NIM : 1703016155
o Pemilihan
o diagnostic
K. Media
K. strategi
K. Proses belajar
mengajar
b. Sumber Daya Manusia
Langkah-langkah
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perekrutan
Penyeleksian
Melakukan penilaian
Pelatihan
Orientasi
c. Sarana dan Prasarana
Langkah-langkah
pengadaan
pemeliharaan
penghapusan
pendistribusian
d. manajemen keuangan
Proses/ langkah
perencanaan anggaran sekolah
pelaksanaan anggaran belanja sekolah
penyelenggaraan pembukaan dan penyampaian laporan
pengawasan pelaksanaan anggaran sekolah
3. Dimensi Kompetensi Kepala Sekolah
a. Kompetensi manajerial
1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya
sekolah/ madrasah secara optimal.
4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
b. Kompetensi kewirausahaan
1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah.
2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
c. Kompetensi Supervisi
1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
d. Kompetensi kepribadian
1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan
menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala sekolah/ madrasah.
6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
e. Kompetensi Sosial
1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
4. Teori Motivasi sebagai Kepala Sekolah
Sebagai staf, guru, ataupun karyawan, motivasi dari kepala sekolah sangat
bermanfaat dan dibutuhkan dalam keberlangsungan pengelolaan sekolah/
madrasah disamping motivasi dari dalam diri sendiri. Berikut cara
memanfaatkan beberapa teori motivasi sebagai kepala sekolah.
a. Teori Kebutuhan (Maslow)
Dalam teori yang dirumuskan Maslow setidaknya ada 5 (lima) motivasi.
Yaitu fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi. Sebagai
kepala sekolah dalam memotivasi kebutuhan para guru dan staf bisa dengan
cara sesekali mengadakan rapat dengan disediakan jamuan, memotivasi
dengan mengapresiasi atas kerja yang telah dilakukan. Bisa dengan
memberikan hadiah bagi yang sukses menjadikan anak didiknya
memahami mata pelajaran yang diajarkan. Dan juga bersimpati dengan rasa
kasih sayang kepada mereka.
b. Teori Dua Faktor (Herzberg)
Dalam teori ini Herzberg merumuskan bahwa dalam memotivasi ada dua
faktor yaitu faktor higiene (ekstrinsik) dan faktor motivator (intrinsik).
Dalam kaitannya menjadi kepala sekolah, teori herzberg ini dirasa tidak
terlalu sulit. Cara yang dilakukan keoala sekolah untuk memotivasi para
guru dan staf bisa dengan memberikan kejutan hadiah kepada guru atau staf
yang berprestasi, bisa juga dengan ucapan semangat, dan yang paling
mengesankan –menurut saya- yaitu sikap pantang menyerah dalam bekerja
yang dilakukan kepala sekolah tersebut.
c. Teori ERG (Alderferer)
Menurut Alderferer teori ERG didasarkan pada kebutuhan akan
keberadaan, hubungan, dan pertumbuhan. Sebagai kepala sekolah,
memotivasi guru dan staf bisa dilakukan dengan mengakui keberadaan
mereka yaitu dengan cara bersimpati dan berempati atas apa yang
dilakukan dalam mendidik para peserta didik. Kemudian bisa dengan selalu
menyambung tali silaturrahim untuk lebih merekatkan hubungan antara
atasan dengan bawahan. Dari kesemua itu maka pertumbuhan pendidikan
akan semakin maju karena juga faktor pengadaan sarana prasarana dari
kepala sekolah untuk sekolah semakin banyak dan mendukung kenajuan
tersebut.
d. Teori Motivasi Berprestasi (Mc Clelland)
Teori yang dirumuskan oleh Mc Clelland didasarkan pada kebutuhan
individu untuk diakui kualitasnya. Di sini sebagai kepala sekolah untuk
memotivasi para guru dan staf bisa dilakukan dengan mengadakan (seperti)
sayembara yaitu bagi yang berhasil mendidik peserta didiknya dengan
gemilang atau bekerja dengan hasil sukses maka akan diberikan surprise
atau hadiah dari kepala sekolah dan hadiah tersebut dirahasiakan agar para
guru dan staf lebih termotivasi untuk lebih bekerja keras dalam bidangnya
masing-masing.
REFERENSI