Anda di halaman 1dari 142

SELAMAT DATANG PARA CALON

PEMIMPIN
PNS TNI AD

DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019 1


PENGETAHUAN KEWARGANEGARAAN &
PEMBANGUNAN KARAKTER BUILDING

OLEH
Dedi Hendiana,

DIKLAT ALIH GOLONGAN DARI GOL II KE GOLONGAN III


PNS TNI AD
DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019 2
DEDI HENDIANA
Nip 196403131996031001
KASI PENULISAN STRATEGIS (LISSTRA)
Penata Tingkat I-III/d
Sarjana Ilmu Komunikasi Unpad Bandung 1992,
S2 Ilmu Komunikasi UMB Jakarta 2012
Istri 4 (anaknya)
Diklat Penulisan BRA Opini 2018
Diklat Security Web 2017
Diklat Tim Penilai Jabfung Kes 2012
Diklatpim Tk.III Kemhan 2010
Suswidyaiswara 2005
Suspa Jurnalistik 2001
Diklat ADUM 1998
Diklatprajabnas 1997
Latsarmil CPNS 1996

RUSUNAWA KODAM III/SILIWANGI TOWER I NO.1314


081214660354
Email : d.hendiana@yahoo.co.id
DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019 3
DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019 4
TUJUAN DIKLAT ALIH GOLONGAN

MEMBEKALI PARA PESERTA


AGAR MEMILIKI SIKAP DAN
PERILAKU SEB PNS GOLONGAN
PERWIRA
MEMBERIKAN TAMBAHAN
PENGETAHUAN
PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS KERJA

10
APA YANG DIINGINKAN SETELAH MENJADI
PNS GOL III ?

11
6
APAKAH YG ANDA INGINKAN SETELAH
MENJADI PNS ?
TAHUN I

DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019 7


TAHUN 2

DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019 8


TAHUN 3

DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019 9


TAHUN KE 4
POLIGAMI

DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019 10


5
PENJARA PENJARA
KE
N
HU
TA

Ya a... minimal 50 th
DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019 11
TUJUAN

AGAR PNS SISWA MENGERTI PENG


KEWARGANEGARAAN IND & PEM
K’RAKTER BANGSA
12
12

DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019


TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pembelajaran selesai, PNS


Siswa mengerti Peng K’warga
negaraan & Pemb Karakter Bangsa
KOMPETENSI

Mampu Menganalisis
Wawasan
Kebangsaan dalam
kerangka NKRI
RULING
1. PENDAHULUAN

2. PENGANTAR PEND KEWARGANEGARAAN

3. PEMAHAMAN TENTANG BANG & NEG

4. NEGARA & WARGA NEGARA DLM SISTEM


KENEGARAAN DI
INDONESIA

5. NILAI-NILAI KEJUANGAN DAN PENGEMB KARAKTER

4. EVALUASI

4. TUTUP
4
 UNDANG-UNDANG DASAR 1945

 UNDANG-UNDANG RI NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG


KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

 UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM


PENDIDIKAN NASIONAL

 NASKAH SEKOLAH TENTANG PENGETAHUAN


KEWARGANEGARAAN INDONESIA DAN PEMBANGUNAN
KARAKTER BANGSA

DIKLAT ALIH GOLONGAN PNS TNI AD 2019 17 3


WILAYAH NEGARA

BATAS WILAYAH

BATAS ZEE

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan


yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-
haknya ditetapkan dengan undang-undang
(Pasal 25A) **
NEGARA
• SOSOK YG MEREPOTKAN ?
• SOSOK YG MENAKUTKAN ?
• SOSOK YG TDK JELAS MANFAATNYA ?
• SOSOK YG KEHADIRANNYA TDK ADA ?
• LADANG MENCARI UNTUNG ?

Pengantar PENDIDIKAN
Pengantar PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
KEWARGANEGARAAN
..
NKRI HARGA
NKRI HARGA MATI
MATI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM KONTEKS
PENDIDIKAN NASIONAL
( UU RI 20/2003)

“PENDIDIKAN NASIONAL BERFUNGSI


MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN MEMBENTUK
WATAK SERTA PERADABAN BANGSA YANG
BERMARTABAT DALAM RANGKA MENCERDASKAN
KEHIDUPAN BANGSA”
(Ps 3 UU RI No 20 tahun 2003)

PENDIDIKAN NASIONAL BERTUJUAN :


“…UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA DIDIK
AGAR MENJADI MANUSIA YANG BERIMAN BAN
BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA,
SEHAT, BERILMU, CAKAP, KREATIF, MANDIRI, DAN
MENJADI WARGANEGARA YANG DEMOKRATIS DAN
BERTANGGUNG JAWAB”
( Ps 3 UU RI No.20 Tahun 2003)
“KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH” WAJIB
MEMUAT :
a. PENDIDIKAN AGAMA
b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
c. BAHASA
(Ps 37 AYAT 1 UU No 20 tahun 2003)

“KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI” WAJIB MEMUAT :


a. PENDIDIKAN AGAMA;
b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN;
c. BAHASA.
(Ps 37 AYAT 2 UU No.20 tahun 2003)
“Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20
Tahun 2003:

“Pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air”
HISTORIS
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
SEJAK 1960-AN SAMPAI SAAT INI

 CIVICS/KEWARGAAN NEGARA : SMA/SMP 62, SD 68, SMP 1969,


SMA 1969
 PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA (PKN) : SD 68, PPSP 73
 PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (PMP) : SD, SMP,SMU 1975, 1984.
 PENDIDIKAN PANCASILA : PT 1970-an - 2000-an
 PENDIDIKAN KEWIRAAN : PT 1960-an - 2001
 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : PT 2002 - Sekarang
 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) : SD,
SMP, SMU 1994-Sekarang
 PENDIDIKAN KEWARGAAN : IAIN/STAIN 2002 - sekarang
(rintisan)
 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) : SD, SMP, SMU, PT
(UU No.20 Thn 2003 ttg SISDIKNAS)
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

- SEPANJANG PERJALANAN SEJARAH BANGSA INDONESIA


MENGALAMI PASANG SURUT, MENGALAMI KONDISI DAN
TUNTUTAN YG BERBEDA SESUAI DENGAN ZAMANNYA.

- KONDISI & TUNTUTAN YANG BERBEDA TERSEBUT DITANGGAPI


BANGSA INDONESIA DENGAN KESAMAAN NILAI-NILAI PERJ. BGS
YG DILANDASI OLEH JIWA, TEKAD & SEMANGAT KEBANGSAAN.

- SEMANGAT PERJUANGAN BANGSA INDONESIA YANG TAK KENAL


MENYERAH MERUPAKAN KEKUATAN MENTAL SPIRITUAL YANG
DAPAT MELAHIRKAN SIKAP & PERILAKU HEROIK PATRIOTIK YANG
HARUS DIMILIKI OLEH SETIAP WARGA NEGARA NKRI.
LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1) UUD 1945
a) Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-
cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang
kemerdekaanya).
b) Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan warga negara di dalam
hukum dan pemerintahan.
c) Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara dalam upaya
pembelaan negara.
d) Pasal 30 (1), hak dan kewajiban warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
e) Pasal 31 (1), hak warga negara mendapatkan pendidikan.
2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3) Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang


Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
OBJEK PEMBAHASAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

a) Objek Material. Segala hal yang berkaitan dengan warga


negara baik yang empirik maupun yang non-empirik, yang
meliputi wawasan, sikap dan perilaku warga negara dalam
kesatuan bangsa dan negara.

b) Objek Formal. Mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara


warga negara dan negara (termasuk hubungan antar warga
negara) dan segi pembelaan negara.

Rumpun Keilmuan. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat


interdisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner, karena
kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu
Kewarganegaraan diambil dari berbagai disiplin ilmu.
HAKEKAT BANGSA
DAN
UNSUR - UNSUR
TERBENTUKNYA
BANGSA
BANGSA
A. Bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa Membentuk Negara
Indonesia.

Dalam arti sosiologis - Bangsa -kelompok


Pegayuban secara di takdirkan untuk
bersama, senasib sepenanggungan dalam
suatu negara
PENGERTIAN BANGSA
BEBERAPA AHLI KENEGEGARAAN

1. ERNEST RENAN - PERANCIS


* Bangsa terbentuk karena adanya
keinginan untuk hidup bersama dengan
perasaan kesetiakawanan yang agung
2. F. RATZEL -JERMAN
* Adanya hasrat bersatu.
Hasrat timbul karena adanya rasa kesatuan
antara manusia dan tempat
tinggalnya (PAHAM GEOPOLITIK )

3. HANS KOHLN - JERMAN


* Buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah.
Golongan yang beraneka ragam dan tidak di
rumuskan - eksak
4. JACOBSEN DAN LIPMAN
* Kesatuan budaya (Cultural Unity ) dan
kesatuan politik (Political Unity )

5. OTTO BAUER -JERMAN


* Kelompok manusia mempunyai karakter -
tumbuh karena adanya kesamaan fisik
Terbentuknya Bangsa
HANS KOHN :
Kebanyakan bangsa terbentuk karena
adanya faktor - obyektif tertentu yang
membedakan dengan bangsa lain :
 Kesamaan Keturunan

NASIONALISME
 Wilayah
 Bahasa
 Adat Istiadat
 Kesamaan Politik
 Perasaan
 Agama
FREDERIK HERTZ -JERMAN
Dalam bukuNationality In History And
Poltics

Ada 4 unsur yang berpengaruh dalam


terbentuknya suatu negara :
NEGARA

Pengertian Negara
Kata Negara berasal dari :state (Inggris),staat (Belanda dan
Jerman),etat (Perancis),statum (Latin), yang berarti
keadaan yang tegak dan tetap.

Negara adalah organisasi yangdi dalamnya ada rakyat,


wilayah yang permanen, dan pemerintah yang berdaulat
(baik ke dalam maupun ke luar). Dalam arti luas, negara
merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang diatur secara
konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Pendapat Para ahli :

No Nama Tokoh Pendapat Yang Dikemukakan


1. Prof.R. Negara adalah organisasi atau kumpulan
Djokosoetom manusia2 yg berada di bawah suatu
o,S.H. pemerintahan yg sama.
2. Prof. Dr.J.H.A. Negara adalah suatu org kekuasaan
Logemen
3. G.Pringgodigdo, Negara adalah suatu organisasi kekuasaan/Org
S.H. kewubawaan yg hrs memenuhi persy unsur2
tertentu Pem berdaulat, wil, dan rakyat.
Lanjutan ………….

4. Karl Marx Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum


borjuis/ kapitalis ) untuk menindas atau meng-
eksploitasi kelas lainproletariat
( /buruh).

5. Fr. Opensiemer Jika di suatu masy tertentu terdapat suatu


diferensiasi politik (antara Pihak yg
memerintah dgn pihak yg diperintah) maka
terdapatlah suatu negara

6. Max Weber Negara adalah suatu masyarakat yang mempu-


nyai monopoli dalam penggunaan kekerasan
fisik secara sah dalam suatu wilayah.
Negara adalah suatu org dan sekelompok atau bbrp kelompok manusia yg
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu
pemerintahan yg mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok
manusia tsb

TINJAUAN
NEGARA

Negara adalah satu perserikatan yg melaksanakan satu pemerintahan melalui


hukum yg mengikat masy dgn kekuasaan utuk memaksa utuk ketertiban
sosial.
1. Sifat Memaksa (negara memiliki
Sifat mempunyai kekuatan fisik secara legal.
Hakikat
2. Sifat Monopoli (yaitu dalam menetap-kan
Negara tujuan bersama masyarakat.
3. Sifat Mencakup Semua (All-Embracing ),
yaitu semua peraturan perundang-
undangan yg berlaku adalah untuk semua
orang tanpa kecuali.

Sifat Hakekat negara berkaitan erat dgn dasar-dasar terbentuk-nya


negara, norma dasar fundamental
( norm ) yg menjadi tujuan, falsafah
hidup yang ingin diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata nilai sosial-
budaya yang telah berkembang di dalam negara.
BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN

Bentuk negara bentuk organisasi negara itu secara keseluruhan Bentuk


pemerintahan bentuk penyelenggaraan pemerintahan (Jimly Asshiddiqie)
BN NEGARA DARI LUAR, BP MELIHAT DARI DALAM

Bentuk Negara

Tripartit Clasification Bipartit clasification

PLATO POLYBIOS
MACHIAVELLI LEON DUGUIT
ARISTOTELES
JELLINEK
TRIPARTIT
Kriteria Plato & Aristoteles
Kuantitatif  jumlah yang memerintah
Kualitatif  Tujuan yang hendak dicapai

GOVERN- PLATO ARISTOTELES


MENT BY
GOOD BAD GOOD BAD
ONE Monarkhi Tirani Monarkhi Tirani
FEW Aristokrasi Oligarkhi Aristokrasi Oligarkhi
MANY Demokrasi Mobokrasi Polity Demokrasi

Mobok Mon

Siklus
Demok Polybios
Tirani

Oligarkhi Arist
PLATO

1. Latar Belakang Pemikirannya  di Yunani pada masa muda Pato sedang


terjadi kecurangan, kedzoliman, korupsi, dan kemewahan. OKI, Plato
menjauhkan diri dari kegiatan politik dan kenyataan hidup  menghayal.

2. Hasil Karya  a. Politeia ( the Republic)  mengenai negara


b. Politicos ( the Stateman)  Ahli Negara
c. Nomoi ( the Law)  Undang-Undang
3. Ajaran  ideenler (ajaran cita): ideenwereld (D. cita) & Natuurwereld
(D.alam)
 Ideale State (negara sempurna)
4. Bentuk Negara : The Ideal Form (bentuk cita)  Mon, Arist, demokrasi
The Coruption foerm (the generate form)  Tyrani, Olig, Mobokrasi
ARISTOTELES

1. Ajarannya  Realisme. Filsapatnya Prima Philosophia


mencari makna keadilan.
2. Bentuk Negara ( dalam Politics):
Ideal  Kuantitatif (jumlah orang yang memerintah)  M, A,
Politeia
Pemerosotan  Kualititatif (Tujuan yang hendak dicapai):
– Untuk satu orang  Tyrani / despotic
– Untuk beberapa orang  Oligrakhi (clique form)
– Bukan utk rakyat sluruhnya tapi atas nama rakyat 
Demokrasi.
BIPARTIT CLASIFICASION

MACHIAVELLI  Monarkhi dan Republik

1. LB  di Floren sedang kacau


2. Hasil Karya  Discorsi memaparkan negara Republik
Il Principe  memaparkan negara monarkhi
3. Ajarannya: Staatraison (kepentingan Negara)  Kep.Neg. dijadikan
ukuran tertinggi perbuatan manusia. :
– Kebutuhan WN dapat dipenuhi sejauh tidak merugikan negara (negara prioritas
utama).
– Penguasa boleh licik dan tidak tepat janji demi negara
– Penguasa siap memberi penghargaan kpd WN yg memakmurkan Negara
– Aktivitas pol dan diplomatik harus bermuara pada negara.
4. Bentuk Negara : Republik dan Monarkhi
5. Hukum  negara harus memiliki dua landasan utama yaitu Hukum dan
militer
Bentuk Negara & Pemerintahanpaham modern

Bentuk Negara :
1.Negara kesatuan (unitaris)
2. Negara Sertikat (federasi )
Ada juga Serikat negara

Bentuk Pemerintahan:
1. Monarkhi
2. Republik
Kriteria membedakan Republik dan Monarkhi

Jellinek  dilihat dari cara terjadinya pembentukan kemauan


Negara.
Secara Psikologis  Monarki
Secara Yuridis  Republik

Leon Duguit  Penunjukkan kepala negara


Herediter  monarkhi
Pemilihan  Republik
PAHAM MODERN NEGARA
KESATUAN

BENTUK BENTUK
NEGARA PEMERINTAHAN SENTRALISASI DESENTRALISASI

KESATUAN SERIKAT
MONARKHI REPUBLIK OTONOMI
(UNITARIS) (FEDERASI) TERPUSAT
DAERAH

50
Bentuk Pemerintahan RI

Pada Pasal 1 ayat (1) UUD1945 : ”Negara Indonesia


ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.
Republik  bentuk pemerintahan
Kesatuan  bentuk Negara
Selain merujuk pada ketentuan yuridis, dapat pula
dilihat dari kenyataan bahwa kepala negara kita
dijabat oleh seorang Presiden (bukan Raja/Ratu),
masa jabatan Presiden ditentukan (selama 5 tahun),
dan Presiden/ Wakil Presiden diangkat melalui
pemilihan (bukan pewarisan seperti di Monarkhi)
Monarkhi- Republik
Monarkhi terbagi atas: monarkhi absolut, monarkhi konsti-
tusional, dan monarkhi parlementer.
Republik dapat dibedakan atas tiga macam:Republik Mutlak
(otoriter), Republik Terbatas, dan Republik Parlementer.
Otto Koellreutter
Selain bentuk pemerintahan monarkhi dan republik, Otto
Koellreutter mengajukan bentuk yang ketiga yaitu
Autoritarien fuhrerstaat (pemerintahan otoriter). Otoriter
yaitu pemerintahan yang dipegang oleh satu orang yang
bersifat mutlak. Kalau demikian, apa bedanya dengan
monarkhi absolut? Perbedaan kedua bentuk ini terletak
dalam proses pengangkatan kepala negara. Kalau dalam
monarkhi, raja diangkat berdasarkan pewarisan; sedangkan
dalam bentuk otoriter, kepala negara diangkat berdasarkan
pemilihan (sama dengan republik), tapi lama kelamaan
berkuasa mutlak. Contoh: Kekuasaan Hitler di Jerman; dan
Mussolini di Italia.
SUSUNAN NEGARA
Negara Kesatuan
Bentuk negara kesatuan yang telah ditetapkan para
pendiri negara pada tahun 1945, ternyata lebih
diperkuat dan dipertahankan oleh MPR RI pada
tahun 2002 melalui perubahan keempat UUD 1945
(37:5) yang menyepakati bahwa bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan. Tentu saja putusan MPR tersebut tidak
terlepas dari pengalaman sejarah bangsa kita yang
pernah menggunakan bentuk negara serikat mulai
27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950.
Jika demikian, apa yang dimaksud negara kesatuan?
Dalam bahasa Inggris, istilah negara kesatuan
dikenal dengan istilahunitary state , sedangkan
dalam bahasa Belanda disebut eenheidsstaat .
Negara kesatuan merupakan bentuk negara yang
kekuasaan tertinggi untuk mengatur seluruh
daerahnya ada di tangan pemerintahan pusat.
Dilihat dari susunannya, negara kesatuan
merupakan negara bersusunan tunggal yang berarti
dalam negara itu tidak terdapat negara yang
berbentuk negara bagian.
Negara kesatuan memiliki ciri khas yaitu di dalam
negara itu tidak ada organisasi lain yang berbentuk
negara.
UUD 1945 Pasal 25A: Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang.
Dalam negara kesatuan, pemerintahan pusat memegang
kedaulatan sepenuhnya baik kedaulatan ke dalam maupun
ke luar. Oleh karena itu, dalam negara bentuk ini hanya
terdapat satu UUD, satu kepala negara, satu dewan menteri,
dan satu dewan perwakilan rakyat (DPR).
Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi negara
kesatuan dengan sistem sentralisasi dan negara kesatuan
dengan sistem desentralisasi. Bagaimanakah perbedaan
kedua sistem negara kesatuan tersebut?
Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi yaitu Negara yang seluruh
persoal-annya diatur dan diurus oleh pe-merintah pusat, dan daerah
tinggal melaksa-nakan kebijaka dari pemerintah pusat.
Contoh negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah Jerman
pada masa pemerintahan Hitler.
Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi yaitu Negara yang
memberiIkeleluasaan kepada daerah untuk membuat dan me-ngurus
urusan rumah tangga sendiri sesuai kondisi, kebutuhan, dan ciri khas
daerah tersebut.
a
Sedangkan dalam negara kesatuan dengan sitem desentralisasi,
daerah memiliki keleluasaan membuat peraturan untuk mengurus
urusan rumah tangga sendiri (hak otonomi) sesuai dengan kebutuhan,
kondisi, dan ciri khas daerah tersebut.
Dalam sistem desentralisasi, wilayah negara
dibagi menjadi pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah. Dalam pemerintahan
daerah tersebut terdapat unsur pemerintah
daerah dan DPRD. Pertanyaan kita sekarang
adalah apakah negara kita menganut sistem
sentralisasi atau desentralisasi?
Pasal 18 ayat (1) “ Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah,
yang diatur dengan undang-undang”.
– Pasal 18 ayat (2) “ Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten,
dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tuga pembantuan”.
– Pasal 18 ayat (5) ” Pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-
undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat”.
– Pasal 18 ayat (6) ” Pemerintahan daerah berhak menetapkan
peraturan daerah dan peraturan –peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan”.
Sebagai bukti bahwa negara kita menganut sistem
desentralisasi dapat dilihat dalam hal-hal berikut.
1) Selain ada pemerintahan pusat, terdapat
pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten/kota;
2) Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan
kota memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus urusan rumah tangganya sendiri;
3) Pemerintahan daerah memiliki otonomi yang
seluas-luasnya, kecuali 6 (enam) urusan yang
menjadi kewenangan pemerintah pusat, yaitu politik
luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter
dan fiskal nasional, dan agama;
4) Dalam melaksanakan kewenangannya,
pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan lainnya.
Kelebihan Negara Kesatuan dengan sistem desentralisasi
Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi memiliki
kelebihan antara lain:
peraturan dan kebijakan di daerah dirumuskan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri;
partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap
daerahnya akan meningkat;
pembangunan di daerah akan berkembang sesuai dengan
ciri khas daerah itu sendiri
tidak bertumpuknya pekerjaan di pemerintah pusat,
sehingga jalannya pemerintahan lebih lancar.
Adapun kekurangannya adalah adanya ketidakseragaman
peraturan, kebijakan, dan kemajuan pembangunan tiap-tiap
daerah.
Kelebihan negara kesatuan dengan sistem sentralisasi antara lain:
penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh
wilayah negaraKekurangan sistem sentralisasi
2) adanya keseragaman atau persamaan peraturan di seluruh wilayah
negara
Sedangkan kekurangannya antara lain:
1) kebijakan dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat sering
tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah yang beraneka
ragam;
Berikan komentar Kalian terhadap pelaksanaan sistem desentralisasi di
Negara kita?
bertumpuknya pekerjaan di pemerintah pusat sehingga seringkali
menghambat kelancaran jalannya pemerintahan;
keputusan dari pemerintah pusat sering terlambat;
peluang masyarakat di daerah untuk turut serta dalam pemerintahan
sangat terbatas;
rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan
di daerahnya sangat rendah.
Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat yaitu Negara ber-susunan jamak, yang terdiri atas
beberapa Negara bagian. Contoh Negara Amerika Serikat, Republik
Indonesia tahun 1949-1950
Dalam negara serikat terdapat beberapa negara yang disebut negara
bagian. Negara-negara bagian itu semula berdiri sendiri-sendiri tetapi
kemudian mengadakan ikatan dan menggabungkan diri dalam satu
pemerintahan federal. Ikatan tersebut bersifat tetap dalam arti
negara-negara bagian tidak bisa keluar-masuk sekehendaknya dari
ikatan negara federal. Dilihat dari susunannya, negara serikat adalah
negara bersusunan jamak, yang terdiri atas beberapa negara bagian.
Dalam negara serikat ada dua macam pemerintahan, yaitu
pemerintahan federal dan pemerintahan negara bagian. Dengan
demikian, dalam negara serikat ada urusan yang harus dikelola oleh
negara federal dan ada pula urusan yang tetap dikelola oleh negara
bagian. Urusan yang diurus pemerintah negara federal biasanya
adalah hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama dari semua
negara bagian seperti urusan hubungan
internasional, pertahanan, peradilan, mata uang, pos dan komunikasi.
Contoh negara serikat antara lain Amerika Serikat, Malayasia,
Australia, Kanada, dan Republik Indonesia Serikat pada tahun 1949 –
1950.
Negara RI
Bentuk Negara dan Pemerintahan RI:
Pasal 1 ayat (1) UUD1945 : ”Negara Pada Pasal 1 ayat (1) UUD1945 : ”Negara
Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.
Republik  bentuk pemerintahan
Kesatuan  bentuk Negara

Bentuk negara kesatuan  diperkuat dan dipertahankan oleh MPR RI


pada tahun 2002 melalui perubahan keempat UUD 1945 (37:5) yang
menyepakati bahwa bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan.
Negara Kesatuan RI  UUD 1945 Pasal 25A: Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
dengan undang-undang.
Negara kesatuan RI menggunakan negara kesatuan dengan sistem
desentralisasi.
Dasar hukum desentralisasi :
- UUD NRI tahun 1945: pasal 18 (1), 18 (2), 18 (5), dan 18 (6).

65
KELEBIHAN NEGARA KESATUAN DENGAN SISTEM SENTRALISASI

Sebagai bukti bahwa negara kita menganut sistem desentralisasi dapat dilihat dalam
hal-hal berikut.
1) Selain ada pemerintahan pusat, terdapat pemerintahan daerah provinsi dan
kabupaten/kota;
2) Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri;
3) Pemerintahan daerah memiliki otonomi yang seluas-luasnya, kecuali 6 (enam)
urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, yaitu politik luar negeri,
pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama;
4) Dalam melaksanakan kewenangannya, pemerintahan daerah berhak menetapkan
peraturan daerah dan peraturan lainnya.

Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi memiliki kelebihan antara lain:


peraturan dan kebijakan di daerah dirumuskan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi daerah itu sendiri;
partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
pembangunan di daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu
sendiri
tidak bertumpuknya pekerjaan di pemerintah pusat, sehingga jalannya
pemerintahan lebih lancar.
Adapun kekurangannya adalah adanya ketidakseragaman peraturan, kebijakan,
dan kemajuan pembangunan tiap-tiap daerah.

66
Kelebihan negara kesatuan dengan sistem sentralisasi antara lain:

penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh


wilayah negaraKekurangan sistem sentralisasi
2) adanya keseragaman atau persamaan peraturan di seluruh wilayah
negara
Sedangkan kekurangannya antara lain:
1) kebijakan dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat sering
tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah yang beraneka
ragam;
bertumpuknya pekerjaan di pemerintah pusat sehingga seringkali
menghambat kelancaran jalannya pemerintahan;
keputusan dari pemerintah pusat sering terlambat;
peluang masyarakat di daerah untuk turut serta dalam pemerintahan
sangat terbatas;
rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan
di daerahnya sangat rendah.

67
1. Tipe-tipe Negara
1. Tipe-tipe Negara menurut sejarah
5. Tipe
1. Tipe Negara
Negara Modern
3. Tipe
Timur
Negara
Purba
Romawi

4. Tipe
2. Tipe Negara
Negara Abad
Yunani Kuno Pertengaha
n
1. Tipe-tipe Negara Menurut
Sejarah

Tipe-tipe negara menurut sejarah atau de


historische hoodf typen van de staats
meninjau penggolongan negara
berdasarkan sejarah pertumbuhannya.
1.1 Tipe Negara Timur Purba
Negara-negara Timur Purba tipenya Tyrani, raja-raja
berkuasa mutlak. Kita dapat mengenali negara-negara
Timur Purba karena ciri-cirinya:
a. Bersifat theocratisce (keagamaan), raja merangkap
dianggap dewa oleh warganya.
b. Pemerintahan bersifat absolut (mutlak)
1.2 Tipe Negara Yunani Kuno
Negara yunani kuno mempunyai type sebagai negara kota
atau polis. Besarnya negara kota hanyalah satu kota saja
yang dilingkari benteng pertahanan. Pemduduknya sedikit
dan pemerintahan demokrasi langsung. Dalam
pelaksanaan demokrasi langsung rakyat diberikan
pelajaran ilmu pengetahuan atau dikenal istilah
encyclopaedie.
Lanjut…………………….
1.3 Tipe Negara Romawi
Tipe negara romawi adalah Imperium. Yunani
sendiri menjadi daerah jajahan dari Romawi.
Pemerintahan di Romawi dipegang oleh Caesar
yang menerima seluruh kekuasaan dari rakyat
atau apa yang dinamakan Caesarismus.
Pemerintahan Caesarismus adalah secara
mutlak. Suatu undang-undang di Romawi apa
yang dinamakan Lex Regia.
1.4 Tipe Negara Abad Pertengahan
Ciri khas tipe negara abad pertengahan adalah
adanya dualisme (pertentangan).
1. Dualisme antara penguasa dengan rakyat
2. Dualisme antara pemilik dan penyewa tanah
sehingga munculnya Feodalisme
3. Dualisme anatara Negarawan dan Gerejawan
(secularisme)
Akibat dari dualisme ini timbul keinginan rakyat
untuk saling membatasi hak dan kewajiban
antara raja dan rakyat.
Lanjut……………
1.5 Tipe Negara Modern
Pada negara-negara modern tipenya adalah:
a. Berlaku asas demokrasi
b. Dianutnya paham negara hukum
c. Susunan negaranya kesatuan. Didalam
negara hanya ada satu pemerintahan yaitu
pemerintahan pusat yang mempunyai
wewenang tertinggi.
Tipe Negara yang ditinjau
dari sisi hukum
Tipe negara yang ditinjau dari sisi hukum
adalah penggolongan negara-negara dengan
melihat hubungan antara penguasa dan
rakyat
Tipe Negara yang ditinjau dari sisi Hukum
2.1 Tipe Negara Policie

Negara bertugas menjaga tata tertib saja atau dengan


kata lain negara adalah penjaga malam. Pemerintahan
bersiat monarchie absolut. Pengertian pilicie adalah
welvaartzorg, yang mencakup dua arti:

a. Penyelenggara negara positif


b. Penyelenggara negara negatif
2.2 Tipe Negara Hukum
Disini tindakan penguasa dan rakyat berdasarkan hukum.
Ada tiga bentuk tipe negara hukum, yaitu:

a. Tipe negara Hukum Liberal


Tipe ini menghendaki agar negara pasif, artinya
bahwa warga negara harus berstatus pasif artinya
bahwa warga negara harus tunduk pada peraturan-
peraturan negara. Disini kaum liberal menghendaki
agar antara penguasa dan yang dikuasai ada suatu
persetujuan dalam bentuk hukum, serta
persetujuan yang menguasai penguasa.
Lanjut iu……..!
b. Tipe Negara Hukum Formil
yaitu negara hukum yang mendapat
pengesahan dari rakyat, segala tindakan
penguasa memerlukan bentuk hukum
tertentu, harus berdasarkan undang-undang.
negara Hukum Formil ini disebut pula dengan
Negara Demokratis yang berdasarkan
negara Hukum.
c. Tipe negara Hukum Materil
tipe negara ini sebenarnya merupakan perkembangan lebih
lanjut daripada negara hukum formil. Jadi jika pada negara
hukum formil tindakan penguasa harus berdasarkan undang-
undang, maka dalam negara hukum materil tindakan dari
penguasa dalam hal mendesak demi kepentingan warga
negaranmya dibenarkan bertindak menyimpang dari undang-
undang atau berlaku asas Opportunitas.
2.3 Tipe Negara Kemakmuran (Wohlfaart Staats)
negara mengabdi sepenuhnya kepada masyarakat. Dalam tipe
ini negara adalah alat satu-satunya untuk menyelenggarakan
kemakmuran rakyat.
Warga negara dlm sistem kenegaraan

Warga Negara
• Setiap negara memiliki warga negara, warga
negara adalah orang-orang sebagai bagian dari
suatu penduduk yang menjadi unsur suatu
negara.
• Mereka mempunyai hubungan yang tidak
terputus dengan tanah airnya, dengan UUD
negaranya sekalipun yang bersangkutan
berada di luar negeri
Dalam Undang-undang 12 Tahun 2006,
tentang Kewarganegaraan
• pasal 1 ayat 1 Warga negara adalah warga suatu
negara yang di tertapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan Warga negara adalah
warga suatu negara yang di tertapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan
• pasal 1 ayat 3 dikatakan pewarganegaraan
adalah tata cara bagi orang asing untuk
memperoleh kewarganegaraan republik
Indonesia melalui permohonan.
A. Asas Kewarganegaraan
Pada umumnya, asas dalam menentukan
kewarganegaraan dibedakan antaraIus Sanguis
Ius Soli .
dan
Ius Soli
Asas ius soli adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau
Negara tempat dimana ia dilahirkan. Contoh :
Orang tua Robert warga negara amerika
melahirkan di negara Inggris, maka anak tersebut
menjadi warga negara Inggris. Negara yang
menganut asas tersebut antara lain, Inggris, Mesir,
Amerika.
Ius Sanguinis
Ius Sanguinis adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang menurut pertalian darah
atau keturunan dari orang tua yang bersangkutan.
Jadi yang menentukan kewarganegaraan seseorang
ialah kewarganegaraan orang tuanya, dengan tidak
mengindahkan dimana ia sendiri dan orang tuanya
berada dan dilahirkan. Contoh : Orang tua Aviscena
warga negara Indonesia melahirkan di negara China.
Aviscena dinyatakan sebagai warga negara Indonesia,
karena Indonesia dan China menganut asas Ius
sanguinis.
B. APATRIDE DAN BIPATRIDE
Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di
beberapa negara, baik yang menerapkan asas ius soli
maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan 2 (dua)
kemungkinan, yaitu:
 
Apatride (tidak mempunyai kewarganegaraan)
Contoh: Seorang keturunan bangsa A (ius soli) lahir di negara
B (ius sanguinis). Maka orang tersebut tidak mempunyai
kewarganegaraan.
 
Bipatride (mempunyai kewarganegaraan rangkap)
Contoh: Seorang keturunan bangsa B (ius sanguinis) lahir di
negara A (ius soli). Maka orang tersebut mempunyai 2 (dua)
kewarganegaraan.
C. Stesel dan Hak Menentukan
 Stelsel Aktif
Seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu
untuk memperoleh kewarganegaraan.
 Stelsel Pasif
Seseorang memperoleh kewarganegaraan tanpa
melakukan tindakan hukum tertentu.
   
Hak Opsi
Hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam
stelsel aktif)
 Hak Repudiasi
Hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (dalam
stelsel pasif)
D. CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN

Berdasarkan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006

1. Keturunan (pertalian darah)


2. Kelahiran
3. Pengangkatan
4. Pewarganegaraan (naturalisasi)
4.1. Naturalisasi Biasa
4.2. Naturalisasi Istimewa
E. HILANGNYA KEWARGANEGARAAN

Berdasarkan pasal 23 ayat a hingga i Undang-undang Nomor


12 Tahun 2006, seorang WNI dapat kehilangan
kewarganegaraannya antara lain :
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan
sendiri;
2. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden
atas permohonan sendiri, yang bersangkutan sudah
berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal
diluar negeri.
3. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin lebih dahulu
dari Presiden Indonesia.
4. Secara suka rela masuk dalam dinas negara asing;
5. Secara suka rela mengangkat sumpah atau menyatakan
janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara
asing tersebut;
E. HILANGNYA KEWARGANEGARAAN

6. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam


pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
7. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat
paspor dari negara asing atu surat yang dapat
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang
masih berlaku dari negara lain atas namanya;
atau
8. Bertempat tinggal diluar wilayah negara
republik Indonesia selama 5 tahun terus
menerus bukan dalam rangka dinas negara.
F. Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Indonesia.
Berdasarkan Pasal 43 dan 44 seseorang yang kehilangan
kewarganegaraan Republik Indonesia dapat memperoleh
kembali kewarganegaran Indonesia.

1. mengajukan permohonan kepada Presiden


melalui menteri.
2. mengajukan permohonan kepada menteri
melalui pejabat atau perwakilan Republik
Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal pemohon
G. Isi Surat Permohonan .
Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia diatas kertas bermaterai cukup dan
sekurang-kurangnya memuat :
a.Nama lengkap
b.Alamat Tempat tinggal
c.Tempat tanggal lahir
d.Pekerjaan
e.Jenis Kelamin
f. Status Perkawinan
g.Alasan kehilangan kewarganegaraan Republik
Indonesia.
Konsep demokrasi

Demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan


kratein
( ) dari/oleh/untuk rakyat(demos).

Kekuasaan menyiratkan arti politik dan


pemerintahan
Bentuk demokrasi
Ada berbagai bentuk demokrasi dalam sistem
pemerintahan negara, anatar lain:
1. Pemerintahan Monarki: Monarki mutlak
(absolut), Monarki Konstitusional, Monarki
Parlementer
2. Pemerintahan Republik : Berasal dari bahasa
LatinRes yang berarti pemerintahan dan
Publica yang berarti rakyat.
Jadi, pemerintahan republik adalah
pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk
kepentingan orang banyak (rakyat)
Kekuasaan dalam pemerintahan
Kekuasaan pemerintahan dalam negara dipisahkan
menjadi tiga cabang kekuasaan yaitu:
1. Kekuasaan Legislatif  kekuasaan untuk
membuat UU yang dijalankan oleh parlemen.
2. Kekuasaan Eksekutif kekuasaan untuk
melaksanakan UU yang dijalankan oleh
pemerintahan.
3. kekuasaan Federatif kekuasaan untuk
menyatakan perang dan damai, membuat
perserikatan, dan tindakan-tindakan lainnya yang
berkaitan dengan pihak luar negeri
Kekuasaan Yudikatif (mengadili) merupakan bagian
dari kekuasaan eksekutif (teori trias politica oleh
John Locke)
Lanjutan…

Montesque menyatakan bahwa kekuasaan negara


harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga orang atau
badan yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya
(independen). Yaitu:
1. Legislatif  memegang kekuasaan untuk
membuat UU
2. Eksekutif  memegang kekuasaan untuk
menjalankan UU
3. Yudikatif  memegang kekuasaan untuk
mengadili jalannya pelaksanaan UU
Sistem pemerintahan negara

Ada empat macam sistem pemerintahan negara,


yaitu:
1. Sistem pemerintahan Diktator (diktator borjuis dan
proletar)
2. Sistem pemerintahan parlementer
3. Sistem pemerintahan presidentil
4. Sistem pemerintahan campuran
Prinsip dasar pemerintahan ri

Pancasila sebagi landasan idiil bagi bangsa indonesia


memiliki arti bahwa Pancasila merupakan pandangan
hidup dan jiwa bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan
cita-cita, cita-cita hukum bangsa dan negara, serta cita-
cita moral bangsa indonesia

Kedudukan Pancasila dalam penyelenggaraan


pemerintahan indonesia yaitu: sebagai sumber dari
segala sumber hukum dan tata urut peraturan
perundangan Republik Indonesia yang terdiri dari UUD
1945; Ketetapan MPR; UU dan Perpu; PP; Keppres dan
Peraturan Pelaksanaan lainnya.
Beberapa rumusan pancasila

Rumusan Mr. Muhammad Yamin (Sidang BPUPKI


tgl 29 Mei 1945)
1)Peri Kebangsaan;
2)Peri Kemanusiaan;
3)Peri Ketuhanan;
4)Peri Kerakyatan; dan
5)Kesejahteraan Rakyat
Rumusan pancasila yg tercantum dalam piagam
jakarta

1. Ketuhanan dengan kewajiban


menjalankan syariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tgl 1 Juni
1945 mengusulkan adanya lima dasar
negara merdeka, yaitu:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau perikemanusiaan
3) Mufakat atau Demokrasi
4) Kesejahteraan Sosial, dan
5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
RUMUSAN PANCASILA DI DALAM PEMBUKAAN UUD
1945

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Beberapa prinsip dasar sistem
pemerintahan Indonesia yang terdapat
dalam UUD 1945 adalah:
1) Indonesia merupakan negara yang
berdasarkan hukum dan sistem konstitusi,
dimana kekuasaan negara yang tertinggi
berada di tangan MPR
2) Presiden adalah penyelenggara pemerintah
negara yang tertinggi di bawah majelis
3) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
4) Menteri negara adalah pembantu Presiden,
menteri negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR, dan kekuasaan kepala negara
Syarat Menjadi presiden dan wakil presiden
Warga negara Indonesia, Telah berusia 40
tahun
Bukan orang yang sedang dicabut haknya
untuk dipilih dalam Pemiliu
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Setia kepada cita-cita Proklamasi 17 Agustus
1945, Pancasila, dan UUD 1945
Bersedia menjalankan haluan negara menurut
GBHN yang telah ditetapkan oleh MPR dan
putusan-putusan Majelis
Berwibawa, Jujur, cakep, adil
Tidak sedang menjalani pidana berdasarkan
Paham-paham ideologis bangsa lain
Paham komunis, yang menghendaki persamaan
kelas proletar. Paham ini tidak meyakini adanya
Sang Pencipta.
Paham Liberalis, lebih menonjolkan kebebasan/hak-
hak individu yang cenderung mengarah pada sikap
egosentris yanng bertolak belakang dg sifat
manusia sebagai makhluk sosial yg saling
berhubungan dan saling memerlukan.
Paham Islam fundamental, yang menghendaki
berlakunya syariat Islam di negara Indonesia.
Konsepsi uud 1945 dalam infrastruktur politik

Infrastruktur politik adalah wadah


masyarakat yang menggambarkan bahwa
masyarakat ikut menentukan keputusan
politik dalam mewujudkan cita-cita nasional
berdasarkan falsafah bangsa.
Infrastruktur politik yang dimaksud adala
partai-partai yang menampung aspirasi dari
kelompok organisasi kemasyarakatan.
Sistem kepartaian dalam suatu negara
tergantung pada paham yang dianutnya.
Lanjutan…
Monoparty atau satu partai biasa terdapat
pada negara komunis seperti RRC, Kore Utara,
dan Vietnam. Dalam sistem ini kekuasaan
negara yg berdasarkan rumusan kebijaksanaan
politik dari partai tersebut bersifat dogmatis
dan tidak mengenal perbedaan pendapat.
Biparty atau dwipartai, terdiri dari partai yang
berkuasa dan partai oposisi. Terdapat sifat
saling menjatuhkan untuk memperoleh
kekuasaan dalam sistem yang dianut antara
lain oleh Amerika Serikat. Umumnya
menggunakan sistem presidensil.
CHARACTER
BUILDING
Membangun Karakter Diri
H
A
K
K Setiap manusia pasti ingin menjadi lebih baik
I
dari sebelumnya, begitu juga dengan kita. Kita
K
A semua pasti menginginkan diri kita bisa
T menjadi diri yang lebih baik daripada diri kita
yang sebelumnya, untuk itulah dalam hidup ini
M kita terus saja belajar membangun karakter
A
diri untuk menjadi lebih baik. Walaupun
N
U seseorang tersebut sudah meraih banyak
S penghargaan, pasti dia tetap ingin menjadi
I individu yang lebih baik lagi dengan
A membangun karakter diri mereka sendiri.
MEMBANGUN KARAKTER
DIRI

KEINGINAN MENJADI DIRI


YANG LEBIH BAIK
KARAKTER ........ ????
KARAKTER
Suatu sifat yang melekat pada diri manusia

ATAU

Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti


yang membedakan seorang dari yang lain,
tabiat, watak yang menjadi ciri khas
seseorang
FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK
KARAKTER DIRI

 Faktor keturunan (Warisan


Biologis)
 Faktor Psikologi
 Faktor Lingkungan
Mengapa kita harus mempuyai
karakter diri ..... ????
Membetuk karakter diri atau yang
biasa disebut “Character Building“.
merupakan kunci kesuksesan
dalam berasimilasi dan
berinteraksi dalam dunia kerja.
Mengapa ???
Karena dalam dunia kerja selain
kemampuan akademik yang baik,
juga diperlukan kemapuan Soft
Skill, bagaimana setiap individu
mampu bekerja secara team
serta bersosialisasi dengan rekan
kerja.
Serta....
Data Korupsi Pejabat Negara :

1. 158 kepala daerah tersangkut korupsi


sepanjang 2004-2011
2. 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun
waktu 2008-2011
3. 30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat
kasus suap pemilihan DGS BIKasus
4. korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti
KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM

Sumber : Litbang Kompas


Pembangunan karakter diri sangat
diperlukan, terutama untuk membangun
karakter bangsa. Karena pembangunan
karakter bangsa harus diawali dengan
pembangunan karakter diri setiap
individunya. Ketika setiap individu dalam
sebuah bangsa berlomba-lomba menjadi
yang lebih baik, secara otomatis karakter
bangsa pun akan semakin baik. Dengan
kualitas karakter diri yang baik, tentu
kehidupan individu tersebut akan semakin
baik juga.
PEMBANGUNAN KARAKTER
.

PROSES
Output/
keadaan
Input/kondisi 1.isi/materi yang
saat ini: diharapkan
-murid
2. Pendekatan/
metode/cara -murid
-Mahasiswa -Mahasiswa
-Pejabat 3.SDM (murid-guru)
-Pejabat
-Akademisi 4.sarana/prasarana -Akademisi
-Masyakat 5.Peraturan -Masyakat
-Dll 6.Evaluasi -Dll
7.Dll
PEMBANGUNAN KARAKTER
.

PROSES
Output/
Input/kondisi keadaan yang
saat ini: Unkwon activities diharapkan
-murid -murid
-Mahasiswa -Mahasiswa
-Pendidikan -Pejabat
-Pejabat
-Pelatihan -Akademisi
-Akademisi
-Masyakat -Pembimbingan -Masyakat
-Dll -Pembiasaan -Dll
-Dll
PENDAHULUAN (Latar belakang)
Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut
menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu
dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas
namun kritis bagi pembentukan karakter seseorang.
Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University)
mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi
harus diwaspadai karena dapat membawa bangsa menuju jurang
kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah:

(1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat;


(2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku;
(3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;
(4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba;
alkohol dan seks bebas;
(5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk;
(6) menurunnya etos kerja;
(7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;
(8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok;
(9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan
(10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
.
Posisi Indonesia saat ini
NO ASPEK YANG DIBANDINGKAN PERINGKAT
1 . Buta huruf usia > 15 tahun 44 dari 49
2 Literasi Membaca 39 dari 41
3 Kemampuan berkomunikasi 49 dari 49
4 KKN dan Praktik Tak Etis 49 dari 49
5 Pengangguran generasi muda 48 dari 49
6 Daya tarik terhadap Iptek 34 dari 49
7 Pengembangan teknologi dan aplikasi 46 dari 49
8 Kemampuan alih teknologi 49 dari 49
9 Implementasi Tekno-informasi 47 dari 49
10 Literasi IPA 38 dari 42
11 Riset Dasar 45 dari 49
12 Indeks berkompetisi 59 dari 60
Pengembangan KARAKTER di INDONESIA

PEMBENTUKAN: USIA DINI


(Banyak diserahkan pada pembantu)

PENGEMBANGAN: USIA REMAJA


(Lingkungan masyarakat tidak kondusif)

PEMANTAPAN: USIA DEWASA


(Terbentuknya low trust society)
Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com
Akibat dari the existing situation

R E S
C E nan EM
(Se
S I N a s
hl guh
– )
B gB U
AK ulus -sung
I k uda asa
I D T uh
T (TidaSungg
k
ya B
Ab asi &
s)
da k
Ti

AKIBATNYA:
DATA TIDAK AKURAT, KEBIJAKAN TIDAK TEPAT,
TIDAK RELEVAN, DLL
BANGSA INDONESIA
MENGALAMI KRISIS
KEPRIBADIAN ?

Dan perumpamaan kalimat


(kebijakan) yang buruk
bagaikan pohon yang buruk,
yang telah dicabut akar-
akarnya dari permukaan bumi;
tidak dapat tegak sedikitpun.
(Ibrahim:26)

Timbulkan Akibat Buruk:


- Karakter Bangsa Luntur
- Bencana Meluas Di Bidang:
- Krisis Politik - Ekonomi - Moneter
- Kepercayaan – Hukum - Dll
Hakekat Karakter
Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju
pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang
ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema A (2007) memahami bahwa karakter
sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik,
atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-
bentukan yang diterima dari lingkungan,
Sementara Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian
tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah
laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang
tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang
berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan
karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’.
Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character)
apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
Sedangkan Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan
akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan
yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu
dipikirkan lagi.
Hakekat Karakter
Dari pendapat di atas difahami bahwa karakter itu berkaitan dengan
kekuatan moral, berkonotasi ‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang
berkarakter’ adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu)
positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara
implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang
didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau baik,
bukan yang negatif atau buruk. Hal ini didukung oleh Peterson dan
Seligman (Gedhe Raka, 2007:5) yang mengaitkan secara langsung
’character strength’ dengan kebajikan. Character strength dipandang
sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan (virtues).
Salah satu kriteria utama dari ‘character strength’ adalah bahwa
karakter tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan
sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang dalam membangun
kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan
bangsanya
Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri
seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan
masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana
transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai
sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan
sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh
dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup
sekurang-kurangnya tiga hal paling mendasar, yaitu: (1) afektif yang
tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk
budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis;
(2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya
intelektualitas untuk menggali dan mengembang-kan serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (3) psikomotorik
yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan
teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.
Pendidikan Karakter
Ki Hadjar Dewantara dari Taman Siswa di Yogyakarta
bulan Oktober 1949 pernah berkata bahwa "Hidup
haruslah diarahkan pada kemajuan, keberadaban, budaya,
dan persatuan”. Sedangkan menurut Prof. Wuryadi,
manusia pada dasarnya baik secara individu dan
kelompok, memiliki apa yang jadi penentu watak dan
karakternya yaitu dasar dan ajar. Dasar dapat dilihat
sebagai apa yang disebut modal biologis (genetik) atau
hasil pengalaman yang sudah dimiliki (teori
konstruktivisme), sedangkan ajar adalah kondisi yang
sifatnya diperoleh dari rangkaian pendidikan atau
perubahan yang direncanakan atau diprogram.
FUNGSI KARAKTER
Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga menjadi
modal yang sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama
secara tangguh dan terhormat di tengah-tengah bangsa lain.
Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit
sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih
kembali martabatnya di dunia internasional.
Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa
ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara
teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan
Amerika.
Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan
sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada tahun
1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan teknologi
hampir sama.
Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang
kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke
gerbang kemerdekaannya (Gedhe Raka, 1997 ).
URGENSI PENGEMBANGAN KARAKTER
“Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari kriteria
keberhasilan dalam pendidikan, selama itu pula pendidikan
tidak akan berkontribusi banyak dalam pembangunan karakter”
(I Gedhe Raka)

”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang


menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri. Oleh karena
itu, jadilah manusia yang memiliki jati diri, berkarakter kuat
dan cerdas.”

”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah) dalam diri


seseorang, sehingga ia menjadi orang yang berkarakter baik
(good character), memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati,
tanggung jawab dan rasa hormat, yang tercermin dalam
kesatuan organisasi pribadi yang harmonis dan dinamis.
Tanpa nilai-nilai moral dasar (basic moral values) yang
senantiasa mengejewantah dalam diri pribadi kapan dan
dimana saja, orang dapat dipertanyakan kadar keimanan dan
ketaqwaan
Nilai-nilai itu meliputi : (1). Ketuhanan yang maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan
beradap, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Nilai-nilai ini selaras dengan nilai-nilai 5 pilars characteristics :

1. Transendensi: Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang maha Esa. Darinya
akan memunculkan penghambaan semata-mata pada Tuhannya yang Esa. Kesadaran ini
juga berarti memahami keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu
memakmurkannya.

2. Humanisasi: Setiap manusia pada hakekatnya setara di mata Tuhan kecuali ilmu dan
ketakwaan yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subjek yang memiliki potensi.

3. Kebinekaan: Kesadaran akan ada sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu
mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan

4. Liberasi: Pembebasan atas penindasan sesama manusia. Olehnya, tidak dibenarkan adanya
penjajahan manusia oleh manusia.

5. Keadilan: Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional.
Nilai-nilai yang perlu diajarkan pada anak
(Dr Sukamto)

1.Kejujuran
2.Loyalitas dan dapat diandalkan
3.Hormat
4.Cinta
5.Ketidak egoisan dan sensitifitas
6.Baik hati dan pertemanan
7.Keberanian
8.Kedamaian
9.Mandiri dan Potensial
10.Disiplin diri dan Moderasi
11.Kesetiaan dan kemurnian
12.Keadilan dan kasih sayang
MANUSIA PROFETIK
Seorang intelektual profetik tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi berpikir bagaimana dapat memberikan sebanyak-
banyaknya bagi lingkungan.

1.Sadar sebagai makhluq ciptaan Tuhan. Sadar sebagai makhluq muncul ketika ia mampu memahami keberadaan dirinya,
alam sekitar, dan Tuhan YME. Konsepsi ini dibangun dari nilai-nilai transendensi.

2.Cinta Tuhan. Orang yang sadar akan keberadaan Tuhan meyakini bahwa ia tidak dapat melakukan apapun tanpa
kehendak Tuhan. Oleh karenanya memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang cinta Tuhan akan
menjalankan apapun perintah dan menjauhi larangan-Nya.

3.Bermoral. Jujur, saling menghormati, tidak sombong, suka membantu, dll merupakan turunan dari manusia yang
bermoral.

4.Bijaksana. Karakter ini muncul karena keluasan wawasan seseorang. Dengan keluasan wawasan, ia akan melihat
banyaknya perbedaan yang mampu diambil sebagai kekuatan. Karakter bijaksana ini dapat terbentuk dari adanya
penanaman nilai-nilai kebinekaan.

5.Pembelajar sejati. Untuk dapat memiliki wawasan yang luas, seseorang harus senantiasa belajar. Seorang pembelajar
sejati pada dasarnya dimotivasi oleh adanya pemahaman akan luasnya ilmu Tuhan (nilai transendensi). Selain itu,
dengan penanaman nilai-nilai kebinekaan ia akan semakin bersemangat untuk mengambil kekuatan dari sekian
banyak perbedaan.

6.Mandiri. Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi. Dengan pemahaman bahwa tiap
manusia dan bangsa memiliki potensi dan sama-sama subjek kehidupan maka ia tidak akan membenarkan adanya
penindasan sesama manusia. Darinya, memunculkan sikap mandiri sebagai bangsa.

7.Kontributif. Kontributif nerupakan cermin seorang pemimpin.

Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com


PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
PENDIDIKAN HOLISTIK
Pendidikan holistik membentuk manusia secara utuh (holistik) yang
berkarakter, yaitu mengembangkan aspek/potensi spiritual, potensi
emosional, potensi intelektual (intelegensi & kreativitas), potensi
sosial, dan potensi jasmani siswa secara optimal.
Membangun karakter itu harus dimulai sedini mungkin, atau bahkan
sejak dilahirkan, dan harus dilakukan secara terus menerus dan
terfokus,
Pendidikan holistik juga untuk membentuk manusia pembelajar
sepanjang hayat yang sejati (lifelong learners).
Di samping itu, pendidikan karakter juga mengembangkan semua
potensi anak sehingga menjadi manusia seutuhnya. Dalam hal ini,
perkembangan anak harus seimbang, baik dari segi akademiknya
maupun segi sosial dan emosinya. Pendidikan selama ini hanya
memberi penekanan pada aspek akademik saja dan tidak
mengembangkan aspek social, emosi, kreatifitas, dan bahkan
motorik. "Anak hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus, namun
mereka tidak dilatih untuk bisa hidup.
PENDIDIKAN HOLISTIK (1)
CIRI KURIKULUM PENDIDIKAN HOLISTIK
1. Spiritualitas adalah jantung dari setiap proses dan praktek pembelajaran.
2. Pembelajaran diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya dengan
segala potensinya. Mereka harus diajak untuk berhubungan dengan dirinya
yang paling dalarn (inner self, sehingga memahami eksistensi, otoritas, tapi
sekaligus bergantung sepenuhnya kepada pencipta Nya.
3. Pembelajaran tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier tapi
juga intuitif.
4. Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan
jamak (multiple intelligences).
5. Pembelajaran berkewajiban menyadarkan siswa tentang keterkaitannya
dengan komunitasnya, sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi,
budaya, kerjasama, hubungan manusiawi, serta pemenuhan kebutuhan yang
tepat guna (jawa: nrimo ing pandum; anti konsumerisme).
PENDIDIKAN HOLISTIK (2)
6. Pembelajaran berkewajiban mengajak siswa untuk menyadari
hubungannya dengan bumi dan "masyarakat" non manusia seperti hewan,
tumbuhan, dan benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga
mereka memiliki kesadaran ekologis.
7. Kurikulum berkewajiban memperhatikan hubungan antara berbagai pokok
bahasan dalam tingkatan transdisipliner8, sehingga hal itu akan lebih
memberi makna kepada siswa.
8. Pembelajaran berkewajiban menghantarkan siswa untuk
menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif,
kolaboratif, antara isi dengan proses, antara pengetahuan dengan
imajinasi, antara rasional dengan intuisi, antara kuantitatif dengan
kualitatif.
9. Pembelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan, dan
memperluas cakrawala.
10. Pembelajaran adalah sebuah proses kreatif dan artistik.
URGENSI PENDIDIKAN HOLISTIK
Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat dalam
hidup itu terletak pada kualitas sumberdaya manusia
(SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya.
Oleh karena itu perlu implementasi penyelenggaraan
pendidikan holistik secara baik.
beberapa hal yang mendapat penekanan lebih dalam
menerapkan model pendidikan karakter. Pertama, "
Knowing the good. Untuk membentuk karakter, anak
tidak hanya sekedar tahu mengenai hal-hal yang baik,
namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu
melakukan hal tersebut. "Selama ini banyak orang yang
tahu bahwa ini baik dan itu buruk, namun mereka tidak
tahu apa alasannya melakukan hal yang baik dan
meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Jadi masih ada
knowing dan acting
gap antara ,"
9 Indikator Pendidikan Karakter
1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya
(love Allah, trust, reverence, loyalty )
2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian
(responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness )
3. Kejujuran/Amanah dan Arif
(trustworthines, honesty, and tactful )
4. Hormat dan Santun
(respect, courtesy, obedience )
5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama
(love, compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation )
6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras
(confidence, assertiveness, creativity, resourcefulness, courage,
determination, enthusiasm )
7. Kepemimpinan dan Keadilan
(justice, fairness, mercy, leadership )
8. Baik dan Rendah Hati
(kindness, friendliness, humility, modesty )
9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
(tolerance, flexibility, peacefulness, unity )
Pendekatan Pendidikan Holistik

Suasana belajar yang efektif, menyenangkan,


dan dapat mengembangkan seluruh aspek
dimensi manusia secara holistik harus
menjadi prioritas untuk diterapkan.
Caranya dapat menggunakan pendekatan
–Student Active Learning ,
–Integrated Learning,
–Developmentally Appropriate Practices ,
–Contextual Learning,
–Collaborative Learning, dan
–Multiple Intelligences

Anda mungkin juga menyukai