Anda di halaman 1dari 6

Sari, et al, Pengaruh Ekstrak Metanol, Fraksi N-Heksana, dan Fraksi Metanol Biji Pepaya.....

Pengaruh Ekstrak Metanol, Fraksi N-Heksana, dan Fraksi Metanol


Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Kadar Testosteron
dan Bobot Organ Reproduksi Tikus Jantan
(Effect of Methanolic Extract, N-Hexanic Fraction,
and Methanolic Fraction of Papaya Seed (Carica papaya L.)
on Testosterone Level and Reproduction Organs Weight
in Male Rat)
Dwi Puspita Sari, Siti Muslichah, Wiratmo
Fakultas Farmasi Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37 Jember 68121
e-mail korespondensi: dwipusfarmasi@gmail.com

Abstract
Papaya seeds (Carica papaya L.) was known have antifertility activity. Testosterone
hormone and reproduction organs weight are influence antifertility activity. This study
was conducted to compare the effect of the methanolic extract, fraction of n-hexane, and
fraction of methanol papaya seeds ( dose 100 mg/kg BW ) with testosterone level and
reproduction organs weight parameters of male rats. Measurement of testosterone level
by ELISA method. The observation found that the three treatment didn’t decrease
reproduction organs weight but decrease testosterone level compared to negative
control group. Among the three treatments, metyhanolic extract and methanolic fraction
decreased testosterone level. Extract and fraction of methanol alleged alkaloid content of
which is known to inhibit development and count of spermatogenic cell.

Keywords: papaya seeds, testosterone, alkaloid, organ

Abstrak
Biji pepaya (Carica papaya L.) diketahui memiliki aktivitas antifertilitas. Hormon
testosteron dan bobot organ reproduksi mempengaruhi aktivitas antifertilitas. Penelitian
ini dilakukan untuk membandingkan pengaruh pemberian ekstrak metanol, fraksi n-
heksana, dan fraksi metanol biji pepaya (dosis 100 mg/kg BB) terhadap kadar testosteron
dan bobot organ reproduksi tikus jantan. Pengukuran kadar hormon testosteron dilakukan
dengan metode ELISA. Hasil pengamatan kadar testosteron tikus jantan diketahui bahwa
ketiga perlakuan tidak menurunkan bobot organ reproduksi. Di antara ketiga perlakuan
tersebut, ekstrak metanol dan fraksi metanol mampu menurunkan kadar testosteron pada
tikus jantan. Ekstrak metanol dan fraksi metanol diduga mengandung alkaloid yang dapat
menurunkan kadar hormon testosteron.

Kata kunci: biji pepaya, testosteron, alkaloid, organ

Pendahuluan utama, sedangkan pria belum berperan aktif.


Metode kontrasepsi untuk pria saat ini hanya
Pertambahan jumlah penduduk Indonesia terdapat beberapa antara lain kondom,
yang tidak terkendali merupakan salah satu senggama terputus, dan vasektomi. Beberapa
masalah yang cukup penting. Pemerintah pilihan kontrasepsi bagi pria tersebut memiliki
Indonesia berupaya menekan angka kelahiran tingkat kenyamanan yang rendah dan efek
dengan menggalakkan program Keluarga samping, seperti pada metode vasektomi yang
Berencana (KB) untuk [1]. Pelaksanaan KB bersifat permanen. Hal ini menyebabkan tingkat
masih menjadikan wanita sebagai sasaran

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3), September 2014 416


Sari, et al, Pengaruh Ekstrak Metanol, Fraksi N-Heksana, dan Fraksi Metanol Biji Pepaya.....

penggunaan kontrasepsi bagi pria masih rendah fraksi ekstrak biji pepaya. Fraksinasi dilakukan
[2]. untuk memisahkan golongan senyawa (polar
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan dari campuran non-polar). Pemisahan ini
tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia dan diharapkan menghasilkan senyawa yang lebih
sering dikonsumsi oleh masyarakat luas. Biji murni sehingga dapat dibandingkan pengaruh
pepaya diketahui mengandung beberapa yang timbul saat berada dalam ekstrak kasar
senyawa antara lain triterpenoid, steroid, dan dalam bentuk fraksi. Penelitian ini bertujuan
alkaloid, flavonoid, serat, karbohidrat, dan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
protein [3]. Biji pepaya diketahui memiliki metanol, fraksi n-heksana, dan fraksi metanol
aktivitas antifertilitas. Ekstrak biji pepaya dapat biji pepaya terhadap kadar hormon testosteron
mengurangi populasi spermatogonium dan dan bobot organ reproduksi.
spermatosit primer tikus jantan (Rattus
norvegicus L.) [4]. Selain itu, efek dari ekstrak Metode Penelitian
air biji pepaya dapat menurunkan tingkat
kesuburan tikus pada tingkat post-testikular Penelitian ini menggunakan biji pepaya
secara signifikan [5]. Ekstrak biji papaya juga tua jenis Bangkok yang telah dipisahkan dari
dapat mengganggu fungsi reproduksi pada tikus kulitnya, kemudian diserbuk, dan diayak. Bahan
jantan galur Wistar melalui poros hipofisis-gonad yang digunakan selain biji pepaya adalah
[6]. Pada monyet langur, pemberian ekstrak pelarut metanol 70%, pelarut n-heksana, CMC-
kloroform biji papaya mengakibatkan Na, kit ELISA Testosterone (DRG Instruments
azoospermia setelah 90 hari pemberian [7]. GmbH, Germany), NaCl 0,9%, dan akuades.
Penelitian serupa menunjukkan bahwa fraksi Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah
kromatografi benzena dari ekstrak kloroform biji pisau bedah, papan fiksasi, timbangan digital
papaya menunjukkan keberhasilan kontrasepsi analitik, maserator, corong pisah, rotary
tanpa toksisitas yang merugikan melalui evaporator, tabung mikro, mikropipet, dan Elisa
penghambatan motilitas sperma [8]. reader.
Alkaloid merupakan salah satu golongan Ekstraksi biji pepaya dilakukan dengan
senyawa yang terkandung dalam biji pepaya. metode maserasi menggunakan pelarut
Alkaloid pada biji pepaya diduga bertanggung metanol. Maserasi dilakukan sebanyak tiga kali
jawab atas aktivitas antifertilitas dan dengan masing-masing maserasi dilakukan
berpengaruh terhadap kadar hormon testosteron dalam waktu 2x24 jam. Fraksinasi dilakukan
serta bobot organ reproduksi. Mekanisme yang dengan metode corong pisah dengan
diduga menyebabkan adanya penurunan kadar mencampurkan ekstrak kental metanol biji
hormon testosteron adalah alkaloid bersifat pepaya dengan pelarut n-heksana dengan
sitotoksik sehingga menghambat perkembangan perbandingan 1 : 1 v/v. Setelah pengocokan,
dan kerja sel leydig dalam menghasilkan corong pisah didiamkan hingga terbentuk 2
hormon testosteron [7]. Selain alkaloid, lapisan yang tidak bercampur, kemudian
triterpenoid dan steroid yang terkandung dalam dipisahkan. Lapisan atas merupakan fraksi n-
biji pepaya juga berpengaruh terhadap kadar heksana dan lapisan bawah merupakan fraksi
hormon testosteron dengan mekanisme metanol biji pepaya. Fraksinasi dilakukan 3 kali
penghambatan umpan balik pada hipofisis- untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
hipotalamus untuk menurunkan produksi LH Ekstrak dan fraksi biji pepaya kemudian
(Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle disuspensikan dengan CMC-Na 1%.
Stimulating Hormone) [9]. Tikus jantan galur Wistar diadaptasikan
Hormon testosteron mempengaruhi selama 3 hari dan diberi makan dan minum ad
proses spermatogenesis, pematangan sperma, libitum. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok (kontrol
serta berperan dalam pengaturan libido untuk negatif CMC-Na 1%, ekstrak metanol biji pepaya
mempertahankan kejantanan pria [10]. dosis 100 mg/kg BB, fraksi n-heksana dosis 100
Sedangkan bobot organ reproduksi merupakan mg/kg BB, dan fraksi metanol biji pepaya dosis
indikator adanya kerusakan sel dan disfungsi 100 mg/kg BB) dengan masig-masing kelompok
organ reproduksi Atas informasi itulah kadar terdiri dari 3 ekor tikus. Tikus diberi perlakuan
hormon testosteron perlu diteliti setelah selama 20 hari dan diberikan bahan uji satu kali
pemberian agen antifertilitas biji pepaya. sehari secara per oral.
Penelitian aktivitas antifertilitas ekstrak biji Pada hari ke-21 tikus dibedah dan diambil
pepaya telah banyak dilakukan sehingga organ testis, epididimis, vesika seminalis, dan
penelitian perlu dikembangkan terhadap fraksi- prostat.. Organ reproduksi ditimbang

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3), September 2014 417


Sari, et al, Pengaruh Ekstrak Metanol, Fraksi N-Heksana, dan Fraksi Metanol Biji Pepaya.....

menggunakan timbangan digital analitik. metanol biji pepaya bila dibandingkan kelompok
Sebanyak 2 mL darah diambil dari jantung kontrol negatif disebabkan adanya kandungan
menggunakan syringe. Darah disentrifugasi senyawa kimia dalam biji pepaya yang bersifat
dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. sitotoksik dan mempengaruhi fertilitas hewan
Serum yang terpisah dimasukkan kedalam coba jantan. Efek sitotoksik ini akan
tabung mikro dan disimpan dalam freezer suhu menyebabkan metabolisme sel spermatogenik
-20°C. Pengukuran kadar hormon testosteron terganggu [7]. Ekstrak metanol biji pepaya
dilakukan dengan perangkat ELISA. Data kadar diduga mengandung alkaloid, triterpenoid, dan
hormon testosteron dan bobot organ yang steroid dalam biji pepaya mengingat pelarut
didapatkan kemudian diuji statistik metanol merupakan pelarut universal yang
menggunakan One-Way Anova dan dilanjutkan dapat menarik sebagian besar senyawa-
uji Post Hoc Test dengan mengamati nilai LSD senyawa kimia yang dikandung oleh suatu
untuk mengetahui kelompok yang memiliki simplisia [9,11]. Fraksi n-heksana biji pepaya
perbedaan yang signifikan (p<0,05). kemungkinan mengandung sebagian besar
steroid dan triterpenoid karena sifat pelarut n-
Hasil Penelitian heksana yang nonpolar namun steroid dan
triterpenoid yang terlarut didalam pelarut n-
Rendemen ekstrak kental metanol biji heksana tidak menurunkan kadar hormon
pepaya yang didapatkan sebesar 9,02%. testosteron. Fraksi metanol biji pepaya mampu
Rendemen fraksi n-heksana biji pepaya yang menurunkan kadar testosteron diduga karena
didapat sebesar 18,17%, sedangkan rendemen adanya alkaloid yang terkandung didalam fraksi
fraksi metanol biji pepaya yang didapat sebesar metanol sehingga dapat memberikan aktivitas
20,29%. antifertilitas [11].
Rata-rata kadar hormon testosteron pada Alkaloid yang terdapat pada biji pepaya
masing-masing perlakuan yang ditampilkan adalah carpain. Carpain merupakan alkaloid
pada Gambar 1 menunjukkan adanya bercincin lakton dengan rumus kimia
penurunan dibandingkan kelompok kontrol C14H25NO2 [12]. Alkaloid dalam biji pepaya
negatif yang hanya diberi CMC-Na 1%.
Gambar 2 menunjukkan hasil diketahui dapat menyebabkan degenerasi sel
penimbangan bobot testis, epididimis, dan sperma serta menurunkan jumlah sel
vesika seminalis dan prostat pada kelompok sperma[6].Hal ini mengindikasi bahwa gangguan
perlakuan memiliki rata-rata persen bobot organ selama proses spermatogenesis sebagai akibat
relatif berat badan yang lebih rendah dibanding dari adanya alkaloid pada biji pepaya. Alkaloid
kelompok kontrol negatif. biji pepaya juga dapat menghambat kerja
Hasil uji Post Hoc Test menunjukkan maupun perkembangan sel leydig [13]. Bila
adanya perbedaan signifikan antara kelompok kerja sel leydig terhambat maka jumlah
perlakuan ekstrak metanol dan fraksi metanol testosteron yang dihasilkan menurun sehingga
biji pepaya terhadap kontrol negatif. Uji statistik kemampuan testosteron untuk merangsang sel
One-Way Anova pada rata-rata persen bobot sertoli untuk melakukan proses
organ menunjukkan nilai p>0,05 yang memiliki spermatogenesis juga berkurang [10].
arti bahwa tidak terdapat penurunan bobot Kadar hormon testosteron pada kelompok
organ reproduksi. perlakuan fraksi n-heksana biji pepaya tidak
lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol
negatif. Kandungan triterpenoid dan steroid
Pembahasan
dalam biji pepaya tidak menghambat umpan
Hormon testosteron berpengaruh balik pada hipotalamus dan hipofisis, sehingga
terhadap aktivitas antifertilitas karena hormon pelepasan FSH dan LH berjalan normal.
testosteron merupakan hormon yang berperan Kadar hormon testosteron antara
dalam proses produksi sperma. Hormon kelompok ekstrak metanol dan fraksi metanol
testosteron mempengaruhi jumlah dan kualitas yang berbeda bila dibandingkan dengan kadar
sperma yang dihasilkan. Hormon testosteron hormon testosteron kelompok fraksi n-heksana
diperlukan pria untuk mempertahankan menandakan bahwa senyawa aktif dalam fraksi
kejantanan sehingga kadarnya diharapkan metanol dan ekstrak metanol biji pepaya lebih
dalam batas normal saat dan setelah poten sehingga kerja dari alkaloid akan lebih
menggunakan kontrasepsi [10]. optimal dalam menurunkan kadar hormon
Kadar testosteron yang lebih rendah pada testosteron.
kelompok perlakuan ekstrak metanol dan fraksi

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3), September 2014 418


Sari, et al, Pengaruh Ekstrak Metanol, Fraksi N-Heksana, dan Fraksi Metanol Biji Pepaya.....

Sebagai agen antifertilitas, ekstrak peningkatan maupun penurunan libido. Libido


metanol dan fraksi metanol biji pepaya merupakan dorongan naluri kreatif untuk
diharapkan mampu menurunkan kadar mendapatkan kepuasan seksual dan merupakan
testosteron namun masih dalam rentang normal. hal yang penting dalam kehidupan seksual pria,
Rentang normal testosteron dalam serum pria sehingga untuk dapat mempertahankan libido,
dewasa yaitu 3-10 ng/mL [16]. Testosteron kadar testosteron diupayakan untuk tetap dalam
sebagai hormon bertanggung jawab atas rentang normal [10].

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3), September 2014 419


Sari, et al, Pengaruh Ekstrak Metanol, Fraksi N-Heksana, dan Fraksi Metanol Biji Pepaya.....

Penurunan bobot organ reproduksi from:http://www.bkkbn.go.id/article_detai


menjadi indikator terjadinya gangguan pada l.php Duke JA. Chemicals in Carica
reproduksi [17]. Bobot testis yang lebih rendah papaya L. (Caricaceae) [Internet]. Fulton:
dari kontrol negatif dapat disebabkan oleh Duke’s phytochemical and
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan Ethnobotanical Databases: 1992
sel-sel spermatogenik dalam organ reproduksi [updated 2013 October 9: cited 2013
jantan. Diduga pemberian ekstrak metanol, October 13]. Available from:
fraksi n-heksana, dan fraksi metanol biji pepaya http://www.ars-grin.gov/cgi-
mengakibatkan terhambatnya perkembangan bin/duke/farmacy2.pl
sel leydig dan berkurangnya jumlah sel leydig [3] Yurnadi, Sari, Pujianto, Soeradi.
[18]. Bobot organ epididimis yang lebih rendah Pengaruh penyuntikan ekstrak biji
dibanding kontrol negatif diduga disebabkan papaya (Carica papaya L.) terhadap
penurunan jumlah spermatozoa dalam konsentrasi spermatozoa dan keadaan
epididimis [19], terdegenerasinya spermatozoa sel spermatogenik tikus jantan (Rattus
[5], adanya vakuola kosong pada epitel norvegicus) strain LMR. Maj Kedokt Ind.
epididimis, dan penurunan ukuran tubulus pada 2001; 5 (1): 19-25.
epididimis [18]. Bobot vesika seminalis dan [4] Verma RJ, Chinoy NG. Effect of papaya
prostat dari pada kontrol negatif diduga akibat seed extract on microenvironment of
rendahnya kadar testosteron yang cauda epididymis. Asian J Androl. 2001;
menyebabkan terhambat spermatogenesis 3.
dalam testis dan mengganggu perkembangan [5] Udoh P, Essien I, Udoh F. Effects of
struktur vesika seminalis serta produksi sel Carica papaya (paw-paw) seed extract
prostat [20]. on the morphology of pituitary-gonadal
axis of male wistar rats. Phytoth Res.
Simpulan dan Saran 2005; 19: 1065-1068.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat [6] Lohiya, Manivannan, Mishra, Pathak,
disimpulkan bahwa ekstrak metanol dan fraksi Sriram, Bhande, Panerdoss. Chloroform
metanol biji pepaya dengan dosis 100 mg/kg BB extract of Carica papaya seeds induces
berpengaruh terhadap penurunan kadar hormon long-term reversible azoospermia in
testosteron, namun penurunan tersebut masih Langur monkey. Asian J Androl. 2002; 4
dalam rentang normal testosteron dalam tubuh. (1): 17-26.
Berdasarkan hasil pengamatan maka penulis [7] Lohiya MK, Manivannan B, Goyal,
menyarankan adanya penelitian lebih lanjut Ansari. Sperm motility inhibitory effect of
tentang pengaruh terhadap perilaku seksual dan the benzene chromatographic fraction of
dilakukan skrining atau isolasi untuk mengetahui the chloroform extract of the seeds of
senyawa aktif yang berpengaruh terhadap Carica papaya in Langur monkey
penurunan kadar hormon testosteron. (Presbytis entellus). Asian J Androl.
2008; 10: 298-306.
Ucapan Terima Kasih [8] Sukadana IM, Santi SR, Juliariti NK.
Aktivitas antibakteri senyawa golongan
Ucapan terima kasih ditujukan kepada triterpenoid dari biji pepaya (Carica
DIKTI yang telah mendanai penelitian ini melalui papaya L.). J Kimia. 2008; 2(1): 15-18.
Program Hibah Bersaing 2013. [9] Guyton AC, John E. Buku ajar fisiologi
kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Daftar Pustaka Kedokteran EGC; 1997.
[1] Badan Kependudukan dan Keluarga [10] Satriyasa BK, Pangkahila WI. Fraksi
Berencana Nasional [Internet]. Jakarta : heksan dan fraksi metanol ekstrak biji
Badan Kependudukan dan Keluarga pepaya muda menghambat
Berencana Nasional; 2013 [cited 2014 spermatogonia Mencit (Mus Musculus)
January 10] Available from : Jantan. J Veteriner. 2010; 11 (1): 36-40.
tp://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx? [11] Burdick EM. Carpaine an alkaloid of
BeritaID=829 ht Carica papaya its chemistry and
[2] Sumaryati A. Tahun ini KB laki-laki pharmacology. Economic botany. 1971;
mulai digalakkan [Internet]. Jakarta: 24 (4): 363-365.
2004 [cited 2014 March 1] Available [12] Udoh P, Kehinde A. Studies on
antifertility effect of pawpaw seeds

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3), September 2014 420


Sari, et al, Pengaruh Ekstrak Metanol, Fraksi N-Heksana, dan Fraksi Metanol Biji Pepaya.....

(Carica papaya) on the gonads of male [17] Lohiya NK, Mishra PK, Pathak N,
albino rats. Phytoth Res. 1999; 13 (3): Manivannan B, Bhande SS, Panerdoss
226-228. S, Sriram S. Efficay trial of purified
[13] Lohiya NK. Contraceptive evaluation compounds of the seeds of Carica
and toxicological study of aqueous papaya for male contraception in albino
extract of the seeds of Carica papaya in rat. Reprod Toxicol. 2005; 20 (1): 135-
male rabbits. J Ethn. 2000; 70: 17-27. 48.
[14] Lohiya NK, Sharma OP. Effects of [18] Pathak N, Mishra PK, Manivannan B,
cyproterone acetate with combination of Lohiya NK. Sterility due to inhibition of
testosteron enanthate on seminal sperm motility by oral administration of
characteristics, androgenisity and clinical benzene chromatographic fraction of
chemistry in Langur monkey. thechloroform extract of the seeds of
Contraception. 1983; 28: 575-86. Carica papaya in rats. Phytomedicine.
[15] Bella A, Tom F. Smith’s General 2000; 7: 325-333.
Urology Male Sexual Dysfunction. [19] Gonzales, GF. Function of seminal
California: Mc Graw Hill Companies; vesicle and their role on male fertility.
2008. Asian J Androl. 2001; 3.
[16] Zenick, Clegg. Principles and methods
of toxicology. New York: Raven Press;
1989.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3), September 2014 421

Anda mungkin juga menyukai