Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN DIKLAT FUNGSIONAL

PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH

SD NEGERI 5 TEGALCANGKRING
UPT DISDIKPORA KECAMATAN MENDOYO
KABUPATEN JEMBRANA
2018
BagianAwal

1. JudulDiklat : Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah


2. WaktuPelaksanaan : 3 Mei sampai dengan 28 Juli 2018
3. Tempat Kegiatan : Hotel Jimbarwana, Jembrana
4. Tujuan :

Tujuan yang ingin dicapai dari Kegiatan ini yaitu :


1. Mendidik calon kepala sekolah agar memiliki 5 kompetensi sesuai dengan Permendiknas
Nomor 13 tahun 2007,
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan soal pilihan ganda melalui InHouse
Training (IHT)
3. Melatih calon kepala sekolah dalam melakukan supervisi akademik
4. Medidik calon kepala sekolah dalam menyusun perangkat pembelajaran yang baik dan
benar.
5. Melatih calon kepala sekolah tentang Sembilan aspek managerial
6. Meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah berdasarkan AKPK

5. Lama Kegiatan : 300 Jam


6. Surat Penugasan : Kepala Sekolah
7. Penyelenggara : Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LPPKS) bersama Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Provinsi Bali
LAMPIRAN

1. SURAT TUGAS DAN ATAU SURAT PERSETUJUAN ATASAN


2. FOTOCOPY SERTIFIKAT KEGIATAN DILEGALISIR ATASAN
Bagian Isi

1. Tujuan dan alas an mengikuti diklat


Tujuan saya mengikuti diklat ini adalah untuk meningkatkan karier guru dan menambah
wawasan bagaimana menjadi kepala sekolah yang profesioanl

2. Deskripsi materi diklat


A. LatihanKepemimpinan
Kepemimpinan merupakan inti dari organisasi, karena kepemimpinan merupakan
kunci utama dan motor penggerak dari semua sumber dan alat yang tersedia bagi suatu
organisasi. Dalam konteks pendidikan, perubahan di segala bidang telah memunculkan
berbagai persoalan yang tidak mudah diatasi.Persoalan bisa saja terjadi dalam hubungan
antara guru dan kepala sekolah, guru dan pelajar, sering pula antara orang tua dan
guru.Mengingat hal di atas, maka dibutuhkan seorang pemimpin sekolah yang memiliki
kemampuan kepemimpinan yang memadai.
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengantisipasi perubahan
yang sewaktu-waktu dapat terjadi pada sebuah organisasi sekolah.Perubahan dapat
berasal dari dalam atau pun dari luar organisasi. Maka seorang pemimpin sekolah perlu
memiliki kemampuan untuk dapat melaksanakan manajemen perubahan sebagai respon
atas keadaan yang terjadi dengan tepat. Hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan
oleh pemimpin sekolah adalah kemampuan menciptakan budaya sekolah, sehingga gerak
organisasi dapat berjalan dengan optimal. Dengan budaya sekolah yang tepat, maka akan
tercipta atmosfer pendidikan yang humanis bagi siswa dan seluruh warga sekolah.
Dengan pelatihan yang diselenggarakan diharapkan dapat memberikan bekal
kemampuan kepada para pemimpin sekolah untuk mengembangkan kemampuan
kepemimpinan dalam pembelajaran, malaksanakan manajemen perubahan dan
mengembangkan budaya sekolah agar tujuan pendidikan yang disepakati dapat tercapai.

B. ManajerialSekolah

Manajemen atau pengelolaan dapat berarti macam-macam tergantung kepada


siapa yang membicarakannya.Istilah manajemen sendiri berasal dari “manage” yang
padanan dalam bahasa Indoensia adalah kelola. Pengertian umum dari manajemen adalah
proses mencapai hasil dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara
produktif (Depdiknas,2007:126).
Dalam kontek manajerial sekolah maka seorang kepala sekolah dituntut untuk
dapat menjalankan kompetensi sebagai berikut : (1) menyusun perencanaan
sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan. perencanaan (2) mengembangkan organisasi
sekolah/madrasah sesuai kebutuhan (3) memimpin sekolah/madrasah dalam rangka
pendayaagunaan sumberdaya sekolah/ madrasah secara optimal, (4) mengelola
perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang
efektif (5) menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif
bagi pembelajaran anak didik (6) mengelola guru dan staff dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal (7) mengelola sarana dan prasarana
sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optima (8) mengelola hubungan
sekolah/madrasah danmasyarakat dalam rangka pencarian dukungan, ide, sumber belajar,
dan pembiayaan sekolah (9) mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta
didik barn dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. (10) mengelola
pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai arah dan tujuan pendidikan
nasional (11) mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan
yang akuntabel, transparan, danefisien (12) mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah
dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah (13) mengelola unit layanan
khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta
didik di sekolah/madrasah (14) mengelola system informasi sekolah/madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan (15) memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah (16) melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan
tindak lanjutnya.
Manajemen pendidikan dimaknai sebagai aktifitas memadukan sumber-sumber
pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Made
Pidarta 2008:4).Yang dimaksud dengan sumber-sumber daya pendidikan disini adalah
ketenagaan, dana, sarana dan prasarana termasuk informasi. Dengan demikian maka
kemampuan seorang manajer dalam menjalankan tugas menejerial adalah memadukan
sumber daya tersebut .Dalam definisi ini tentu saja meliputi proses perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian sebagai fungsi manajemen
(Sudibyo:2008). Bagaimana sumber daya direncanakan, diorganisasikan, diarahkan, dan
dikendalikan dalam upaya mencapai tujuan organisasi inilah pertanyaan yang harus
dijawab dalam tugas manajerial.

C. Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian
tujuan pembelajaran Glickman (1981). Sementara itu, Daresh (1989) menyebutkan
bahwa supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai
unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Meskipun demikian, supervisi
akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola
pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya
(Sergiovanni, 1987). Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran
sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi
akademik. Apabila dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian
kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya
terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan
aspek yang perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya.

D. Pelaksanaan Rencana Kerja Tindak Lanjut di Sekolah Sendiri dan Di


sekolah magang
Melaksanakan rencana kerja tindak lajut di sekolah sendiri dengan mengadakan kegiatan
supervise guru, meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rpp dengan
melaksanakan kegiatan IHT. Dan menambah pengalaman belajar dari sekolah magang
terutama dalam melaksanakan tugas managerial, dan kewirausahaan

E. Penilaian Laporan OJL


Pemaparan hasil pelaksanaan rencana kerja di sekolah sendiri dan di sekolah magang
untuk dinilai

3. Tindak lanjut
Setelah mengikuti diklat, maka saya mulai membuat rencana tindak lanjut pelaksanaan
program jika diberi amanat sebagai kepala sekolah

4. Dampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam peningkatan mutu KBM dan
peserta didiknya
Dampak dari kegiatan ini adalah menambah wawasan dan member motivasi kepada peserta
didik agar terus belajar untuk meningkatkan diri

5. Penutup
Demikian laporan diklat fungsional yang telah saya ikuti.Semoga dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Bagian Akhir

Nama Diklat Tempat Jumlah Jam Nama fasilitator Mata Diklat/Kompetensi Nama Dampak
kegiatan Kegiatan Penyelenggara
Diklat Kegiatan
Diklat Hotel 300 Dr. I Wayan Surata Kebijakan Kementerian Lembaga Menambah
Penyiapan Jimbarwana Jam Drs. I Nyoman Sudiana Pendidikan dan Kebudayaan , Pengembangan dan pengetahuan
Calon Kepala Drs. I Nengah Nitia, M.Kes Kebijakan Pemerintah Daerah, Pemberdayaan bagaimana
Sekolah Dr. I Ketut Suarnaya, S.ST, M.Pd Latihan Kepemimpinan, KepalaSekolah menjadi Seorang
Ni Ketut Rima Pareati, S.E, M.Pd Manajerial, Supervisi (LPPKS) bersama Kepala Sekolah
Drs. I Made Suastama, M.Hum Akademik, On The Job Lembaga yang Profesional
Learning (Pelaksanaan Penjaminan Mutu
reancana tindak lanjut di Pendidikan Provinsi
sekolah sendiri dan sekolah Bali
magang)
li

Anda mungkin juga menyukai