Anda di halaman 1dari 228

PENGEMBANGAN LKPD TERINTEGRASI AL-QUR’AN DAN

BUDAYA ALAM MINANGKABAU BERBASIS PBL PADA


MATERI SPLTV DI SMA NEGERI 2 BATUSANGKAR

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S.1)


Jurusan Tadris Matematika

Oleh

MELIANI WIDYA AUFAH


NIM. 1830105033

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
2022
BIODATA PENELITI

Nama : MELIANI WIDYA AUFAH

NIM : 1830105033

Jurusan : Tadris Matematika

Tempat/Tanggal Lahir : Padang/18 Januari 2000

Anak Ke : 1 (Dua) dari 2 Bersaudara

Nama Orang Tua

Ayah : M. Nasrul Wira Bembela

Ibu : Sri Yandriani

Alamat : Jorong Seberang Parit, Nagari Koto Tangah Batu


Ampa, Kecamatan Akabiliru, Kabupaten Lima Puluh
Kota, Provinsi Sumatera Barat

Riwayat pendidikan : SDN 02 Piladang

SMP Islam Raudhatul Jannah, Kota Payakumbuh

MAN 2 Kota Payakumbuh


HALAMAN PERSEMBAHAN

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah)


dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar”.
(Q.S. Al-Baqarah: 153)

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:


"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah),
maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang
tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."
(Q.S. Luqman: 12)

Sujud syukurku kepada Allah ‫ ﷻ‬maha pengasih lagi maha penyayang yang
telah memberikan jalan dan kemudahan sehingga diriku dapat menyelesaikan
pendidikan pada tingkat Strata I ini.

Daku persembahkan sebuah karya tulis ini kepada kedua orang tua ku yang sangat aku
cintai dan sayangi yang tiada bandingannya di dunia ini…

Mama dan Papa…

Karya ini daku persembahkan sebagai tanda baktiku dan rasa hormat sebagai anak
pertama dari Mama dan Papa. Daku juga mengucapkan terimkasih yang tiada habisnya kepada
Mama (Sri Yandriani) dan Papa (M. Nasrul Wira Bembela) yang telah berusaha
menyekolahkanku sampai ke jenjang perguruan tinggi ini. Sebuah pepatah kalau tidak salah
mengatakan bahwa kasih sayang seorang anak sepanjang galah, kasih sayang orang tua
sepanjang masa. Daku tau bahwa dalam menyekelohkan ku, Mama dan Papa melalui banyak hal
yang melelahkan terutama dalam mencari biaya untuk sekolah ku. Mulai dari Mama dan Papa
mencari uang sampai berhutang sana sini untuk kepentingan sekolah ku. Semua itu tidak akan
bisa kubalas dan tak akan pernah terbalas oleh diriku. Namun setidaknya melalui karya
sederhana ini bisa memberikan kebahagiaan dan kebanggaan kepada Mama dan Papa. Daku juga
meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada Mama dan Papa atas kesalahan dan kekhilafan
yang membuat hati Mama dan Papa tersinggung oleh diriku. Mama dan Papa adalah orang tua
terbaik yang Allah ‫ ﷻ‬hadirkan untuk diriku. Semoga dengan karya ini dan gelar yang daku
peroleh bisa mengobati rasa lelah Mama dan Papa dalam merawat daku selama ini. Sehat-sehat
selalu ya Mama dan Papa ku sayang. Daku mohon Do’a yang terbaik agar daku bisa memberikan
kebahagiaan dan kebanggaan yang lebih banyak lagi kepada Mama dan Papa.

Thank you Mom and Dad, I Love You So Much, Forever…

Untuk saudaraku satu-satunya Afrial Ihsan Nugraha…

Af, akhirnya kakak bisa juga menamatkan S I kakak dengan tepat waktu.... Af juga
harus bisa ya sampai S I, kalau bisa lebh jauh tingkatannya dari yang kakak peroleh. Kakak
mohon maaf yak, karena sering ngambek sama kamu, hehe…. Kita juga sering bertengkar, tapi
itulah saudara yaah, kalau nggak bertengkar nggak asik, hahahahaha… Semangat terus
sekolahnya adikku, buat Mama dan Papa serta keluarga bangga kepada mu…. Dan semoga kita
dalam lindungan Allah ‫ﷻ‬, Aamiin…. Oh iya, jangan pernah tinggalkan sholat yaaa….

Selanjutnya kepada keluarga besar Tardris Matematika angkatan 2018, terkhusunya


kepada saudara-saudara ku di kelas A. Daku sangat bersyukur memiliki saudara seperti kamu
semua. Bersama kamu semua daku bisa mendapatkan dan memperoleh kenangan yang sangat
indah dan sangat sayang untuk dilupakan. Bersama kalian beban kuliah ku terasa ringan dan
daku bisa sampai menyelesaikan kuliahku berkat dukungan dan dorongan dari saudara-saudara
ku semuanya. Kemudian tidak lupa juga aku mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada dosen-dosen ku yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat sebagai bekal di
masa depan bagiku. Dan juga sebagai pendidik yang sangat berjasa dalam hidupku dan
membantu menamatkan S I ku. Terimakasih keluarga ku yang sudah empat tahun kita bersama,
semoga silaturrahiim kita tetap terjalin, Forever… Aamiin....

Naaaah ini yang ditunggu-tunggu nih, yang minta dituliskan namanya satu persatu di
halaman persembahan ini, Hahaha… Canda gaes…. Daku mengucapkan terimakasih kepada
orang-orang baik, bukan orang siih…tapi saudara yang udah kayak saudara kandung sendiri
yang sama-sama berjuang untuk menamatkan S I ini demi kebahagian keluarga kita masing-
masing. Orangnya adalah Lailatul Ramadani yang selalu aku datangin rumahnya untuk
melepaskan kesuntukan dan sering numpang makan siang, hahaha… Nggak usah aku ceritain
semuanya ya gaes yaaa. Mona Yulivia Putri yang udah duluan tamat dari daku, tapi ada
untungnya buatku bisa minjam Skripsinya, hehehe…. Juga sering numpang makan dan tidur di
rumahnya…Canda ya cimon. Selanjunya ada Gina Dayana, ini tantenya aku nih gaes.. tante
yang sibuk pelatihan make up buat persiapan wisuda, hahaha. Ada juga Natasya, ini bestiinya
daku dalam berpendapat karena kita tu udah kayak, kayak, kaya apa ya Ca… hahaha.
Kemudian ada Arya Sena yang waktu itu udah memberikan motivasi dan semangat di semester
lima, karena daku mau menyerah untuk kuliah waktu itu, karena motivasi dan semangat itu aku
bisa sampai ke titik ini, makasi banyak brother. Seterusnya Ezy Dawanti yang telah sering
bervakak dengan ku, hahaha… Selanjutnya ipiit, aku lupa nama lengkap mu piit, ipiit ini juga
selalu memberikan semangat kepada ku gaes, ipit ini teman kos Rani. Kemudian ada juga Anya
Geraldiin, aku juga lupa nama lengkap kamu nya, maaf yaaak…. Terimakasih banyak gaes atas
Do’a, semangat, motivasi dan dorongan yang kalian berikan kepada ku. Semoga Allah ‫ﷻ‬
mebalas dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin….

Terimakasih yang spesial kepada diri sendiri yang mampu berjuang sampai kepada titik
yang dicapai saat ini. Walaupun sakit-sakitan tapi kamu bisa melewati itu semua. Dengan
pencapaian ini jangan sampai membuat dirimu sombong yaa. Ingat! Padi semakin berisi, semakin
merunduk. Terimakasih juga kepada laptopku yang layarnya udah hampir mau lepas, motor ku
yang sudah mau ku bawa kemana-mana, HP ku, Tas ku yang nggak ganti-ganti dari awal kuliah
sampai sekarang, mesin print ku yang gara-gara ngeprint produk jadi nggak bisa ngeprint lagi
sampai sekarang, dan semua atribut kuliahku yang sudah mengantarkan ku dan menjadi saksi
bisu dalam perjalan S I ini.

Tidak lupa juga daku ucapkan kepada semua pihak yang tidak dapat daku sebutkan satu
persatu di halaman persembahan ini. Terimakasih atas support, motivasi, do’anya dan juga
membantu daku dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas ide-ide brialiannya untuk
kepentingan pnulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun,
Aamiin.

Salam Cinta dan Sayang Meliani Widya Aufah, S.Pd.


ABSTRAK

Meliani Widya Aufah, NIM : 1830105033, Judul Skripsi : “Pengembangan


LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau Berbasis PBL
pada Materi SPLTV Di SMA Negeri 2 Batusangkar”, Jurusan Tadris Matematika,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud
Yunus Batusangkar, 2022.
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya kemampuan pemecahan
masalah peserta didik yang dilhat dari hasil nilai Ulangan Harian (UH). Hal ini
disebabkan kurangnya sumber belajar yang dapat mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah peserta didik. Kemudian penggunaan metode dan pendekatan
yang digunakan oleh pendidik masih belum sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Selain itu misi sekolah mengenai ABS-SBK belum terimplementasikan dengan
maksimal. Sehingga peneliti mengembangkan sebuah LKPD terintegrasi Al-Qur’an
dan Budaya Alam Minangkabau pada materi SPLTV di SMA Negeri 2 Batusangkar.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana validitas dan praktikalitas
dari LKPD yang dikembangkan pada saat proses pembelajaran di SMA Negeri 2
Batusangkar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau R&D.
atau penelitian dengan model 4-D. Tahap pelaksanaan yang peneliti lakukan adalah
Pendefinisian (Difine), Perancangan (Design), dan Pengembangan (Development).
Subjek penelitian adalah peserta didik SMA Negeri 2 Batusangkar kelas X.IPA.3.
Instumen yang digunakan adalah lembar validasi LKPD dan Lembar angket
praktikalitas. Sedangkan untuk teknis analisis data peneliti menggunakan rumus
validitas dan praktikalitas.
Hasil penelitian ini, diperoleh bahwa LKPD yang peneliti kembangkan sudah
valid dan sangat praktis saat digunakan. Hasil uji validitas LKPD yang diperoleh
adalah 79,93% dengan kategori valid. Sementara hasil uji praktikalitas LKPD yang
diperoleh dari hasil angket respon peserta didik yaitu 96,98% kategori praktis. LKPD
ini memuat ayat Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau serta menggambarkan
langkah-langkah PBL.

Kata Kunci : LKPD terintegrasi Al-qur’an dan Budaya Alam Minangkabau, PBL.

i
KATA PENGANTAR

ِِ ‫للا الرَّ حْ َم‬


ِ‫ن الرَّ ِحي ِْم‬ ِِ ‫ــــــــــــــــــم‬
ِِ ْ‫ِبس‬

Alhamdulillahirabbil’aalamiin. Puji dan syukur kehadirat Allah ‫ ﷻ‬yang telah


melimpahkan rahmat, nikmat, rezeki dan karunianya kepada peneliti. Sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Pengembangan LKPD
Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau Berbasis PBL pada
Materi SPLTV di SMA Negeri 2 Batusangkar”. Shalawat dan salam tidak bosan-
bosannya kita mohonkan kepada Allah ‫ ﷻ‬agar selalu tercurah kepada baginda Nabi

Muhammad ‫ ﷺ‬sebagai suritauladan bagi umat manusia di seluruh dunia yang


meninggalkan dua warisan yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Penulisan dan penyusunan
skripsi ini dilakukan untuk memenuhi tugas akhir dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd).
Selama penulisan skripsi ini peneliti telah banyak mendapatkan dorongan,
bantuan, motivasi dan dukungan dari brebagai pihak. Sehubung dengan itu peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibunda Nola Nari, S.Si., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, dan arahan untuk memberikan saran perbaikan
dan nasehat kepada peneliti selama proses penulisan skripsi ini.
2. Ibunda Dr. Dona Afriyani, S.Si., M.Pd dan Ibunda Ummul Huda, M. Pd selaku
penguji Sidang Munaqasah peneliti yang telah membimbing dan memberikan
masukan-masukan yang sangat berharga demi kesempurnaan skripsi peneliti.
3. Ibunda Kurnia Rahmi Y, M.Sc, Bapak Amral, S.Pd., M.Si, dan Ibunda Ade
Yunitri S.Pd yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya
untuk membantu peneliti dalam menvalidasi produk yang peneliti kembangkan.
4. Prof. Dr. Marjoni Imamora, M.Sc., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Mahmud Yunus Batusangkar yang telah memberikan kesempatan untuk
menggunakan fasilitas yang ada di lingkungan kampus.

ii
5. Dr. Adripen, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN
Mahmud Yunus Batusangkar yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
6. Bapak/Ibu Dosen UIN Mahmud Yunus Batusangkar terkhususnya kepada
Jurusan Tadris Matematika yang telah memberikan berbagai ilmu kepada
peneliti selama masa perkuliahan.
7. Ibunda Irma, S.Pd., Selaku guru mata pelajaran matematika di SMA Negeri 2
Batusangkar yang telah membimbing peneliti dalam melakukan penelitian di
kelas X.IPA.3.
8. Rekan-rekan, sahabat dan semua pihak Tadris Matematika UIN Mahmud Yunus
Batusangkar yang telah berbagi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari dan meyakini bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat
Do’a dan support dari berbagai pihak. Peneliti hanya bisa berdo’a semoga dukungan
dan dorongan yang diberikan kepada peneliti menjadi amal ibadah dan dibalas oleh
Allah ‫ ﷻ‬dengan kebaikan dan pahala yang berlipat ganda. Aamiin ya
rabbal’aalamiin.
Peneliti mohon maaf atas kekurangna, kekhilafan dan kesalahan dalam skripsi
ini dari berbagai aspek. Kritik yang membangun dan masukan sangat diharapkan
demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak
orang dan digunakan dengan semestinya.
Batusangkar, Juli 2022
Peneliti

Meliani Widya Aufah


NIM. 1830105033

iii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN TIM PENGUJI

BIODATA PENELITI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 10

C. Tujuan Pengembangan ..................................................................................... 10

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ............................................................... 10

E. Pentingnya Pengembangan .............................................................................. 15

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ....................................................... 15

G. Definisi Operasional......................................................................................... 16

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................... 20

A. Landasan Teori ................................................................................................. 20

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)...................................................................... 20

iv
2. Integrasi Matematika dengan Al-Qur’an ................................................................ 27

3. Integrasi Matematika dengan Budaya Alam Minangkabau .................................... 31

4. LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Minangkabau. .................................... 33

5. Model Problem Based Learning (PBL) .................................................................. 34

6. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) ................................................. 37

7. Validitas .................................................................................................................. 41

8. Praktikalitas............................................................................................................. 43

B. Penelitian Relevan ............................................................................................ 45

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 48

A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 48

B. Model Pengembangan ...................................................................................... 48

C. Prosedur Pengembangan .................................................................................. 51

E. Subjek Uji Coba ............................................................................................... 56

F. Jenis Data ......................................................................................................... 56

G. Instrumen Penelitian......................................................................................... 57

H. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 60

A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 60

1. Tahap Pendefinisian (Define).................................................................................. 60

2. Tahap Perancangan (Design) .................................................................................. 67

3. Tahap Pengembangan (Development) .................................................................... 80

B. Pembahasan ...................................................................................................... 88

1. Tahap Pendefinisisan (Define) ................................................................................ 88

2. Tahap Perancangan (Design) .................................................................................. 91

v
3. Tahap Pengembangan (Development) .................................................................... 93

C. Kendala dan Solusi........................................................................................... 98

BAB V KESIMPULAN .......................................................................................... 100

A. Kesimpulan .................................................................................................... 100

B. Saran ............................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai UH SPLTV Kelas X IPA 3 Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2021/2022………………………………………………………...... 3

Tabel 2.1 Sintaks Model PBL………………………………………………... 35


Table 2.2 Tahapan-Tahapan Model PBL…………………………………...... 35
Tabel 3.1 Validitas Lembar Kerja Peserta Didik…………………………....... 53
Tabel 3.2 Praktikalitas Lembar Kerja Peserta Didik………………………..... 55
Tabel 3.3 Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik……………………… 57
Tabel 3.4 Kriteria Kevalidan…………………………………………………. 58
Tabel 3.5 Kriteria Praktikalitas……………………………………………...... 59
Tabel 4.1 Kompetensi Inti……………………………………………………. 62
Tabel 4.2 KD, IPK, dan Tujuan………………………………………………. 63
Tabel 4.3 Ayo Tilawah dan Mari Mengidentifikasi………………………...... 72
Tabel 4.4 Masalah 1 & 2, Saatnya Investigasi dan Mari Berpikir……………. 74
Tabel 4.5 Ayo Menjawab…………………………………………………...... 75
Tabel 4.6 Mari Menyimpulkan……………………………………………...... 77
Tabel 4.7 Mari Berlatih dan Refleksi Diri……………………………………. 78
Tabel 4.8 Penilaian dan Kunci Jawaban……………………………………… 80
Tabel 4.9 Hasil Validasi dengan Validator………………………………….... 81
Tabel 4.10 Saran Validator…………………………………………………...... 82
Tabel 4.11 Hasil Praktikalitas………………………………………………….. 86

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Cover………………………………………………………….. 69


Gambar 4.2 Kata Pengantar………………………………………………... 69
Gambar 4.3 Daftar Isi……………………………………………………… 70
Gambar 4.4 Petunjuk Penggunaan LKPD…………………………………. 70
Gambar 4.5 KD dan Tujuan Pembelajaran………………………………… 71
Gambar 4.6 Informasi Pendukung…………………………………………. 72
Gambar 4.7 Saatnya Persentasi……………………………………………. 78

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kisi-Kisi Validasi LKPD…………………………............ 102


Lampiran II Lembar Validasi LKPD dan Angket……………...……… 103
Lampiran III Hasil Validasi LKPD dan Angket………...……………… 129
Lampiran IV Kisi-Kisi Praktikalitas LKPD…………………………….. 130
Lampiran V Hasil Praktikalitas Peserta Didik…………………………. 143
Lampiran VI LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau Berbasis PBL pada Materi SPLTV di SMA
Negeri 2 Batusangkar…………………………………….. 145
Lampiran VII Surat Keterangan/Rekomendasi dari Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Barat………………………………….. 204
Lampiran VIII Surat Keterangan dari SMA Negeri 2 Batusangkar……… 205

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan zaman yang semakin pesat menyebabkan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
memiliki dampak yang baik untuk kemajuan bangsa. Dampak positif tersebut
juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas. Salah
satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah
dengan pendidikan.
Pendidikan merupakan hal yang harus diperhatikan pada zaman sekarang ini.
Hal ini dikarenakan pendidikan memiliki peran penting untuk menghasilkan
manusia yang berpengetahuan serta memiliki kompetensi tertentu. Pengetahuan
tersebut diperoleh melalui pendidikan dengan cara menuntut ilmu. Menuntut ilmu
merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menambah pengetahuan
dan pengalaman. Dalam ajaran agama Islam menuntut ilmu dapat menaikkan
derajat orang yang mempelajari sebuah ilmu tersebut. Hal ini disampaikan oleh
Allah ‫ ﷻ‬dalam Q.S. Al-Mujadalah 58: 11 yang berbunyi:

              

              

  


Artinya : “Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu:
“berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “berdirilah kamu”, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah ‫ ﷻ‬akan meninggikan beberapa
derajat bagi orang-orang yang menuntut ilmu pengetahuan. Salah satu ilmu yang
dapat dipelajari dan memilki manfaat untuk kehidupan adalah matematika.

1
2

Matematika merupakan salah satu ilmu yang universal. Hal ini dikarenakan
tidak ada agama dan negara yang menolak keberadaannya untuk dipelajari.
Matematika ini telah dipelajari oleh peserta didik sejak usia dini. Namun masih
banyak peserta didik yang memandang matematika sebagi momok yang
menakutkan. Padahal matematika hadir bukan untuk menakut-nakuti peserta
didik. Matematika hadir untuk mengembangkan penalaran yang dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, baik dalam
pembelajaran matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
matematika memerlukan kemampuan pemecahan masalah dalam mempelajarinya.
Hal ini dikarenakan pembelajaran matematika tidak hanya memiliki satu konsep
namum memiliki konsep yang saling berhubungan. Maksudnya adalah peserta
didik tidak akan paham dengan suatu materi jika tidak paham dengan materi
sebelumnya atau materi yang berkaitan dengan hal yang akan dipelajari. Menurut
Ruseffendi (dalam Sumartini, 2016: 149) berpendapat bahwa kemampuan
pemecahan masalah sangat penting dalam matematika, bukan saja untuk orang-
orang yang mendalami atau mempelajari matematika, tetapi juga untuk mereka
yang yang akan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan
pentingnya kemampuan pemecahan masalah, National Council of Teacher of
Mathematics (NCTM) (Sumartini, 2016: 149) menyampaikan bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah, pendidik harus memperhatikan
lima kemampuan matematika yaitu: koneksi, penalaran, komunikasi, pemecahan
masalah dan representasi. Berdasarkan hal tersebut pendidik memiliki peranan
penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik.
Kurangnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik ini dapat dilihat
dari data kuantitatif yang peneliti dapatkan ketika melakukan observasi ke SMA
Negeri 2 Batusangkar pada tanggal 20 Desember 2021. Data kuantitatif yang
peneliti dapatkan adalah nilai Ulangan Harian (UH) SPLTV. Dilihat dari hasil
nilai UH pada materi SPLTV hanya 5 peserta didik saja mencapai Kriteria
3

Ketuntasan Minimal (KKM) dari 21 orang peserta didik yang terdapat di kelas X
IPA 3. Data nilai UH dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Nilai UH SPLTV Kelas X IPA 3 Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2021/2022

Tuntas Tidak Tuntas


Jumlah Peserta
Didik Persentase Persentase
Jumlah Jumlah
(%) (%)
21 5 23,8 16 76,2

Selanjutnya peneliti mengumpulkan data kualitatif dengan melakukan


wawancara kepada pendidik untuk mendukung penjelasan data kuantitatif yang
peneliti dapatkan. Hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 20
Desember 2021 dengan salah satu pendidik matematika di SMA Negeri 2
Batusangkar. Pendidik tersebut mengatakan bahwa pencapaian Kompetensi Dasar
(KD) masih belum optimal. Pendidik juga menyampaikan bahwa terdapat dua KD
dalam materi SPLTV ini yaitu (1) Menyusun sistem persamaan linear tiga
variabel dari masalah kontekstual dan (2) Menyelesaikan masalah kontekstual
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel. Ketidak tercapaian
KD ini salah satu penyebabnya adalah kemampuan pemecahan masalah peserta
didik yang masih rendah. Pendidik tersebut mengatakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah yang dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran
matematika masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh
peserta didik dalam pembelajaran matematika. Rendahnya hasil belajar juga
disebabkan ketersediaan sumber belajar serta fasilitas yang masih kurang dalam
pembelajaran matematika.
Hal ini ditunjukkan karena tidak tersedianya buku pegangan matematika
bagi peserta didik. Kemudian pendidik juga menyampaikan bahwa dalam
pembelajaran matematika masih menggunakan metode ceramah. Hal ini
dikarenakan peserta didik masih terbiasa dengan hanya mendengarkan penjelasan
4

dari pendidik saja. Sehingga hal ini mempengaruhi perkembangan kemampuan


pemecahan masalah peserta didik. Selain itu alasan pendidik menggunakan
metode ceramah agar penyampaian materi tidak melampaui batas waktu yang
telah dirancang sebelumnya.
Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa peserta
didik terkait dengan kendala yang mereka alami selama pembelajaran
matematika. Hasil wawancara yang peneliti dapatkan adalah mereka mengalami
kesulitan dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah matematika.
Kemudian peneliti juga menanyakan kepada peserta didik apa kendala yang
dialami pada materi SPLTV. Peserta didik mengatakan bahwa mereka mengalami
kesulitan dalam memecahkan masalah matematika pada materi SPLTV yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengatakan bahwa dalam
materi SPLTV, mereka mengalami kesulitan dalam membuat model matematika
dari soal cerita yang diberikan dan menentukan metode yang tepat untuk
menyelesaikan permasalahan.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa kemampuan
pemecahan masalah peserta didik masih rendah yang dipengaruhi oleh
ketersediaan sumber dan fasilitas belajar yang masih belum mendukung untuk
membantu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Selain itu pendidik juga masih menggunakan metode ceramah yang menyebabkan
pendidik lebih mendominasi dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian,
dalam proses pembelajaran matematika diperlukan permasalahan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari untuk menunjang pemahaman konsep yang dapat
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Untuk mengatasi
permasalahan-permasalah tersebut, terdapat beberapa solusi yang bisa digunakan
dalam pembelajaran matematika. Salah satunya adalah dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis masalah atau yang dinamakan juga dengan
problem based learning (PBL).
5

Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan yang dapat


digunakan dalam pembelajaran matematika. Melalui pendekatan PBL ini
diharapkan peserta didik mampu memecahkan permasalahan matematika maupun
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Suprihatininggrum (dalam Henny dan Tabitha, 2018: 355) PBL merupakan suatu
model pembelajaran, dimana peserta didik dari awal diberikan suatu
permasalahan yang kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang
bersifat student centered. Kemudian didukung oleh pendapat Nurhasanah (dalam
Sumartini, 2016: 150) yang mengatakan bahwa PBL merupakan suatu
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pembelajaran. Selain itu Menurut Sani (dalam Anggreini,
dkk, 2019: 35) menyatakan bahwa model PBL adalah pembelajaran yang
penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog serta
permasalahan yang dikaji hendaknya merupakan permasalahan kontekstual yang
ditemukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa PBL dapat membantu mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Solusi lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah peseta didik adalah dengan mengembangkan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang menggunakan pendekatan PBL. LKPD merupakan
suatu perangkat pembelajaran yang di dalamnya terdapat prosedur atau langkah-
langkah pengerjaan secara terurut. LKPD ini lebih bersifat simple, mudah
dimengerti dan dapat menghemat waktu dalam pembelajaran. Dengan adanya
LKPD akan membuat peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran dan dapat
berpikir kreatif, kritis dan inovatif, serta dapat mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah.
6

Pengguanaan LKPD berbasis PBL diharapkan dapat mempermudah


pendidik dalam menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik. Sebuah penelitian yang dilakukan Erna Novianti (2020:
73) yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika” yang menyimpulkan bahwa
penerapan PBL meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta
didik kelas VII-2 SMPN 9 Pekanbaru semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020
pada materi pokok Bentuk Aljabar. Hasil penelitian tersebut didukung oleh
penelitian lain yang dilakukan oleh Zulfah (2017: 11) yang berjudul “Tahap
Preliminary Research Pengembangan LKPD Berbasis PBL untuk Materi
Matematika Semester 1 Kelas VIII SMP” yang menyimpulkan bahwa melalui
LKPD yang dilandaskan atau didasarkan atas salah satu strategi atau pendekatan
yang telah terbukti untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yaitu
PBL, maka diharapkan dapat membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan pemecahan masalahnya.
Berdasarkan penjelasan di atas dengan adanya LKPD berbasis PBL
diharapkan peserta didik mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
serta mencapai tujuan pendidikan yang mencakup tiga ranah kompetensi yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mencapai tiga kompetensi tersebut,
mendorong peneliti untuk mengembangkan LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL, karena Al-Qur’an adalah pedoman
bagi umat manusia khususnya umat muslim, yang mana terdapat ayat-ayat yang
ditafsirkan dan memiliki keterkaitan dengan ilmu matematika. Sedangkan Budaya
Alam Minangkabau merupakan falsafah atau nilai-nilai bagi masyarakat Sumatera
Barat dalam menjalani kehidupan.
Peraturan Gubernur nomor 73 tahun 2012 berisi tentang petunjuk
pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Dalam menerapkan Peraturan
Gubernur ini, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat mengeluarkan kebijakan
untuk melaksanakan Peraturan Gubernur tersebut. Pada tahun 2017/2018 menjadi
7

tahun pertama pelaksanaan program integrasi Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya


Alam Minangkabau di SMA/SMK se-Sumatera Barat. Penyelenggaraan program
ini dikelola oleh kepala sekolah bersama wakil kurikulum agar guru mata
pelajaran dapat menyiapkan perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau salah satunya pada mata
pelajaran matematika. Tujuan program integrasi pendidikan Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau pada mata pelajaran untuk meningkatkan kompetensi
religus dan sosial peserta didik agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebagai
insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT (Pedoman Penintegrasian
Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada Pembelajaran
Matematika SMA/SMK, 2017: 2).
Selain itu, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat nomor 2
tahun 2019 pasal 89 ayat 2 mengatakan bahwa “kurikulum sebagai mata pelajaran
yang berdiri sendiri sebagaimana dimakasud dalam ayat (1) huruf a merupakan
mata pelajaran yang dikembangkan berdasarkan budaya, adat, bahasa
Minangkabau dan kearifan lokal”. Ayat (1) huruf a yang dimaksud adalah
mengenai muatan umum untuk SMA, SMALB dan SMK, dimana salah satu
muatan umum tersebut adalah mata pelajaran matematika.
Selain penjelasan di atas, pada dasarnya SMA Negeri 2 Batusangkar juga
telah menerapkan kurikulum 2013 dimana pembelajaran lebih terpusat kepada
peserta didik dan mengutamakan pembentukan karakter. Rahmiati dan Didi
Pianda (2018: 9) mengatakan bahwa pada kurikulum 2013 (K-13) pelajaran
matematika yang sedang diberlakukan saat ini, dimana proses pembelajaran tidak
lagi berpusat kepada guru, tetapi berorientasi pada siswa (Student Oriented).
Kemudian pendapat ini ditambahkan oleh Marlina (2013: 28) yang mengatakan
bahwa munculnya kurikulum 2013 bertujuan untuk membentuk karakter peserta
didik. Menurut Samrin (2016: 123) berpendapat bahwa karakter identik dengan
akhlak, etika, dan moral, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku
manusia yang universal meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka
8

berhubungan dengan tuhan, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun


dengan lingkungannya yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama, budaya dan
adat istiadat.
Selain itu Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kurikulum SMA
Negeri 2 Batusangkar bahwasanya sekolah ini sudah menerapkan pembelajaran
yang terintegrasi ABS-SBK yang merupakan singakatan dari “adat basandi
syarak, syarak basandi kitabullah”. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi SMA
Negeri 2 Batusangkar yaitu “Membudayakan falsafah adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah (ABS-SBK) dalam kehidupan sehari-hari”.
Berdasarkan misi SMA Negeri 2 Batusangkar yang telah memenuhi arahan
dari Dinas Pendidikan Sumatera Barat, namun pada pelaksanaannya masih belum
maksimal. Hal ini didasarkan pada hasil wawancara yang peneliti lakukan di
SMA Negeri 2 Batusangkar pada tanggal 20 Desember 2021 bersama wakil
kurikulum. Wakil kurikulum tersebut mengatakan bahwa ABS-SBK sudah di
terapkan dalam pembelajaran di SMA Negeri 2 Batusangkar, namun
pelaksanaannya masih belum maksimal. Hal ini disebabkan minimnya sumber
dan fasilitas belajar yang didalamnya terdapat integrasi Al-Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau.
Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam pembelajaran merupakan
salah satu cara agar peserta didik memahami betapa besar keagungan Allah ‫ﷻ‬.
Kemudian Budaya Alam Minangkabau merupakan sumber pendidikan moral bagi
masyarakat Sumatera Barat, yang mana banyak filsafat yang dapat dijadikan
sumber pengetahuan untuk membentuk karakter. Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau ini dapat disajikan dalam LKPD sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari. Sehingga peserta didik mendapatkan sekaligus ilmu. Artinya
disamping peserta didik belajar konsep matematika khususnya SPLTV, peserta
9

didik juga dapat memahami makna ayat Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kita berharap kedepan peserta didik
bertingkah laku dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau. Karena dalam Budaya Alam Minangkabau dikatakna bahwa
“adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”. Dapat dilihat bahwa antara
agama dan budaya di Minagkabau selalu terkait satu sama lain. Pesan adat
Minangkabau juga menyampaikan “nan tuo dihormati, nan ketek disayangi, samo
gadang lawan baiyo”. Pepatah budaya minangkabau ini sudah mulai pudar
karena pengaruh negatif teknologi komunikasi dan informasi seperti media sosial
yang sangat berkembang dengan pesat saat ini. Akibat dari perkembangan
teknologi ini menyebabkan kurangnya kepedulian antar sesama karena mereka
asyik dengan dirinya sendiri.
Berdasarkan permasalahan yang ada di SMA Negeri 2 Batusangkar
mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah LKPD terintegrasi Al-Qur’an
dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL yang bertujuan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah peserta
didik. Peneliti memilih LKPD karena sturktur LKPD jika dibandingkan dengan
bahan ajar lainnya seperti: buku, modul, brosur, dan lain-lain. LKPD lebih
sederhana dari modul namun lebih kompleks dari buku. Tujuan dari LKPD adalah
agar peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan dapat membangun
pengetahuannya sendiri serta memudahkan peserta didik dalam memecahkan
suatu masalah. LKPD ini akan berisi permasalahan kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan materi SPLTV dan prosedur pemecahan masalah.
Berdasarkan rangkaian penjelasan di atas, peneliti merumuskan judul
penelitian yaitu “Pengembangan LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau Berbasis PBL pada Materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar”.
10

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana validitas LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar ?
2. Bagaimana praktikalitas LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar ?
C. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini
yaitu:
1. Untuk menghasilkan sebuah LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar yang valid.
2. Untuk menghasilkan sebuah LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar yang praktis.
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Penelitian ini menghasilkan produk yaitu Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL
pada materi SPLTV yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan
spesifikasi sebagai berikut:
1. LKPD yang dibuat menggunakan Canva Online dan aplikasi Microsoft
Word 2010.
2. LKPD dibuat dengan tampilan atau design yang lebih menarik sehingga
menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar matematika.
3. LKPD memuat pentujuk pengerjaan yang harus dipahami oleh peserta
didik.
11

4. LKPD menyediakan ruang kosong bagi peserta didik untuk menuliskan


jawabannya dari permasalahan yang disediakan sehingga peserta didik
dapat berkreatifitas dan menalar dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut.
5. LKPD matematika disusun sesuai dengan komponen yang terdiri dari:
a. Cover LKPD
Pada bagian ini dirancang latar belakang gambar ilustrasi yang
sesuai dengan materi SPLTV dimana akan terdapat judul LKPD
terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL,
judul materi SPLTV, nama dan kelas atau identitas peserta didik serta
identitas sekolah. Pada bagian cover ini dibuat sedemikian rupa agar
dapat menarik dan menumbuhkan minat peserta didik dalam membaca,
mengerjakan dan mempelajari LKPD tersebut.
b. Kata Pengantar
Bagian ini berisi pujian-pujian serta rasa syukur kepada Allah
‫ﷻ‬, shalawat dan salam kepada baginda Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬,
ucapan terimakasih peneliti kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung selama pembuatan LKPD, serta ucapan maaf atas
kekurangan dan kekhilafan yang terdapat dalam LKPD ini.
c. Daftar Isi
Bagian daftar isi berisi tentang sub bab yang akan dipelajari yang
disertai dengan nomor halaman. Daftar isi ini akan mempermudah
pembaca untuk menemukan letak isi LKPD yang akan dicari.
d. Pentunjuk Penggunaan LKPD.
Pada bagian ini berisi langkah-langkah yang harus dikerjakan
peserta didik dalam menggunakan LKPD yang nantinya akan
memudahkan peserta didik dalam memecahkan permasalahan dan
menyimpulkan konsep tentang materi SPLTV. Dalam petunjuk
12

penggunaan ini ada prosedur bagaimana aktivitas belajar yang akan


dilakukan.
e. Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran
Bagian ini berisikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran pada materi SPLTV
yang disajikan dalam bentuk tabel. Berdasarkan KD tersebut peneliti
merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan tujuan
pembelajaran.
f. Informasi Pendukung
Informasi pendukung dalam LKPD yang dikembangkan berisi
fakta mengenai SPLTV. Fakta tersebut berupa matematikawan yang
menemukan istilah “Sistem Persamaan Linear” serta penggunaan
Sistem Persamaan Linear yang telah digunakan semenjak Sebelum
Masehi.
g. Tugas dan Langkah Kerja
LKPD ini berisikan tugas dan langah kerja serta permasalahan
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan
Budaya Alam Minangkabau. Permasalahan yang diberikan menuntut
siswa untuk menggunakan kemampuan pemecahan masalah.
Permasalahan mengenai materi pembelajaran matematika yaitu SPLTV
yang mana permasalahan tersebut dikaitkan dengan Budaya Alam
Minangkabau.
LKPD ini menggunakan langah kerja sesuai dengan pendekatan
PBL yang dikaitkan dengan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau. Dalam LKPD ini terdapat 2 Kegiatan Belajar yang harus
dikerjakan oleh Peserta Didik. Berikut langkah-langkah yang
digunakan:
13

1) Orientasi Peserta Didik


Tahap orientasi dalam LKPD ini terdapat ayat Al-Qur’an
beserta terjemahannya. Nama kegiatan ini dinamakan dengan
“Ayo Tilawah”. Pada kegiatan ini peserta didik diminta untuk
membaca ayat Al-Qur’an tersebut dan memahami terjemahannya.
Orientasi lainnya dalam LKPD ini yaitu pemberian masalah,
dimana masalah yang diberikan mengenai Budaya Alam
Minagkabau. Pemaparan masalah ini diberi nama “Masalah 1 dan
Masalah 2”. Masalah 1 dan 2 mengandung permasalahan yang
berbeda. Pada “Masalah 1” terdapat masalah yang meminta
peserta didik untuk membuat Sistem Persamaan Linear Tiga
Variabel (SPLTV). Sedangkan pada “Masalah 2” terdapat
masalah yang meminta peserta didik untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan dengan mengunakan metode substitusi,
eliminasi dan campuran. Sehingga peserta didik dapat
menegtahui metode mana yang lebih mudah dan efektif untuk
digunakan dalam menyelsikan masalah SPLTV.
2) Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
Pendidik mengorganisasikan atau mengatur peserta didik
ke dalam kelompok-kelompok kecil. Setelah pendidik membagi
kelompok, peserta didik diminta untuk berdiskusi dalam
kelompoknya masing-masing terkait ayat Al-Qur’an dan
permasalahan yang diberikan. Kegiatan ini diberi nama “Mari
Mengidentifikasi”. Setelah mengidentifikasi ayat Al-Qur’an dan
mengaitkannya dengan konsep SPLTV, selanjutnya peserta didik
diminta untuk mebuat apa saja yang diketahui pada masalah yang
diberikan. Kegiatan ini diberi nama “Saatnya Investigasi”.
Selanjutnya peserta didik diminta untuk melengkapi tabel dan
14

merumuskan langkah-langkah penyelesaian masalah yang


dikemas dengan nama “Mari Berpikir”.
3) Membimbing penyelidikan Individu atau Kelompok
Tahap selanjutnnya adalah membimbing penyelidikan
individu atau kelompok. Dimana pada tahap ini peserta didik
didorong untuk menjawab permasalahan yang telah diberikan
dengan menggunakan langka-langkah yang telah dirumuskan
sebelumnya. Kegiatan ini dikemas dengan nama “Ayo
menjawab”. Setelah peserta didik menjawab permasalahn sesuia
dengan langkah yang telah dirumuskan, kemudian peserta didik
diminta untuk membuat kesimpulan yang diperoleh dari setiap
Kegiatan Belajar yang dikemas dengan nama “Mari
Menyimpulkan”. Dalam LKPD ini juga terdapat kalimat-kalimat
perintah yang memudahkan peserta didik dalam mengerjakan
LKPD ini seara terarah dan terstruktur.
4) Menyajikan Hasil Karya
Pada tahap ini masing-masing kelompok diminta untuk
mepersentasikan hasil diskusi tentang permasalahan yang
dikaitkan dengan Budaya Alam Minangkabau dan ayat Al-Qur’an
di depan kelas. Tahap ini diberi nama “Saatnya Persentasi”.
h. Penilaian
Penilain merupakan salah satu hal yang penting dalam LKPD ini.
Penilian ini dilakukan dengan cara menganalisis dan mengevalusi
proses pemecahan masalah yang telah dibuat oleh peserta didik.
Dengan adanya penilaian, pendidik dapat melihat sejauh mana peserta
didik menguasai materi SPLTV. Peserta didik juga dapat mengetahui
kemampuannya dalam memecahakan masalah SPLTV. Pada tahap ini
peserta didik diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan yang
dikemas dengan nama “Mari berlatih”. Kemudian peserta didik diminta
15

untuk mereflesikan pengetahuan yang mereka peroleh dengan mengisi


kolom pertanyaan yang dikemas dengan nama “Refleksi Diri”. Pada
bagian ini juga terdapat “Kunci Jawaban” dari soal-soal latihan yang
diberikan.
E. Pentingnya Pengembangan
Pentingnya pengembangan dapat dilihat pada uraian berikut:
1. Dengan adanya LKPD peserta didik diharapkan dapat lebih memahami
konsep SPLTV dengan baik.
2. Dengan adanya LKPD peserta didik mendapatkan pengetahuan yang
diperoleh dari pembelajaran yang bermakna.
3. Dengan adanya LKPD pendidik dapat mengetahui pemahaman peserta didik
dalam materi SPLTV.
4. Dengan adanya pengembangan LKPD ini pendidik dapat melakukan inovasi
dalam merencanaan pembelajran sehingga daoat meningkatkan kreativitas
dalam mengembangkan dan membuat disain pembelajaran yang menarik.
5. Dengan adanya LKPD ini dapat menjadi bahan ajar tambahan bagi pendidik
maupun peserta didik.
6. Dengan adanya LKPD ini peserta didik mendapatkan pengetahuan dalam
materi SPLTV sekaligus menambah pengetahuan peserta didik mengenai Al-
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau.
7. Dengan adanya LKPD ini dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam memecahkan permasalahan matematika pada materi SPLTV.
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsi dan keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Asumsi
Berdasarkan penjelasan di atas, pengembangan ini menghasilkan
LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL,
oleh karena itu asumsi yang diharapkan :
16

a) Pengembangan LKPD ini dapat membantu pendidik dan peserta didik


untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah dalam materi SPLTV yang dikaitkan dengan Al-Qur’an yang
berhubungan dengan materi tersebut dan Budaya Alam Minangkabau.
b) Pengembangan LKPD ini dapat menjadi bahan ajar tambahan bagi
pendidik dan peserta didik karena keterbatasan sumber belajar yang ada
serta dapat menjadi panduan dalam menerapkan kebijakan dinas
pendidikan Sumatera Barat yang dikeluarkan pada tahun 2017/2018.
c) Pengembangan LKPD ini dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Keterbatasan
Pengembangan LKPD terintegrasi Al-Quran dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL ini dibatasi pada materi SPLTV di SMA/MA.
Kemudian dalam menyelesaikan masalah SPLTV dalam LKPD ini terbatas
pada metode substitusi, eliminasi, dan campuran (substitusi dan eliminasi).
G. Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah sebagai berikut:
1. LKPD merupakan salah satu sumber belajar dalam bentuk lembar-lembar
kertas yang bersis tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang di
dalamnya memuat petunjuk pengerjaan dengan tujuan peserta didik mampu
merumuskan sendiri konsep mengenai materi yang dipelajari dari
permasalahan tersebut.
2. Integrasi Matematika dengan Al-Qur’an adalah mengaitkan materi
matematika dengan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga didapat pengetahuan serta
pemahaman secara bersamaan.
3. Integrasi Matematika denan Budaya Alam Minangkabau adalah memasukkan
atau mengaitkan Budaya Alam Minangkabau yang sesuai dengan materi
pembelajaran matematika. Contoh Budaya Alam Minangkabau yang dapat
17

dikaitkan dengan matematka adalah berupa alat musik, batik tradisonal,


senjata tajam, dan lain-lainnya.
4. Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang diawali dengan
pemberian masalah di awal pembelajaran kepada peserta didik yang
dilakukan secara berkelompok yang menekanan komunikasi dan kerjasama
untuk merumuskan sebuah ide serta mengembangkan keterampilan penalaran
dan pendidik hanya berperan sebagai fasilitator. PBL memiliki tahap-tahap
sebagai berikut:
a. Orientasi peserta didik
b. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
d. Menyajikan hasil karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
5. LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL
adalah suatu sumber belajar yang terdiri dari lembar-lembar tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik yang di dalamnya memuat nilai-nilai keagmaan
berdasarkan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau yang dikaitkan
dengan materi pembelajaran yang disusun berdasarkan tahap-tahap PBL
sebagai berikut :
a. Orientasi Peserta Didik
Pada tahap ini dipaparkan ayat Al-Qur’an dan sebuah masalah
yang dikaitkan dengan Budaya Alam Minangkabau yang nantinya
peserta didik mampu mengaitkan ayat tersebut dengan konsep-konsep
SPLTV.
b. Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
Tahap ini peserta didik diminta untuk mengerjakan LKPD secara
berkelompok dan mengikuti langkah-langkah yang ada dalam LKPD.
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengumpulkan informasi
dan merumuskan langkah penyelesaian untuk masalah yang diberikan.
18

c. Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok


Setelah peserta didik mengumpulkan informasi untuk
menyelesaikan masalah, selanjutnya peserta didik diminta untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan di awal tadi. Kemudian
menyimpulkan apa yang didapatkan peserta didik dari kegiatan belajar
yang telah mereka lakukan.
d. Menyajikan Hasil Karya
Pada tahap ini masing-masing kelompok diminta untuk
mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas. Persentasikan
dilakukan dengan cara menuliskan hasil diskusi di papan tulis dan
menjelaskannya.
e. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengerjakan soal-soal
latihan dan merefleksikan pengetahuan yang telah mereka dapatkan.
6. Validitas merupakan kebenaran, keabsahan dan ketepatan produk untuk
digunakan dalam proses pembelajaran. Komponen validitas yaitu:
a. Kelayakan Isi/Materi yaitu:
1) Kesesuaian materi dengan SK dan KD
2) Keakuratan materi
3) Kemuktahiran materi
b. Kelayakan Bahasa
1) Teknik penyajian materi
2) Penyajian materi pembelajaran
3) Kelengkapan penyajian
c. Kelayakan Penyajian
1) Sesuia dengan perkembangan peserta didik
2) Sesuia dengan kaidah bahasa Indonesia
d. Kelayakan Kegrafikan
1) Kejelasan tata letak
19

2) Kualitas dan daya tarik LKPD


3) Kualitas hasil cetakan
7. Praktikalitas kemudahan dan keterlaksanaan alat evaluasi baik dalam
menggunakannya, pemeriksaannya maupun penyimpanannya Aspek dari
praktikalitas yaitu:
a. Kemudahan penggunaan LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV.
1) LKPD membantu memahami materi yang dipelajari
2) Bahasa yang digunakan dalam LKPD mudah dipahami
3) Petunjuk penggunaan LKPD jelas dan mudah dipahami
b. Penyajian LKPD
1) Tampilan LKPD menarik
2) LKPD memotivasi peserta didik untuk belajar.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
a. Pengertian LKPD
LKPD merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang
berperan penting dalam pembetukan konsep peserta didik. Menurut
Sulastri (dalam Novelia, dkk, 2017: 21) LKPD adalah lembar-lembar
yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang harus dicapai. Berbeda dengan Sulatri, menurut
Pawestri dan Zulfiati (2020: 904) mengungkapkan bahwa LKPD adalah
sumber belajar berupa lembaran tugas, petunjuk-petunjuk pelaksanaan
yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang dirancang sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dicapai. Sedangkan menurut Triana (2021:
15) LKPD adalah alat belajar peserta didik yang berisi petunjuk-petunjuk
kegiatan yang akan dilaksanakan peserta didik secara aktif dan mengacu
pada komptensi dasar yang hendak dicapai. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa LKPD adalah sumber belajar dalam bentuk lembar-lembar kertas
yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang
didalamnya memuat petunjuk pengerjaan dengan tujuan peserta didik
mampu merumuskan sendiri konsep mengenai materi yang dipelajari
dari permasalahan yang disediakan.
Menurut Pawestri dan Zulfiati (2020: 905) LKPD memiliki fungsi
dan tujuan utama yaitu sebagai media pembelajaran yang dapat
digunakan untuk memaksimalkan proses pembelajaran dalam rangka
menyampaikan tujuan pembelajaran di kelas. Dengan adanya LKPD ini,
peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang

20
21

disampaikan serta dapat lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran


dengan bantuan lembaran-lembaran tugas yang ada pada LKPD.
Pendapat lain dari Sari dan Wulandari (2020: 441) yang mengatakan
bahwa keunggulan dari LKPD yaitu untuk bahan ajar yang dapat
meminimalkan peran guru pada kegiatan pembelajaran, mempermudah
peserta didik memahami materi, mempermudah pelakasanaan pengajaran
terhadap siswa dan LKPD bersi latihan tugas dan materi yang ringkas
untuk peserta didik.
b. Komponen-Komponen LKPD
LKPD atau LKS terdiri dari beberapa komponen. Menurut
Depdiknas (dalam Shobirin, dkk, 2013: 64) komponen LKPD atau LKS
adalah sebagai berikut:
1) Judul.
2) Petunjuk belajar.
3) Kompetensi yang akan dicapai.
4) Materi pokok.
5) Informasi pendukung.
6) Tugas dan langkah kerja.
7) Penilaian.
Senada dengan hal tersebut, Prastowo (dalam Revita, 2017: 20)
juga mengemukakan komponen LKPD sebagai berikut:
1) Judul.
2) Pentunjuk belajar.
3) Kompetensi yang akan dicapai.
4) Informasi pendukung.
5) Tugas-tugas.
6) Langkah-langkah kerja.
7) Penilaian.
22

Trianto (dalam Triana, 2021: 16) mengemukakan komponen


LKPD sebagai berikut:
1) Judul eksperimen
2) Teori singkat tentang materi
3) Alat dan bahan
4) Prosedur eksperimen
5) Data pengamatan
6) Pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi
Berbeda dengan pendapat Achmady (dalam Triana, 2021: 16-17)
yang mengemukakan komponen LKPD sebagai berikut:
1) Pokok bahasan
2) Sub pokok bahasan
3) Tujuan percobaan
4) Pengertian yang ditanamkan
5) Bahan (bahan pengajaran untuk peserta didik dan penjelasan
tambahan untuk guru)
6) Alat dan bahan
7) Kegiatan belajar mengajar
8) Hasil pengamatan
9) Kesimpulan
Berdasarkan uraian pendapat ahli di atas, komponen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menurut pendapat Prastowo
(dalam Revita, 2017: 20). Hal ini dikarenakan komponen yang
dikemukakan lebih rinci dan mudah dipahami. Alasan lainnya adalah
LKPD yang dikembangkan lebih bersifat penemuan konsep, sehingga
dalam LKPD tidak diberikan materi. Komponennya yaitu:
1) Cover LKPD
2) Kata pengantar
3) Daftar isi
23

4) Pentunjuk penggunaan LKPD


5) Kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
6) Informasi pendukung
7) Tugas serta langkah kerja
8) Penilaian
c. Jenis–Jenis LKPD
LKPD terdiri dari beberapa jenis. Menurut Prastowo (dalam
Triana, 2021: 17 ) jenis-jenis LKPD diuraikan sebagai berikut:
1) LKPD Penemuan
LKPD ini berisikan langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan peserta didik. LKPD ini bertujuan untuk mengarahakan
peserta didik dalam melaksanakan rangkaian kegiatan penemuan
atau penyelidikan, yang terdiri dari langkah kerja ilmiah.
2) LKPD aplikatif-integratif
LKPD ini bersifat implementatif dan bertujuan untuk
melatih dan membiasakan keterampilan yang sudah dipelajari di
sekolah dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) LKPD Penuntun
LKPD ini bersifat lebih sederhana yang sangat membantu
peserta didik dalam memahami materi pembelajaran yang
bersumber pada buku teks. Isi LKPD ini terdiri dari pertanyaan
yang jawabannya ada di dalam buku teks. Melalui LKPD ini
peserta didik dapat mecari, mengidentifikasi atau menentukan,
serta menghafal materi pokok yang ada dalam buku teks.
4) LKPD Penguatan
LKPD penguatan diberikan kepada peserta didik setelah
selesai mempelajari suatu materi atau sub materi. Tujuannya
adalah untuk pendalaman, pengayaan, atau penerapan dari
pembahasan materi yang sudah dipelajari.
24

5) LKPD Praktikum.
LKPD ini digunakan untuk membantu peserta didik dalam
melaksanakan kegiatan praktikum. LKPD ini berisikan langkah-
langkah melakukan pembuktian atau eksperimen.
Pada penelitian ini jenis LKPD yang digunakan adalah LKPD
penemuan. Dimana dalam LKPD ini akan berisikan informasi yang
disajikan dalam bentuk ayat Al-Qur’an beserta terjemahannya, contoh
soal berdasarkan masalah kontekstual yang mengandung wawasan
Budaya Minangkabau, langkah-langkah kerja dalam menyelasaikan
permasalahan yang diberikan. Berdasarkan informasi yang diberikan
dalam LKPD peserta didik akan melakukan penyelidikan atau
penemuan mengenai konsep yang akan digunakan untuk memecahkan
permasalahan yang diberikan. Pendidik juga akan berperan sebagai
pembimbing peserta didik selama kegiatan pembelajaran.
d. Langakah-Langkah Penyusunan LKPD
Menurut Prastowo (dalam Rahmawati & Wulandari, 2020: 507)
peserta didik perlu adanya motivasi belajar dan memahami materi
melalui bahan ajar yang disajikan seperti LKPD.
Langkah-langkah penyusunan LKPD menurut Lestari, dkk, (2019:
11) adalah sebagai berikut:
1) Melakukan analisis kurikulum.
2) Menyusun peta kebutuhan LKPD.
3) Menentukan judul LKPD.
4) Menulis LKPD.
Senada dengan pendapat tersebut, Kristyowati (2018: 285) juga
menyebutkan bahwa langkah-langkah penyusunan LKPD adalah
sebagai berikut:
1) Analisis kurikulum
2) Menyusun peta kebutuhan LKPD
25

3) Menentukan judul LKPD


4) Judul LKPD ditentukan atas dasar KD.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka peneliti menggunakan
langkah-langkah penyusunan LKPD yang dikemukakan oleh Lestari
dengan uraian sebagai berikut:
1) Melakukan analisis kurikulum
Analisis kurikulum sangat penting untuk dilakukan dalam
perencanaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Pendidik harus
mampu dalam memilih materi-materi yang tepat menggunakan
LKPD. Hal-hal yang menyangkut kurikulum termasuk perangkat
pembelajaran harus diperhatikan terutama pada materi dan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Selain itu melalui
analisis kurikulum ini kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi
jenis bahan ajar yang relevan dan cocok untuk digunakan.
2) Menyusun peta kebutuhan
Menyusun peta kebutuhan LKPD dilakukan untuk
menentukan banyaknya LKPD yang diperlukan. Pada langkah ini
juga ditentukan urutan-urutan LKPD agar dapat digunakan dengan
baik, runtut dan tidak menimbulkan kebingungan. Selain itu
penyusunan peta kebutuhan juga digunakan untuk menganalisis
sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran.
3) Menentukan judul LKPD
Penentuan judul LKPD biasanya ditentukan dan disesuaikan
dengan kompetensi yang akan dicapai. Jika cakupannya luas maka
dapat disesuaikan dengan tiap-tiap materi pokok yang diajarkan.
Dalam penentuan judul LKPD ini juga perlu diperhatikan
komponen penunjang LKPD lainnya seperti kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai juga tujuan penggunaan LKPD
serta komponen lainnya.
26

4) Menulis LKPD
Langkah-langkah penulisan LKPD menurut Mudrikah, dkk
(2021: 178) adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan Kompetensi Dasar dengan melihat kurikulum
yang berlaku
b) Menentukan alat penilaian untuk melihat proses dan hasil
kerja peserta didik. Maka, alat penilaian yang sesuai
menggunakan persekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
c) Menyusun materi pokok maupun informasi pendukung
dengan meperhatikan Kompetensi Dasar atau ruang
lingkup materi
d) Memperhatikan struktur LKPD yang terdiri dari: (1) Cover
LKPD; (2) Kata pengantar; (3) Daftar isi; (4) Petunjuk
penggunaan LKPD; (5) Kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran; (6) Informasi pendukung; (7) Tugas dan
langkah kerja; (8) Penilaian.
e. Fungsi dan Manfaat LKPD
Fungsi dari penyusunan LKPD menurut Prastowo (dalam Triana,
2021: 15-16) yaitu:
1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik
namun lebih mengaktifkan peserta didik.
2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk
memahami materi yang diberikan.
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
4) Mempermudah pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

Sedangkan manfaat LKPD menurut Amri (dalam Triana, 2021:


16) yaitu:
1) Mengaktifkan peserta didik.
2) Membantu peserta didik menemukan konsep.
3) Menjadi alternatif cara penyajian materi pelajaran yang
menekankan keaktifan peserta didik.
4) Dapat memotivasi peserta didik.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, fungsi LKPD yang peneliti
kembangkan dalah sebgaia berikut:
27

1) Sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran pendidik


namun dapat mengaktifkan peserta didik.
2) Sebagai bahan ajar yang dapat mempermudah peserta didik
untuk menemukan dan memahami konsep atau materi.
3) Sebagai bahan ajar alteratif dengan penyajian materi yang
ringkas dan banyak mengandug tugas untuk berlatih.
4) Mempermudah pelaksanaan pembelajaran dan dapat
memotovasi peserta didik.
2. Integrasi Matematika dengan Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT
sebagai petunjuk bagi umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surah
Al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi:

….             
Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelas-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara hak dan yang bathil)
Dari ayat di atas dapat kita mengetahui bahawa Al-Qur’an menjadi
pendoman, petujuk, dan tuntunan dalam menjalani kehidupan. Jika Al-
Qur’an sebagai pedoman, petunjuk dan tuntunan hidup, hendaknya dalam
dunia pendidikan tidak ada lagi sekat antara ilmu agama dan ilmu umum.
Sehingga dapat diartikan bahwa ada pengitegrasian atau kaitan antara ilmu
agama dan ilmu umum dalam pendidikan.
Integrasi berasal dari bahasa Inggris “Integration” yang diadaptasi
menjadi bahasa Indonesia dengan arti penggabungan/pembauran. Siregar
(2018: 503) berpendapat bahwa integrasi berarti pembauran hingga menjadi
satu kesatuan yang utuh. Kemudian Fakhrizal (dalam Isrok’atun, dkk, 2020 :
37) berpendapat bahwa integrasi ilmu adalah pemaduan atau pembauran
antara ilmu-ilmu yang terpisah menjadi satu kepaduan ilmu. Integrasi antara
28

Al-Qur’an dengan matematika, disini berperan sebagai inspirasi. Al-Qur’an


harus diletakkan di awal dalam kajian. Sehingga integrasi yang terjadi antara
Al-Qur’an dan matematika adalah mengaitkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan
materi matematika sehingga didapatkan sebuah konsep ilmu pengetahuan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa integrasi
matematika dengan Al-Qur’an adalah mengaitkan materi matematika dengan
ayat-ayat Al-Qur’an sehingga didapat pengetahuan serta pemahaman secara
bersamaan. Sehingga peserta didik dapat lebih menghayati betapa besar
keagungan Allah SWT dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di
dalamAl-Qur’an.
Berikut ini ada beberapa hasil pengitegrasian matematika dengan Al-
Qur’an pada materi Sistem Persamaan Linear Tiga Varaibel diantaranya:
a. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dalam Al-Qur’an
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Insyirah ayat 6
yang berbunyi:

    


Artinya: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
Bedasarkan ayat tersebut dapat dilihat bahwa terdapat gambaran
bahwa dalam hal ini manusia mampu menemukan dan menentukan
langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Kemudian Allah SWT juga tidak memberikan masalah melebihi batas
kemampuan hambanya. Oleh karena itu Allah SWT mengatakn bahwa
setiap masalah atau kesulitan pasti ada kemudahan atau jalan keluarnya.
b. Metode Eliminasi dalam Al-Qur’an
Metode eliminasi merupakan cara penyelesaian SPLTV dengan
mengoperasikan persamaan. Mengoperasikan maksudnya disini adalah
dengan menghilangkan suatu varibel untuk mendapatkan nilai variabel
29

lainnya. Dalam Al-Qur’an juga terdapat mengenai eliminasi pada surat


Ar-Rahman ayat 9 yang berbunyi:

      


Artinya: “Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah
kamu mengurangi neraca itu”.
Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa kita
diperintahkan untuk berbuat adil dalam berdagang. Kemudian Allah
SWT melarang kita untuk tidak berbuat curang atau mengurangi
timbangan pada saat berdagang.
c. Metode Substitusi dalam Al-Qur’an
Metode lain yang dapat digunakan dalam menyelesaikan
masalah SPLTV adalah metode substitusi. Metode subtitusi digunakan
dengan cara memasukkan atau mengganti nilai suatu variabel untuk
mendapatkan nilai variabel lainnya. Dalam Al-Qur’an juga terdapat
ayat yang dapat dikaitkan dengan metode substitusi yaitu surat Ibrahim
ayat 7. Ayat tersebut mengatakan bahwa jika kita bersyukut kepada
Allah SWT maka kita akan mendapatkan ganti atau ganjanya dari Allah
SWT. Ganjarannya adalah Allah SWT akan menambah rezeki tau
nikamt kepada hambanya yang bersyukur. Ayat tersebut berbunyi:

          

 
Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
d. Metode Gabungan dalam Al-Qur’an
Menyelesaikan masalah SPLTV tidak harus menggunaan satu
cara saja, subtitusi atau eliminasi saja. Namun dalam menyelesaikan
30

masalah SPLTV kita dapat mengkombinasikan kedua metode tersebut


yang dinamakan dengan metode campuran atau gabungan. Dalam Al-
Qur’an juga terdapat ayat yang dapat dikaitkan dengan metode
campuran ini yaitu surat Al-Mutaffifin ayat 1-3 yang berbunyi:

          

    


Artinya: “(1) Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,
(2)(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi, (3) Dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”.
Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah SWT
memperingatkan kepada hambanya bahwa orang-orang yang curang
dalam menimbang sesuatu maka akan celaka. Ayat tersebut juga
menjelaskan bahwa orang-orang yang menerima takaran meminta
takarannya jangan dikurangi. Namun sebagai gantinya orang-orang
yang memberi timbangan kepada orang lain, mereka mengurangi
takrannya.
Berdasarkan paparan di atas dapat dipahami bahwa matematika
memiliki kaitan dengan Al-Qur’an. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
integrasi matematika dengan Al-Qur’an adalah suatu cara yang digunakan
dalam pembelajaran matematika dengan mengaitkan ilmu matematika
dengan terjemahan ayat Al-Qur’an. Artinya dengan adanya kaitan antara
matematika dan Al-Qur’an maka peserta didik dapat mengetahui keagungan
dan kebesaran Allah SWT. Melalui pengitegrasian ini peserta didik tidak
aanya mendapatkan ilmu matematika saja tetapi juga mendapatkan
mengetahui bahwa matematika juga terdapat dalam Al-Qur’an. Sehingga
peserta didik menyadari bahwa Al-Qur’an merupakan sumber dari ilmu
pengetahuan khususnya matematika.
31

3. Integrasi Matematika dengan Budaya Alam Minangkabau


Budaya dan pendidikan memiliki hubungan satu sama lainnya.
Budaya tidak akan terjalankan jika tidak diberikan pendidikan mengenai
budaya. Begitu sebaliknya pendidikan juga tidak akan terlaksana dengan
baik jika tidak didasarkan kepada budaya. Menurut pendapat Mutijah (2018:
59-60) mengatakan bahwa pendidikan dan kebudayaan merupakan satu
kesatuan yang saling mendukung dan menguatkan. Kebudayaan menjadi
dasar falsafah pendidikan sementara pendidikan menjadi penjaga utama
kebudayaan karena peran pendidikan membentuk orang untuk berbudaya.
Kemudian pendapat ini ditambahkan oleh Abi (2016: 2) yang mengatakan
bahwa budaya sudah dikenal peserta didik sehingga dalam mengajak peserta
didik dalam mengidentifikasi dan mengaitkan bagian dari budaya yang
sudah mereka kenal ke dalam materi matematika dengan panduan pendidik
akan lebih mudah.
Budaya mengandung nilai-nilai budi pekerti yang luhur. Salah satu
cara untuk menanamkan dan melestarikan nilai budi pekerti yang luhur
adalah dengan mengaitkan kearifan lokal ke dalam materi atau proses
pembelajaran. Pada dasarnya dalam pengitegrasian matematika dengan
Budaya Alam Minangkabau tidak menambah bahan belajar peserta didik
melainkan dapat menambah motivasi dan meningkatkan pencapaian
kompetensi sosial peserta didik. Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat
(2017: 15) mengatakan bahwa analisis KI dan KD yang dilakukan sesuai
dengan permen No.24 tahun 2016, tidak ada penambahan content materi.
Namun yang ada adalah mengitegrasikan/menginternalisasikan nilai agama
dan budaya Minangkabau yang menjadi falsafah orang Minagkabau, yakni
“Adat Basandi Syara’, Syra’ Basandi Kitabullah” (ABS-SBK) dalam
pembelajaran di kelas sebagai upaya penguatan pendidikan karakter.
Berikut ini ada beberapa Budaya Alam Minagkabau yang dapat
dikaitkan dengan materi SPLTV diantaranya:
32

a. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dalam Pepatah Minangkabau


Materi SPLTV dapat diintegrasikan dengan pepatah
Minangkabau. Salah satu pepatah yang dapat diitegrasikan dengan
materi SPLTV adalah “kato manti kato baulang, dubalang kato
mandareh, jauah hari pandai batenggang, nan singkek dapek
diulehnyo”. Maksudnya adalah setiap manusia harus mampu mencari
dan menentukan solusi dari masalah-masalah yang diahadapinya. Serta
menyadari bahwa masalah akan selalu ada selagi kita masih hidup di
dunia ini. Penjelasan ini sesuai dengan konsep SPLTV, dimana dalam
menyelesaikan permasalahan peserta didik harus mampu menentukan
metode yang tepat untuk menyelesaikan permasalahn yang ada.
b. Metode Eliminasi dalam Pepatah Minangkabau
Pepatah Minangkabau juga dapat dikaitkan dengan metode
eliminasi dalam menyelesaikan masalah SPLTV. Salah satunya adalah
“nan mudo biaso bimbang, manaruah rambang jo ragu, kalau batimbo
ameh datang, lungga lah ganggam nan dahulu”. Pepatah ini
menjelaskan bahwa meniru-niru atau memasukkan kebudayaan asing
yang tidak sesuai dengan kepribadian kita, akan menghilangkan
keaslian kebudayaan sendiri dan kehilangan pegangan. Penjelasan ini
dapat dikaitkan dengan metode elimanasi bahwa dalam mengelimanasi
persamaan-persamaan dengan cara menghilangkan suatu variabel untuk
mendapatkan nilai variabel lainnya.
c. Penggunaan Nama Produk Budaya Minangkabau
Masalah kontekstual pada materi SPLTV menggunakan nama-
nama hasil kerajian atau produk Minangkabau. Adapun produk tersebut
seperti alat musik (saluang, talempong, sarunai, rabano, aguang, dll),
motif kain batik Minangkabau (pucuak rabuang, itiak pulang patang,
siriah gadang, dll), kain tenun pandai sikek, sulaman, bordir, tenunan
33

silungkang, kerajinan perak dan songket koto gadang, batiak tanah liek,
dll.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian
matematika dengan Budaya Alam Minangkabau adalah memasukkan atau
mengaitkan Budaya Alam Minangkabau yang sesuai dengan materi
pembelajaran matematika. dalam hal ini tidak ada penambahan content
materi, melainkan hanya mengaitkan hasil kebudayaan Minangkabau ke
dalam pembelajaran matematika di kelas. Melalui pengitegrasian ini peserta
didik dapat mengenal Budaya Alam Minangkabau dan melesatarikannya.
4. LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Minangkabau.
LKPD terintegrasi Al-Qur’an merupakan salah satu cara yang
dilakukan oleh pendidik dalam menanamkan ilmu agama. Ilmu agama ini
menjadi ciri khusus dalam lembaga pendidikan Islam. Menurut Amir, dkk
(2019: 271) matematika memiliki hubungan yang sangat erat dengan agama
Islam yang berpatokan pada Al-Qur’an sehingga hal ini menunjukkan bahwa
ilmu pengetahuan umum khususnya matematika dapat dikaitkan dengan
ilmu pengetauan agama Islam.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa LKPD
terintegrasi Al-Qur’an merupakan sumber belajar dalam bentuk lembar-
lembar kertas yang berisi pengetahuan yang dikaitkan dengan terjemahan
ayat Al-Qur’an, dimana dalam LKPD tersebut juga bersisi tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. Menurut Hussain dan Ramli (dalam
Fitriza, dkk, 2020: 1160) mengatakan bahwa beberapa ayat dalam Al-Qur’an
yang berkaitan dengan matematika yang digunakan ilmuan muslim untuk
mengembangkan matematika. Fitriza, dkk (2020: 1160) berpendapat bahwa
pembelajaran matematika berbasis Al-Qur’an telah terbukti efektif dalam
menanamkan nilai-nilai agama peserta didik.
Selanjunya LKPD dapat juga dikaitkan dengan budaya. Menurut
Tisngati (dalam Amir, dkk, 2019: 271) adat budaya merupakan salah satu
34

kearifan lokal yang dapat dijadikan sumber belajar dalam pembelajaran.


Selain itu Sarmalena dan Susanti (dalam Amir, dkk, 2019: 271) menjelaskan
bahwa nilai-nilai budaya minangkabau dapat dimasukkan dalam materi
pelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Sehinga dari paparan
tersebut dapat disimpulkan bahwa LKPD teritegrasi budaya minangkabau
merupakan sumber belajar yang didalamnya terdapat nilai-nilai budaya
minagkabau yang berkaitan dengan materi pelajaran yang disesuaikan
dengan KD dan IPK pada mata pelajaran tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa LKPD
terintegrasi Al-Qur’an dan budaya minangkabau adalah suatu sumber belajar
yang terdiri dari lembar-lembar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang
didalamnya memuat nilai-nilai keagamaan berdasarkan Al-Qur’an dan
budaya minangkabau yang dikaitkan dengan materi pembelajaran..
5. Model Problem Based Learning (PBL)
Merujuk dari pendapat Arif, dkk (2021: 426) model PBL merupakan
pembelajaran yang menyajikan permasalahan diawal pembelajaran kepada
peserta didik dan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan kata lain peserta
didik belajar dari permasalahan dan memecahkan masalah serta mencarikan
solusi dari permasalahan yang diberikan. Selain itu Wahyudi (dalam Nur,
2016: 134) menambahkan bahwa PBL mampu meningkatkan keterampilan
proses sains dan hasil belajar peserta didik dibandingkan model
konvemsional. Kemudian Nafiah dan Suyanto (2014: 127) menambahkan
melalui PBL peserta didik memeperoleh masalah-masalah yang realisitis, dan
menekankan pada pengguanaan komunikasi, kerjasama, dan sumber-sumber
yang ada untuk merumuskan ide dan mengembangkan keterampilan
penalaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model PBL merupakan
pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik
yang dilakukan secara berkelompok yang menekanan komunikasi dan
35

kerjasama untuk merumuskan sebuah ide serta mengembangkan keterampilan


penalaran dan pendidik hanya berperan sebagai fasilitator.
Model PBL ini memiliki beberapa sintaks dalam proses pembelajaran.
Menurut Arends (dalam Nur, 2016: 134-135) mengemukakan sintaks PBL
yang berhubungan dengan kegiatan pendidik sepert pada tebel berikut ini.
Tabel 2.1 Sintaks Model PBL
Tahap Kegiatan Pendidik
Tahap 1: Melakukan Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
orentasi masalah logistic (bahan dan alat) apa yang dibutuhkan bagi
kepada peserta penyelesaian masalah, serta motivasi peserta idik untuk
didik. terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap 2: Pendidik membantu peserta didik untuk mendefinisikan
Mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
peserta didik untuk
belajar.
Tahap 3: Pendidik mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing informasi yang sesaui, melaksanakan eksperimen untuk
kelompok mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
investigasi.
Tahap 4: Pendidik membantu peserta didik dalam memecahkan
Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesaui dengan tugas yang
dan menyajikan diberikan, seperti laporan, video, dan model serta
hasil karya. membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Tahap 5: Pendidik membantu peserta didik untuk melakukan


Menganalisis dan refleksi atau evaluasi terhadap hasil penyelidikannya,
mengevaluasi proses serta proses-proses pembelajaran yang telah
pemecahan masalah. dilaksanakan.
Senada dengan pendapat tersebut, Kemdikbud (dalam Maryati, 2018:
69) menguraikan tahap-tahap model PBL sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tahapan-Tahapan Model PBL
Tahap Kegiatan Pendidik
1 2
Tahap 1: Melakukan Menjelasakan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
orentasi masalah yang diperlukan. Memberikan motivasi agar peserta didik
kepada peserta terlibat aktif dalam pemecahan masalah.
didik.
Tahap 2: Membantu dan mendefinisikan dan mengorganisasikan
36

Mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.


peserta didik untuk
belajar.
Tahap 3: Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
Membimbing yang sesuai, melakasanakan eksprimen untuk
kelompok mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
investigasi.
Tahap 4: Membantu peserta didik dalam merencanakan dan
Mengembangkan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan
dan menyajikan berbagi tugas dengan teman.
hasil karya.
Tahap 5: Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
Menganalisis dan dipelajari atau meminta kelompok untuk presentasi hasi
mengevaluasi proses diskusi.
pemecahan masalah.
Model PBL ini memiliki kelebihan dan kekurangan Menurut
Warsono dan Hariyanto (dalam dalam Nur, 2016: 135) kelebihan dari PBL
ini adalah sebagai berikut:
a) Peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa
tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan
pembelajaran dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
b) Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-
teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman
sekelasnya.
c) Makin mengakrabkan pendidik denga peserta didik.
d) Membiasakan peserta didik dalam menerapkan metode eksperimen.
Sedangkan kekurangan dari model PBL ini adalah sebagai berikut:
a) Tidak banyak pendidik yang mampu mengantarkan peserta didik
kepada pemecahan masalah.
b) Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang.
c) Aktivitas peserta didik yang dilaksanakan di luar kelas sulit dipantau
oleh pendidik.
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan oleh
Dewi, dkk (2020: 472) juga menemukan kelebihan dan kekurangan model
PBL. Kebihan model PBL diuraikan sebagai berikut:
a) Memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dengan saling
bertukar informasi dalam waktu bersamaan.
37

b) Peserta didik dapat saling berkomunikasi dengan temannya guna


memperoleh informasi dari hasil pengerjaan mengenai materi yang
dipelajari.
c) Dengan bertukar informasi peserta didik lebih mudah dalam
mendapatkan informasi.
d) Peserta didik terlibat aktif dalam menyelesaikan latihan soal dan
berbagi informasi.

Sedangkan kekurangan yang ditemukan pada penelitian tersebut


adalah sebagai berikut:
a) Beberapa peserta didik hanya memahami soal yang hanya
dikerjakan oleh dirinya sendiri.
b) Dengan waktu yang terbatas, peserta didik harus selesai dalam
mepersentasikan hasil pengerjaannya.
6. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
SPLTV merupakan salah satu materi yang dipelajari peserta didik di
kelas X SMA sederajat. Sebelum peserta didik mempelajari SPLTV, peserta
didik harus paham terlebih dahulu tentang materi SPLDV yang mana kedua
materi ini akan saling berkaitan dan juga akan berguna untuk materi yang
akan dipelajari selanjutnya di kelas XI yaitu Program Linear. Menurut Ariska
& Rahman serta Sigit (dalam Angga Novian, 2021: 63) kesulitan peserta
didik dalam menyelesaikan masalah kontekstual SPLTV tersebut umumnya
dikarenakan tidak memahami konsep, tidak memahami situasi masalah dalam
soal dan tidak mampu membuat model matematikanya.
Berdasarkan silabus pembelajaran, materi SPLTV yang harus
diberikan kepada peserta didik terdiri dari dua Kompetensi Dasar (KD) yaitu
(1) menyusun sistem persamaan linear tiga variabel dan (2) menyelesaikan
masalah kontekstual yang brekaitan dengan sistem persamaan linear tiga
variabel.
SPLTV biasanya membahas tentang permasalahan kontekstual yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menyelesaikan permasalahan
38

SPLTV ini menggunakan dua metode yakni substitusi dan eliminasi. Sesuai
dengan namanya SPLTV ini terdiri dari tiga variabel. Contohnya
permasalahannya seperti : Seorang penjual padi mencampur tia jenis padi.
Campuran pertama terdiri dari 1 kg jenis sijunjuang, 2 kg jenis anak daro, dan
3 kg jenis bujang marantau dengan harga Rp19.500.00,-. Campuran beras
kedua terdiri dari 2 kg jenis sijunjuang dan 3 kg jenis anak daro dengan harga
Rp19.000.00,-. Campuran beras ketiga terdiri atas 1 kg jenis anak daro dan 1
kg jenis bujang marantau yang dijual dengan harga Rp6.250.00,-. Harga
beras jenis apakah yang paling mahal?
Berdasarkan permasalahan tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat
tiga jenis padi yaitu sijunjuang, anak daro, dan bujang marantau. Ini
menunjukkan bahwa pada permasalahan tersebut terdapat tiga variabel.
Berdasarkan buku matematika SMA/MA/SMK/MK yang dikeluarkan oleh
Kemendikbud edisi revisi pada tahun 2017, untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut perlu diterjemahkan ke dalam bentuk matematika.
Bentuk persamaan umum dari SPLTV yaitu:
a1x + b1y + c1z = d1
a2x + b2y + c2z = d2
a3x + b3y + c3z = d3
Umumnya dalam menyelesaikan permasalahan SPLTV
menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Eliminasi adalah menghilang
satu variabel untuk mencari nilai variabel laiinya. Sedangkan substitusi
adalah mengganti variabel dengan nilai yang telah dicari dengan cara
eliminasi atau bisa juga terdapat pada soal yang disediakan. Berdasarkan
permasalahan di atas cara menyelesaikannya adalah sebagai berikut:
a. Menterjemahkan permasalahan ke dalam bentuk matematika atau
bentuk umum persamaan SPLTV.
Misalkan : Harga padi jenis sijunjung dimisalkan dengan varibel x
Harga padi jenis anak daro dengan variabel y
39

Harga padi jenis bujang marantau dengan variabel z


Sehingga dari permisalan tersebut didapatkan bentuk persamaan
sebagai berikut:
x + 2y + 3z = 19.500
2x +3y = 19.000
y + z = 6.250
b. Melakukan eliminasi dan substitusi terhadap persamaan.
c. Setelah melakukan eliminasi dan substitusi akan didapatkan
himpunan penyelesaian dengan urutan (x, y, z) yang memenuhi
sistem tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Ramadhani dan Firmansyah (2021: 452)
yang menyimpulkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan belajar pada
materi sistem persamaan linear tiga variabel di SMA Negeri 1 Cikarang
Timur. Kesulitan tersebut terlihat ketika siswa belum memahami konsep dan
prinsip dari materi SPLTV, siwa masih keliru dalam perhitungan aljabar, dan
kendala jaringan juga menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.
Berdasarkan judul yang peneliti angkat dalam penelitian ini salah satu ayat
Al-Qur’an yang dapat dikaitkan dengan materi SPLTV adalah QS. Al-
Wqi’ah ayat 7-10.

            

     


Artinya: “(7) Dan kamu menjadi tiga golongan. (8) Yaitu golongan kanan.
alangkah mulianya golongan kanan itu. (9) Dan golongan kiri. alangkah
sengsaranya golongan kiri itu.(10) Dan orang-orang yang beriman paling
dahulu.
Berdasarkan arti dari potongan ayat tersebut bahwa terdapat tiga
golongan yaitu golongan kanan, golongan kiri, dan orang-orang yang
beriman. Dapat diartikan ke dalam bahasa matematika bahwa terdapat tiga
variabel berdasarkan ayat tersebut.
40

Selanjutnya contoh SPLTV yang berkaitan dengan wawasan Budaya


Minangkabau. Contohnya adalah masalah jual beli produk-produk Budaya
Minangkabau seperti kain batik, alat musik, pakaian adat, dan lain-lain. Hal
ini dikarenakan SPLTV erat kaitannya dengan kegiatan jual beli dalam
kehidupan sehari-hari. Jual beli ini juga terdapat dalam Al-Qur’an yang
berbunyi:

           

                

              

       


Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya
apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),
Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya”.
Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah ‫ ﷻ‬telah
menghalkan jual beli dan mengharamkan riba. Sehingga salah satu mata
pencarian masyarakat Minangkabau adalah berdagang. Hal ini juga
didasarkan pada pepatah Minangkabau yang mengatakan “Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”. Pepatah ini sangat terkenal dikalangan
masyarakat Minangkabau yang memiliki arti bahwa adat dalam Budaya
Minangkabau didasarkan pada kitab umat Islam yaitu Al-Qur’an. Contoh
soal SPLTV yang di dalamnya terdapat wawasan Budaya Minangkabau
seperti:
41

“Tiga kolektor batik membeli kain-kain batik Minangkabau di sebuah


toko. Dimana kolektor pertama membeli 2 kain batik motif Pucuk Rabuang,
1 kain batik Kaluak Paku dan 3 kain batik motif Saluak Laka dengan harga
Rp2.400.000,-. Kemudian kolektor kedua membeli 2 kain batik motif Pucuk
Rabuang dan 2 kain batik motif Kaluak Paku seharga Rp1.600.000,-.
Sedangkan kolektor ketiga membeli 1 kain batik motif Saluak Laka seharga
Rp400.000,-. Berdasarkan hal tersebut berapa harga 1 kain batik motif Pucuk
Rabuang dan 1 kain batik motif Kaluak Paku?”
7. Validitas
Sudaryono (2016 : 147) mengatakan bahwa validitas atau kesahihan
berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Kemudian ditambahkan
oleh Sudjana (dalam Pakpahan, dkk, 2021: 106) yang mengatakan bahwa
validitas merupakan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai
sehingga betul-betul menilai apa yang harus dinilai. Selain itu Sireci (dalam
Hendryadi, 2017: 171) yang menjelaskan bahwa validitas merupakan usaha
peneliti untuk mengevaluasi kegunaan dan kelayakan instrumen atau tes
harus dipertahankan untuk tujuan tertentu, sehingga bukti yang memadai
dapat diajukan untuk mempertahankan penggunaan instrumen atau tes untuk
tujuan tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
validitas merupakan kebenaran, keabsahan dan ketepatan produk untuk
digunakan dalam proses pembelajaran.
Menurut Sudaryono (2016 : 148) validitas instrumen atau tes dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: (1) validitas isi; (2) validitas konstruk
atau validitas konsep; dan (3) validitas empiris atau validitas kriteria.
Selanjutnya ketiga jenis instrumen tersebut dijelaskan oleh Hendryadi (2017:
171-172) sebagai berikut:
a. Validitas Isi
42

Validitas isi merupakan validitas yang dievaluasi melalui


pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi instrument dan tes
melalui analisis rasional oleh badan atau panel yang ahli serta
berkompeten.
b. Validitas Konsep
Sebuah tes telah divaliditas konsep jika menunjukkan hubungan
antara nilai tes dan prediksi sifat teoritis.
c. Validitas kriteria
Validitas kriteria adalah sebuah ukuran validitas yang ditentukan
dengan cara membandngkan skor-skor tes dengan kinerja tertentu pada
sebuah ukuran luar. Maksud dari ukuran luar ini adalah memiliki
hubungan teoritis dengan variabel yang akan diukur oleh tes tersebut.
Berdasarkan BSNP tahun 2007, kelayakan pengembangan sebuah
bahan ajar atau LKPD dapat dilihat dari segi kelayakan isi, kelayakan
bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan grafis. Kriteria kelayakan pada
pengembangan sebuah LKPD, yaitu :
1) Kelayakan Isi
Pada kriteria kelayakan isi, terdapat beberapa komponen
penilaian, yaitu :
a) Kesesuaian materi dengan SK dan KD
b) Ketepatan atau keakuratan materi
c) Kemutakhiran materi
2) Kelayakan Penyajian
Untuk kelayakan penyajian, indikator penilaian yang tercakup
adalah :
a) Teknik penyajian
b) Penyajian pembelajaran
c) Kelengkapan penyajian
3) Kelayakan Kebahasaan
Pada kelayakan kebahasaan, komponen yang menjadi indikator
penilaian, yaitu :
a) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
b) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
4) Kelayakan Kegrafikan
43

Aspek penilaian pada kelayakan kegrafisan pada


pengembangan sebuah LKPD, yaitu :
a) Kejelasan tata letak
b) Kualitas dan daya tarik LKPD
c) Kualitas hasil cetakan

Berdasarkan uraian di atas kriteria kelayakan pada pengembangan


sebuah LKPD terdapat empat kriteria yaitu: 1) Kelayakan isi, 2) Kelayakan
penyajian, 3) Kelayakan kebahasaan, dan 4) Kelayakan kegrafikan yang
mana telah diuraikan dalam BSNP tahun 2007. Menentukan validitas dari
sebuah instrumen dapat menggunakan Skala Linkert. Skala Linkert
dikembangkan oleh seorang ilmun yang bernama Rensis Lenkirt. Validitas
sebuah instrumen dihitung mnggunakan pembobotan lembar angket
berdasarkan Skala Linkert. Responden hanya bertugas untuk memberikan
persetujuan atau tidak terhadap butir soal atau penyataan tersebut. (Riduwan,
2010).
8. Praktikalitas
a. Pengertian Praktikalitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) praktikalitas atau
kepraktisan diartikan sebagai suatu yang bersifat praktis dan efisien.
Arikunto (2010) mengartikan kepraktisan adalah kemudahan-kemudahan
yang ada dalam instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan,
menggunakan, menginterpretasikan/memperoleh hasil, maupun
kemudahan dalam menyimpannya. Sebuah instrumen dapat dikatakan
baik apabila dalam penggunaanya tidak membutuhkan waktu yang lama
dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Menurut Marlini dan
Rahmawati (2019: 279) mengatakan bahwa kepraktisan dapat diartikan
sebagai kemudahan dalam pneyelenggaraan, membuat instrumen, dan
dalam pemeriksaan atau penentuan keputusan yang objektif, sehingga
keputusan tidak menjadi bias dan meragukan. Selain itu kepraktisan
sebuah alat evaluasi lebih menekankan pada tingkat efisiensi alat
44

evaluasi tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa praktikalitas


merupakan kemudahan dan keterlaksanaan alat evaluasi baik dalam
menggunakannya, pemeriksaannya maupun penyimpanannya.
b. Komponen Praktikalitas
Menurut Garson, dkk (dalam Marlini dan Rismawati, 2019: 279)
mengtakan bahwa komponen-komponen praktikalitas yang dapat
digunakan untuk mengukur kepraktisan suatu alat evaluasi adalah
sebagai berikut:
1) Waktu yang diperlukan untuk menyusun tes tersebut
2) Biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan tes tersebut
3) Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tes
4) Tingkat kesulitan penyusunan tes
5) Tingkat kesulitan dalam proses pemerikasaan tes
6) Tingkat kesulitan dalam melakukan interpretasi trhadap hasil tes.
Selain itu menurut Jannah dan Ellizar (2018: 104) komponen
praktikalitas meliputi:
1) Kemudahan penggunaan
2) Efisiensi waktu belajar
3) Manfaat LKPD.
Kemudian ditambahkan oleh Agustyaningrum dan Gusmania
(2017: 414) komponen praktikalitas adalah sebagai berikut:
1) Kemudahan penggunaan yang meliputi beberapa aspek yaitu:
a) LKPD membantu memahami materi yang dipelajari
b) LKPD mendorong peserta didik dalam memahami materi
c) Bahasa yang digunakan dalam LKPD mudah dipahami
d) Petunjuk penggunaan LKPD mudah dipahami dan
dimengerti.
2) Penyajian juga meliputi beberapa aspek yaitu:
a) Tampilan LKPD yang menarik
b) Mebuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar.
45

Berdasarkan pendapat di atas komponen yang digunakan dalam


penelitian ini adalah komponen praktiklaitas yang dikemukan oleh
Agustyaningrum dan Gusmania yang meliputi beberapa aspek.
c. Instrumen Praktikalitas
Pada umumnya praktikalitas suatu instrumen dapat diuji
menggunakan angket. Angket yang digunakan yaitu angket kepraktisan
yang diisi oleh peserta didik untuk melihat tanggapan, motivasi dan
pemahaman peserta didik terhadap materi yang ada dalam instrumen
yang dikembangkan (Pratiwi & Festiyed, 2017).
B. Penelitian Relevan
Berdasarkan studi kepustakaan yang telah dilakukan terdapat beberpa
penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Berikut
beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan:
1. Penelitian Rozi Fitriza, Mezi Szah Putra, Duski Samad (2020) dengan judul
“Pengembangan Lembar Kerja Pesera Didik Berwawasan Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau dalam Pembelajaran Matematika kelas X”.
Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D Thiagarajan yang
terdapat empat tahap yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan),
Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran). Kesimpulan dari
penelitian adalah LKPD matematika berwawasan Al-Qur’an dan budaya
minangkabau untuk peserta didik kelas X materi sistem persamaan linier tiga
variabel dinilai valid dan praktis. Penelitian yang dilakukan hanya sampai
pada tahap develop. Perbedaanya degan penelitian yang peneliti lakukan
adalah terlihat pada judul. Bahwasanya pada proposal ini LKPD terintegrasi
Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL. LKPD ini
menggunakan langkah penyelesaian masalah berdasarkan tahapan PBL.
2. Penelitian Rischa Sukma, Maimunah, dan Titi Solfitri tahun 2020 mengenai
“pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan model
problem based learning pada materi sistem persamaan linier tiga variabel
46

untuk peserta didik kelas X SMA/MA”. Perangkat pembelajaran yang


dikembangkan dalam penelitian ini adalah silabus, RPP dan LKPD. Model
pengembangan yang digunakan adalah 4-D yang terdiri dari empat tahap
yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop
(Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penegmbangan perangkat
pembelajaran matematika dengan model problem based learning pada materi
sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV) kelas X SMA/MA telah
dinilai valid dan praktis. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti
lakukan adalah terdapat pada perangkat yang peneliti kembangkan. Pada
penelitian ini peneliti mengembangkan LKPD yang di dalamnya terdapat
ientegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau dengan materi SPLTV
berbasis PBL.
3. Setelah itu Erna Anggreini, Zulkarnain dan Rezi Ariawan juga melakukan
penelitian mengenai “pengembangan perangkat pembelajaran matematika
dengan problem based learning (PBL) pada materi sistem persamaan linear
tiga variabel di kelas X SMK Yabri Terpadu Pekanbaru”. Perangkat
pembelajarn yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah RPP dan
LAS/LKPD. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan
ini telah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran
matematika dengan problem based learning (PBL) pada materi sistem
persamaan linear tiga variabel (SPLTV) yang teruji kevalidan dan
kepraktisannya. Perbedaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan
adalah terdapat pada perangkat yang akan peneliti kembangkan. Pada
penelitian ini peneliti mengembangkan LKPD yang di dalamnya terdapat
integrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau dengan materi SPLTV
berbasis PBL.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah Sa’adah Amir, Nola Nari, Ummul Huda
(2019) yang berjudul “Pengembangan LKPD SPLTV Terintegrasi Islam dan
47

Budaya Minangkabau di SMA/MA”. Penelitian ini menggunakan model


pengembangan 4-D Thiagarajan yang terdapat empat tahap yaitu Define
(Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), dan
Disseminate (Penyebaran). Namun pada penelitian ini tahap penyebaran tidak
dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya. Kesimpulan dari penelitian
adalah LKPD SPLTV terintegrasi Islam dan Budaya Minangkabau pada
SMA/MA yang dirancang sudah valid dari segi kelayakan isi/materi,
kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikan dan LKPD
ini sudah praktis dari segi kemudahan peserta didik menggunakan LKPD.
Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah LKPD yang
akan dikembangkan berbasis PBL. Dimana dalam menyelesaikan
permasalahan SPLTV menggunakan langkah/tahap PBL. Kemudian LKPD
yang peneliti kembangkan terfokus pada integrasi Al-Qur’an bukan Islam
secara keseluruhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode
penelitian dan pengembangan atau R&D (Research and Development). Menurut
Putra (dalam Sudaryono, 2016: 15) mengatakan bahwa metode R&D adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu,
dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan LKPD yang diuji validitas dan tingkat praktikalitasnya
sehingga menghasilkan sebuah LKPD berbasis PBL yang layak pakai untuk
materi SPLTV yang di dalamnya terdapat wawasan Al-Qur’an dan Budaya
Minangkabau.
B. Model Pengembangan
Model pengembangan LKPD yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
model 4-D. Menurut Kristanti dan Julia (2017: 40-41) model ini dikemukakan
oleh Thiagarajan yang terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian (define),
perencanaan (design), pengembangan (development), dan penyebaran
(disseminate). Pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap ketiga yaitu
tahap pengembangan. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu dan biaya
penelitian. Ketiga tahap yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan oleh
Sohilait (2020: 109-111) sebagai berikut:
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap ini bertujuan untuk menentukan dan mendefinisikan syarat-
syarat yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan menganalisis tujuan dan
batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Kemudian mengumpulkan
berbagai informasi yang berkaitan dengan produk yang dikembangkan.
Secara umum dalam tahap pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis
kebutuhan pengembangan. Sehingga pada model lain, tahap pendefinisian
ini juga disebut sebagai analisis kebutuhan. Dalam konteks pengembangan

48
49

bahan ajar (modul, buku, LKPD), tahap pendefinisian dilakukan dengan


cara:
a. Analisis Ujung Depan (Analisis Awal)
Analisis awal dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang
dihadapi pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran matematika
sehingga melatarbelakangi dilakukannya pengembangan. Dengan
melakukan analisis ujung depan ini peneliti dapat mengetahui dan
memperoleh informasi mengenai fakta yang terajadi dalam
pembelajaran matematika. Hal ini dapat membantu peneliti dalam
memilih perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Analisis ujung
depan dapat dilakukan dengan cara melihat hasil belajar peserta didik
melalui nilai Ulangan Harian (UH) dan melakukan wawancara dengan
pendidik untuk meperoleh informasi dari sekolah tempat peneliti
melakukan penelitian.
b. Analisis Kurikulum
Langkah yang dilakukan peneliti dalam analisis kurikulum
adalah mengkaji kurikulum yang berlaku pada saat melakukan
penelitian. Dalam kurikulum terdapat kompetensi yang akan dicapai.
Analisis kurikulum berguna untuk menetapkan pada kompetensi yang
mana bahan ajar tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena
ada kemungkinan tidak semua kompetensi yang terdapat pada
kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya.
c. Analisis Karakteristik Peserta Didik
Seperti layaknya seorang pendidik dalam mengajar, pendidik
harus mengenali karakteristik peserta didik yang akan menggunakan
bahan ajar. Hal ini harus diperhatikan karena semua proses
pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Dalam kaitannya dengan pengembangan bahan ajar, karakteristik
peserta didik perlu diketahui untuk penyusunan bahan ajar yang sesuai
50

dengan kemampuan akademiknya. Misalnya apabila tingkat pendidkan


peserta didik masih rendah, maka penulisan bahan ajar harus
memperhatikan penggunaan bahasa yang sederhana. Kemudian
apabila minat baca peserta didik rendah maka bahan ajar perlu
ditambahakan ilustrasi gambar yang menarik agar peserta didik
termotivasi untuk membacanya.
d. Analisis Sumber Belajar
Melakukan analisis sumber belajar bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam pembelajaran matematika menggunakan buku atau
sumber belajar lainnya. Kemudian melihat kesesuain sumber belajar
yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
sudah tersedia bagi peserta didik di sekolah. Selain itu, analisis sumber
belajar ini dilakukan untuk menganalisis sumber belajar tambahan yang
diperlukan dalam pembelajaran matematika yang dapat mempermudah
peserta didik.
e. Analisis Literatur Format Penulisan
Sebelum menulis bahan ajar, tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang akan diajarkan perlu dirumuskan terlebih dahulu. Hal
ini berguna untuk membatasi peneliti agar tidak menyimang dari tujuan
semula pada saat sedang menulis bahan ajar.
2. Tahap Perancangan (Design)
Setelah memperoleh permasalahan dari tahap pendefinisian, tahap
selanjutnya adalah perancangan. Dalam tahap perancangan, peneliti sudah
membuat produk awal (prototype) atau rancangan produk. Pada konteks
pengembahan bahan ajar berupa LKPD, tahap ini dilakukan untuk membuat
LKPD sesuai dengan kerangka isi hasil analisis kurikulum dan materi.
3. Tahap Pengembangan (development)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran
yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Dalam konteks
51

pengembangan bahan ajar salah satunya LKPD, tahap pengembangan


dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan LKPD tersebut kepada
pakar melalui kegiatan validasi. Kemudian hasil validasi ini digunakan untuk
memperbaiki materi atau rancangan LKPD tersebut. Selanjutnya dilakukan
pengujian kepada peserta didik untuk melihat kepraktisan LKPD saat
digunakan dalam pembelajaran matematika.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV diperlukan prosedur yang
terstruktur dan terarah. Berdasarkan model pengembangan yang dipilih yaitu
model 4-D, peneliti hanya menggunakan tahap pendefinisian (define),
perencanaan (design), dan pengembangan (development) yang diuraikan sebagai
berikut:
1. Pendefinisian (define)
Tahap ini terdapat aktivitas untuk mengumpulkan informasi dan
menetapkan produk yang dikembangkan. Aktivitas yang peneliti lakukan
adalah sebagai berikut:
a. Analisis Ujung Depan (Anslisi Awal)
1) Menganalisis nilai Ulangan Harian (UH) peserta didik kelas X SMA
Negeri 2 Batusangkar tentang materi SPLTV. Kegiatan ini dilakukan
untuk melihat kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Sehingga hal ini yang melatar belakangi penelitian ini.
2) Melakukan wawancara kepada pendidik matematika yang
bersangkutan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui secara
langsung proses pembelajaran yang dilakukan, permasalahan atau
kendala yang dialami, pendektan yang digunakan, dan hal-hal lain
yang diperlukan untuk penelitian ini.
52

b. Analisis Kurikulum
Dalam analisis kurikulum, peneliti melakukan wawancara dengan
salah seorang pendidik matematika kelas X terkait kurikulum yang
digunakan di sekolah. Peneliti juga bertanya kepada pendidik mengenai
Kompetensi Dasar (KD) dan tujuan pembelajaran yang digunakaan pada
materi SPLTV. Kemudian peneliti juga menganalisis dan menyesuaikan
serta menyusun tujuan pembelajaran pada materi SPLTV berdasarkan
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) yang
disingkat dengan PBL.
c. Analisis Karakteristik Peserta Didik
Langkah yang peneliti lakukan dalam melakukan analisis
karakteristik peserta didik adalah sebagai berikut:
1) Melakukan wawancara dengan peserta didik. Wawancara ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja kendala peserta didik dalam
pembelajaran matematika terkhususnya pada materi SPLTV.
Sehingga peneliti dapat mengetahui apa saja kekurangan yang
dirasakan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Melakukan analisis peserta didik. Analisis ini digunakan untuk
mengentahui bagaimana gaya belajar peserta didik sehingga dapat
memotivasi mereka dalam pembelajaran matematika terkhususnya
pada materi SPLTV. Hal ini dapat digunakan sebagai panduan
untuk mengembangkan LKPD yang baik dari segi gambar, bahasa
yang digunakan, dan hal-hal yang dirasa perlu nantinya.
d. Analisis Sumber Belajar
Analisis terhadap sumber belajar ini dilakukan untuk mengetahui
sumber belajar apa saja yang biasa digunakan peserta didik dalam
pembelajaran matematika. Tujuannya untuk melihat kesesuaian bahan
ajar tersebut dengan kebutuhan peserta didik.
53

e. Analisis Literatur Format Penulisan LKPD


Melakukan analisis literatur format penelitian LKPD yang baik
dan benar sesuai dengan komponen-komponen penyusunnya.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, LKPD yang terintegrasi Al-Qur’an
dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL dapat diterapkan dalam
pembelajaran SPLTV di kelas X SMA Negeri 2 Batusangkar. Sehingga
nantinya dapat digunakan untuk kemampuan pemecahan masalah peserta
didik.
2. Perancangan (design)
Tahap selanjutnya adalah perancangan (design). Pada tahap ini
dilakukan perancangan LKPD yang sesuai dengan permasalahan yang
ditemukan di sekolah. Langkah-langkah pada tahap ini mulai dari pemilihan
format LKPD, merancang LKPD, mentukan judu LKPD, menulis LKPD
serta memilih instrumen penilaian yang akan digunakan.
3. Pengembangan (development)
Pada pengembangan ini melalui dua tahap yang diuraikan sebagai
berikut:
a. Validitas
Pada tahap ini peneliti melakukan uji validitas kepada valitador
yang ahli di bidang matematika. Berdasarkan Buletin BSNP (2007)
komponen validitas ini meliputi kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan
kegrafikan. Komponen-komponen yang akan di validasi dalam LKPD
ini yaitu:
Tabel 3.1 Validitas Lembar Kerja Peserta Didik
Instrume
Komponen Sub Komponen Indikator
n
A. Kelayakan 1. Kesesuaian a. Kelengkapan
Isi/Materi Materi dengan materi
SK dan KD b. Keluasan materi
c. Kedalaman materi
54

2. Keakuratan a. Konsep
Materi b. Prosedur
c. Ilustrasi
d. Fakta
3. Kemuktahiran a. Pendahuluan
Materi b. Inti
c. Akhir
B. Kelayakan 1. Teknik a. Konsistensi
Penyajian Penyajian b. Keruntutan
Materi c. Kontekstual
d. Keseimbangan
2. Penyajian a. Berpusat pada
Materi peserta didik
Pembelajaran b. Memunculkan
umpan balik untuk
evaluasi diri
c. Mengembangkan
keterampilan
proses
d. Memacu
kreativitas
e. Menciptakan
komunikasi
interaktif

3. Kelengkapan a. Pengantar
Penyajian b. Inti
c. Akhir
C. Kelayakan 1. Sesuai dengan a. Sesuai dengan
Bahasa perkembanga intelektual dan
n peserta sosial emosional
didik peserta didik
b. Sesuai dengan
perkembangan
cara berpikir
peserta didik.
c. Melalui bahasa
yang digunakan
dapat menjelaskan
kemampuan
matematika
55

2. Sesuai dengan a. Ketetapan bahasa


kaidah Bahasa b. Keruntutan dan
Indonesia keterpaduan
c. Ketetapan ejaan
D. Kelayakan 1. Kejelasan a. Penyajian ilustrasi
Kegrafikan Tata Letak b. Jenis
c. Ukuran huruf
d. Warna
e. Penggunaan
simbol-simbol
yang menarik dan
memudahkan
peserta didik
2. Kualitas dan a. Sampul atau cover
Daya Tarik LKPD
LKPD b. Penampilan isi
LKPD
3. Kualitas Hasil a. Daya saing LKPD
Cetakan dengan LKPD lain
b. Ukuran LKPD
(Sumber : Buletin BSNP (2007))

Selanjutnya peneliti melakukan validasi angket respon peserta


didik yang juga terdiri dari empat aspek yaitu aspek materi, penyajian,
bahasa, dan grafik.

b. Praktikalitas
Tahap praktikalitas ini bertujuan untuk melihat kemudahan
pemakaian LKPD yang dikembangkan. Pada tahap ini peneliti hanya
menguji cobakan pada satu kelas X yang ada di SMA Negeri 2
Batusangkar. Aspek praktikalitas yang diukur yaitu:
3.2 Praktikalitas Lembar Kerja Peserta Didik
Metode
Aspek Butir Pengumpulan Instrumen
Data
Kemudahan a. LKPD membantu Pengisian Lembar
Penggunaan memahami materi angket respon angket
LKPD SPLTV oleh peserta praktikalitas
56

berwawasan b. LKPD dapat didik


Al-Qur’an dan mendorong peserta
Budaya didik untuk
Minagkabau memahami materi
berbasis PBL SPLTV
pada materi c. Bahasa yang
SPLTV digunaka dalam
LKPD mudah
dimengerti dan
dipahami
d. Pentunjuk
penggunaan
LKPD mudah
dipahami dan
dimengerti.
Penyajian Tampilan LKPD yang
menari sehingga
LKPD
membuat peserta didik
lebih termotivasi
dalam pembelajaran
matematika,
khususnya pada
materi SPLTV.
(Sumber : Agustyaningrum dan Gusmania (2017)

E. Subjek Uji Coba


Tahap selanjutnya setelah produk LKPD yang divalidasi dan direvisi oleh
validator diujicobakan ke lapangan. Subjek uji coba penggunaan LKPD
terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL pada materi
SPLTV ini adalah kelas X,IPA.3 di SMA Negeri 2 Batusangkar.
F. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dari uji coba produk pengembangan LKPD
berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif pada penelitian ini adalah
perhitungan skor untuk mengukur kevalidan dan kepraktisan produk yang
dihasilkan. Sedangkan data kualitatif berupa tanggapan, masukan, kritik dan
saran perbaikan berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh dari lembar validasi.
57

G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Lembar Validasi LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV.
Lembar validasi terdiri dari dua jenis skala yaitu skala Guttman dan
Linkert. Lembar validasi menggunakan skala Guttman dengan kriteria Ya
atau Tidak. Lembar validasi menggunakan skala Linkert yang terdiri dari
lima alternatif jawaban, yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 yang menyatakan tidak valid,
kurang valid, cukup valid, valid, dan sangat valid. Dalam penelitian ini
instrumen lembar validasi menggunakan skala Linkert (Delfita, dkk, 2020:
1187). Lembar validasi LKPD mengandung aspek-aspek pada tabel 3.1
yang dikembangkan ke dalam beberapa pernyataan yang terdapat pada
Lampiran II Halaman 94. Hasil validasi LKPD dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
2. Lembar Angket Praktikalitas
Lembar angket praktikalitas atau angket respon peserta didik ini
bertujuan untuk mengetahui tanggapan atau respon yang diberikan oleh
peserta didik setelah mengerjakan LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV. Skala yang
digunakan adalah skala Linkert. Lembar validasi angket respon peserta
didik ini diisi oleh tiga orang validator. Hasil validasi angket respon peserta
didik dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3. Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik
Validator Skor
NO Aspek Jumlah % Kategori
1 2 3 Max
1. Format 3 3 4 10 12 83,33 Valid
Angket
2. Bahasa yang 6 6 8 20 24 83,33 Valid
Digunakan
58

3. Butir 6 6 8 20 24 83,33 Valid


Pertanyaan
Jumlah 15 15 20 50 60 83,33 Valid

Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, terlihat bahwa hasil validasi angket


respon peserta didik tergolong valid. Data hasil validasi angket respon
peserta didik dapat dilihat pada Lampiran II Halaman 94.
Lembar angket respon peserta didik ini dibuat untuk melihat sejauh
mana kemudahan dalam pemakaian LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV. Angket ini
diisi oleh peserta didik. Sebelum angket ini diisi oleh peserta didik, angket
ini telah divalidasi oleh validator. Data hasil praktikalitas peserta didik
dapat dilihat pada Lampiran V Halaman 134.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan
kualitatif yang dapat dilihat dari:
1. Persentase kevalidan dan kepraktisan setiap kriteria dihitung menggunakan
rumus berdasarkan pendapat Maulia dan Wulandari (2018: 355).

Persentase =

2. Analisis Validitas
Analisis validitas digunakan untuk menganalisis lembar validasi
LKPD dan angket respon peserta didik. Analisis data menggunakan rumus
pada poin 1 dengan kriterian sebagai berikut:
Tabel 3.4. Kriteria Kevalidan
Rata-Rata Skor Tingkat Validitas
85,01% - 100,00% Sangat Valid
70,01% - 85,00% Valid
50,01% - 70,00% Kurang Valid
01,00% - 50,00% Tidak Valid
Sumber: (Delfita, dkk, 2020: 1188).
59

3. Analisis Praktikalitas
Analisis kepraktisan LKPD dilakukan dengan melihat hasil angket
respon peserta didik. Data yang didapatkan dikumpulkan dan dihitung
menggunakan rumus pada poin 1. Menurut Sa’dun (dalam Delfita, dkk, 2020:
1188) perangkat pembelajaran dapat digunakan jika tingkat kepraktisan lebih
dari 70%. Adapun kriteria praktikalitas LPKD berdasarkan skala Likert yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5. Kriteria Praktikalitas
Tingkat
Tingkat Pencapaian
Praktikalitas
85,01% - 100,00% Sangat Praktis
70,01% - 85,00% Praktis
50,01% - 70,00% Kurang Praktis
01,00% - 50,00% Tidak Praktis
Sumber: (Delfita, dkk, 2020: 1188).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap pendefinisian ini memuat kegiatan untuk mengetahui dan
menentukan kebutuhan yang dibutuhkan dalam pembelajaran SPLTV.
Kemudian tahap ini juga digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi
mengenai produk yang dikembangkan. Tahap pendefinisian ini terdapat
beberapa tahap diantaranya :
a. Hasil Analisis Ujung Depan (Analisis Awal)
1) Hasil Analisis Nilai Ulangan Harian (UH) Peserta Didik Kelas X
SMA Negeri 2 Batusangkar tentang Materi SPLTV
Langkah awal yang peneliti lakukan adalah melakukan
analisis nilai UH. Peneliti melihat nilai UH kelas X.IPA.3 yang
diberikan oleh pendidik mantematika yang mengajar di kelas
tersebut. Dilihat dari hasil nilai UH pada materi SPLTV hanya
terdapat 5 orang peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dari 21 orang peserta didik yang terdapat di kelas
X.IPA.3.
2) Hasil Wawancara dengan Salah Seorang Pendidik Matematika
Kelas X SMA Negeri 2 Batusangkar
Setelah melakukan analisis nilai Ulangan Harian (UH)
peneliti melakukan wawancara kepada salah seorang pendidik
matematika yang mengajar di kelas X di SMA Negeri 2
Batusangkar. Pendidik tersebut menyampaikan bahwa pencapaian
kompetensi dasar (KD) masih belum optimal. Pendidik juga
menyampaikan bahwa terdapat dua KD dalam materi SPLTV yaitu
(1) menyusun sistem persamaan linear tiga variabel dari masalah
kontekstual dan (2) menyelesaikan masalah kontekstual yang

60
61

berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel.


Ketidaktercapaian KD ini disebabkan karena kemapuan pemecahan
masalah peserta didik yang masih rendah. Pendidik juga mengatakan
bahwa hasil belajar yang diperoleh perserta didik masih jauh dari
yang diharapkan. Faktor lainnya adalah kurangnya sumber belajar
dan fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran matematika.
Hal ini dapat diketahui bahwa peserta didik tidak memiliki
buku pengangan sebagai panduan bagi peserta didik dalam belajar.
Peserta didik hanya disuruh untuk mencatat apa yang dicatatkan oleh
pendidik di papan tulis. Pendidik juga mengakui bahwa dalam
pembelajaran masih menggunakan metode lama yaitu metode
ceramah. Dimana peserta didik hanya diminta untuk mencatat dan
mendengarkan penjelasan dari pendidik. Sehingga hal ini
mempengaruhi pemecahan masalah peserta didik dalam materi
SPLTV. Pendidik menggunakan metode ceramah bukan tanpa
alasan, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu pembelajaran dan
pendidik harus konsisten dengan rancangan pembelajaran yang telah
dirumuskan sebelumnya. Sehingga tidak melampaui batas waktu
yang telah ditentukan.
b. Hasil Analisis Kurikulum
Hasil analisis kurikulum didapatkan melalui wawancara yang
dilakukan dengan wakil kurikulum SMA Negeri 2 Batusangkar diperoleh
bahwa sekolah sudah menggunakan kurikulum 2013. Kemudian wakil
kurikulum juga menyampaikan bahwa SMA Negeri 2 Batusangkar juga
sudah melaksanakan integrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau dengan pembelajaran salah satunya yaitu pembelajaran
matematika. Hal ini tergambar dalam salah satu misi SMA Negeri 2
Batusangkar. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan salah
seorang pendidik matematika yang mengatakan bahwa pelaksanaan
62

kurikulum 2013 dan pengintegrasian Al-Qur’an dan Budaya Alam


Minangkabau belum terlakasana dengan maksimal pada pembelajaran
matematika. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan
pada pendidikan karakter dengan pembelajaran terpusat kepada peserta
didik dan pendidik hanya berperan sebagai fasilitator.
Tujuan dilakukannya analisis kurikulum ini adalah untuk
mengetahui kurikulum yang digunakan dan merumuskan tujuan
pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan LKPD terintegrasi Al-
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL pada materi
SPLTV. Komptensi Inti (KI) dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Kompetensi Sikap Spiritual yang ditumbuhkembangkan melalui keteladanan,
dan pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata

KI 2 pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik, yaitu berkaitan dengan
kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sedangkan pada Kompetensi Sikap Sosial berkaitan dengan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, kerjasama, responsive (kritis),pro-aktif (kreatif)
dan percaya diri, serta dapat berkomunikasi dengan baik.
KI 3 Kompetensi Pengetahuan, yaitu memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 Kompetensi Keterampilan, yaitu Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
63

Selanjutnya peneliti jabarkan Kompetensi Dasar, Indikator


Pencapaian Kompetensi dan tujuan pembelajaran SPLTV. Hal tersebut
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2 KD, IPK, Tujuan
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran
Kompetensi
3.3 Menyusun 3.3.1 Mengubah suatu 1. Melalui penggunaan model
Sistem Persamaan masalah yang diketahui PBL, peserta didik mampu
Linear Tiga ke dalam bentuk mengubah masalah yang
Variabel dari variabel. diketahui ke dalam bentuk
masalah 3.3.2 Menyusun Sistem variabel dengan tepat.
kontekstual. Persamaan Linear Tiga 2. Melalui model PBL,
Variabel dari soal peserta didik dapat menyusun
cerita. Sistem Persamaan Linear
Tiga Variabel dari soal cerita
4.3 Menyelesaikan 4.3.1 Menyelesaikan dengan benar.
masalah masalah kontekstual 3. Melalui model PBL,
kontekstual yang Sistem Persamaan peserta didik mampu
berkaitan dengn Linear Tiga Variabel mengetahui masalah
Sistem Persamaan dengan metode kontekstual yang terintegrasi
Linear Tiga elimnasi, substitusi dan Al-Qur’an dan Budaya Alam
Variabel. campuran. Minangkabau dengan metode
elimanasi, substitusi, dan
campuran dengan benar.

c. Hasil Analisis Karakteristik Peserta Didik


1) Hasil Wawancara dengan Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2
Batusangkar
Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan
beberapa peserta didik kelas X di SMA Negeri 2 Batusangkar. Hasil
wawancara yang peneliti peroleh adalah mereka mengalami
kesulitan dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah
matematika. Kemudian peneliti juga menanyakan kendala yang
dialami selama pembelajaran pada materi SPLTV. Peserta didik
mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam
64

memecahkan masalah SPLTV yang berkaitan dengan soal cerita


atau masalah kontekstual. Peserta didik juga menyampaikan bahwa
mereka kesulitan dalam membuat model atau persamaan dari sebuah
soal cerita atau kontekstual yang menyebabkan kesalahan
perhitungan.
Faktor lain yang menyebabkan peserta didik mengalami
kesulitan dalam belajar materi SPLTV adalah peserta didik tidak
memiliki buku pegangan. Sehingga peserta didik hanya menerima
dan mencatat apa yang disampaikan oleh pendidik. Peserta didik
juga terbiasa dengan pembelajaran yang terpusat kepada pendidik.
Hal ini mengakibatkan peserta didik cepat bosan, mengantuk,
mengobrol dengan teman sebaya, yang mengakibatkan peserta didik
tidak fokus dalam belajar matematika. Sehingga hal ini berdampak
pada pemecahan masalah peserta didik pada materi SPLTV.
Ditambah lagi dengan masalah yang dibahas peserta didik hanya
masalah yang dijelaskan oleh pendidik. Hal ini menyebakan peserta
didik hanya terpaku kepada masalah tersebut. Selain itu peserta
didik juga mengalami kesulitan dalam menyelasaikan masalah
lainnya. Permasalahan inilah yang menjadi salah satu latar belakang
peneliti dalam mengembangkan sebuah LKPD terintegrasi Al-
Qur’an dan Budaya Alam Minangabau berbasis PBL pada materi
SPLTV di SMA Negeri 2 Batusangkar.
2) Hasil Analisis terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2
Batusangkar
Analisis yang dilakukan terhadap peserta didik adalah
mengenai perbedaan karakteristik yang dapat menghambat
tercapainya tujuan pembelajaran. Karakteristik peserta didik yang
peneliti makasud adalah gaya belajar dan daya tangkap peserta didik
dalam pembelajaran yang diperlukan peserta didik. Analisis
65

karakteristik ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi


karakteristik peserta didik kelas X di SMA Negeri 2 Batusangkar
agar pengembangan LKPD yang peneliti lakukan sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan tepat sasaran.
Sebagaimana yang peneliti ketahui bahwa gaya belajar
berdasarkan karakteristik peserta didik terbagi tiga, yaitu auditori,
visual, dan kinestetik. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan,
dapat dilihat bahwa pada kelas X.IPA.3 yang menjadi kelas
penelitian peneliti, terdapat beberapa peserta didik yang lebih
memahami pembelajaran dari penjelasan pendidik saja, ada juga
yang tidak paham dengan penjelasan pendidik namum paham
dengan penjelasan dari teman sebaya. Kemudian ada juga yang
paham jika dijelasakan oleh pendidik dan setelah itu berdiskusi
dengan temannya. Berdasarkan hal tersbut menunjukkan bahwa
kelas tersebut cenderung memiliki gaya belajar auditori dan visual.
Selajutnya peneliti juga melihat perbedaan daya tangkap
peserta didik pada saat pembelajaran. pada saat pendidik
menjelaskan materi pembelajaran, ada yang antusias serta aktif dan
memahami materi yang disampaikan, ada yang diam saja namun
pada saat ditanya mengenai materi kurang memahami. Kemudian
ada juga yang diam namun mampu untuk memahami materi, ada
pula yang tidak memahami materi namun takut untuk bertanya, serta
ada yang antusias dan aktif namun kurang memahami materi yang
dijelaskan oleh pendidik.
Perbedaan karakteristik antara peserta didik inilah yang sebisa
mungkin bisa diminimalisasi oleh pendidik agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai sesuai dengan yang telah dirancang sebelumnya.
Kemudian dengan adanya analisis terhadap peserta didik ini dapat
membantu peneliti dalam mengembangkan LKPD sesuai dengan
66

karakteristik peserta didik. Sehingga semua hal yang terdapat dalam


LKPD ini, mulai dari cover sampai akhir dapat membantu peserta
didik dalam memahami materi SPLTV dan menyelesaikannya.
d. Hasil Analisis Sumber Belajar Kelas X IPA 3 di SMA Negeri 2
Batusangkar
Berdasarkan hasil analisis sumber belajar yang digunakan dalam
pembelajaran matematika kelas X di SMA Negeri 2 Batusangkar
diketahui bahwa peserta didik tidak menggunakan buku atau sumber
belajar lainnya dalam pembelajaran matematika. Buku matematika hanya
dimiliki oleh pendidik sebagai pegangan dalam mengajar. Peserta didik
hanya diminta untuk mencatat materi yang dijelaskan dan dicatatkan oleh
pendidik di papan tulis. Kemudian pendidik juga menggunakan catatan
yang disusun sendiri dari hasil pencarian dari buku matematika maupun
internet.
e. Hasil Analisis Literatur Format LKPD yang Baik dan Sesuai dengan
Komponen-Komponen Penyusunnya
LKPD dapat berperan sebagai penunjang atau pendamping bagi
sumber belajar yang digunakan oleh pendidik dan peserta didik. Hal ini
bertujuan agar peserta didik dapat berperan aktif dalam pembentukan
pengetahuannya, terwujudnya interaksi timbal balik, serta terlaksananya
peran guru sebagai fasilitator yang sesuai dengan K-13. Dengan adanya
LKPD ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya. LKPD memiliki unsur-
unsur yang terkandung di dalamnya, diantaranya judul, kata pengantar,
daftar isi, pentunjuk penggunaan, KD dan tujuan pembelajaran,
informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Peneliti
juga melakukan analisis terhadap langkah-langkah penyusunan LKPD
yang baik dan benar.
67

Berdasarkan hasil analisis format LKPD inilah peneliti menyusun


LKPD yang mengandung kedelapan unsur yang telah disebutkan
sebelumnya. LKPD yang peneliti kembangkan ini merupakan LKPD
terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL
pada materi SPLTV, yang diharapkan dapat membantu peserta didik
dalam memahami dan memecahkan masalah SPLTV dan lebih terlibat
aktif dalam pembelajaran. Melalui LKPD ini peserta didik juga
diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dari arti ayat Al-Qur’an yang
telah disediakan. Peserta didik diharapkan dapat mengambil pelajaran
secara langsung dari ayat dan artinya yang dapat meningkatkan
pengetahuan agama mereka. Kemudian dalam LKPD ini juga terdapat
integrasi dengan Budaya Alam Minangkabau. Walaupun integrasi yang
dilakaukan tidak secara mendalam dalam LKPD ini, namun diharapkan
peserta didik dapat menambah pengetahuan mengenai Budaya Alam
Minangkabau, yang dalam LKPD ini berupa hasil kerajinan yang dibuat
oleh masyarakat minangkabau. Contoh kerajian tersebut berupa batik,
alat musik tradisonal, senjata tradisional, dan lain-lain. Sehingga melalui
LKPD ini peserta didik tidak hanya mendapatkan pengetahuan
matematika tentang materi SPLTV saja, namun juga mendapatkan
tambahan ilmu agama dari ayat Al-Qur’an dan pengetahuan mengenai
Budaya Alam Minangkabau.
2. Tahap Perancangan (Design)
Pengembangan LKPD ini bertujuan untuk mengaitkan atau
mengitegrasikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau yang berbasis
PBL pada materi SPLTV. LKPD ini berisikan ayat Al-Qur’an yang dapat
dikaitkan dengan materi SPLTV. Walaupun ayat Al-Qur’an tersebut tidak
mengandung materi SPLTV secara langsung, namun dari arti ayat Al-Qur’an
tersebut peserta didik dapat membentuk pengetahuan atau konsep SPLTV
dengan menggunakan perantara arti ayat Al-Qur’an. Kemudian dalam LKPD
68

ini juga terdapat mengenai Budaya Alam Minangkabau yang diintegrasikan


dengan materi SPLTV. Pengitegrasian dalam LKPD ini maksudnya adalah
menghadirkan masalah-masalah yang di dalamnya termuat pengetahuan
tentang Budaya Alam Minangkabau. Pengetahuan Budaya Alam
Minangkabau tersebut seperti alat musik tradisonal, batik khas tanah minang,
produk kerajinan (kerajinan kulit, perhiasan), senjata tradisional, dan lain-
lain. Selain itu dalam LKPD ini juga terdapat sedikit pantun-pantun singkat
yang berbahasa minangkabau.
LKPD ini juga menggunakan karakteristik pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning) yang disingkat dengan PBL. PBL
merupakan salah satu pendekatan yang dapat membuat peserta didik terlibat
aktif dalam pembelajaran. Disamping itu peran pendidik sebagai fasilitator
juga dapat terwujud sesuai dengan K-13 dengan menggunakan LKPD ini dan
sesuai juga dengan salah satu misi yang terdapat di SMA Negeri 2
Batusangkar. Untuk lebih jelasnya mengenai komponen-komponen yang
terkandung dalam LKPD ini dapat dilihat dalam penjelasan sebagai berikut :
a. Cover
Cover LKPD ini didisain dengan menggunakan aplikasi Canva
secara online yang terdiri dari dua warna yaitu biru dan putih. Kemudian
juga terdapat gambar Rumah Adat Minangkabau, Al-Qur’an, dan ada 2
gambar yang terlihat sedang melakukan transaksi jual beli yang
menggambarkan LKPD yang peneliti kembangkan secara umum. Pada
sudut kanan atas terdapat logo kurikulum 2013 dan logo IAIN
Batusangkar. Kemudian pada bagian kiri terdapat judul LKPD yaitu
“LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
Berbasis PBL pada Materi SPLTV”. Kemudian pada sudut kanan bawah
terdapat LKPD ini dikhususkan untuk kelas X SMA semester 1. Selain
itu pada cover juga terdapat identitas yang harus diisi oleh peserta didik
69

jika menggunakan LKPD ini. Tampilan LKPD tersebut dapat dilihat


pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.1. Cover


b. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan salah satu komponen yang ada dalam
LKPD ini. Kata pengantar dalam LKPD ini memuat pujian-pujian

kepada Allah ‫ ﷻ‬dan sholawat kepada baginda Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.

Kemudian juga terdapat untaian kata terimakasih kepada pihak-pihak


yang telah membatu peneliti dalam mengembangkan dan membuat
LKPD ini. Untuk lebih jelasnya kata pengantar tersebut dapat dilihat
dalam gambar berikut :

Gambar 4.2. Kata Pengantar


70

c. Daftar Isi
Selanjutnya di dalam LKPD ini juga terdapat komponen daftar
isi yang dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengguna dalam
mencari halaman yang diinginkan. Sehingga peserta didik tidak
mengalami kesulitan dalam mencari-cari halaman yang dikerjakan.
Daftar isi tersebut dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

Gambar 4.3. Daftar Isi


d. Petunjuk Penggunaan LKPD
Petunjuk penggunaan ini berisikan langkah-langkah penggunaan
LKPD secara umum yang dapat membatu peserta didik dalam
mengerjakan LKPD tersebut. Adapun pentunjuk penggunaan LKPD ini
dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.4. Petunjuk Penggunaan LKPD


71

e. KD dan Tujuan Pembelajaran


Kompetensi dasar (KD) adalah salah satu acuan peneliti dalam
mengembangkan LKPD. KD yang digunakan dalam LKPD ini
merupakan KD pada materi SPLTV yang digunakan di SMA Negeri 2
Batusangkar. Dari KD tersebut dirumuskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai peserta didik setelah menggunakan LKPD ini. Tampilan
KD dan tujuan pembelajaran tersebut dapat diliat pada gambar berikut :

Gambar 4.5. KD dan Tujuan Pembelajaran


f. Informasi Pendukung
Informasi pendukung yang terdapat dalam LKPD ini adalah
sejarah singkat mengenai ilmuan yang menemukan konsep SPLTV.
kemudian juga terdapat sedikit pengetahuan mengenai metode-metode
yang akan dibahas dalam materi SPLTV yang sebelumnya telah mereka
pelajari dalam materi SPLDV. Ditambah dengan pengetahuan mengenai
senjata tradisional minangkabau pada bagian akhir LKPD ini. Informasi
pendukung tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
72

Gambar 4.6. Informasi Pendukung


g. Tugas dan Langkah Kerja
LKPD yang peneliti kembangkan ini terdapat dua kegiatan
pembelajaran yang disesuikan dengan tahap-tahap pendekatan PBL.
Pada masing-masing kegiatan pembelajaran tedapat langkah-langkah
kerja yang harus dilakukan oleh peserta didik. Langkah awal pada
masing-masing kegiatan adalah “Ayo Tilawah” yang dalam langkah
PBL termasuk ke dalam orientasi peserta didik. Pada bagian ini peserta
didik diminta untuk membaca ayat Al-Qur’an beserta artinya dan
memahaminya. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan “Mari
Mengidentifikasi” yang termasuk kedalam tahap mengorganisasikan
peserta didik untuk belajar pada pendekatan PBL. Pada kegiatan ini
peserta didik diminta untuk menuliskan apa yang dapat dipelajari dan
dipahami mengenai ayat Al-Qur’an tersebut. Berdasarkan ayat Al-
Qur’an tersebut peserta didik diminta untuk menghubungkannya dengan
konsep membuat sebuah persamaan menggunakan variabel. Tampilan
langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Tabel 4.3. Ayo Tilawah dan Mari Mengidentifikasi
Kegitan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2
1 2
Ayo Tilawah dan Mari Mengidentifikasi
73

Selanjunya pemberian masalah yang di dalamnya terdapat


mengenai hasil Budaya Alam Minangkabau yang tergolong ke dalam
74

orientasi peserta didik dalam tahap PBL. Masalah yang dibahas oleh
peserta didik terdapat 2 masalah yaitu “Masalah 1” dan “Masalah 2”.
Berdasarkan masalah tersebut peserta didik diminta untuk membuat apa
saja yang diketahui dari masalah tersebut yang diberi nama “Saatnya
Investigasi” yang tergolong ke dalam tahap mengorganisasi peserta
didik. Kemudian dilanjutkan dengan langkah “Mari Berpikir”, dimana
peserta didik diminta untuk mengisi tabel yang telah disediakan dan
merumuskan persamaan berdasarkan tabel tersebut. Dimana langkah ini
masih tergolong ke dalam tahap mengorganisasi peserta didik. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Tabel 4.4. Masalah 1 & 2, Saatnya Investigasi dan Mari Berpikir
Kegitan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2
Masalah 1 Masalah 2

Saatnya Investigasi
75

Mari Berpikir

Setelah melakukan langkah-langkah di atas, peserta didik


diminta untuk menjawab pertanyaan yang diminta oleh “Masalah 1” dan
“Masalah 2”. Nama kegiatan tersebut adalah “Ayo Menjawab” yang
tergolong ke dalam tahap Membimbing penyelidikan individu atau
kelompok dalam tahap PBL. Tampilan langkah ini dapat dilihat pada
gambar berikut :
Tabel 4.5. Ayo Menjawab
Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2
Ayo Menjawab
76
77

Langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan dari kegiatan


yang telah dilakukan peserta didik. Nama langkah ini adalah “Mari
Menyimpulkan”. Langkah ini dapat dilihat lebih jelas dalam gambar
berikut :
Tabel 4.6. Mari Menyimpulkan
Kegitan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2
Mari Menyimpulkan

Setelah membuat kesimpulan mengenai yang telah dipelajari,


peserta didik diminta untuk mempersentasikan hasil kerja mereka ke
depan kelas. Tujuan kegiatan ini adalah menyamakan persepsi peserta
didik jika terdapat perbedaan dan kesalahan pada hasil yang dibuat
peserta didik. Nama kegiatan ini adalah “Saatnya Persentasi” yang
tergolong ke dalam tahap menyajikan hasil karya dalam PBL. Tampilan
langkah ini dapat dilihat pada gambar berikut :
78

Gambar 4.7. Saatnya Persentasi


Tahap selanjutnya dalam PBL adalah menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah yang dalam LKPD ini diberi
nama “Mari Berlatih” dan “Refleksi Diri”. Pada langkah “ Mari
Berlatih” terdapat empat butir soal essay yang harus dikerjakan oleh
peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui apakah peserta didik bisa
mengaplikasikan konsep SPLTV yang dibahas sebelumnya ke dalam
soal yang berbeda. Kemudian dilanjutkan dengan “Refleksi Diri” yang
berupa angket berisi 5 butir pertanyaan. Peserta didik hanya diminta
memberikan tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak”. Untuk lebih
lengkapanya langkah “Mari Berlatih” dan “Refleksi Diri” dapat dilihat
pada gambar berikut :
Tabel 4.7. Mari Berlatih dan Refleksi Diri
Mari Berlatih
79

Refleksi Diri

h. Penilaian
LKPD ini uga terdapat panduan penilaian yang dapat digunakan
oleh pendidik maupun peserta didik dalam menilai jawaban soal latihan
yang dikerjakan oleh peserta didik. Pada penilaian juga terdapat rumus
penilaian untuk mendapatkan nilai yang diperoleh dan juga terdapat
KKM yang harus dicapai oleh peserta didik. Selanjutnya dalam LKPD
ini juga disediakan kunci jawaban dari keempat soal latihan yang
diberikan. “Penilaian” dan “Kunci Jawaban” ini dapat dilihat pada
gambar berikut :
80

Tabel 4.8. Penilaian dan Kunci Jawaban


Penilaian Kunci Jawaban

3. Tahap Pengembangan (Development)


Tahap pengembangan (Development) bertujuan untuk menghasilkan
sebuah produk yang telah sah dan diperbaiki berdasarkan masukan serta
saran yang diberikan oleh para pakar serta untuk mengetahui tingkat
kepraktisan dari LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV ini. Pada tahap
pengembangan ini dilakukan validasi terlebih dahulu yang melibatkan 3
orang validator. Ketiga validator tersebut terdiri dari 2 orang Dosen IAIN
Batusangkar dan 1 orang pendidik matematika SMA kelas X. Setelah
melakukan validasi selanjutnya LKPD tersebut diperbaiki dan diberikan
kepada peserta didik. Setelah peserta didik menggunakan LKPD, peserta
didik diberikan angket sebagai respon terhadap LKPD. Angket respon
peserta didik inilah yang digunakan untuk melihat kepraktisan LKPD
terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL pada
materi SPLTV.
a. Hasil Validasi LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau Berbasis PBL pada Materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar
81

Validasi dilakukan dengan cara memnggunakan lembar validasi


yang diberikan kepada validator. Lembar validasi yang diberikan kepada
validator terdapat beberapa aspek penilaian diantaranya uji kelayakan
isi/materi , kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan
grafis. Validator yang terlibat dalam penelitian ini ada 3 orang,
diantaranya 2 orang Dosen UIN Mahmud Yunus Batusangkar dan 1
orang pendidik matematika SMA kelas X. Peneliti pertama kepada
Dosen UIN Mahmud Yunus Batusangkar atas nama Ibu Kurnia Rahmi
Y, M.Sc yang dilakukan secara luring di kampus UIN Mahmud Yunus
Batusangkar pada hari Kamis, 12 Mei 2022. Kemudian dilanjutkan
validasi kepada Dosen UIN Mahmud Yunus Batusangkar yang kedua
yaitu Bapak Amral, S.Pd.,M.Si pada hari Sabtu pagi, 14 Mei 2022 di
SMA Negeri 1 Lintau Buo. Setelah itu pada Sabtu sore, 14 Mei 2022
peneliti melakukan validasi bersama salah seorang pendidik matematika
SMA kelas X yang bernama Ibu Ade Yunitri, S.Pd di Kota Parik Muko
Aia, Payakumbuh. Hasil validasi ketiga validator tersebut secara garis
besar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9. Hasil Validasi dengan Validator
Validator Skor
NO Aspek Jumlah % Kategori
1 2 3 Max
1. Kelayakan 20 21 27 68 84 80,96 Valid
Isi/Materi
2. Kelayakan 18 18 24 60 72 83,33 Valid
Penyajian
3. Kelayakan 17 18 23 58 72 80,55 Valid
Bahasa
4. Kelayakan 23 19 31 73 96 76,04 Valid
Grafis
Jumlah 78 76 105 259 324 79,93 Valid
Tabel di atas menunjukkan rata-rata yang diperoleh dari hasil
validasi LKPD Teritegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
Berbasis PBL pada Materi SPLTV di SMA Negeri 2 Batusangkar yaitu
82

79,93%. Berdasarkan kriteria validasi antara 70,01% - 85,00% termasuk


ke dalam kategori valid. Jadi secara umum LKPD Teritegrasi Al-Qur’an
dan Budaya Alam Minangkabau Berbasis PBL pada Materi SPLTV di
SMA Negeri 2 Batusangkar sudah memenuhi kriteria mutu pada
kelayakan suatu produk dan termasuk ke dalam kategori valid.
Saat melakukan validasi besama masing-masing validator,
peneliti juga meminta saran dan masukan terkait LKPD terintegrasi Al-
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL pada materi
SPLTV yang akan peneliti kembangkan. Saran serta masukan dari
validator tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.10 Saran Validator
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
Berikan kalimat pengantar untuk memulai masalah. Kemudian belum
terlihat hubungan antara masalah utama dengan ayat Al-Qur’an yang
diberikan. Sebaiknya tambahkan penghubung antara keduanya.
83

Sebaiknya berikan masalah yang berbeda antara masing-masing


kegiatan pembelajaran.

Sebaiknya jangan diarahkan peserta didik untuk mengisi titik-titik,


supaya peserta didik bebas berekspresi.
84

Tambahkan Indikator Pencapaian Kompetensi

Perbaiki cover dengan menggunakan lebih dari satu warna.


85

b. Hasil Praktikalitas LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam


Minangkabau Berbasis PBL pada Materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar
Praktikalitas dari LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau Berbasis PBL pada Materi SPLTV di SMA Negeri
2 Batusangkar ini dilihat berdasarkan dari hasil angket respon yang
diberikan kepada peserta didik kelas X.IPA.3 SMA Negeri 2
Batusangkar setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Peneliti
melakukan praktikalitas kepada 21 orang peserta didik pada hari Rabu,
25 Mei 2022. Kegiatan yang peneliti lakukan adalah memberikan LKPD
dan menjelaskan langkah penggunaan kepada peserta didik selama JPL
matematika (60 menit). Karena waktu pembelajaran matematika sangat
singkat, maka guru matematika yang membimbing peneliti pada hari itu
meminta jam pelajaran lain selama 60 menit, agar peserta didik dapat
menyelesaikan pengisian LKPD pada hari itu. Kemudian peneliti juga
membagikan angket respon kepada peserta didik untuk melihat dan
mengukur praktikalitas dari LKPD yang sudah mereka gunakan
tersebut. Peneliti juga menjelaskan kepada peserta didik pentunjuk
pengisian angket untuk tiap-tiap aspek yang dinilai. Kepraktikalitasan
angket yang dilihat yaitu :
1) Kemudahan penggunaan LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV.
a) LKPD membantu memahami materi yang dipelajari
b) Bahasa yang digunakan dalam LKPD mudah dipahami
c) Petunjuk penggunaan LKPD jelas dan mudah dipahami
2) Penyajian LKPD
a) Tampilan LKPD menarik
b) LKPD memotivasi peserta didik untuk belajar.
86

Secara garis umum hasil kepraktikalitasan LKPD dapat dilihat


pada tabel berikut :
Tabel 4.11. Hasil Praktikalitas
Skor
Skor
No Pernyataan Peserta % Kategori
Max
Didik
Cover LKPD terintegrasi Al-
Qur’an dan BAM berbasis Sangat
1. 83 84 98,8
PBL sudah didisain dengan Praktis
tampilan yang menarik.
Tampilan atau disain dari
LKPD terintegrasi Al-Qur’an
dan BAM berbasis PBL dalam
Sangat
2. setiap halaman manarik dan 82 84 97,62
Praktis
berwarna sehingga saya
tertarik dalam
mengerjakannya.
Materi yang disajikan dalam
LKPD terintegrasi Al-Qur’an
Sangat
3. dan BAM berbasis PBL ini 83 84 98,8
Praktis
sangat jelas dan mudah untuk
dipahami.
Contoh soal dan soal latihan
yang diberikan di dalam LKPD
Sangat
4. sangat membantu saya dalam 82 84 97,62
Praktis
memecahakan masalah
SPLTV.
LKPD terintegrasi Al-Qur’an
dan BAM berbasis PBL ini
Sangat
5. dapat memotivasi saya dalam 83 84 98,8
Praktis
mengerjakan soal-soal latihan
yang diberikan
Petunjuk penggunaan LKPD
terintegrasi Al-Qur’an dan
BAM berbasis PBL ini sangat
jelas dan mudah untuk Sangat
6. 82 84 97,62
dipahami, sehingga Praktis
memudahkan saya dalam
mengikuti langkah-langkah
kerja dalam pembelajaran.
7. Bahasa yang digunakan dalam 84 84 100 Sangat
87

LKPD terintegrasi Al-Qur’an Praktis


dan BAM berbasis PBL ini
jelas, sederhana dan mudah
dipahami.
Petunjuk pemberian nilai atau
skor dalam LKPD ini membuat Sangat
8. 78 84 92,9
saya kesulitan dan Praktis
kebingungan.
LKPD terintegrasi Al-Qur’an
dan BAM berbasis PBL ini
Sangat
9. menyulitkan saya dalam dalam 79 84 94,1
Praktis
menemukan penyelesaian soal-
soal SPLTV.
LKPD terintegrasi Al-Qur’an
dan BAM berbasis PBL ini Sangat
10. 82 84 97,62
membuat saya cepat bosan dan Praktis
jenuh dalam mempelajarinya.
Petujuk penggunaan LKPD ini
Sangat
11. membuat saya kebingungan 80 84 95,23
Praktis
dalam menggunakannya.
Saya merasa lebih mudah
memahami dan tertarik untuk Sangat
12. 82 84 97,62
mempelajari materi SPLTV Praktis
melalui LKPD ini.
Tampilan LPKD terintegrasi
Al-Qur’an dan BAM berbasis
Sangat
13. PBL ini membuat saya tidak 79 84 94,1
Praktis
tertarik dalam belajar materi
SPLTV.
LKPD ini sudah sesuai dengan
Sangat
14. Bahasa Indonesia dan EYD 82 84 97,62
Praktis
yang baik dan benar.
Gambar-gambar serta warna
yang tedapat dalam LKPD ini
membuat saya teransang untuk Sangat
15. 81 84 96,42
memecahkan permasalahan Praktis
yang ada dalam LKPD
mengenai materi SPLTV.
Sangat
Jumlah 1222 1260 96,98
Praktis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil dari praktikalitas
LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minagkabau Berbasis
88

PBL pada Materi SPLTV di SMA Negeri 2 Batusangkar. Praktikalitas


ini dilakukan di kelas X.IPA.3 SMA Negeri 2 Batusangkar yang
berjumlah 21 orang. Praktikalitas dilakukan dengan memberikan angket
respon kepada peserta didik setelah pembelajaran menggunakan LKPD
selesai. Hasil dari uji praktikalitas tersebut berada dalam kategori sangat
praktis.
B. Pembahasan
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Pembelajaran matematika memerlukan kemampuan pemecahan
masalah dalam mempelajarinya. Menurut Ruseffendi (dalam Sumartini,
2016: 149) berpendapat bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat
penting dalam matematika, bukan saja untuk orang-orang yang mendalami
atau mempelajari matematika, tetapi juga untuk mereka yang yang akan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan pentingnya
kemampuan pemecahan masalah, National Council of Teacher of
Mathematics (NCTM) (dalam Sumartini, 2016: 149) menyampaikan bahwa
dalam pelaksanaan pembelajarn matematika di sekolah, pendidik harus
memperhatikan lima kemampuan matematika yaitu: koneksi, penalaran,
komunikasi, pemecahan masalah dan representasi. Berdasarkan hal tersebut
pendidik memiliki peranan penting untuk menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tahap pendefinisian
(define) dapat diketahui bahwa Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
(SPLTV) merupakan salah satu materi kelas X semester 1 di SMA Negeri 2
Batusangkar. Berdasarkan hasil analisis nilai UH yang dilakukan pada tahap
pendefinisian hanya 5 orang peserta didik yang nilainya melebihi batas KKM
dari 21 orang peserta didik. Hal ini disebabkan karena kurangnya sumber
belajar yang digunakan dalam pembelajaran matematika. Kemudian juga
89

disebabkan metode dan pendekatan yang digunakan oleh pendidik. Sehingga


memicu rendahnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang
pendidik matematika kelas X di SMA Negeri 2 Batusangkar megatakan
bahwa metode yang digunakan masih metode ceramah. Dimana peserta didik
hanya mendengarkan penjelasan dan mancatat apa yang dijelaskan oleh
pendidik. Peserta didik juga tidak memiliki sumber belajar sepeti buku paket
matematika. Sehingga peserta didik hanya terpaku dengan penjelasan
pendidik untuk menyelesaikan masalah kontekstual pada materi SPLTV.
Penggunaan metode ceramah yang diterapkan pendidik bukan tanpa alasan,
hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu pembelajaran yang telah
pendidik rencanakan sebelumnya agar semua materi pembelajaran dapat
diselesaikan tepat waktu.
Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa
orang peserta didik, dapat diperoleh informasi bahwa peserta didik
mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah kontekstual pada materi
SPLTV. Peserta didik mengakui bahwa mereka mengalami kesulitan dalam
menerjemahkan soal cerita atau kontekstual ke dalam bahasa matematika.
Kemudian peserta didik juga sudah terbiasa dengan metode ceramah yang
digunakan oleh pendidik. Sehingga menyebabkan peserta didik hanya
terbiasa menerima dari penjelasan pendidik saja.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran
matematika peserta didik harus memiliki kemampuan pemecahan masalah.
Menumbuhkan dan membangun kemampuan pemecahan masalah peserta
didik juga dipengaruhi oleh metode dan pendekatan yang digunakan oleh
pendidik. Sehingga pendidik juga harus bisa memilih dan memilah metode
dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik.
90

Perbedaan karakteristik peserta didik merupakan salah satu hal yang


juga peneliti analisis. Sebagian peserta didik yang di kelas X.IPA.3 SMA
Negeri 2 Batusangkar memiliki gaya belajar auditori yang terlihat pada saat
peserta didik lebih cepat paham jika mendengarkan penjelasan atau
berdiskusi dengan temannya. Kemudian ada juga peserta didik yang memiliki
gaya belajar visual, dimana mereka lebih paham dengan materi pembelajaran
apabila terdapat tulisan berwarna-warni atau pun gambar daripada
mendengarkan penjelasan pendidik maupun temannya. Selain itu untuk
meminimalisir kurangnya daya tangkap peserta didik juga membuat peneliti
mengembangkan media pembelajaran yang berupa LKPD. Sehingga dapat
memenuhi perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Novianti, dkk (2020: 73)
yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika” yang menyimpulkan bahwa
penerapan PBL meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis
peserta didik kelas VII-2 SMPN 9 Pekanbaru semester ganjil tahun pelajaran
2019/2020 pada materi pokok Bentuk Aljabar. Hasil penelitian tersebut
didukung oleh penelitian lain yang dilakukan oleh Zulfah (2017: 11) yang
berjudul “Tahap Preliminary Research Pengembangan LKPD Berbasis PBL
untuk Materi Matematika Semester 1 Kelas VIII SMP” yang menyimpulkan
bahwa melalui LKPD yang dilandaskan atau didasarkan atas salah satu
strategi atau pendekatan yang telah terbukti untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah yaitu PBL, maka diharapkan dapat membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan pemecahan masalahnya. Selain itu dalam
penelitian Sari dan Nari (2021: 36-37) yang berjudul “Pengembangan LKPD
Geometri Bangun Datar Berbasis Arsitektur Rumah Gadang Minangkabau”
menyimpulkan bahwa LKPD yang dikembangkan sudah sangat valid dan
sangat praktis digunakan oleh peserta didik dalam pembelajaran baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
91

Oleh karena itu, peneliti mengembangkan sebuah LKPD yang berpusat


kepada peserta didik dengan menggunakan salah satu pendekatan
pembelajaran yaitu PBL. Materi yang terdapat dalam LKPD ini adalah
SPLTV, yang mana materi ini merupakan salah satu materi kelas X SMA
semester 1. Berdasarkan silabus, terdapat dua Kompetensi Dasar di dalam
LKPD ini yang sesuai dengan yang berkembang di SMA Negeri 2
Batusangkar. Selain itu, berdasarkan salah satu misi yang terdapat di SMA
Negeri 2 Batusangkar yaitu “Membudayakan falsafah adat basandi syarak,
syarak basandi kitabullah (ABS-SBK) dalam kehidupan sehari-hari”
membuat peneliti mengembangkan sebuat LKPD yang terintegrasi dengan
Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau.
LKPD yang dikembangkan terdiri dari komponen-komponen dari
sebuah LKPD yang baik dan benar berdasarkan pendapat Prastowo (dalam
Revita, 2017: 20), yaitu : Cover, kata pengantar, daftar isi, petunjuk
penggunaan LKPD, KD dan tujuan pembelajaran, informasi pendukung,
tugas dan langkah kerja, dan penilaian. LKPD ini didisain dengan
menggunakan aplikasi Microsoft Word 2010 dan Canva yang digunakan
secara online di internet yang berisikan materi SPLTV untuk peseta didik
kelas X SMA semester 1. Materi dalam LKPD ini berasal buku matematika
kelas X dan sumber-sumber terpercaya lainnya yang didapat melalui internet.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa LKPD
terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL pada
materi SPLTV adalah valid. Hasil uji validitas LKPD yang diperoleh adalah
79,93% dengan kategori valid.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tahap selanjutnya yang setelah tahap Define adalah tahap perancangan
(Design). LKPD merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang
berperan penting dalam pembetukan konsep peserta didik. Menurut Sulastri
(dalam Novelia, dkk, 2017: 21) LKPD adalah lembar-lembar yang berisi
92

tugas yang harus dikerjakan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
harus dicapai. Selain itu Pawestri dan Zulfiati (2020: 905) mengatakan bahwa
LKPD memiliki fungsi dan tujuan utama yaitu sebagai media pembelajaran
yang dapat digunakan untuk memaksimalkan proses pembelajaran dalam
rangka menyampaikan tujuan pembelajaran di kelas. Dengan adanya LKPD
ini, peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan serta dapat lebih
berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan bantuan lembaran-
lembaran tugas yang ada pada LKPD.
Penggunaan LKPD dapat dikaitkan dengan salah satu pendekatan yang
dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
peserta didik. Salah satu pendekatan tersebut adalah PBL (Problem Based
Learning). Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Zulfah (2017: 11) yang berjudul “Tahap Preliminary Research
Pengembangan LKPD Berbasis PBL untuk Materi Matematika Semester 1
Kelas VIII SMP” yang menyimpulkan bahwa melalui LKPD yang
dilandaskan atau didasarkan atas salah satu strategi atau pendekatan yang
telah terbukti untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yaitu
PBL, maka diharapkan dapat membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan pemecahan masalahnya.
LKPD teritegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis
PBL pada materi SPLTV disusun berdasarkan Kompetensi Dasar yang
berkembang di SMA Negeri 2 Batusangkar. LKPD ini dirancang
menggunakan aplikasi Microsoft Word 2010 dan Canva yang digunakan
secara online di internet. LKPD ini disusun dengan salah satu tujuannya
adalah menjalankan salah satu misi SMA Negeri 2 Batusangkar yaitu
“Membudayakan falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah
(ABS-SBK) dalam kehidupan sehari-hari”.
Berdasarkan hasil analisis yang terdapat dalam tahap pendefinisian
(define) bahwa nilai UH yang diperoleh peserta didik masih banyak yang
93

tidak mencapai KKM. Hal ini diakibatkan karena kurangnya sumber belajar
yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan materi SPLTV. Peneliti melakukan
pengembangan LKPD ini dirancang dan disusun bertujuan untuk menunjang
pembelajarn matematika pada materi SPLTV dan menjalankan salah satu
misi dari SMA Negeri 2 Batusangkar. Dimana dalam LKPD ini terdapat ayat
Al-Qur’an dan pengetahuan mengenai Budaya Alam Minangkabau yang
dapat diintegrasikan dengan materi SPLTV. Kemudian LKPD ini juga
dirancang dan disusun agar dapat digunakan dan dipahami oleh peserta didik
berdasarkan karakteristik yang mereka miliki, baik itu gaya belajar maupun
daya tangkap.
Selanjutnya peneliti juga mengembangkan angket respon peserta didik
yang bertujuan untuk mengetahui kepraktikalitasan LKPD teritegrasi Al-
Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL yang dibagikan kepada
masing-masing peserta didik dan diisi oleh peserta didik setelah
menggunakan LKPD dalam pembelajaran.
3. Tahap Pengembangan (Development)
a. Validasi dan Revisi LKPD Teritegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau Bebasis PBL pada Materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar
Penelitian ini dilakukan dengan rumusan masalah “Bagaimana
validitas LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
berbasis PBL pada materi SPLTV di SMA Negeri 2 Batusangkar?”
dapat dijawab melalui tahap validasi. Validasi LKPD ini dilakukan
terhadap 3 orang validator yang terdiri dari 2 orang Dosen UIN
Mahmud Yunus Batusangkar dan 1 orang pendidik matematika.
Validasi LKPD ini dilakukan terhadap beberapa aspek, yaitu kelayakan
isi/materi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan
kegrafisan. Berdasarkan hasil perhitungan validasi yang diperoleh dapat
94

diketahui bahwa LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam


Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar ini sudah dapat digunakan dan diimplementasikan dalam
pembelajaran dengan melakukan revisi pada beberapa bagian dalam
LKPD.
Dari hasil validasi LKPD teritegrasi Al-Qur’an dan Budaya
Alam Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar ini diperoleh rata-rata sebesar 79,93%. Berdasarkan
interval yang terdapat dalam Delfita, dkk (2020 : 1188) bahwa interval
70,01% - 85,00% termasuk ke dalam kategori valid. Jadi secara umum
LKPD Teritegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau Berbasis
PBL pada Materi SPLTV di SMA Negeri 2 Batusangkar sudah
memenuhi kriteria mutu pada kelayakan suatu produk dan termasuk ke
dalam kategori valid. Revisi atau perbaikan yang dilakukan pada
beberapa bagian LKPD sebagai berikut :
1) Kalimat pengantar pada masing-masing kegiatan.
2) Hubungan antara ayat Al-Qur’an dan masalah belum terlihat.
3) Menambahkan masalah yang akan dibahas oleh peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
4) Tidak mengarahkan peserta didik untuk mengisi titik-titik agar
peserta didik dapat mengekspresikan jawabnnya.
5) Menambahkan indikator pembelajaran.
6) Cover, font, dan ukuran kertas menjadi A4 atau kuarto pada saat
diberikan kepada peserta didik.
b. Praktikalitas LKPD Teritegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau Bebasis PBL pada Materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar
Rumusan masalah selanjutnya adalah “Bagaimana praktikalitas
LKPD teritegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berasis
95

PBL pada materi SPLTV di SMA Negeri 2 Batusangkar ?” diperoleh


melalui hasil perhitungan skor dari angket respon peserta didik. Angket
respon peserta didik yang disusun berdasarkan kisi-kisi , sebelum
diberikan kepada peserta didik terlebh dahulu divalidasi oleh 3 orang
validator, yang terdiri dari 2 orang Dosen IAIN Batusangkar dan 1
orang pendidik matematika. validator untuk angket respon peserta didik
ini sama dengan validator LKPD yang dikembangkan. Setelah dilakukan
validasi oleh validator tidak terdapat saran perbaikan. Sehingga peneliti
dapat membagikan angket respon kepada tanpa perbaikan. Angket
respon peserta didik ini diberikan kepada 21 orang peserta didik.
Peserta didik kelas X.IPA.3 diberikan angket yang berisikan
bagaimana praktikalitas LKPD yang telah mereka gunakan pada materi
SPLTV. Berdasarkan hasil perhitungan angket respon peserta didik
diperoleh hasil bahwa LKPD ini memperoleh rata-rata praktikalitas
sebesar 96,98%. Menurut Delfita, dkk (2020 : 1188) jika hasil
perhitungan praktikalitas terdapat pada interval 85,01% - 100,00%
berada dalam kategori sangat prkatis. Hasil angket respon peserta didik
menunjukkan bahwa :
1) Tampilan LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar sangat menarik peserta didik dalam menggunakannya.
Mulai dari cover, tulisan, gambar dan warna, bahasa sampai
pengetahuan-pengetahuan mengenai Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nareswari, dkk (2021: 211). mengatakan bahwa penggunaan gambar
dan warna yang cerah dapat menarik perhatian peserta didik dalam
proses pembelajaran. Cover LKPD ini menggambarkan judul
dengan lengkap karena terdapat gambar Al-Qur’an, Rumah Gadang
yang menggambarkan Budaya Alam Minangkabau. Ditambah
96

dengan gambar orang sedang melakukan jual beli yang


menggambarkan materi SPLTV yang erat kaitannya dengan
transaksi jual beli.
2) Pentunjuk penggunaan LKPD serta penilaian terhadap latihan yang
dibuat oleh peserta didik mudah untuk dipahami. Petunjuk
penggunaan LKPD yang disediakan sangat rinci dan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami. Menurut pendapat Widodo (2017:
193) salah satu komponen bahasa dalam LKPD adalah materi, soal,
petunjuk penggunaan LKPD, dan tugas atau langkah kerja mudah
dipahami. Hal ini sangat membantu peserta didik dalam
mengerjakan LKPD tersebut. Sehingga tidak membuat peserta didik
kebingungan dalam menggunakannya.
3) Dengan adanya LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV di SMA Negeri 2
Batusangkar dapat membantu peserta didik dalam mempelajari dan
memahami materi SPLTV. Berdasarkan pendapat Amir (2019: 272)
mengatakan bahwa LKPD yang terintegrasi Islam dan Budaya Alam
Minangkabau berguna untuk memudahkan peserta didik dalam
memahami materi. LKPD ini dikatakan mudah dipahami karena
terdapat materi dan langka-langkah yang dipaparkan dengan jelas.
Kemudian Soal-soal yang diberikan pun dapat menambah
pengetahuan peserta didik mengenai Budaya Alam Minangkabau.
Soal yang diberikan pun mengandung Budaya Alam Minangkabau
yang berbeda-beda. Kemudian juga terdapat gambar-gambar yang
menarik mengenai Budaya Alam Minangkabau. Sehingga peserta
didik tidak hanya mendapatkan ilmu matematika saja, tetapi juga
menambah pengetahuan mengenai Budaya Alam Minangkabau.
Peserta didik juga dapat mengetahui bahwa hasil Budaya Alam
Minangkabau ternyata sangat beragam dan ada yang sudah jarang
97

mereka temui pada zaman sekarang. Sehingga hal ini mampu


menumbuhkan kecintaan peserta didik terhadap Budaya Alam
Minangkabau dan melestarikannya.
4) Bahasa yang terdapat dalam LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL pada materi SPLTV di
SMA Negeri 2 Batusangkar sederhana dan mudah dipahami oleh
peserta didik. LKPD ini juga menggunakan EYD dengan baik dan
benar. Selain itu di dalam LKPD ini jug terdapat pantun berbahasa
minang yang dapat menghilangkan kebosanan peserta didik dalam
mengerjakan LKPD tersebut.
5) Dengan adanya ayat Al-Qur’an, gambar serta langkah kerja dalam
LKPD ini dapat membantu peserta didik dalam memecahkan
masalah mengenai materi SPLTV. Penggunaan ayat Al-Qur’an
dalam LKPD ini tidak hanya sekedar dibaca oleh peserta didik.
Namun peserta didik harus menuliskan apa saja pelajaran yang dapat
diambil dari arti ayat Al-Qur’an yang telah mereka baca. Sehingga
peserta didik nantinya dapat mengaplikasinnya kedalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan pendapat Setiawati (dalam Fitriza, dkk,
2020: 1169) mengatakan bahwa pembelajaran yang dirancang
dengan menghubungkan konsep matematika yang dipelajari dengan
kejadian atau masalah-masalah dalam kehidupan terutama yang
bekaitan dengan ibadah. Ditambah lagi dengan adanya gambar-
gambar yang dapat meningkatkan minat membaca peserta didik.
Selain itu langkah kerja dalam LKPD ini tidak menggunakan
pengisian titik-titik, melainkan peserta didik diberikan kebebesan
dalam mengekspreikan semua jawaban pada seitap langkah tetapi
masih dalam langkah-langkah yang terstruktur. Hal ini dapat dilihat
dari petunjuk-petunjuk yang disediakan dalam LKPD pada setiap
98

langkah yang harus dilalui peserta didik untuk menyelesaikan


permasalah yang ada.
6) Penggunaan LKPD ini dilakukan secara berkelompok. Menurut
pendapat Susilo dan Khabibah (2013: 5) mengatakan bahwa dalam
kerja kelompok peserta didik melakukan kerjasama dalam belajar
dan timbul dorongan yang kuat dalam belajar untuk mepertahankan
nama baik kelompoknya. Pada saat peneliti melakukan penelitian
dan memberikan LKPD kepada peserta didik yang dikerjakan secara
berkelompok, mereka sangat antusias sekali. Mereka berpendapat
bahwa ternyata belajar matemetika secara berkelompok lebih
menyenangkan dan tidak cepat bosan. Peserta didik bisa saling
berdiskusi dan bertukar informasi untuk menyelesaikan LKPD yang
diberikan. Hal ini berkebalikan dengan pembelajaran matematika
yang mereka jalani selama ini. selama ini peserta didik hanya
mendengarkan penjelasan pendidik, mencatat dan mengerjakan
latihan secara mandiri. Sehingga menyebabkan belajar matematika
lebih cepat merasa bosan dan jenuh.
C. Kendala dan Solusi
Pada saat melakukan penelitian terdapat beberapa kendala yang peneliti
alami yaitu:
1. Pada awalnya peneliti mengalami kendala dalam mencari ayat-ayat Al-
Qur’an yang dapat diintegrasikan dengan materi SPLTV. Sehingga peneliti
lebih memperbanyak waktu untuk melakukan searching sampai mendapatan
ayat yang dapat diintegrasikan dengan materi SPLTV.
2. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap satu kelas, yaitu kelas X.IPA.3 SMA
Negeri 2 Batusangkar. Maka dari itu peneliti hanya bisa mengetahui
kepraktisan LKPD pada satu kelas saja. Sehingga peneliti meminta kepada
pendidik yang mengampu mata pelajaran matematika pada kelas X untuk
mengujikan LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau
99

Berbasis PBL pada Materi SPLTV kepada kelas lainnya di SMA Negeri 2
Batusangkar.
3. Produk yang peneliti rancang dan kembangkan untuk 1 kali pertemuan
dengan durasi waktu 1 JPL= 45 menit. Sehingga peneliti terpaksa meminta
tambahan waktu kepada pendidik yang mengajar setelah jam pelajaran
matematika.
4. Penelitian yang dilakukan kali ini hanya menguji kevaliditasan dan
kepraktikalitasan saja, tidak sampai kepada uji efektivitas dikarenakan materi
yang digunakan pada penelitian ini sudah terlewat, ditambah dengan
keterbatasan waktu pembelajaran di SMA Negeri 2 Batusangakar serta
keterbatasan biaya. Peneliti berharap agar peneliti berikutnya bisa menguji
efektivitasnya.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis
PBL pada materi SPLTV merupakan salah satu LKPD yang disusun berdasarkan
tahap-tahap pembelajaran yang terdapat dalam pendekatan PBL. Dimana di
dalam LKPD ini terdapat ayat Al-Qur’an yang dapat diintegrasikan dengan
materi SPLTV. Kemudian soal-soal yang terdapat di dalam LKPD ini
mengandung pengetahuan Budaya Alam Minangkabau seperti senjata tradisional,
batik, kerajinan tradisonal, alat musik tradisional, dan lain-lain. LKPD yang
dikembangkan ini mengandung materi SPLTV kelas X SMA semester 1.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Batusangkar dapat
disimpulkan bahwa :
1. LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL
pada materi SLTV di SMA Negeri 2 Batusangkar yang peneliti kembangkan
tergolong ke dalam kategori valid.
2. LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasis PBL
pada materi SPLTV di SMA Negeri 2 Batusangkar yang peneliti
kembangkan dikategorikan sangat praktis.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi pendidik dan peserta didik diharapkan dapat menggunakan LKPD
terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau berbasi PBL pada
materi SPLTV. LKPD ini merupakan salah satu alternatif yang dapat
menunjang pembelajaran matematika dalam materi SPLTV.

100
101

2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengitegrasikan Al-Qur’an dan Budaya


Alam Minangkabau lebih mendalam. Sehingga pengintegrasian yang
dilakukan benar-benar maksimal.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperluas penelitian sehingga dapat
menguji keefektifitasan dari produk yang telah di kembangkan. Kemudian
peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan LKPD ini pada materi
matematika yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abi, A. M. 2017. Integrasi etnomatematika dalam kurikulum matematika sekolah.


JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia), 1(1): 1-6.
Agustyaningrum, N dan Y.Gusmanis. 2017. Praktikalitas dan Keefektifan Modul
Geometri Analitik Ruang Berbasis Konstruktivisme. DIMENSI. 6(3).
Amir, U. S, N. Nari dan U. Huda. 2019. Pengembangan LKPD SPLTV Terintegrasi
Islam dan Budaya Minangkabau di SMA/MA. ICoE-4. 1(3): 267-280.

Anggreini, E, Zulkarnain dan R. Araiawan. 2019. Pengembangan Perangkat


Pembelajarn Matematika dengan Problem Based Learning (PBL) pada Materi
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel di Kelas X SMK Yabri Terpadu
Pekanbaru. AKSIOMATIK. 7(1): 35-40.

Arif, L, P. Yuanita dan N. M. Hutapea. 2021. Pengembangan Perangkat


Pembelajaran Matematika Berbasis Problem Based Learning untuk
Memfasilitasi Kemampuan Penalaran Matematis. Jurnal Cendekian: Jurnal
Pendidikan Matematika. 5(1) : 423-436.

Arikunto, S. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.

BSNP. 2007. Buletin BSNP. Jakarta: BSNP

Dewi, R. S, R. Sundayana dan R. Nuraeni. 2020. Perbedaan Peningkatan


Kemampuan Komunikasi Matematis dan Self-Confidence antara Siswa yang
Mendapatkan DL dan PBL. Mosharafa: Jurnal Pendikan Matematika. 9(3):
463-474.

Delfita, O, N. M. Hutapea dan A. Murni. 2020. Pengembangan Perangkat


Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning
untuk Memfasilitasi Kemampuan Representasi Matematis Peserta Didik.
Jurnal Cendekia: Jurnal Pemdidikan Matematika. 4(2): 1184-1196.

Fitria, R, M. S. Putra dan d. Samad. 2020. Pengembangan Lembar Kerja Peserta


Didik Berwawan Al-Qur’an dan Budaya Minangkabau dalam Pembelajaran
Matematika Kelas X. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan
Matematika. 9(4): 1159-1171.

Gubernur Suamtera Barat. 2019. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat tentang
Penyelenggaraan Pendidikan.
Hendryadi, H. 2017. Validitas isi: tahap awal pengembangan kuesioner. Jurnal Riset
Manajemen dan Bisnis, 2(2): 169-178.

Isro’atun, N. Hanifah, Maulana dan I. Suhaebar. 2020. Pembelajaran Matematikan


dan Sains Secara Interaktif Melalui Situation-Based Learning. Sumedang:
UPI Sumedang Press.

Kementrian Agama Republik Indonesia. 2020. Al-Qur’an Kariim. Jakarta: Unit


Percetakan Al-Qur’an (UPQ)

Kristanti, D dan S. Julia. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika


Model 4-D untuk Kelas Inklusi Sebagai Upaya Meningkatkan Minat Belajar
Siswa. Jurnal MAJU. 4(1).

Kristyowati, R. 2018. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA Sekolah Dasar
Berorientasi Lingkungan. Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional
Pendidikan.

Lestari, L. T, E. S. Kurniawan dan S. D. Fatmaryanti. 2019. Pengembangan Lembar


Kegiatan Peserta Didik Berbasis Thinking Actively in Social Context (TASC)
untuk Meningkatkan Kemampuan Mencipta pada Peserta Didik SMA. JRKPF
UAD. 6(1): 10-16.

Marlina, M. E. 2013. Kurikulum 2013 yang Berkarakter. JUPIIS. 5(2).

Marlini, C. 2019. Praktikalitas Penggunaan Media Pembelajaran Membaca


Permulaan Berbasis Macromedia Flash. Jurnal Tunas Bangsa, 6(2): 277-289.

Maryati, I. 2018. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pola
bilangan di kelas vii sekolah menengah pertama. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 7(1): 63-74.

Maulia, H. H dan T. S. H. Wulandari. (2018). Uji Validitas Pengembangan LKS


(Lembar Kerja Siswa) Biologi SMA Berbasis Problem Based Learning pada
Materi Perubahan Lingkungan untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir
Kritis. Procceding Biology Edication Confference. 15(1): 354-360.

Mudrikah, S, M. R. Pahlevianur, M. Surur, N. Rahmah, M. N. Siahaan, F. S.


Wahyuni, dkk. 2021. Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Teori dan
Implementasi. Sukoharjo: Pradina Pustaka.
Mutijah. 2018. Model Integrasi Matematika dengan Nilai-Nilai Islam dan Kearifan
Lokal Budaya dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan
Matematika, 1(2): 52-75.

Nafiah, Y. N dan W. Suyanto. 2014. Penerapan Model Problem Based Leraning


untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Vokasi. 4(1): 125-143.
Nareswari, S. R, Suarjana dan Sumantri. 2021. Belajar Matematika dengan LKPD
Berbasis Kontekstual. Jurnal Mimbar Ilmu. 26(2): 205-213.

Novelia, R, D. Rahimah dan M. F. S. 2017. Penerapan Model Mastery Learning


Berbantuan LKPD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta
Didik di Kelas VIII.3 SMP Negeri 4 Kota Bengkulu. Jurnal Penelitian
Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS). 1(1).

Novianti, E, P. Yuanita dan Maimunah. 2020. Pembelajaran Berbasis Masalah dalam


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Journal of
Education and Learning Mathematics Research. 1(1): 65-73.

Nur, S, I. P. Pujiastuti dan S.R. Rahman. 2016. Efektivitas Model Problem Based
Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi
Universitas Sulawesi Barat. Jurnal Saintifik. 2(2): 133-141.

Pakpahan, A. F, A. Prasetio dan E. S. Negara. 2021. Metodologi Penelitian Ilmiah:


Yayasan Kita Menulis.

Pawestri, E dan H. M. Zulfiati. 2020. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


(LKPD) untuk Mengakomodasi Keberagaman Siswa pada Pembelajaran
Tematik Kelas II Di SD Muhammadiyah Danunegaran. Trihayu: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-an. 6(3): 903-913.

Pedoman Penintegrasian Pendidikan Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau


pada Pembelajaran Matematika SMA/SMK. 2017.

Pratiwi, Y., Festiyed., & D. Djamas. 2017. Pembuatan Handout Multimedia


Interaktif dengan Menggunakan Aplikasi Course Lab Berbasis Pendekatan
Saintifik pada Pembelajaran Fisika Kelas X SMA. Pillar of Physics
Education. 9: 193-200.

Prihantini. 2020. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Bumi Aksara.


Rahmawati, L. H dan S. S. Wulandari. 2020. Pengembangan Lembar Kegiatan
Peserta Didik (LKPD) Berbasis Scientific Approach pada Mta Pelajaran
Administrasi Umum Semester Genap Kelas X OTKP di SMK Negeri 1
Jombang. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP). 8(3).

Rahmiati, Didi Pianda. 2018. Strategi dan Implementasi Pembelajaran Matematika


di Depan Kelas. Jawa Barat: CV Jejak.

Ramadhani, K. L dan D. Firmansyah. 2021. Analisis Kesulitan Belajar Matematika


Siswa pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV). Maju.
8(1): 448-453.

Revita, R. 2017. Validitas perangkat pembelajaran matematika berbasis penemuan


terbimbing. Suska Journal of Mathematics Education, 3(1): 15-26..

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian. Jakarta: Alfabeta.

Samrin. 2016. Pendidikan Karakter (Sebuah Pendekatan Nilai). Jurnal Al-Ta’dib.


9(1).

Sari, P. I dan N. Nari. 2021. Pengembangan LKPD Geometri Bangun Datar Berbasis
Arsitektur Rumah Gadang Minangkabau. Circle: Jurnal Pendidikan
Matematika. 1(2): 29-38.

Sari, R. I dan S. S. Wulandari. 2020. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


(LKPD) Berbasis Pendekatan Saintifik Mata Pelajaran Humas dan
Keprotokolan Semester Gasal Kelas XI OTKP di SMK YPM 3 Taman. Jurnal
Pendidikan Administrasin Perkantoran (JPAP). 8(3).

Sarmalena, Giatari, R. Susanti. 2017. Pedoman Pengintegrasian Pendidikan Al


Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau pada Mata Pelajaran Matematika
Sekolah Menengah Atas (SMA). Sumatera Barat: Dinas Pendidikan Provinsi.

Setiadi, A. N. N dan Ibrahim. 2021. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Berbasis Pendekatan Saintifik.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika AL-QASADI. 5(1): 62-71.

Shobirin, M, Subyantoro dan A. Rusilowati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja


Siswa Bahasa Inggris Bermuatan Nilai Pendidikan Karakter Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Semarang. Journal of Primary Educational. 2(2.)

Siregar, H. L. 2018. Integrasi Sains Dan Islam Dalam Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam. 2: 502-506.
Sohilait, E. 2020. Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: CV.
Cakra.

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: KENCANA.

Sumartini, T. S. 2016. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis


siswa melalui pembelajaran berbasis masalah. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(2): 148-158.

Susilo, Y dan S. Khabibah. 2013. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui


Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Materi
Ajar Perbadingan dan Fungsi Trigonometri pada Siswa Kelas X.
MATHdunesa. 2(2).

Triana, N. 2021. LKPD Berbasis Eksperimen:Tingkatan Hasil Belajar Siswa. DKI


Jakarta: Guepedia.

Wardhani, R. S, Maimunah dan T. Solfitri. 2020. Pengembangan Perangkat


Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Problem Basesd Leraning
pada Materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel untuk Peserta Didik
Kelas X SMA/MA. JPIn: Jurnal Pendidikan Indonesia. 3(2).

Widodo, S. 2017. Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Berbasis


Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Penyelesaian
Masalah Lingkungan Sekitar Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial. 26(2).
Yenni Dian Anggraini. 2020. Modul Pembelajaran SMA Matematika Umum.
Kendari: Kemendikbud.

Zulfah, Z. 2017. Tahap Preliminary Research Pengembangan Lkpd Berbasis Pbl


Untuk Materi Matematika Semester 1 Kelas Viii Smp. Jurnal Cendekia:
Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2): 1-12.
LAMPIRAN
102

Lampiran I

KISI-KISI LEMBAR VALIDASI LKPD TERINTEGRASI AL-QUR’AN DAN


BUDAYA ALAM MINANGKABAU BERBASIS PBL PADA MATERI SPLTV DI
SMA NEGERI 2 BATUSANGKAR

NO ASPEK PENILAIAN SUB PENILAIAN ITEP PERTANYAAN


1. Kelayakan Isi/Materi a. Cakupan materi 1, 2, 3
b. Keakuratan materi 4, 5, 6
2. Kelayakan Penyajian a. Kelengakapan Sajian 7, 8
b. Penyajian informasi 9, 10
c. Penyajian pembelajaran 11, 12
3. Kelayakan Bahasa a. Sesuai dengan kaidah 13, 14, 15, 16
dalam Bahasa Indonesia.
b. Sesuai dengan 17, 18
pengembangan peserta
didik
4. Kelayakan Grafis a. Ukuran fisik LKPD 19, 20
b. Desain sampul LKPD 21, 22
c. Desain keseluruhan LKPD. 23, 24, 25, 26
103

Lampiran II

LEMBAR VALIDASI LKPD TERINTEGRASI AL-QUR’AN DAN BUDAYA ALAM


MINANGKABAU BERBASIS PBL PADA MATERI SPLTV DI SMA NEGERI
BATUSANGKAR

Petunjuk :

1. Untuk memberikan penilaian terhadap LKPD, cukup memberikan tanda centang


( √ ) pada tabel yang telah disediakan.
2. Keterangan dari angka yang terdapat dalam kolom pada tabel :
1 : Tidak Valid
2 : Kurang Valid
3 : Valid
4 : Sangat Valid
3. Keteranga huruf yang terdapat dalam kolom pada tabel :
A : Dapat digunakan tanpa revisi
B : Dapat digunakan sedikit revisi
C : Dapat digunakan dengan revisi tingkat sedang
D : Dapat digunakan dengan banyak revisi
E : Tidak dapat digunakan
4. Ketika memberikan saran dan kritik serta perbaikan terhadap angket, mohon
tuliskan poin yang dimaksud.
POIN
NO INDIKATOR PERNYATAAN
1 2 3 4
1. Kelayakan Isi/Materi
a. Cakupan Materi 1) Kelengkapan Materi
Materi yang disajikan dalam
LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau
Berbasis PBL yang terdapat
dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar yaitu SPLTV.
2) Keluasan Materi
a) Materi yang disajikan
menggambarkan penjelasana
104

yang mendukung pencapaian


kompetensi dasar.
b) LKPD terintegrasi Al-Qur’an
dan Budaya Alam
Minangkabau berbasis PBL
yang dikmbangkan mengacu
pada kurikulum 2013.
3) Kedalaman Materi
Matei yang terdapat dalam LKPD
mengandung unsur konsep,
prinsip, fakta, prosedur, teori, dan
latihan dengan tingkat pendidikan
SMA dan sesaui dengan
kompetensi dasar.
b. Keakuratan 4) Keakuratan konsep
Konsep yang tersaji dalam LKPD
benar dan sesaui dengan yang
berlaku dalam materi SPLTV,
bukan imajinasi pembuat LKPD.
5) Keakuratan Prosedur
Materi yang disajikan secara
berurutan sesauai dengan prinsip
dan ilustrasi yang tepat.
6) Keakuratan Ilustrasi
Ilustrasi-ilustrasi yang terdapat
dalam LKPD sesuai dengan
kenyataan dan efisien untuk
meningkatkan pemahaman peserta
didik.
2. Kelayakan Penyajian
a. Kelengkapan Sajian 7) Penyajian konsep disajikan secara
sistematis dari yang sederhana ke
kompleks.
8) LKPD yang dikembangkan
memiliki cover yang bercirikan isi
LKPD tersebut.
b. Penyajian 9) LKPD yang dikembangkan sesaui
dengan keadaan lingkungan
Informasi
peserta didik.
10) Penyajian dalam LKPD yang
dikembangkana mampu
memberikan motivasi kepada
peserta didik dalam mengerjakan
soal-soal latihan yang diberikan.
105

c. Penyajian 11) LKPD terintegrais Al-Qur’an dan


Budaya Alam Minangkabau
Pembelajaran
berbasis PBL yang dikembangkan
mengandung langkah kerja yang
sesuai dengan materi.
12) LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau
berbasis PBL yang
dikembangkans sesuai dengan
langkah-langkah dalam PBL.
3. Kelayakan Bahasa
a. Sesuai dengan 13) LKPD yang dikembangkan
menggunakan bahasa yang
Bahasa Indonesia
sederhana dan mudah dipahami
oleh peserta didik.
14) LKPD yang dikembangkan
menggunakan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dengan
tepat.
15) Bahasa dan ejaan yang digunakan
dalam LKPD yang dikembangkan
sesuai dengan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
16) LKPD yang dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta didik
sebagai pengguna yaitu SMA
Negeri 2 Batusangkar.
b. Sesuai dengan 17) LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau
Perkembangkan
berbasis PBL yang dikembangkan
Peserta Didik memiliki daya saing terhadap
LKPD lainnya.
18) LKPD yang dikembangkan
mampu menimbulkan interaksi
timbal balik/dua arah dalam
pembelajaran.
4. Kelayakan Grafis
a. Ukuran Fisik 19) LKPD yang dikembangkan
mampu memiliki daya sain yang
LKPD
kuat dengan LKPD lainnya.
20) LKPD terintegrasi Al-Qur’an dan
Budaya Alam Minangkabau
berbasis PBL ini secara fisik tidak
106

dapat diukur.
b. Desain Cover 21) Cover yang digunakan dalam
LKPD ini sesaui dan mencirikan
materi dari LKPD ini.
22) Cover LKPD didisain dengan
adanya gambarinteraksi yang
sedang terjadi di pasar antara
penjual dan pembeli, gambar Al-
Qur’an dan Rumah Gadang
Minangkabau yang
menggambarkan judul LKPD.
c. Desain Isi 23) LKPD teritegasi Al-Qur’an dan
udaya Alam Minangkabau
berbasis PBL ini bersifat jelas dan
mudah untuk dibaca.
24) Materi yang terdapat dalam LKPD
yang dikembangkan terurut secara
sistematis dan rapi.
25) Terdapat keserasian warna antara
gambar dengan tulisan.
26) Jenis dan ukuran huruf yang
digunakan jelas dan mudah dibaca.

Penilaian Secara Umum :


PENILAIAN
NO URAIAN
A B C D E
Penilaian secara umum terhadap LKPD
1 Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau Berbasis PBL pada Materi SPLTV
di SMA Negeri 2 Batusangkar.

Saran-Saran :
107

Batusangkar, Maret 2022


Validator

NIP.
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129

Lampiran III

Hasil Validasi LKPD Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam Minangkabau Berbasis
PBL pada Materi SPLTV
Validator Skor
NO Aspek Jumlah % Kategori
1 2 3 Max
1. Kelayakan 20 21 27 68 84 80,96 Valid
Isi/Materi
2. Kelayakan 18 18 24 60 72 83,33 Valid
Penyajian
3. Kelayakan 17 18 23 58 72 80,55 Valid
Bahasa
4. Kelayakan 23 19 31 73 96 76,04 Valid
Grafis
Jumlah 78 76 105 259 324 79,93 Valid

Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik


Validator Skor
NO Aspek Jumlah % Kategori
1 2 3 Max
1. Format 3 3 4 10 12 83,33 Valid
Angket
2. Bahasa yang 6 6 8 20 24 83,33 Valid
Digunakan
3. Butir 6 6 8 20 24 83,33 Valid
Pertanyaan
Jumlah 15 15 20 50 60 83,33 Valid
130

Lampiran IV

KISI-KISI L ANGKET RESPON PESERTA DIDIK TERHADAP


PENGGUNAAN LKPD TERINTEGRASI AL-QUR’AN DAN BUDAYA
ALAM MINANGKABAU BERBASIS PBL PADA MATERI SPLTV DI SMA
NEGERI 2 BATUSANGKAR

NO ASPEK PENILAIAN ITEM PERTANYAAN


1. Format Angket 1 (a)
2. Bahasa yang Digunakan 2 (b dan c)
3. Butir Pertanyaan 3 (d dan e)
131

LEMBAR VALIDASI ANGKET RESPON PESERTA DIDIK TERHADAP


PENGGUNAAN LKPD TERINTEGRASI AL-QUR’AN DAN BUDAYA ALAM
MINANGKABAU BEBASIS PBL PADA MATERI SPLTV DI SMA NEGERI 2
BATUSANGKAR

Petunjuk :

1. Untuk memberikan penilaian terhadap angket respon peserta didik, cukup


memberikan tanda centang ( √ ) pada tabel yang telah disediakan.
2. Keterangan dari angka yang terdapat dalam kolom pada tabel :
1 : Tidak Valid
2 : Kurang Valid
3 : Valid
4 : Sangat Valid
3. Keteranga huruf yang terdapat dalam kolom pada tabel :
A : Dapat digunakan tanpa revisi
B : Dapat digunakan sedikit revisi
C : Dapat digunakan dengan revisi tingkat sedang
D : Dapat digunakan dengan banyak revisi
E : Tidak dapat digunakan
4. Ketika memberikan saran dan kritik serta perbaikan terhadap angket, mohon
tuliskan poin yang dimaksud.
POIN
NO ASPEK PENILAIAN PERNYATAAN
1 2 3 4
1. Format Angket a. Format angket
memenuhi bentuk
baku penulisan
sebuah angket.
2. Bahasa yang Digunakan b. Bahasa yang
digunakan sesuai
dengan bahasa
Indonesia yang baik
132

dana benar.
c. Bahasa yang
digunakan
merupakan bahasa
yang jelas dan
sederhana.
3. Butir Pernyataan d. Butir pernyataan
angket mudah
diukur.
e. Kesesuaian butir
pernyataan angket
dengan aspek yang
dinilai.

Penilaian Secara Umum :


PENILAIAN
NO URAIAN
A B C D E
Penilaian secara umum terhadap Angket Respon
1 Peserta Didik terhadap penggunaan LKPD
Terintegrasi Al-Qur’an dan Budaya Alam
Minangkabau Berbasis PBL pada Materi SPLTV.
Saran-Saran :

Batusangkar, Maret 2022


Validator

NIP.
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143

Lampiran V

Data Hasil Praktikalitas Peserta Didik

Nama Peserta Pernyataan


No Total
Didik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 APP 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
2 ANA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 57
3 APG 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
4 AL 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 56
5 DA 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 58
6 FQ 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
7 FS 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 56
8 HAN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 58
9 LN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 56
10 MRS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
11 NS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
12 NA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
13 PH 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 57
14 RD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
15 RAR 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
144

16 RRU 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 51
17 SRF 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 57
18 TA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
19 VWC 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
20 YT 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
21 ZH 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 59
Skor yang Diperoleh 83 82 83 82 83 82 84 78 79 82 80 82 79 82 81 1222
Skor Maksimum 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 1260
98, 97, 98, 97, 98, 97, 10 92, 94, 97, 95, 97, 97,6 96,
Persentase 94,1
8 62 8 62 8 62 0 9 1 62 23 62 2 46
Rata-Rata 96,98
145

Lampiran VI
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156

\
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204

Lampiran VII
205

Lampiran VIII

Anda mungkin juga menyukai