.
Menindaklanjuti Hal tersebut, kami akan menyampaikan Laporan Tahanan yang
Mendapatkan Pelayanan Hukum dan Mengikuti Kegiatan Bimbingan Keterampilan dan
Kepribadian sebagai pemenuhan data dukung Target Kinerja B.08.

2. Maksud dan Tujuan


Adapun Maksud dari Laporan tahanan yang mendapatkan pelayanan hukum dan
mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan dan kepribadian sebagai pemenuhan data
dukung target kinerja B.08 khususnya pada bidang pembinaan Lapas Kelas IIB Waikabubak.
sedangkan Tujuan Laporan tahanan yang mendapatkan pelayanan hukum dan mengikuti
kegiatan bimbingan keterampilan dan kepribadian, adalah sebagai berikut:
a) Menjamin dan memenuhi hak bagi Penerima Bantuan Hukum untuk
mendapatkan akses keadilan di Lapas IIB Waikabubak;
b) mewujudkan hak konstitusional segala warga negara sesuai dengan prinsip
persamaan kedudukan di dalam hukum;
c) Menjamin kepastian penyelenggaraan Bantuan Hukum dilaksanakan secara merata di
seluruh wilayah Negara Republik Indonesia;
d) Terselenggaranya penilaian pembinaan narapidana secara berkala yang terukur dan
dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka pemenuhan hak narapidana; dan
e) Tercapainya perubahan sikap dan perilaku, patuh terhadap hukum dan tata tertib
serta peningkatan kompetensi dan kemampuan diri Narapidana pada Lapas Kelas IIB
Waikabubak.

3. Ruang Lingkup
Pelaporan tahanan yang mendapatkan pelayanan hukum dan mengikuti
kegiatan bimbingan keterampilan dan kepribadian merupakan tugas dan fungsi pokok
subseksi Pelayanan Tahanan pada Lapas Kelas IIB Waikabubak.

4. Dasar Hukum
Adapun Dasar Hukum yang melandasi pelaksanaan laporan tahanan yang mendapatkan
pelayanan hukum dan mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan dan kepribadian adalah
sebagai berikut :
a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum;
c) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara
Tahun 2022 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor
6811;
d) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015
Nomor 84);
e) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 tentang Target Kinerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1664);
f) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 7 tahun
2022 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian
Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti
Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat;
g) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2021 Tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama danTugas Koordinator Jabatan Fungsional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun
2021 Nomor 1366);
h) Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor: M.HH- 03.PR.01.03 Tahun 2022 tentang Target Kinerja Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Tahun 2023; dan
i) Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kepmenkumham R.I No: PAS-
10.OT.02.02 tahun 2021 tentang Sistem Penilaian Pembinaan
Narapidana.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan Laporan tahanan yang mendapatkan pelayanan hukum dan
mengikutikegiatan
bimbingan keterampilan dan kepribadian periode bulan Juli Tahun 2023 telah

dilaksanakan secara baik oleh subseksi Pelayanan Tahanan Lapas Kelas IIB

Waikabubak.
Adapun rangkaian pelaksanaan prosedur tahanan yang mendapatkan pelayanan hukum pada
Lapas Kelas IIB Waikabubak adalah sebagai berikut :
1. Pemberian bantuan hukum diselenggarakan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Hukum dan HAM dan dilaksanakan oleh Pemberi Bantuan
Hukum (Advokat, Paralegal, Dosen, dan Mahasiswa Fakultas Hukum) yang telah lulus
verifikasi dan Akreditasi kepada Penerima Bantuan Hukum (Tahanan).;
2. Tahanan mengajukan permohonan bantuan hukum kepada pemberi bantuan hukum
melalui Kepala Lapas secara tertulis yang berisi identitas tahanan dan uraian singkat mengenai
pokok persoalan yang dimohonkan dengan melampirkan dokumen yang berkenaan dengan
perkara dan surat keterangan miskin dari Lurah, Kepala Desa atau Pejabat yang setingkat di
tempat tinggal Tahanan/Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat/Bantuan Langsung Tunai/Kartu
Beras Miskin/Dokumen lain sebagaipengganti surat keterangan miskin;
3. Kepala Lapas meneruskan permohonan bantuan hukum kepada pemberi bantuan hukum yang
telah lulus verifikasi dan akreditasi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri
Hukum dan HAM R.I;
4. Pemberi Bantuan Hukum memeriksa kelengkapan persyaratan dalam waktu paling lama 1 (satu)
hari kerja setelah menerima berkas permohonan bantuan hukum;
5. Apabila permohonan bantuan hukum telah memenuhi persyaratan, pemberi bantuan
hukum wajib menyampaikan kesediaan atau penolakan secara tertulis kepada Kepala Lapas atas
permohonan pemberian bantuan oleh Tahanan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja terhitung sejak permohonan dinyatakan lengkap;
6. Apabila Pemberi Bantuan Hukum menyatakan kesediaannya, Pemberi Bantuan Hukum
memberikan bantuan hukum hingga masalah hukumnya selesai dan/atau perkaranya telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, selama Tahanan tersebut tidak mencabut surat kuasa
khusus.
7. Petugas Subseksi Registrasi mencatat tahanan yang menerima bantuan hukum dan
pemberi bantuan hukum dalam buku khusus bantuan hukum.

Lapas Kelas IIB Waikabubak telah melaksanakan pembinaan terhadap Tahanan


dan Narapidana yang ditempatkan dalam wilayah Lapas selama menjalani putusan masa
pidananya. Dalam melaksanakan pembinaan Lapas Kelas IIB Waikabubak wajib mengadakan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan
program pembinaan. Kegiatan pembinaan diarahkan pada kemampuan Tahanan dan
Narapidana untuk berintegrasi secara sehat dengan masyarakat. Pengalihan pembinaan dari satu
tahap ke tahap lain ditetapkan melalui sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan berdasarkan data
hasil pengamatan, penilaian, dan laporan terhadap pelaksanaan pembinaan dari Pembina
Pemasyarakatan, Pengaman Pemasyarakatan, Pembimbing Kemasyarakatan, dan Wali Narapidana.
Dalam Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan Kepala Lapas wajib memperhatikan hasil litmas.
Dalam melaksanakan pembinaan terhadap Tahanan dan Narapidana di Lapas telah disediakan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan klasifikasi dan spesifikasi tertentu. Bagi
Narapidana yang tidak memenuhi syarat- syarat tertentu pembinaan tahap akhir, maka
Narapidana yang bersangkutan tetap melaksanakan pembinaan di Rutan. Apabila terdapat
Narapidana yang tidak dimungkinkan memperoleh kesempatan asimilasi dan atau integrasi, maka
Narapidana yang bersangkutan diberikan pembinaan khusus. Wali Pemasyarakatan melakukan
Penilaian berdasarkan variabel penilaian pembinaan kepribadian yang mencakup kesadaran
beragama, kemampuan intelektual, kesehatan jasmani, konseling/rehabilitasi serta kesadaran hukum
berbangsa dan bernegara. Wali Pemasyarakatan melakukan Penilaian berdasarkan variabel penilaian
pembinaan kemandirian yang mencakup pelatihan keterampilan dan produksi barang/jasa.
Pembinaan Narapidana dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap pembinaan yang terdiri dari:
1. Tahap awal
Pembinaan tahap awal bagi Narapidana dimulai sejak yang bersangkutan berstatus sebagai
Narapidana sampai dengan 1/3 (satu per tiga) dari masa
pidana. Pembinaan tahap awal meliputi:
a) Masa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan paling lama 1 (satu)
bulan;
b) Perencanaan program pembinaan kepribadian dan
kemandirian; c) Pelaksanaan program pembinaan kepribadian
dan kemandirian; d) Penilaian pelaksanaan program pembinaan
tahap awal.

2. Tahap lanjutan
Pembinaan tahap lanjutan meliputi tahap lanjutan pertama yaitu dimulai
sejak berakhirnya pembinaan tahap awal sampai dengan 1/2 (satu per dua) dari masa pidana.
Tahap lanjutan kedua dimulai sejak berakhirnya pembinaan tahap lanjutan pertamasampai
dengan 2/3 (dua per tiga) masa pidana.

Pembinaan tahap lanjutan meliputi:


a) Perencanaan program pembinaan
lanjutan;
b) Pelaksanaan program pembinaan
lanjutan;
c) Penilaian pelaksanaan program pembinaan lanjutan;
dan d) Perencanaan dan pelaksanaan program asimilasi.
3. Tahap akhir (Dilaksanakan di luar Lapas oleh Bapas)
Pembinaan tahap akhir dilaksanakan sejak berakhirnya tahap lanjutan sampai denganberakhirnya
masa pidana dari Narapidana yang bersangkutan.
Pembinaan tahap akhir meliputi:
a) Perencanaan program integrasi;
b) Pelaksanaan program integrasi; dan
c) Pengakhiran pelaksanaan pembinaan tahap akhir.

C. HASIL YANG DICAPAI


Pelaksanaan Laporan tahanan yang mendapatkan pelayanan hukum dan mengikuti
kegiatan bimbingan keterampilan dan kepribadian periode bulan Juli Tahun 2023 pada Lapas
Kelas IIB Waikabubak telah dilakukan secara optimal. Adapun hasil yang telah dicapai
adalah sebagai berikut:
a. Memastikan Tahanan mendapatkan bantuan pelayanan hukum. Tercatat 10
orang tahanan pada Lapas Kelas IIB Waikabubak mendapatkan bantuan
pelayanan hukum pada periode bulan Juli 2023;
b. Tahanan pada Lapas Kelas IIB Waikabubak tidak memperoleh Pembinaan
Kemandirian berupa pembinaan keterampilan dikarenakan jenis pembinaan ini
hanya diperuntukan untuk Narapidana;
c. Tahanan pada Lapas Kelas IIB Waikabubak mendapatkan program pembinaan
kepribadian secara rutin berupa Pembinaan Kerohanian berdasarkan hasil
kerjasama dengan pihak ketiga yaitu Kementerian Agama Kabupaten Sumba
Barat, Pastor Paroki Santo Petrus Waikabubak. Tahanan yang memperoleh
Pembinaan Kepribadian pada periode bulan Juli 2023 berjumlah 76 Orang.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Lapas Kelas IIB Waikabubak telah melaksanakan Pemenuhan Target Kinerja
pada periode B.08 melalui pelaporan tahanan yang mendapatkan pelayanan hukum dan
mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan dan kepribadian periode bulan Juli
Tahun
2023.
2. Saran
a. Kurangnya pemahaman Tahanan tentang pelayanan bantuan hukum sehingga
diperlukannya sosialisasi secara mendalam kepada tahanan tentang mekanisme
dan persyaratan tentang pelayanan bantuan hukum.
b. Diperlukannya lebih banyak kerjasama dengan pihak ketiga tentang
pembinaan kemandirian agar jenis pembinaan kemandirian lebih bervariatif
sehingga menghasilkan Narapidana yang berkompeten dalam melatih
keterampilannya masing-masing.

E. PENUTUP
Demikian Laporan ini dibuat sebagai bahan informasi dan evaluasi tentang
tentang target kinerja B.08 Tahun 2023 bidang pembinaan pada Lapas Kelas IIB Waikabubak.
Atas perhatian dan Kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Kepala

Yohanis Varianto
NIP. 19790924200012100

Anda mungkin juga menyukai