Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI KOMUNIKASI KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH (KPID)

JAWA BARAT DALAM SOSIALISASI PROGRAM TV DIGITAL

Oleh:

Sartika Indar Cahyani

NIM:1931002

FAKULTAS DAKWAH

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH

PONDOK PESANTREN SURYALAYA

TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

STRATEGI KOMUNIKASI KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH (KPID)

DALAM SOSIALISASI TV DIGITAL

Diajukan Untuk Memperoleh Judul Skripsi Pada Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran

Islam

Oleh:

Sartika Indar Cahyani

NIM. 1931002

Menyetujui,

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Rojaya, M.Ag Abdurohim, MSI.

NIDN: 2115107401 NIDN: 2129068301


Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb

Rasanya tidak ada ungkapan paling tepat kecuali rasa syukur. Saya sangat berterima k

asih kepada Allah SWT. Berkat kuasa-Nya, saya bisa menyelesaikan salah satu bagia

n dari tugas akhir ini. Menjelang akhir perkuliahan, saya menyusun skripsi dengan top

ik yang menarik. Setelah melewati beberapa kali bimbingan skripsi, akhirnya saya ber

hasil menyusun proposal penelitian.

Proposal ini adalah langkah awal sebelum saya menyelesaikan skripsi. Inilah j

alan saya melakukan penelitian skripsi. Untuk itu saya sangat berterima kasih kepada

seluruh pihak yang telah memberi dukungan, motivasi dan dorongan. Sehingga saya b

erhasil menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi KPID

Jawa Barat Dalam Sosialisasi Program TV Digital”

Selain kepada Allah SWT, saya ucapkan banyak terimakasih kepada orang tua

dan sahabat. Tak lupa kepada dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing s

kripsi. Tanpa mereka, saya tidak bisa menyelesaikan proposal ini dan melakukan semi

nar proposal.

Proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Saya berharap pembaca

tak segan memberi kritik dan saran. Sehingga saya bisa melakukan perbaikan di masa

depan. Agar tidak melakukan kesalahan yang kedua kalinya. Tak perlu panjang-panja

ng, saya berharap proposal ini memberikan manfaat untuk pembaca. Selamat membac

a!
Tasikmalaya, 1 November 2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Televisi analog merupakan perkembangan dari penciptaan gambar gerak (moti

on picture) sekitar abad ke-19. Seiring berkembangnya listrik dan gelombang radio, te

rjadilah pergeseran dalam penciptaan gambar, yang kemudian melahirkan TV Analog.

Televisi analog merupakan sistem penyiaran televisi yang pertama dikembangkan, de

ngan menggunakan sinyal analog dalam transmisi gambar dan suara.

Untuk bisa mendapatkan siaran televisi analog, maka perlu menggunakan alat

penangkap sinyal yang disebut antena. Sistem paling awal pada televisi analog adalah

sistem televisi mekanik menggunakan cakram yang dilubangi dengan pola tertentu unt

uk memindai gambar. Salah satu sistem paling populer yang ada pada televisi analog

adalah National Television System Commitee (NTSC). Pada 1884, Paul Nipkow memb

uat piringan metal kecil yang dapat berputar dengan lobang-lobang di dalamnya. Nipk

ow berhasil menciptakan sebuah alat untuk memproyeksikan gambar dengan tenaga li

strik dan pancaran gelombang radio. Temuan Nipkow ini kemudian disebut dengan C

akram Nipkow, yang kemudian dipatenkan di tahun yang sama. Cakram Nipkow mela

hirkan televisi mekanis (analog), yaitu gambar kecil yang dibentuk oleh elemen-eleme

n tertentu. Elemen-elemen ini akan membentuk gambar ketika diputar secara mekanis

dengan lingkaran spiral.

Kemudian, berkembanglah ke TV Digital. TV digital adalah jenis televisi yang

menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, au

dio, dan sinyal data ke pesawat televisi. Pada awal pengoperasiannya, sistem digital in

i umumnya disiarkan secara bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi sekal
igus uji coba sistem tersebut untuk menemukan hasil penerapan siaran tv yang paling

ekonomis sesuai kebutuhan. Namun, ternyata pesawat TV Analog tidak bisa menerim

a sinyal digital, sehingga diperlukan pesawat TV Digital baru yang berfungsi mengub

ah sinyal digital menjadi analog. Proses perpindahan dari teknologi analog ke digital s

endiri membutuhkan sejumlah penggantian perangkat, baik dari sisi pemancar atau sis

i penerima siaran. Kendati begitu, frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analo

g dapat difungsikan pada penyiaran televisi digital. Adapun keunggulan televisi digita

l yaitu High definition, 5-6 kali lebih halus dibanding televisi analog. Finest sound, ke

mampuan mereproduksi suara seperti sumber aslinya. Multifunction, memberi kemam

puan merekam dan mengedit siaran. Multichannel, satu saluran dapat terisi lebih dari l

ima program berbeda.

Faktor beralihnya TV Digital ke TV Analog yaitu Menjalankan amanat dari

pasal 60A Undang-Undang Nomor 11 tahun 2002 tentang Penyiaran sebagaiamana

diubah oleh Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Yaitu,

menghasilkan siaran televisi yang lebih berkualitas, jernih dan bersih bagi

masyarakat. Faktor lainnya yaitu Mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara

lainnya yang telah menyepakati penataan spektrum untuk layanan televisi dan telah

menyelesaikan ASO sehingga ASO perlu segera dilakukan untuk menghindari potensi

permasalahan di wilayah perbatasan. Dan dilakukan pemerataan akses internet,

keperluan pendidikan, sistem peringatan kebencanaan atau kegunaan lainnya dari

hasil efisiensi penggunaan spektrum frekuensi.  

Di jaman digital seperti sekarang dimana segala sesuatu dapat dilakukan denga

n bantuan teknologi canggih serta akses internet yang dapat digunakan dimanapun da

n kapanpun. Termasuk beralihnya TV Analog ke TV Digital. Dengan beralihnya TV

Analog ke TV Digital ada beberapa manfaat yang akan kita dapat salah satunya penye
diaan audio visual yang berkualitas lebih baik. Tentunya pemerintah perlu persiapan y

ang matang untuk mensosialisasikan perubahan tersebut khususnya KPID Jawa Barat

dalam sosialisasi TV Digital ke masyarakat yang ada di daerah Jawa Barat. KPID Jaw

a Barat selalu mempunyai cara untuk mensosialisasikan hal tersebut kepada masyarak

at khususnya di daerah Jawa Barat. Memberikan arahan dan pengetahuan mengenai p

enggunaan TV Digital kepada masyarakat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

lebih jauh tentang permasalahan di atas yang dituangkan dalam rumusan yang

berjudul “Strategi Komunikasi KPID Jawa Barat Dalam Sosialisasi Program TV

Digital”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan peneliti dapat di

identifikasikan antara lain sebagai berikut :

1. Apa dan Bagaimana Strategi Komunikasi.

2. Bagaimana Strategi Komunikasi KPID Jawa Barat dalam Sosialisasi Program TV

Digital.

3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat Strategi Komunikasi dalam

Sosialisasi TV Digital.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Apa dan Bagaimana Strategi Komunikasi.

2. Untuk mengetahui Bagaimana Strategi Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia

Daerah (KPID) Jawa Barat.

3. Untuk menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat Strategi

Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat dalam

Sosialisasi Program TV Digital.


D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut :

1. Manfaat secara teoritis, Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan

informasi dan dokumentasi ilmiah di bidang studi dakwah dan ilmu komunikasi,

khususnya yang berhubungan dalam bidang strategi komunikasi. Penelitian ini

juga diharapkan berguna untuk acuan di masa depan.

2. Manfaat secara praktis, Peneliti berharap penelitian ini dapat menyumbangkan

ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, masyarakat dan bagi banyak pihak lain yang

terkait dalam mengetahui strategi komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah

Jawa Barat dalam upaya sosialisasi program TV Digital.


BAB II

Kajian Pustaka

A. Peneliti Terdahulu

Sebelum menentukan judul dan melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu

menelusuri beberapa sumber hasil penelitian terdahulu yang sudah pernah dibuat oleh

peneliti lain. Dari beberapa contoh terlihat ada keterkaitan dari sasaran dalam penelitian

yang telah dibuat terdapat perbedaan dalam masalah yang diteliti. Adapun masalah

penelitian yang telah ditemukan tersebut, yaitu :

Tabel 2.1 Perbedaan Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan Metode dan Hasil Perbedaan Hasil

Judul Penelitian Penelitian Penelitian

Sebelumnya

1 Soraya Ratna Pratiwi, Metode penelitian ini Yang membedakan

Susanne Dida, dan Nuryah adalah penelitian kualitatif dari hasil penelitian

Asri Tjafirah (2018) deskriptif. sebelumnya adalah

Mahasiswa Universitas Hasil penelitian ini fokus penelitian

Padjajaran yang berjudul menyatakan bahwa pada nya.

“Strategi Komunikasi Dalam syariat Islam, baik janji,

Membangun Kesadaran atraksi, dan objek wisata

Wisata Halal di Kota itu sendiri. Wisata halal

Bandung” saat ini menjadi fenomena

baru dalam dunia


pariwisata dan mulai

dikembangkan di beberapa

negara. Wisata halal

merupakan wisata yang

pada pelaksanaannya

mengacu Di Kota

Bandung, wisata halal

belum banyak dikenal dan

masih dalam tahap

persiapan pengembangan,

sehingga perhatian dan

kepedulian terhadap

wisata halal di kota ini

masih belum terbangun.

Dalam menangani masalah

tersebut, diperlukan

komunikasi strategis untuk

membangun perhatian dan

kepedulian di kalangan

pemangku kepentingan

termasuk masyarakat.

2. Dian Astuti (2017) yang Metode penelitian ini Yang membedakan

berjudul “Strategi adalah penelitian kualitatif dari hasil penelitian

Komunikasi Pemasaran sebelumnya adalah


Online Produk Busana deskriptif. teori yang

Muslim Queenova” Hasil penelitian ini digunakan.

menyatakan bahwa dalam

strategi komunikasi

pemasaran yang dilakukan

oleh busana muslim

Queenova menggunakan

jalur Above The Line dan

Below The Line, dengan

fokus pada promosi

penjualan dan pemasangan

iklan banner yang ada di

facebook.1

3 Sisilia Herlina (2015) Prodi Metode yang digunakan Yang membedakan

Ilmu Komunikasi Universitas dalam penelitian ini adalah hasil penelitian

Tribhuwana Tunggadewi, Kualitatif Deskriptif. sebelumnya adalah

Malang yang berjudul Hasil penelitian ini metode penelitian

“Strategi Komunikasi menunjukan strategi yang digunakan.

Humas Dalam Membentuk komunikasi public

Citra Pemerintahan Di Kota relations dan untuk

Malang” mengetahui bagaimana

hambatan-hambatan

pemerintah.2
1
Dian Sarastuti, Strategi Komunikasi Pemasaran Online Produk Busana Muslim Queenova (Jakarta: 2017), 71-
90.
4 Zuwidah Dewi dan Muzakkir Metode yang digunakan Yang membedakan

(2022) Jurusan Ilmu dalam penelitian ini adalah hasil penelitian

Komunikasi Fakultas Ilmu kualitatif. sebelumnya adalah

Sosial dan Ilmu Politik Hasil dari penelitian ini objek yang diteliti.

Universitas Teuku Umar bertujuan untuk

yang berjudul “Strategi menganalisa strategi

Komunikasi Penyiaran komunikasi yang

Indonesia (KPI) Aceh dalam digunakan komisi

Mengoptimalisasi Migrasi penyiaran indonesia (KPI)

Televisi Digital” Aceh dalam program

peralihan siaran televisi

dari analog ke digital.

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini merupakan konsep yang digunakan untuk

memberikan kajian teori. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalah fahaman

dalam penelitian ini.

1. Strategi Komunikasi

a. Pengertian Strategi Komunikasi

Alo Liliweri dalam bukunya yang berjudul (komunikasi serba ada

serba makna)

mengatakan bahwa strategi komunikasi adalah :

2
Sisilia Herlina, Strategi Komunikasi Humas Dalam Membentuk Citra Pemerintahan Di Kota Malang (Malang:
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, 2015), 493.
1) Strategi yang menjelaskan, mempromosikan dan mengartikulasikan sebuah

visi komunikasi dan satu tujuan komunikasi dalam rumusan yang baik.

2) Strategi yang menciptakan komunikasi konsisten, komunikasi yang dilaksa

nakan berdasarkan satu pilihan atau keputusan dari beberapa opsi dalam ko

munikasi.

3) Strategi berbeda dengan teknik, strategi komunikasi menjelaskan tahap kon

gkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis satu teknik pengi

mplementasian tujuan komunikasi.

Adapun taktik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu yang b

erdasarkan strattegi yang telah ditetapkan.3

Definisi ini dikemukakan oleh Muhammmad Arni (2004) mengenai str

ategi komunikasi yaitu semua yang terkait mengenai rencana dan taktik atau c

ara yang akan dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan menampil

kan pengirim, pesan dan penerimanya pada proses komunikasi untuk mencapa

i tujuan yang diinginkan.4

Pernyataan dari Middleton bahwa strategi komunikasi adalah kombina

si yang tebaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, s

luran, penerima sampai pada pengaruh yang dirancang untuk mencapai tujuan

komunikasi yang optimal.5

Sedangkan menurut Hafied Cangara startegi komunikasi meliputi 5 tah

ap yakni penelitian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.6

3
Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna (Jakarta: 2011), hlm. 240
4
Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi (Jakarta: 2004), hlm. 61
5
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: 2013), hlm. 61
6
Ibid, hlm 72-74.
b. Tahapan-tahapan Strategi Komunikasi

Seperti yang telah dikatakan oleh Onog Uchajana Effendy bahwa “Stra

tegi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dengan man

ajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Maka tahap

an yang digunakan adalah perpaduan model tahapan perencanaankomunikasi d

an tahapan manajemen untuk dapat digunakan dalam penelitian ini. Hafied Ca

ngara dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”

menyebutkan tahapan perencanaan komunikasi meliputi lima tahapan, yaitu: P

enelitian, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Pelaporan. Sedangkan Bam

bang Hariadi dalam buku “Manajemen Strategi” mengatakan, bahwa “proses s

trategi manjemen pada dasarnya meliputi tiga langkah utama, yaitu : perumusa

n startegi, implementasi startegi, dan evaluasi strategi”.7

Demikian tahapan strategi komunikasi menurut Hafied Cangara yang t

erdiri dari lima tahapan, yaitu:

1) Penelitian (Research)

Sebuah organisasi atau Lembaga memerlukan tenaga spesialis yang ber

fungsi untuk menangani masalah-masalah komunikasi seperti keperluan pencit

raan perusahaan atau kegiatan kerjasama dengan pemangku kepentingan lainn

ya. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui problematic yang dihadapi sebu

ah lembaga. Problematic bisa dalam bentuk wabah penyakit yang akan menyer

7
Bambang, Strategi Managemen: Strategi memenangkan perang bisnis (Malang: 2005), hlm 4
ang anggota masyarakat, kerugiaan perusahaan, ketidak percayaan terhadap or

ganisasi dan lain sebagainya.8

Dalam tahapan penelitian dapat diartikan juga sebagai tahapan dalam

menemukan fakta. Tahapan ini bertujuan untuk mencari fakta atau permasalah

an yang terjadi untuk dijadikan bahan rumusan membuat startegi komunikasi y

ang akan dilakukan oleh lembaga atau organisasi untuk mencapai tujuannya.

2) Perencanaan (Plan)

Perencanaan sama dengan perumusan, yaitu proses penyusunan langka

h-langkah kedepan yang dimaksudkan untuk menetapkan tujuan strategis, sert

a merancang merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut9

Dengan demikian, dalam tahap perumusan diperlukan strategi tentang

pemilihan atau penentuan sumber (komunikator), pesan, media, sasaran (segm

en) dan efek yang diharapka.

Sumber atau komunikator disini adalah individu atau lembaga yang ber

sifat sebagai pemberi pesan yang berupa informasi atau penyuluhan. Selanjutn

ya media adalah perantara yang digunakan oleh sumber untuk menyampaikan

pesannya kepada sasaran yang ingin dituju yaitu komunikannya. Sasaran dari t

ahap perumusan bisa berupa masyarakat luas atau kelompok tertentu, dengan t

ujuan memperoleh efek yang diharapkan.

3) Pelaksanaan (Execute)

8
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: 2013), hlm. 61

9
Bambang, Strategi Managemen: Strategi memenangkan perang bisnis (Malang: 2005), hlm 5
Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil dalam rangka implementasi

rumusan strategi yang telah dibuat. Tahap pelaksanaan dalam sebuah lembaga

berarti pengorganisasian seluruh divisi-divisi di perusahaan tersebut untuk me

njalankan rumusan yang telah disepakati. Tahap pelaksanaan bisa dilakuka

n dalam bentuk tayangan ditelevisi, wawancara di radio, pemasangan iklan di

surat kabar, pemasangan baliho atau spanduk di jalanan, dan pemberangkatan t

im penyuluhan untuk bertatap muka dengan komunitas dilokasi yang menjadi t

arget sasaran.10

Inti dari tahap pelaksanaan hanya satu, yaitu untuk menyebarkan infor

masi kepada seluruh target sasaran yang telah ditetapkan dalam rumusan.

4) Evaluasi (Measure)

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil akhir dari kegiatan yang tel

ah dilaksanakan, apakah kinerja sesungguhnya sesuai dengan kinerja yang dih

arapkan. Seperti apakah media yang digunakan efektif untuk digunakan sebag

ai implementasi strategi tersebut, apakah tujuan dari strateginya tercapai, apak

ah pesan yang di sampaikan dapat dipahami oleh penerima, dan tindakan apa y

ang dilakukan khalayak setelah menerima dan mengerti informasi yang disam

paikan. Tahap evaluasi sangat penting untuk dilakukan karena bila strategi itu

berjalan dengan baik maka strategi itu bisa dipakai pada masalah-masalah beri

kutnya, tetapi bila ada kekurangan bisa di perbaiki untuk pembelajaran kedepa

nnya.

5) Pelaporan (Report)

10
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta: 2013), hlm. 73
Pelaporan/Report ialah tindakan terakhir dari kegiatan strategi komuni

kasi yang telah dilaksanakan. Laporan itu sebaiknya dibuat dengan cara tertuli

s kepada pimpinan kegiatan untuk dijadikan bahan kegiatan-kegiatan. Jika dal

am laporan itu diperoleh hasil positif dan berhasil, maka bisa dijadikan sebagai

landasan untuk program selanjutnya. Tapi jika dalam program itu ditemukan h

al-hal yang kurang sempurna, maka temuan tersebut bisa dijadikan sebagai ba

han pertimbangan untuk merevisi atau memodifikasi program yang akan dilak

ukan. 11(Hafied Cangara, 2013:73).

c. Fungsi Strategi Komunikasi

Berhasil tidaknya komunikasi bergantung pada strategi komunikasi. Le

bih-lebih dalam kegiatan komunikasi massa, tanpa strategi komunikasi media

massa dalam bentuk apapun, atau bahkan lembaga-lembaga yang mengikutsert

akan komunikasi akan berpengaruh pada hasil yang negatif. Dengan demikian,

secara makro (planed multimedia strategy) maupun secara mikro (single comm

unication medium strategy) mempunyai fungsi ganda:

1) Menyebarluaskan pesan komunikasi bersifat informatif, persuasif, dan instr

uktif secara sistematis kepada sasaran dalam memperoleh hasil yang optima

l. 24

2. Menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural gap) akibat kemudahan diperolehnya da

n kemudahan dioperasionalkan media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan

akan merusak nilai-nilai budaya

3. Sosialisasi

11
Ibid, hlm. 73
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung pengertian proses belaj

ar seseorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masya

rakat dilingkungannya, dapat juga diartikan usaha untuk mengubah milik perseoranga

n menjadi milik umum. 12

Sosialisasi merupakan suatu hal yang mendasar bagi perkembangan manusia.

Dengan berinteraksi dengan orang lain, seorang individu belajar bagaimana berpikir,

mempertimbangkan dengan nalar, dan berperasaan. Hasil akhirnya ialah membentuk

prilaku kita, termasuk pikiran dan emosi kita sesuai dengan budaya yang berlaku.13Me

ngisyaratkan suatu makna di mana setiap individu berupaya menyelaraskan hidupnya

di tengah-tengah masyarakat. Dalam sosialisasi, seseorang pasti mengenal dan melaku

kan penyesuaian keadaan tempat dimana dia bersosialisasi. Lewat proses sosialisasi, s

etiap individu masyarakat belajar mengetahui dan 25 memahami tingkahlaku pekerti a

pakah yang harus dilakukan, dan tingkahlaku pekerti apakah yang harus tidak dilakuk

an. Hal seperti itu, dikemukakan oleh Abdul Syani, bahwa sosialisasi adalah proses be

lajar yang dilakukan oleh individu untuk berbuat atau bertingkahlaku berdasarkan pat

okan yang terdapat dan diakui dalam masyarakat disekitarnya. Menurut Soejono Dirjo

sisworo, sebagaimana dikutip oleh Abdul Syani, bahwa sosialisasi terdiri atas aktivita

s, yaitu;

a. Proses sosialisasi adalah proses belajar.

b. Dalam proses sosialisasi itu individu memahami kebiasaan, sikap, ide-ide, pola

nilai-nilai dan tingkah laku di dalam masyarakat dimana ia hidup.

c. Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun

dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadi.

12
Pusat Bahasa Departmen Pendidikan Nasional RI, KBBI (Jakarta: 2005) hlm, 1085
13
James, Sosiologi: Dengan Pendekatan Membumi (2007) hlm, 74
Dari pandangan diatas, dapat dipahami bahwa ketika Dinas Komunikasi dan I

nformatika bersosialisasi pada dasarnya melakukan pengenalan, penghayatan, terhada

p norma-norma dan nilai dilingkungan sekitarnya. Suatu proses yang dapat memberik

an nilainilai yang dibutuhkan terhadap pembentukan sikap dan kepribadian. Dalam so

sialisasi, seseorang dituntut agar dapat menyesuaikan diri dengan pola-pola perilaku o

rang-orang disekitarnya. Penyesuaian hal 26 yang demikian itu,mencakup aspek yang

luas seperti kebiasaan, sikap, ide-ide, pola hubungan sosial, serta nilai dan tingkah lak

u.

4. TV Digital

TV digital adalah siaran televisi yang menggunakan modulasi digital. Sistem

penyiaran televisi digital bukan hanya mampu menyalurkan data gambar dan suara

tetapi juga memiliki kemampuan multifungsi dan multimedia seperti layanan

interaktif dan bahkan informasi peringatan dini bencana. Lewat siaran digital, kualitas

gambar dan suara yang diterima penonton jauh lebih baik dibandingkan siaran analog.

Tidak ada lagi gambar yang berbayang atau segala bentuk noise (bintik-bintik semut)

pada monitor TV. Pada era penyiaran digital, penonton TV tidak hanya menonton

program siaran tetapi juga bisa mendapat fasilitas tambahan seperti EPG (Electronic

Program Guide) untuk mengetahui acara-acara yang telah dan akan ditayangkan

kemudian.

Semua negara harus telah menetapkan tahun migrasi dari siaran analog ke

digital. Negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat bahkan telah mematikan

siaran analog (analog switch-off) dan beralih ke siaran digital. Pemerintah Indonesia

juga telah memulai implementasi penyiaran digital mulai 2012 dan di tahun-tahun

berikutnya di kota-kota besar yang telah bersiaran digital akan dilakukan analog

switch-off.
Ada sekitar 38 dari 199 kabupaten dan kota di wilayah Pulau Jawa yang tidak

akan bisa menikmati siaran TV analog sejak tanggal 30 April 2022. Sebagai informasi

jika program pemberhentian siaran TV analog akan dilakukan dengan tiga tahap. Di

mana untuk tahap pertama akan dilakukan pada tanggal 30 April 2022, lalu untuk

tahap kedua pemberhentian siaran TV analog akan dilakukan pada tanggal 25 Agustus

2022. Sedangkan untuk tahap ketiga sudah dilangsungkan pada tanggal 2 November

2022.14

14
Media, AllProperty. TV Digital: Lengkap dengan pengretian, jenis hingga keunggulannya. diakses dari
https://www.umah.com/panduan-property/v-digital-76581. 2022
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran

Strategi Komunikasi Penyiaran Indonesia


Daerah (KPID) Jawa Barat Dalam
Sosialisasi Program TV Digital

Tahapan strategi komunikasi:


 Faktor Pendukung
(Hafied Cangara: 2013)
 Faktor Penghambat
1. Research
2. Planning
3. Actuating
4. Evaluating
5. Pelaporan

KPID Jawa Barat


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Diman

a jenis penelitian ini menejelaskan mengenai suatu aturan penelitian yang menggunakan d

ata deskriptif seperti kata yang tertulis dan lisan dari objek yang diteliti serta tingkah laku

yang bisa diamati. Sama hal nya menurut Sugiyono, penelitian berdasarkan tingkat ekspla

nasinya (tingkat kejelasan) dapat didefenisikan bahwasannya penelitian diskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau

lebih (independen) tanpa adanya perbandingan, atau mengaitkan dengan variable yang lai

n.15

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses mendapatkan data dari subjek dan obj

ek data. Data yang dimaksud digolongkan menjadi dua golongan yaitu data sekunder dan

data primer. Penggolongan ini berfungsi untuk menjaga keakuratan serta relevansi data ya

ng didapat di lapangan dan berhubungan dengan sasaran yang diteliti. Sumber data peneli

tian ini yaitu :

1. Data primer

Data primer merupakan data yang di dapatkan atau di kumpulkan dari pihak p

ertama, tanpa melalui perantara. Data ini berkaitan langsung dengan informan serta di

peroleh dari hasil pengamatan langsung terhadap.

2. Data sekunder

15
Sugyono (2003)
Data sekunder yaitu data yang di peroleh dari pihak kedua, ketiga dan seterusn

ya. Misalnya data dari sebuah instansi ataupun organisasi yang bersangkutan, ataupun

perorangan dari seorang yang sudah mengumpulkan dan mengalihkan, seperti data do

kumentasi, data wawancara dengan masyarakat, foto-foto, buku dan lain lain yang rel

evan dengan penelitian. Hal ini dapat di lakukan dengan mencari dan mengumpulkan

data melalui informan secara tertulis ataupun gambargambar dan tulisan-tulisan yang

berhubungan dengan penelitian. objek dan subjek yang di teliti. Sumber datanya melal

ui obeservasi secara langsung dan wawancara terhadap objek penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Prosedur ini merupakan persepsi langsung terhadap suatu objek eksplorasi dal

am mendapatkan data sebagai data, informasi dan realitas yang tepat yang diidentifika

sikan dengan objek yang akan diteliti. Prosedur ini digunakan untuk menentukan kese

suaian data saksi dengan kebenaran dengan menyebutkan fakta-fakta yang dapat dilih

at langsung dari objek pemeriksaan dan mengontrol legitimasinya.

2. Wawancara (Interview)

Metode pengumpualan sumber data dengan memperoleh gambaran mengenai

penerapan sumber peneltian dengan cara tatap muka langsung dengan informan/Sumb

er. Wawancara ialah percakapan yang bermaksud tertentu. Interaksi tersebut dilakuka

ke dua pihak, antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan serta pi

hak yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban tentang pertanyaan ya

ng ditanyakan.

3. Dokumen
Metode ini diterapkan untuk mendapatkan informasi pendukung (opsional inf

ormation) dari berbagai macam tulisan seperti buku, artikel, teori, hasil eksplorasi pen

ting, makalah dan catatan-catatan tersusun lainnya sebagai referensi yang diidentifikas

ikan dengan objek penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan oleh peneliti sebelum memasuki lapangan dan se

telah selesai di lapangan, lebih difokuskan pada proses di lapangan dengan pengumpulan

data. Dalam penelitian ini memakai konsep dari Hubburman dan Milles dalam sugiyono,

yaitu Aktifivitas dalam menganalisa data kualitatif peneliti melakukannya secara interakti

f dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas yang dilakukan peneliti dalam analisis data yaitu:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah merangkum atau memilih hal yang pokok dimana difokus

kan pada hal yang penting saja, mencari tema serta pola dan menyingkirkan yang tida

k penting. Dengan begitu data yang sudah direduksi akan memuat gambaran yang jela

s serta mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data-data. Reduksi dat

akan berlanjut terus setelah penelitian di lapangan sampai pada hasil akhir.

2. Penyajian Data (Data Display)

Sesudah data direduksi oleh peneliti, langkah selanjutnya yang harus dilakuka

n peneliti adalah menyajikan data dalam bentuk yang lebih sederhana seperti uraian ri

ngkas, bagan dan hubungan antar indikator, tabel informan, gambar kerangka pikir. D

engan penyajian maka akan sangat memudahkan peneliti dalam memahami sesuatu tel

ah dilakukan dan merancang kerja berikutnya sesuai dengan apa yang dipahamnya. D

alam klasifikasi analisi ini, data disusun dalam berbagai bentuk agar memudahkan dal

am menarik sebuah kesimpulan


3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Setelah data disajikan kemudian diolah oleh peneliti, maka akan diperoleh kesi

mpulan yang tentatif, kaku, dan meragukan peneliti sehingga kesimpulannya perlu div

erifikasi. Kesimpulan yang ditulis oleh peneliti diverifikasi selama penelitian berlangs

ung, sehingga kesimpulan yang diperoleh tidak diragukan dan dapat dipercaya.16

DAFTAR PUSTAKA

Arni, Muhammad (2004). Komunikasi Organisasi. Jakarta

Bambang (2005) Strategi Managemen: Strategi memenangkan perang bisnis. Malang

Cangara, Hafied (2013). Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta

16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: 2015)
Herlina, Sisilia (2015). Strategi Komunikasi Humas Dalam Membentuk Citra
Pemerintahan Di Kota Malang (Malang: Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas
Tribhuwana Tunggadewi). Malang

James M. Henselin, 2007. Sosiologi: Dengan Pendekatan Membumi. Jakarta:

Erlangga.

Pusat Bahasa Departmen Pendidikan Nasional RI, KBBI edisiketiga.(2005) Jakarta:


Balai Pustaka.

Riswandi (2009). Ilmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu

Sarastuti, Dian (2017). Strategi Komunikasi Pemasaran Online Produk Busana


Muslim Queenova. Jakarta

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D), Bandung: Penerbit Alfabeta

Sugyono (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Liliweri, Alo (2011) Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta

Media, AllProperty. 2022. TV Digital: Lengkap dengan Pengertian, jenis hingga


keunggulannya. Tersedia: https://www.rumah.com/panduan-properti/tv-digital-76581

Media, AllProperty. TV Digital: Lengkap dengan pengretian, jenis hingga


keunggulannya. diakses dari https://www.umah.com/panduan-property/v-digital-76581. 2022

Anda mungkin juga menyukai