Anda di halaman 1dari 3

A.

Orientasi
Setiap karyawan memiliki orientasi kerja masing-masing dan
kemungkinan besar karyawan satu dengan karyawan lainnya memiliki orientasi
kerja yang berbeda pula dan apabila orientasi yang dipersepsikan ini dapat
tercapai maka karyawan akan merasakan kepuasan kerja dan bekerja secara
maksiamal. Seperti yang dikatakan oleh Ingham yang mengatakan bahwa sikap
dan tingkah laku karyawan merupakan suatu konsep yang dapat menciptakan
harmoni dalam bekerja sehingga dapat menyebabkan peninggkatan kinerja
karyawan secara individu dalam sebuah perusahaan. Sementara menurut
Goldthorpe, orientasi merupakan sebuah kegiatan seorang individu berdasarkan
harapan yang ingin dicapai oleh individu.1
Orientasi merupakan program yang dirancang oleh perusahaan untuk dapat
membantu dalam penyesuaian pada tempat kerja. Program orientasi sering disebut
sebagai perkenalan padaa lingkungan baru dan kedudukan mereka dalam
lingkungan tersebut. Program tersebut umumnya menyangkut hal-hal umum yang
berkaitan dengan pekerjaan dan hal-hal khusus. Yang berkaitan dengan hal-hal
umum biasanya dilakukan oleh Departemen Sumber Daya Manusia sedangkan
hal-hal khusus diberikan oleh supervisor.2
Menurut Mondy orientasi merupakan upaya pelatihan dan pengembangan
awal bagi para karyawan baru yang memberi mereka informasi mengenai
perusahaan, jabatan dan kelompok kerja. Sedangkan menurut Nawawi orientasi
merupakan usaha untuk membantu para pekerja agar mengenali perusahaan secara
baik dan dapat beradaptasi. Orientasi biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Orientasi Organisasi, yang memberitahukan pada karyawan mengenai
tujuan, riwayat, filosofi, prosedur dan pengaturan organisasi. Hal
tersebut dapat mencakup tunjangan kebujakan dan tujangan SDM yang
yang relevan seperti jam kerja, prosedur penggajian dan tunjangan
lainnya.

1
Sri Larasati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Sleman: Budi Utama, 2018), hal 79-82
2
Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Grasindo 2007),
hal. 153.
2. Orientasi Unit Kerja merupakan pengakraban antar karyawan dan
penjelasan penjelasan tentang sasaran unit mencakup perkenalan-
perkenalan rekan kerja.
Orientasi secara umum memiliki tujuan. Adapun tujuan-tujuan tersebut
diantaranya adalah:
1. Menyiapkan mental karyawan dalam menghadapi peralihan suasana
2. Menghilangkan hambatan psikologis dalam memasuki kelompok yang
baru
3. Untuk mempelajari prosedur meknisme pekerjaan
4. Menjalin hubungan antara atasan dan bawahan serta pada sesama
karyawan
5. Memberikan karyawan perasaan memiliki dengan memerhatikan
bagaimana mereka bekerja
6. Mengurangi jumlah stres dan kegelisahan yang dialami karyawan baru
Adapun materi yang diberikan pada masa orientasi para karyawan terdiri
dari beberapa hal, antara lain:
1. Profil organisasi atau perusahaan yang didalamnya berisi sejarah
perusahaan, visi dan misi yang ingin dicapai perusahan, struktur
organisasi dari perusahaan.
2. Peraturan-peraturan dan berbagai kebijakan perusahaan dalam
hubungannya dengan hak dan kewajiban.
3. Berbagai fasilitas yang mungkin dapat digunakan dan tidak boleh
digunakan oleh karyawan.
4. Pengenalan kondisi lingkungan kerja dimana karyawan tersebut akan
bekerja.
5. Pengenalan terhadap tugas tugas yang harus dikerjakan oleh karyaman
yang bersangkutan dengan Jobdesc.
Selain itu juga terdapat jenis-jenis orientasi menurut Goldthorpe yang
terbagi dalam tiga jenis, yaitu:
1. Instrumentally
Instrumentally meruakan keadaan dimana karyawan-karyawan
tersebut bekerja berdasarkan satu alasan yaitu untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Ada juga karyawan memiliki pekerjaan dengan
alasan untuk menunjang gaya hidup mereka. Orientasi ini dibagi
menjadi dua, antara lain:
a. Short-term Instrumentally Orientasi, merupakan upaya yang
dilakukan oleh para karyawan untuk menambah dan
mendukung pendapatan utama dengan bekerja di tempat lain.
b. Long-term Instrumentally Orientasi merupakan upaya
karyawan menjadikan pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan
utama atau pekerjaan primer.
2. Solidaristic
Dalam pendekatan ini, setiap karyawan memandang setiap
pekerjaan bukan secara sederhana sebagai tujuan akhit akan tetapi
yang aspek yang diutamakan adalah hubungan sosial dan aktivitas
yang akan didapat.
3. Bureucratic
Dalam jenis ini, karyawan memiliki pekerjaan karena alasan hal-
hal yang disediakan oleh perusahaan itu sendiri. Hal-hal yang
dimaksud dapat berupa fasilitas yang diberikan seperti ruang kerja,
transportasi hingga peralatan kerja yang camggih dan modern. 3

3
Sri Larasati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Sleman: Budi Utama, 2018), hal 80

Anda mungkin juga menyukai