Anda di halaman 1dari 2

“Cerita ini agaknya akan menjadi cukup panjang dan cukup menyebalkan untuk didengar, dan ya..

mungkin kau juga akan bisa menebak bagaimana akhirnya,” Ucapku sambil mengeluakan sebatang
rokok yang aku beli satuan diwarung, “yakin tetap mau melanjutkannya?”

“Tentu”

Aku mematik rokok pertamaku, kuhisap dengan lembut dan kemudian aku hembuskan ke udara,
asapnya yang tebal tersapu angin entah kemana

“Akhir dua ribu tujuh belas, adalah kali pertama aku bertemu dengan wanita yang kumaksud, masih
kuingat bahkan terasa masih baru, ia cantik, tawanya selalu bisa memecah keheningan, orang yang
selalu bersemangat, bahkan sering membuatku bertanya, seberapa banyak energi yang ia miliki”

“jadi.. itukah pertama kalinya kau jatuh hati”

Aku sedikit tersenyum, sambil membuang abu di ujung rokok ku

“Tentu saja tidak, waktu itu aku hanyalah remaja yang baru puber, yang tidak terlalu perduli tentang
masalah hubungan lawan jenis, aku lebih memperdulikan kapan waktu pak ato tidak berjaga
digerbang depan, hanya agar aku bisa bolos untuk pergi kewarnet, atau kemanapun aku suka, asal
tidak disekolah

Kemudian di pertengahan semester akhir, entah kenapa ia memilihku.”

“oh.. begitu”

“Lucu saat melihat gerak-geriknya saat berusaha menutupi rasa suka yang sulit ia ungkapkan, dan
caranya mendekatiku dengan jelas, aku tidak terlalu memperdulikannya waktu itu, karna memang
tidak ada niatan untuk berada disebuah hubungan, dan berharap dengan sikapku seperti itu ia akan
lelah dan mencari hati lain untuk disinggahi, tapi.. ternyata tidak ia masih saja bersekokoh dengan
pendiriannya dan keegoisannya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, Dan.. ya akhirnya
usahanya berbuah hasil, aku berusaha menerimanya dan membuka hati, singkat cerita kami resmi
berpacaran saat kenaikan ke kelas sebelas, Entahla aku sendiri juga bingung kenapa aku mau
menerimanya, entah karna sudah lelah setiap hari melihatnya begitu, atau karna luluh dengan
usahanya, dan berpikir ada seseorang yang menginginkanmu sebesar itu.”

“dan apakah akhirnya kau bahagia menerimanya?”

Aku hisap kembali rokok yang kupegang , tapi dengan tarikan nafas yang lebih dalam dari
sebelumnya, dan aku hembuskan kembali dengan hembusan yang lebih berat

“ya aku bahagia, hari-hariku mulai berubah dan aku mulai jarang bolos sekolah karna ada alasan
untukku agar tetap berada disana, aku tidak menyangka akan semenyenangkan itu saat kau dicintai
seseorang, pulang pergi bersama, pergi ketempat-tempat yang ingin dia kunjungi, hanya untuk
membuat berbagai kenangan bersama, dan.. dua tahun pun berlalu begitu saja, seakan waktu
berjalan begitu cepat.”

“Ha ha ha, mungkin bagian tersedihnya disini, masih ingin dengar?”

“teruskanlah”

Sambil mematikan rokok yang dari tadi kuhisap

“Dia pun bercerita, kemana tujuan yang ingin ia tuju setelah lulus sma, dengan nada sedikit
bersemangat,dia bilang ingin melanjutkan pendidikannya kesalah satu universitas diyogyakarta,
akupun mendukung keputusannya, walaupun saat itu banyak sekali hal-hal yang mengganggu
pikiranku, dari mulai masalah jarak yang akan kita hadapi nanti, masalah-masalah lain yang mulai
berdatangan, dan berbagai hal yang tidak bisa aku ceritakan tentang tujuan masa depan, akhirnya
aku memutuskan untuk istirahat satu tahun, tidak ingin bebanku ikut menjadi tanggungannya tidak
pernah kuceritakan kesedihanku, dan akhirnya waktunya pun tiba ia pun berangkat

Anda mungkin juga menyukai