Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

DAMPAK PENAYANGAN IKLAN TELEVISI TERHADAP KRAKTER ANAK


DI DUSUN 4 PTPN IV PABATU

Oleh:
Yasmine Alexandra
NIM:2010007721014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


STKIP YAYASAN ABDI PENDIDIKAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan penyertaan - Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian dengan judul “DAMPAK PENAYANGAN IKLAN TELEVISI
TERHADAP PEMBENTUKAN KRAKTER ANAK”
Dalam menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini , penulis
menyadari bahwa tidak terlepas dari berbagai kesulitan - kesulitan dalam
penyelesaiannya , Namun atas berkat Tuhan Yang Maha Esa dan bantuan dari
berbagai pihak serta usaha yang maksimal sesuai kemampuan penulis , akhirnya
proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik .

Payakumbuh , 27 September 2023

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring adannya kemajuan teknologi, media televisi mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan semakin menarik untuk dinikmati, baik
dari desain media maupun konten media itu sendiri. Televisi merupakan salah
satu media yang paling mudah diakses dan hampir setiap keluarga memiliki
pesawat televisi, bahkan dengan perkembangan teknologi saat ini kita dapat
menerima siaran televisi melalui telepon seluler (Handphone).
Sayang, secara kualitas tayangan yang ditampilkan di televisi saat ini dapat
dikatakan sangat minim.
Menurut tim TIFA disebabkan beberapa hal:
(1) industri televisi padat teknologi yang tentunya membutuhkan peralatan
yang canggi dan itu membutuhkan biaya yang sangat mahal.
(2) sebagian industri program acara di televisi sengaja dibuat untuk meraih
keuntungan.
(3) semua tayangan televisi sengaja diciptakan dengan kreatifitas dan aturan
pengelola televisi, melalui pemilihan, pengulangan, penonjolan audio visual
(suara dan gambar).
(4) industri televisi bisa terus berlangsung karena didukung pendapatan dari
iklan. Salah satu ukuran dari perusahaan iklan untuk menempatkan iklannya di
program siaran televisi adalah rating pemirsa, yaitu siaran yang paling banyak
ditonton pemirsa (yang datanya didapat berdasarkan sampel survei). Maka,
industri televisi bersaing agar siaran-siarannya memperoleh rating tinggi,
untuk mendapatkan masukkan iklan yang banyak. Risikonya, yang menjadi
prioritas adalah program siaran yang diperkirakan menarik untuk ditonton.
Tujuannya untuk mendongkrak rating, bukan siaran bermutu yang bermanfaat
bagi publik; (5) bisnis televisi adalah bisnis waktu. Di dalam bisnis waktu ini,
faktor kecepatan diutamakan. Konsekuensinya, acara-acara yang diproduksi
seperti sinetron, variety show seringkali sifatnya kejar tayang dan
mengabaikan ketepatan informasi serta dampak yang ditimbulkannya.

1
2

Anak usia dini merupakan suatu aset berharga bagi keluarga bahkan bagi
negara. Dimana kelak merekalah yang akan menjadi penerus siklus kehidupan
keluarga dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui tangan-tangan
mereka inilah nantinya tongkat estafet kehidupan akan diberikan. Merekalah
yang akan menjadi pengganti setiap elemen kehidupan yang ada, baik itu
elemen kepemimpinan dalam pemeritahan, perusahaan, guru, petani, nelayan
dan sebagainya. Menjadi apapun dan siapapun anak di masa mendatangnya,
perlu adanya persiapan yang dilakukan sejak anak masih berada pada
tingkatan usia dini. Dimana usia dini ini merupakan suatu fase yang sangat
penting dalam proses kehidupan manusia atau seorang individu. Pada fase
inilah seluruh aspek-aspek perkembangan yang dimiliki oleh seorang individu
akan berkembang. Baik itu aspek perkembangan fisik-motorik, kognifif,
bahasa, emosional, sosial, dan seni anak. Tidak hanya mengembangkan
seluruh aspek perkembangannya, pada usia dini ini merupakan fase yang
sangat tepat untuk membentuk karakter anak. Karakter ini merupakan suatu
aspek yang sangat penting untuk ditanamkan sejak anak masih berada pada
tingkat usia dini. Sebab bagaimana anak di masa depannya, itu tergantung
bagaimana anak di masa sekarang. Artinya bahwa, pendidikan dan penanaman
nilai-nilai moral terhadap seorang individu perlu dilakukan sejak ia masih
dalam konteks usia dini, guna untuk mempersiapkan Ia menjadi seorang
individu yang baik di masa depannya. Dalam melakukan pembentukan
karakter terhadap anak usia dini ini terdapat beberapahal yang dapat
mempengaruhi proses pembentukan karakternya, terutama di era teknolgi ini.
Salah satu bentuk kecanggihan teknologi yang dapat mempengaruhi
pembentukan karakter anak adalah Televisi. Maka dari itu, melalui proposal
ini penulis ingin memaparkan bagaimana dampak Iklan Televisi terhadap
karakter anak
3

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi focus penelitian adalah
upaya masyarakat/keluarga dalam memantau bagaimana dampak penanyangan
iklan televisi terhadap krakter seorang anak
C. Rumusan Masalah
Dari focus penelitian diatas dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai
berikut :
a) Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pengaruh penayangan iklan
televisi terhadap krakter anak
b) Bagaimana peran Orang tua dalam mendampingi Anaknya dalam
menonton tayangan iklan di telivisi
D. Tujuan Penelitian
Setelah menjelaskan latar belakang serta menetapkan rumusan masalah
yang sekaligus menjadi pertanyan penelitian, penulis akan mengemukakan
tujuan penelitian sebagai berikut

a. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pengaruh


penayangan iklan telivisi terhadap pembentukan krakter anak
b. Untuk mengetahui peranan apa saja yang Orang tua lakukan dalam
mendampingi anak-anaknya dalam menonton tayangan iklan di
televisi
E. Manfaat Penelitian
Setelah selesai penulisan ini, diharapkan supaya penelitian ini dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi para Orangtua supaya
kedepannya mendampingi anak-anaknya dalam menonton
tayangan iklan ditelevisi
4

2. Manfaat Praktis
a. Untuk peneliti sebagai tugas akhir syarat untuk memperoleh gelar
sarjana.
b. Sebagai sumber referensi bagi peneliti lain dalam melakukan
penelitian
c. Sebagai pembanding, pengembangan masalah pada penelitian sejenis
dimasa yang akan datang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Iklan Televisi


Iklan Televisi
Iklan televisi adalah sebagai salah satu iklan elektronik ditampilkan
melalui kombinasi media audio dan media visual. Pada saat ini, banyak
perusahaan televisi swasta yang menyajikan berbagai tanyangan baik itu
tanyangan yang mengandung hiburan atau pendidikan. Di selang acara
televisi swasta yang padat tersebut terkadang kita melihat beberapa
tayangan iklan. Salah satu cara mempromosikan atau memperkenalkan
produk dimana target pasar yang ingin dicapai adalah konsumen akhir
dengan menggunakan iklan televisi. Memperkenalkan dan
mempromosikan produk melalui iklan televisi bisa memberikan informasi
dan mengajak secara langsung calon pelanggan untuk membeli
produk.Mudahnya beriklan melalui televisi karena sebagian besar
masyarakat di Indonesia telah memilikinya sehingga penyampaian pesan
akan menjadi luas dan komunikasi pemasaran akan semakin efektif.
Pengertian secara lebih mendalam mengenai defenisi iklan televisi adalah
sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas kedalam
kemergelapan yang memikat dan memesona menjadi sebuah system yang
keluar dari imajinasi dan muncul kedalam dunia nyata melalui media
(Bungin, 2011:107)
Dalam dunia pertelevisian, kemahiran teknologi telah mengusai jalan
pikiran masyarakat, sebagaimana gambaran yang dapat terlihat ditelvisi
mampu mengangkat media iklan kedalam bagian yang sangat sempurna.
Kekaguman-kekaguman yang tidak terlepas dari peranan iklan televisi
yang telah menghidupkan iklan dalam dunia pengetahuan penonton serta
penuh dengan angan-angan dari kemampuan audio visual dan prinsip-
prinsip komunikasi massa sebagai media kontruksi.

5
6

B. Dampak Iklan Televisi terhadap Krakter anak


Seiring adannya kemajuan teknologi, media televisi mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan semakin menarik untuk dinikmati, baik
dari desain media maupun konten media itu sendiri. Televisi merupakan salah
satu media yang paling mudah diakses dan hampir setiap keluarga memiliki
pesawat televisi, bahkan dengan perkembangan teknologi saat ini kita dapat
menerima siaran televisi melalui telepon seluler (Handphone).
Saat ini, betapa banyak tayangan televisi terutama sinetron maupun iklan
yang tidak mendidik bagi anak-anak. Hal tersebut berdampak pada prilaku atau
karakter anak. Adapun dampak yang ditimbulkan dari tayangan televisi
terhadap karakter anak, antara lain;
(1) meniru adegan yang ditonton seperti melakukan kekerasan, memaki,
berkata kasar, menghina.
(2) meniru gaya hidup mewah (hedonis);
(3) konsumtif karena mudah terpengaruh “rayuan” iklan.
(4) tidak empati atau tidak peka saat melihat kekerasan dan kejahatan,
karena sudah terbiasa menonton kekerasan.
(5) anak-anak dan remaja cenderung lebih cepat dewasa seperti mengenal
seks dan perselingkuhan.
(6) menghabiskan waktu untuk menonton televisi.
(7) anak menjadi pasif, tidak kreatif dan kurang bersosialisasi dengan
kelurga dan teman sebaya.
(8) gangguan penglihatan akibat warna televisi.
(9) tidak kritis dan kecanduan karena penasaran melihat lanjutan sinetron
yang ditonton.
(10) semangat belajar menurun dan menunda-nunda pekerjaan karena
menunggu tayangan selesai.
(11) merenggangkan hubungan keluarga karena rebutan remot TV.
Melihat banyaknya dampak yang ditimbulkan dari tayangan televisi, maka
penting bagi para orang tua untuk melakukan perhatian pada anak. Ada
beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua antara lain.
7

(1) mendampingi anak saat menonton televisi. Terutama pada anak usia
TK dan SD, pada dasarnya anak belum mampu menyaring informasi yang
mereka peroleh baik dari penglihatan ataupun dari pendengaran. Jika tidak
ada pendampingan, dikhawatirkan informasi negatif yang didapatkan dari
televisi akan dicerna tanpa ada penyaringan, baik prilaku maupun Bahasa.
(2) selektif memili tayangan televisi yang mendidik, hal ini dikarenakan
tidak semua tayangan televisi baik untuk ditonton oleh anak-anak, baik
iklan,kartun dan sinetron.
(3) membuat aturan menonton televisi seperti membuat jadwal,
menentukan tayangan yang boleh ditonton dan yang tidak boleh ditonton,
dan tentunya aturan yang dibuat harus konsisten.
(4) mengalihkan perhatian anak dari menonton televisi dengan kegiatan
lain yang lebih bermanfaat, seperti; mendongeng, membaca buku,
bersepeda, jalan-jalan ke pameran buku, dan mengajak anak memasak.
C. Konsep Perkembangan Perilaku anak
1. Prinsip-prinsip perkembangan anak
Proses perkembangan yang terjadi pada individu manusia mengikuti
prinsip-prinsip yang berlaku secara umum, yaitu:
a. Tipe-tipe perubahan mencakup, perubahan dalam ukuran, proporsi,
hilangnya
ciri-ciri masa lalu dan perolehan ciri-ciri yang baru.

b. Karakteristik perkembangan mencakup, perkembangan berlangsung


dari hal-
hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus, perkembangan itu
berkesinambungan, setiap bagian tubuh mempunyai kecepatan
pertumbuhan
sendiri-sendiri dan selalu ada korelasi antara perkembangan awal dan
perkembangan selanjutnya.
8

c. Perbedaan individu
d. Pola perkembangan bersifat periodik
e. Terdapat tugas perkembangan dalam setiap periode.(Jahja, 2011:
32).
Lingkungan tempat anak menghabiskan masa kecilnya akan sangat
berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Perkembangan seorang anak
akan sangat dipengaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya karakteristik
yang secara potensial telah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik
individu.(Jahja, 2011:33)
Karakteristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan. Baik
untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola
perkembangan yang sama dari suatu tahap menuju tahap berikutnya.
Perkembangan terjadi secara berkesinambungan, namun hal ini terjadi dalam
berbagai kecepatan, kadang lambat tetapi kadang cepat. Perbedaan kecepatan
perkembangan ini terjadi pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan
menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja.
Setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan
kecepatannya sendiri.(Jahja, 2011:33)
a. Faktor- factor yang Mempengaruhi Perkembangan
Krakter anak
Karakteristik setiap anak diperoleh dari orangtuanya. Karakteristik
tersebut menyangkut fisik dan psikis atau sifat-sifat mental. Hereditas
atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan
memiliki potensi untuk berkembang, seberapa jauh perkembangan itu
terjadi tergantung pada lingkungan yang mempengaruhinya.
Lingkungan merupakan faktor penting yang menentukan
perkembangan perilaku. Faktor lingkungan meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial.(Yusuf, 2015:36)
9

a. Lingkungan Keluarga
Keluarga memiliki peranan penting dalam upaya
mengembangkan
perilaku anak. Setiap anak dirawat dari orang tua dengan penuh
kasih sayang dan mendidik tentang nilai-nilai kehidupan, baik
agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan
faktor yang kondusif untuk mempersiapkan perilaku anak
menjadi baik dan sehat. Keluarga juga dipandang sebagai
institusi atau lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan
manusia. Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang
sangat penting bagi perkembangan perilaku anak, karena
dengan perlakuan yang baik dari orang tua anak dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara fisik, biologis,
maupun sosiopsikologisnya.(Yusuf, 2015: 37).
Perkembangan perilaku anak tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dan
bawaan tetapi yang paling paling terpenting mempengaruhi perkembangan
anakadalah kedua orang tuanya sendiri. Hal ini sebagaimana keterangan yang
ada dalam hadis tentang pengaruh yang dilakukan kedua orang tua terhadap
anaknya yang membawa anak beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi dengan
memberikan contoh perilaku yang buruk.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak, anak
mendapat asuhan dari orang tua menuju ke arah perkembangannya.Keluarga
menjalankan perannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk
karakter serta moral seorang anak. Adapun fungsi keluarga secara
psikososiologis mencakup sebagai berikut:
a. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya
b. Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis

c. Sumber kasih sayang dan penerimaan


d. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar jadi anggota
masyarakat yang baik
10

e. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial


dianggap
tepat
f. Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya
dalam rangka
menyesuaikan diri terhadap kehidupan
g. Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan
sosial
yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri
h. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai
prestasi,
baik di sekolah maupun dimasyarakat
i. Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
j. Sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai cukup
usia untuk
mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila persahabatan di luar
rumah
tidak memungkinkan.(Dagun, 2002:73)
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan
perilaku
anak.Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru
substitusi orang tua. Sekolah mempunyai peranan atau
tanggung jawab penting dalam membantu para siswa mencapai
tugas perkembangannya, dengan hal ini sekolah berupaya
menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat
memfasilitasi siswauntuk mencapai perkembangannya, selain
itu sekolah juga mempunyai peran dalam mengembangkan
potensi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki anak,
menciptakan budi pekerti luhur, membangun solidaritas
terhadap sesame serta mengembangkan keimanan dan
11

ketakwaan anak agar menjadi manusia yang beragama dan


beramal kebaikan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal yang secara sistematis melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu
siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang
menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional
maupun sosial. (Yusuf, 2015:54)
c. Lingkungan Sosial (Kelompok Teman Sebaya)
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi
anak mempunyai peranan yang cukup penting bagi
perkembangan perilaku. Peran itu semakin penting, terutama
pada saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat.
Interaksi sosial di dalam lingkungan memiliki keanekaragaman
yang sesuai dengan status dan juga perannya masing-masing.
Anak belajar untuk menjalani kehidupan melalui interaksi
dengan lingkungan.(Yusuf, 2015:59)
Ketika lingkungan sekitar tidak sehat misalkan dalam
lingkungan masyarakat yang bermoral tidak baik anak akan
mengikuti keadaan yang ada disekitarnya. Sebaliknya jika
lingkungan itu sehat atau bermoral yang baik maka
perkembangan perilaku anak akan ikut baik karena lingkungan
sosial sangat berperan dalam membentuk perilaku atau karakter
anak.(Yusuf, 2015:59).
b. Peran Orangtua dan Lingkungan dalam Perkembangan
Perilaku anak
Orang tua juga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi
kebutuhan manusiawi, terutama kebutuhan bagi pengembangan
perilakunya. Orang tua yang memberikan perawatan serta perlakuan
yang baik, maka anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya,
baik fisik, maupun osiopsikologisnya. Anak yang telah memperoleh
rasa aman, penerimaan sosial dan harga dirinya, maka anak dapat
12

memenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu perwujudan diri. Peran orang


tua sangat penting dalam upaya mengembangkan perilaku anak.
Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang
nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang
diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang sehat dengan perilaku yang
baik.(Yusuf, 2015: 37).
Cara berpikir anak dibentuk oleh cara berpikir dan berbuat dari
orangtuanya. Orang tua telah mewariskan cara berpikirnya kepada anak, yang
kadang-kadang sampai pada generasi ketiga atau keempat. Perananan orang tua
bagi anak dipandang sebagai suatu hal yang sangat mendasar, suci dan
perwujudan spiritual yang akan mengajarkan anak tentang sikap perilaku proaktif
dan sikap perilaku kasih sayang dari orangtua.(Yusuf, 2015:39)
Peranan lingkungan juga tidak kalah pentingnya bagi perkembangan anak.
Lingkungan sosial bagi anak ditentukan dari terjadinya perubahan dalam struktur
masyarakat yaitu kesenjangan antara generasi tua dan generasi muda, panjangnya
masa atau penundaan memasuki masyarakat orang dewasa.(Yusuf, 2015:39)
13

D. Kerangka Konsep

TAYANGAN TELEVISI

ANAK MENONTON

MENERIMA PESAN

PERKEMBANGAN
PERILAKU
14

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Dilihat dari objek dan hasil yang akan didapat maka penelitian ini termasuk
dalam tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif.
Menurut Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian
kualitatif menurut Hendryadi, et. al, (2019:218) merupakan proses penyelidikan
naturalistik yang mencari pemahaman mendalam tentang fenomena sosial secara
alami. Penelitian kualitatif menekankan pada kualitas bukan kuantitas dan data-
data yang dikumpulkan bukan berasal dari kuisioner melainkan berasal dari
wawancara, observasi langsung dan dokumen resmi yang terkait lainnya.
Penelitian kualitatif juga lebih mementingkan segi proses daripada hasil yang
didapat. Hal tersebut disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang
diteliti akan jauh lebih jelas jika diamati dalam proses.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di rumah-rumah Masyarakat di sebuah dusun yang
berada di sebuah PTPN IV Sumatra Utara Emplasmen Pabatu, Kec. Tebing
Tinggi, Kota Tebing Tinggi Sumatra Utara.Dusun ini terpilih sebagai tempat
penelitian karena di dusun ini penulis bisa mewawancarai orang tua dirumah
bagaimana dampak iklan terhadap krakter anak-anaknya sehingga penulis pun
tertarik untuk melakukan penelitian di dusun PTPN IV ini.
C. Subjek Penelitian
Sumber data meliputi sumber data primer yaitu :
15

a. Data Primer
Menurut Sugiono (1947:87) data primer adalah data yang lansung dari
masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya.
Data primer ini diperoleh penulis dengan melalui Observasi yaitu mengamati
langsung jalannya program tersebut. Sedangkan melalui wawancara yaitu
mewawancarai langsung beberapa orang tua.
D. Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
Teknik pengumpulan data peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
Standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2009:224). Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang
kemudian dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif dengan tahapan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
E . Teknik Uji Keabsahan Data
Tingkat kevalitan terhadap data penelitian ini membuktikan apa yang diamati
sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya (Meleong, 2002:178-179). Untuk
mendapatkan yang berkrebilitas tinggi maka dalam penelitian ini digunakan
bentuk pemeriksaan keabsahan data yaitu teknik tringgulasi. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan tringulasi. Menurut Meleong (2002:178) triangulasi
sumbernya membandingkan dan menguji kembali derajat kepercayaan yang
diperoleh melalui karakter dengan alat dan sumber yang berbeda.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiono (2010:207) menyatakan bahwa kegiatan dalam analisis data
dalam mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden. Teknik
analisis data dalam penlitian ini terdiri dari beberapa tahap. Menurut Milles dan
Huberman (1992:20), analisis data kualitatif meliputi yaitu: reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang telah diperoleh pada
penelitian ini melalui kegiatan observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian
dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif dengan tahapan pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/view/2902
https://jurnal.uai.ac.id/index.php/commline/article/download/602/475
https://uad.ac.id/id/televisi-dan-dampak-terhadap-karakter-anak

Anda mungkin juga menyukai