Anda di halaman 1dari 5

MATERI

IMUNISASI

1. A.    PENGERTIAN
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau
resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan untuk terhindar dari
penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

1. B.     TUJUAN IMUNISASI
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi
yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air,
tbc, dan lain sebagainya.

1. C.    JENIS JENIS IMUNISASI  PADA BAYI


1. Imunisasi BCG
termasuk salah satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan. Ketahanan terhadap penyakit TB
(Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercel bacili yang hidup di dalam
darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak
berbahaya ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin).
1. Imunisasi hepatitis B
ini juga merupakan imunisasi yang diwajibkan, lebih dari 100 negara memasukkan
vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan
virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virud hepatitis B (VHB) dapat
menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin
terjadi sirosis atau pengerutan hati.
 

1. Vaksin Polio
Vaksin merupakan cara pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi suatu penyakit.
Vaksin bukanlah obat apalagi untuk penyakit polio yang belum ada obatnya. Vaksin polio
bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap virus polio tanpa
terjangkit penyakit tersebut. Sebelum tahun 2000 pemberian vaksin polio dilakukan secara
oral, dimana didalam vaksin tersebut terkandung virus polio hidup yang telah dijinakkan.
Namun dalam penerapannya ternyata dalam beberapa kasus penyakit polio justru
disebabkan oleh vaksin oral tersebut. Setelah tahun 2000 pemberian vaksin dilakukan
dengan memasukkan virus polio yang sudah mati atau tidak aktif lagi, dan pemebrian
vaksin ini dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin pada lengan atau kaki.

1. Pemberian vaksin polio pada balita


Pemberian vaksin polio umumnya diberikan pada saat usia anak-anak. Secara umum
pemberian vaksin dilakukan secara bertahap dalam 4 dosis, dan pemberian dilakukan pada
usia 2 bulan, 4 bulan, 6 – 18 bulan, 4 – 6 tahun. Berdasarkan penjelasan diatas memang
penyakit polio bukan penyakit yang mematikan, namun memandang akibat kelumpuhan
yang ditimbulkannya maka perlu adanya tindakan pencegahan. Terutama untuk balita
apabila terjangkit penyakit ini tentunya akan mengganggu perkembangan fisik dari balita
tersebut, oleh karena itu orang tua harus memahami pentingnya imunisasi polio pada balita

1.  munisasi DPT
merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan pada bayi. Imunisasi ini biasanya
diberikan dalam beberapa tahapan. Untuk totalnya, pemberian imunisasi ini mencapai enam
kali. Biasanya dilakukan mulai dari bayi usia 2 bulan hingga usianya mencapai 12 tahun.

 Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah penyakit seperti difteri, tetanus, dan pertusis.
Bayi disarankan untuk diberikan imunisasi ini saat usianya 2 bulan. Tapi jika bayi Anda
usianya sudah melebihi 2 bulan dan belum di imunisasi DPT lakukan saja sesuai urutan
tahapan berdasarkan usianya

1. Imunisasi campak
Tanda klinis awal campak biasanya demam tinggi, yang muncul 10-12 hari setelah terpapar
virus ini dan berlangsung selama 4-7 hari. Pilek, batuk, mata merah dan berair, dan
munculnya bercak putih pada sebelah dalam pipi atau yang disebutKoplik’s Spot merupakan
tanda awal penyakit ini. Setelah beberapa hari, ruam mulai muncul yaitu bintik-bintik kecil
kemerahan pada kulit, biasanya pada muka dan leher atas. Setelah 3 hari, ruam ini
menyebar, biasanya ke daerah tangan dan kaki. Ruam ini muncul selama 5-6 hari lalu
menghilang dengan sendiri. Biasanya, ruam ini muncul 14 hari setelah terpapar virus ini
(dengan batasan 7-18 hari).
1. D.    IMUNISASI PADA IBU HAMIL
Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) adalah upaya membangun kekebalan tubuh untuk mencegah
terjadinya infeksi tetanus. Tetanus berisiko terjadi pada bayi baru lahir sehingga imunisasi
ini diberikan pada ibu hamil sebagai bentuk pencegahannya. Imunisasi TT selain mencegah
terjadinya infeksi tetanus pada bayi baru lahir juga melindungi ibu terhadap terjadinya
infeksi ini, mengingat pada proses persalinan terjadi perlukaan baik dari pihak ibu maupun
bayi.

       TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi (DPT).


       TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi (DPT).
       TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi (DPT).
       TT 3, dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada kelas satu.
       TT 4, dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada kelas dua.
       TT 5, dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada kelas tiga.
 

1. E.     JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI BAYI

 Jenis  Umur Pemberian Vaksinasi


Vaksin

 Bulan

 LH                1  1  1  2  
R 1 2 3 4 5 6 9 2 5 8 4 3

 B C G     1 Kali                  

 Hepatit  
is B  1 2                      

     
 Polio     1   2   3        4  

     
 D P T     1   2   3        4  

 Campa  
k               1          

Umur Vaksin Keterangan

 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan


pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif,
dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan
dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak
Hepatitis diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui
B-1 bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml
sebelum bayi berumur 7 hari.

Saat  Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di


lahir RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk
Polio-0 menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)

1 Hepatitis
bulan B-2  Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1
bulan.

0-2  BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCGakan diberikan pada


bulan umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu
BCG dan BCG diberikan apabila ujituberkulin negatif.

2  DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan


bulan DTP-1 DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-
1 (PRP-T)

Hib-1  Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1
dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-
1.

Polio-1

 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1

DTP-2  DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

Hib-2

 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2


4
bulan Polio-2

 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

DTP-3  DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3


(PRP-T).

Hib-3  Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak


perlu diberikan.

Polio-3

 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3

6 Hepatitis
bulan B-3  HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun
optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan


9 Campak- program BIAS pada SDkelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah
bulan 1 mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu
diberikan.

 Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi


MMR campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.
15-18
bulan Hib-4

 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).

DTP-4

 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.


18
bulan Polio-4

 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.

2 Hepatitis
tahun A  Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan dua
kali dengan interval 6-12 bulan.

2-3  Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2


tahun Tifoid tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3
tahun.

5 DTP-5  DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)


tahun Polio-5

 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.

6
tahun.  Diberikan untuk catch-up immunization pada anak yang belum
MMR mendapatkan MMR-1.

dT/TT  Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk
mendapatkan imunitas selama 25 tahun.
10
tahun Varisela

 Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

1. F.     PENYAKIT YANG BISA TERHINDAR DARI IMUNISASI


1)      Imunisasi BCG: Ditujukan untuk memberikan kekebalan bayi terhadap bakteri
tuberkolosis (TBC)

2)      Imunisasi DPT: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadapat penyakit Dipteri, Pertusis
(batuk rejan) dan tetanus.

3)      Imunisasi Polio: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadap penyakit polio        
(kelumpuhan

4)      Ismunisasi hepatitis B:memberikan kekebalan terhadap hepatitis B

5)      Imunisasi campak: memberikan kekebalan terhadap penyakit campak

6)      Imunisasi TT (Tetanus Toxoid): upaya membangun kekebalan tubuh untuk mencegah
terjadinya infeksi tetanus. Tetanus berisiko terjadi pada bayi baru lahir sehingga imunisasi
ini diberikan pada ibu hamil sebagai bentuk pencegahannya. Imunisasi TT selain mencegah
terjadinya infeksi tetanus pada bayi baru lahir juga melindungi ibu terhadap terjadinya
infeksi ini, mengingat pada proses persalinan terjadi perlukaan baik dari pihak ibu maupun
bayi.

Anda mungkin juga menyukai