Anda di halaman 1dari 20

 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dewasa ini, banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan atau narkoba,


mulai dari anak kecil sampai dewasa, bahkan orang yang lanjut usia. Sebenarnya,
narkoba ini digunakan di rumah sakit-rumah sakit, seperti narkotika yang digunakan
untuk menghilangkan rasa sakit pasien pada saat operasi.

 Ada empat macam obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf, yaitu:

1. Sedatif, yaitu golongan obat yang dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas


normal otak. Contohnya valium.

2. Stimulans, yaitu golongan obat yang dapat mempercepat kerja otak. Contohnya
kokain.

3. Halusinogen, yaitu golongan obat yang mengakibatkan timbulnya penghayalan


pada si pemakai. Contohnya ganja, ekstasi, dan sabu-sabu.

4. Painkiller, yaitu golongan obat yang menekan bagian otak yang bertanggung
 jawab sebagai rasa sakit. Contohnya morfin dan heroin.

Penggunaan obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf,


misalnya hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan
dopamin. Dopamin merupakan neurotransmitter yang terdapat di otak dan berperan
penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini menyebabkan
dopamin tidak dihasilkan. Apabila impuls saraf sampai pada bongkol sinapsis, maka
gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran presinapsis.

Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitter tidak dapat


melepaskan isinya ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa tidak dapat
menyebrang ke membran post sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan tidak
terjadinya depolarisasi pada membran post sinapsis dan tidak terjadi potensial kerja

karena impuls saraf tidak bisa merambat ke sel saraf berikutnya.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 1/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

Efek lain dari penggunaan obat-obatan terlarang adalah hilangnya kendali


otot gerak, kesadaran, denyut jantung melemah, hilangnya nafsu makan, terjadi
kerusakan hati dan lambung, kerusakan alat respirasi, gemetar terus-menerus,
terjadi kram perut dan bahkan mengakibatkan kematian. Untuk menyembuhkan para
pencandu diperlukan terapi yang tepat dengan mengurangi konsumsi obat-obatan
sedikit demi sedikit di bawah pengawasan dokter dan diperlukan dukungan moral
dari keluarga serta lingkungannya yang diiringi oleh tekad si pemakai untuk segera
sembuh. Hal yang paling penting adalah ditumbuhkannya nilai agama dalam diri si
pemakai.

I.2. Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis narkoba yang dapat mempengaruhi sistem saraf


manusia

2. Mengetahui bagaimana narkoba dapat berpengaruh terhadap sistem


saraf manusia

3. Mengetahui apa pengaruh narkoba terhadap system saraf manusia

I.3. Manfaat

Dengan mempelajari makalah ini, para pembaca dapat mengetahui :

1. Jenis-jenis narkoba yang dapat mempengaruhi system saraf manusia

2. Bagaimana narkoba dapat berpengaruh terhadap system saraf

3. Apa pengaruh narkoba terhadap system saraf manusia

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 2/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Obat-obatan
Obat-obatan biasanya digunkan untuk menyembuhkan pernderita
suatu penyakit. Pada dasarnya sakit merupakan tanggapan tubuh suatu
penyebab sakit,baik yang berasal dari dari dalam tubuh, seperti asam
lambung yang berlebih, maupun dari luar tubuh, sepeti maikroba patogen,
yang semuanya menyebabkan ketidak seimbangan proses-proses dalam
tubuh. Dengan demkian, pengobatan merupakan upaya pengembalian
kondisi tubuh menjadi seimbang.
Semua obat dapat mempengaruhi kerja system koordinasi, terutama
system saraf. Obat yang biasanya zat kimia, akan berinteraksi dengan organ
tubuh yang sakit untuk menghasilkan atau mengurangi keadaan sakit
tersebut. Sayangnya banyak zat kimia yang mampu menghilangkan atau
mengurangi rasa sakit, tetapi zat tersebut tidak menyembuhkan. Karena
mampu menghilangkan rasa sakit, zat-zat kimia tersebut sering dijadikan
“obat” 
Obat adalah suatu bahan yang berbentuk padat atau cair atau gas
yang menyebabkan pengaruh terjadinya perubahan fisik dan atau psykologik
pada tubuh. Hampir semua obat berpengaruh terhadap sistem saraf pusat.
Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi pikiran
seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku, hal ini disebut obat psykoaktif.
Obat dapat berasal dari berbagai sumber. Banyak diperoleh dari
ekstraksi tanaman, misalnya nikotin dalam tembakau, kofein dari kopi dan
kokain dari tanaman koka. Morfin dan kodein diperoleh dari tanaman opium,
sedangkan heroin dibuat dari morfin dan kodein. Marijuana berasal dari daun,
tangkai atau biji dari tanaman kanabis (canabis sativum)  sedangkan hashis
dan minyak hash berasal dari resin tanaman tersebut, begitu juga ganja.
 Alkohol adalah suatu produk yang berasal dari bahan alami juga yang
diproses melalui mekanisme fermentasi, itu terjadi bila buah, biji-bijian atau
sayuran dibuat kompos. Jamur seperti mushroom dan beberapa jenis

tanaman kaktus dapat diproses menjadi obat yang bersifat halusinogenik.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 3/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

Obat yang berbahaya yang termasuk dalam kelompok obat yang


berpengaruh pada system saraf pusat(SSP/CNS) adalah obat yang dapat
menimbulkan ketagihan/adiksi(drug addict). Menurut klasifikasi umum obat
yang berpengaruh pada SSP banyak jenisnya ada yang bersifat adiktif
maupun yang non-adiktif. 

1. Obat depresansia SSP 

Obat yang termasuk golongan ini adalah obat yang berefek menghambat
aktifitas SSP secara spesifik maupun umum. Yang termasuk menghambat
SSP secara umum adalah obat dalam kelompok anastesi umum, dalam bab
ini hal tersebut tidak dibahas. Yang dibahas adalah:

a) Golongan obat sedative-hipnotik 


Yang termasuk dalam golongan ini ialah obat yang yang menyebabkan
depresi ringan (sedative) sampai terjadi efek tidur (hipnotika). Pada efek
sedative penderita akan menjadi lebih tenang karena kepekaan kortek serebri
berkurang. Disamping itu kewaspadaan terhadap lingkungan, aktivitas
motorik dan reaksi spontan menurun. Kondisi tersebut secara klinis gejalanya
menunjukkan kelesuan dan rasa kantuk. Yang termasuk golongan obat
sedative-hipnotik adalah:

- Ethanol (alcohol)

- Barbiturate: i) longakting: Fenobarbital

ii) short acting: seconal

- Benzodiazepam

- Methaqualon

- Dsb

b) Golongan analgesic 

Yang termasuk golongan obat analgesic adalah obat yang berefek pada
penghilangan rasa nyeri (analgesic opioid) dan obat anti piretik serta obat anti
inflamasi non-steroid. Sedangkan yang dibahas dalam bab ini adalah obat
analgesic opioid karena kelompok obat tersebut dapat menimbulkan adiksi
(ketagihan), misalnya:

- Morphine

- Codein

- Pentazocine

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 4/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

- Naloxone

- Dsb

1. Obat stimulansia SSP 

Obat yang termasuk golongan ini pada umumnya ada dua mekanisme yaitu: -
Memblokade system penghambatan dan meninggikan perangsangan
synopsis.

Obat stimulansia ini bekerja pada system saraf dengan meningkatkan


transmisi yang menuju atau meninggalkan otak. Stimulan tersebut dapat
menyebabkan orang merasa tidak dapat tidur, selalu siaga dan penuh
percaya diri. Stimulan dapat meningkatkan denyut jantung, suhu tubuh dan
tekanan darah. Pengaruh fisik lainnya adalah menurunkan nafsu makan, pupil
dilatasi, banyak bicara, agitasi dan gangguan tidur. Bila pemberian stimulant
berlebihan dapat menyebabkan kegelisahan, panic, sakit kepala, kejang
perut, agresif dan paranoid. Bila pemberian berlanjut dan dalam waktu lama
dapat terjadi gejala tersebut diatas dalam waktu lama pula. Hal tersebut dapat
menghabat kerja obat depresan seperti alcohol, sehingga sangat menyulitkan
penggunaan obat tersebut.

i) Obat yang bersifat stimulansia sedang adalah: 

a) Cafein dalam kopi, teh dan minuman kokakola

b) Ephedrin yang digunakan untuk pengobatan bronchitis dan asthma


c) Nikotin dalam tembakau, selain bagi perokok berat yang digunakan
untuk relaks/istirahat

ii) Obat yang bersifat stimulansia kuat:

a)  Amphetamine, termasuk amphetamine yang illegal seperti “Shabu” 

b) Kokaine atau coke atau crack

c) Ecstasy
d) Tablet diet seperti Duromine dsb.

Obat-obat tersebut yang termasuk dalam kelompok ii) adalah obat yang
termasuk golongan obat terlarang karena mengakibatkan pengguna menjadi
orang yang bersifat dan berkelakuan melawan hukum dan ketagihan

2) Obat halusinogenik 

Obat halusinogenik berpengaruh terhadap persepsi bagi penggunanya. Orang


yang mengkonsumsi obat tersebut akan menjadi orang yang sering berhalusinasi,
misalnya mereka mendengar atau merasakan sesuatu yang ternyata tidak ada.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 5/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

Pengaruh obat halusinogenik ini sangat bervariasi, sehingga sulit diramalkan


bagaimana atau kapan mereka mulai berhalusinasi.

Pengaruh lain dari obat halusinogenik ini ialah pupil dilatasi, aktifitas meningkat,
banyak bicara atau tertawa, emosionil, psykologik euphoria, berkeringat, panic,
paranoid, kehilangan kesadaran terhadap realitas, iraional, kejang lambung dan rasa
mual.

Yang termasuk obat halusinogenik ialah:

- Datura

- Ketamine atau”K” 

- LSD (“Lysergik acid diethylamide”) 

- Muscakine (peyote cactus)

- PCP(Phencyclidine)

Canabis dan ecstasy juga termasuk golongan halusinogenik

1. Golongan Marijuna, Hashis dan Canabis 

Golongan obat ini ialah obat yang tyermasuk dalam obat terlarang (narkoba),
narkotik dan obat terlarang. Obat yang termasuk dalam golongan ini

menyebabkan efek ketagihan


menyebabkan ketagihan, maka atau adiktif/addict.
golongan Karenatersebut
obat terlarang efeknyabanyak
yang
diselundupkan ke Indonesia baik melalui bandara, pelabuhan ataupun melalui
angkutan darat. Dari rtahun ke tahun pengguna obat terlarang tersebut terus
meningkat di Indonesia sehingga banyak kasus kejahatan yang dihubungkan
dengan obat terlarang tersebut meningkat baik dalam jumlah dan kualitasnya.

a. Adiksi (addictif/ketagihan) 

 Adiksi adalah suatu kondisi dimana seseorang mengerjakan atau menggunakan


sesuatu sebagai kebiasaan (habit) atau suatu keharusan/kewajiban (compulsory)
karena bila tidak dilakukan akan menyebabkan rasa ketidak nyamanan.
 Adiksi berpengaruh terhadap psikologik dan fisiologik penderita, dimana
penyalahgunaan (abuse) obat cenderung menyebabkan terjadinya adiksi ini. Salah
satu obat yang termasuk disalah gunakan adalah cocaine.

Cocaine adalah merupakan obat stimulant yang cepat mencapai jaringan otak dan
menyebabkan pengguna mejadi bereaksi berlebihan. Obat yang berbeda dapat
menyebabkan efek yang sama pada neuroteransmiter otak yaitu pada reseptor
synaptic. Misalnya heroin atau morfin berpengaruh menyerupai efek opioid yaitu
pada endorphin atau encofalin. Nikotin menyerupai asetilkolin , kanabis serupa
endo-canabinoid dan ampetamin/cocain berefek menyerupai
dopamin/norephineprin. Didalam otak yang dipengaruhi adalah suatu sistem disebut

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 6/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

“circuit” (sirkuit), dimana sirkuit ini terdiri dari satu set neuron yang ditemukan dalam
“Ventral Tegmental Area” (VTA) yang berhubungan dengan “nucleus accumbens”
dan daerah lain seperti prefrontal cortex.

Beberapa ahli saraf dewasa ini melakukan penelitian mengenai mekanisme


molekuler dari obat tersebut yang dapat mengganggu sirkuit. Mereka juga
mempelajari bagaimana dopamin diproduksi dan bagaimana transmisi diterima.
Dopamin adalah pembawa berita (messenger) kimiawi, mereka menduga obat
tersebut berpengaruh terhadap mekanisme tersebut, terutama pada perubahan
sistem neuron bekerja. Laju dari proses toksisitas tersebut berlanjut bergantung pad
tipe obat, rute pemberian dan pengaruh psikologiknya. Sehingga terjadinya proses
adiksi menjadi terpusat pada kelebihan penggunaan obat, oleh sebab itu kebiasaan
orang yang bertingkah laku tidak normal, terlihat pada individu tersebut.

b. Beberapa reisko bila seseorang menggunakan obat terlarang:

- Kondisi malnutrisi dapat mengakibatkan resiko ketagihan dan peka terhadap


infeksi penyakit

- Penggunan alat suntik yang tidak steril dapat terjadi resiko infeksi penyakit
hepatitis dan HIV

- Pemakaian obat yang tidak jelas asalnya dapat menimbulkan resiko terjadinya
overdosis, misalnya penggunaan heroin yang over dosis dapat menyebabkan koma
dan kematian

-laku tidak
Ketagihan
normal. itu sendiri dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan tingkah

c. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menggunakan narkoba


yaitu 

- Mengalami stress berat

- Permasalahan pribadi

- Permasalahan ditempat kerja/sekolah/sosial

Dengan demikian terlihat bahwa ketergantungan terhadap narkoba terpusat pada


sekitar terjadinya sifat anti-sosial individu dan sifat sikopatologi lainnya (penyakit
kejiwan).

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 7/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

B. Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan)
antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan
sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar
atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan
tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf
terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan
(impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari satu
badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel

keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Setiap neuron
hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini
berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin
yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel
Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut
saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin
adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak
terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls.
Sistem saraf tersusun dari berjuta-juta sel saraf. Berdasarkan struktur dan
fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel
saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
• Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
• Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot
atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat
panjang.
• Sel saraf intermediet 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 8/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan
sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori
atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu
selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul
membentuk ganglion atau simpul saraf.

1. Sistem saraf pusat


Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak,
dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan.
Otak dan medulla spinalis pada amphibi,selain dilindungi oleh tengkorak
dan ruas-ruas tulang belakang, juga dilindungi oleh 2 lapisan selaput
meninges. Dua lapisan meninges pada amphibi dari luar ke dalam adalah
duramatar (yang berupa jaringan ikat) dan pia-arakniod yang vascular. Di
antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale. Bila membran ini
terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)


2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf
di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama
tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian
luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada
sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
Pada otak amphibi terdapat bagian-bagian
a. Lobus olfaktorius
Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius.
Lobus ini tidak terlalu berkembang. Oleh karenanya berbentuk relative
kecil dan merupakan penonjolan dari bagian yang disebut hemisperium
serebri. Kurang berkembangnya lobus olfaktorius yang berperan sebagai
pusat pembau pada amphibi, berhubungan dengan cara hidupnya yang
tidak terlalu banyak membutuhkan peran dari lobus olfaktorius sebagai
pusat pembau.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 9/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

b. Otak besar (serebrum)


Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan
refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu
terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik.
Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri.
Pada serebrum memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang
kompleks, misalnya pembiakan dan macam-macam gerak.
c. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis. Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal
otak dan merupakan jembatan antara serebrum dan mesenshefalon.
Sedangkan kelenjar hipofisis terletak pada bagian ventral otak yang
berfungsi mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Oleh karenanya
dikatakan sebagi Master of Glands.
Pada bagian atas (dorsal) otak tengah juga terdapat lobus optikus dan
sepasang nervus optikus yang saling bersilangan. Pertemuan atau
persilangan antara dua nervus optikus disebut sebagai chiasma. Lobus ini
merupakan pusat penglihat, karena semua nervus optikus bermuara pada
lobus ini. Stimulus yang berupa cahaya dan diterima oleh mata sebagai
reseptor diubah menjadi impuls dan disalurkan ke nervus optikus yang
akhirnya diterjemahkan pada lobus optikus, sehingga timbul sensasi
penglihatan. Lobus ini juga berfungsi mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Lobus
optikus pada amphibi lebih berkembang daripada lobus olfaktorius. Hal ini
karena amphibi, contohnya katak merupakan hewan lokturnal. Hewan-
hewan lokturnal lebih banyak melakukan aktivitas pada malam hari,
sehingga lobus optikus lebih dibutuhkan oleh amphibi.
Selain itu, pada bagian dorsal otak tengah juga terdapat kelenjar epifisis.
Kelenjar ini disebut juga Badan pineal yang berfungsi ketika terjadi
pembentukan pigmen pada permukaan tubuh.
Pada bagian ventral, selain terdapat kelenjar hipofisis juga terdapat
kelenjar hypothalamus dan infundibulum. Pada kelenjar hypothalamus
terdapat sel-sel neurosekretori (sel saraf yang menghasilkan secret).

Secret dari sel ini berupa neurohormon yang berfungsi untuk


mempercepat penyampaian impuls dari sinapsis yang satu ke sinapsis

10

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 10/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

yang lain. Sedangkan infundibulum, merupakan tangkai dari hipofisis yang


berfungsi menghubungkan hipofisis dengan hypothalamus.
d. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi,
karena aktifitas otot relative berkurang.
e. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula
spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks
fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan
respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.Selain
itu, sumsum lanjutan juga mengatur gerak refleks yang lain
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk
ke dalam kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami
pembesaran di bagian servikalis. Medulla spinalis berfungsi
menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan
menyampaikan impuls motoris dari otak ke saraf perifer. Selain itu juga
merupakan pusat dari refleks.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan
berwarna kelabu.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti


sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum
tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum
tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal
terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima
impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf
membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak
merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah
dari otak merupakan saluran desenden.

11

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 11/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

2. Sistem saraf tepi


Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya
diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat
diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi
keringat.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang
keluar dari sumsum tulang belakang.
Pada amphibi saraf cranial berjumlah 10 pasang
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9,
dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus
yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus
vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya
sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus
merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang
saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf
pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut
pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi
bagian leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam
sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis
yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada
pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung
ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak

12

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 12/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di


sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai
urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
•Parasimpatik 
•mengecilkan pupil 
• menstimulasi aliran ludah 
• memperlambat denyut jantung 
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan 
• mengerutkan kantung kemih 
•Simpatik 
• memperbesar pupil 
• menghambat aliran ludah 
• mempercepat denyut jantung 
• mengecilkan bronkus 
• menghambat sekresi kelenjar pencernaan 
• menghambat kontraksi kandung kemih
• Mekanisme Penghantar Impuls 
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan
sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar
dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian
luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa
rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan
potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan
sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial
bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson
dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh

impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat).
Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.

13

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 13/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan
impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang
maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat
menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada
impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan
sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang
membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka
vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat
kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh
tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang
terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel
pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan
otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran
post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya
sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan
penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa
disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian
hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah
yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks

misalnya berkedip, bersin, atau batuk.


Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari

14

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 14/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung
dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.
Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks
otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip
atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set
saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada
lutut.

C. Pengaruh Obat-obatan Terhadap Sistem Saraf


1. Kelainan yang terjadi pada sistem saraf

Stroke ( istilah lain Cerebrovascular accident ( CVA ) atau Cerebral


apoplexy ), adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya
pembuluh darah otak. Penyumbatanpermbuluh darah dapat terjadi akibat
penyempitan pembuluh darah, penyumbatan oleh suatu emboli atau karena
kedua-duanya. Akibatnya banyak orang menderita karena susah bicara,
lumpuh, dll

Poliomielitis , penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang


menyerang neuron-neuron motoris sistem saraf ( otak dan medula spinalis
). Gejala-gejalanya antara lain : sakit kepala, kaku duduk, sakit oto dan
kemudian bisa menyebabkan kelumpuhan
Epilepsi, penyakit karena dilepaskannya letusan-letusan listrik ( impuls )
pada neuron-neuron otak.
Parkinson, penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya
neurotranslator dopamin pada dasar gangglion dengan gejala tangan
gemetaran sewaktu istirahat ( tetapi gemetaran itu hilang sewaktu tidur ), sulit
bergerak, kekakuan otot, otot muka kaku menimbulkan kesan seolah-olah
bertopeng, mata sulit berkedip dan langkah kaki menjadi kecil dan kaku.
Transeksi , kerusakan atau seluruh segmen tertentu dari medula spialis.
Misalnya karena jatuh, tertebak yang disertai dengan hancurnya tulang
belakang.
Neurasthonia, ( lemah saraf ) , penyakit ini ada karena pembawaan lahir,
terlalu berat penderitanya, rohani terlalu lemah atau karena penyakit
keracunan.
Neuritis, radang saraf yang terjadi karena pengaruh fisis seperti patah
tulang, tekanan pukulan, dan dapat pula karena racun atau difisiensi vitamin
B1, B6, B12.
 Amnesia, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengingat atau
mengenali kejadian yang terjadi dalam suatu periode di masa lampau.
Biasanya kelainan ini akibat guncangan batin atau cidera otak.
Cutter, kelainan di mana penderitanya selalu melukai dirinya sendiri
pada saat depresi, stres, atau bingung.

15

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 15/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

3. Kelainan Susunan Saraf Pusat 

GANGGUAN autistik bukan hanya disebabkan faktor psikologis, melainkan


uga biologis. Penelitian struktur otak lewat bedah otak pada penyandang autis yang
telah meninggal serta pencitraan otak dengan magnetic resonance imaging (MRI),
single photon emission computed tomography (SPECT), maupun positron emission
tomography (PET) menunjukkan kelainan pada hampir semua struktur otak. Antara
lain di otak kecil (serebelum), lapisan luar otak besar (korteks serebri), sistem limbik
(pengatur emosi), penghubung otak kiri dan kanan (korpus kalosum), ganglia basalis,
dan batang otak.

 Autisme pada masa kanak-kanak ditandai dengan adanya gangguan dalam


berinteraksi sosial, kemampuan berkomunikasi, dan aktivitas berimajinasi. Perilaku
yang sering menyertai autisme antara lain hiperaktivitas, agresivitas, stereotipik kata

dan gerak, menyakiti diri sendiri, penarikan diri, serta gangguan tidur (insomnia).
Menurut Hardiono, pada penderita autis terdapat pola pertumbuhan otak yang
berbeda dengan anak normal. Pada masa sebelum lahir sampai usia dua hingga tiga
tahun terjadi percepatan pertumbuhan otak secara abnormal dengan fungsi abnormal
pula. Namun, pertumbuhan otak yang cepat itu tidak dapat dipertahankan. Mulai usia
enam tahun sampai remaja, terjadi perlambatan pertumbuhan otak sehingga volume
otak pada remaja dan dewasa lebih kecil dibanding otak normal.

Hal itu dibuktikan dari penelitian yang melibatkan 67 kasus autis dan 83 kontrol
(individu normal) berusia delapan sampai 46 tahun lewat pemeriksaan MRI. Ternyata,
anak autis di bawah usia 12 tahun menunjukkan volume otak lebih besar. Namun,
perbedaan hilang pada penderita di atas usia 12 thn

Pertumbuhan saraf otak 

Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan
impuls listrik (akson) serta serabut untuk menerima impuls listrik (dendrit). Sel saraf
terdapat di lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson dibungkus
selaput bernama mielin, terletak di bagian otak berwarna putih. Sel saraf
berhubungan satu sama lain lewat sinaps.

Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada trimester
ketiga, pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai pembentukan akson, dendrit, dan
sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.

Setelah anak lahir, terjadi proses pengaturan pertumbuhan otak berupa


bertambah dan berkurangnya struktur akson, dendrit, dan sinaps. Proses ini
dipengaruhi secara genetik melalui sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brain
growth factors dan proses belajar anak.

“Makin  banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas. Pembentukan akson,


dendrit, dan sinaps sangat tergantung pada stimulasi dari lingkungan. Bagian otak

16

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 16/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

yang digunakan dalam belajar menunjukkan pertambahan akson, dendrit, dan sinaps.
Sedangkan bagian otak yang tak digunakan menunjukkan kematian sel,
berkurangnya akson, dendrit, dan sinaps,” papar Hardiono. 

Dari pemeriksaan darah bayi-bayi yang baru lahir, diketahui pertumbuhan


abnormal pada penderita autis dipicu oleh berlebihnya neurotropin dan neuropeptida
otak (brain-derived neurotrophic factor, neurotrophin-4, vasoactive intestinal peptide,
calcitonin-related gene peptide) yang merupakan zat kimia otak yang bertanggung
awab untuk mengatur penambahan sel saraf, migrasi, diferensiasi, pertumbuhan,
dan perkembangan jalinan sel saraf. Brain growth factors ini penting bagi
pertumbuhan otak.

“Peningkatan neurokimia otak secara abnormal menyebabkan pertumbuhan


abnormal pada daerah tertentu. Pada gangguan autistik terjadi kondisi growth without
guidance, di mana bagian-bagian otak tumbuh dan mati secara tak beraturan,” jelas
Hardiono.

Pertumbuhan abnormal bagian otak tertentu menekan pertumbuhan sel saraf lain.
Hampir semua peneliti melaporkan berkurangnya sel Purkinye (sel saraf tempat
keluar hasil pemrosesan indera dan impuls saraf) di otak kecil pada autisme.
Berkurangnya sel Purkinye diduga merangsang pertumbuhan akson, glia (jaringan
penunjang pada sistem saraf pusat), dan mielin sehingga terjadi pertumbuhan otak
secara abnormal atau sebaliknya, pertumbuhan akson secara abnormal mematikan
sel Purkinye. Yang jelas, peningkatan brain derived neurotrophic factor dan
neurotrophin-4 menyebabkan kematian sel Purkinye.
Gangguan pada sel Purkinye dapat terjadi secara primer atau sekunder. Bila
autisme disebabkan faktor genetik, gangguan sel Purkinye merupakan gangguan
primer yang terjadi sejak awal masa kehamilan.

Degenerasi sekunder terjadi bila sel Purkinye sudah berkembang, kemudian


terjadi gangguan yang menyebabkan kerusakan sel Purkinye. Kerusakan terjadi jika
dalam masa kehamilan ibu minum alkohol berlebihan atau obat seperti thalidomide.

Penelitian dengan MRI menunjukkan, otak kecil anak normal mengalami aktivasi
selama melakukan gerakan motorik, belajar sensori-motor, atensi, proses mengingat,
serta kegiatan bahasa. Gangguan pada otak kecil menyebabkan reaksi atensi lebih
lambat, kesulitan memproses persepsi atau membedakan target, overselektivitas,
dan kegagalan mengeksplorasi lingkungan. Pembesaran otak secara abnormal juga
terjadi pada otak besar bagian depan yang dikenal sebagai lobus frontalis. Kemper
dan Bauman menemukan berkurangnya ukuran sel neuron di hipokampus (bagian
depan otak besar yang berperan dalam fungsi luhur dan proses memori) dan
amigdala (bagian samping depan otak besar yang berperan dalam proses memori).

Penelitian pada monyet dengan merusak hipokampus dan amigdala


mengakibatkan bayi monyet berusia dua bulan menunjukkan perilaku pasif-agresif.

17

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 17/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

Mereka tidak memulai kontak sosial, tetapi tidak menolaknya. Namun, pada usia
enam bulan perilaku berubah. Mereka menolak pendekatan sosial monyet lain,
menarik diri, mulai menunjukkan gerakan stereotipik dan hiperaktivitas mirip
penyandang autisme. Selain itu, mereka memperlihatkan gangguan

kognitif. Adapun hal yangtimah
lain alkohol, keracunan merusak
hitam,atau mengganggu
aluminium serta perkembangan otak antara
metilmerkuri, infeksi yang
diderita ibu pada masa kehamilan, radiasi, serta ko kain.

4. Kelainan Saraf Tepi 


Gangguan ini adalah kumpulan penyakit-penyakit yang terjadi dan melibatkan
susunan saraf tepi. Sehingga untuk dapat mudah memahami penyakit ini
perlu diketahui dan „dikuasai‟ anatomi, fisiologi, biokemistri, dan farmakologi
saraf tepi.
5. Anatomi 
Saraf Tepi adalah bagian dari Susunan Saraf pada manusia yang dapat
dibedakan atas Susunan Saraf Pusat (terdiri dari Otak dan Medula Spinalis)
dan Susunan Saraf Tepi yang terdiri dari juluran inti sel saraf yang berada di
dalam otak dan medula spinalis menuju ke efektor yaitu kulit dan atau otot.
6. Saraf tepi yang terganggu akan menimbulkan kelainan seperti lumpuh atau
lemah (bila mengenai saraf motorik) atau perasaan sensasi yang terganggu
seperti tidak merasa, merasa kesemutan, merasa ditusuk-tusuk, atau merasa
panas yang sangat tidak nyaman sampai nyeri hebat (bila yang terkena
adalah saraf sensorik). Semua keluhan ini dapat terjadi karena gangguan
hantaran saraf pada saraf tepi tersebut tidak berfungsi dengan benar.
Penyebab gangguan tersebut antara lain karena kerusakan akson dan atau
kerusakan mielin yang membungkus akson.
7. Jadi, secara anatomis, saraf tepi dapat dipahami sebagai suatu sistem yang
berfungsi menghantarkan informasi berupa impuls elektrik ke arah efektor
atau reseptor dalam hal ini kulit. Saraf tepi ini tersusun dari inti sel saraf yang
terletak di otak dan di medula spinalis. Bila di otak disebut sebagai saraf
kranialis atau saraf kepala. Bila di medula spinalis disebut sebagai radiks
spinales yang terdiri dari 8 pasang di cervical, 12 thorakal, 5 lumbal dan 5
sakral. Dari kedua pasang serabut-serabut saraf ini kemudian membentuk
saraf-saraf yang menuju ke efektor seperto otot, kulit, tendon, bursa dsbnya.

18

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 18/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa jenis


narkoba yang berpengaruh terhadap system saraf manusia antara lain Valium
yang mempengaruhi kualitas moral otak, kokain yang mempengaruhi cara
kerja otak, ganja, ekstasi & sabu-sabu yang mempengaruhi timbulnya
penghayalan bagi diri si pemakai, dan yang terakhir adalah morfin dan heroin
yang menekan bagian otak yang bertanggung jawab sebagai rasa sakit.
Sangat banyak bahaya yang dapat ditimbulkan dari pemakaian
narkoba tersebut, jadi sebisa mungkin kita harus menghindari pemakaian
narkoba tersebut.

B. Saran

Setelah mempelajari makalah ini, penulis mengharapkan agar para


pembaca senantiasa menghindari pemakaian atau penyalahgunaan narkoba.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa kiranya
tidak menutup kemungkinan terjadi berbagai kesalahan, oleh karena itu
penulis pengharapkan kritikan dan saran dari pihak pembaca yang bertujuan
untuk penyempurnaan makalah ini. Terima kasih.

19

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 19/20


 

5/26/2018 Ma ka la h Pe nga r uh oba t - slide pdf.c om

DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id/ Kelainan yang terjadi pada sistem saraf dan dampak pengaruh


narkoba terhadap susunan saraf atau alat indra

www.google.co.id/ Obat pada Sistem Syaraf Pusat (Drug on the central nervous


system) infodiknas.com.htm

www.google.co.id/ Pengaruh Narkoba Terhadap sistem saraf Hatta Anita.htm

www.google.co.id/ Pengaruh Obat-Obatan Dan Minuman Keras Terhadap Kerja


System Saraf - Abdul Kohar.htm

www.google.co.id/ SISTEM SYARAF 

20

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-pe nga r uh-oba t 20/20

Anda mungkin juga menyukai