DAN TEKNOLOGI
26 Juni 2023
b Survei Karakter
b Survei Karakter
Hasil belajar
Survei Karakter
sosial-emosional
Peserta Didik
Kelas 5, 8, 11
Memotret kualitas input, proses, dan hasil belajar yang mencerminkan kinerja sekolah sebagai umpan
balik berkala bagi manajemen sekolah, dinas pendidikan, Kemenag dan Kemendikbud
Asesmen Nasional diikuti oleh seluruh satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, termasuk satuan Pendidikan Indonesia di luar negeri, yaitu Sekolah Indonesia Luar Negeri
(SILN) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di luar negeri yang memiliki NPSN.
Peserta Didik yang Peserta Didik dari SLB diikuti oleh perwakilan peserta didik disabilitas sensorik
a rungu (tunarungu) dan/atau disabilitas fisik tunadaksa) yang tidak memiliki
mengikuti AN ketunaan tambahan, hambatan intelektual, bahasa/membaca, dan dapat
mengerjakan AN secara mandiri
Perwakilan Peserta Didik
kelas V, kelas b peserta didik pada jenjang SD sederajat, memiliki laporan penilaian hasil belajar
VIII, dan kelas XI yang mulai semester ganjil kelas 1 sampai dengan semester genap kelas 4
memiliki NISN Valid
c peserta didik pada jenjang SMP sederajat, memiliki laporan penilaian hasil belajar
semester ganjil dan genap kelas 7
peserta didik pada jenjang SMA sederajat, memiliki laporan penilaian hasil belajar
d
semester ganjil dan genap kelas 10
Pendidik
Kepala Satuan terdaftar secara valid dan mutakhir dengan status aktif
Pendidikan menjabat bagi Kepala Sekolah dan aktif mengajar bagi
pendidik
Kementerian
Kementerian Pendidikan,Kebudayaan,
Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Riset, dan
danTeknologi
Teknologi
Perubahan kebijakan Asesmen Nasional
1
(AN) 2022 dibandingkan 2021
b Survei Karakter
Literasi Membaca
Kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan
masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi
secara produktif di masyarakat.
Konten Konteks
Teks Informasi Personal
Teks Sastra Sosial budaya
Saintifik
Proses kognitif
Mengakses dan Menemukan informasi isi teks (L1)
Interpretasi dan memahami isi teks (L2)
Evaluasi dan Refleksi isi teks (L3)
Numerasi
Kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai
warga negara Indonesia dan dunia.
Konten
Konteks
Bilangan
Personal
Aljabar Sosial budaya
Geometri Saintifik
Data dan Ketidakpastian
Proses kognitif
Pemahaman fakta, proses, konsep, dan prosedur (L1)
Aplikasi/penerapan pengetahuan dan pemahaman dengan situasi nyata(L2)
Penalaran/menganalisis, membuat kesimpulan dan memperluas pemahaman dalam situasi baru (L3)
Berkebinekaan Global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, Bernalar Kritis
loyalitas, dan identitasnya, dan tetap berpikiran Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif
terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lainnya, memproses informasi baik kualitatif maupun
sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai kuantitatif, membangun keterkaitan antar
dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang berbagai informasi, menganalisis informasi,
positif dan bertetangga dengan budaya luhur mengevaluasi dan menyimpulkannya.
bangsa.
Gotong Royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong- Kreatif
royong, yaitu kemampuan untuk melakukan Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan
kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela menghasilkan suatu yang orisinil, bermakna,
agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, bermanfaat, dan berdampak.
mudah dan ringan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Indikator AN yang diukur melalui Survei Lingkungan Belajar
Indikator DASMEN:
Indikator Indikator
DASMEN: LevelLevel
Indikator 2 (Dimensi D) D)
2 (Dimensi
Kualitas pembelajaran: Iklim Keamanan Sekolah: Iklim Kesetaraan Gender: Iklim Inklusivitas:
• Manajemen kelas • Kesejahteraan psikologis siswa • Pemahaman dan sikap warga • Layanan disabilitas
• Dukungan psikologis • Kesejahteraan psikologis guru satuan pendidikan terhadap • Layanan satuan pendidikan
• Metode pembelajaran • Pemahaman & Sikap thp kesetaraan gender untuk murid cerdas dan bakat
Perundungan • Perilaku warga satuan pendidikan istimewa
• Pengalaman thp Perundungan terhadap kesetaraan gender • Sikap terhadap disabilitas
Refleksi dan perbaikan
• Pemahaman & Sikap thp Kesenjangan Iklim inklusivitas
pembelajaran oleh guru: Kesenjangan Iklim Kesetaraan
Hukuman fisik sekolah:
• Belajar tentang Gender:
• Pengalmaan thp Hukuman fisik • Kesenjangan antar kelompok
pembelajaran • Kesenjangan antar kelompok SES
• Pemahaman & Sikap thp SES
• Refleksi atas praktik • Kesenjangan antar wilayah
Pelecehan seksual • Kesenjangan antar kelompok
mengajar
• Pengalaman thp Pelecehan wilayah
• Penerapan praktik inovatif Iklim Kebinekaan:
seksual
• Pemahaman & Sikap Rokok, • Toleransi Agama dan Budaya Kesenjangan bahan dan fasilitas
Kepemimpinan Minuman Keras, & Narkoba • Komitmen Kebangsaan belajar literasi:
instruksional: • Pemahaman & Sikap Rokok, • Toleransi dan kesetaraan peserta • Kesenjangan antar kelompok
• Visi Misi Sekolah Minuman Keras, & Narkoba didik sosial ekonomi status
• Pengelolaan kurikulum • Kesenjangan antar kelompok
sekolah Kesenjangan iklim keamanan: Kesenjangan Iklim kebinekaan: wilayah
• Dukungan untuk refleksi • Kesenjangan antar kelompok • Kesenjangan antar kelompok SES
indikator hanya di rapor
guru sosial ekonomi status • Kesenjangan antar wilayah
daerah
• Kesenjangan antar wilayah
D.2.3 Penerapan praktik inovatif Inovasi pembelajaran berdasarkan refleksi yang dilakukan guru.
18
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kepemimpinan Instruksional
D.3 Kepemimpinan instruksional Tingkat kepemimpinan instruksional sekolah yang mendukung perbaikan
kualitas pembelajaran
D.3.1 Visi Misi Sekolah Perumusan, penyampaian dan penerapan visi-misi satuan pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
D.3.2 Pengelolaan kurikulum sekolah Kemampuan kepala satuan pendidikan dalam mengembangkan dan mengelola
kurikulum yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
peserta didik.
D.3.3 Dukungan untuk refleksi guru Pemberian dukungan kepada guru untuk melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran.
19
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Iklim Keamanan
D.4 Iklim Keamanan Sekolah Kondisi satuan pendidikan yang kondusif yang memberikan rasa aman secara fisik dan
psikologis, seperti tidak adanya perundungan, hukuman fisik, dan kekerasan seksual.
D.4.1 Kesejahteraan psikologis (wellbeing) Perasaan aman dan nyaman secara psikologis yang dialami peserta didik di satuan
peserta didik pendidikan sehari-hari.
D.4.2 Kesejahteraan psikologis (wellbeing) Perasaan bahagia menjadi guru yang didasarkan atas kesempatan untuk mengembangkan
guru diri dan memiliki hubungan baik dengan warga satuan pendidikan.
D.4.3 Pemahaman dan sikap terhadap Pemahaman dan sikap guru terhadap segala bentuk penindasan atau kekerasan yang
perundungan dilakukan secara sengaja oleh satu/sekelompok orang yang lebih "kuat" di satuan pendidikan.
D.4.4 Pengalaman perundungan peserta Persentase peserta didik aman terhadap perundungan di lingkungan satuan pendidikan.
didik
D.4.5 Pemahaman dan sikap terhadap Pengetahuan dan sikap guru untuk menghindari hukuman fisik di satuan pendidikan.
hukuman fisik
D.4.6 Pengalaman hukuman fisik peserta Persentase peserta didik aman terhadap hukuman fisik di satuan pendidikan.
didik
D.4.7 Pemahaman dan sikap guru tentang Pengetahuan dan keyakinan guru untuk mengatasi kekerasan seksual di satuan pendidikan.
kekerasan seksual
D.4.8 Pengalaman/pengetahuan kekerasan Persentase peserta didik aman terhadap kekerasan seksual di lingkungan satuan pendidikan
seksual peserta didik baik yang dialami oleh diri sendiri ataupun orang lain.
D.4.9 Pemahaman dan sikap guru tentang Pengetahuan dan sikap guru terhadap pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
rokok, minuman keras, dan narkoba narkoba, rokok, dan minuman keras di lingkungan satuan pendidikan.
D.4.10 Pengalaman peserta didik terkait Persentase peserta didik aman terhadap rokok, minuman keras, dan narkoba di satuan
rokok, minuman keras, dan narkoba pendidikan, misalnya dibujuk untuk mencoba, menggunakan, membeli atau mengedarkan.
20
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Iklim Kesetaraan Gender
D.6 Iklim Kesetaraan Gender Kondisi satuan pendidikan yang menunjukkan adanya pemahaman,
dukungan dan tindakan warga satuan pendidikan terhadap kesetaraan
kemampuan, hak, dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan.
D.6.1 Pemahaman dan sikap warga Pemahaman dan dukungan terhadap kesetaraan antara laki-laki dan perempuan,
satuan pendidikan terhadap misalnya dalam hal kemampuan, kesempatan, pemenuhan hak, dan kewajiban.
kesetaraan gender.
D.6.2 Perilaku warga satuan Tindakan yang mendukung kesetaraan kemampuan, pemenuhan hak dan
pendidikan terhadap kesetaraan kewajiban antara laki-laki dan perempuan.
gender
21
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Iklim Kebinekaan dan Inklusivitas
D.8 Iklim Kebinekaan Kondisi satuan pendidikan yang menunjukkan adanya sikap dan perilaku
kepala satuan pendidikan dan guru dalam menerapkan toleransi agama dan
budaya serta komitmen kebangsaan.
D.8.1 Toleransi agama dan budaya Sikap dan perilaku yang menunjukkan penerimaan dan penghargaan terhadap
keragaman agama dan budaya di satuan pendidikan.
D.8.2 Komitmen kebangsaan Kesetiaan pada negara dan kesediaan menumbuhkan rasa kebangsaan warga
satuan pendidikan.
D.8.3 Toleransi dan kesetaraan Sikap menerima dan menghargai keragaman agama dan budaya di satuan
peserta didik pendidikan
D.10 Iklim Inklusivitas Kondisi yang disediakan oleh satuan pendidikan untuk menyediakan
layanan bagi peserta didik dengan disabilitas dan cerdas istimewa dan
berbakat istimewa.
D.10.1 Layanan disabilitas Pemberian layanan yang sesuai untuk peserta didik dengan disabilitas di satuan
pendidikan.
D.10.2 Layanan sekolah untuk murid Pemberian layanan yang sesuai untuk peserta didik cerdas dan berbakat istimewa
CIBI di satuan pendidikan.
D.10.3 Sikap terhadap disabilitas Penerimaan dan penghargaan terhadap peserta didik dengan disabilitas.
22
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Indikator Vokasi
D.17 Link and match dengan dunia kerja Tingkat keberhasilan daerah dalam melakukan link and match antara SMK dan DUDI
D.17.1 Kualitas pembelajaran selaras dengan Nilai komposit tingkat keselarasan kurikulum sekolah, praktek kerja lapangan, dan
dunia kerja penyelenggaraan pembelajaran dengan kebutuhan serta standar dunia kerja.
D.17.2 Penyelenggaraan Teaching Factory Tingkat keterlaksanaan pembelajaran Teaching Factory (TeFa) dengan pelibatan dunia
(TeFa) kerja.
D.17.3 Penggunaan sarana prasarana Tingkat kepemilikan, spesifikasi, dan pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran
pembelajaran selaras dunia kerja selaras dengan kebutuhan dan standar dunia kerja
D.17.4 Keahlian guru dan Tendik SMK selaras Nilai komposit tingkat keterlibatan guru tamu dan/atau instruktur dari dunia kerja,
dengan dunia kerja internalisasi budaya kerja oleh guru dan tenaga kependidikan, kualitas dan kuantitas
magang guru di dunia kerja, dan kualifikasi serta kompetensi guru kejuruan, teknisi, dan
laboran
D.17.5 Kepemimpinan kepala sekolah SMK Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dalam penguatan kerja sama, inovasi, dan
(manajerial, kewirausahaan dan pengelolaan sekolah berbasis dunia kerja.
supervisi pembelajaran)
D.17.6 Komitmen penyerapan lulusan SMK Tingkat komitmen terkait penyerapan lulusan dan pemenuhan sarana prasarana oleh
oleh dunia kerja dunia kerja
D.17.7 Komite sekolah terlibat Tingkat keterlibatan komite sekolah dalam memberi dukungan peluang kerjasama dengan
mengembangkan kerjasama dunia dunia kerja, finansial, dan ide pengelolaan sekolah.
kerja
D.17.8 Praktisi dunia kerja yang mengajar di
Tingkat keterlaksanaan pembelajaran yang diampu oleh guru tamu atau instruktur kejuruan
SMK dari dunia kerja, meliputi pengaturan jadwal, jumlah jam, dan cakupan
kompetensi/konsentrasi keahlian yang ada di SMK.
D.17.9 Guru SMK melakukan magang di dunia Tingkat keterlaksanaan dan persentase guru magang di dunia kerja.
23
kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Partisipasi Warga Sekolah
E.1 Partisipasi warga sekolah Keterlibatan warga satuan pendidikan dalam proses perencanaan,
pengembangan, dan pelaksanaan kegiatan di satuan pendidikan.
E.1.1 Partisipasi orang tua Sekolah mengajak orang tua untuk berpartisipasi dalam perencanaan,
pengembangan, dan pelaksanaan kegiatan di satuan pendidikan.
E.1.2 Partisipasi murid Sekolah mengajak peserta didik untuk berpartisipasi dalam
perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan kegiatan di satuan
pendidikan.
24
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Program dan Kebijakan Sekolah
E.5 Program dan kebijakan satuan Program dan kebijakan satuan pendidikan untuk mencegah dan menanggulangi
pendidikan perundungan; hukuman fisik; kekerasan seksual; penyalahgunaan rokok, minuman keras
dan narkoba; kesetaraan gender; dan intoleransi.
E.5.1 Program dan kebijakan satuan Ketersediaan dan penerapan program serta kebijakan untuk mencegah dan menanggulangi
pendidikan tentang perundungan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh satu atau
sekelompok orang yang lebih 'kuat' di satuan pendidikan.
E.5.2 Program dan kebijakan satuan Ketersediaan dan penerapan program serta kebijakan untuk mencegah penggunaan
pendidikan tentang hukuman fisik hukuman yang mengakibatkan rasa sakit secara fisik bagi peserta didik yang melakukan
pelanggaran.
E.5.3 Program dan kebijakan satuan Ketersediaan dan penerapan program serta kebijakan untuk mencegah dan menanggulangi
pendidikan tentang kekerasan seksual perbuatan yang merendahkan, menghina, melecehkan, menyerang bagian tubuh atau
organ reproduksi seseorang.
E.5.4 Program dan kebijakan satuan Ketersediaan dan penerapan program serta kebijakan untuk mencegah dan menanggulangi
pendidikan tentang rokok, minuman penyalahgunaan rokok, minuman keras, dan narkoba.
keras, dan narkoba
E.5.5 Program dan Kebijakan mengenai Ketersediaan dan penerapan program serta kebijakan yang mendukung kesetaraan antara
kesetaraan gender laki-laki dan perempuan, misalnya dalam hal kemampuan, kesempatan, pemenuhan hak,
dan kewajiban.
E.5.6 Program dan Kebijakan mengenai Ketersediaan dan penerapan program serta kebijakan tentang pencegahan dan
penanggulangan dan pencegahan penanggulangan sikap serta perilaku yang menolak keragaman agama dan budaya di
intoleransi satuan pendidikan
25
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Perubahan kebijakan Asesmen Nasional
1
(AN) 2022 dibandingkan 2021
b Survei Karakter