Anda di halaman 1dari 3

JALUR CEPAT PASIEN BTA+

No. Dokumen : .C/SOP/PKM.KB/III.2020


No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 01 Maret 2020
: 1/1
Halaman

PUSKESMAS dr. ANWAR PASARIBU


KOTA BARAT Nip. 19760729 200701 1 016

1. Pengertian Keharusan melaksanakan triase pada PPI TB, yang dilaksanakan oleh semua petugas
CS dan pendaftaran di loket.
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan untuk mengurangi resiko penularan TB baik kepada
petugas maupun pasien dan masyarakat luas.
3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Kota Barat No. /2019, tentang
Jalur Cepat Pasien BTA+.
2. Keharusan melaksanakan triase pada PPI TB (referensi : Pedoman PPI TB di
Fasyankes tahun 2012)
4. Referensi 1. Permenkes Nomor 67 Tahun 2016, tentang Penanggulangan Tuberkulosis
2. Permenkes Nomor 27 Tahun 2017, tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. Prosedur 1. Petugas kesehatan memberikan masker dan menunjukkan cara pemakaiannya
kepada pasien yang teridentifikasi batuk dengan hasil pemeriksaan laboratorium
BTA+ dan atau RO+.
2. Petugas kesehatan memberi petunjuk pada pasien untuk ruangan pemeriksaan
3. Petugas kesehatan menyerahkan pasien pada perawat jaga di ruang pemeriksaan
umum untuk dikonsultasikan dan diperiksa oleh dokter.
6. Bagan Alir Terlampir
7. Hal yang Perlu Edukasi etika batuk dan cara penggunaan APD oleh petugas kesehatan ke pasien dan
Diperhatikan atau ke petugas lain
8. Distribusi 1. Petugas CS
2. Petugas Loket
3. Perawat Jaga Ruang Pemeriksaan Umum
9. Unit Terkait 1. Costomer Service
2. Loket Pendaftaran
3. R. Pemeriksaan Umum
4. R. Konseling Terpadu P2
5. Tim PPI
10. Dokumen Terkait 1. Triase Pasien Batuk
11. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.


.

1 Kepala Puskesmas Anwar Pasaribu 1 Maret 2020


Kota Barat
JALUR CEPAT PASIEN BTA+
No. Dokumen :
DAFTAR No. Revisi :
TILIK Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS dr. ANWAR PASARIBU


KOTA BARAT Nip. 19760729 200701 1 016

Kegiatan Tidak
No Ya Tidak
Berlaku

1. Apakah Apoteker melakukan Pemesanan, Psikotropika dan Narkotika


Diajukan pada Instalasi Farmasi/Distributor Resmi sesuai Peraturan
Perundang?

2. Apakah Apoteker melakukan Penerimaan dengan Kontrol meliputi Kemasan,


Jenis, Jumlah Obat dan Bentuk Sediaan sesuai dengan Dokumen.
Khusus Narkotika Langsung Diterima oleh Apoteker Pengelola Obat?

3. Apakah Apoteker melakukan Penyimpanan Sediaan Narkotika dan


Psikotropika Disimpan pada Lemari Khusus?

4. Apakah Apoteker melakukan Pelayanan dengan Memperhatikan Hal – hal


berikut :

a) Melayani Resep Asli dari Dokter/Copy Resep dari PKM Kota


Barat.
b) Tidak Melayani Salinan Resep/Copy Resep dari Apotek Lain.
c) Memberi Kode Garis Merah dalam resep untuk Sediaan Narkotika,
Warna Biru untuk Sedian Pasikotropika dan Dipisahkan dari Resep
Lain.

5. Apakah Apoteker Mendokumentasikan Penggunaan Narkotika-Psikotropika


paling lambat Tanggal 10 Bulan Berjalan secara Manual dan atau
Elektronik melalui Sistem Informasi Penggunaan Narkotika dan
Psikotropika (SIPNAP) ke Dikes Kota?

∑ Ya
CR = : X 100 % = %
∑ Ya + Tidak
Gorontalo,............................................
Pelaksana/Auditor,

(..........................................................)

Anda mungkin juga menyukai